Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA


BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL DKI JAKARTA - JAWA BARAT
Jln. A.H. Nasution No. 264 Arcamanik Kota Bandung - Jawa Barat 40294
Telp . (022) - 7834365 / (021) - 7506548 E-mail : bbpjn_jktjabar@pu.go.id

Nomor : BM 0401-Bb6/223.1 Bandung, 11 Maret 2022


Sifat : Segera
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Arahan Terkait Pengawasan dan Pengendalian Kendaraan Berdimensi Lebih dan/atau Bermuatan
Lebih (Over Dimension-OverLoad/OD-OL) Pada Paket Proyek Konstruksi Jalan dan Jembatan

Yth. :
1. Seluruh Kepala Satuan Kerja di lingkungan BBPJN DKI Jakarta - Jawa Barat
2. Seluruh Pejabat Pembuat Komitmen di lingkungan BBPJN DKI Jakarta - Jawa Barat
di
Tempat

Menindaklanjuti Instruksi Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 02/IN/M/2022 Tanggal
25 Januari 2022 Tentang Larangan Penggunaan Kendaraan Berdimensi Lebih dan/atau Bermuatan Lebih Pada
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi dan Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 03/SE/Db/2022 Tanggal
7 Januari 2022 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Kendaraan Berdimensi Lebih dan/atau Bermuatan Lebih (Over
Dimension-OverLoad/OD-OL) Pada Proyek Konstruksi Jalan dan Jembatan, bersama ini kami sampaikan hal-hal sebagai
berikut :

1. Pengaturan terkait dengan pengawasan dan pengendalian penggunaan kendaraan berdimensi lebih dan/atau
bermuatan lebih (Over Dimension-Over Load/OD-OL) harus dituangkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK).
2. Pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan (Pre-Construction Meeting) PPK bersama Penyedia Jasa harus
membahas mengenai pengawasan dan pengendalian penggunaan kendaraan berdimensi lebih dan/ atau
bermuatan lebih (Over Dimension-Over Load/OD-OL) dan menyepakati untuk menggunakan kendaraan angkutan
material (termasuk material dari quarry) dan peralatan yang masuk dan keluar ke lokasi pekerjaan sesuai dengan
standar yang tercantum dalam SSUK dan SSKK.
3. Untuk Paket terkontrak yang sudah melaksanakan Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan (Pre-Construction
Meeting) namun belum membahas dan menyepakati terkait mengenai pengawasan dan pengendalian
penggunaan kendaraan berdimensi lebih dan/ atau bermuatan lebih (Over Dimension-Over Load/OD-OL), maka
agar dilaksanakan pembahasan pada kegiatan rapat mingguan/rapat bulanan/rapat khusus dengan membuat
notulen rapat dan menyepakati ketentuan tersebut serta menindaklanjuti dengan penyusunan Revisi RKK, RMLLP,
Addendum SSKK dan Laporan Pelaksanaan Penerapan terkait pengawasan dan pengendalian OD-OL tersebut.
4. Untuk pekerjaan yang telah terkontrak namun belum diatur terkait pengawasan dan pengendalian penggunaan
kendaraan berdimensi lebih dan/ atau bermuatan lebih (Over Dimension-Over Load/OD-OL) untuk mengangkut
material dan peralatan di lokasi pekerjaan, maka PPK harus segera melakukan perubahan kontrak (adendum)
dengan menambahkan klausul Dasar Hukum dan SSKK sesuai Lampiran Surat ini.

Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional


DKI Jakarta – Jawa Barat

Wilan Oktavian S.T., M.P.P.M.


NIP. 197110091997031002
Tembusan :
1. Direktur Jenderal Bina Marga, Direktorat Jenderal Bina Marga (sebagai laporan);
2. Direktur Pembangunan Jalan, Direktorat Jenderal Bina Marga;
3. Direktur Pembangunan Jembatan, Direktorat Jenderal Bina Marga;
4. Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I, Direktorat Jenderal Bina Marga;
5. Kepala Bidang Preservasi I, BBPJN DKI Jakarta – Jawa Barat;
6. Kepala Bidang Preservasi II, BBPJN DKI Jakarta – Jawa Barat;
7. Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan, BBPJN DKI Jakarta – Jawa Barat;
8. Kepala Bidang Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Jalan, BBPJN DKI Jakarta – Jawa Barat.
-1-

I. SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK KONTRAK

Pasal Ketentuan Data


dalam
SSUK

1 Definisi Tambahan Pasal


1.39. Jumlah Berat Yang Diizinkan yang selanjutnya
disebut JBI adalah berat maksimum Kendaraan
Bermotor berikut muatannya yang diizinkan
berdasarkan kelas jalan yang dilalui.
1.40. Jumlah Berat Kombinasi Yang Diijinkan yang
selanjutnya disebut JBKI adalah berat maksimum
rangkaian Kendaraan Brmotor berikut muatannya
yang diizinkan berdasarka kelas jalan yang dilalui. Commented [L1]: Ditambahkan dari SE DJBM 03/2022 Angka E
1.41. Over Dimension adalah suatu kondisi dimana huruf 3 dan 4
dimensi pengangkut kendaraan tidak sesuai dengan
kondisi standar produksi dan ketentuan peraturan.
1.42. Over Load adalah suatu kondisi dimana kendaraan
mengangkut muatan yang melebihi batas beban yang
ditetapkan. Commented [L2]: Ditambahkan dari SE DJBM 03/2022 Angka E
huruf 8 dan 9
23.2.f. Hal-Hal Lain Tambahan Ketentuan sebagai berikut :
yang Dianggap
Perlu Pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan (Pre-
Construction Meeting) PPK bersama Penyedia Jasa harus
membahas mengenai pengawasan dan pengendalian
penggunaan kendaraan berdimensi lebih dan/ atau
bermuatan lebih (Over Dimension-Over Load/OD-OL) dan
harus menyepakati untuk menggunakan kendaraan
angkutan material (termasuk material dari quarry) dan
peralatan yang masuk dan keluar ke lokasi pekerjaan sesuai
dengan standar yang tercantum dalam SSKK butir 24.3. Commented [L3]: Ditambahkan dari SE DJBM 03/2022 Huruf
G.2.a.
Dalam penerapan RKK dan RMLL untuk pekerjaan
konstruksi yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang
sedang dan besar, Penyedia Jasa diwajibkan untuk :
1) Menyusun RKK dengan mencantumkan :
a. identifikasi bahaya terkait dengan penggunaan
kendaraan berdimensi lebih dan/atau bermuatan
lebih (over dimension-overload) yang menjadi
bagian dari kontrak. Commented [L4]: Ditambahkan dari Inmen PUPR 02/2022
b. metode pada saat pemuatan, pengangkutan dan Bagian Kedua Huruf d
penurunan material dan/atau peralatan di lokasi
pekerjaan harus sesuai ketentuan yang berlaku. Commented [L5]: Ditambahkan dari SE DJBM 03/2022 Huruf
G.1.b.
2) Menyusun Rencana dan Manajemen Lalulintas
Pekerjaan (RMLLP) dengan mencantumkan :
a. jumlah dan kapasitas kendaraan angkutan material
dan peralatan yang akan digunakan di lokasi
pekerjaan;
b. kelas jalan yang akan dilalui oleh kendaraan
angkutan material dan peralatan; dan
c. perambuan untuk keselamatan pekerja dan
pengguna jalan. Commented [L6]: Ditambahkan dari SE DJBM 03/2022 Poin
d. alternatif moda transportasi yang lain (darat, laut, G.1c.1)
maupun udara) dalam hal terdapat penggunaan
kendaraan berdimensi lebih dan/atau bermuatan
lebih (over dimension-overload untuk mobilisasi/
demobilisasi pengangkutan material dan peralatan
konstruksi. Commented [L7]: Ditambahkan dari Inmen PUPR 02/2022
e. Rencana penyediaan alat pengontrol volume dan Bagian Kedua Huruf k
berat, serta CCTV sesuai dengan ketentuan
persyaratan. Commented [L8]: Ditambahkan dari Inmen PUPR 02/2022
Bagian Kedua Huruf l
-2-

24.3 Ditambahkan ketentuan sebagai berikut :

1. Ketentuan Dimensi dan Jumlah Berat/Jumlah Berat


Kombinasi yang Diijinkan (JBI/JBKI) :
a. Persyaratan kendaraan standar angkutan material
dan angkutan peralatan Penyedia Jasa / Sub Penyedia
/ Pemasok yang diperbolehkan melakukan aktifitas di
lokasi pekerjaan adalah sebagai berikut : Commented [L9]: Ditambahkan dari SE DJBM 03/2022 Huruf
G.1.b
Tabel 1 Kelas Jalan Berdasarkan Dimensi dan
Muatan Sumbu Terberat (MST)
No Kelas Jalan MST Dimensi Kendaraan (mm)
(ton) Lebar Panjang Tinggi
1. Jalan Kelas I 10 2.550 18.000 4.200
2. Jalan Kelas II 8 2.550 12.000 4.200
3. Jalan Kelas III 8 2.200 9.000 3.500
4. Jalan Kelas III <8 2.200 9.000 3.500

