Anda di halaman 1dari 9

129

Pengaruh Pemberian Air Hangat Terhadap Frekuensi Pernafasan Pasien


Tuberkulosis Paru Di RSUD Haji Makassar

Ross Anna1, Abdul Majid2, Basri3


1
RSUD Haji Makassar
2
Fakultas Keperawatan, Universitas Hasanuddin Makassar
3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar

ABSTRAK :
Tb paru adalah salah satu dari sepuluh penyebab utama kematian di dunia.
Pada tahun 2018 jumlah penderita Tb paru di Indonesia mencapai 842 ribu kasus
dan di Sulawesi Selatan mencapai 22.793 kasus. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh pemberian air hangat terhadap frekuensi pernafasan pasien
Tb paru di RSUD Haji Makassar. Jenis penelitian menggunakan quasi
experimental dengan rancangan two group pre test and post test design
menggunakan metode purposive sampling dimana sampel sebanyak 32 orang
yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol sebanyak 16 orang
dan kelompok intervensi sebanyak 16 orang. Analisa data yang digunakan adalah
analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji t berpasangan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui rata-rata frekuensi pernafasan
kelompok kontrol sebelum 25 x/menit dan setelah 23,5 x/menit. Sedangkan rata-
rata frekuensi pernafasan kelompok intervensi sebelum pemberian air hangat 24,5
x/menit dan setelah pemberian air hangat 20,75 x/menit. Jadi penurunan rata-rata
frekuensi pernafasan pada kelompok intervensi lebih besar daripada kelompok
kontrol. Sehingga dari hasil uji analisis bivariat menggunakan uji t-test
berpasangan maka diperoleh p-value=0,001 yang menunjukkan adanya pengaruh
pemberian air hangat terhadap frekuensi pernafasan pasien Tb paru.
Kesimpulan penelitian adalah pemberian air hangat dapat membantu
menurunkan keluhan takipnoe pada pasien Tb paru yang mengalami batuk dan
sesak karena air hangat mampu mengencerkan sputum sehingga peneliti
menyarankan agar air hangat dapat dijadikan sebagai salah satu terapi non
farmakologi pada pasien tuberkulosis paru dengan keluhan batuk dan sesak.

Kata Kunci : tuberculosis paru, terapi air hangat, frekuensi pernafasan.

The Effect Of Warming Water Against Frequency Of Respiratory Lung Tb


Patients In Haji Makassar Hospital
ABSTRACT :
Introduction : Pulmonary TB is one of the ten leading causes of death in
the world. In 2018 the number of patients with pulmonary tuberculosis in
Indonesia reached 842 thousand cases and in South Sulawesi reached 22.793
cases. The purpose of this study was to determine the effect of giving warm water
on the respiratory frequency of pulmonary tuberculosis patients at Makassar Haji
Hospital.
Metode : This was quasi experimental design with two groups of pre-test
and post-test design using purposive sampling method in which a sample of 32
people divided into 2 groups: a control group of 16 people and an intervention
group of 16 people. Analysis of the data used is univariate and bivariate analysis
using paired t tests.

Jurnal Mitrasehat, Volume XI Nomor 1, Mei 2021 ISSN 2089-2551


130 ___ Pengaruh Pemberian Air Hangat.... Ross Anna, Abdul Majid, Basri

Result : The results showed that the average respiratory frequency of the
control group before 25 x/min and after 23.5 x/min. While the average breathing
frequency of the intervention group before giving warm water was 24.5 x/minute
and after giving warm water was 20.75 x/minute.. So the decrease in the average
respiratory rate in the intervention group is greater than the control group. So
from the results of the bivariate analysis test using paired t-test, p-value = 0.001
was obtained which indicates the effect of giving warm water to the respiratory
frequency of pulmonary tuberculosis patients.
Conclusion : Giving warm water can help reduce complaints of takipnoe
in patients with pulmonary tuberculosis who experience coughing and tightness
because warm water can thin the sputum so researchers suggest that warm water
can be used as one of the non- pharmacological therapies in pulmonary
tuberculosis patients with complaints of coughing and spasms.

