Anda di halaman 1dari 10

UPAYA GEMBALA DALAM MENINGKATKAN KEROHANIAN ANAK MUDA

PAPUA MELALUI PERSEKUTUAN OIKUMENE DI SALATIGA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persekutuan adalah perkumpulan beberapa individu dalam melakukan suatu kegiatan

yang memiliki tujuan akhir yang menguntungkan bagi semua yang terlibat di dalamnya.

Persekutuan yang dimaksud disini adalah persekutuan orang-orang yang memiliki tujuan hidup

untuk bertumbuh di dalam Tuhan dan Roh Kudus untuk mengenal kehendak Tuhan dalam

kehidupan setiap pribadi atau individu dan juga bisa merasakan tuntunan Roh Kudus agar bisa

menjalani kehidupan yang teratur sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. tujuan diadakannya

sebuah persekutuan gereja adalah untuk dapat bertumbuh secara rohani. Bertumbuh secara

rohani adalah dimana seseorang akan di bimbing, diproses, untuk mencapai kerohanian yang

maksimal di dalam Tuhan, sehingga memiliki iman yang kuat agar dapat menahan diri dari

godaan dunia dan tidak terjerumus dalam kehancuran.

Untuk dapat bertumbuh dalam sebuah persekutuan maka dibutuhkan pemimpin atau

leader yang sudah berpengalaman dengan Tuhan dan Roh Kudus (dewasa secara rohani) yang

akan membantu dan mengarahkan setiap anggotanya. Pemimpin atau leader dalam sebuah

persekutuan gereja itu disebut sebagia gembala. Pengertian gembala adalah seseorang yang

memiliki panggilan dan juga hati untuk melayani Tuhan melalui penggembalaan umat yang

dipercayakan Tuhan dalam hidupnya. Seorang gembala bisa terpanggil untuk melayani jemaat

pada umumnya, ada juga yang terpanggil untuk melayani orang tua, dan juga melayani anak

muda. Dalam penilitian ini, yang akan peniliti bahas dan teliti adalah tentang seorang gembala

yang terpanggil untuk melayani anak muda. Anak muda merupakan golongan. manusia yang
1
masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, karena prinsipnya

pemuda merupakan generasi yang terus bertumbuh dan memiliki semangat yang tinggi untuk

terus berkembang. “Kaum muda adalah masa transisi dan dalam masa ini kaum muda sangat

membutuhkan pengalaman menerima kasih Tuhan dalam hidupnya. Secara potensial, telah

didesain oleh Tuhan bahwa masa muda merupakan masa peka untuk mengalami kasih.1

Meningkatkan kerohanian seseorang, terutama untuk anak muda, seorang gembala atau

pemimpin pasti memiliki upaya-upaya tertentu yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan atau

visi-misinya dia terpanggil sebagai seorang gembala. Upaya yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah, cara-cara dan usaha seorang gembala dalam merangkul dan membimbing anak-anak

muda berdasarkan kebenaran Firman Tuhan. Upaya-upaya yang dilakukan gembala dalam

meningkatkan kerohanian anak muda Papua yaitu, dengan merintis atau membuka persekutuan

Oikumene, yang memiliki beberapa cabang diantaranya, Persekutuan Oikumene Jogja, dalam

persekutuan ini bertujuan untuk merangkul anak-anak muda Papua yang berada di Jogja dan

Purwokerto. Kemudian yang berikut adalah, persekutuan Oikumene Salatiga, dalam persekutuan

ini bertujuan juga untuk merangkul anak-anak muda Papua yang ada di Salatiga dan Semarang.

Dalam persekutuan ini, ada upaya-upaya yang dilakukan oleh Gembala, yaitu membimbing anak

Muda Papua dalam kegiatan yang bisa membantu mereka untuk menjadi pribadi yang berkualitas

dan tidak terjerumus dalam hal-hal yang tidak baik. Diantaranya, di adakan Komsel (kelompok

sel) yang di koordinir oleh mentor yang dipercayakan, mengadakan kegiatan pengembangan skil

seperti music, Worship Leader, Moderator atau MC, bola kaki, dan melatih anak-anak muda

Papua yang cocok untuk menjadi leader untuk dipersiapkan sebagai re-generasi pemimpin yang

akan membantu untuk mengkoordinir persektuan tersebut, dan juga diadakan kegiatan-kegiatan

1
Robi I. Chandra, Pemimpin Yang Meraih Kawula Muda, (Bekasi: Seri Kepemimpinan Bina Warga, Tahun
1997) hlm 6

2
kerohanin lain seperti, KKR, Seminar, dan juga Sharing dari pendeta-pendeta Sukses atau orang-

orang sukses yang berasal dari tanah Papua, sehinggan memotivasi anak-anak muda Papua untuk

semangat berjuang dalam menggapi cita-cita maupun impian mereka.

