ABSTRACT
Moluccas Islands which is rich of spices has become an appeal for the foreign trades to
come make a trades of spices. The first foreign traders who visited the Moluccas Island are muslim
Arab traders. The entry of Islam into Jaillolo is marked by the existence of ancient gravestone in the
Village of Galala and Gam Lamo. This paper aims to describe the process of entry through the
variatons of ancient gravestone in Jailolo. This preliminary study used descriptive method of
analysis.
ABSTRAK
Kepulauan Maluku yang kaya akan rempah-rempah telah menjadi daya tarik bagi para
pedagang asing untuk datang dan berdagang rempah-rempah. Pedagang asing yang pertama
mendatangi Kepulauan Maluku adalah pedagang Arab muslim. Masuknya Islam ke Jailolo ditandai
dengan keberadaan nisan-nisan kuno di Desa Galala dan Gam Lamo. Tulisan ini bertujuan untuk
mengetahui proses masuknya Islam melalui variasi nisan kuno di Jailolo. Penelitian awal mengenai
peninggalan arkeologi Islam di Jailolo ini menggunakan metode deskriptif analisis.
Nisan Kuna di Jailolo: Bukti Perkembangan Islam Abad ke-18 di Maluku Utara; 195
(Laila Abdul Jalil)
PENDAHULUAN Indonesia sebagai penyebar Islam
Penelitian dan diskusi pertama. Baru kemudian disusul oleh
mengenai masuk dan orang Arab, kebanyakan keturunan
berkembangnya Islam di Indonesia nabi Muhammad Saw yang ditandai
masih sangat terbuka luas. Selama dari pemakaian gelar Sayyid dan
ini penelitian mengenai sejarah Syarif, mereka menyempurnakan
perkembangan Islam di Indonesia penyebaran Islam di Nusantara.
lebih banyak difokuskan di wilayah (Azra,1995:24).
Indonesia Barat dan hanya sedikit Islam di Maluku Utara erat
minat peneliti untuk melakukan kaitannya dengan pedagang Arab
penelitian di wilayah Indonesia Timur. yang datang ke Kepulauan Maluku,
Ini mungkin disebabkan karena yang mereka juluki dengan Jazirah
masih minimnya informasi mengenai al-Muluk, negeri para raja (Ricklefs:
peninggalan kepurbakalaan Islam di 2008, 45). Menurut penjelasan yang
wilayah Indonesia Timur. Dalam didapat dari pihak keluarga kedaton
tulisan ini penulis tidak menggunakan Ternate, disebut dengan istilah
istilah Maluku Utara namun Jazirah al-Muluk karena Kepulauan
menggunakan kata Maluku karena Maluku terbagi atas 4 kerajaan yakni
Maluku Utara baru terbentuk pada Jailolo, Bacan, Tidore, dan Ternate.
tahun 1999 yang merupakan hasil (Ricklefs, 2008:142). Menurut pihak
pemekaran dari Propinsi Maluku kedaton, Kepulauan Maluku adalah
berdasarkan Undang-Undang No. 46 daerah pertama yang disinggahi oleh
Tahun 1999 tanggal 4 Oktober 1999 pedang Arab sehingga mereka
dan diresmikan pada tanggal 12 berkeyakinan bahwa Islam pertama
Oktober 1999 dengan ibukota di berkembang di Kepulauan Maluku
Sofifi. Utara.
Sejumlah sarjana Barat Van Fraassen seperti yang
terutama Belanda memegang teori dikutip oleh Adnan Amal dalam
bahwa asal muasal Islam di bukunya Kepulauan Rempah-
Nusantara adalah dari Anak Benua Rempah; Perjalanan Sejarah Maluku
India, bukannya Persia atau Arabia. Utara 1250-1950 mengemukanan,
Pijnapell mengaitkan asal muasal bahwa nama Maluku telah dicatat
Islam di Nusantara dengan wilayah dalam kitab Nagarakertagama
Malabar dan Gujarat. Menurutnya, sebagai Maloko yang diadopsi dari
orang-orang Arab bermazhab Syafi’i pedagang Arab yang datang
bermigrasi dan menetap di India, berniaga ke Kepulauan Maluku.
