Anda di halaman 1dari 13

Mata Kuliah : Perancangan Ruang Luar 2 Kelompok 2 :

Dosen : Putri Pandasari N. ST, MT. Robby Syahbana Batubara (180406107)


Nisa Izzatul Hafidhah (190406100)
Rahma Sari (190406102)
Ashria Nur Fadhila (190406104)
Ismi Mufita Az-Zahra Kaloko (190406110)
Athira Maisarah (190406133)

PENERAPAN ELEMEN SIRKULASI DAN PARKIR PADA KORIDOR JALAN


JUANDA, MEDAN

Studi kasus : Koridor Jalan Juanda (dari bundaran Juanda sampau Bundaran simpang RSIA
Stella Maris)

Gambar 1. Koridor Jalan Juanda (Bundaran Juanda sampai Bundaran simpang RSIA Stella Maris)
Sirkulasi dan parkir pada suatu kota berkaitan dengan aspek-aspek perancangan urban
lainnya. Menurut Hamid Shirvani, dalam merancang kota tidak terlepas dari elemen elemen
perancangan kota, yaitu perencanaan dan penataan tata guna lahan, bentuk dan massa
bangunan, sirkulasi dan parkir, ruang terbuka, jalur pedestrian, aktivitas pendukung, preservasi
dan signade atau penanda di ruang kota. Oleh sebab itu, sirkulasi dan parkir kota tidak dapat
dilepaskan dari aspek-aspek urban dimaksud.

Penataan sirkulasi dan parkir juga tidak terlepas dari penataan penampilan visualnya.
Seperti penataan vegetasi di sekitar area sirkulasi, penataan parkir, fasilitas fasilitas yang
mendukung dan memadai untuk siapa saja dengan mudah menggunakan fasilitas tersebut.
Dengan begitu area sirkulasi dapat memberikan kenyamanan bagi siapa saja. Dengan penataan
dan perencanaan yang baik, area sirkulasi ini seperti untuk pejalan kaki dapat digunakan secara
maksimal.

Sistem sirkulasi kota sebagai suatu sarana pergerakan manusia dan barang dari suatu
tempat ke tempat lainnya pada dasarnya merupakan media transportasi, sedangkan parkir
sebagai tempat pemberhentian kendaraan. Pada pembahasan elemen sirkulasi dan parkir,
penjelasan akan dibagi menjadi 5 kawasan seperti gambar dibawah ini :

1 5
2 3 4

Gambar 2. Pembagian Penjelasan Elemen Sirkulasi dan Parkir di Koridor Juanda, Medan
PEMBAHASAN BAGIAN 1 : ( dari area Bundaran Juanda sampai Simpang Jl. Karim MS.)

Gambar 3. Area Bundaran Juanda dan Jl. Ir. H. Juanda (Bagian 1)

• Sirkulasi
Jl. Ir. H. Juanda memiliki sirkulasi 2 arah. Pada area ini jalur sirkulasi untuk kendaraan
dan pejalan kaki dipisah antara satu sama lain. Sirkulasi di kawasan Jalan Juanda pada bagian
ini tergolong sedang menuju lancar dikarenakan aktivitas di sekitar sini tidak begitu ramai yang
terdiri dari bangunan komersial, rumah tinggal, dan juga lahan kosong.

Gambar 4. Kepadatan Sirkulasi Kendaraan pada Area Bundaran Juanda dan Jl. Ir. H. Juanda

Seperti pada gambar 3, sirkulasi kendaraan tergolong cukup padat pada area bundaran
menuju Jalan Juanda (garis orange) dikarenakan bundaran ini merupakan pertemuan dari 3
jalan yang menyebabkan kondisi disekitar bundaran ini cukup ramai oleh kendaraan. Setelah
bundaran juanda sirkulasi mulai lancar kembali (garis hijau). Hal ini dikarenakan jalan juanda
tergolong lebar dan diberi separator jalan antara 2 jalur.
Keterangan :
: Area Parkir

: Lahan Kosong

: Bangunan

: Trotoar

Gambar 5. Arah Sirkulasi Kendaraan pada Area Bundaran Juanda dan Jl. Ir. H. Juanda

Ruang kota di area bundaran juanda dan Jl. Ir. H. Juanda merupakan jalur jalan raya
dengan sirkulasi 2 arah dan jalur pejalan kaki (berupa trotoar) yang terletak di sepanjang
pinggir jalan tersebut. Jl. Ir. H. Juanda memiliki lebar ±14 meter dan lebar trotoar ±3 meter.
Jalur sepanjang Jl. Ir. H. Juanda digunakan untuk aktivitas sirkulasi kendaraan dan aktivitas
pejalan kaki. Pejalan kaki memanfaatkan trotoar yang terdapat disepanjang jalan pada daerah
ini. Jalur pejalan kaki pada area ini bisa dikatakan kurang memadai karena jalurnya yang sempit
dan dibeberapa bagian tidak dapat dibedakan antara area untuk vegetasi dengan jalur pejalan
kakinya.