Keywords : pulmonary tuberculosis, warm water therapy, respiratory rate.

PENDAHULUAN sejak tahun 2017 sampai akhir agustus


Tuberkulosis paru (Tb paru) 2019 sebanyak 66 orang.
salah satu penyakit dengan resiko Gejala yang sering muncul pada
penularan tertinggi didunia dan pasien penderita Tb paru adalah keluhan
penyebab utama dari satu agen batuk berlendir (kadang disertai darah)
infeksius yang disebabkan oleh dan sesak nafas. Kesulitan bernapas
Mycobacterium Tuberkulosis. yang akan menghambat pemenuhan
Menurut laporan WHO tentang suplai oksigen dalam tubuh sehingga
kondisi TB di dunia tahun 2018, di suplai oksigen berkurang.
Indonesia menunjukkan 301 orang Berkurangnya suplai oksigen dalam
meninggal akibat TB setiap harinya. tubuh akan membuat kematian sel,
Setiap tahunnya estimasi kasus TB hipoksemia dan penurunan kesadaran.
mencapai 842 ribu namun yang Penanganan pada pasien Tb paru
terlaporkan hanya 446.732 kasus. dengan masalah kebersihan jalan napas
Sementara perkiraan jumlah penderita bertujuan untuk membersihkan saluran
TB yang resisten obat yaitu sebanyak 12 pernapasan sehingga suplai oksigen
ribu, namun yang dilaporkan hanya yang masuk ke dalam tubuh dapat
5.070 kasus. Berdasarkan laporan dinas terpenuhi dan gangguan akibat
sulsel pada tahun 2018 diperoleh berkurangnya suplai oksigen tidak
wilayah tertinggi penderita TB paru terjadi. Menghindari hal tersebut, ada
adalah kota Makassar dengan jumlah salah satu penatalaksanaan perawat
kasus 22.793 jiwa. Data yang diperoleh sebagai tim medis dengan tindakan
dari rekam medik RSUD Haji mandiri terapi non farmakologis yang
Makassar melaporkan angka kejadian bermanfaat untuk membuka jalan nafas
TB tahun 2017 sebanyak 264 orang sehingga mengurangi gejala batuk dan
terlapor, tahun 2018 sebanyak 217 penumpukan secret yaitu dengan terapi
orang terlapor dan hingga bulan akhir pemberian air hangat.
agustus tahun 2019 sebanyak 450 Pemberian minum air putih
orang terlapor. Angka mortalitas hangat memberikan efek hidrostatik
(kematian) sejak tahun 2017 sampai dan hidrodinamik dan hangatnya
akhir agustus 2019 sebanyak 18 orang membuat sirkulasi peredaran darah
dan angka mordibitas (angka kesakitan) khususnya pada daerah paru-paru agar
131