kemudian membawa pengaruhnya (Amal, 2010: 5)
ke Nusantara. Teori ini Walau pun orang Arab yang
dikembangkan oleh Snouck pertama kali singgah ke Maluku,
Hurgronje yang berpendapat bahwa namun catatan mengenai Kepulauan
ketika Islam sudah mapan di kota Maluku pertama kali disebutkan oleh
pelabuhan Anak Benua India, muslim para ahli geografi Tiongkok dalam
Deccan, yang tinggal di sana sebagai Sejarah Dinasti Tang (618-906) yang
pedagang perantara dalam menyebut Kepulauan Maluku dengan
perdagangan Timur Tengah dengan Mi-li-kiu dan digunakan untuk
Nusantara datang ke dunia Melayu- menentukan posisi Pulau Bali. Dalam
1
Moti Verbond adalah perjanjian yang kesultanan di Kepulauan Maluku
mengatur pembagian wilayah di antara 4 (Abdulrahman, 2013: 22)
Nisan Kuna di Jailolo: Bukti Perkembangan Islam Abad ke-18 di Maluku Utara; 197
(Laila Abdul Jalil)
Pertanyaan besar mengenai
temuan nisan kuno di Jailolo adalah
bagaimana variasi nisan kuno di
Jailolo?
METODE
Penelitian awal ini bertujuan
untuk mengetahui proses masuknya
Islam melalui tipologi nisan kuno
yang dijumpai di Jailolo. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif
analisis dimana nantinya nisan-nisan
kuno di Jailolo akan dianalisa
berdasarkan bentuk dan ornamen.
Pengumpulan data dilakukan melalui
teknik survei permukaan dan
mengklasifikasikan temuan
permukaan berupa nisan-nisan kuno
serta fragmen keramik asing. Selain Gambar 1. Letak Jailolo, Ibukota Kabupaten
itu, studi pustaka digunakan untuk Halmahera Barat
melengkapi informasi mengenai (Sumber: Google Earth)
sejarah masuknya Islam ke
Kepulauan Maluku terutama ke Pada masa lalu, Jailolo
Jailolo. Data dari hasil survei merupakan bagian dari Provinsi
kemudian dianalisis dengan Maluku sebagai sebuah kota
membandingkan temuan nisan yang kabupaten. Maluku yang dikenal
ada di Jailolo dengan nisan-nisan sebagai penghasil rempah-rempah
kuno yang ada di Aceh. (spice islands) banyak dikunjungi
oleh pedagang asing. Jauh sebelum
kedatangan bangsa Eropa,
HASIL PENELITIAN Kepulauan Maluku banyak disinggahi
oleh pedagang Arab. Selain itu,
Kepulauan Maluku juga disinggahi
oleh pedagang dari daerah Jawa,
Melayu, Makassar, Cina, dan Gujarat
dengan tujuan untuk berdagang
rempah-rempah terutama cengkeh
dari Tidore dan Ternate di Maluku
Utara serta pala di Pulau Banda,
Kabupaten Maluku Tengah.
Pulau Jailolo merupakan
wilayah yang berbentuk seperti
lengan panjang. Salah satu sisinya
berseberangan dengan Ambon dan
Seram sedangkan sisi lainnya
terbentang hingga ke utara
Kepulauan Morotai. Semua
penduduknya pada masa lalu
menjalankan tradisi Pagan. Pulau ini
memiliki banyak makanan dan
Nisan Kuna di Jailolo: Bukti Perkembangan Islam Abad ke-18 di Maluku Utara; 199
(Laila Abdul Jalil)
Kepulauan Maluku salah satunya
dapat dilihat di Pulau Ternate,
terdapat permukiman orang Arab
yang mendiami Kampung Muhajirin.
