X
DENGAN STROKE HEMORAGIK
ASUHAN KEPERAWATAN
Oleh:
Oleh:
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Nama : Tn. X No. RM : 3135XX
Umur : 72 tahun Pekerjaan : Karyawan
pensiunan
pemerintah daerah
Jenis : Laki-laki Status : Menikah
Kelamin Perkawinan
Agama : Tidak Terkaji Tanggal MRS : Oktober 2019
Genogram
Keterangan Gambar Genogram:
: Laki-laki : garis
pernikahan
: Perempuan : garis
keturunan
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah
sakit)
- Antropometeri
Sebelum MRS
BB : 53 Kg
TB : 165 cm
Rumus IMT = Berat badan (kg) : Tinggi bada (dalam m)2
IMT : 20,9
Setelah MRS
BB :53 Kg
TB : 165 cm
IMT : 20,9
Interpretasi : Berat badan klien masih dalam batas normal
- Biomedical sign :
- Clinical Sign :
Klien tampak lemas, terlihat lemas
- Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
Sebelum MRS: Klien makan 3 kali sehari porsi sedang dan minum
±8 gelas sehari
Setelah MRS: Klien makan 2 kali sehari dengan porsi makan tidak
di habiskan, minum ± 1 botol (1,5 L)
Interpretasi : Intake makan dan minum klien sebelum dan setelah
MRS mengalami perubahan
Berat badan ideal = 165-100 = 65 kg
BMR Berat Badan Aktual
BMR aktual = 88,362+ (13,397x BB aktual) + (4,799x TB) – (5,677x Usia)
= 1181,494 kkal
= 1181,494 x 1,2
= 1417,7928 kkal
= 1418 kkal
BMR Berat Badan Ideal
= 1342,258 kkal
= 1342,258 x 1,2
= 1610,7096 kkal
= 1611 kkal
Interpretasi : Tn. X dengan kebutuhan kalori harian untuk BB actual sebesar 1418
kkal, sementara untuk kebutuhan kalori harian untuk BB ideal sebesar 1611 kkal.
3. Pola eliminasi: (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
BAK
Indikator Sebelum MRS Setelah MRS
Frekuensi 3-5 kali sehari 3-5 kali sehari
Jumlah ±150-250 ml ±150-250 ml
Warna Kuning Kuning
Bau Khas urin Khas urin
Karakter Cair Cair
BJ - -
Alat Bantu Mandiri Mandiri
Kemandirian Mandiri Mandiri
Lain-lain - -
BAB
Indikator Sebelum MRS Setelah MRS
Frekuensi 1 kali sehari 1 kali sehari
Jumlah - -
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Bau Seperti tinja Seperti tinja
Karakter Padat lunak Padat lunak
BJ - -
Alat Bantu Mandiri Mandiri
Kemandirian Mandiri Mandiri
Lain-lain - -
Interpretasi : Pola eliminasi klien tidak mengalami perubahan
Balance cairan:
Intake sebelum sakit : minum = 2000 ml, makan = 450 ml
Intake setelah sakit: minum = 1500 ml, makan = 350 ml
Output sebelum sakit : 250 ml
Output setelah sakit: urine = 250 ml,
IWL sebelum sakit : 15xBB/24 = 15x53:24 = 33
IWL sesudah sakit : (10%xintake)/24+(IWL normal) = (10%x1850)/24+33 =
40,708
Balance cairan sebelum sakit : intake – output = (2000+450)-(250-250) = 2450
Balance cairan sesudah sakit : intake-output = (1500+350)-(250-250) = 1850
Interpretasi: Balance cairan pasien menurun
4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Sebelum MRS: Klien mengatakan sebelum sakit sehari-hari beraktivitas di
rumah, dan melakukan segala aktivitas secara mandiri
Saat MRS: Klien hanya makan/minum, tirah baring di rumah sakit
dikarenakan kaki kirinya mengalami kelemahan
c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Makan / minum V
Toileting V
Berpakaian V
Berpindah V
Ambulasi / ROM V
5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Indikator Sebelum MRS Setelah MRS
Durasi ±8 jam sehari ±8 jam sehari
Gangguan tidur Tidak ada gangguan Tidak ada gangguan
Keadaan bangun tidur Segar -
Lain-lain - -
Interpretasi : Tidak terdapat perubahan saat dirumah sakit terkait dengan
pola tidurnya . selama dirumah sakit klien lebih banyak waktu untuk
istirahat
Keadaan umum:
Komposmentis, tampak anemia, bising usus aktif
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 180/100 mmHg
Detak jantung : 97 bpm
- RR : 20 x/menit
- Suhu : 36,5 0C
- Nadi : 88 x/menit
1. Kepala:
I: Kulit kepala bersih dan kering tanpa lesi terdapat kelainan pada area
wajah tidak simetris, tidak ada jejas, distribusi rambut normal, rambut
hitam dan putih
P: tidak ada nyeri tekan di kepala
2. Mata:
I : Konungtiva anemis, penglihatan mata klien kabur
3. Telinga:
I: Bagian luar telinga kanan dan kiri bersih, tidak ada lesi, tidaka ada
kelainan bentuk, klien dapat mendegar dengan normal
4. Hidung:
I: Tidak ada kelainan bentuk, tulang hidung simetris, tidak ada massa,
lubang hidung normal
P: Tidak ada nyeri tekan pada area tulang hidung
5. Mulut:
I: mukosa terlihat pucat,
6. Leher:
I: Leher pasien simetris, tidak ada jejas maupun lesi, tidak ada benjolan.
