Yang kedua, negara kota Athena sama sekali tidak mengenal birokrasi dalam pengertian
modern, karena seluruh jabatan negara dipegang oleh rakyat untuk jangka waktu yang
terbatas dengan sistem pengangkatan melalui undian. Bahkan peradilan tidak dipegang
oleh hakim khusus, tetapi oleh panel rakyat yang dipilih secara berkala yang juga
dilaksanakan melalui sistem undian. Semua jabatan dalam lembaga pemerintahan dapat
diduduki (dijabat) oleh setiap warganegara, yaitu laki-laki bebas yang telah berusia diatas
20 tahun (kecuali untuk jabatan heliaia (semacam mahkamah pengadilan) dan archon
(semacam perdana menteri), yang hanya boleh dijabat oleh warganegara laki-laki bebas
yang telah berusia lebih dari 30 tahun) tanpa memandang kekayaan, pendidikan, status
sosial, dan sebagainya, yang penunjukannya dilakukan melalui sistem undian (kecuali
para jenderal (strategos) yang ditunjuk melalui sistem pemilihan).
Ciri yang ketiga, semua pemegang jabatan pemerintahan dibatasi hanya untuk satu tahun,
dan setelah itu tidak boleh dipilih kembali, kecuali para jendral (strategos) yang boleh
dipilih kembali tanpa batas. Kiranya perlu dicatat disini, bahwa masyarakat Athena
nampaknya menyadari bahwa jabatan sebagai seorang jenderal dan panglima perang
(strategos) merupakan jabatan yang membutuhkan kualifikasi tertentu, yang keahlian dan
ketrampilannya tidak bisa dimiliki oleh setiap orang. Karena itu, mereka membedakan
masa jabatan para jenderal dan panglima perang, tidak dibatasi hanya untuk satu tahun,
tetapi boleh dipilih kembali tanpa batas waktu. Disamping itu, cara penunjukan para
jenderal dan panglima perang juga berbeda, tidak melalui sistem undian, tetapi melalui
sistem pemilihan. Hal yang sama sesungguhnya juga berlaku bagi jabatan Heliaia,
semacam jabatan hakim dalam mahkamah peradilan, yang walaupun ditunjuk
berdasarkan undian, tetapi para calon hakim harus lulus tes yang diselenggarakan oleh
Heliaia itu sendiri.
Ciri yang keempat, para pemegang jabatan, khususnya pejabat keuangan dan Heliaia
harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya setelah habisnya masa
jabatannya, sekali lagi, kecuali para jenderal dan panglima perang.
Faktor pendukung yang pertama adalah, negara Athena (yang oleh ahli ketatanegaraan
biasa disebut sebagai negara kota), luas wilayahnya (dibanding dengan luas wilayah
negara-negara modern) sangat sempit, dan jumlah penduduknyapun tidak banyak,
sehingga untuk membahas masalah-masalah penting yang memerlukan kehadiran seluruh
rakyat dimungkinkan untuk dilaksanakan. Bahkan jika pertemuan rakyat membutuhkan
ruang yang luas, maka pertemuan tersebut masih bisa mereka laksanakan dipasar.
Faktor pendukung yang kedua adalah, dinegara Athena, tidak semua penduduk berhak
ikut ambil bagian didalam pemerintahan negara. Mereka yang berhak untuk ikut ambil
bagian didalam pemerintahan negara hanyalah warganegara bebas, laki-laki dan telah
dewasa (usia diatas 20 tahun atau 30 tahun khusus untuk menduduki jabatan heliaia,
semacam lembaga peradilan, dan Archon, semacam perdana menteri). Karena yang
berhak untuk ikut ambil bagian didalam pemerintahan negara kota Athena adalah laki-
laki dewasa, maka ini berarti anak-anak yang berumur dibawah 20 tahun yang bisa jadi
jumlahnya kurang lebih seperempat dari jumlah penduduk, atau lebih kurang 75.000 oang
anak, tidak dapat ikut ambil bagian didalam pemerintahan negara.
