TEKNOLOGI BANGUNAN 3
TUGAS 1
SURVEY LITERATUR BANGUNAN BENTANG LEBAR
Disusun Oleh :
Calvin 190406096
Edward 190406097
Rio Vinsenzo 190406098
Dosen :
Andalucia, ST., M.Sc
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan laporan survey yang berjudul “Bentang Lebar”
Laporan tugas survey ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca
mengenai pengertian bentang lebar pada umumnya dan berfokus pada struktur tenda. Selain
itu, laporan ini juga memberikan informasi mengenai struktur dari lokasi yang telah disurvey.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi nilai tugas ke-1 dari mata kuliah Teknologi
Bangunan 3 (TB 3) di Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Laporan ini diharapkan dapat menjadi acuan/pedoman untuk tugas bentang lebar selanjutnya.
Akhir kata, kami menyadari bahwa laporan survey ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat diapresiasi guna penulis menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Penulis berharap bahwa laporan ini dapat memberikan manfaat.
1.2 Permasalahan
Dari latar belakang di atas dapat disimpulkan menjadi sebuah permasalahan, antara
lain:
a. Apa saja yang perlu diketahui mengenati struktur dalam merancang bangunan bentang lebar.
b. Apa saja komponen penting dalam merancang bangunan bentang lebar.
c. Bagaimana merancang bangunan berntang lebar yang sesuai dengan kaidah perancangan dan
memiliki struktur yang benar.
1.3 Tujuan
Tujuan dari laporan ini antara lain :
a. Memahami teori dan konsep dasar sistem struktur pada bangunan bentang lebar dengan
multi-aspek, antara lain; ruang dan bentuk arsitektural, teknologi, bahan dan metode konstruksi
dan kinerja teknis.
b. Memahami konsep dasar perancangan sistem struktur bangunan berbentang lebar pada
bangunan.
1.4 Manfaat
Manfaat dari laporan ini antara lain :
a. Dapat menjadi bahan ajar bagi pembaca mengenai bangunan bentang lebar, khususnya
Nelayan Merdeka Walk.
b. Dapat menjadi referensi untuk mengatasi masalah perancangan dan studi struktur bangunan
bentang lebar.
c. Dapat menjadi rekomendasi studi literatur dalam merancang bangunan berbentang lebar.
1. Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan
langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk
yang ada.
2. Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang
melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap
beberapa sistem struktur bentang lebar.
Secara umum bangunan bentang lebar terbagi atas empat sistem struktur, yaitu :
Prinsip dasar dari struktur kabel adalah penahanan beban oleh sebuah elemen yang
berfungsi sebagai penarik. Gaya yang bekerja pada kabel adalah gaya vertikal dan gaya
horizontal dengan asumsi bahwa kabel selalu berada dalam keadaan miring. Gaya vertikal yang
bekerja pada berbagai macam jenis kabel dengan berbagai bentangan yang sama dan tinggi
yang berada adalah selalu sama, sedangkan gaya horizontalnya akan selalu berubah tergantung
tingginya. Semakin tinggi tiangnya, semakin kecil sudut kabel terhadap tiang utamanya, maka
semakin kecil gaya horizontalnya.
Tenda atau membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban
dengan mengalami terutama tegangan tarik. (Sumber: Struktur. Daniel L. Schodek:431) .
Struktur membran sangat sensitif terhadap tekanan angin yang dapat mengakibatkan kibaran
pada permukaan dan perubahan bentuk yang terjadi. Supaya tidak terjadi kibaran, dilakukan
cara dengan memberikan tekanan dari dalam membran (internal rigid structures) dengan cara
memberikan volume dalam membran sampai pada batas maksimal yang juga didukung oleh
sistem- sistem peregangan sehingga sifat permukaan struktur membrann menjadi kaku.
3. Pneumatic System
memberi bentuk pada struktur. Pada umumnya,sistem struktur yang ditumpu udara dapat
mempunyai bentang lebih besar daripada struktur yang digelembungkan.
