Anda di halaman 1dari 15

RTA 2315

TEKNOLOGI BANGUNAN 3
TUGAS 1
SURVEY LITERATUR BANGUNAN BENTANG LEBAR

Disusun Oleh :

Calvin 190406096
Edward 190406097
Rio Vinsenzo 190406098

Dosen :
Andalucia, ST., M.Sc

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan laporan survey yang berjudul “Bentang Lebar”

Laporan tugas survey ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca
mengenai pengertian bentang lebar pada umumnya dan berfokus pada struktur tenda. Selain
itu, laporan ini juga memberikan informasi mengenai struktur dari lokasi yang telah disurvey.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi nilai tugas ke-1 dari mata kuliah Teknologi
Bangunan 3 (TB 3) di Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Laporan ini diharapkan dapat menjadi acuan/pedoman untuk tugas bentang lebar selanjutnya.

Akhir kata, kami menyadari bahwa laporan survey ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat diapresiasi guna penulis menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Penulis berharap bahwa laporan ini dapat memberikan manfaat.

Medan, 4 Maret 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang
bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar secara umum
terdiri dari 2, yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang lebar
sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada
bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada.
Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang melakukan
modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap beberapa
perancangan pada sebuah sistem struktur bentang lebar.Struktur bentang lebar, memiliki
tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan lainnya.Kerumitan yang timbul dipengaruhi oleh
gaya yang terjadi pada struktur tersebut.Bangunan bentang lebar biasanya dipergunakan untuk
kegiatan-kegiatan yang membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar. Nelayan Merdeka
Walk merupakan salah satu contoh bangunan bentang lebar di Kota Medan. Struktur yang
digunakan oleh Nelayan Merdeka Walk yaitu struktur tenda.

1.2 Permasalahan
Dari latar belakang di atas dapat disimpulkan menjadi sebuah permasalahan, antara
lain:
a. Apa saja yang perlu diketahui mengenati struktur dalam merancang bangunan bentang lebar.
b. Apa saja komponen penting dalam merancang bangunan bentang lebar.
c. Bagaimana merancang bangunan berntang lebar yang sesuai dengan kaidah perancangan dan
memiliki struktur yang benar.

1.3 Tujuan
Tujuan dari laporan ini antara lain :
a. Memahami teori dan konsep dasar sistem struktur pada bangunan bentang lebar dengan
multi-aspek, antara lain; ruang dan bentuk arsitektural, teknologi, bahan dan metode konstruksi
dan kinerja teknis.
b. Memahami konsep dasar perancangan sistem struktur bangunan berbentang lebar pada
bangunan.
1.4 Manfaat
Manfaat dari laporan ini antara lain :
a. Dapat menjadi bahan ajar bagi pembaca mengenai bangunan bentang lebar, khususnya
Nelayan Merdeka Walk.
b. Dapat menjadi referensi untuk mengatasi masalah perancangan dan studi struktur bangunan
bentang lebar.
c. Dapat menjadi rekomendasi studi literatur dalam merancang bangunan berbentang lebar.

1.5 Metode Pembahasan


Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan landasan konseptual arsitektur
dengan judul bangunan bentang lebar ini adalah metode survey dan deskriptif. Metode survey
berupa hadir langsung dan menganalisa site tertentu dan mengumpulkan data sebanyak
mungkin untuk di analisis. Sedangkan metode deskriptif yaitu memaparkan, menguraikan, dan
menjelaskan mengenai hasil analisa site terhadap perencanaan dan perencangan tersebut.
BAB 2

TEORI BENTANG LEBAR

2.1 Pengertian Bentang Lebar

Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang


bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar merupakan sistem
bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang
mungkin. Bangunan bentang lebar secar umum digolongkan menjadi 2 yaitu bentang lebar
sederhana dan bentang lebar kompleks.

1. Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan
langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk
yang ada.

2. Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang
melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap
beberapa sistem struktur bentang lebar.

2.2 Fungsi Bentang Lebar

Fungsi bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang


membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan olah raga berupa
gedung stadion, pertunjukan berupa gedung pertunjukan, audiotorium dan kegiatan pameran
atau gedung exhibition.

2.3 Pengelompokan Struktur Bentang Lebar

Secara umum bangunan bentang lebar terbagi atas empat sistem struktur, yaitu :

a. Form Active Structure System

1. Cable System (Sistem Struktur Kabel)

Prinsip dasar dari struktur kabel adalah penahanan beban oleh sebuah elemen yang
berfungsi sebagai penarik. Gaya yang bekerja pada kabel adalah gaya vertikal dan gaya
horizontal dengan asumsi bahwa kabel selalu berada dalam keadaan miring. Gaya vertikal yang
bekerja pada berbagai macam jenis kabel dengan berbagai bentangan yang sama dan tinggi
yang berada adalah selalu sama, sedangkan gaya horizontalnya akan selalu berubah tergantung
tingginya. Semakin tinggi tiangnya, semakin kecil sudut kabel terhadap tiang utamanya, maka
semakin kecil gaya horizontalnya.

