PKL Jembatan Fira
PKL Jembatan Fira
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tujuan pendidikan Program Studi Perancangan Jalan dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ketapang adalah mencetak sarjana teknik sipil
yang ahli dan terampil dalam bidang infrastruktur. Untuk mencapai tujuan tersebut
tidaklah cukup jika mahasiswa hanya menerima pendidikan di bangku kuliah saja,
maka dalam upaya untuk memperluas pengetahuan dan menambah pengalaman
pelaksanaan di lapangan, Politeknik Negeri Ketapang, memberikan mata kuliah
Praktik Kerja Lapangan (PKL). Hal ini sangat diperlukan untuk lebih mengenalkan
mahasiswa pada dunia kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang
akan memberikan gambaran nyata mengenai dunia kerja kepada mahasiswa.
Sehingga mahasiswa mempunyai bekal dan wawasan untuk terjun ke masyarakat.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini bertujuan agar mahasiswa dapat
membandingkan teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan pelaksanaan di
lapangan dan memahami teknik-teknik penyelesaian dari permasalahan yang terjadi
dalam suatu pelaksanaan jembatan, sekaligus mempelajari aspek teknis yang
berhubungan dengan pelaksanaan proyek dan aspek manajerial yang berhubungan
dengan penyusunan rencana kerja, rencana bahan, tenaga dan alat serta koordinasi
antara para pihak (Pemilik, Konsultan, Kontraktor dan Pemerintah). Dalam
melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL), mahasiswa dituntut aktif dalam
pengamatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan keaktifannya dalam pengumpulan
data-data lapangan selama pelaksanaan pekerjaan, hal ini diperlukan karena nantinya
akan dipergunakan dalam menyusun laporan praktik kerja. Laporan praktik kerja ini
menggunakan beberapa metode untuk memperoleh data–data yang dibutuhkan dalam
penyusunannya.
1
Adapun metode-metode yang digunakan untuk memperoleh data antara lain
adalah :
1.1.1 Metode observasi (pengamatan)
Dalam metode observasi ini pelaksanaan yang dilakukan adalah dengan
mengamati proses pekerjaan yang berlangsung Pekerjaan Jembatan Nanjung CS (
Ruas Jalan Pesaguan – Kendawangan ) Kabupaten Ketapang. Dari mulai sampai
selesai batas waktu yang ditentukan oleh pihak yang bersangkutan.
1.1.2 Metode interview (wawancara langsung)
Dalam metode interview ini pelaksanaan yang dilakukan adalah dengan
melakukan wawancara secara langsung kepada semua pihak yang terlibat dalam
proses pembangunan dari pihak manajemen konstruksi, salah satunya dengan
memberikan pertanyaan kepada pihak yang terkait.
1.1.3 Metode pustaka (Literatur)
Dalam metode pustaka, mencari informasi dengan mengumpulkan data dalam
Pekerjaan Jembatan Nanjung CS ( Ruas Jalan Pesaguan – Kendawangan ) Kabupaten
Ketapang. Dengan bereferensikan dari internet, jurnal ataupun buku.
1.1.4 Metode instrumen
Dalam metode instrumen pelaksanaan dilakukan dengan menggunakan alat
bantu seperti kamera ataupun alat tulis, guna untuk mendapatkan data-data ataupun
informasi mengenai Pekerjaan Jembatan Nanjung CS ( Ruas Jalan Pesaguan –
Kendawangan ) Kabupaten Ketapang.
Karena pada PKL-2 difokuskan pada Proyek Jembatan, maka dalam kegiatan
Praktik Kerja Lapangan ini akan dilakukan pengamatan proses pekerjaan terhadap
“Penggantian Jembatan Nanjung CS ( Ruas Jalan Pesaguan – Kendawangan ) CV.
Lamtoro Ketapang” yang dipilih sebagai objek kerja praktik.