menjadi lancar (Hamidin, 2013). pasien Tb paru yang dirawat diruang


Secara fisiologis, air hangat juga rawat inap isolasi paru RSUD Haji
memberi pengaruh oksigenisasi dalam Makassar dengan rata- rata jumlah
jaringan tubuh. Minum air hangat dapat pasien dalam 1 bulan adalah sebanyak
memperlancar proses pernapasan, 35 orang. Sampel dalam penelitian ini
karena pada pernapasan pasien dengan adalah pasien Tb paru dengan
gangguan pernapasan membutuhkan gangguan frekuensi pernapasan
suasana yang encer dan cair. Pada sebanyak 32 orang. Penarikan sampel
penderita paru, minum air hangat digunakan dengan metode purposive
sangat tepat untuk membantu sampling, yaitu mengambil sampel dari
memperlancar pernapasan karena populasi yang ada berdasarkan kriteria
dengan minum air hangat partikel- yang ditentukan
partikel pencetus sesak dan lendir dalam Instrument pengumpulan data
bronkioli akan dipecah dan menggunakan lembar observasi.
menyebabkan sirkulasi pernapasan Setelah lembar persetujuan
menjadi lancar sehingga mendorong ditandatangani oleh responden, peneliti
bronkioli mengeluarkan lendir menjelaskan kepada responden tentang
(Hamidin, 2013). tujuan, manfaat dan prosedur
Tujuan penelitian ini adalah penelitian. Setelah lembar observasi
untuk mengetahui pengaruh pemberian terisi, dilakukan tahap pengolahan data
air hangat terhadap frekuensi dan interpretasi data.
pernafasan pasien Tb paru di RSUD Pengumpulan data dilakukan
Haji Makassar. Penelitian ini juga dengan melakukan wawancara
bertujuan agar mengidentifikasi langsung pada pasien penderita Tb
frekuensi pernafasan pasien Tb paru paru, agar sampel yang diperoleh
sebelum dan sesudah pengobatan rawat sesuai dengan kriteria inklusi dan
inap pada kelompok kontrol, ekslusi penelitian.
mengidentifikasi frekuensi pernafasan Analisa data yang digunakan
pasien Tb paru sebelum dan sesudah adalah analisa univariat dan bivariat.
diberikan air hangat pada kelompok
intervensi dan mengidentifikasi HASIL
frekuensi pernafasan pasien Tb paru 1. Karakteristik Responden
pada kelompok post kontrol dan 2. Analisis Univariat
kelompok post intervensi. a. Frekuensi Pernafasan Kelompok
Kontrol
METODE PENELITIAN Dari tabel 2 diatas, maka dapat
Jenis penelitian yang digunakan diketahui bahwa pada kelompok
pada penelitian ini Quasi Experimental kontrol terdapat penurunan frekuensi
dengan rancangan Two Group Pre Test pernafasan yaitu sebelum (hari pertama
and Post Test Design. Dalam desain rawat inap) dengan rata-rata (25,00)
penelitian ini dilakukan pengukuran x/menit dan setelah (hari ketiga rawat
atau observasi sebelum dan sesudah inap) dengan rata-rata (23,50) x/menit
dilakukan perlakuan pada responden. pada pasien Tb paru di RSUD Haji
Penelitian ini dilakukan di Makassar.
ruang rawat inap isolasi Tb paru RSUD b. Frekuensi Pernafasan Kelompok
Haji Makassar dan dilaksanakan dari Intervensi (diberikan perlakuan)
tanggal 3 desember 2019 sampai 3 Dari tabel 3 diatas, dapat
januari 2020. Populasinya adalah diketahui bahwa pada kelompok