Selain orang Arab, proses
Islamisasi juga ditandai degan
adanya kunjungan Sultan Ternate
(Zainal Abidin) ke Gresik. Hubungan
Jawa dengan Maluku memperlancar
proses Islamisasi di Kepulauan
Maluku. Jailolo merupakan kerajaan
Islam tertua di Maluku yang berdiri
pada tahun 1321 yang meliputi
sebagian Halmahera dan pesisir
Pulau Seram. Namun dalam
perkembangan Islam di Kepulauan
Maluku, Ternate, Tidore, dan Bacan
jauh lebih pesat. Hal ini karena
jumlah penduduk di ketiga pulau
tersebut jauh lebih banyak.
Masuknya pengaruh Islam ke
Kepulauan Maluku menyisakan data-
data arkeologis berupa nisan-nisan
kuno terutama di Jailolo yang Gambar 2. Nisan Gam Lamo 1
tersebar di enam titik yang tersebar di (Sumber: Dokumen Pribadi, 2016)
Desa Galala, Desa Gam Ici, dan
Desa Gam Lamo, Jailolo. Nisan kuno di titik pertama
Berdasarkan tipologi, nisan kuno di berada di Desa Gam Lamo,
Jailolo berbentuk pipih dan balok. Kabupaten Jailolo. Nisan kuno di
Ornamen pada nisan berupa kaligrafi Jailolo seperti halnya nisan kuno
dan flora berbentuk bunga serta masa Islam yang ditemukan di
suluran. Kaligrafi yang sudah berhasil daerah lain juga memiliki kaligrafi.
terbaca adalah ayat Kursi yang Salah satu nisan kuno ditemukan di
dijumpai pada nisan di Desa Gam desa Gam Lamo (Nisan Gam Lamo
Lamo. Beberapa nisan lainnya 1). Nisan ini memiliki ukuran tinggi
dijumpai kaligrafi namun belum 160 cm dan lebar 80 cm. Berbentuk
berhasil terbaca. Bentuk-bentuk pipih dengan bagian kepala nisan
nisan tersebut adalah: berbentuk seperti buah delima.
Nisan Kuno I, Desa Gam Lamo
Nisan Kuna di Jailolo: Bukti Perkembangan Islam Abad ke-18 di Maluku Utara; 201
(Laila Abdul Jalil)
kubur Daeng Muda (Mad) telah
pulang bulan Ramadhan Sanah
1214.2
Berlokasi di dekat masjid
sultan yang pertama di Desa Gam
Lamo. Nisan berbentuk pipih dengan
sedikit penataan pada bagian bahu
nisan dan bagian puncak nisan
dibuat meruncing. Kondisi nisan di
dekat masjid kedaton tidak terawat
dan seperti terlupakan. Beberapa
nisan dalam kondisi berantakan.
Hanya yang di bagian dalam pagar
nisan yang terbuat dari susunan batu
dan semen saja masih terlihat sedikit
terawat. Ornamen yang dijumpai
antara lain kaligrafi serta pola
geometris bentuk lingkaran bulat dan
Gambar 5. Bagian Kaki Nisan Gam Lamo 2
yang Sudah Patah.
(Sumber: Dokumen Pribadi, 2016)
2
Hasil yang dibaca oleh Masykur
Syafruddin, alumni UIN Ar-Raniry Banda
Aceh.
Nisan Kuna di Jailolo: Bukti Perkembangan Islam Abad ke-18 di Maluku Utara; 203
(Laila Abdul Jalil)
dan kayu-kayu yang wangi bermukim di Ternate, Bacan, dan
(Ambary,1998: 149). Tidore. (Amal, 2010: 238).
Berita awal mengenai Bangsa Arab sebagai
hubungan Timur Tengah dengan pendatang pertama ke Kepulauan
Nusantara diperoleh dari sumber- Maluku untuk berdagang rempah-
sumber Cina dan Arab. Sejarawan rempah menjadi pembuka jalan bagi
Arab seperti Al-Ya’qubi, Abu Zayd, bangsa asing lainnya untuk
dan Al-Mas’udi menulis tentang menguasai pusat rempah-rempah
Nusantara namun kandungannya yang pada masanya menjadi
lebih kepada cerita-cerita pelayar komoditi perdagangan unggulan.
