Anda di halaman 1dari 4

Tahukah anda terdapat di daerah mana suku Alas, suku Alor, suku Ampana, suku

Anak Dalam, suku Asmat, dan suku Badui? Suku Alas di Kabupaten Aceh
Tenggara, Suku suku Alor di Nusa Tenggara Timur Kabupaten Alor, suku
Ampana di Sulawesi Tengah, suku Anak dalam di Jambi, suku Asmat di Papua,
dan suku badui di Banten.

Selain suku-suku tersebut di Indonesia memiliki banyak suku-suku bangsa. Setiap


suku bangsa memiliki adat istiadat dan budaya sendiri yang berbeda-beda. Hal
tersebut merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara
lain. Namun, akan terjadi masalah apa bila kita tidak pandai menjaga perbedaan
tersebut.

Tahukah anda asal mula kedatangan suku bangsa tersebut dan kapan suku bangsa
tersebut datang ke Indonesia? Berikut akan kita bahas asal mula kedatangan suku
bangsa tersebut agar kita bisa saling menghormati dan menghargai perbedaan
yang ada.

Diperkirakan manusia purba ada di bumi pada kala pleistosen. Pada kala
pleistosen ini keadaan alam belum stabil, lapisan es meluas, iklim berubah-ubah,
air laut naik turun, dan gunung-gunung berapi meletus. Keadaan tersebut
berpengaruh terhadap cara hidup makhluk yang ada di bumi, termasuk manusia.

Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

1. Teori Nusantara

Dalam teori Nusantara dinyatakan bahwa asal mula manusia yang menghuni
wilayah Nusantara ini tidak berasal dari luar, melainkan dari wilayah Nusantara
itu sendiri. Mengikuti sudut pandang Multiregional Evolution Model, teori
nusantara menyatakan bahwa manusia purba menjadi nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Pendukung teori Nusantara adalah
Mohammad Yamin, J. Crawford, K. Himly, Sutan Takdir Alisjahbana dan
Gorys Keraf.

Berikut adalah argumen yang melandasi teori Nusantara.

1. Bangsa Melayu merupakan bangsa yang berperadaban tinggi. Peradaban


tidak mungkin dapat dicapai apabila tidak melalui proses perkembangan
dari kebudayaan sebelumnya.
2. Bahasa Melayu memang memiliki kesamaan dengan bahasa Champa
(Kamboja), namun persamaan tersebut hanyalah suatu kebetulan saja.
3. Adanya kemungkinan bahwa orang Melayu adalah keturunan dari Homo
soloensis dan Homo Wajakensis.
4. Adanya perbedaan bahasa antara bahasa Austronesia yang berkembang di
Nusantara dengan bahasa Indo-Eropa yang berkembang di Asia Tengah.

Berdasarkan hasil penelitian Gregorius Keraf (Gorys Keraf) mengenai bahasa-


bahasa Nusantara sebagai mana dipaparkan dalam bukunya yang berjudul
Linguistik Bandingan Historia (1984) membuahkan teori baru mengenai asal usul
bahasa dan bangsa Indonesia. Menurut teori keraf, nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari wilayah Indonesia sendiri bukan dari mana-mana, bukan
pulau dari Asia Tenggara Daratan atau dari Semenanjung Malaka.

Teori Keraf ini didasarkan pada tiga landasan tinjau sebagai berikut.

1. Situasi geografis masa lampau.


2. Pertumbuhan dan penyebaran umat manusia.
3. Teori migrasi bahasa dan leksikostatistik.

2. Teori Yunan

Dalam teori yunan disebutkan bahwa manusia-manusia purba di Indonesia yang


menjadi nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina bagian selatan.
Beberapa ahli yang mendukung teori Yunan adalah Dr. J.H.C. Kern, Robert
Barron van Heine Geldern, Prof. Dr. N.J Krom, dan Moh. Ali.

Menurut Moh. Ali bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak ke
selatan oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat. Menurut pendukung teori Yunan,
pendapat mereka didasari oleh dua hal berikut.

1. Ditemukan kapak tua di wilayah Nusantara yang memiliki kemiripan


dengan kapak tua yang ada di kawasan Asia Tengah.
2. Bahasa melayu yang berkembang di Nusantara memiliki kemiripan
dengan bahasa Champa yang ada di Kamboja. Hal tersebut membuka
kemungkinan bahwa penduduk di Kamboja berasal dari daratan Yunan
dengan menyusuri Sungai Mekong. Arus perpindahan tersebut selanjutnya
diteruskan ketika sebagian dari mereka melanjutkan perpindahan dan
sampei ke Nusantara. Kedatangan manusia dari Yunan ke kepulauan
Nusantara ini dengan melalui tiga gelombang utama (perpindahan orang
Negrito, Proto-Melayu, dan Deutro Melayu).