Jurnal Mitrasehat, Volume XI Nomor 1, Mei 2021 ISSN 2089-2551


132 ___ Pengaruh Pemberian Air Hangat.... Ross Anna, Abdul Majid, Basri

intervensi terdapat penurunan frekuensi Sehingga didapatkan bahwa dari uji t


pernafasan yaitu sebelum intervensi berpasangan didapatkan nilai p-
(sebelum diberikan air hangat) dengan value=0,001 maka Ha diterima, artinya
rata-rata (24,50) x/menit dan setelah ada perbedaan frekuensi pernafasan
intervensi (setelah diberikan air hangat pasien Tb paru kelompok intervensi
selama 3 hari) dengan rata- rata (20,75) dan kelompok kontrol di RSUD Haji
x/menit pada pasien Tb paru di RSUD Makassar. Sehingga dapat dilihat
Haji Makassar. bahwa rata- rata frekuensi pernafasan
pada kelompok intervensi yaitu (20,75)
3. Uji Normalitas Data x/menit lebih rendah daripada rata-rata
Dari hasil penelitian ini frekuensi pernafasan pada kelompok
diketahui bahwa karakteristik penderita kontrol yaitu (23,50) x/menit yang
Tb paru di RSUD Haji Makassar yaitu menunjukkan bahwa terjadi penurunan
pada kelompok umur yang paling frekuensi pernafasan yang lebih
banyak adalah kategori 50 - 64 tahun signifikan pada pasien Tb paru setelah
sebanyak 10 responden (31,3%), jenis diberikan air hangat.
kelamin paling banyak adalah laki-laki
20 responden (62,5%), pendidikan PEMBAHASAN
terakhir responden paling banyak 1. Karakteristik Responden
adalah SD 12 responden (37,5%) dan Hasil penelitian ini diketahui
pasien yang belum pernah bahwa karakteristik penderita Tb paru
mengkonsumsi OAT paling banyak di RSUD Haji Makassar yaitu pada
yaitu 11 responden (34,4%). kelompok umur yang paling banyak
Berdasarkan tabel diatas, data adalah kategori 50 - 64 tahun sebanyak
yang diperoleh dengan menggunakan 10 responden (31,3%), jenis kelamin
uji Kolmogorov-smirnov, jika n<50 paling banyak adalah laki-laki 20
maka uji shapiro-wilk yang dilihat nilai responden (62,5%), pendidikan terakhir
sig sebagai ukuran untuk melihat responden paling banyak adalah SD 12
normal atau tidaknya disrtibusi suatu responden (37,5%) dan pasien yang
data. Diperoleh nilai p dari post kontrol belum pernah mengkonsumsi OAT
pada nilai shapiro-wilk adalah 0,112 (p paling banyak yaitu 11 responden
> 0,005) dan nilai p dari post intervensi (34,4%).
pada nilai shapiro-wilk adalah 0,225 (p Hasil penelitian ini juga
> 0,005). Dengan demikian dapat menunjukkan bahwa laki-laki lebih
dikatakan distribusi data dari variabel banyak mengalami Tb paru yang
adalah berdistribusi normal. disebabkan karena faktor merokok dan
paparan polusi udara, TB juga
4. Analisis Bivariat (Variabel mempengaruhi kelompok umur,
post kontrol dan post dimana umur 50 - 64 tahun lebih
intervensi) banyak menderita Tb paru. Menurut
Berdasarkan tabel 5 di atas Global Tuberculosis Report 2018, TB
dapat diketahui bahwa frekuensi mempengaruhi semua negara dan
pernafasan pada kelompok kontrol kelompok umur, tetapi secara
setelah 3 hari rawat inap yaitu rata-rata keseluruhan perkiraan angka kejadian
(23,50) x/menit, sedangkan rata-rata adalah bahwa sembilan puluh persen
frekuensi pernafasan pada kelompok adalah orang dewasa (berusia > atau =
intervensi setelah pemberian air hangat 15), 64% adalah laki-laki.
selama 3 hari yaitu (20,75) x/menit.
133