Arab mengenai hal-hal aneh dan Kedatangan bangsa Arab ke
mistis. Pengembara Arab yang Kepulauan Maluku menyebabkan
datang kemudian seperti Ibnu terjadinya proses konversi agama
Battutah mendeskripsikan Nusantara masyarakat lokal ke Islam.
secara akurat dan otentik Tidak dapat dipungkiri bahwa
(Azyumardi, 1995: 37). Selat Malaka juga memiliki peranan
Kitab Nagarakertagama yang besar terhadap masuk dan
ditulis pada pertengahan abad ke-14 berkembangnya Islam di Nusantara
menyebutkan nama-nama tempat khusunya ke Kepulauan Maluku.
yang dapat ditelusuri kembali di Selat Malaka memainkan peran
pulau-pulau sebelah timur yang pada penting dalam posisi strategis
masa lalu dikunjungi oleh pedagang- sebagai pintu masuk jalur
pedagang dari kerajaan Hindu-Jawa perdagangan internasional pada
dan kerajaan sebelumnya. masanya. Melalui Selat Malaka,
Keberadaan orang-orang asing di pedagang-pedagang dari Arab, Cina,
Kepulauan Maluku juga dapat dilacak dan terakhir Eropa menjelajah
dari legenda Soya dan Lutong di Nusantara dalam rangka mencari
Ambon serta nama keluarga seperti sumber rempah-rempah. Peran
Latu-Halat, Raja Barat, Maspaitela Sunan Giri sangat penting dalam
(keluarga besar dari Majapahit), proses Islamisasi di Maluku. Sultan
Telaga Kodok (nama permukiman Zainal Abidin terkenal sebagai Raja
pertama orang Jawa), nama tempat Bulawa, Raja Cengkih karena
Luhu (dari Luwu Sulawesi) (Daliman, membawa bulawa (cengkih) ke Giri
2012: 208). ketika menuntut agama Islam.
Bukti tentang kehadiran Sekembali dari Jawa, ia membawa
bangsa Arab ke Maluku disebutkan serta seorang mubaligh yang
oleh Tome Pires dalam karyanya bergelar Tunubahul dan
Suma Oriental menyatakan bahwa mengembangkan Islam di Maluku.
Islam telah masuk ke Maluku sekitar Berita Portugis juga mengungkapkan
tahun 1459-1460. Berita Portugis hubungan antara Jawa dengan
menyebutkan jika Islam telah hadir di Maluku. Menurut Tome Pires, Raja-
Maluku pada tahun 1486 saat raja Maluku mulai masuk Islam
wafatnya Kaicil Marhum dan sekitar tahun 1460-1545. Dikatakan
digantikan oleh Zainal Abidin. De pula bahwa Raja di Maluku
Clerq menyebutkan bahwa pada menggunakan gelar sultan,
awal abad ke-14 masa pemerintahan sedangkan lainnya hanya
Sida Arif Malamo di Ternate (1322- menggunakan gelar raja. Masyarakat
1331) dan Kaicil Sele di Tidore serta muslim juga dijumpai di Banda, Hitu,
Sida Hasan di Bacan, telah banyak Makyan, dan Bacan (Daliman, 2012:
orang Jawa, Cina, Arab, serta Melayu 211).
Nisan Kuna di Jailolo: Bukti Perkembangan Islam Abad ke-18 di Maluku Utara; 205
(Laila Abdul Jalil)
buah yang disebutkan di dalam al- Berdasarkan hasil penelitian
qur’an surah Ar-Rahman ayat 68 yang dilakukan, diketahui bahwa
adalah buah delima sebagai nisan-nisan kuno berbentuk pipih.
makanan bagi penghuni surga (Jalil, Ornamen yang umum digunakan
2015: 283). adalah kaligrafi, sulur-suluran, dan
bentuk geometris dengan penataan
pada bagian bahu dan kepala nisan.