Tabel 2. Persyaratan JBI Standar dan Dimensi Bak Maksimum


Kendaraan Dump Truck
Berat Dimensi Bak
Kelas Kendara Maksimum
Konfigu
JBI Jalan an (mm)
No rasi
(kg) Teren Kosong
Sumbu Pan
dah Maks Tinggi
jang
(kg)
1 1.1 Sd III 2.300 4.000 700
8.500
2 1.2 Sd I atau 3.000 5.000 850
16.000 II
3 1.22 Sd I atau 5.000 6.000 1.000
24.000 II

Tabel 3. Persyaratan JBI Standar dan Berat Muatan Tangki


Maksimum Kendaraan Tangki
Berat
Kelas Berat Muatan
Konfigu
JBI Jalan Kendaraan Tangki
No rasi
(kg) Teren Kosong Mak
Sumbu
dah Maks (kg) simum
(kg)
1 1.1 Sd III 2.300 6.200
8.500
2 1.2 Sd I atau 3.000 13.000
16.000 II
3 1.1.2 Sd I atau 4.200 17.800
22.000 II
4 1.22 Sd I atau 5.000 19.000
24.000 II

Tabel 4. Persyaratan JBKI Standar dan Berat Muatan


Maksimum Kendaraan Trailer
Berat
Kelas Berat Muatan
Konfigu
JBKI Jalan Kendaraan Tangki
No rasi
(kg) Terend Kosong Maksimu
Sumbu
ah Maks (kg) m (kg)

1 1.2+2.2 Sd III 6.200 25.300


31.500
2 1.2+2 Sd I atau 5.000 21.000
26.000 II
3 1.2+22 Sd I atau 10.00 32.000
42.000 II
4 1.2+222 Sd I atau 12.000 33.000
45.000 II

b. Ketentuan lainnya mengenai dimensi dan berat


muatan maksimum pada Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3 dan
Tabel 4 harus memenuhi persyaratan paling sedikit :
1) Panjang, lebar dan tinggi ukuran kendaraan harus
sesuai dengan spesifikasi teknis Kendaraan
Bermotor dan daya angkut;
2) Lebar maksimum bak bermuatan terbuka/
tertutup, tangki dan flatbed tidak melebihi 50
(lima puluh) milimeter dari ban terluar pada
-3-

sumbu kedua atau sumbu belakang kendaraan


untuk kendaraan bermotor sumbu ganda;
3) Tinggi kendaraan diukur dari permukaan tanah
paling tinggi 4,200 (empat ribu dua ratus)
milimeter dan tidak lebih dari 1,7 (satu koma
tujuh) kali lebar kendaraan bermotor; dan
4) Panjang bagian kendaraan yang menjulur ke
belakang dari sumbu paling belakang maksimum
62,50% (enam puluh dua koma lima nol per
seratus) dari jarak sumbunya, sedangkan yang
menjulur ke depan dari sumbu paling depan
maksimum 47,5% (empat puluh tujuh koma lima
nol per seratus) dari jarak sumbunya.
c. Untuk mendapatkan jumlah berat/jumlah berat
kombinasi kendaraan angkutan material dan/atau
peralatan yang masuk dan keluar lokasi pekerjaan
konstruksi jalan dan jembatan dapat menggunakan
fasilitas jembatan timbang, alat timbang portabel,
atau Weight In Motion(WIM) yang tersedia di sekitar
lokasi pekerjaan.
Apabila fasilitas tersebut tidak tersedia, maka rumus
yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah
berat/jumlah berat kombinasi yang diizinkan
ditentukan sebagai berikut :

JBI atau JBKI = Berat Kendaraan Kosong (Kerb


Weight) + Berat Muatan + Berat Orang …… (1)