2. Analisa Univariat Air hangat diberikan selama 3 hari


a. Frekuensi Pernafasan Sebelum berturut-turut sebanyak 4x sehari
Dan Sesudah Pada Kelompok dengan suhu 38℃.
Kontrol Di RSUD Haji Makassar Hasil penelitian ini diketahui
Tahun 2020 bahwa pada kelompok intervensi
Kelompok kontrol dalam terdapat penurunan frekuensi
penelitian ini adalah kelompok sampel pernafasan yaitu sebelum intervensi
yang tidak diberikan perlakuan (sebelum diberikan air hangat) rata- rata
(pemberian air hangat) yang terdiri dari frekuensi pernafasan yaitu (24,50)
16 orang penderita Tb paru yang x/menit dan setelah intervensi (setelah
dirawat inap diruang isolasi Tb paru. pemberian air hangat) rata-rata
Jadi hanya mengukur frekuensi frekuensi pernafasan yaitu (20,75)
pernafasannya saja sebelum (rawat inap x/menit pada pasien Tb paru di RSUD
hari pertama) dan setelah pengobatan Haji Makassar, artinya pada penelitian
rawat inap selama tiga hari. Pengobatan ini terlihat adanya perubahan yang
rawat inap yang dimaksud adalah signifikan setelah mengkonsumsi air
pemberian oksigen dan obat-obatan hangat.
selama rawat inap seperti obat batuk,
obat sesak, pemberian nebulizer 3. Pengaruh Pemberian Air Hangat
(inhalasi) dan pengobatan OAT. Dari Terhadap Frekuensi Pernafasan
hasil penelitian ini diketahui bahwa Pasien Tb paru Pada Kelompok
pada kelompok kontrol terdapat Kontrol Dan Kelompok
penurunan frekuensi pernafasan yaitu Intervensi Di RSUD Haji
sebelum (rawat inap hari pertama) Makassar Tahun 2020
dengan rata-rata (25,00) x/menit dan Berdasarkan penelitian yang
setelah rawat inap hari ketiga dengan telah dilakukan, maka didapatkan
rata-rata (23,50) x/menit pada pasien bahwa rata-rata frekuensi pernafasan
Tb paru di RSUD Haji Makassar, pada kelompok kontrol setelah 3 hari
artinya pada penelitian ini diketahui rawat inap yaitu (23,50) x/menit,
bahwa ada perubahan rata-rata sedangkan rata-rata frekuensi
frekuensi pernafasan pada kelompok pernafasan pada kelompok intervensi
kontrol meskipun tidak signifikan. setelah pemberian air hangat selama 3
b. Frekuensi Pernafasan Sebelum hari yaitu (20,75) x/menit. Dapat dilihat
Dan Sesudah Pemberian Air bahwa rata-rata frekuensi pernafasan
Hangat Pada Kelompok pada kelompok intervensi lebih rendah
Intervensi Di RSUD Haji daripada rata-rata frekuensi pernafasan
Makassar Tahun 2020 pada kelompok kontrol yang
Kelompok intervensi disini menunjukkan bahwa terjadi penurunan
adalah kelompok sampel yang frekuensi pernafasan yang lebih
diberikan perlakuan (pemberian air signifikan pada pasien Tb paru setelah
hangat) yang terdiri dari 16 orang diberikan air hangat.
penderita Tb paru yang dirawat inap Sehingga dapat disimpulkan
diruang isolasi Tb paru. Jadi peneliti bahwa dari uji t berpasangan dengan
mengukur frekuensi pernafasan pasien nilai p-value=0,001 artinya ada
penderita Tb paru sebelum memberikan perbedaan frekuensi pernafasan pasien
air hangat dan mengukur kembali Tb paru pada kelompok kontrol dan
frekuensi pernafasannya 3 hari kelompok intervensi di RSUD Haji
kemudian setelah pemberian air hangat. Makassar Tahun 2020.

