PENDAHULUAN
perubahan sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang
seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta
api dan jalan raya yang melintang. Namun ternyata ada banyak jenis jembatan
yang tentunya berbeda-beda baik dari segi struktur maupun kekuatan sampai
penghubung dua ruas jalan yang dilalui rintangan, maka jembatan dapat dikatakan
merupakan bagian dari suatu jalan, baik jalan raya atau jalan kereta api (Dinpupr,
Hatib, 2018).
sungai besar telah menjadi kendala serius dalam merealisasikannya. Jalan nasional
terputus oleh adanya anak-anak sungai yang bermuara ke Laut Karimata yang
1
mempunyai lebar kira-kira 10 sampai dengan 24 meter, sehingga pada ruas jalan
menentukan jenis jembatan apa yang tepat untuk dibangun di tempat tertentu dan
metode pelaksanaan apa yang akan digunakan. Penggunaan metode yang tepat,
praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada
Jembatan Bailey Sungai Sembilang yang berada pada ruas jalan Pesaguan-
Barat, merupakan salah satu prasarana transportasi yang sangat penting dalam
jembatan yang lama rusak parah sudah tidak memungkinkan untuk digunakan
para pengendara maupun masyarakat sekitar yang lewat, maka pemerintah dalam
hal ini Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Ketapang menilai sangat
dengan judul “Analisis Perhitungan Volume Berat Beban Sendiri Jembatan Bailey
2
Sungai Sembilang ruas jalan Pesaguan-Kendawangan Desa Sungai Nanjung
sebagai berikut:
2. Berapa nilai perhitungan beban sendiri (MS), pada Jembatan Bailey Sungai
Sesuai dengan judul proposal tugas akhir di atas yaitu analisis perhitungan
volume berat beban sendiri Jembatan Bailey Sungai Sembilang ruas jalan
1. Tidak menghitung beban mati tambahan (MA), pada Jembatan Bailey Sungai
3
2. Tidak menghitung beban kendaraan (VC), pada Jembatan Bailey Sungai
3. Tidak menghitung gaya rem (TB), pada Jembatan Bailey Sungai Sembilang
4. Tidak menghitung beban pejalan kaki (TP), pada Jembatan Bailey Sungai
1.3 Tujuan
sebagai berikut:
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kelancaran arus lalu lintas. Hambatan tersebut dapat berupa rintangan alam
maupun arus lalu lintas itu sendiri seperti, sungai, jalan kereta api dan jalan lalu
besar. Jika hambatan terlalu besar seperti sungai atau danau maka alternatif yang
dipilih adalah penggunaan transportasi air, tetapi hal ini sangat tidak
penghubung dari jaringan jalan raya tersebut. Jembatan mempunyai arti penting
bagi setiap orang. Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk
meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Jembatan
juga dapat dikatakan sebagai salah satu peralatan atau prasarana transportasi yang
seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta
5
api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain. Adapun jenis-jenis
sebagai berikut:
struktur jalan utama yang digunakan untuk memikul beban lalu lintas
Mayoritas jembatan jalan raya tidak dapat digunakan oleh pejalan kaki karena
oleh kereta api, baik kereta barang ataupun kereta berpenumpang. Tujuannya
sama, yakni untuk melintasi rintangan, seperti sungai, danau, dan lain
Jembatan penyebrangan orang atau JPO adalah fasilitas pejalan kaki untuk
menyebrang jalan yang ramai dan lebar serta menyebrang jalan tol dengan
6
menggunakan jembatan, sehingga orang dan lalu lintas kendaraan terpisah
secara fisik. Pedestrian bridge hanya bisa digunakan oleh pejalan kaki.
rintangan yang sulit atau berbahaya dan sampai tujuan dengan selamat.
Jembatan pejalan kaki pertama kali digunakan pada zaman romawi kuno,
tepatnya 142 sm. Saat itu, orang romawi kuno membuat jembatan pejalan
tiber.
