Anda di halaman 1dari 2

BAB 5.

Peran Nutrisi Parenteral bagi Pasien Usia Lanjut yang


Menjalani Operasi

Malnutrisi preoperatif merupakan salah satu faktor risiko yang meningkatkan


morbiditas dan mortalitas pasca operasi. Pasien usia lanjut seringkali sudah berada dalam
kondisi malnutrisi atau berisiko malnutrisi sebelum operasi sehingga meningkatkan risiko
buruk pasca operasi.

 Operasi dan Dampaknya terhadap Metabolisme Tubuh


Operasi atau trauma yang lain pada tubuh, akan menginduksi kondisi stress yang
dapat mengganggu homeostasis tubuh. Respon tubuh terhadap stress operasi bertujuan
mempertahankan volume plasma, meningkatkan curah jantung dan konsumsi oksigen,
memodulasi proses metabolik untuk memobilisasi cadangan energidalam rangka
menyediakan substrat untuk proses bahan bakar metabolisme, perbaikan jaringan, dan
sintesis protein yang terlibat dalam respon imun.

Tabel Respon hormonal tubuh terhadap operasi

 Metabolisme Karbohidrat
Mekanisme yang biasanya dilakukan tubuh untuk mempertahankan homeostasis glukosa
tidak efektif selama periode perioperatif.
 Metabolisme Protein
Katabolisme protein distimulasi oleh peningkatan konsentrasi kortisol. Asam amino hasil
pemecahan protein dikatabolisme untuk energi atau digunakan di hati untuk membentuk
protein baru terutama protein fase akut. Katabolisme protein mengakibatkan kehilangan
berat badan dan kehilangan massa otot pada pasien setelah operasi mayor dan trauma.
 Metabolisme Lemak
Akibat perubahan hormonal selama operasi, lemak yang disimpan sebagai trigliserida
diubah menjadi gliserol dan asam lemak melalui jalur lipolisis.
 Tatalaksana nutrisi perioperatif
Tatalaksana nutrisi yang tepat akan mempertahankan atau mengurangi kehilangan lean
body mass pada pasien selama perioperatif. Sehingga pasien diharapkan lebih cepat
mobilisasi dan kembali ke status fungsional dasar. Pengkajian status nutrisi harus
dilakukan dan menjadi bagian penting evaluasi sebelum dan setelah operasi mayor.
Tujuan skrining malnutrisi adalah mengidentifikasi dan mengoptimalkan pasien yang
berisiko gangguan nutrisi pada kondisi stress operasi. Terapi nutrisi operatif
diindikasikan pada: pasien dengan dan tau berisiko malnutrisi, pasien yang diantisipasi
tidak dapat makan lebih dari 5 hari perioperatif, pasien dengan asupan oral yang rendah
dan tidak dapat mempertahankan lebih dari 50% asupan yang direkomendasikan lebih
dari 7 hari.
 Nutrisi parenteral pada pasien usia lanjut yang menjalani operasi
Pasien usia lanjut seringkali mengalami kondisi malnutrisi sehingga berisiko tinggi
mengalami berbagai dampak negatif atau komplikasi operasi. Frailty dan sarkopenia
pada pasien usia lanjut yang berkaitan dengan kehilangan massa otot dan penurunan
performa berhubungan dengan pentingnya asupan nutrisi yang adekuat termasuk asupan
protein.
Nutrisi parenteral menjadi pilihan bila terdapat kontraindikasi pemberian nutrisi enteral
yaitu adanya ileus atau obstruksi usus, syok berat, iskemia usus, fistula high output, dan
perdarahan intestinal berat. Rekomendasi The European Society For Clinical Nutrition
And Metabolism (ESPEN) adalah
1. Pemberian nutrisi parenteral all-in-one bag (three chamber bag atau seperti yang telah
disiapkan farmasi),
2. pemberian suplementasi glutamin yang berguna mempertahankan keseimbangan asam
basa, sintesis glutation dan arginine, menurunkan resistensi insulin, bahan bakar sel
untuk proliferasi (enterosit dan limfosit) dan berfungsi sebagai substrat untuk
glukoneogenesis.
3. Pemberian suplementasi asam lemak omega 3 secara parenteral yang bermanfaat
selama periode perioperative dengan memodulasi fungsi leukosit dan regulasi
pelepasan sitokin, serta meningkatkan produksi prostaglandin resolvin dan
neuroprotektin yang berperan dalam mengakselerasi resolusi kondisi proinflamasi.

Anda mungkin juga menyukai