Jurnal Mitrasehat, Volume XI Nomor 1, Mei 2021 ISSN 2089-2551


134 ___ Pengaruh Pemberian Air Hangat.... Ross Anna, Abdul Majid, Basri

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Dari hasil penelitian yang Dinkes Sul-Sel, (2018). Profil
dilaksanakan di ruang rawat inap Kesehatan Sulawesi Selatan.
isolasi Tb paru RSUD Haji Makassar Makassar
dengan jumlah 32 responden maka Elisabeth J,C. (2014). Buku saku
diperoleh kesimpulan bahwa : Patofisiologi edisi 3 revisi,
1. Ada pengaruh pemberian air hangat Penerbit Buku kedokteran EGC,
terhadap frekuensi pernafasan Jakara.
pasien Tb paru pada kelompok Hamidin,S,A. (2013). Keampuhan
kontrol dan kelompok intervensi di terapi Air Putih. PT. Buku Seru,
RSUD Haji Makassar. Jakarta.
2. Pemberian air hangat dapat Hidayat.A.A, (2015) Pengantar
membantu menurunkan keluhan kebutuhan dasar manusia edisi
takipnoe pada pasien Tb paru yg 2 buku 2, Penerbit Salemba
mengalami batuk dan sesak karena medika, Jakarta selatan.
air hangat mampu mengencerkan Hidayat.A.A, & Uliyah,M. (2016)
sputum. Buku Ajar ilmu keperawatan
dasar, Penerbit Salemba medika,
SARAN Jakarta selatan.
1. Bagi bidang ilmiah disarankan Inderawati, 2017, Minum Obat TBC
untuk meningkatkan sumber dengan Air Hangat,
informasi dan referensi bagi tenaga https://www.klikdokter.com/tan
kesehatan bidang keperawatan ya-
mengenai penggunaan air hangat dokter/read/2941839/minum-
khususnya bagi pasien yang obat-tbc-dengan-air-
mengalami gangguan pernafasan, hangat.Diakses pada tanggal 01
karena masih kurangnya referensi September 2019
atau jurnal terkait hal tersebut. Intan,G, 2019, 300 Orang Per Hari
2. Bagi Institusi disarankan kepada Meninggal di Indonesia Akibat
mahasiswa- mahasiswi keperawatan Penyakit TBC
agar melakukan intervensi lebih https://www.voaindonesia.com/
jauh berkaitan dengan hal-hal yang a/orang-per-hari- meninggal-di-
berhubungan dengan Tb paru dan indonesia-akibat-penyakit-
memperhatikan apakah intervensi tbc/4849081.html. Diakses pada
yang diangkat dapat memengaruhi tanggal 01 September 2019
secara signifikan atau tidak. Nurarif,H,A, (2015). Aplikasi asuhan
3. Bagi Peneliti selanjutnya disarankan keperaawatan berdasarkan
untuk melakukan penelitian yang diagnose medis dan Nanda jilid
sama tetapi menggunakan metode 3. Mediaction, Yogyakarta.
yang berbeda. Pawenrusi, P, E. dkk. 2018. Pedoman
4. Peneliti menyarankan pemberian air Penulisan Skripsi Edisi 16.
hangat dapat dijadikan SOP untuk Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
pasien dengan keluhan takipnoe dan Makassar. Makassar.
mengkonsumsi air hangat sebagai Padila, (2017). Asuhan keperawatan
salah satu terapi non farmakologi penyakit dalam, Nuha Medika,
pada pasien tuberkulosis paru Yogyakarta.
dengan keluhan batuk dan sesak. Priscilla LeMone et.al. (2016). Buku
keperawatan medical bedah
135

