OLEH
MARIA A.D.MELANI
AJARAN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setelah mengertahui berbagai dampat buruk yang diakibatkan oleh virus HIV/AIDS, peserta
didik diajak untuk menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air deng berusaha hidup sehat
sabagai generasi penurus bangsa. Dalam usaha hidup sehat agar terhindar dari virus
HIV/AIDS, hendaknya peserta didik mengembangkan sikap komunikatif, baik terhadap orang
tua maupun guru. Dengan demikian, peserta didik yang masih berada dalam usia remaja
tidak terjurumus pada penularan virus HIV/AIDS. Menjaga diri agar terhindar dari virus
HIV/AIDS merupakan tanggung jawab setiap orang. Oleh kerena itu, peserta didik diajak
untuk menyadari bahwa kebiasaan untuk hidup sehat merupakan tanggung jawab mereka
yan harus dimulai sekarang.Penyakit HIV/AIDS sudah hampir mneyerang seluruh dunia tidak
terkuali indonesia. HIV termasuk salah satu penyakit infeksi menular seksual (IMS). Hal ini
dapat terjadi, baik pada pria maupun wanita. Infeksi ini disebabkan karena virus dengan nama
yang sama yaitu Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Dikutip dari Mayo Clinic, jika tidak di tangani dengan obat-obatan atau tindakan yang tepat,
infeksi ini dapat berkembang menjadi kondisi kronis yang berpotensi mengancam nyawa,
yaitu Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS). AIDS sendiri merupakan
perkembangan dari infeksi HIV stadium 3..
B. TUJUAN
Membahas tentang
Bahaya HIV/AIDS
Cara penularan
Cara mencegah penularan virus HIV/AIDS
C. Rumusan Masalah
A. Bahaya HIV/AIDS
1. HIV/AIDS di Indonesia
Penyakit HIV/AIDS sudah hampir menyerang seluruh dunia, tidak terkuali Indonesia.
AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrome ) adalah kumpulan gejala yang diakibatkan
berkurangnya kekebalan tubuh, penyebabnya adalah virus yang mudah menular dan merusak
sel darah putih sebagai pembawa kekebalan tubuh. Virus penyebab AIDS disebut HIV (Human
Immunodeficiency Virus).
Virus HIV ini terdapat pada darah, cairan mani, cairan liang sanggama dan cairan tubuh yang
lain yang berasal dari penderita AIDS. Namun yang terbukti dapat menularkan adalah darah,
cairan mani dan cairan lain sanggama.
Selain itu, seseorang dengan HIV dapat menderita AIDS saat mengalami
infeksi oportunistik. Ini dapat terjadi jika orang yang mengidap HIV tidak
diobati atau mendapatkan pengobatan untuk menjaga sistem imunnya.
Alhasil, virus itu akan terus menyerang tubuh dan berkesempatan untuk
menginfeksinya lebih jauh lagi.
Hubungan seks
Penularan dengan melakukan hubungan seksual dapat terjadi dari pria ke wanita
atau sebaliknya, serta pada sesama jenis kelamin melalui hubungan seksual yang
berisiko. Penularan HIV dapat terjadi saat hubungan seks melalui vagina, anal,
maupun seks oral dengan pasangan yang terinfeksi HIV. Salah satu cara terbaik
untuk mencegah penularan HIV adalah menggunakan kondom saat berhubungan
seks dan tidak berganti-ganti pasangan seksual.
Pre-exposure prophylaxis (PrEP)
PrEP merupakan metode pencegahan HIV dengan cara mengonsumsi
antiretroviral bagi mereka yang berisiko tinggi tertular HIV, yaitu mereka yang
memiliki lebih dari satu pasangan seksual, memiliki pasangan dengan HIV
positif, menggunakan jarum suntik yang berisiko dalam 6 bulan terakhir, atau
mereka yang sering berhubungan seksual tanpa pengaman.
Sampai saat ini, belum ada vaksin yang dapat mencegah infeksi HIV. Meskipun demikian,
infeksi dapat dicegah dengan beberapa langkah berikut:
Gunakan kondom yang baru tiap berhubungan seks, baik seks melalui vagina atau
melalui dubur. Bila memilih kondom berpelumas, pastikan pelumas yang berbahan
dasar air. Hindari kondom dengan pelumas yang berbahan dasar minyak, karena dapat
membuat kondom bocor. Untuk seks oral, gunakan kondom yang tidak berpelumas.
Hindari berhubungan seks dengan lebih dari satu pasangan.
Beri tahu pasangan bila Anda positif HIV, agar pasangan Anda menjalani tes HIV.
Diskusikan kembali dengan dokter bila Anda didiagnosis positif HIV dalam masa
kehamilan, mengenai penanganan selanjutnya dan perencanaan persalinan, untuk
mencegah penularan dari ibu ke janin.
Bagi pria, disarankan bersunat untuk mengurangi risiko infeksi HIV.
Segera ke dokter bila menduga baru saja terinfeksi virus HIV, misalnya karena
berhubungan seks dengan penderita HIV. Dokter dapat meresepkan obat post-exposure
prophylaxis (PEP), untuk dikonsumsi selama 28 hari. Obat PEP adalah kombinasi 3 obat
antiretroviral, yang dapat mencegah perkembangan infeksi HIV. Meskipun demikian,
terapi dengan PEP harus dimulai maksimal 3 hari setelah infeksi virus terjadi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
HIV/AIDS adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga
penyakit tidak mempunyai kekebalan berbagai penyakit. Penderita yang mengalami
kelumpuhan kebebalan yang disebut dengan lymphadenopathy virus (LAV).