2. Kendaraan yang tidak diizinkan masuk ke Lokasi


Pekerjaan :
a. Kendaraan yang tidak diizinkan masuk ke lokasi
pekerjaan yaitu kendaraan yang memiliki dimensi
lebih dan/atau muatan lebih (Over Dimension-Over
Load) yang tidak sesuai dengan ketentuan 24.3.1 di
atas.
b. Toleransi jumlah berat muatan maksimum yang
diizinkan masuk dan keluar lokasi pekerjaan tidak
melebihi 5% (lima per seratus) dari jumlah
berat/berat kombinasi muatan yang diizinkan
(JBI/JBKI). Commented [L10]: Ditambahkan dari SE DJBM 03/2022 F.1
49.(i) Hak dan Ditambahkan ketentuan sebagai berikut : dan F.2
Kewajiban
Penyedia 13. Pengendalian kendaraan berdimensi lebih dan/atau
bermuatan lebih (Over Dimension-Over Load/OD-
OL) wajib dilaksanakan oleh Penyedia Jasa terhadap : Commented [L11]: Ditambahkan dari SE DJBM 03/2022 Huruf
a. Seluruh kendaraan milik Penyedia Jasa/ Sub Penyedia G.1.a.
dan Pemasok untuk angkutan material termasuk
angkutan material dari quarry barang curah (semen,
aspal, BBM) dan peralatan, baik yang dimobilisasi/
demobilisasi untuk kegiatan pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan dokumen kontrak, maupun kendaraan
material dan peralatan yang masuk dan keluar dari
lokasi pekerjaan untuk mengantar material termasuk
angkutan barang curah (semen, aspal, BBM) dari
Pemasok dan peralatan yang disewa dari pemilik Alat.
b. Jumlah berat/berat kombinasi muatan kendaraan yang
masuk dan keluar dari lokasi pekerjaan dapat
menggunakan fasilitas jembatan timbang, alat timbang
portabel, atau Weight In Motion (WIM) yang tersedia
di sekitar lokasi pekerjaan.
c. Apabila fasilitas jembatan timbang, alat timbang
portabel, atau Weight In Motion (WIM) tidak tersedia
di sekitar lokasi pekerjaan atau jarak fasilitas tersebut
terhadap lokasi pekerjaan tidak memungkinkan untuk
digunakan, maka dapat dilakukan dengan mengukur
dimensi dan berat muatan (jenis bak terbuka maupun
tertutup, tangki, flat bed) kendaraan, yang
dimaksudkan untuk memperoleh berat muatan
material dan peralatan yang dibawa, sehingga berat
-4-

maksimum termasuk muatannya (JBI / JBKI) dapat


diketahui. Commented [L12]: Ditambahkan dari SE DJBM 03/2022 Huruf
d. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus G.2.b angka 1) 2) 3)
melaksanakan pengawasan, pemantauan, evaluasi,
dan pembuatan laporan terkait penggunaan
kendaraan untuk mobilisasi / demobilisasi
pengangkutan material dan peralatan konstruksi. Commented [L13]: Ditambahkan dari Inmen 02/2022 Bagian
e. Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memperoleh Kedua huruf f
izin dari penyelenggara jalan dan/atau penyelenggara
jalan khusus dalam rangka mobilisasi/ demobilisasi
pengangkutan material dan peralatan konstruksi. Commented [L14]: Ditambahkan dari Inmen PUPR 02/2022
f. Apabila terjadi suatu kendala terkait dengan Bagian Kedua Huruf i
pengendalian dan pengawasan pelanggaran
penggunaan kendaraan berdimensi lebih dan/ atau
bermuatan lebih (Over Dimension-Over Load/OD-
OL) di lokasi pekerjaan, terutama pada daerah yang
sulit mendapatkan kendaraan angkutan yang
memenuhi ketentuan standar, maka Penyedia Jasa
dapat mengajukan permohonan fasilitasi dari PPK
yaitu untuk: Commented [L15]: Ditambahkan dari SE DJBM 03/2022 G.2.f
1) Berkoordinasi kepada Dinas Perhubungan
Provinsi/Kabupaten/Kota, Balai Pengelola
Transportasi Darat (BPTD) Kementerian
Perhubungan wilayah terkait dan instansi terkait
mengenai adanya penggunaan kendaraan
pengangkut material dan peralatan pekerjaan
konstruksi yang berdimensi lebih dan/ atau
bermuatan lebih (Over Dimension-Over Load/OD-
OL) untuk memperoleh dispensasi dan pengawalan
(jika diperlukan) sebagai pengamanan dan
keselamatan terhadap barang yang diangkut;
dan/atau
2) Mengajukan permohonan dispensasi secara tertulis
terkait dengan penggunaan kendaraan bermuatan
lebih (Over Load) kepada Balai Besar/Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional (BB/BPJN) untuk
melintasi jalan nasional dan/atau Dinas Pekerjaan
Umum/Bina Marga Provinsi/Kabupaten/Kota
untuk melintasi jalan Provinsi/ Kabupaten/Kota.
g. Menyediakan alat pengontrol volume dan berat, serta
CCTV sesuai dengan ketentuan persyaratan
sebagaimana diatur di dalam kontrak, termasuk di
dalam RKK dan RMLLP. Commented [L16]: Ditambahkan dari Inmen PUPR 02/2022
h. Terhadap penggunaan kendaraan yang melanggar Bagian Kedua Huruf l
(tidak sesuai) standar angkutan sebagaimana
dicantumkan pada SSKK butir 24.3, harus dilakukan
pendataan yang ditentukan sebagai berikut:
1) dimensi bak (terbuka dan tertutup), berat muatan
tangki untuk angkutan barang curah dan berat
muatan barang (seperti girder, tiang pancang, besi
baja dan sebagainya) serta alat yang diangkut
dengan truk trailer;
2) berat kosong kendaraan (kerb weight) dan berat
kendaraan maksimum termasuk muatannya sesuai
kartu dan tanda uji berkala yang terdapat pada
kendaraan;
3) muatan sumbu terberat dan jumlah sumbu
termasuk jika sudah dimodifikasi;
4) jenis kendaraan dan peruntukannya;
5) muatan yang diangkut;
6) plat nomor kendaraan; dan
7) dokumentasi sebagai pelaporan.
Hasil pendataan pelanggaran yang ditemukan oleh
Pengawas Pekerjaan di lokasi pekerjaan, harus segera
dilaporkan kepada PPK sebagai Pengguna Jasa.
i. Berdasarkan hasil laporan pendataan tersebut, PPK
dapat memberikan sanksi administratif kepada
Penyedia Jasa terkait dengan pelanggaran penggunaan
-5-