Faktor pendukung yang ketiga adalah bahwa kebutuhan hidup masyarakat Athena
relatif sederhana, sudah bisa merasa puas dengan tingkat ekonomi yang tidak terlalu
tinggi. Mereka tidak terlalu mengejar kekayaan dan kemewahan yang berlebihan,
sehingga dengan kehidupan yang sederhana mereka sudah bersedia untuk menyisihkan
waktu untuk memikirkan dan ikut ambil bagian didalam pembahasan dan menduduki
berbagai jabatan pemerintahan. Faktor pendukung yang ketiga ini juga sudah hampir-
hampir tidak dapat dipenuhi, khususnya pada masyarakat kapitalis, dimana masyarakat
didorong untuk terus-menerus meningkatkan konsumsinya, khususnya konsumsi barang-
barang mewah, sementara mereka yang tidak bernasib baik setiap hari harus bergulat
dengan urusan mencari makan, sehingga membuat masyarakat tidak memiliki banyak
waktu untuk secara aktif ikut memikirkan seluruh permasalahan kenegaraan, apalagi
untuk ambil bagian secara aktif didalam setiap urusan kenegaraan. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, maka demokrasi langsung sebagaimana yang dilaksanakan
dinegara kota Athena dipandang tidak mungkin lagi diterapkan pada masyarakat negara
(polity) modern.
Faktor pendukung yang keempat, permasalahan yang dihadapi oleh negara kota Athena
masih sangat sederhana dan tidak sebanyak dan serumit permasalahan yang dihadapi oleh
negara modern. Karena itu, setiap warganegara dewasa yang normal, tanpa harus
mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang tinggi, dapat berpartisipasi aktif didalam
pemerintahan negara. Namun demikian, mengenai masalah ini kiranya perlu mendapat
catatan, bahwa tak adanya spesialisasi, termasuk spesialisasi keahlian dalam mengurus
masalah politik, sangat disayangkan oleh Plato. Menurut Plato, semua pekerja
mempunyai pengetahuan dan kemampuan, kecuali politisi yang tidak tahu apa-apa.
Budaya penduduk kota Athena kuno mempercayai dan menyembah dewa-dewa. Dewa
terbesar dalam kepercayaan mereka adalah Zeus yang menguasai langit dan bumi dan
bertahta di bukit Olympus, tidak heran jika di bukit Olympus terdapat kuil Zeus sisa
peninggalan zaman kuno Yunani. Namun, pada masa sekarang, agama-agama seperti
islam, Kristen, dll sudah mendominasi kepercayaan penduduk kota Athena. Dalam hal
agama, mayoritas masyarakat Yunani menganut Kristen Ortodoks Yunani. . Konstitusi
Yunani menjamin kebebadan absolute dalam beragama sehingga setiap pemeluk agama
mendapat kebebasan menjalankan ibadahnya. Pemerintah Yunani mengatakan setiap
orang yang tinggal di wilayah Yunani dapat menikmati perlindungan penuh akan
kepecayaan mereka.11 Walaupun demikian, tidak ada rumah ibadah non-kristen di
ibukota, aktivitas yang berhubungan dengan pembangunan rumah ibadah resmi harus
disetujui Gereja Ortodoks dan pemerintahan sekuler.
Bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa Yunani, namun ada juga beberapa wilayah
yang menggunakan bahasa Inggris dan Perancis. Dulunya wilayah Athena termasuk
kedalam daerah kekuasaan kekaisaran Ottoman Turki, namun pada 1830 dibantu oleh
negara Inggris, Perancis dan Rusia, Yunani berhasil mengusir kekaisaran Ottoman dari
wilayah Yunani dan Yunani dapat mendeklarasikan kemerdekaan bagi negaranya dengan
system Monarki.
Dengan azas manfaat ini, yang baik adalah yang memberikan kemanfaatan material
sebesar-besarnya kepada manusia dan yang buruk adalah yang sebaliknya. Sehingga
kebahagiaan di dunia ini tidak lain adalah terpenuhinya seala kebutuhan yang bersifat
materi, baik itu materi yang dapat diindera dan dirasakan (barang) maupun yang tidak
dapat diindera tetapi dapat dirasakan (jasa)