Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ISSUE ETIK KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

1. ERVINA SARO BUTAR-BUTAR

2. SONIA SYLVIA LUMBAN TOBING

3. DEARNI SULASTRI MALAU

4. MEGAWATI MANALU

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH MEDAN

2019/2020

1
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-NYA lah maka kami dapat menyelesaikan sebuah makalah
dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “etik dalam
praktek keperawatan ( aborsi , euthanasia ,transplantasi organ )” menjelaskan tentang etika
keperawatan,aborsi,euthanasia dan transplantasi organ.

Melalui kata pengantar ini penulis mohon maaf dan memohon permakluman bila
mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau
menyinggung perasaan pembaca,kami tau bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga
kami dapat menyempurnakan karya tulis ini.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih
sehingga dapat memberikan manfaat.

2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 4
B. Tujuan .................................................................................................. 5
C. Manfaat ................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Euthanasia .......................................................................................... 6
B. Aborsi ................................................................................................ 8
C. Transplantasi Organ ........................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 12
B. Saran .................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pelayanan keperawatan yang bermutu adalah pelayanan yang dapat memuaskan
setiapklien, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah
ditetapkan.Pelayanan kesehatan dan keperawatan yang dimaksud adalah bentuk implementasi
praktek keperawatan yang ditujukan kepada pasien/klien baik kepada individu, keluarga dan
masyarakat dengan tujuan, upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan guna
mempertahankan dan memelihara kesehatan serta menyembuhkan dari sakit, dengan kata lain
upaya praktek keperawatan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi.
Dalam melakukan praktek keperawatan, perawat secara langsung berhubungan dan
berinteraksi dengan klien, dan pada saat interaksi inilah sering timbul beberapa hal yang tidak
diinginkan baik disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu profesi keperawatan harus
mempunyai standar profesi dan aturan lain yang didasari oleh ilmu pengetahuan yang
dimilikinya, guna memberi perlindungan kepada masyarakat. Dengan adanya standar praktek
profesi keperawatan ini dapat dilihat apakah seorang perawat melakukan malpraktek,
kelalaian ataupun bentuk pelanggaran praktek keperawatan lainnya baik itu pelanggaran yang
terkait dengan etika ataupun pelanggaran terkait dengan masalah hukum.
Dalam etika keperawatan ada 4 masalah dalam bidang kesehatan yang berkaitan
dengan aspek hukum yang selalu aktual dibicarakan dari waktu ke waktu, sehingga dapat
digolongkan ke dalam masalah klasik dalam bidang kedokteran yaitu tentang euthanasia,
abortus, transplantasi organ, supproting devices. Sampai kini persoalan yang timbul berkaitan
dengan masalah ini tidak dapat diatasi atau diselesaikan dengan baik, atau dicapainya
kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak. pada beberapa kasus dan keadaan
memang diperlukan sementara di lain pihak tindakan ini tidak dapat diterima, bertentangan
dengan hukum, moral dan agama.
Masalah euthanasia sudah ada sejak kalangan kesehatan menghadapi penyakit yang
tak tersembuhkan, sementara pasien sudah dalam keadaan merana dan sekarat. Dalam situasi
demikian tidak jarang pasien memohon agar dibebaskan dari  penderitaan ini dan tidak ingin
diperpanjang hidupnya lagi atau di lain keadaan pada pasien yang sudah tidak sadar, keluarga
orang  sakit yang tidak tega melihat pasien yang penuh penderitaan menjelang ajalnya dan
minta kepada dokter untuk tidak meneruskan pengobatan atau bila perlu memberikan obat
yang mempercepat kematian. Dari sinilah istilah euthanasia muncul, yaitu melepas kehidupan
seseorang agar terbebas dari penderitaan atau mati secara baik.
Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada
kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan
melahirkan adalah perdarahan ,infeksi dan eklampsia. Hal itu terjadi karena hingga saat ini
aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap
ilegal dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian

4
aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita yang ditulis di surat
kabar tentang terjadinya aborsi di masyarakat.
Donor organ atau transplansi organ adalah pemindahan organ tubuh manusia yang
masih memiliki daya hidup dan sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan
tidak berfungsi dengan baik apabila diobati dengan teknik dan cara biasa, bahkan harapan
hidup penderitan hampir tidak ada lagi.Organ tubuh yang ditansplantasikan biasa adalah
organ vital seperti ginjal,jantung,dan mata. Namun dalam perkembangannya organ-organ
tubuh lainnya pun dapat ditransplantasikan untuk membantu orang yang sangat
memerlukannya.

