Anda di halaman 1dari 2

Manajemen Perioperatif pada Pasien Geriatri dengan Demensia

Persiapan tim dokter sebelum operasi dilakukan biasanya meliputi berbagai aspek diantaranya
adalah menimbang risiko dan keuntungan yang dapat diperoleh bila pasien menjalani operasi,
serta mengindentifikasi faktor risiko yang mungkin terjadi selama maupun setelah operasi.
Risiko perioperatif dapat didefinisikan sebagai hasil yang tidak diinginkan akibat dari operasi
dan atau anastesi. Penatalaksanaan setelah operasi diantaranya adalah penanganan nyeri.
Analgesik yang inadekuat selama operasi dapat menimbulkan efek samping post-operatif
termasuk diantaranya delirium, komplikasi kardiorespirasi dan kegagalan untuk mobilisasi.

Pasien Usia Lanjut dengan Demensia

Orang dengan demensia (ODD) memiliki keterbatasan dalam memahami situasi kondisi yang
terjadi di sekelilingnya, termasuk mengerti informasi yang disampaikan oleh staf medik tentang
penyakitnya dan tindakan operasi yang direncanakan. Informasi ini tidak dapat disimpan dalam
ingatan pasien sehingga ia akan bertanya berulang-ulang serta tidak sabar menunggu tindakan.

ODD yang sudah lanjut usianya lebih rentan mengalami risiko-risiko pascaoperasi. Salah satu
risiko tertinggi adalah delirium, bisa juga disertai gangguan persepsi (ilusi dan halusinasi).
Selanjutnya akan dibahas beberapa kondisi perioperatif yaitu delirium, depresi dan penurunan
fungsi kognitif setelah tindakan operasi (post operative cognitive disorder - POCD).

1. Delirium

Delirium terjadi secara akut dalam hitungan jam sampai dengan hari dan dapat bertahan sampai
dengan hitungan minggu. Gejala yang tampak dapat berupa disorientasi, atensinya terganggu,
gangguan persepsi seperti ilusi maupun halusinasi, hiperaktif atau hipoaktif secara psikomotor,
gangguan siklus bangun-tidur, perubahan mood, serta gangguan proses pikir.

Talaksana delirium pascaoperasi pilihan utamanya adalah intervensi non-farmakologis seperti re-
orientasi dengan suara, kalender dan jam, menimbulkan lingkungan yang tenang, mengeliminasi
penggunaan restraint, menggunakan barang-barang yang familiar di kamar, menggunakan alat
bantu untuk gangguan yang dialami (kacamata, alat bantu dengar).

2. Depresi pasca operasi


Gangguan Depresi adalah kondisi mental emosional yang cenderung hipotim, murung, sedih
hampir sepanjang hari selama dua minggu (criteria ICD 10); ditandai dengan tidak ada rasa
senang, hilang minat dan lesu serta tak ada nafsu makan, gangguan tidur, rasa bersalah
berlebihan, cemas, kuatir berlebih, banyak keluhan sakit dll.

Depresi dapat dicegah dengan mendeteksi lebih dini kecenderungan mekanisme koping dan
kekuatan ego pasien, mengidentifikasi kepribadiannya sehingga data diberikan psikoterapi
suportif dan konseling keluarga sebelum tindakan operasi dilakukan. Jika gangguan depresi
terjadi pascaoperasi, sebaiknya segera dikonsultasikan kepada psikiater usia lanjut agar dapat
diberikan obat maupun psikoterapi yang sesuai.

3. POCD (post operative cognitive disorder)

POCD didefinisikan sebagai gangguan proses berpikir seperti memori, atensi, dan atau
konsentrasi yang terjadi pada beberapa minggu atau bulan pascaoperasi. Kondisi ini menjadi
sulit dikenali pada tahap awal pascaoperasi karena membutuhkan pemeriksaan khusus psikiatris
dan nerurologis. Kondisi POCD perlu dikenali dan ditangani dengan komprehensif agar tidak
berkelanjutan menjadi demensia yang tatalaksananya sangat kompleks ndan sampai saat ini
masih belum ada obat yang dapat mengembalikan ke kondisi semula (demensia alzheimer).

Anda mungkin juga menyukai