Jembatan ini memiliki jarak yang relatif singkat dan tidak terlalu tinggi.
lainnya. Log bridge tidak bisa dilalui kendaraan besar, karena tidak cukup
Jenis jembatan ini identik dengan bentuk lengkung pada bagian bawahnya.
pertama kali dibuat pada 1899 di perancis. Kemudian concrete bridge juga
7
digunakan di roma pada 1911. Seluruh jembatan beton yang dibuat ini
kereta api. Ukuran dan struktur dalam tiap jembatan biasanya berbeda yang
baja ialah lebih kuat dan konstruksinya yang cepat. Biasanya steel bridge
beban pada tiang dan pondasinya lebih kecil. Selain itu, composite bridge
tergolong mahal.
atau pun beban hidup menuju rangka pendukung vertikal dari suatu sistem
struktur.
8
b. Jembatan Plat Berongga (voided slab bridge)
Jembatan gelagar merupakan jenis jembatan yang paling umum dan paling
9
Berfungsi sebagai pemikul langsung beban lalu lintas yang melewati
kabel utama.
tegak lurus terhadap permukaan yang datar dan vertikal seperti dinding
balok pada sistem tiang dan ambang. Pada sistem ini balok jembatan dicor
10
(cast insitu) atau dipasang (precast), segmen demi segmen sebagai
kantilever di kedua sisi agar saling mengimbangi (balance) atau satu sisi
sebagai berikut:
berikut:
Sesuai dengan namanya, jembatan ini berada di atas sungai atau danau.
Tujuannya supaya kendaraan ataupun pejalan kaki bisa tetap berlalu lintas,
untuk menghubungkan transportasi ataupun pejalan kaki dari satu sisi ke sisi
11
yang lain. Dalam pembuatannya, harus diperhitungkan pula segi keamanan,
Revisi 1988).
(badan jalan 6 meter dan lebar trotoar 0.5 meter (kanan-kiri)) yang
Revisi 1988).
Dirancang sebagai jembatan permanen dengan lebar total jembatan 4.5 meter,
(badan jalan 3.5 meter dan lebar trotoar 0.5 meter (kanan-kiri)) yang
12
Spesifikasi Pembebanan untuk Jembatan dan Jalan Raya No 12/1970 (Revisi
1988).
raya, meliputi:
2. Standard Spesifikasi untuk Jembatan dan Jalan Raya AASHTO 1992 Edisi 15
Tipe ini adalah tipe jembatan yang sangat sederhana. Struktur utama girder
memanjang dirancang sebagai sistem komposit antara gelagar baja dan beton.
Tipe ini adalah jembatan standar yang dikembangkan dengan tujuan agar
yang lebih lama dibandingkan tipe Jembatan Baja Girder Komposit. Pada tipe
ini struktur utama harus ditopang oleh 2 girder memanjang dari rangka di sisi
13
kiri & kanan. Sistem lantai menggunakan Slab Beton dengan komposit
Girder. Bentang tersedia dalam jenis ini 35M hingga 120M dengan sebutan
Short Span (35M ke 60M) dan Long Span (60M ke 120M). Setiap bentang
struktur jembatan. Pilihan jenis ini akan menghasilkan jembatan dengan harga
Total bentang yang tersedia dari 5 bentang jembatan Rangka adalah 240
14
6. Jembatan Panel (Bailey)
beban Excavator PC320, Dozer D6, Tank dan peralatan militer. Umumnya
pertengahan bentang.
Struktur utama menggunakan 2 tiang utama dan kabel utama. Dek lantai
15
2.6 Jembatan Bailey
mempunyai sistem panjang per panel 3,048 meter, dengan bentang jembatan
panel 3,048 meter, dengan bentang jembatan kelipatan dari panjang setiap panel.
sejak tahun 1940 oleh Sir Donald Bailey untuk keperluan militer. Bailey
merupakan pegawai negeri sipil di Kantor Perang Inggris dengan hobi dan
Daftarkan email Dia juga pernah mengusulkan prototipe awal untuk jembatan
Bailey sebelum Perang Dunia II pada tahun 1936, sayangnya usulan Donald
ditolak. Tak menyerah sampai di situ, pada tahun 1940, Bailey kemudian kembali
membuat proposal asli untuk pembuatan jembatan pada tahun 1940. Kali ini
Bailey membuat prototipe skala penuh yang diselesaikan pada 1 Mei 1941. Baca
16
Desain jembatan ini telah diuji di Experimental Bridging Establishment (EBE), di
Co. Pengujiannya dilakukan sejak Desember 1940 dan berakhir tahun 1941.