2
Kegiatan Pekerjaan Jembatan Nanjung CS ( Ruas Jalan Pesaguan –
Kendawangan ) Kabupaten Ketapang dilaksanakan oleh CV. Lamtoro Ketapang
selaku pemenang tender pekerjaan tersebut. Sumber dana pekerjaan tersebut
diperoleh dari APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Provinsi Kalimantan
Barat. Panjang ruas Jembatan yang dilaksanakan sepanjang 24 m dengan lebar 4,20
m. Dengan nomor kontrak 630/07/SP/JBT-NJG/PUPR-B.2/2/2020 Tahun anggaran
2020 yang berjumlah RP. 1.919.998.000,00 ( Satu Miliar Sembilan Ratus Sembilan
Belas Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Delapan Rupiah ). Tanggal pelaksanaan
masa kontrak 23 Oktober 2020 sampai dengan 23 Desember 2020 serta masa
pemeliharaan 24 desember 2020 sampai dengan 31 maret 2021.
Apabila terjadi perubahan ketentuan pemerintah dalam hal berakhirnya tahun
anggaran akan di lakukan perubahan waktu penyesuaian pekerjaan.
4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
2.1.1 Umum
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan
yang berkualitas serta mempertimbangkan perkembangan teknologi konstruksi di
bidang jalan dan jembatan serta terbitnya norma, standar, pedoman, dan kriteria
terkait dengan bidang jalan dan jembatan, perlu dilakukan penyesuaian terhadap
spesifikasi umum untuk pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan sebagaimana
termuat dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 10/SE/Db/2014
tentang Penyampaian Standar Dokumen Pengadaan dan Spesifikasi Umum 2010
(Revisi 3) untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan. Spesifikasi Umum ini
memuat ketentuan teknis pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan
berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 31/PRT/M/2015 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Konsultansi, dan Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2017.
2.1.2 Dasar Pembentukan
1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4444).
5
2. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4655).
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015
tentanG Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 8).
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 16).
5. Keputusan Presiden Nomor 79/TPA Tahun 2018 tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M /2011 tentang Standar
dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 31/PRT/M/2015 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi dan Jasa Konsultansi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1285).
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 05/PRT/M/2017
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
6
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 466).
2.2 Latar Belakang Perusahaan
CV. Lamtoro Ketapang berdiri pada hari kamis 19 Juli 1984 yang
berkedudukan di Ketapang, Kabupaten Ketapang. CV. Lamtoro Ketapang ini
bermaksud dan bertujuan menjalankan usaha dalam bidang perdagangan, usaha
perindustrian, usaha pemborongan/pembangunan, usaha pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan, pertambangan, usaha pengangkutan darat/sungai dan usaha-
usaha lain yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan maksud-maksud
tersebut diatas. Dalam bidang pembangunan, CV. Lamtoro Ketapang berkomitmen
menjalankan usaha pemborongan bangunan-bangunan, gedung-gedung, jembatan-
jembatan, jalan, bangunan konstruksi, instalasi listrik, saluran air minum, irigasi -
irigasi, borongan pekerjaan penyiapan lahan transmigrasi, lahan perkebunan dan
pekerjaan pemeliharaan tanaman pekebunan dan sebagainya. Komitmen kami pada
kepuasan client diwujudkan dengan cara memenuhi tenggat waktu pekerjaan, juga
anggaran pekerjaan dan kualitas yang sesuai dengan harapan.
7
2.3 Lokasi Proyek
Berdasarkan gambar dibawah lokasi proyek berada di titik merah. Dipantau
secara geografis lokasi proyek Penggantian Jembatan Nanjung CS (Ruas Jalan
Pesaguan – Kendawangan) berlokasi di Kecamatan Matan Hilir Selatan Kabupaten
Ketapang, Kalimantan Barat.
Gambar 2.1 Lokasi proyek Penggantian Jembatan Nanjung CS (Ruas Jalan Pesaguan – Kendawangan)
(Sumber : Citra Satelit (Google Maps))
8
2.4 Struktur Organisasi Penyedia Jasa Konstruksi
Struktur Organisasi Kontraktor Penggantian Jembatan
Nanjung CS (Ruas Jalan Pesaguan – Kendawangan) Kecamatan
Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, Sumber Dana APBD
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020.
13
BAB III
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
3.1 Deskripsi Kerja
3.1.1 Data Umum Kegiatan
Ruang lingkup pekerjaan menggambarkan bidang pekerjaan yang dilakukan
dan pengalaman bekerja selama di tempat PKL, meliputi sistem penugasan kerja dan
rangkuman yang dilakukan selam PKL. Dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL),
penulis diberi waktu selama 8 minggu dimulai dari tanggal 01 Desember 2020 hingga
tanggal 31 Januari 2021 untuk melakukan pengamatan kegiatan proyek Preservasi
Rekonstruksi Penggantian Jembatan Nanjung CS (Ruas Jalan Pesaguan-
Kendawangan), sehingga penulis hanya dapat mengamati sebagian dari proses
pelaksanaan pekerjaan tersebut. dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini substansi
yang di amati meliputi alat, bahan, tenaga kerja, metode pekerjaan,dan aspek-aspek
yang mempengaruhi kelancaran pelaksanaannya.