2. Tent System (Sistem Struktur Tenda)

Tenda atau membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban
dengan mengalami terutama tegangan tarik. (Sumber: Struktur. Daniel L. Schodek:431) .
Struktur membran sangat sensitif terhadap tekanan angin yang dapat mengakibatkan kibaran
pada permukaan dan perubahan bentuk yang terjadi. Supaya tidak terjadi kibaran, dilakukan
cara dengan memberikan tekanan dari dalam membran (internal rigid structures) dengan cara
memberikan volume dalam membran sampai pada batas maksimal yang juga didukung oleh
sistem- sistem peregangan sehingga sifat permukaan struktur membrann menjadi kaku.

3. Pneumatic System

Struktur pneumatik biasanya digunakan untuk konstruksi pneumatik khusus yang


digunakan pada gedung. Ada dua kelompok utama pada struktur pneumatik: struktur yang
ditumpu udara (air-suported structure) dan struktur yang digelembungkan udara (air-infalated
structure). Struktur yang ditumpu udara terdiri atas satu membran (menutup ruang yang beguna
secara fungsional) yang ditumpu oleh perbedaan tekanan internal kecil.
Struktur yang digelembungkan udara ditumpu oleh kandungan udara bertekanan yang
menggelembungkan elemen-elemen gedung. Volume internal udara gedung tetap sebesar
tekanan udara Struktur yang digelembungkan udara mepunyai mekanisme pikul beban yang
lain. Uadara yang ditekan digunakan untuk menggelembungkan bentuk-bentuk (misalmya
pelengkung, dinding, ataukolom) yang digunakan untuk penutup gedung. Ada dua jenis utama
dari struktur yang digelembungkan udara yang banyak digunakan, yaitu struktur rib
tergelembung dan struktur dinding rangkap. Untuk mendapat kestabilan, struktur yang
digelembungkan udara biasanya memerlukan tekanan tekanan yang lebih besar dari pada yang
dbutukkan oleh struktur yang ditumpu udara. Hal ini karena karena tekanan internal tidak dapat
langsung digunakan untuk mengimbangi beban eksternal, tetapi harus digunakan untuk

memberi bentuk pada struktur. Pada umumnya,sistem struktur yang ditumpu udara dapat
mempunyai bentang lebih besar daripada struktur yang digelembungkan.

4. Arch System

Sistem struktur busur termasuk golongan struktur funikular karena telah digunakan
bangsa Romawi dan Yunani, terutama untuk membuat bangunan yang memerlukan bentangan
yang besar/luas. Pada zaman itu maupun saat ini sistem struktur busur dibuat dengan bahan
padat yaitu batu, atau batu buatan/bata/masonry. Juga dikembangkan dengan menggunakan
bahan bangunan yang modern dari kayu, besi/baja.

Busur menggunakan sendi lebih dari tiga sudah tidak stabil laggi dan dapat
mengakibatkan keruntuhan. Oleh karena itu jika ingin memperoleh struktur busur dengan
kekuatan strukturyang baik tanpa mengalami tekuk (bending) dapat digunakan pengikat
(bracing) pada bagian dasarnya. Bahan pengikat tergantung dari dimensi ketebalan busur dan
luas bentang busur dapat dibuat dari kabel, baja, besi, kayu maupun beton.

b. Bulk Active Structure System

1. Beam System

Struktur yang dibentuk dengan cara meletakkan elemen kaku horisontal di atas elemen
kaku vertikal. Elemen horizontal (balok) memikul beban yang bekerja secara transversal dari
panjangnya dan menyalurkan beban tersebut ke elemen vertikal (kolom) yang menumpunya.
Kolom dibebani secara aksial oleh balok, dan akan menyalurkan beban tersebut ke tanah. Balok
akan melentur sebagai kibat dari beban yang bekerja secara transversal, sehingga balok sering
disebut memikul beban secara melentur. Kolom tidak melentur ataupun melendut karena pada
umumnya mengalami gaya aksial saja. Pada suatu bangunan struktur balok dapat merupakan
balok tungga di atas tumpuan sederhana ataupun balok menerus. Pada umumnya balok menerus
merupakan struktur yang lebih menguntungkan dibanding balok bentangan tunggal di atas dua
tumpuan sederhana.