Prototipe pertama diuji tahun 1941. Untuk pengujian awal, jembatan diletakkan di
atas lapangan, sekitar 2 kaki (0,61 meter) di atas tanah, lalu beberapa tangki Mark
V dipenuhi dengan besi kasar dan ditumpuk satu sama lain. Prototipe ini
digunakan untuk merentang Saluran Mother Siller, yang memotong Marsp Stanpit
terdekat, daerah rawa-rawa di pertemuan Sungai Avon dan Sungai Stour (50 °
43′31 ″ N1 ° 45′44 ″ W). Resmi Diproduksi Massal Juli 1941 Setelah melakukan
serangkain tes dan uji coba, Jembatan Bailey akhirnya diproduksi secara massal
pada Juli 1941. Ribuan pekerja dan lebih dari 650 perusahaan, termasuk
produksi akhirnya meningkat menjadi 25.000 panel dalam sebulan. Baca juga:
Mengapa Kondisi Jalan di Indonesia Tak Semulus UEA, Malaysia dan Singapura?
sukses, jembatan tersebut mulai digunakan Korps Insinyur Kerajaan dan pertama
kali digunakan di Afrika Utara tahun 1942. Sejarah mencatat bahwa Jembatan
Bailey ini terbukti mudah digunakan dan menjadi solusi terutama untuk
Kondisi darurat dimaksud seperti dalam keadaan perang militer, dan juga dalam
keadaan darurat akibat bencana alam. Jembatan Bailey ini sangat mudah untuk
dirakit. Meski demikian, keamanan dan kualitasnya dinilai bagus dan sudah teruji.
17
Sejarah mencatat, jembatan Bailey memberi jawaban terhadap kebutuhan
mendesak dan darurat. Keandalan serta kecepatan perakitan sejalan dengan sisi
keandalan Bailey atas alasan keamanan, bergoyang, atau ketidak layakan, dan
sejenisnya, maka seyogyanya keraguan itu telah terjawab 68 tahun lalu di era
menggunakan bagian dengan bantuan minimum dari alat berat. Jembatan Bailey
dirakit dan diinstal dalam waktu singkat dan cepat dengan sedikit tenaga manual
dan alat yang sederhana (hand tools). Semua komponen disambungkan dengan
pembangunan di pelosok daerah yang sulit dijangkau dan juga sangat cepat
seperti itu, biasanya jalan alternatif lain tidak ada atau sulit ditempuh, sehingga
Oleh karena itu, jembatan Bailey yang pemasangannya kuat, cepat, dan
mampu menahan beban lalu lintas cocok diaplikasikan, kendati sifatnya sementara
sambil menunggu jembatan atau jalan baru selesai dibangun. Setelah jalan atau
jembatan baru selesai dibangun, maka jembatan Bailey bisa dibongkar dan
18
Jembatan dasar Bailey terdiri atas tiga bagian utama. Kekuatan jembatan
tinggi 5 kaki (1,5 meter), persilangan masing-masing berbobot 570 pound (260
kilo gram), dan dapat diangkat enam orang pria. Panel itu terbuat dari baja yang
dilas. Chord atas dan bawah dari masing-masing panel memiliki kait laki-laki dan
perempuan yang saling terkait di mana para insinyur dapat memasang pin
penghubung panel.
mengunci papan ke string. Kemudian dalam perang, papan kayu ditutupi oleh
Setiap unit yang dibangun dengan cara ini menciptakan satu bagian
jembatan sepanjang 10 kaki (3,0 meter), dengan jalan selebar 12 kaki (3,7 meter).
Setelah satu bagian selesai, biasanya didorong ke depan di atas roller di atas
sudut panel.