4. Arch System
Sistem struktur busur termasuk golongan struktur funikular karena telah digunakan
bangsa Romawi dan Yunani, terutama untuk membuat bangunan yang memerlukan bentangan
yang besar/luas. Pada zaman itu maupun saat ini sistem struktur busur dibuat dengan bahan
padat yaitu batu, atau batu buatan/bata/masonry. Juga dikembangkan dengan menggunakan
bahan bangunan yang modern dari kayu, besi/baja.
Busur menggunakan sendi lebih dari tiga sudah tidak stabil laggi dan dapat
mengakibatkan keruntuhan. Oleh karena itu jika ingin memperoleh struktur busur dengan
kekuatan strukturyang baik tanpa mengalami tekuk (bending) dapat digunakan pengikat
(bracing) pada bagian dasarnya. Bahan pengikat tergantung dari dimensi ketebalan busur dan
luas bentang busur dapat dibuat dari kabel, baja, besi, kayu maupun beton.
1. Beam System
Struktur yang dibentuk dengan cara meletakkan elemen kaku horisontal di atas elemen
kaku vertikal. Elemen horizontal (balok) memikul beban yang bekerja secara transversal dari
panjangnya dan menyalurkan beban tersebut ke elemen vertikal (kolom) yang menumpunya.
Kolom dibebani secara aksial oleh balok, dan akan menyalurkan beban tersebut ke tanah. Balok
akan melentur sebagai kibat dari beban yang bekerja secara transversal, sehingga balok sering
disebut memikul beban secara melentur. Kolom tidak melentur ataupun melendut karena pada
umumnya mengalami gaya aksial saja. Pada suatu bangunan struktur balok dapat merupakan
balok tungga di atas tumpuan sederhana ataupun balok menerus. Pada umumnya balok menerus
merupakan struktur yang lebih menguntungkan dibanding balok bentangan tunggal di atas dua
tumpuan sederhana.
2. Frame System
Frame system atau sistem struktur rangka adalah sistem struktur yang terdiri dari
batang-batang yang panjangnya jauh lebih besar dibandingkan dengan ukuran penampangnya
Bentuk kontruksi rangka adalah perwujudan dari pertentangan antara gaya tarik bumi dan
kekokohan; dan kontruksi rangka yang modern adalah hasil penggunaan baja dan beton secara
rasional dlm bangunan.
Kerangka ini terdiri atas komposisi dari kolom-kolom dan balok-balok. Unsur vertikal,
berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju tanah, sedangkan balok adalah unsur
horizontal yg berfungsi sebagai pemegang dan media pembagian lentur. Kemudian kebutuhan-
kebutuhan terhadap lantai, dinding dan sebagainya untuk melengkapi kebutuhan bangunan
untuk hidup manusia, dapat diletakkan dan ditempelkan pada kedua elemen rangka bangunan
tsb diatas.
Jadi dapat dinyatakan disini bahwa rangka ini berfungsi sebagai struktur bangunan dan
dinding-dinding atau elemen lainnya yg menempel padanya merupakan elemen yg tidak
struktural. Bahan- bahan yg dapat dipakai pada struktur ini adalah kayu, baja, beton atau lain-
lain bahan yg tahan terhadap gaya tarik, tekan, punter, dan lentur. Umtuk masa kini banyak
digunakan baja dan beton yg mampu menahan gaya-gaya tsb dalam skala besar.
A. Struktur Plat
(1) Struktur Plat Satu Arah
Beberapa hal perlu menjadi perhatian dalam pembahasan struktur plat satu arah, yaitu:
i. Beban Merata
titik tumpuan.
Plat yang memikul beban terpusat berperilaku lebih rumit. Plat tersebut dapat
dibayangkan sebagai sederetan jalur balok yang berdekatan dengan lebar satu satuan dan
terhubung satu sama lain di seluruh bagian panjangnya. Karena adanya beban yang diterima
oleh jalur balok, maka balok cenderung berdefleksi ke bawah. Kecenderungan itu dikurangi
dengan adanya hubungan antara jalurjalur tersebut.