B.     Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Setelah mahasiswa membaca dan memahami makalah ini diharapkan mampu mengetahui apa
saja yang menjadi isu-isu etik yang terjadi dalam praktik keperawatan.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui dan memahami Euthanasia
b.      Mengetahui dan memahami Aborsi
c.       Mengetahui dan memahami Transplansi Organ

C.    Manfaat Penulisan
1.      Bagi Penulis
Mengembangkan kemampuan penulis dalam hal menyusun suatu laporan dan menambah
wawasan penulis tentang isu-isu etik yang terjadi dalam praktik keperawatan, serta
bagaimana seharusnya melakukan malpraktik yang baik.

2.      Bagi Pembaca
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai isu-isu etik yang terjadi dalam praktik
keperawatan.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI
ISU-ISU ETIK DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN YANG TERJADI DI INDONESIA

A. Euthanasia
Istilah euthanasia berasal dari bahasa yunani “euthanathos”. Eu artinya baik, tanpa
penderitaan; sedangkan thanathos artinya mati atau kematian. Dengan demikian, secara
etimologis, euthanasia dapat diartikan kematian yang baik atau mati dengan baik tanpa
penderitaan. Ada pula yang menyebutkan bahwa euthanasia merupakan praktek pencabutan
kehidupan manusia atau hewan melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit
atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan
suntikan yang mematikan.
Belanda, salah satu Negara di Eropa yang maju dalam pengetahuan hukum kesehatan
mendefinisikan euthanasia sesuai dengan rumusan yang dibuat oleh Euthanasia Study
Group dari KNMG (Ikatan Dokter Belanda), yaitu :
“Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang hidup
seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup atau mengakhiri
hidup seorang pasien, dan ini dilakukan untuk kepentingan pasien itu sendiri”.

1. Klasifikasi Euthanasia
Dilihat dari orang yang membuat keputusan euthanasia dibagi menjadi :
a. Voluntary euthanasia, jika yang membuat keputusan adalah orang yang sakit. Misalnya
gangguan atau penyakit jasmani yang dapat mengakibatkan kematian segera, dimana keadaan
diperburuk oleh keadaan fisik dan jiwa yang tidak menunjang. 

b. Involuntary euthanasia, jika yang membuat keputusan adalah orang lain. Seperti pihak
keluarga atau dokter karena pasien mengalami koma medis.

c. Assisted Suicide, tindakan ini bersifat individual yang pada keadaan tertentu dan alasan
tertentu menghilangkan rasa putus asa dengan bunuh diri.

d.Tindakan yang langsung menginduksi kematian dengan alasan meringankan penderitaan


tanpa izin individu bersangkutan dan pihak yang punya hak untuk mewakili. Hal ini
sebenarnya merupakan pembunuhan, tetapi agak berbedapengertiannya karena tindakan ini
dilakukan atas dasar belas kasihan.

2. Jenis-Jenis Euthanasia

6
Euthanasia dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, dilihat dari cara pelaksanaannya,
euthanasia dapat dibedakan atas :
a. Euthanasia Pasif
Euthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala tindakan atau
pengobatan yang sedang berlangsung untuk mempertahankan hidup pasien. Dengan kata lain,
euthanasia pasif merupakan tindakan tidak memberikan pengobatan lagi kepada pasien
terminal untuk mengakhiri hidupnya. Tindakan pada euthanasia pasif ini dilakukan secara
sengaja dengan tidak lagi memberikan bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup
pasien, seperti tidak memberikan alat-alat bantu hidup atau obat-obat penahan rasa sakit, dan
sebagainya.
Penyalahgunaan euthanasia pasif biasa dilakukan oleh tenaga medis maupun keluarga pasien
sendiri. Keluarga pasien bisa saja menghendaki kematian anggota keluarga mereka dengan
berbagai alasan, misalnya untuk mengurangi penderitaan pasien itu sendiri atau karena sudah
tidak mampu membayar biaya pengobatan.

b.Euthanasia Aktif atau Agresif


Euthanasia aktif atau euthanasia agresif adalah perbuatan yang dilakukan secara medik
melalui intervensi aktif oleh seorang dokter dengan tujuan untuk mengakhiri hidup manusia.
Dengan kata lain, Euthanasia agresif atau euthanasia aktif adalah suatu tindakan secara
sengaja yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain untuk mempersingkat atau
mengakhiri hidup si pasien. Euthanasia aktif menjabarkan kasus ketika suatu tindakan
dilakukan dengan tujuan untuk mnimbulkan kematian dengan secara sengaja melalui obat-
obatan atau dengan cara lain sehingga pasien tersebut meninggal.
Euthanasia aktif ini dapat dibedakan atas :
1) Euthanasia aktif langsung (direct) adalah dilakukannnya tindakan medis secara terarah
yang diperhitungkan akan mengakhiri hidup pasien, atau memperpendek hidup pasien. Jenis
euthanasia ini juga dikenal sebagai mercykilling.
2) Euthanasia aktif tidak langsung (indirect) adalah saat dokter atau tenaga kesehatan
melakukan tindakan medis untuk meringankan penderitaan pasien, namun mengetahui
adanya risiko tersebut.