Untuk menambah kekuatan hingga tiga panel dan transom dapat dibaut di
kedua sisi jembatan. Solusi lain adalah menumpuk panel secara vertical, dengan
19
tiga panel melintang dan dua tinggi, jembatan Bailey dapat menopang tank dalam
membentuk penghalang yang efektif antara lalu lintas pejalan kaki dan kendaraan,
diluncurkan dari satu sisi celah.Dalam sistem ini, sebagian besar bagian depan
besar jembatan dibiarkan tanpa sandaran dan rusuk. Jembatan ditempatkan pada
roller dan didorong melewati celah, menggunakan tenaga manusia atau truk atau
kendaraan yang dilacak, di mana titik roller dilepas (dengan bantuan jack) dan
tulang rusuk serta roadbed dipasang, bersama dengan panel dan transom
penghubung yang putus. Secara definitif Jembatan Bailey dapat diartikan sebagai
Jembatan rangka baja ringan berkualitas tinggi. Jembatan ini mudah untuk
bersifat sederhana.
dengan bentang jembatan kelipatan dari panjang setiap panel. Pada jembatan
20
Truss Rangka Baja, pedoman standard yang dipakai adalah ‘berat minimal’,
High Grade Material dengan persyaratan Yield Strength/titik leleh minimal = 345
menampung beban-beban lalu lintas, orang, barang dan berat sendiri konstruksi
a. Sandaran
Berfungsi untuk membatasi lebar dari suatu jembatan agar membuat rasa
aman bagi lalu lintas kendaraan maupun orang yang melewatinya, pada
jembatan rangka baja dan jembatan beton umumnya sandaran dibuat dari pipa
21
b. Rangka Jembatan
Rangka jembatan terbuat dari baja profil type WF (Wide Flang), sehingga
lebih baik dalam menerima beban-beban yang bekerja secara lateral (beban
c. Trotoar
Merupakan tempat pejalan kaki yang terbuat dari beton, bentuknya lebih
tinggi dari lantai jalan atau permukaan aspal. Lebar trotoar minimal cukup
untuk dua orang berpapasan dan biasanya berkisar antara 0,5-1,5 meter dan di
pasang pada bagian kanan serta kiri jembatan. Pada ujung tepi trotoar (kerb)
dipasang lis dari baja siku untuk penguat trotoar dari pengaruh gesekan
d. Lantai Kendaraan
Merupakan lintasan utama yang dilalui kendaraan, lebar jalur kendaraan yang
leluasa, pada ketentuan (PPTJ bagian 2 hal 2-8) lebar lantai satu jalur adalah
2,75 meter.
e. Gelagar Memanjang
Berfungsi menerima beban lantai kendaraan, trotoar dan beban lainnya serta
f. Gelagar Melintang
22
Ikatan angin berfungsi untuk menahan atau melawan gaya yang diakibatkan
oleh angin, baik pada bagian atas maupun bawah jembatan agar jembatan
dalam keadaan stabil. Sedangkan ikatan rem berfungsi untuk menahan saat
h. Landasan
pada perletakan yang akan menyertai lendutan dari struktur yang dibebani.
karena bangunan bawah merupakan salah satu penyangga dan penyalur semua
beban yang bekerja pada jembatan termasuk juga gaya akibat gempa. Selain gaya-
gaya tersebut, pada bangunan bawah juga bekerja gaya-gaya akibat tekanan tanah
Ditinjau dari konstruksinya, bangunan bawah dapat dibagi dalam beberapa tahap
pekerjaan, dan digabung sehingga merupakan satu kesatuan bagian struktur dari
23
a. Abutment
Abutment atau kepala jembatan adalah salah satu bagian konstruksi jembatan
tanah dengan arah tegak lurus dari as jalan. Bentuk umum dari abutment yang
sering dijumpai baik pada jembatan lama maupun jembatan baru pada
prinsipnya semua sama yaitu sebagai pendukung bangunan atas, tetapi yang
paling dominan ditinjau dari kondisi lapangan seperti daya dukung tanah
dasar dan penurunan (seatment) yang terjadi. Adapun jenis abutment ini dapat
dibuat dari bahan seperti batu atau beton bertulang dengan kontruksi seperti
b. Pelat Injak
Pelat injak berfungsi untuk menahan hentakan pertama roda kendaraan ketika
akan memasuki awal jembatan. Pelat injak ini sangat berpengaruh pada
sempurna maka akan mengakibatkan penurunan dan plat injak akan patah.
c. Oprit
Oprit berfungsi untuk menahan kestabilan tanah dikiri dan kanan jembatan
mungkin.
