Anda di halaman 1dari 3

Pengertian entropy Perubahan entropy Persamaan Boltzmann untuk entropy

Konsep

dU = TdS – PdV (T, dan –P) untuk dU


dH = TdS = VdP (T, dan V) untuk dH Kimia
dF = -SDT – PdV (-S , dan –P) untuk dF
dG = -SdT + VdP (-S, dan V) untuk dG
Proses Fisis yang tidak di sertai fase

Fisika Proses perubahan fase secara reversibel

Perubahan
Relasi Maxwel
Proses perubahan fase secara irreversible

Ekspansi

Energi Bebas standar dan konstanta sebagai Fase Perubahan


Fungsi Suhu
Entropy

Hukum II Karakteristik

Aplikasi Kriteria Energi Bebas untuk Perubahan


Spontan
Termodinamika
Persamaan

Energi Bebas dan Kerja Maksimum


Mengevaluasi Entropy dan Perubahan Entropy

Energi Bebas GIBBS


Energi Bebas
Transisi Fase Entropy Mutlak

Energi Bebas dalam Reaksi kimia

Mendapatkan Data Entropy

Perubahan Energi Bebas standar

Pertimbangan Umum Perubahan Entropy Gas ideal Perubahan Entropy pada Zat inkompresible

Perubahan Energi Bebas dan Kesetimbangan

Reaksi Terkoupel
KONSEPSI
Entropi adalah sifat termodinamika yang penting dari sebuah zat, dimana harganya akan meningkat ketika ada
penambahan kalor dan menurun ketika terjadi pengurangan kalor. Adalah sulit untuk mengukur entropi, tetapi akan mudah
untuk mencari perubahan entropi dari suatu zat. Pada jangkauan kecil temperature, kenaikan atau penurunan entropi jika
dikalikan dengan temperature akan menghasilkan jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan oleh suatu zat.
Secara matematis: dQ = T.ds
dimana: dQ = Kalor yang diserap
T = temperatur absolut
ds = kenaikan entropi.
Persamaan di atas juga bisa digunakan untuk kalor yang dilepaskan oleh suatu zat, dalam hal ini ds menjadi penurunan entropi.
Entropi adalah ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat diubah menjadi usaha. Besarnya entropi suatu
sistem yang mengalami proses reversibel sama dengan kalor yang diserap sistem dan lingkungannya dibagi suhu mutlak sistem
tersebut (T). Entropi adalah fungsi keadaan, nilainya pada suatu keadaan setimbang dapat dinyatakan dalam variabel-variabel
yang menentukan keadaan sistem. Asas kenaikan entropi dapat dinyatakan bahwa entropi selalu naik pada tiap proses
ireversibel. Karena itu dapat dikatakan bahwa entropi dari suatu sistem terisolasi sempurna selalu naik tiap proses ireversibel.
Dalam proses adiabatik, d’Q = 0, dan dalam proses adaibatik ireversibel d’Qr = 0. Oleh karena itu dalam proses adibatik
reversibel, ds = 0 atau ini berarti bahwa entropi S tetap. Proses demikian ini disebut pula sebagai proses insentropik. Jadi: d’Qr
= 0 dan dS = 0 Dalam proses isotermal reversibel, suhu T tetap, sehingga perubahan entropi