Ditinjau dari permintaan atau pemberian izin, euthanasia dibedakan atas :


a) Euthanasia Sukarela (Voluntir)
Euthanasia yang dilakukan oleh tenaga medis atas permintaan pasien itu sendiri. Permintaan
pasien ini dilakukan dengan sadar atau dengan kata lain permintaa pasien secara sadar dn
berulang-ulang, tanpa tekanan dari siapapun juga.
b) Euthanasia Tidak Sukarela (Involuntir)
Euthanasia yang dilakukan pada pasien yang sudah tidak sadar. Permintaan biasanya
dilakukan oleh keluarga pasien. Ini  terjadi ketika individu tidak mampu untuk menyetujui
karena faktor umur, ketidakmampuan fisik dan mental, kekurangan biaya, kasihan kepada
penderitaan pasien, dan lain sebagainya.

Sebagai contoh dari kasus ini adalah menghentikan bantuan makanan dan minuman untuk
pasien yang berada di dalam keadaan vegetatif (koma). Euthanasia ini seringkali menjadi

7
bahan perdebatan dan dianggap sebagai suatu tindakan yang keliru oleh siapapun juga. Hal
ini terjadi apabila seseorang yang tidak berkompeten atau tidak berhak untuk mengambil
suatu keputusan, misalnya hanya seorang wali dari pasien dan mengaku memiliki hak untuk
mengambil keputusan bagi pasien tersebut.

Euthanasia berdasarkan pemberian izin :


1. Euthanasia diluar kemauan pasien
2. Euthanasia secara tidak sukarela
3. Euthanasia sukarela
Euthanasia berdasarkan tujuan :
1. Pembunuhan berdasarkan belas kasihan
2. Euthanasia hewan
3. Euthanasia berdasarkan bantuan dokter
Euthanasia menurut agama ,semua agama di Indonesia tidak menyetujui adanya euthanasia
walaupun berdasarkan belas kasihan .
Hukum yang mengatur euthanasia :
UU Euthanasia Pasal 344 KUHP berbunyi “Barangsiapa menghilangkan nyawa orang lain
atas permintaan orang itu sendiri ,yang disebutkannya dengan nyata dan sungguh-sungguh
,duhukum penjara selama-lamanya 12 tahun”.

B. Aborsi
Aborsi adalah cara menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan
istilah abortus yang berarti mengeluarkan hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma)
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Abortus
adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk
bertumbuh.
Pada saat ini aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak
pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil
dan melahirkan adalah perdarahan ,infeksi dan eklampsia. Hal itu terjadi karena hingga saat
ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak aborsi
dianggap ilegal dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan
kejadian aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita yang ditulis
di surat kabar tentang terjadinya aborsi di masyarakat.

1. Pandangan tentang abortus


Ada 3 pandangan secara umum tentang abortus, yaitu :
a. Pandangan konservatif, berpendapat bahwa abortus secara moral salah dan dalam situasi
apapun tidak boleh dilakukan, termasuk dengan alasan penyelamatan.

b.Pandangan moderat berpendapat bahwa abortus tidak mutlak kesalahan moral dan
hambatan penentang abortus dapat diabaikan dengan suatu pertimbangan moral yang kuat.

8
c. Pandangan liberal berpendapat bahwa abortus secara moral diperbolehkan atas dasar
permintaan. Pandangan ini secara umum menganggap bahwa fetus belum menjadi manusia.
Secara genetik fetus sebagai bakal manusia, tetapi secara moral bukan manusia.

Tatanan Hukum Conscience Clauses, memperbolehkan dokter, parawat atau rumah sakit
untuk menolak membantu pelaksanaan abortus. Di Indonesia dilarang sejak tahun 1918
dalam KUHP pasal 346 s/d 349, dinyatakan bahwa Barang siapa melakukan sesuatu dengan
sengaja yang menyebabkan keguguran atau matinya kandungan dapat dikenai penjara.