24
2.6.5 Perencanaan Jembatan Bailey
berikut:
a. Perencanaan Struktur
2) Analisa struktur dengan manual dan program Bantu seperti SAP 2000.
3) Perhitungan plat kendaraan, trotoar dan kerb. Tebal minimum plat lantai
1) Perencanaan Abutment
c) Beban gempa
d) REM
25
3) Penulangan abutment
o Gelegar
o Rangka Diagonal
o Rangka Horizontal
o Rangka Vertikal
o Sandaran
ekonomis, teknis dan kondisi lingkungan serta data yang lengkap antara lain:
2. Pilih lokasi dengan kondisi fondasi yang baik untuk penahan kepala
jembatan;
3. Kondisi tanah sebagai pendukung fondasi jembatan dan kedalaman dasar laut
26
6. Mudah diakses dan memberikan keuntungan untuk masyarakat yang akan
menggunakannya;
7. Berada pada daerah yang memiliki resiko minimal terhadap erosi aliran
sungai;
8. Jembatan harus berada pada bagian lurus dari sungai atau arus, jauh dari
9. Lokasi harus sedekat mungkin dengan jalan masuk yang ada atau lintasan
lurus;
10. Akan sangat membantu bila terdapat penyedia material setempat yang
sepotong).
a. Bentang tunggal.
27
2.4.8 Metode Instalasi Jembatan Bailey
tenaga manusia tentunya membutuhkan personil yang cukup besar oleh karena
beratnya bahan. Biasanya bila digunakan tenaga manusia maka dibagi dua tim
yaitu tim Unloading (membongkar pasang) bahan dan tim Perakitan. Selanjutnya
yaitu proses instalasi dengan menggunakan alat berat yaitu Crane. Secara umum
antar segmen. Setelah satu bentang jembatan selesai, maka jembatan diangkat
dengan menggunakan Crane dengan kapasitas yang sesuai dengan beban yang
2. Ereksi panel rangka segmen 1 dan letakkan sesuai posisi. Angkat panel
vertikal. (Install frame bracing) dan pastikan stabilitas panel rangka. Lakukan
hal yang sama pada rangka di sisi berlawanan dan hubungkan panel kiri dan
3. Ereksi panel rangka segmen 2 dan letakkan sesuai posisi. Hubungkan panel
selanjutnya dan lakukan hal yang sama. Hubungkan panel rangka dengan
frame vertikal (Install frame bracing) dan pastikan stabilitas panel rangka.
28
Lakukan hal yang sama pada rangka di sisi berlawanan dan hubungkan panel
kiri dan kanan dengan transom (Install sway bracing). Lakukan prosedur
4. Gunakan kabel yang kuat untuk mengangkat rangka yang telah dirakit.
Letakkan rangka pada posisi yang benar. Gunakan tali pemandu pada ujung-
ujung rangka untuk mengontrol rangka hingga berada pada posisi yang
sesuai.
5. Setelah rangka bentang 1 berada pada posisinya dan stabil, lanjutkan dengan
6. Posisikan Crane pada bentang sisi seberang. Ereksi panel rangka segmen 6
dan letakkan sesuai posisi. Instalasi batang perkuatan di sisi atas. Angkat
frame vertical (Install frame bracing) dan pastikan stabilitas panel rangka.