Tidak ada kelenjar getah bening yang menonjol
P: Tiroid dipalpasi tidak teraba adanya benjolan yang abnormal
7. Dada
I: Dada klien terlihat simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada jejas, dan
tidak tampak benjolan abnormal,
P: Pengembangan paru kanan dan kiri sama, tidak ada massa atau benjolan
yang teraba
P: perkusi pada paru lapang sonor, perkusi pada batas jantung pekak
A: Suara nafas vesikuler, tidak ada suara tambahan pada paru dan jantung
8. Abdomen
I: tidak ada lesi
P: tidak ada nyeri tekan
P: suara timpani
A: bising usus aktif
9. Urogenital
I: Klien tidak menggunakan kateter, pola berkemih teratur tanpa rasa sakit,
perdarahan, atau tanda-tanda infeksi
10. Ekstremitas
Atas Tangan kanan dan kiri dapat digerakkan
secara leluasa kekuatan otot kanan dan kiri 4.
tangan kiri terpasang infus dan kuku pada jari
terlihat bersih
Bawah Kaki kanan tidak mengalami kelemahan
dapat menggerakkan secara leluasa dan kaki
kiri mengalami kelemahan. Kekuatan otot
kaiki kanan 4 dan kiri 2
Resiko Jatuh
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
(Berdasarkan Prioritas)
Hasil CT Scan
menunjukkan terjadi stroke
hemoragik lobus
oksipital-temporal kanan
2 Gangguan mobilitas fisik 25 Agustus 25 Agustus Masalah
mobilitas fisik fisik 2 x 24 jam meningkat dengan kriteria hasil: Definisi: memfasilitasi pasien untuk
Mobilitas fisik (L.05042) meningktakan aktivitas berpindah.
U
No Indikator Awl Tujuan Terapeutik:
1 2 3 4 5 la
. 1. Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat
1. Pergerakan 2 √ H
bantu (mis tongkat, kruk).
ektremitas o
2. Kekuatan otot 2 √ 2. Fasilitasi melakukan mobilitas fisik jika
3. ROM 2 √ vi
perlu.
4. Kekakuan 2 √
sendi
Keterangan : Edukasi:
1. Menurun 1. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
2. Cukup menurun 2. Anjurkan melakukan ambulasi dini.
3. Sedang Dukungan mobilisasi ( I.05173)
4. Cukup meningkat Definisi: memfasilitasi pasien unutk
5. Meningkat meningkatkan aktivitas pergerakan fisik.
Observasi:
1. Identifikasi toleransi fisik melakukan
ambulasi.
Terapeutik:
1. Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu.
2. Libatkan keluarga untuk dapat membantu
pasien dalam meningkatkan pergerakan.
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi.
2. Anjurkan melakukan mobilisasi dini.
3. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan (mis, berjalan dari tempattidur ke
kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke
kamar mandi, berjalan sesuai toleransi).