Keadaan akhir proses irreversibel itu dapat dicapai dengan ekspansi reversibel. Dalam ekspansi semacam ini usaha luar
haus dilakukan. Karena tenaga dakhil sistem tetap, maka harus ada arus panas yang mengalir kedalam sistem yang sama
besarnya dengan usaha luar tersebut. Entropi dalam gas dal proses reversibel ini naik dan kenaikan ini sama dengan kenaikan
dalam proses sebenarnya yang irreversibel, yaitu ekspansi bebas.
Kenaikan entropi menyatakan bahwa “Panas tidak bisa mengalir dari material yang dingin ke yang lebih panas secara
spontan”. Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika satu ujung material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak
acak, karena ada konsentrasi energi. Dikatakan entropinya rendah. Setelah rata menjadi hangat, dikatakan entropinya naik.
Dalam pembahasan proses-proses ireversibel dalam pasal terdahulu, didapatkan bahwa entropi dunia (unuiverse) selalu naik.
Hal ini juga benar untuk semua proses ireversibel yang sudah dapat dianalisa. Kesimpulan ini dikenal sebagai asas kenaikan
entropi dan dianggap sebagai bagian dari hukum kedua termodinamika. Jika semua sistem yang berinteraksi di dalam suatu
proses di lingkungi dengan bidang adiabatik yang tegar, maka semua itu membentuk sistem yang terisolasi sempurna dan
membentuk dunianya sendiri. Karena itu dapat dikatakan bahwa entropi dari suatu sistem yang terisolasi sempurna selalu naik
dalam proes ireversibel yang terjdai dalam sistem itu. Sementara itu entropi tetap tidak berubah dalam sistem yang terisolasi
jika sistem itu mengalami proses reversibel.
Perubahan Energi Bebas Gibbs ∆𝐺
Nilai ∆𝐺 lingkungan secara praktik sangat sulit dihitung hal tersebut dikarenakan interaksi antara sistem dan lingkungan
harus diketahui secara pasti, maka dari itu dikemukakan suatu besaran termodinamika baru yang disebut energi bebas. Energi
bebas ada dua yakni Helmholtz ( A=U-TS) dan Gibbs (G=H-TS). Untuk proses pada suhu dan tekanan konstan dapat digunaan
energi bebas Gibbs dimana pperubahannya ditunjukan oleh persamaan ∆𝐺 = ∆𝐻 − 𝑇∆𝑆 , ∆𝐺 < 0 dapat dikatan dengan
proses spontan.
Ada dua unit yang menentukan tanda ∆𝐺 yakni ∆𝐻 dan 𝑇∆𝑆
No ∆𝐺 ∆𝐻 ∆𝑆 Hasil Contoh Reaksi
1. - - + Spontan disemua T 2H2O(g)  2H1(g) + O2(g)
2. - - - Spontan pada T ↓ H2O(l)  H2O(l)
+ Tidak spontan pada T↑
3. + + + Tidak spontan pada T↓ 2NH3(g)  N2(g) + 3H2(g)
- Spontan pada T↑
4. + + - Tak sponta pada semua T 3O2(g) 2O3(g)

Enegi Bebas Pembentukan Molar Standar (∆𝐺°f)


Perubahan energi bebas yang dihasilkan bila pereaksi dan produk berada pada keadaan standar  Seperti ∆𝐻, ∆𝐺
merupakan fungsi keadaan maka :
∆𝐺 merupakan besaran ekstensif
∆𝐺 akan berubah tanda bila arah reaksi berbalik
∆𝐺 untuk reaksi keseluruhan dapat diperoleh dengan menjumlahkan nilai-nilai dari ∆𝐺 dari setiap tahapan dalam reaksi
tersebut.
Perbedaan energi bebas antara 1 mol senyawa dalam keadaan standar dengan unsur-unsur pembentukannya juga dalam
keadaan standar dapat dilambangkan (∆𝐺°f)
(∆𝐺°f) reaksi =[ ∑(𝑘𝑜𝑒𝑓 𝑥 (∆𝐺°f) Produk ] - [ ∑(𝑘𝑜𝑒𝑓 𝑥 (∆𝐺°f) Reaktan ]
(∆𝐺°f unsur bebas atau gas bebas yang terdiri dari atom-atom identik = 0)
Energi Bebas dan Kesetimbangan
∆𝐺 = 0  keadaan setimbang, yang mana memiliki kecendrungan yang sama untuk bergerak kearah produk atau
∆𝐻
reaktan ∆𝐺 = ∆𝑆 − 𝑇∆𝑆 = 0 ∆𝑆 = 𝑇

Relasi Maxwell
𝜕𝑇 𝜕𝑃
dU = TdS – PdV (T, dan –P) untuk dU ( )S = - ( )V
𝜕𝑉 𝜕𝑆
dH = TdS = VdP (T, dan V) untuk dH 𝜕𝑇 𝜕𝑉
( )S = ( )P
𝜕𝑃 𝜕𝑆
dF = -SDT – PdV (-S , dan –P) untuk dFdG = -SdT + VdP (-S, dan V) untuk dG
𝜕𝑆 𝜕𝑃
( )S = ( )V
𝜕𝑉 𝜕𝑇
𝜕𝑆 𝜕𝑃
( )S = - ( )P
𝜕𝑃 𝜕𝑇

Anda mungkin juga menyukai