Gambar 6. suasana trotoar (kiri) dan Jalan (kanan) pada Area Bundaran Juanda dan Jl. Ir. H. Juanda

• Parkir
Fasilitas parkir pada sekitaran jalan juanda ini berupa off street parking, yaitu
menggunakan tempat lain diluar area badan jalan. Oleh karena itu masing-masing site di area
ini harus memiliki lahan parkirnya sendiri. Hal ini bertujuan agar sirkulasi kendaraan tidak
terhambat dan menimbulkan kemacetan.

Gambar 7. Contoh Area Parkir Pada Site Bangunan (Off Street Parking)
PEMBAHASAN BAGIAN 2 : (dari area Simpang Jl. Karim MS sampai Jl.Slamet Riyadi)

Gambar 8. Area Jl. Ir. H. Juanda (Bagian 2)

• Sirkulasi
Pada ruang sirkulasi jalan Ir. H. Juanda khususnya kawasan ini banyak dilewati
berbagai macam kendaraan seperti sepeda motor, mobil, bus , dan lainnya. Lebar jalan utama
±14 meter, dengan tipe jalan empat jalur dua arah terbagi (4/2D). Sirkulasi di jalur sisi barat
paling padat berlangsung pada pagi hari kerja pukul 07.00 sampai pukul 09.00. Jalur jalan raya
selain juga digunakan untuk aktivitas pejalan kaki karena jalur jalan raya tersebut memiliki
trotoar dengan lebar sekitar 3 m.

Gambar 9. Suasana Area Jl. Ir. H. Juanda (Bagian 2)

Sirkulasi di kawasan jalan Juanda bagian ini terbagi atas beberapa sirkulasi diantaranya
jalur utama yang digunakan atau jalan arteri primer pengendara untuk menuju lokasi-lokasi
yang akan dituju, serta jalan arteri sekunder yaitu seperti Jalan Kasim Ms dan Jalan Slamet
Riyadi dengan tipe jalan dua lajur satu arah (2/1). Pada dua jalur koridor ini bahu jalan dengan
lebar 1,25 m sebelah kiri dan 1,40 sebelah kanan digunakan untuk area parkir.
Gambar 10. Suasana Jalan Karim MS (kiri) ; Suasana Jalan Slamet Riyadi (kanan)

• Parkir
Sama seperti area sebelumnya, Area-area parkir pada kawasan ini terdapat pada setiap
bangunan komersil yang ada. Sehingga di sepanjang jalan ini tidak ditemukan kendaraan yang
parkir pada bahu jalan.

Gambar 11. Area Parkir Pada Bangunan CIMB Niaga – Juanda


PEMBAHASAN BAGIAN 3 : (dari area Simpang Jl. Slamet Riyadi sampai Jl.Chairil Anwar)

Gambar 12. Area Jl. Ir. H. Juanda (Bagian 3)

• Sirkulasi
Jalan Ir. H. Juanda pada area ini cukup sepi, tidak ada pedagang yang berjualan di
pinggir jalan. Umumnya bangunan di jalur ini merupakan rumah tinggal dengan pagar, rumah
tinggal mixed use, kantor, dan bank. Jalanan yang lebarnya sekitar ±14 meter ini memilliki
trotoar dan dintara lajur kanan dan lajur kiri kendaraan terdapat trotoar pembatas jalan.

Gambar 13. Suasana Area Jl. Ir. H. Juanda (Bagian 3)

Jalan area ini memilliki trotoar pembatas jalan dintara lajur kanan dan lajur kiri
kendaraan. Sehingga pengendara di lajur kanan maupun lajur kiri dapat tetap berkendara di
jalur masing masing tanpa adanya saling serobot melawan arus yang akan menyebabkan
kemacetan bahkan kecelakaan. Namun pembatas jalan di area ini sangat panjang dan tidak
memiliki ujung yang strategis, sehingga pengendara yang ingin berbelok (saat pertigaan) harus
berkendara lebih jauh sampai menemukan ujungnya. Kendaraan umum yang melintasi jalanan
ini tidak memiliki tempat khusus untuk berhenti yang kemungkinan akan menghalangi
pengendara lain saat kendaraan umum itu berhenti untuk menurunkan penumpang.

