(Fisika Bumi)
OLEH:
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul EKSPLORASI AIR TANAH ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam proses penyusunan makalah ini, Penulis banyak mengalami kesulitan. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Dosen penanggung
jawab dan teman-teman sekalian. Agar makalah ini dapat bermanfaat untuk di
pelajari kedepannya.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Kami mengucapkan
banyak terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
..............................................................................................................
..
B. Tujuan....................................................................................................
C. Rumusan Masalah..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hidrologi………………………………………………………………
3.1 Kesimpulan.............................................................................................
3.2 Saran………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lebih dari 98% air yang ada di daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah
yang lazim disebut air tanah, dan 2% sisanya berupa air permukaan seperti sungai,
danau dan reservoir. Setengah dari 2% air permukaan tersimpan dalam reservoir
buatan. Air bawah tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung
air (akuifer) di bawah permukaan tanah, termasuk mata air yang muncul di
permukaan tanah. Air tanah tersimpan dalam suatu wadah (akuifer), yaitu formasi
geologi yang jenuh air yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan
meloloskan air dalam jumlah cukup dan ekonomis.
Ditinjau dari sistemnya, akuifer terdiri atas akuifer tidak tertekan atau populer di
masyarakat sebagai air tanah dangkal (soil water) dan akuifer tertekan atau dikenal
sebagai air tanah dalam (ground water). Air tanah dangkal umumnya berada pada
kedalaman kurang dari 40 m dari permukaan tanah. Air tanah dangkal sangat
mudah dipengaruhi oleh kondisi lingkungan setempat, karena antara air tanah
dangkal dan air yang ada di permukaan tanah tidak dipisahkan oleh lapisan batuan
yang kedap. Jika terjadi hujan, air yang meresap ke dalam tanah akan langsung
menambah air tanah ini.
Disebut air tanah dalam karena keberadaannya cukup dalam di bawah permukaan
tanah, sehingga untuk memanfaatkannya harus menggunakan bor. Air tanah dalam
berada pada kedalaman 40-150 m atau lebih. Akuifer ini tidak dipengaruhi oleh
kondisi air permukaan setempat, karena antara air tanah dalam dan air yang ada di
permukaan tanah dipisahkan oleh lapisan batuan yang kedap. Air tanah dalam
berasal dari daerah resapan yang bertopografi tinggi. Intensitas pengambilan air
tanah yang cukup tinggi dan melampaui jumlah rata-rata imbuhannya akan
menurunkan muka air tanah dan mengurangi potensi air tanah di dalam akuifer.
Bila ini terjadi maka berbagai dampak negatif akan muncul, seperti intrusi air laut,
penurunan kualitas air tanah, dan terjadinya tanah ambles.
Eksploitasi air tanah harus dilakukan dengan hati-hati serta mem pertimbangkan
keseimbangan antara discharge area (daerah lepasan) dan recharge area (daerah
imbuhan/ pengisian) agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
Sebelum melakukan eksplorasi dan eksploitasi air tanah perlu dilakukan deteksi
untuk mengetahui tempat keberadaan air tanah, potensi airnya, dan debitnya. Lalu
bagaimana mendeteksi potensi dan keberadaan air tanah secara cepat dan tepat
tanpa mengebornya? Caranya adalah dengan menggunakan metode geofisika.
Metode Geofisika adalah metode yang dapat digunakan sebagai alat untuk
mengetahui keadaan bawah permukaan bumi, seperti penyelidikan air tanah dan
keberadaan suhu reservoar batuan-batuan dalam tanah.
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
2.1 Hidrologi
Menurut Marta dan Adidarma (1983), bahwa hidrologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang terjadinya, pergerakan dan distribusi air di bumi, baik
di atas maupundi bawah permukaan bumi, tentang sifat fisik, kimia air
serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubunganya dengan kehidupan.
Hidrologi memiliki ruang lingkup atau cakupan yang luas. Secara
substansial, cakupan bidang ilmu itu meliputi:
1. asal mula dan proses terjadinya air
2. pergerakan dan penyebaran air
3. sifat-sifat air
4. keterkaitan air dengan lingkungandan kehidupan.
Hidrologi merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang kehadiran
dan gerakan air di alam. Studi hidrologi meliputi berbagai bentuk air serta
menyangkut perubahan-perubahannya, antara lain dalam keadaan cair,
padat, gas, dalam atmosfer, di atas dan di bawah permukaan
tanah, distribusinya, penyebarannya, gerakannya dan lain sebagainya.
Secara meteorologis, air merupakan unsur pokok paling penting dalam atmofer
bumi. Air terdapat sampai pada ketinggian 12.000 hingga 14.000 meter, dalam
jumlah yang kisarannya mulai dari nol di atas beberapa gunung serta gurun sampai
empat persen di atas samudera dan laut. Bila seluruh uap air berkondensasi (atau
mengembun) menjadi cairan, maka seluruh permukaan bumi akan tertutup
dengan curah hujan kira-kira sebanyak 2,5 cm.
