Anda di halaman 1dari 3

‘’ DALAM NAMA TUHAN ‘’

Nama Tuhan..?
Kenapa tiap berdoa kita selalu menyebut nama Tuhan,? Selalu mengakhiri doa ‘’
DALAM NAMA TUHAN ‘’YESUS AKU BEDOA.
Kenapa jika menyebuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat yang merasuki tubuh
manusia dan kita atau pendeta berkata ‘’ dalam nama tuhan lenyaplah engkau hai iblis’’, ku
usir kau dalam nama TUHAN yesus,
Dalam sebuah lagu juga ada yang ‘’ DALAM NAMA YESUS, DALAM NAMA
YESUS ADA KEMENANGAN’’
Dalam taurat yang ke-4 juga kita dilarang menyebut nama TUHAN dengan
semberangan.

Kolose 3:17 ‘’ dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau
perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama TUHAN Yesus, sambil mengucap
syukur oleh DIA kepada Allah, Bapa kita.
Jadi teryata kita sudah diperintahkan dalam kitab . yang artinya Berkata-kata dan melakukan
apa pun dalam nama TUHAN, berarti bertindak dengan kuasnya. Maka berkata-kata dan
bertindaklah sesuai kehendak TUHAN agar menjadi kesaksian bagi sesama dan memuliakan
TUHAN.
Lalu ada apa dengan NAMA TUHAN ini. Kenapa harus ‘’DIDALAM NAMA TUHAN’’

Nama TUHAN itu adalah nama yang berhak kita sembah, TUHAN adalah pencipta semesta,
TUHAN adalah Mahatahu, yang mengenal segalanya, TUHAN adalah Mahakuasa, yang
memiliki kuasa tak terbatas, Maha ada, yang selalu hadir, Mahamulia, yang memiliki sifat
yang baik, dan yang sempurnna. Tidak ada yang setara dengan nya. Tuhan itu Kekal dan
Abadi. Tuhan yang sejati. Tuhan yang kita sembah dan permuliakan.

Kita berinteraksi denganNya melalui doa, penyembahan lagu, memuji dan memuliakan Nya.
Karna TUHAN kasih tuhan itu tak tebatas untuk kita.

Sesuai dengan suratnya kepada jemaat di kolose, Dan segala sesuatu yang kamu lakukan
dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil
mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” Apa arti “di dalam nama Tuhan Yesus”
Kembali ke surat Paulus, apa artinya melakukan segala sesuatu di dalam nama Tuhan Yesus?
Mari kita lihat sejenak konteks kalimat Paulus tersebut. Sebelum kalimat tersebut, Paulus
sedang menasihati jemaat di Kolose untuk mematikan semua keduniawian mereka, seperti
penyembahan berhala dan hawa nafsu yang medatangkan murka Allah. Sebaliknya, mereka
harus hidup sebagai manusia baru, sebagai orang-orang pilihan yang sudah disucikan.
Mereka harus kontras dari dunia ini. Kemudian, datanglah kalimat ini: apa pun yang mereka
katakan dan perbuat,harus mereka lakukan di dalam nama Tuhan Yesus. Setelah kalimat itu,
Paulus memberikan aplikasi bagaimana menjadi seorang istri, suami, anak, orang tua, hamba,
dan tuan di dalam nama Tuhan Yesus. Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa nama
Tuhan Yesus merupakan sumber kuasa yang memberikan kehidupan baru kepada manusia
berdosa untuk ditransformasi menjadi serupa dengan Kristus di dalam segala aspek, termasuk
perbuatan dan perkataan. Sebagai suami, orang beriman mengasihi dan tidak berlaku kasar
kepada istri mereka di dalam kuasa nama Yesus. Sebagai istri, orang Kristen tunduk kepada
suami mereka dengan kemampuan yang diberikan oleh nama Yesus, dan seterusnya.

Kita dapat memperluas cakupan relasi yang diberikan oleh Paulus, tidak hanya suami
dengan istri, anak dengan orang tua, tuan dengan hamba, melainkan juga manusia dengan
sesamanya. Di dalam konteks pandemi, sejarah menyaksikan bagaimana orang Kristen
menyatakan cinta kasih Yesus untuk menolong orang yang sakit meskipun mereka harus
merisikokan keselamatan diri mereka. Bukankah hanya di dalam nama Tuhan Yesus mereka
dapat melakukan itu? Nama Tuhan Yesus memang mulia karena hanya nama-Nya yang
memberikan kehidupan dan mengubah dunia menjadi ciptaan baru. Mari kita renungkan di
dalam konteks kehidupan kita masing-masing, apa yang dapat dan harus kita lakukan, di saat-
saat sulit dan berbahaya, di dalam nama Tuhan Yesus. Kiranya Tuhan memberikan kita
hikmat di dalam situasi yang kita hadapi.

Kita sebagai anak-anak TUHAN harus terus-menerus berhubungan dengan Kepala yaitu
Yesus, yang menjadi kepala dari tubuh. Ketika kita “connect” terus-menerus dengan kepala,
maka apapun yang kita lakukan lewat perkataan ataupun perbuatan, pasti akan mengalir dari
sang kepala. Kalau kepala yang memimpin hidup kita, maka semuanya pasti baik, berguna,
berdampak, membawa berkat dan sebagainya demi membangun diri kita dan tubuh Kristus.
Terkadang kita berjalan sendiri tanpa ada hubungan dengan Kepala atau Kristus, sehingga
perkataan atau perbuatan kita tidak disertai urapan Roh Kudus. Dengan demikian, perkataan
atau perbuatan kita tidak membawa dampak kekal kepada orang lain. Perkataan Kristus
adalah perkataan yang membawa kehidupan. Jadi, biasakanlah diri kita saat untuk selalu
menyertakan Tuhan dalam segala aktifitas kita. Ia adalah Kepala yang mau memimpin hidup
kita. Karena itu, marilah kita mengucap syukur kepada Allah atas segenap berkat sorgawi
yang dilimpahkan atas kita, baik secara pribadi maupun dalam komunitas.

DemikianLAH, tuhan Yesus Memberkati kita, HALELUYAH AMIN.

SYALLOM....

Anda mungkin juga menyukai