Anda di halaman 1dari 4

B.

Lingkup Pembahasan
1. Pengertian dan penerapan Hukum Termodinamika pada sistem bioenergetika
2. Penjelasan mengenai energi bebas, entalpi, dan entropi pada suatu sistem dan
lingkungan
3. Hubungan antara energi bebas, entalpi, dan entropi pada suatu sistem dan lingkungan
4. Pengaruh energi bebas Gibbs terhadap kespontanan reaksi kimia
5. Pengaruh entalpi terhadap reaksi eksotermis dan endotermis
6. Penjelasan mengenai kesetimbangan kimia dalam suatu reaksi
7. Pengaruh ketidakteraturan/keacakan sistem terhadap suatu reaksi
8. Pengertian dan perbedaan reaksi eksergonik dan endergonik
9. Hubungan antara energi bebas Gibbs terhadap reaksi eksergonik dan endergonic
10. Penjelasan mengenai peran khusus ATP dalam pertukaran energi biologis
11. Mekanisme reaksi hidrolisis dan dehidrasi dari ATP
2. Berikan penjelasan tentang energi bebas, entalpi, dan entropi serta hubungan
antara ketiganya.
Jawab :
Reaksi kimia adalah suatu proses pembentukan atau pemecahan ikatan kimia
antar atom yang akan melibatkan proses transfer energi dari lingkungan ke sistem.
Jumlah atau kuantitas energi yang digunakan dalam reaksi kimia disebut dengan energi
bebas Gibbs (∆𝐺). Energi ini menggambarkan perbedaan energi yang tergantung pada
produk reaksi dan reaktan.
𝐺 = 𝐻 − 𝑇𝑆 ……(Persamaan A.2.1)
∆𝐺 = ∆𝐻 − 𝑇∆𝑆 ……(Persamaan A.2.2)

Batasan dari energi bebas Gibbs adalah tekanan dan suhu konstan (Nurhayati, 2009).

Kespontanan suatu reaksi dapat diobservasi dari nilai energi Gibbs. Suatu reaksi
kimia dianggap spontan apabila reaksi bergerak ke arah penurunan energi bebas Gibbs
(Atkins, 1994). Pada reaksi spontan, nilai energi bebas Gibbs produk akan lebih rendah.
Hal ini menunjukan bahwa reaksi berlangsung dengan pelepasan energi bebas.
Tabel 1. Kespontanan Reaksi
Nilai Energi Gibbs Kespontantan Reaksi

∆𝐺 < 0 Reaksi spontan

∆𝐺 > 0 Reaksi spontan pada arah berlawanan

∆𝐺 = 0 Reaksi berada pada kesetimbangan

Entalpi adalah jumlah energi dalam kerja sistem yang dinyatakan dengan
persamaan :

𝐻 = 𝑈 + 𝑃𝑉 ……(Persamaan A.2.3)

Dimana energi dalam (U), tekanan (P), dan volume (V) adalah fungsi keadaan, sehingga
entalpi juga merupakan fungsi keadaan. Sehingga :

𝑑𝐻 = 𝑑𝑈 + 𝑑(𝑃𝑉) ……(Persamaan A.2.4)

∆𝐻 = ∆𝑈 + ∆𝑃𝑉 ……(Persamaan A.2.5)

Fungsi keadaan adalah dimana nilai hanya dipengaruhi oleh keadaan awal dan akhir.
Nilai ∆𝐻 ini dapat dikatakan setara dengan energi yang diberikan sebagai panas pada
tekanan konstan.
Pada suatu reaksi, akan terjadi perubahan tingkat energi yaitu perubahan entalpi
reaksi. Perubahan ini terjadi dengan kondisi tekanan tetap. Nilai dari perubahan tersebut
dapat dihitung dengan rumus :
……(Persamaan A.2.6)
∆𝐻 = 𝐻2 − 𝐻1

Dimana 𝐻2 adalah entalpi/energi produk (Joule) dan 𝐻1 entalpi/energi reaktan


(Joule).

Pada perhitungan perubahan nilai entalpi, akan dibutuhkan nilai dari entalpi
standar. Entalpi standar (∆𝐻°) adalah suatu perubahan entalpi yang terjadi pada
keadaan suhu dan tekanan referensi untuk satu mol zat. suhu dan tekanan tersebut
adalah 25℃ atau 298 K dan tekanan 1 atm.
Perhitungan perubahan nilai entalpi dapat dihitung melalui tiga cara yaitu :
1. Perubahan Nilai Entalpi Pembentukan Standar

∆𝐻 = ∑ v(∆𝐻𝑓 °) − ∑ v(∆𝐻𝑓 °) …(Persamaan A.2.7)


𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛

Dimana nilai v adalah koefisien reaksi dari produk atau reaktan.


2. Hukum Hess
Hukum Hess mengatakan bahwa entalpi hanya bergantung pada keadaan awal
dan akhir reaksi, tidak bergantung terhadap jalannya proses reaksi. Perhitungan
dilakukan dengan penjumlahan biasa.
3. Data Energi Ikatan

Energi Ikatan adalah energi yang dibutuhkan untuk memutus ikatan 1 mol
senyawa dalam wujud gas pada keadaan standar. Perubahan entalpi dapat dihitung
melalui rumus berikut ini :
∆𝐻 = ∑ 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝐼𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛 − ∑ 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝐼𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 …(Persamaan A.2.8)

Nilai dari perubahan entalpi pada suatu reaksi kimia akan menunjukan proses
reaksi termokimia yang terjadi. Terdapat dua jenis reaksi termokimia yaitu :

1. Reaksi Eksotermis
Reaksi eksotermis adalah suatu reaksi yang melepaskan energi dari sistem ke
lingkungan. Akibatnya, suhu lingkungan akan mengalami kenaikan dan nilai ∆𝐻
bernilai negatif. Hal ini terjadi dikarenakan lingkungan menerima energi dalam
bentuk panas dari sistem.

2. Reaksi Endotermis
Reaksi endotermis adalah suatu reaksi yang menyerap energi dari lingkungan ke
sistem. Akibatnya, suhu sistem akan mengalami peningkatan dan nilai ∆𝐻 pada
reaksi ini akan bernilai positif karena menerima sejumlah energi dalam bentuk
panas dari lingkungan

Daftar Pustaka :

Atkins, Peter and Julia de Paola. 2006. Physical Chemistry. New York : W.H.
Freeman and Company
Brotosiswojo, BS. 2010. Konsep dan Aturan Hukum Termodinamika. Tangerang :
Universitas Terbuka. [online] available at respository.ut.ac.id [accessed on September
22th, 2019]

Nurhayati, Nanik Dwi. 2009. Hukum Kedua Termodinamika. Solo : Universitas


Sebelas Maret [online] available at staffuns.ac.id [accessed on September 22th, 2019]

Anda mungkin juga menyukai