Gambar 14. Panjang Trotoar Area Jl. Ir. H. Juanda (Bagian 3)

Jalanan ini juga tidak memiliki jalur khusus untuk pengendara sepeda. Pengendara
sepeda akan bercampur dengan pengendara bermotor yang akan melemahkan sirkulasi karena
kecepatan antara motor dan sepeda yang berbeda. Fasilitas pedestrian pada Jl. Ir. H. Juanda
tidak memiliki fasilitas yang optimal. Area jalan ini memiliki pedestrian yang hanya bisa dilalui
1-2 orang. Pedestrian ini tidak memiliki tanda jalan/jalur bagi tunanetra dan tidak cukup lebar
untuk kursi roda. Walaupun begitu pedestrian ini tidak ditemukan pedagang kaki lima yang
berjualan bebas di area ini, sehingga pejalan kaki pemiliki jalur sirkulasi yang baik tanpa
terhalang.

Gambar 15. Suasana Pedestrian Area Jl. Ir. H. Juanda

• Parkir
Di sepanjang jalan ini tidak memiliki area parkir khusus. Karena area ini dapat
dikatakan seperti perumahan/perkantoran yang memiliki halaman yang memadai, jadi pemilik
kendaraan bermotor akan parkir di area halaman milik mereka. Namun tidak dapat dipungkiri
pemilik kendaraan yang hanya akan singgah kemungkinan akan parkir bebas di sisi jalan yang
akan menyebabkan kemacetan ringan karena mengurangi lebar jalan.
PEMBAHASAN BAGIAN 4 : (dari area simpang Jl. Chairil Anwar sampai Jl. Gurilla)

Gambar 16. Area Jl. Ir. H. Juanda (Bagian 4)

• Sirkulasi
Sirkulasi kendaraan sepanjang jalan Ir.H.Juanda dari simpang Jl.chairil anwar sampai
simpang jalan gurilla cukup padat dan macet. Hal ini dikarenakan terdapat perempatan jalan,
yaitu Jalan Imam Bonjol yang merupakan jalan besar, sehingga kemacetan sering terjadi. Jalan
yang lebarnya sekitar ±14 meter ini memilliki trotoar pembatas jalan dintara lajur kanan dan
lajur kiri kendaraan. Akan tetapi jalanan ini juga tidak memiliki jalur khusus untuk pengendara
sepeda. Pengendara sepeda akan bercampur dengan pengendara kendaraan lainnya yang akan
melemahkan sirkulasi karena kecepatan antara motor dan sepeda yang berbeda.

Gambar 17. Suasana Perempatan Jalan Imam Bonjol


Jalur pedestrian pada area ini, merupakan jalur pedestrian yang sudah baik ,bisa dilihat
pada gambar.18 lebar pedestrian pejalan kaki dan vegetasi seimbang, akan tetapi sirkulasi
pejalan kaki di area ini jarang sekali ditemukan, dikarenan minat berjalan kaki warga medan
sangat sedikit sehingga jarang sekali jalur pedestrian didaerah ini terpakai. Area jalan ini
memiliki pedestrian yang hanya bisa dilalui 1-2 orang. Pedestrian ini tidak memiliki tanda
jalan/jalur bagi tunanetra. Walaupun begitu pedestrian ini tidak ditemukan pedagang kaki lima
yang berjualan bebas di area ini, sehingga pejalan kaki pemiliki jalur sirkulasi yang baik tanpa
terhalang.

• Parkir
Sama seperti area sebelumnya, di area ini juga parkir terdapat di dalam tapak masing-
masing bangunan.

Gambar 18. Pedestrian disekitar Jalan Juanda

Gambar 19. Area Parkir di Tiap Masing - masing Site Bangunan


PEMBAHASAN BAGIAN 5 : (dari area simpang Jl. Gurilla sampai Bundaran RSIA Stella)

Gambar 20. Area Jl. Ir. H. Juanda (Bagian 5)

• Sirkulasi

Gambar 21. Arah Sirkulasi Jl. Ir. H. Juanda Bagian 5

Keterangan :
: Bangunan : Sirkulasi Kendaraan
: Ruang Terbuka Hijau : Sirkulasi Pejalan Kaki
: Area Parkir
: Jalan Primer

Area sirkulasi kendaraan pada jalan utamanya merupakan dua arah dan juga tidak ada
kemacetan, arus kendaraan berjalan baik pada area ini.