Lakukan hal yang sama pada rangka di sisi berlawanan dan hubungkan panel
turunkan perlahan. Panel rangka akan menekan per-letakan kayu pada kepala
8. Letakkan dongkrak pada posisi transom sedekat mungkin panel rangka pada
29
langkah ini hingga jembatan mendekati posisi akhir, namun sisakan celah
untuk perletakan dan base plate. Instalasi perletakan dan base plate. Lakukan
prosedur ini hingga seluruh perletakan kayu dipindahkan dan jembatan berada
bangunan harus dihitung berdasarkan dimensi yang tertera dalam gambar dan
berat jenis bahan yang digunakan. Berat dari bagian-bagian bangunan tersebut
adalah massa dikalikan dengan percepatan gravitasi (g). Percepatan gravitasi yang
Beban permanen merupakan beban yang bersifat tetap meliputi beban mati
utilitas, gaya horisontal akibat tekanan tanah, gaya-gaya yang terjadi pada struktur
jembatan yang disebabkan oleh proses pelaksanaan, termasuk semua gaya yang
merupakan beban yang bersifat tidak tetap, terdiri atas: gaya susut/rangkak, gaya
rem, gaya sentrifugal, gaya tumbukan kendaraan atau kapal, gaya gempa, gaya
friksi, beban lajur “D”, beban truk “T”, beban pejalan kaki, beban akibat
penurunan, gaya akibat temperatur, gaya apung, beban angin, dan beban arus.
30
Tabel 2.1 Jenis-Jenis Beban Pada Jembatan
Beban mati perkerasan dan Transien Berat Mati Tambahan (PMA) Tetap
utilitas (MA)
Gaya akibat susut / rangkak (SH) Tetap Penyusutan dan Rangkak (PSR) Tetap
Prategang (PR) Tetap Prategang (PPR) Tetap
Gaya horisontal akibat tekanan Tetap Tekanan Tanah (PTA) Tetap
tanah (TA)
Gaya-gaya yang terjadi pada Tetap Beban Pelaksanaan Tetap (PPL) Tetap
struktur jembatan akibat proses
pelaksanaan(PL)
Beban Lajur “D” (TD) Transien Beban Lajur “D” (TTD) Transien
Beban Truk “T” (TT) Transien Beban Truk “T” (TTT) Transien
Gaya Akibat Rem (TB) Transien Gaya Rem (TTB) Transien
Gaya Sentrifugal(TR) Transien Gaya Sentrifugal (TTR) Transien
Beban Pejalan Kaki (TP) Transien Beban Trotoar (TTP) Transien
Gaya tumbukan kendaraan/kapal Transien Beban Tumbukan (TTC) Transien
(TC) (TV)
Beban arus dan hanyutan (EU) Transien Aliran/Benda Hanyutan (TEF) Transien
Gaya Apung (EF) Transien Hidro/Daya Apung (TEU) Transien
BebanAngin Pada Struktur Transien Angin (TEW) Transien
(EWS)atau Kendaraan (EWL)
Berdasarkan Tabel 2.1 terlihat bahwa gaya susut/rangkak dan beban akibat
31
sebagai aksi transien. Tabel tersebut juga menunjukkan perbedaan jenis beban
yang ada pada standar pembebanan yang lama. Secara ringkas beban-beban yang
harus diperhitungkan dalam perencanaan jembatan dapat dilihat pada Tabel 2.2.
rangka baja dari Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga,
berikut:
Dimana:
Sebagai ukuran relative tingkat kerusakan digunakan rasio (k), yaiitu perbedaan
(2.2)
32
Dari nilai k yang diperoleh, dapat dibuat kriteria penilaian, sebagai berikut:
dan nilai k sebesar 10 % identik dengan penurunan kapasitas daya pikul sebesar
20 %.