KESIMPULAN Kaligrafi yang ada pada nisan berisi
Salah satu teori mengenai inskripsi ayat Kursi. Jika
proses masuk dan berkembangnya dibandingkan dengan nisan-nisan
Islam di Nusantara menyebutkan yang ada di Aceh, bentuk nisan pipih
tentang peranan pedagang Arab seperti yang ada di Jailolo berasal
sebagai pembawa Islam. Teori ini dari abad ke-18. Hal ini sejalan
dapat dibuktikan dari peninggalan dengan temuan nisan di Desa Galala
nisan kuno di Jailolo. Masuk dan dan Gam Lamo.
berkembangnya Islam di Jailolo tidak
terlepas dari peranan pedagang Arab
yang datang ke Kepulauan Maluku SARAN
pada masa lampau dalam rangka Nisan-nisan kuno yang
mencari rempah-rempah. Selain dijumpai di Jailolo merupakan data
membawa pengaruh Islam, arkeologis yang memiliki nilai penting
kedatangan pedagang Arab ke dan harus dilestarikan
Kepulauan Maluku menjadi pembuka keberadaannya. Tujuannya agar
jalan bagi pedagangan asing lainnya sejarah dan perkembangan Islam di
yakni Cina dan Eropa. Jailolo semakin terungkap terutama
Dari sumber-sumber berita aspek-aspek perdagangan, ekonomi,
asing diketahui bahwa Islam mulai sosial masyarakat, serta
masuk ke Maluku pada abad ke-14. perkembangan Islam di Jailolo pada
Hubungan Kepulauan Maluku masa lampau. Pemasangan cungkup
dengan Jawa pada masa lampau sangat dibutuhkan guna melindungi
terutama Kesultanan Ternate masa nisan-nisan terutama yang
pemerintahan sultan Zainal Abidin mengandung inskripsi agar informasi
yang mendalami Islam ke Giri turut penting menyangkut aspek
memberi andil bagi perkembangan perkembangan Islam di Jailolo tidak
Islam di Kepulauan Maluku. hilang akibat faktor cuaca dan iklim.
Inskripsi yang terdapat pada salah Sudah saatnya penelitian
satu nisan kuno di Jailolo Islam di Kepulauan Maluku Utara
mengindikasikan adanya peranan digiatkan guna mengungkap lebih
bangsawan Bugis dalam proses banyak lagi aspek-aspek arkeologi
penyebaran Islam pada masa Islam di Nusantara. Penelitian
selanjutnya. Angka tahun 1214 H jika arkeologi Islam di wilayah Indonesia
dikonversi ke tahun masehi akan bagian timur masih terbuka lebar
diperoleh angka 1794 M (abad ke- mengingat selama ini perhatian
18). Berdasarkan angka tahun ini peneliti terutama di bidang arkeologi
dapat disimpulkan bahwa pada abad Islam belum terfokus ke wilayah
ke-18 bangsawan yang berasal dari timur. Potensi data peninggalan
Bugis memiliki peran besar dan arkeologi Islam yang cukup besar
kedudukan penting yang ditandai dari terutama di wilayah Jailolo
pemakaian batu nisan berukir. diharapkan ke depannya akan
mampu mengungkapkan lebih
Nisan Kuna di Jailolo: Bukti Perkembangan Islam Abad ke-18 di Maluku Utara; 207
(Laila Abdul Jalil)
DAFTAR PUSTAKA
Jalil, Laila Abdul. 2015. Masjid-Masjid Kuno di Aceh. Banda Aceh: Balai
Pelestarian Cagar Budaya Aceh dan Sumatera Utara.
Abdulrahman, Jusuf. 2013. Kapita Selekta: Sejarah, Bahasa dan Budaya Moloku
Kie Raha. Yogyakarta: Kanisius.
Azra, Azyumardi. 1995. Jaringan Ulama: Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara
Abad XVII dan XVIII, Jakarta: Mizan.