2. Jenis-Jenis Aborsi
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 jenis aborsi, yaitu :
a. Aborsi spontan atau alamiah. Berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan
karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.

b. Aborsi buatan atau sengaja atau kriminalis adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia
kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon
ibu maupun si pelaksana aborsi. Misalnya dengan bantuan obat aborsi.

c. Aborsi terapeutik atau medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas
indikasi medis. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit
darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapa membahayakan baik calon
ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapiini semua atas pertimbangan medis yang matang
dan tidak tergesa-gesa.

Penyebab aborsi :
- terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
- kontrasepsi yang gagal
- perkosaan
- ekonomi
- hamil di luar nikah
- pernikahan yang tidak sehat

Dampak Aborsi :
- pendarahan terus-menerus
- infeksi sekitar kandungan
- rahim sobek
- kematian
- risiko kanker

C. Transplansi Organ
Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari
suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan
dan kondisi tertentu.

9
Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang sangat
bermanfaat bagi pasien dengan ganguan fungsi organ tubuh yang berat. Ini adalah terapi
pengganti (alternatif) yang merupakan upaya terbaik untuk menolong penderita/pasien
dengan kegagalan organnya, karena hasilnya lebih memuaskan dibandingkan dengan
pengobatan biasa atau dengan cara terapi. Hingga dewasa ini transplantasi terus berkembang
dalam dunia kedokteran, namun tindakan medik ini tidak dapat dilakukan begitu saja, karena
masih harus dipertimbangkan dari segi non medik, yaitu dari segi agama, hukum, budaya,
etika dan moral. Kendala lain yang dihadapi Indonesia dewasa ini dalam menetapkan terapi
transplatasi, adalah terbatasnya jumlah donor keluarga (LivingRelated Donor, LRD) dan
donasi organ jenazah. Karena itu diperlukan kerjasama yang saling mendukung antara para
pakar terkait (hukum, kedokteran, sosiologi, pemuka agama, pemuka masyarakat),
pemerintah dan swata.
Banyak sekali kasus dimana tim kesehatan berhasil mencangkokkan organ terhadap klien
yang membutuhkan. Dalam kasus tumor ginjal, gagal ginjal, ginjal dari donor
ditransplantasikan kepada ginjal penerima. Tidak semua perawat terlibat dalam tindakan
tranplantasi, perawat hanya berperan seperti merawat dan meningkatkan kesehatan pemberi
donor, membantu di kamar operasi dan merawat klien setelah operasi (Megan, 1991).
Pelaksaan transplantasi di Indonesia diatur dalam PP No. 18 tahun 1981, tentang bedah mayat
klinis dan bedah mayat anatomis/transplantasi alat atau jaringan tubuh, merupakan
pemindahan alat/jaringan tubuh yang masih mempunyai daya hidup sehat. Tindakan
transplantasi tidak menyalahi aturan semua agama dan kepercayaan sepanjang penentuan saat
mati dan penyelenggaraan jenazah terjamin dan tidak terjadi penyalahgunaan (Est. Tanxil,
1991).

1.      Jenis-Jenis Transplansi Organ


a.   Autograf (Autotransplatasi) yaitu, pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain
dalam tubuh orang itu sendiri.
Misalnya operasi bibir sumbing, dimana jaringan atau organ yang diambil untuk menutup
bagian yang sumbing diambil dari jaringan tubuh pasien itu sendiri.
b.  Allograft (Homotransplantasi) yaitu, pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh
seseorang ke tubuh yang lan yang sama spesiesnya, yakni manusia dengan manusia.
Homotransplantasi yang sering terjadi dan tingkat keberhasilannya tinggi, antara lain :
transplantasi ginjal dan kornea mata. Disamping itu terdapat juga transplantasi hati, walaupun
tingkat keberhasilannya belum tinggi. Transfusi darah sebenarnya merupakan bagian dari
transplntasi ini, karena melalui transfusi darah, bagian dari tubuh manusia (darah) dari
seseorang (donor) dipindahkan ke orang lain (recipient).
c.  Xenograft (Heterotransplatasi) yaitu, pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh
yang satu ke tubuh yang lain yang berbeda spesiesnya. Misalnya antara species manusia
dengan binatang. Yang sudah terjadi contohnya pencangkokan hati manusia dengan hati dari
baboon (sejenis kera), meskipun tingkat keberhasilannya masih sangat kecil.
d. Isograft yaitu, Transplantasi Singenik yaitu pempindahan suatu jaringan atau organ dari
seseorang ke tubuh orang lain yang identik. Misalnya masih memiliki hubungan secara
genetik.