Gambar 22. Keadaan jalan di lokasi (Bagian 5)


Jika diperhatikan, pada beberapa area, bagian sirkulasi pejalan kaki (Trotoar) terlihat
sangat kurang dalam pembangunannya. Area sirkulasi pejalan tampak terlalu sempit dan
jalurnya tidak terlihat bedanya dengan area vegetasi yang menjadi batas antar area sirkulasi
pejalan (trotoar) dengan area sirkulasi kendaraan (badan jalan) sedang sisi lainnya memiliki
trotoar yang cukup lebar walaupun kurang dari sisi penghijauan terhadap batas badan jalan,

Gambar 23. Keadaan area pejalan kaki(trotoar) di lokasi (Bagian 5)

Tidak adanya jalur sepeda juga tempat pemberhentian angkutan umum yang resmi
disepanjang koridor yang kedepannya bisa menjadi masalah seperti pemberhentian angkutan
umum yang acak dapat menyebabkan kemacetan,

Gambar 24. Penataan Vegetasi di area Pejalan Kaki (Trotoar)

• Parkir
Pada penggambaran lokasi di atas (gambar.21) dapat diketahui bahwa pada area ini
penataan parkir selalu ada pada area-area depan bangunan di sekitar jalan. Area-area parkir ini
merupakan parkir off street, jenis parkir ini menggunakan tempat lain diluar area badan jalan.
Parkir ini biasanya digunakan oleh pihak-pihak ketiga seperti perkantoran, pusat perbelanjaan,
pasar, dan fasilitas-fasilitas umum dan sosial lainnya. Untuk area-area hunian jelas memiliki
parkir off street dengan memanfaatkan batas Garis Sempadan Bangunan. Pengaruh parkir
terhadap ruang untuk sirkulasi kendaraan di setiap ruas jalan menunjukkan tingkat pengaruh
yang tidak sama. Hal ini disebabkan oleh tingkat kepadatan aktivitas parkir yang berbeda-beda

Gambar 25. Parkir off-street pada lokasi (bagian 5)

Sepanjang jalan tidak ada kendaraan-kendaraan yang parkir di tepian jalan juga tidak
ada pedagang-pedagang kecil di tepi jalan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, dapat dikatakan bahwa penerapan elemen
sirkulasi dan parkir di kawasan koridor Jalan Juanda ini masih perlu dilakukan peningkatan di
beberapa bagiannya. Jalan. Ir. H. Juanda ini memiliki sirkulasi 2 arah dengan lebar jalan utama
±14 meter dan jalur pejalan kaki (berupa trotoar) yang terletak di sepanjang jalan dengan lebar
trotoar ±3 meter. Jalur pejalan kaki berupa trotoar ini sudah cukup baik karena tidak
ditemukannya pedagang kaki lima di sepanjang trotoar yang dapat mengganggu sirkulasi,
tetapi fasilitas pedestriannya yang masih kurang. Sehingga sangat sedikit ditemukan warga
yang berjalan kaki di sepanjang koridor Jalan Juanda ini.

Meskipun lebar jalan utama sudah cukup lebar dan memiliki pembagian jalur yang
jelas, tetapi karena banyaknya volume kendaraan yang melintas di bundaran Jalan Ir. Juanda
sampai bundaran RSIA Stella Maris tiap harinya menyebabkan seringnya terjadi kemacetan
arus lalu lintas khususnya pada jam ramai seperti pada saat jam pulang kantor.

Penataan parkir pada sekitaran jalan juanda ini berupa off street parking, yaitu
menggunakan tempat lain diluar area badan jalan. Oleh karena itu masing-masing site di
sepanjang koridor jalan ini harus memiliki lahan parkirnya sendiri dengan memanfaatkan batas
Garis Sempadan Bangunan. Hal ini bertujuan agar sirkulasi kendaraan tidak terhambat dan
menimbulkan kemacetan. Namun tidak dapat dipungkiri pemilik kendaraan yang hanya akan
singgah kemungkinan akan parkir bebas di sisi jalan yang akan menyebabkan kemacetan
ringan karena mengurangi lebar jalan.

Anda mungkin juga menyukai