3.1.2 Berikut data dari proyek Penggantian Jembatan Nanjung CS (Ruas Jalan
Pesaguan - Kendawangan :
a. Pembersihan Lahan
b. Pekerjaaan RetainingWall
c. Pekerjaan Oprit
d. Perletakan jembatan
3.3.1 Mobilisasi
B. Vibratory Roller
Vibratory Roller atau yang biasa disebut Vibro Roller adalah alat berat yang
digunakan untuk menggilas dan memadatkan hasil timbunan sehingga
kepadatan tanah yang dihasilkan lebih sempurna.
17
Gambar 3.2 Vibratory Roller
C. Excavator
Excavator adalat alat yang digunakan pada pekerjaan tanah, serta untuk
mengangkut material dan kerangka jembatan.
18
D. Motor Grader
Motor Grader adalah salah satu jenis traktor dengan fungsi sebagai perata
bentuk permukaan tanah, biasanya digunakan dalam proyek jalan dan
jembatan untuk membuat kemiringan tertentu suatu ruas jalan. Dengan blade
yang dapat diatur tingkat kemiringannya.
E. Water Tank
Water tank digunakan untuk menyiramkan air pada permukaan jalan jika
lapisan tanah atau agregat yang akan dipadatkan memiliki kadar air yang
lebih rendah dari kadar air optimumnya.
Pengaturan lalu lintas adalah salah satu bagian yang sangat penting guna
menjamin pada saat pelaksanaa pekerjaan yang tentunya pada saat aktivitas lalu lintas
berjalan kemudian pekerjaan tidak mengalami gangguan dan juga terlindungi dari
kerusakan yang bisa diakibatkan oleh lalu lintas tersebut. Adapun pengaturan lalu
lintas itu dapat berupa:
20
1. Rambu dan penghalang yang dipasang saat atau tidak berlangsung pekerjaan
dan rambu ini dapat dituliskan peringatan.
2. Petugas bendera, personil ini ditempatkan pada setiap yang sedang
berlangsung dan bertugas mengatur arah serta memberi aba-aba kepada driver
dan operator alat berat agar lalu lintas tidak terhenti apabila pekerjaan sedang
berlangsung.
3. Peralatan Keselamatan Lalu Lintas :
- Kerucut Lalu Lintas
- Rambu Peringatan
- Sepatu Boot
- Helm
- Rompi
3.3.3 Pekerjaan Dinding Penahan (Retaining Wall)
Menurut E.Khuzaifah bangunan dinding penahan tanah merupakan struktur
bangunan yang berfungsi memikul beban yang sebagian besar dari beban horizontal/
lateral dan atau beban yang diteruskan akibat bangunan yang ada diatasnya
(abutment jembatan) dan diteruskan melalui pondasi kedalam tanah.
Pada dasarnya dinding penahan memiliki beberapa fungsi antara lain:
Menahan tekanan lateral tanah aktif (Active Lateral Force Soil) yang dapat
berpotensi menyebabkan terjadinya keruntuhan lateral tanah misalnya
longsor/landslide.
Menahan tekanan lateral air (Lateral Force Water) yang dapat berpotensi
menyebabkan terjadinya keruntuhan lateral akibat tekanan air yang besar.
Mencegah terjadinya proses perembesan air/seepage secara lateral yang
diakibatkan oleh kondisi elevasi muka air tanah yang cukup tinggi. Dalam hal ini
21
juga berfungsi dalam proses dewatering yaitu dengan memotong aliran air (Flow
net) pada tanah (Cut Off).