2. Frame System

Frame system atau sistem struktur rangka adalah sistem struktur yang terdiri dari
batang-batang yang panjangnya jauh lebih besar dibandingkan dengan ukuran penampangnya
Bentuk kontruksi rangka adalah perwujudan dari pertentangan antara gaya tarik bumi dan
kekokohan; dan kontruksi rangka yang modern adalah hasil penggunaan baja dan beton secara
rasional dlm bangunan.

Kerangka ini terdiri atas komposisi dari kolom-kolom dan balok-balok. Unsur vertikal,
berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju tanah, sedangkan balok adalah unsur
horizontal yg berfungsi sebagai pemegang dan media pembagian lentur. Kemudian kebutuhan-
kebutuhan terhadap lantai, dinding dan sebagainya untuk melengkapi kebutuhan bangunan
untuk hidup manusia, dapat diletakkan dan ditempelkan pada kedua elemen rangka bangunan
tsb diatas.

Jadi dapat dinyatakan disini bahwa rangka ini berfungsi sebagai struktur bangunan dan
dinding-dinding atau elemen lainnya yg menempel padanya merupakan elemen yg tidak
struktural. Bahan- bahan yg dapat dipakai pada struktur ini adalah kayu, baja, beton atau lain-
lain bahan yg tahan terhadap gaya tarik, tekan, punter, dan lentur. Umtuk masa kini banyak
digunakan baja dan beton yg mampu menahan gaya-gaya tsb dalam skala besar.

3. Beam Grid and Slab System

Struktur balok grid terdiri atas balok-balok yang


saling bersilangan, dengan jarak yang relatif rapat, yang
menumpu pelat atas yang tipis. Sistem ini dimaksudkan
untuk mengurangi berat sendiri pelat, sehingga

lendutan dari pelat yang besar dapat dikurangi. Sistem ini


dinilai efisien untuk bentangan besar dan juga dapat
didesain sesuai selera.

A. Struktur Plat
(1) Struktur Plat Satu Arah

Beberapa hal perlu menjadi perhatian dalam pembahasan struktur plat satu arah, yaitu:

i. Beban Merata

Struktur plat berperilaku hampir sama dengan struktur grid.


perbedaannya adalah bahwa pada struktur plat, berbagi aksi terjadi
secara kontinu melalui bidang slab, bukan hanya pada titik

titik tumpuan.

ii. Beban Terpusat

Plat yang memikul beban terpusat berperilaku lebih rumit. Plat tersebut dapat
dibayangkan sebagai sederetan jalur balok yang berdekatan dengan lebar satu satuan dan
terhubung satu sama lain di seluruh bagian panjangnya. Karena adanya beban yang diterima
oleh jalur balok, maka balok cenderung berdefleksi ke bawah. Kecenderungan itu dikurangi
dengan adanya hubungan antara jalurjalur tersebut.

iii. Plat Berusuk

Plat berusuk adalah sistem gabungan balok-slab. Apabila slab mempunyai kekakuan
yang relatif kaku, maka keseluruhan susunan ini akan berperilaku sebagai slab satu arah, bukan
balok

balok sejajar. Slab transveral dianggap sebagai plat satu arah menerus di atas balok. Momen
negatif akan terjadipada slab di atas balok.

(2) Struktur Plat Dua Arah

Bahasan atas struktur plat dua arah akan dijelaskan berdasarkan kondisi tumpuan yang
ada, yaitu sebagai berikut:

– Plat sederhana di atas kolom

– Plat yang ditumpu sederhana di tepi-tepi menerus

– Plat dengan tumpuan tepi jepit menerus

– Plat di atas balok yang ditumpu kolom7


B. Struktur Grid

Pada struktur grid, selama baloknya benar-benar identik, beban akan sama di sepanjang
sisi kedua balok. Setiap balok akan memikul setengah dari beban total dan meneruskan ke
tumpuan. Apabila balokbalok tersebut tidak identik maka bagian terbesar dari beban akan
dipikul oleh balok yang lebih kaku. Apabila balok mempunyai panjang yang tidak sama, maka
balok yang lebih pendek akan menerima bagian beban yang lebih besar dibandingkan dengan
beban yang diterima oleh balok yang lebih panjang Besar relatif dari beban yang dipikul pada
struktur grid saling tegak lurus, dan bergantung pada sifat fisis dan dimensi elemen-elemen
grid tersebut. Pada grid yang lebih kompleks, baik aksi dua arah maupun torsi dapat terjadi.
Semua elemen berpartisipasi dalam memikul beban dengan memberikan kombinasi kekuatan

lentur dan kekuatan torsi.