Dari penjelasan di atas, alasan peneliti ingin meneliti tentang hal tersebut adalah,

dikarenakan banyak anak-anak muda Papua, terlalu banyak terjerumus dalam kehancuran

duniawi, seperti mengkonsumsi minuman keras, seks bebas, narkoba, berkelahi, dan memakai

obat-obat terlarang yang sampai merengut banyak nyawa anak muda Papua. Melihat masalah-

masalah yang banyak terjadi di kalangan anak muda Papua, seorang gembala berinisiatif dan

merasa terpanggil untuk merangkul dan membimbing anak-anak muda Papua dalam kebenaran

Firman Tuhan agar tidak lagi terjerumus dalam hal-hal yang tidak baik dan merugikan hidup

mereka. Dalam proses merangkul dan membimbing banyak anak muda Papua, maka

didirikannya sebuah persekutuan yang dinamakan persektuan Oikumene oleh Pak Pdt. Andreas

Pagawak, S.Th, dimana tempat itu dijadikan tempat untuk anak-anak muda Papua bisa sama-

sama bertumbuh, mengetahui panggilan Tuhan, dan juga mengenal bahkan mengembangkan

potensi mereka.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dan juga karena melihat perkembangan

gembala dalam menghasilkan banyak anak muda yang bertumbuh secara rohani dan kaya akan

potensi melalui Persektuan Oikumene, maka peneliti tertarik untuk meniliti tentang “Upaya

gembala dalam meningkatkan kerohanian anak muda Papua Melalui Persekutuan Oikumene di

Salatiga”

3
B. Rumusan masalah

Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka peneliti akan merumuskan tentang,

Apa saja upaya Gembala dalam meningkatkan kerohanian anak muda Papua melalui

Persekutuan Oikumene di Salatiga?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah Untuk

mengetahui upaya Gembala dalam meningkatkan kerohanian anak muda Papua melalui

Persekutuan Oikumene di Salatiga.

D. Pentingnya penelitian

1. Secara Teoritis

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangsih dan pengetahuan

kepada setiap Gembala untuk dapat mengupayakan peningkatan kerohanian terhadap

anak-anak muda.

2. Secara Praktis

Penelitian ini secara praktis diharapkan atau dimaksudkan untuk memberikan

masukan dan pengetahuan berkaitan dengan upaya meningkatkan kerohanian anak-

anak muda, untuk bertumbuh di dalam Tuhan.

E. Ruang lingkup penelitian

4
Ruang lingkup penelitian ini, dibatasi dalam kajian mengenai Upaya Gembala dalam

meningkatkan kerohanian anak muda Papua melalui Persekutuan Oikumene di Salatiga.

F. Metode penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis dengan

pendekatan kualitatif.

Menurut Witney, metode penelitian deskriptif adalah pencarian fakta


dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-
masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat,
situasi tertentu termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-
sikap, pandangan-pandangan, proses-proses yang sedang berlangsung dan
pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.2

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode yang berfungsi sebagai

pedoman pelaksanaan penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Pendekatan Kualitatif

Kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi

(penyelidikan dengan mencatat atau merekam fakta melakukan peninjauan) karena

biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan

berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian.3

2. Metode Deskriptif

Deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditunjukkan

untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik

fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.4

2
Moh Nasir, Metode Penelitian ( Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), 54
3
Lexy J. Moleng, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), 9
4
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),
72

5
G. Teknik pengumpulan data

Data-data dalam penelitian ini akan dikumpulkan dengan menggunakan beberapa alat

pengumpulan data yaitu, sebagai berikut

a. Teknik wawancara

Metode wawancara merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan mendapatkan

informasi secara lansung sebagai teknik pengumpulan data yang telah mengetahui

dengan pasti tentang Informasi yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam

melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian

berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah

disiapkan, Dengan wawancara stuktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang

sama, dan pengumpul data mencatatnya.5 Wawancara adalah suatu bentuk tanya

jawab dengan narasumber dengan tujuan mendaptkan keterangan, penjelasan,

pendapat, fakta dan bukti suatu masalah.6 Dalam penelitian ini wawancara ditunjukan

kepada Gembala Persekutuan Oikumene untuk mendapatkan data-data yang dapat

menjawab permasalahan dalam penelitian ini.

b. Teknik observasi.

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik tehadap

suatu gejala yang tampak pada objek penelitian.7 Pada metode pengamatan ini,

5
Sugiyono Metode penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta,2013), 318
6
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 186.