22
Gambar 3.8 Pemadatan Timbunan Tanah
23
Gambar 3.9 Penghamparan LPB Menggunakan
Motor Grader
Sumber Dokumentasi Lapangan
25
Gambar 3.12 Pengecoran Pile Cap
27
Gambar 3.15 Perakitan Rangka Jembatan
Menggunakan Excavator
Sumber Dokumentasi Lapangan
28
3.3.6 Pemeriksaan Detail Jembatan (Final Check)
Pemeriksaan secara mendetail dilaksanakan untuk menilai secara akurat
kondisi suatu jembatan. Semua komponen dan elemen jembatan harus diperiksa serta
kerusakan-kerusakan yang berarti dikenali kemudian didata. Secara lebih khusus,
Pemeriksaan secara Detail dilakukan untuk :
Mengenali dan mendata semua kerusakan penting pada elemen
jembatan;
Menilai kondisi elemen dan sekelompok elemen jembatan dan secara
obyektif menentukan suatu Nilai Kondisi;
Melaporkan apakah Tindakan Darurat dibutuhkan dan alasannya;
Melaporkan apakah suatu Laporan Khusus dibutuhkan dan alasannya;
Melaporkan apakah pemeliharaan rutin yang baik sedang berlangsung.
Data dari Pemeriksaan secara Detail dimasukkan dalam Database yang mampu
memproses data tersebut dan menganjurkan pemeliharaan setiap jembatan secara
keseluruhan yang dapat mengembalikan jembatan tersebut ke suatu kondisi tertentu
dan dalam tingkat layak layak.
29
BAB IV
TUGAS KHUSUS
4.1 Umum
4.1.1 Definisi
a) Kajian Teknis
Kajian Teknis adalah pembuktian tertulis yang disertai dengan penjelasan
rinci tentang adanya perubahan kebutuhan pada penyelenggaraan kegiatan
yang berdampak pada terjadinya perubahan konstruksi dan digunakan sebagai
dasar dilakukannya perubahan kontrak.
b) Adendum Kontrak
Addendum Kontrak/Perubahan kontrak adalah perubahan yang dapat
dilaksanakan apabila disetujui pihak.
(Sumber : Permen PUPR No. 31/PRT/M/2015, BUKU PK 01 HS, BAB IX
SSUK B.336).
c) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Pejabat Pembuat Komitmen yang disebut PPK adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
(Sumber : Pepres No.4 Tahun 2015 Pasal 1 Angka 7).
d) Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak (PPPK)
Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak yang disebut PPPK adalah Tim
pendukung yang dapat dibentuk oleh KPA/PA untuk membantu KPA/PA
dalam kepentingan perubahan kontrak.
(Sumber : Permen PUPR No.31/PRT/M/2015, BUKU PK 01 HS, BAB IX
SSUK B.4 36.3).
e) Unsur Perencana
30
Unsur Perencana adalah unsur satuan kerja perencanaan dan pengawasan jalan
Nasional (P2JN) dan/atau konsultan perencana.
(Sumber : Lampiran SE Dirjen Bina Marga No.02/SE/Db/2016 butir 4.c).
f) Pengawas Pekerjaan
Pengawas Pekerjaan adalah personil yang diangkat oleh PPK yang berasal
dari personil PPK atau Konsultan Pengawas. Pengawas pekerjaan
berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
(Sumber : Lampiran SE Dirjen Bina Marga No.02/SE/Db/2016 butir 4.d).
g) Kajian Teknis Lapangan
Kajian Teknis Lapangan adalah suatu kegiatan untuk mencari kesesuaian
antara rancangan asli yang ditunjukan dalam Gambar dengan kebutuhan
aktual lapangan sebagaimana dijelaskan pada Spesifikasi Umum 2010 (Revisi
3) Divisi 1 Seksi 1.9.
(Sumber : Lampiran SE Dirjen Bina Marga No.02/SE/Db/2016 butir 4.e).
h) Penyedia
Penyedia adalah badan usaha yang menyediakan/melaksanakan pekerjaan
konstruksi.
(Sumber : Permen PUPR No.31/PRT/M/2015, BUKU PK 01 HS, BAB IX
SSUK A.1.8).
i) Perubahan Kontrak
Perubahan Kontrak adalah perubahan akibat terdapat perbedaan antara kondisi
lapangan pada saat pelaksanaan, dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis
yang ditentukan dalam dokumen kontrak, atas persetujuan PPK dengan
penyedia.
(Sumber : Perpres No.70 tahun 2012 Pasal 87 ayat (1)).