3 Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam Latihan memori l.06188
memori memori meningkat dengan kriteria hasil: Definisi : Mengajarkan kemampuan untuk
Mobilitas fisik (L.05042) mengingat daya ingat
U
Observasi
la
No Indikator Awl Tujuan 1. Identifikasi masalah memori yang dialami
1 2 3 4 5 H
. 2. Monitor perilaku dan perubahan memori
1. Verbalisasi 2 √ o
selama diterapi
kemampuan vi
Terapeutik
mempelajari 1. Rencanangan metode mengajar sesuai
hal baru dengan kemampuan pasien
2. Verbalisasi 2 √
2. Simulasi memori dengan mengulang pikiran
kemampuan
yang terakhir kali diucapkan, jika perlu
mengingat
3. Simulasi dengan menggunakan peristiwa
informasi
yang baru saja terjadi
faktual
3. Verbalisasi 2 √ Edukasi
kemampuan 1. Jelaskan tujuan dan prosedur latihan
mengingat 2. Ajarkan teknik memori yang tepat
perilaku
tertentu yang
pernah
dilakukan
4. Verbalisasi 2 √
kemampuan
mengingat
peristiwa
Keterangan :
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Meningkat
4. Resiko Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan 2 x Pencegahan Jatuh (1.14540)
Jatuh 24 jam diharapkan tingkat jatuh sesuai dengan
Observasi
kriteria hasil :
U
1. Identifikasi faktor risiko jatuh
Tingkat Jatuh (L.14138) la
2. Identifikasi faktor lingkungan yang
H
No. Indikator Awl Tujuan meningkatkan risiko jatuh
1 2 3 4 o
3. Monitor kemampuan berpindah dari tempat
1. Jatuh dari 2 √ tidur ke kursi roda dan sebaliknya vi
tempat tidur
Terapeutik
2. Jatuh saat 2 √
berdiri 4. Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda
3. Jatuh saat 2 √
selalu dalam kondisi terkunci
duduk
4. Jatuh saat 2 5. Pasang handrall tempat tidur
berjakan Edukasi
Ket :
6. Anjurkan memanggil perawat jika
1. Meningkat
membutuhkan bantuan untuk berpindah
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
PARAF
NO.
NO. TANGGAL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF (HASIL/RESPON) &
DX
NAMA
1 1 26 Agustus 2021 1. Monitor ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan S :
08.00 WIB reaktifitas pupil - Klien mengalami gangguan terkait
2. Monitor tingkat kesadaran dengan kognitif, saat ditanya klien
08.03 WIB
Ula Hovi
08.06 WIB 3. Monitor ingatan terakhir, rentang perhatian, merasa kebingungan
memori masa lalu, mood dan perilaku - Klien mengeluhkan sakit kepala berat
4. Monitor tanda-tanda vital - Klien dapat berbicara hanya saja
08.09 WIB
08.14 WIB 5. Monitor irama otot, gerakan motor, gaya merasa kebingungan
berjalan, dan propriosepsi O:
6. Monitor adanya tremor - Ukuran mata simetris, penglihatan
08.15 WIB
08.18 WIB 7. Monitor keluhan sakit kepala pada mata kabur
08.25 WIB 8. Monitor karakteristik bicara: kelancaran, - GCS E4V4M6
kehadiran afasia, atau kesulitan mencari - TD : 175 X/menit
kata - Nadi : 95 x/menit
08.30 WIB 9. Monitor parestesi (mati rasa dan - Suhu : 36,7 C
kesemutan) - RR : 20 x/menit
08.35 WIB - Kekuatan otot
2 4
08.37 WIB 2 4
2 4
A:
P:
Lanjutkan intervensi
Sabtu, D.0054 Gangguan S:
28 mobilitas fisik - Klien mengatakan sulit
Agustus dan takut apabila akan
bergerak. Ula Hovi
2021- - Klien mengatakan
08-20 sudah paham apa itu
prosedur mobilisasi.
09.00 O:
WIB
- Klien sudah paham
mengenai prosedur
serta tujuan perawatan
mobilisasi yang
diberikan
- Klie masih temapak
lemah
- Klien masih tampak
kesulitan dalam
bergerak
- Klien masih diantu
dalam melakukan
aktivitas.
A:
O:
TD : 170 x/menit
Nadi : 98 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,7 C
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan Intervensi
- Terpasang handrall
pada tempat tidur
- TD : 1650/90
- Nadi : 80 x menit
- RR 20 X/Menit
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Yuan, Y., F. Huang, Z. Gao, W. Cai, J. Xiao, Y. Yang, dan P. Zhu. 2020. In an
elderly man : a case report. 8(24):6487–6499.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI) Definisi Dan Indikator Diagnostik. Edisi 1 Persatua. Jakarta Selatan:
Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI) Definisi Dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI) Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP
PPNI.