7
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm 314

6
peneliti mengamati subjek penelitian dalam situasi dan mencatat pengamatan

tesrsebut. Pengamatan tidak hanya dilakukan kepada data yang terlihat, tetapi bisa

mencakup data yang didengar dan pengamatan yang dilakukan berupa observasi

non-partisipatif, makdudnya adalah peneliti hanya mengambil informasinya tetapi

tidak terlibat langsung didalamnya.

c. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku. Dokumentasi

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya menumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan,

ceritra, biografi, peraturan, dan kebijakan.8

H. Sasaran informasi

Untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang “Upaya Gembala dalam meningkatkan

kerohanian anak muda Papua melalui Persekutuan Oikumene di Salatiga”, maka sasaran

informasi yang tepat adalah Gemabala Persekutuan Oikumene Salatiga.

1. Lokasi Penilitian

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian di Salatiga, Kecamatan

Sidomukti, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Alasan peneliti memilih

tempat ini adalah karena beberapa alasan, diantaranya adalah sebagai berikut:

lebih mudah dijangkau, dan ekonomis. Selain itu penelitian dilakukan di

Persekutuan Oikumene Salatiga, karena ingin mengetahui upaya gembala dalam

8
Ibid 326

7
meningkatkan kerohanian anak muda Papua, sebagai persiapan untuk peniliti

ketika menjadi gembala.

2. Teknik Analisis Data

Dari penelitian mengenai Upaya Gembala dalam meningkatkan kerohanian anak

muda Papua melalui Persekutuan Oikumene di Salatiga, akan diolah kemudian di

deskripsikan dengan prosedur pendeskripsian data. Untuk selanjutnya data

tersebut dianalisa menggunakan kerangka analisis tertentu yaitu, dengan

mempertimbangkan, menggolongkan, dan memilah-milah data yang ada sebagai

dasar untuk menjawab permasalahan yang ada.

I. Definisi istilah

Untuk memberi gambaran yang jelas mengenai judul yang di ambil oleh penulis, maka

penulis mencoba untuk menjelaskan istilah-istilah yang ada dalam tulisan ini. dengan tujuan

untuk menghindari kesalahan penafsiran, yang akan terjadi di antara pembaca dan penulis.

Adapun istilah yang perlu dideskripsikan oleh penulis antara lain adalah:

a. Upaya

Upaya adalah usaha atau cara-cara yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan atau

keberhasilan tertentu oleh seseorang.

b. Gembala

8
Di dalam Alkitab dengan jelas mengajarkan kepada kita bahwa Gembala adalah

seseorang yang memperhatikan kebutuhan domba-dombanya atau orang-orang yang

dipimpinnya, mulai dari kebutuhan jasmani hingga kebutuhan rohani, yakni kebutuhan

sehari-hari hingga kepada kebutuhan kekekalan.9

c. Meningkatkan

Meningkatkan adalah usaha seseorang untuk memaksimalkan suatu pencapaiannya.

d. Kerohanian

Arti lain dari kerohanian adalah spritualitas, karena spiritual fokusnya ke jiwa atau

rohani seseorang. Secara tertimologis, spiritualitas berasal dari kata “spirit”, yang

merupakan bagian terdalam dari jiwa, dan sebagai alat komunikasi atau sarana yang

memungkinkan manusia untuk berhubung dengan Tuhan.10

e. Anak Muda Papua

Anak muda Papua adalah mereka (Perempuan dan laki-laki), yang berasal dari Papua,

yang menjalankan studi di Salatiga, Yogyakarta, Semarang. Solo, dll.

f. Persekutuan Oikumene

persekutuan Oikumene adalah salah satu komunitas yang didirikan oleh Bpk. Pdt.

Andreas Pagawak, S.Th, di Salatiga maupun Yogyakarta, dengan tujuan untuk merangkul

anak muda Papua kepada pengenalan akan Tuhan Yesus dan mengenal potensi diri

sehingga menjadi pribadi yang berguna, baik bagi sesama maupun untuk bangsa Papua.

9
Yohannes Nahuway, Ayah Adalah Gembala, (Artikel: Christianity, 2018)
10
http://www.wikipedia.com

9
J. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan skiripsi ini yaitu:

1. BAB 1: Merupakan pendahuluan. Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, pentingnya penelitian, ruang lingkup penelitian, metode

penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan.

2. BAB 2: Membahas tentang teori mengenai upaya meningkatkan kerohanian anak

muda

3. BAB 3: Deskripsi tentang persekutuan Oikumene Salatiga

4. BAB 4: Menganalisis tentang Upaya Gembala dalam meningkatkan kerohanian anak

muda Papua melalui persektuan Oikumene di Salatiga.

5. BAB 5: Membahas tentang penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.

10

Anda mungkin juga menyukai