31
4.1.2 Prosedur Kajian Teknis
32
g. Membuat addendum kontrak
PPK bersama penyedia membuat addendum kontrak berdasarkan Kompilasi
Perintah Perubahan Chief Communication Officer (CCO), atau persetujuan
perubahan kontrak dari Ka.Satker atau Persetujuan Perubahan Kontrak dari
Ka. Balai atau persetujuan perubahan kontrak dari Direktur Terkait.
Pasangan batu adalah susunan batu yang diantaranya diisi dengan bahan
adukan atau mortar sebagai bahan pengikatnya. Pekerjaan ini harus mencakup
pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang diperintahkan
pengawas pekerjaan, yang dibuat dari pasangan batu, pekerjaan harus meliputi
pemasokan semua bahan, penyiapan seluruh formasi atau fondasi termasuk galian
maupun timbunan dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan
struktur sesuai spesifikasi ini dan memenuhi garis ketinggian, potongan dan dimensi
seperti ditunjukan dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis
oleh pengawas pekerjaan, serta toleransi, pengajuan kesiapan kerja, jadwal kerja,
kondisi tempat kerja, perbaikan atas pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau
rusak. Sebelum memulai pekerjaan, penyedia jasa harus menyiapkan dan
menyerahkan gambar kerja detail pelaksanaan pasangan batu untuk mendapatkan
persetujuan dari pengawas.
4.2.1.1 Bahan
a. Batu
Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus
dari jenis yang diketahui awet. bila perlu, batu harus dibentuk untuk
menghilangkan bagian yang tipis atau lemah. Batu yang terdiri dari
bahan yang porous atau batu kulit harus ditolak.
Batu harus lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan
saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
Ukuran batu dalam arah manapun tidak boleh kurang dari 15 cm.
33
b. Adukan Mortar Semen
Adukan mortar semen haruslah adukan mortar semen yang memenuhi
kebutuhan yang disyaratkan.
c. Drainase Porous
Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung
penyaring untuk pekerjaan pasangan batu.
a) Persiapan Fondasi
Fondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan
syarat untuk galian.
Dasar fondasi untuk struktur dinding penahan harus tegak lurus, atau
bertangga yang juga tegak lurus terhadap muka dari dinding.
Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring
harus disediakan bilamana disyaratkan sesuai dengan ketentuan dalam
drainase porous.
34
b) Pemasangan Batu
Landasan dari adukan mortar semen baru Paling sedikit 3 cm tebalnya
harus dipasang pada fondasi yang disiapkan sesaat sebelum
penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar
pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut.
Perhatian harus diberikan untuk menghindari pengelompokkan batu
yang berukuran sama.
Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan
muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari
batu yang terpasang.
Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau
memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus
disediakan untuk memasang batu yang lebih besar dari ukuran yang
dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau
menggulingkan batu pada pekerjaan yang baru dipasang tidak
diperkenankan.
c) Penempatan Adukan Mortar Semen
Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai
merata dan dalam wakru yang cukup untuk memungkinkan
penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang menerima setiap
batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus
disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan
dipasang.
Tebal dari landasan adukan mortar semen harus pada rentang 2 cm
sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamim
bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi penuh.
Banyaknya adukan mortar semen untuk landasan yang ditempatkan
pada suatu waktu haruslah dibatasi hingga batu hanya dipasang pada
adukan mortar semen baru yang belum mengeras. Bilamana batu
menjadi longgar atau lepas setelah adukan mortar semen mencapai
pengerasan awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya
dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan mortar
semen yang baru.
35
d) Ketentuan Lubang Sulingan Dan Delatasi
Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan,
kecuali lubang sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak
lebih dari 2 meter dari sumbu lainnya dan harus berdiameter 50
milimeter.
Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah,
maka delatasi harus dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih dari
20 meter. Deletasi harus 30 milimeter lebarnya dan harus diteruskan
sampa seluruh tinggi dinding. Batu yang digunakan untuk
pembentukan sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang
disyaratkan di atas.
Timbunan dibelakang delatasi haruslah dari bahan drainase porous
berbutir kasar dengan gradasi menerus yang dipilih sedemikian hingga
tanah yang ditahan tidak dapat hanyut jika melewatinya, juga bahan
drainase porous tidak hanyut melewati sambungan.
e) Pekerjaan Akhir Pasangan Batu
Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hamper rata
dengan permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu,
sebagaimana pekerjaan dilaksanakan.