10
Hukum Transplantasi Indonesia :
UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Bagi pelaku pelanggaran baik yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan melakukan
transplantasi organ dan atau jaringan tubuh manusia tanpa persetujuan donor atau ahli
waras ,memperjualbelikan organ dan atau jaringan tubuh manusia diancam pidana penjara
paling lama 7 tahun .
Syarat Transplantasi :
-  DNA , golongan darah ,jenis antigen yang cocok antara pendonor dan resipien
-  Tidak terjadi reaksi penolakan secara antigen dan antibody oleh resipien
-  Sirkulasi perfusi dan metabolisme organ masih berjalan baik .
Transplantasi Sel atau Jaringan
Transplantasi sel punca dari sumsum tulang
Sumsum tulang :jaringan spons yang terdapat dalam tulang-tulang besar seperti tulang
pinggang ,tulang dada, tulang rusuk
Transplantasi sel induk darah tali pusat
Mengobati pasien dengan penyakit kelainan darah yang mengancam jiwa :Leukimia
Transplantasi sel otak menghasilkan kemapuan berbeda .

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang melibatkan
interaksi antara klien dan perawat. Permasalahan bisa menyangkut penentuan antara
mempertahankan hidup dengan kebebasan dalam menentukan kematian, upaya menjaga
keselamatan klien yang bertentangan dengan kebebasan menentukan nasibnya, dan penerapan
terapi yang tidak ilmiah dalam mengatasi permasalah klien. Dalam membuat keputusan
terhadap masalah etik, perawat dituntut dapat mengambil keputusan yang menguntungkan
pasien dan diri perawat dan tidak bertentang dengan nilai-nilai yang diyakini klien.
Pengambilan keputusan yang tepat diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan sehingga
semua merasa nyaman dan mutu asuhan keperawatan dapat dipertahankan.
Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai
oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat harus memanfaatkan nilai-nilai
keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam
mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima tanggung
jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional. Sikap etis profesional
berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat
memberi jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, dan akan
berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Selain itu dalam
menyelesaikan permasalahan etik atau dilema etik keperawatan harus dilakukan dengan tetap
mempertimbangkan prinsip-prinsip etik supaya tidak merugikan salah satu pihak.
Etika atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi
suatu kebiasaan didalam masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu bentuk perbuatan yang

12
nyata.Euthanasia dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ditinjau dari berbagai sudut
pandang sebagai berikut euthanasia pasif, euthanasia aktif dan euthanasia non agresif.
Sedangkan ditinjau dari sudut pemberian izin yaitu euthanasia volunter dan
euthanasiainvolunter.Dalam dunia kedokteran dikenal 3 jenis aborsi yaitu aborsi spontan,
aborsi buatan dan aborsi terapeutik.Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau
organ manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh
orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu.

B. Saran
Eutanasia merupakan suatu tindakan yang kontroversial, disatu sisi, ada niatan baik untuk
membantu menghentikan penderitaan pasien, disisi lain, bagaimanapun eutanasia merupakan
suatu praktik menghilangkan nyawa orang lain atau hewan. Saran kami, pembaca lebih
banyak lagi mengkaji terkait dengan isu euthanasia ini, sehingga dapat memandang eutanasia
secara holistic dan menanggapi fenomena euthanasia ini secara bijaksana. 
Isu etik dalam  praktik keperawatan tentu saja bukan barang langka, yang bisa didapatkan
oleh calon perawat sekalipun.  Dengan mempelajarinya secara rinci, dan dengan mengatahui
akibat yang dapat ditimbulkannya. Maka tidaklah bisa dikatakan seorang perawat yang baik,
apabila masih melakukan tindakan di luar batas yang diperbolehkan.
Dengan adanya pembahasan menganai isu etikseperti ini, kita akan diingatkan batapa kejinya
perbuatan yang melanggar aturan itu.  Dan kita juga diajarkan tentang bagaimana menyikapi
semuanya itu dalam praktik keseharian kita. Semoga makalah ini dapat menjadi acuan, atau
referensi dalam pengajaran mata kuliah etika keperawatan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah Jusuf: Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, Jakarta, 2005


Amir & Hanafiah, (1999). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, edisi ketiga: Jakarta:
EGC.
Carol T, Priscilla LM. 1997.  Fundamental OfNursingCare, ThirdEdition, by Lippicot
Philadelpia, New York.
Ismaini, N. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya  Medika  
Kozier. (2000). FundamentalsofNursing : concepttheoryandpractices.  Philadelphia. Addison
Wesley.
http://www.slideshare.net/YafetGeu/dilema-etik-keperawatan
      di unduh pada tanggal 06 10 2015
www.blogperawat.com. Euthanasia Dalam Keperawatan.
        Di akses pada tanggan 06 10 2015
Dorland. 2002. Kamus Kedokteran Edisi 29. Jakarta : EGC.

14

Anda mungkin juga menyukai