Plat berusuk adalah sistem gabungan balok-slab. Apabila slab mempunyai kekakuan
yang relatif kaku, maka keseluruhan susunan ini akan berperilaku sebagai slab satu arah, bukan
balok
balok sejajar. Slab transveral dianggap sebagai plat satu arah menerus di atas balok. Momen
negatif akan terjadipada slab di atas balok.
Bahasan atas struktur plat dua arah akan dijelaskan berdasarkan kondisi tumpuan yang
ada, yaitu sebagai berikut:
Pada struktur grid, selama baloknya benar-benar identik, beban akan sama di sepanjang
sisi kedua balok. Setiap balok akan memikul setengah dari beban total dan meneruskan ke
tumpuan. Apabila balokbalok tersebut tidak identik maka bagian terbesar dari beban akan
dipikul oleh balok yang lebih kaku. Apabila balok mempunyai panjang yang tidak sama, maka
balok yang lebih pendek akan menerima bagian beban yang lebih besar dibandingkan dengan
beban yang diterima oleh balok yang lebih panjang Besar relatif dari beban yang dipikul pada
struktur grid saling tegak lurus, dan bergantung pada sifat fisis dan dimensi elemen-elemen
grid tersebut. Pada grid yang lebih kompleks, baik aksi dua arah maupun torsi dapat terjadi.
Semua elemen berpartisipasi dalam memikul beban dengan memberikan kombinasi kekuatan
Merupakan kombinasi dari struktur rangka batang rata yang membentuk lengkungan.
Sistem struktur rangka bentang lengkung ini sering disebut juga
sistem fame work. Sistem ini dapat mendukung
Struktur bidang lipat merupakan bentuk struktur yang memiliki kekakuan satu arah
yang diperbesar dengan menghilagkan permukaan planar sama sekali dan membuat deformasi
besar pada pelat sehingga tinggi struktural pelat semakin besar. Karakteristik suatu struktur
bidang lipat adalah masing- masing elemen pelat berukuran relatif rata (merupakan sederetan
elemen tipis yang saling dihubungkan sepanjang tepinya).
Struktur bidang lipat akan mengusahakan sebanyak mungkin material terletak jauh dari
bidang tengah stuktur. Elemen pelat lipat ini mempunyai kapasitas pikul beban besar hanya
jika tekuk lateral daerah yang tertekan dapat dicegah sehingga daerah tekan pada setiap pelat
akan selalu dapat dikekang pelat sebelahnya. Bentuk bidang lipat mempunyai kekuatan yang
lebih besar dari bidang datar karena momen energinya lebih besar.
Bentuk piramidal yaitu bentuk lipatan yang terdiri dari bidang lipatan yang berbentuk segitiga.
3.Rotational Shell System
Rotational Shell System adalah bidang yang diperoleh bilamana suatu garis lengkung
yang datar diputar terhadap suatu sumbu. Shell dengan permukaan ratisional dapat dibagi tiga
yaitu, Spherical Surface, Elliptical Surface, Parabolic Surface.
Struktur bidang lengkung rangkap berbalikan merupakan suatu bentuk pelana dengan
arah lengkungan yang berbeda pada setiap arahnya. Struktur bidang lengkung rangkap
berbalikan dapat dibagi menjadi beberapa macam tipe.
Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan lainnya.
Dalam Schodek, 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem struktur yaitu:
d. Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent(tenda) dan net (jaring)
e. Struktur Cangkang Sedangkan
– Struktur Lipatan
– Struktur Cangkang
– Struktur Pneumatik
Frick, Heinz. 1998. Sistem Bentuk Struktur Bangunan : Dasar-dasar konstruksi dalam
Arsitektur. Yogyakarta:Kanisius
Ching, Francis DK. 1996. Arsitektur: Bentuk-Ruang & Susunannya, terj. Ir. Paulus Hanoto
Adjie.Jarata:Erlangga
Bechthold, Martin. 2008. Innovatieve Surface Structure: Technology and Applications. New
York: Taylor & Francis