Permukaan horizontal dari seluruh pemasangan batu harus dikerjakan
dengan tambahan adukan mortar semen tahan cuaca setebal 2
centimeter, dan dikerjakan sampai permukaan tersebut rata,
mempunyai lereng melintang yang dapat menjamin pengaliran hujan,
dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan cuaca tersebut harus
dimasukan ke dalam dimensi struktur yang disyaratkan.
Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan mortar semen
masih baru, seluruh permukaan batu harus dibersihkan dari bekas
adukan.
Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat.
Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan
untuk memperoleh bidang antara muka rapat dan halus dengan
pasangan batu sehingga akan memberikan drainase yang lancer dan
mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu.
36
4.2.2Timbunan
4.2.2.1 Bahan
a. Sumber Bahan
Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui sesuai dengan
ketentuan dari pengawas lapangan.
b. Timbunan Biasa
Yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan galian
tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh pengawas lapangan pekerjaan
sebagai bahan memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen.
c. Timbunan Pilihan
Timbunan hanya diklasifikasikan sebaga timbunan pilihan apabila digunakan
pada lokasai atau untuk maksud dimana bahan-bahan ini telah ditentukan atau
disetujui secara tertulis oleh pengawas pekerjaan. Timbunan pilihan diatas
tanah rawa untuk keadaan dimana penghamparan dalam kondisi jenuh atau
banjir tidak dapat dihindari haruslah batu, pasir atau kerikil atau bahan
berbutir bersih lainnya dengan Index Plastisitas maksimum 6%(enam persen).
37
Jika timbunan akan dibangun diatas permukaan tanah dengan
kelandaian lereng lebih dari 10%, ditempatkan diatas permukaan lama
atau pembangunan timbunan baru, maka lereng lama akan dipotong
sampai tanah yang keras dan bertangga dengan lebar yang cukup
sehingga memungkinkan peralatan pemadat dapat beroperasi.
Dasar saluran yang ditimbun harus diratakan dan dilebarkan
sedemikian hingga memungkinkan pengoperasian peralatan pemadat
yang efektif.
b. Penghamparan Timbunan
38
Tanah timbunan umumnya diangkat langsung dari lokasi sumber
bahan ke permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan
disebarkan.
Tidak diperkenankan untuk penimbunan atau penumpukan tanah
terutama pada musim hujan.
Lapisan penopang diatas tanah lunak harus dihampar sesegera
mungkin dan tidak lebih dari tiga hari setelah persetujuan setiap
penggalian atau pembersihan dan pengupasan oleh pengawas
pekerjaan.
c. Pemadatan Timbunan
39
Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
disyaratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh pengawas
pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar.
Timbunan mulai dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju
ke arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan
menerima jumlah usaha pemadatan yang sama.
Pondasi Cerucuk adalah salah satu jenis pondasi yang biasanya diaplikasikan
didaerah dengan kondisi tanah yang kurang stabil dimana umumnya dengan jenis
tanah lumpur ataupun tanah gambut dengan elevasi muka air yang cukup tingggi.
Cerucuk dalam defenisinya adalah susunan tiang kayu dengan diameter antara 8
sampai 15 meter yang dimasukkan atau ditancapkan secara vertikal kedalam tanah
yang ditujukan untuk memperkuat daya dukung terhadap beban diatasnya. Dalam
40
konstruksinya ujung atas dari susunan cerucuk disatukan untuk menyatukan
kelompok susunan kayu yang disebut dengan kepala cerucuk. Kepala cerucuk dapat
berupa pengapit dan tiang -tiang kayu , matras, kawat pengikat , papan penutup atau
balok poer.
Kadang dalam hal tertentu, pondasi cerucuk ditanamkan pada kedalam tertentu
dimana sebelumnya kita terlebih dahulu melakukan penggalian tanah asli sesuai
dengan kedalaman yang direncanakan, dan setelah itu baru dilakukan penancapan
kayu cerucuk. Untuk pelaksanaan pemancangan kayu cerucuk dapat dilakukan secara
manual (tenaga manusia) dan dapat juga dilakukan dengan mekanik atau alat mesin
yang sering disebut mesin pancang (back hoe). Pada prinsipnya kedua cara tersebut
adalah melakukan pemberian tekanan ke kepala kayu pancang sehingga kayu akan
tergeser secara vertikal kedalam tanah yang ditumbukkan.