kendaraan berdimensi dan/atau bermuatan lebih di


lokasi pekerjaan.
j. Adapun sanksi terhadap pelanggaran tersebut berupa:
1) Peringatan Tertulis:
Sanksi Administratif berupa peringatan tertulis
diberikan sebanyak 1 (satu) kali dengan jangka
waktu selama 7 (tujuh) hari kalender kepada
Penyedia Jasa.
2) Penghentian Sementara Pekerjaan:
Dalam hal Penyedia Jasa tetap melakukan
pelanggaran terkait dengan penggunaan kendaraan
berdimensi lebih dan/atau bermuatan lebih (Over
Dimension-Over Load/OD-OL) pada lokasi
pekerjaan hingga berakhirnya jangka waktu
peringatan tertulis tersebut sebagaimana tercantum
pada SSKK butir 49.i.3.e.1), PPK dapat memberikan
sanksi administratif berupa penghentian sementara
pekerjaan. Commented [L17]: Ditambahkan dari SE DJBM 03/2022 Huruf
k. Penyedia Jasa mendapatkan surat keterangan nihil G.2.b angka 4) 5) dan G.2.c.
pelanggaran kendaraan berdimensi lebih dan/atau
bermuatan lebih (Over Dimension-Over Load/OD-
OL) dari PPK setelah dilakukan pemeriksaan awal dan
pengecekan sampai dengan akhir masa pelaksanaan. Commented [L18]: Ditambahkan dari SE DJBM 03/2022 Bagian
G.2 e
Commented [L19]: Ditambahkan dari Inmen PUPR 02/2022
Bagian Kedua Huruf l
-6-

SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan

Pada Addendum Kontrak untuk Dasar Hukum diubah,

SEMULA :

Dan dengan memperhatikan:


1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang Perikatan);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang –
Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 2 tahun
2017 tentang Jasa Konstruksi;
4. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
5. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2019 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
untuk Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat;
6. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 12 tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Melalui Penyedia.

MENJADI :

Dan dengan memperhatikan:


1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang Perikatan);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang –
Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 2 tahun
2017 tentang Jasa Konstruksi;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Lalu Lintas
Angkutan Jalan;
6. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
7. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 12 tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Melalui Penyedia;
8. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02/IN/M/2022 tentang
Larangan Penggunaan Kendaraan Berdimensi Lebih dan/atau Bermuatan Lebih Pada
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
9. Surat Edaran Direktorat Jenderal Bina Marga Nomor 08/SE/Db/2021 tentang Pelaksanaan
Pekerjaan Padat Karya di Direktorat Jenderal Bina Marga; *)
10. Surat Edaran Direktorat Jenderal Bina Marga Nomor 03/SE/Db/2022 tentang Pengawasan
dan Pengendalian Kendaraan Berdimensi Lebih dan/atau Bermuatan Lebih (Over
Dimension-Over Load/OD-PL) pada Proyek Konstruksi Jalan dan Jembatan.
*) bila digunakan

Anda mungkin juga menyukai