frekuensi alami teoritis, maka akan dapat dibuat kriteria penilaian, sebagai
berikut:
Beban sendiri dari bagian bangunan yang dimaksud adalah berat dari
bagian tersebut dan elemen-elemen struktural yang dipikulnya, atau berat sendiri
adalah berat dari bagian jembatan yang merupakan elemen struktural ditambah
dengan elemen nonstruktural yang dianggap tetap. Berat isi dari berbagai bahan
33
Tabel 2.2 Berat Isi Untuk Berat Sendiri
Berat/Satuan Isi
Bahan kN/m3
Beban mati tambahan adalah berat seluruh bahan yang membentuk suatu
beban pada jembatan yang merupakan elemen non struktural dan mungkin
Beban lalu lintas untuk perencanaan jembatan terdiri dari atas beban lajur
“D” dan beban truk “T”. Beban lajur bekerja pada seluruh lebar jalur kendaraan
dan menimbulkan pengaruh pada jembatan yang ekuvalen dengan satu iring-
iringan kendaraan yang sebenarnya. Beban truk adalah satu kkendaraan berat
dengan as 3 yang ditempatkan pada bbeberapa posisi dalam lajur lalu lintas
rencana. Tiap gandar terdiri dari dua pembebanan bidang kontak yang dimaksud
34
agar mewakili pengaruh roda kendaraan berat. Hanya satu truk “T” yang boleh
ditempatkan per spasi lajur lalu lintas rencana.Umumnya, pembebanan “D” akan
menentukan untuk bentang Psedang sampai panjang dan pembebanan “T” akan
Aksi kendaraan Beban kendaraan tediri dari tiga komponen seperti sebagai
berikut:
a. Komponen vertikal
b. Komponen rem
kaki serta bangunan sekunder yang terkait dengan jembatan tersebut. Ketentuan
tingkat kinerja yang diinginkan. Standar ini juga memberikan faktor beban
35
Menurut BMS 1992, kombinasi beban dapat dilihat pada tabel berikut:
Aksi Ultimate
1 2 3 4 5 6
Aksi Permanen :
- Berat sendiri x x x x x x
- Berat mati tambahan
- Susut, rangkak
- Pratekan
- Pengaruh beban tetap pelaksanaan
- Penurunan
Aksi Transien :
- Beban lajur “D” atau beban truk x o o o o o
“T”
Gaya rem atau gaya sentrifugal o x o o o o
- Beban pejalan kaki o o x o o o
- Gesekan perletak o o x o o o
- Pengaruh suhu o o o x o o
- Aliran/hanyutan/batang kayu dan o o o o x o
hidrostatik/apung
- Beban angin
Aksi Khusus :
- Gempa x
- Beban Tumbukan
- Pengaruh getaran
- Beban pelaksanaan x x x
Keterangan :
‘x’ = berarti beban yang selalu aktif.
‘o’ = berarti beban yang boleh dikombinasi oleh beban aktif, tunggal atau
seperti yang ditunjukkan.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dilihat pada gambar diagram alir berikut dimana alur metode pelaksanaan
START
Survei
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Analisis data
FINISH
37
3.2 Lokasi Penelitian
merah. Dipantau secara geografis lokasi Jembatan Bailey Sungai Sembilang ruas
02o 09’ 23” Lintang Selatan, 110o 06’ 36” Bujur Timur lebih detailnya dapat di
38
3.3 Langkah-Langkah Penelitian
informasi tentang penelitian yang akan dilakukan. Studi ini terbagi menjadi dua
bagian yaitu:
1. studi lapangan
2. studi literatur
sudah ada sebelumnya serta mempelajari teori dan metode yang akan
39
1. Panjang jembatan
2. Lebar jembatan
3. Tinggi sandaran
Pembebanan pada struktur utama jembatan, aksi dan beban tetap, beban
tetap terdiri:
1. Berat Sendiri
Berat sendiri adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan
tetap.
Beban mati tambahan adalah berat seluruh bahan yang membentuk suatu
40
3. Mengambil sampel salah satu sekian banyak kompenen rangka baja jembatan
bailey tersebut.
6. Lalu data tersebut masukkan ke dalam bentuk table untuk memudahkan dan
tersebut.
8. Akhirnya dapat hasil Analisa Beban Berat Sendiri Jembatan Bailey tersebut.
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari data
primer (faktual) dan sekunder untuk di jadikan bahan penulis. Data-data yang di
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang di dapat dari pengamatan dan survey
lapangan. Dengan bantuan alat tulis, kertas, meteran, form formulir data serta
kamera.
2. Data Sekunder
41
3.7 Waktu Pelaksanaan Penelitian
Pembuatan Proposal TA
Seminar Proposal TA
Penelitian TA
Penyusunan Laporan TA
Sidang TA
Perbaikan TA
42