Secara umum, untuk pondasi cerucuk kayu yang dipergunakan harus mengikuti
persyaratan teknis yaitu :
41
a. Kayu harus mempunyai diameter yang seragam yaitu antara 8 – 15 cm, dimana
pada ujung terkecil tidak boleh kurang dari 8 cm dan pada ujung terbesar tidak
melebihi 15 cm
b. Kayu harus dalam bentang yang lurus untuk kemudahan penancapan dan juga
daya dukung yang makin besar.
c. Jenis kayu harus merupakan kayu yang tidak busuk jika terendam air, kayu tidak
dalam kondisi busuk dan tidak dalam keadaan mudah patah jika ada
pembebanan.
4.2.3.1 Bahan
b. Lantai kerja, dengan muka air cukup tinggi, maka lokasi pemancangan
cerucuk dapat diurug terlebih dahulu dengan material setempat. Bila
menggunakan alat pancang cerucuk harus diberi landasan dari balok
atau papan kayu.
c. Diatas pondasi cerucuk kayu yang diberi kepala tiang yang selanjutnya
dibentuk timbunan badan jalan.
42
4.3 Analisa Volume Kajian Teknis
Sebelum pelaksanaan pemasangan batu yang diperlukan adalah perhitungan
kebutuhan pasokan batu. Pada penerimaan awal Paket Proyek Perkiraan Total
Kuantitas Pekerjaan Pasangan Batu Penggantian Jembatan Nanjung CS (Ruas Jalan
Pesaguan – Kendawangan) Sekitar 42,00 M3 (Meter Kubik). Pekerjaan pasangan batu
dilaksanakan selama 8 (delapan) hari mulai terhitung dari tanggal 16 november
sampai dengan 23 november 2020. Berikut Data Pasangan Batu yang dibutuhkan
pada Pekerjaan Jembatan Sungai Nanjung CS ( Ruas Jalan Pesaguan -
Kendawangan) :
43
4.1 Tabel Volume Hasil Kajian Teknis Pasangan Batu M3 (Meter Kubik)
Dimensi
Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3
No Uraian Posisi L T L T L T Luas Panjang Jumla Volu Keterangan
2
M M M M M M (m ) (m) h me
3
Sisi (m )
A.Arah Pesaguan
1. B1 Kanan 1,00 0,50 0,30 0,71 0,40 0,71 0,86 3,50 1
2. C Kanan 1,00 0,50 0,30 1,00 0,40 1,00 1,00 3,50 1 3,25
3. D Kanan 1,00 0,50 0,30 1,30 0,40 1,30 1,15 3,50 1 3,76
4. Backwall Kanan 1,00 0,50 0,30 1,30 0,40 1,30 1,15 5,00 1 5,75
1. B1 Kiri 1,00 0,50 0,30 0,71 0,40 0,71 0,86 3,50 1
2. C Kiri 1,00 0,50 0,30 1,00 0,40 1,00 1,00 3,50 1 3,25
3. D Kiri 1,00 0,50 0,30 1,30 0,40 1,30 1,15 3,50 1 3,76
4. Backwall Kiri 1,00 0,50 0,30 1,30 0,40 1,30 1,15 5,00 1 5,75
JUMLAH 25,52
B.Arah Kendawangan
1 Backwall Kanan 1,00 0,50 0,30 1,30 0,40 1,30 1,15 5,00 1 5,75
2 E Kanan 1,00 0,50 0,30 1,30 0,40 1,30 1,15 3,50 1 3,81
3 F Kanan 1,00 0,50 0,30 1,05 0,40 1,05 1,03 3,50 1 3,87
4 G1 Kanan 1,00 0,50 0,30 1,37 0,40 1,37 1,19
5 Backwall Kiri 1,00 0,50 0,30 1,30 0,40 1,30 1,15 5,00 1 5,75
6 E Kiri 1,00 0,50 0,30 1,30 0,40 1,30 1,15 3,50 1 3,81
7 F Kiri 1,00 0,50 0,30 1,05 0,40 1,05 1,03 3,50 1 3,36
8 G1 Kiri 1,00 0,50 0,30 0,79 0,40 0,79 0,90
JUMLAH 26,34
C. PENUTUP
1 Arah Ki+Ka 1,00 0,50 0,30 1,30 0,40 1,30 1,15 1,00 2,00 2,30
Kendawan
gan
2 Arah Ki+Ka 1,00 0,50 0,30 1,30 0,40 1,30 1,15 1,00 2,00 2,30
Pesaguan
JUMLAH 4,60
TOTAL JUMLAH 56,46
44
4.2 Tabel Volume Hasil Kajian Teknis Pasangan Batu M3 (Meter Kubik) Alternatif
2(Ideal) .