Orang Negrito, Diperkirakan orang Negrito sudah memasuki Nusantara sejak


1000 SM. Orang Negrito ini diyakini sebagai penduduk paling awal di kepulauan
Nusantara. Hal tersebut dibuktikan dengan penemuan arkeologi di Gua Cha,
Malaysia. Dalam perkembangannya orang Negrito menurunkan orang Semang.
Ciri fisik orang Negrito yaitu berkulit gelap, rambut keriting, hidung lebar, dan
bibir tebal. Di Indonesia ras negrito ini sebagian besar mendiami daerah papua.
Keturunan ras ini terdapat di Riau (pedalaman) yaitu suku Siak (Sakai) serta suku
Papua Melanesoid yang mendiami Pulau Papua dan Pulau Melanesia.

Proto-Melayu, Diperkirakan migrasi Proto-Melayu ke kepulauan Nusantara


sekitar pada 2500 SM. Sebutan Proto-Melayu adalah untuk menyebutkan orang-
orang yang melakukan migrasi pada gelombang pertama ke Nusantara. Keturunan
Proto-Melayu yaitu suku Toraja, Dayak, Sasak, Nias, Rejang, dan Batak. Dalam
hal bercocok tanam, orang Proto-Melayu memiliki kemahiran yang lebih baik
daripada orang Negrito.

Deutro Melayu, Deutro Melayu adalah sebutan untuk orang-orang yang


melakukan migrasi pada gelombang kedua. Diperkirakan kedatangan Deutro
Melayu ke Indonesia pada 1500 SM. Suku bangsa yang termasuk Deutro Melayu
antara lain Minangkabau, Aceh, Jawa, Melayu, Betawi, dan Manado.

3. Teori Out of Taiwan

Menurut teori Out of Taiwan, bangsa yang ada di Nusantara ini berasal dari
Taiwan bukan dari daratan Cina. Pendukung teori Out of Taiwan adalah Harry
Truman Simanjuntak. Menurut pendekatan linguistik, bahwa dari keseluruhan
bahasa yang digunakan suku-suku di Nusantara memiliki rumpun yang sama yaitu
rumpun Austronesia.

Akar dari keseluruhan cabang bahasa yang digunakan leluhur yang menetap di
Nusantara berasal dari rumpun  Austronesia di Formosa atau dikenal dengan
rumpun Taiwan, selain hal tersebut menurut riset genetika yang dilakukan pada
ribuan kromosom tidak menemukan kecocokan pola genetika dengan wilayah
Cina.

4. Teori Out of Afrika


Menurut teori Out of Afrika, manusia modern yang hidup sekarang ini berasal
dari Afrika. Dasar teori ini adalah dukungan ilmu genetik melalui penelitian DNA
mitokondria gen perempuan dengan gen laki-laki. Menurut Max Ingman (ahli
genetika dari Amerika Serikat), manusia modern yang ada sekarang ini berasal
dari Afrika antara kurun waktu 100-200 ribu tahun lalu.

Dari Afrika mereka menyebar ke luar Afrika. Dari hasil penelitian Max Ingman
tersebut, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa gen manusia modern
bercampur dengan gen spesies manusia purba.

Diperkirakan manusia Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika melakukan


migrasi ke luar Afrika sekitar 50.000-70.000 tahun silam. Tujuan migrasi tersebut
menuju Asia Barat. Jalur yang ditempuh ada dua yaitu mengarah ke lembah
Sungai Nil, melintas Semenanjung Sinai lalu ke utara melewati Arab Levant dan
jalur kedua melewati Laut Merah.

Setelah memasuki Asia ada beberapa kelompok yang tinggal sementara di Timur
Tengah, sedangkan kelompok lainnya melanjutkan perjalanan dengan menyusuri
pantai Semenanjung Arab menuju ke India, Asia timur, Indonesia. bahkan sampai
ke barat daya Australia.

Bukti mengenai keberadaan manusia Afrika telah sampai ke Australia adalah


dengan ditemukan bahwa manusia Afrika telah berimigrasi hingga ke Australia
adalah dengan jejak genetika.

Anda mungkin juga menyukai