Volume 4 edisi 5, Penerbit mod=article&sel=8327. Diakses


Buku kedokteran EGC, Jakara. 03 Februari 2020.
Rahmadsyah, 2016, Air Hangat Sari. 2014. Pengaruh Terapi Bermain
Terbukti dapat Menyembuhkan ISSN: 2338- 7033 85
Berbagai Penyakit, Gelembung Super Terhadap
https://www.jitunews.com/read/ Tingkat Kecemasan Pada Anak
28778/air-hangat- terbukti- Usia Prasekolah Yang
dapat-menyembuhkan- Mengalami Hospitalisasi Di
berbagai-penyakit. Diakses Ruang Anak Rsud Pandan
pada tanggal 01 September Arang Boyolali. Dari
2019 http://eprints.ums.ac.id/
Riskesdas, (2018), Hasil Utama 28788/17
Riskesdas 2018, /NASKAH_PUBLIKASI.pdf.
http://www.depkes.go.id/ Diakses 30 Januari 2020.
resources/download/info- Sri hardina,dkk,2019. Effect Of Warm
terkini/materi_rakorpop_2018/ Water Consumption Of
Hasil%20 Breathing Frequency In Asma
Riskesdas%202018.pdf. Patients At Sukamerindu
Diakses pada tanggal 01 Community Health Centers Of
September 2019 Bengkul City In 2019.
Yuanita,S,A (2017). Terapi Air Putih. http://eprints.ums.ac.id/ 2443-1-
Klik Publishing. Yogyakarta. 10-20191124/ Effect-Of -Warm
Wisnubrata (2018). 6 Kebaikan yang –Water- Consumption- Of -
Didapatkan Jika Rutin Minum Breathing –Frequency- In –
Air Hangat Asma- Patients- At -
https://lifestyle.kompas.com/rea Sukamerindu –Community-
d/2018/04/15/07400 0120/6- Health - Centers -Of –Bengkul-
kebaikan-yang-didapatkan-jika- City- In -2019/pdf. Diakses 30
rutin-minum- air- Januari 2020.
hangat?page=all. Tiffany, 2016. Buku Anti tuberculosis.
Diah,H.dr (2018). Air putih bias bantu https://repository.ugm.ac.id/273
mengatasi batuk. 526/1/Draft%20Buk
https://health.detik.com/berita- u%20Antituberkulosis%2014%
detikhealth/d- 4339421/catat- 20Desember.pdf.Diakses 03
kata-dokter-paru-air-putih-bisa- Februari 2020.
bantu- mengatasi-batuk Ummami Y,2016. Pengaruh
Doenges. 2010. Rencana Asuhan pendidikan kesehatan tentang
Keperawatan Alih Bahasa. tuberkulosis terhadap
(diakses 09 Februari 2018), peningkatan pengetahuan dan
diunduh dari sikap penderita dalam
http://eprints.ums.ac.id/21070/2 pencegahan penularan
6/naska h_publikasi.pdf. tuberkulosis di Puskesmas
Diakses 03 Februari 2020. Simo.https://www.mendeley.co
Notoatmodjo, S. 2014. Metode m/catalogue/pengaru h-
Penelitian Kesehatan. Jakarta: pendidikan-kesehatan-tentang-
PT. Rineka Cipta. tuberkulosis- terhadap-
PDPI,2018. Sistem pernafasan. peningkatan-pengetahuan-dan-
http://klikpdpi.com/index.php?

Jurnal Mitrasehat, Volume XI Nomor 1, Mei 2021 ISSN 2089-2551


136 ___ Pengaruh Pemberian Air Hangat.... Ross Anna, Abdul Majid, Basri

sikap- pender/. Diakses 03


Februari 2020.

Lampiran :

Tabel 1
Variabel n %
Umur (Tahun)
≤34 7 21,9
35-49 8 25,0
50-64 10 31,3
65-79 6 18,8
≥80 1 3,1
Jenis Kelamin
Perempuan 12 37,5
Laki-Laki 20 62,5
Pendidikan Terakhir
Tidak Sekolah 6 18,8
SD 12 37,5
SMP 6 18,8
SMA 8 25,0
Pekerjaan
Tidak Bekerja 7 21,9
IRT 11 34,4
Buruh 6 18,8
Nelayan 2 6,3
Petani 3 9,4
Karyawan swasta 3 9,4
OAT
Belum Pernah 11 34,4
Sementara OAT 5 15,6
Putus 10 31,3
OAT Tuntas 6 18,8
Jumlah 32 100
Sumber : Data primer 2020

Tabel 2
Frekuensi
pernafasan Mean Min-max SD
kelompok (x/menit) (x/menit) ±
kontrol
Sebelum 25,00 22,0-30,0 2,30
Setelah 23,50 20,0-28,0 2,25
Sumber : Data primer 2020
137

Tabel 3
Frekuensi
pernafasan Mean Min-max SD
kelompok (x/menit) (x/menit) ±
intervensi
Sebelum 24,50 22,0-28,0 1,54
Setelah 20,75 18,0-24,0 1,77
Sumber : Data primer 2020

Tabel 4
Kolmogorov-
Variabel n smirnov Shapiro-wilk

Post Kontrol 16 .023 .112

Post Intervensi 16 .146 .255

Sumber : Data primer 2020

Tabel 5

Sumber : Data primer 2020

Jurnal Mitrasehat, Volume XI Nomor 1, Mei 2021 ISSN 2089-2551

Anda mungkin juga menyukai