Dimensi
Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 luas Panjan Juml Volum keterang
No Uraian Posisi T L L T L T (m2) g (m) ah e an
M m M M M m sisi (m3)
A.Arah Pesaguan
1 0+012,5 Ka&Ki 1,00 0,50 0,30 1,89 0,30 1,89 1,35
2 PB 1 Ka&Ki 1,00 0,50 0,30 2,25 0,30 2,25 1,51 4,90 2 14,03
3 B Ka&Ki 1,00 0,50 0,30 2,50 0,30 2,50 1,63 3,50 2 10,98
4 Sayap Ka&Ki 1,00 0,50 0,30 2,50 0,30 2,50 1,63 3,50 2 11,38
JUMLAH 36,38
B. Arah Kendawangan
1 Sayap Ka&Ki 1,00 0,50 0,30 2,50 0,30 2,50 1,63 3,50 2 11,38
2 C Ka&Ki 1,00 0,50 0,30 2,50 0,30 2,50 1,63 3,50 2 10,98
3 PB 2 Ka&Ki 1,00 0,50 0,30 2,25 0,30 2,25 1,51 4,90 2 14,03
JUMLAH 36,38
TOTAL JUMLAH 72,77
45
Dari data yang di dapatkan Volume Awal Pekerjaan Pasangan Batu Jembatan
Nanjung CS (Ruas Jalan Pesaguan – Kendawangan) sebanyak 42,00 m3 (meter
kubik), didapatkan total jumlah hasil Kajian Teknis Lapangan yang dilaksanakan
adalah sebanyak 72,77 m3 (meter kubik), artinya ada perubahan atau Addendum
dalam kontrak pelaksanaan pekerjaan Pasangan Batu pada Penggantian Jembatan
Nanjung CS (Ruas Jalan Pesaguan – Kendawangan).
46
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
47
5.2 Saran
48
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/presentation/379828929/Metode-Jembatan-
Sementara-Bailey
https://baixardoc.com/documents/metode-kerja-jembatan-5dc5d0aab0e58
http://repository.unugha.ac.id/453/1/EVALUASI%20RENCANA%20ANGG
ARAN%20BIAYA%20PADA%20PROYEK%20PEKERJAAN%20OLCS%
20DUMPING%20STATION.pdf
http://www.testindo.com/article/359/konstruksi-jembatan
https://www.academia.edu/37074422/work_method_bailey_bridge_by_suparn
o
http://perpustakaan.pusjatan.pu.go.id/repositori/system/files/13%20Teknologi
%20Jembatan%20Sementara.pdf
http://lecturer.polnes.ac.id/dosen/budinugroho/NSPM/STANDAR%20PERE
NC.%20STRUKTUR%20BAJA%20UTK%20JEMBATAN/RSNI%20T-03-
2005%20PERENCANAAN%20STRUKTUR%20BAJA%20UNTUK%20JE
MBATAN.pdf
https://klc.kemenkeu.go.id/bagaimana-prosedur-addendum-kontrak-dalam-
pengadaan-barang-jasa/
https://pkms.lkpp.go.id/detail/studikasus/23/addendum-kontrak
https://www.kumpulengineer.com/2018/01/pekerjaan-pasangan-batu-dan-
bahan-
yang.html#:~:text=Pasangan%20batu%20adalah%20susunan%20batu,atau%2
0mortar%20sebagai%20bahan%20pengikatnya.
https://www.situstekniksipil.com/2017/11/oprit-jembatan-
adalah.html#:~:text=Oprit%20jembatan%20adalah%20timbunan%20tanah,se
padat%20mungkin%20untuk%20menghindari%20penurunan.
https://fretswilsonlosa.blogspot.com/2018/08/kegiatan-mobilisasi-proyek-
konstruksi.html
49