Menurut Herlambang (1996:5) air tanah adalah air yang bergerak di dalam
tanah yang terdapat didalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke
dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah. Air tanah berada di
bawah permukaan tanah didalam zona jenuh (saturation Zone) dengan
tekanan hidrostatis sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer. Lapisan yang
mudah dilalui oleh air tanah disebut lapisan permeable, seperti lapisan yang
terdapat pada pasir atau kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah
disebut lapisan impermeable, seperti lapisan lempung atau geluh.
Kondisi air tanah dipengaruhi oleh iklim, kondisi geologi, geomorfologi dan
penutup lahan serta aktivitas manusia. Sebagian besar air tanah berasal dari
air hujan yang meresap masuk kedalam tanah, air tanah tersebut disebut air
meteorik. Connate water yaitu air yang terperangkap dalam endapan sewaktu
terjadi proses penguapan (air ini biasanya payau sampai asin). Kondisi air
tanah dapat diketahui dari kondisi akuifer. Akuifer adalah suatu lapisan
batuan atau formasi geologi yang mempunyai struktur yang memungkinkan
air untuk masuk dan bergerak melaluinya dalam kondisi normal (Tood,
1980). Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990:41-42) bahwa
macam-macam akuifer sebagai berikut:
yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di
atas lapisan kedap air. Air tanah ini banyak dimanfaatkan oleh penduduk
untuk berbagai keperluan dengan kedalaman sumur umumnya antara 1 – 25
meter. Air tanah bebas masih merupakan sumber utama air bersih bagi
sebagian besar penduduk dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pemanfaatannya dilakukan dengan cara pembuatan sumur gali dan sumur
pantek pada kedalaman kurang dari 20 meter.
yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang dibatasi oleh lapisan kedap
air, baik yang diatas maupun di bawah. Air yang mengalir (no flux) pada
lapisan pembatasnya, karena confined aquifer merupakan akuifer yang
jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas dan bawahnya. Oleh karena itu, air
tidak dapat melewati lapisan pembatas tersebut.
Air tanah dalam adalah air tanah yang berada dibawah lapisan air tanah
dangkal dan diantara dua lapisan impermeable. Air tanah dalam
merupakan akuifer bawah yang dimanfaatkan sebagai sumber air minum
penduduk kota, perhotelan, perkantoran, dan industri.
b. Berdasarkan Jenisnya
3.1. Kesimpulan
1. Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat didalam
ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung
membentuk lapisan tanah. Air tanah berada di bawah permukaan tanah
didalam zona jenuh (saturation Zone) dengan tekanan hidrostatis sama
atau lebih besar dari tekanan atmosfer
2. Metode geofisika adalah metode yang dapat digunakan sebagai alat untuk
mengetahui keadaan bawah permukaan bumi tanpa harus melihatnya
ataupun menggalinya seperti penyelidikan air tanah dan keberadaan suhu
reservoar batuan-batuan dalam tanah. Secara garis besar metode ini dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu: mapping dan sounding. Mapping digunakan untuk
melihat variasi ke arah lateral sedangkan sounding digunakan untuk
melihat variasi reristivitas ke arah vertikal.
3.2 Saran
1. Dalam pemilihan metode geofisika untuk menentukan air tanah sebaiknya
memilih metode geolistrik karena relatif sederhana, murah dan mudah
dilakukan dilapangan serta mampu memberikan data yang bisa diyakini.
2. Sebelum melakukan eksplorasi dan eksploitasi air tanah perlu dilakukan deteksi
untuk mengetahui tempat keberadaan air tanah, potensi airnya, dan debitnya.
DAFTAR PUSTAKA
Chay, Asdak. 2002. Hidrologi dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:
Gajah Mada University Pres
Eddy Ibrahim, 2009, Materi Kursus Geolistrik, indralaya.
Lestarian. 2016. Makalah Akuifer dan debit air tanah. Diundah dari
http://lestaritrian17.blogspot.com/2016/06/makalah-akuifer-dan-debit-air-
tanah.html?m=1 pada tanggal 16 Oktober 2019 pukul 20.35 WIB.
Nurdin. 2011. Metode Nuclear Magnetic Resonance Sounding (Nmrs) Merupakan
Teknik Baru Dalam Eksplorasi Airtanah
Puradimaja. 2007. Slide power point eksplorasi dan pemetaan geologi: Bandung.
ITB.
Siemoen. 1998. Diktat Kuliah Geohidrologi. Jurusan Teknik Geologi. Universitas
Gajah Mada
Santoso. 1992. Peta Geologi Lembar Anyer. Pusat penelitian dan pengembangan
geologi dirjen geologi dan sumber daya mineral. Bandung.
Saputra. 2017. Makalah Air Tanah. Diundah dari http://mjayasaputra.blogsspot.com
pada tanggal 16 Oktober 2019 pukul 21.15 WIB.
Taib. 1983. Metoda Eksplorasi Tanahan Jenis. ITB
CV Toya Reka Sarana. 2006. Laporan Akhir Penyelidikan Electrik Well Logging
Pesantren X. Bandung