C. Vector Active Structure System

1. Flat Truss System (rangka batang bidang)

Susunan elemen-elemen linear yang membentuk


segitiga atau kombinasi segitiga yang secara keseluruhan
berada di dalam satu bidang tunggal.

2. Curved Truss System

Merupakan kombinasi dari struktur rangka batang rata yang membentuk lengkungan.
Sistem struktur rangka bentang lengkung ini sering disebut juga
sistem fame work. Sistem ini dapat mendukung

beban atap smpai denganbentang 75 meter, seperti pada hanggar


bangunan pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll.

3. Space Truss System (rangka batang ruang)

Susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau


kombinasi segitiga yang secara keseluruhan membentuk volume 3
dimensi (ruang).Sering disebut juga sebagai space frame. Space
frame atau sistem rangka ruang adalah sistem struktur rangka tiga
dimensi yang membentang dua arah, di mana batang-batangnya
hanya mengalami gaya tekan atau tarik saja. Sistem tersebut merupakan salah satu
perkembangan sistem struktur batang. Struktur rangka ruang merupakan susunan modul yaang
diatur dan disusun berbalikan antara modul satu dengan modul lainnya sehingga gaya-gaya
yang terjadi menjalar mengikuti modul-modul yang tersusun. Modul ini satu sama lain saling
mengatkan, sehingga sistem struktur ini tidak mudah goyah.

D. Surface Active Structure System

1.Prismatic Folded Structure System

Struktur bidang lipat merupakan bentuk struktur yang memiliki kekakuan satu arah
yang diperbesar dengan menghilagkan permukaan planar sama sekali dan membuat deformasi
besar pada pelat sehingga tinggi struktural pelat semakin besar. Karakteristik suatu struktur
bidang lipat adalah masing- masing elemen pelat berukuran relatif rata (merupakan sederetan
elemen tipis yang saling dihubungkan sepanjang tepinya).

Struktur bidang lipat akan mengusahakan sebanyak mungkin material terletak jauh dari
bidang tengah stuktur. Elemen pelat lipat ini mempunyai kapasitas pikul beban besar hanya
jika tekuk lateral daerah yang tertekan dapat dicegah sehingga daerah tekan pada setiap pelat
akan selalu dapat dikekang pelat sebelahnya. Bentuk bidang lipat mempunyai kekuatan yang
lebih besar dari bidang datar karena momen energinya lebih besar.

2.Pyramidal Folded Structure System

Bentuk piramidal yaitu bentuk lipatan yang terdiri dari bidang lipatan yang berbentuk segitiga.
3.Rotational Shell System

Rotational Shell System adalah bidang yang diperoleh bilamana suatu garis lengkung
yang datar diputar terhadap suatu sumbu. Shell dengan permukaan ratisional dapat dibagi tiga
yaitu, Spherical Surface, Elliptical Surface, Parabolic Surface.

4.Anticlastic Shell System

Struktur bidang lengkung rangkap berbalikan merupakan suatu bentuk pelana dengan
arah lengkungan yang berbeda pada setiap arahnya. Struktur bidang lengkung rangkap
berbalikan dapat dibagi menjadi beberapa macam tipe.

2.4 Jenis Bentang Lebar

Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan lainnya.

Dalam Schodek, 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem struktur yaitu:

a. Struktur Rangka Batang dan rangka Ruang

b. Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung

c. Struktur Plan dan Grid

d. Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent(tenda) dan net (jaring)
e. Struktur Cangkang Sedangkan

Sedangkan Sutrisno 1989, membagi struktur ke dalam 2 bagian yaitu :

• Struktur ruang, yang terdiri atas :

– Konstruksi bangunan petak (Struktur rangka batang)

– Struktur rangka ruang

• Struktur permukaan bidang, terdiri atas :

– Struktur Lipatan

– Struktur Cangkang

– Membran dan Struktur Membran

– Struktur Pneumatik

• Struktur Kabel dan Jaringan


DAFTAR PUSTAKA

Schodek,DanielL. 1999. Struktur, edisi kedua, terj.Ir.Bambang Suryoatmono, M.Sc.,


Ph.D.Jakarta Erlangga.

Frick, Heinz. 1998. Sistem Bentuk Struktur Bangunan : Dasar-dasar konstruksi dalam
Arsitektur. Yogyakarta:Kanisius

Ching, Francis DK. 1996. Arsitektur: Bentuk-Ruang & Susunannya, terj. Ir. Paulus Hanoto
Adjie.Jarata:Erlangga

Bechthold, Martin. 2008. Innovatieve Surface Structure: Technology and Applications. New
York: Taylor & Francis

Charleson,AndrewW. 2005. Structure asArchitecture.Oxford:Architectural Press.

Anda mungkin juga menyukai