Anda di halaman 1dari 4

Dosen Pengampu : Apiek Gandamana, S.Pd, M.Pd.

Nama: Nova Enzelina


Kelas : D-IV IB

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
T.A : 2021/2022
1. Apakah pengertian PKN menurut berbagai ahli dan diri sendiri?
Jawab:
Menurut Zamroni (Tim ICCE, 2005: 7), konsep pendidikan
kewarganegaraan adalah: “Pendidikan demokratis, yang bertujuan untuk
mempersiapkan warga negara untuk berpikir kritis dan tindakan demokratis
dan untuk meningkatkan kesadaran di kalangan generasi baru bahwa
demokrasi adalah bentuk demokrasi, masyarakat kehidupan yang lebih baik
menjamin hak – hak komunitas “.
Menurut Soedijarto berpendapat bahwa pengertian pendidikan
kewarganegaraan ialah pendidikan politik yang bertujuan demi membantu
peserta didik agar mejadi seorang warga negara yang memiliki
pengetahuan politik secara dewasa serta mampu berpartisipasi dalam
membangun sistem politik yang demokratis.
Menurut Henry Rendall Waite Pengertian Pendidikan
kewarganegaraan merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hubungan
antara manusia dengan manusia di dalam berbagai perkumpulan yang
terorganisasi baik dalam organisasi sosial, ekonomi, politik serta hubungan
negara dengan warga negara.
Menurut Kerr Pengertian Pendidikan kewarganegaraan memiliki
sebuah definisi yang luas dalam perumusannya, melingkupi tahapan
penyiapan generasi penerus bangsa yang memiliki peran serta tanggung
jawab sebagai seorang warga negara. Dalam arti khusus, pendidikan
kewargganegaraan merupakan segala materi yang ada dalam persekolahan,
pengajaran dan belajar, sebagai bagian dari proses mempersiapkan warga
negara.
Menurut saya PKN adalah pelajaran atau pendidikan yang berfocus
pada mendidik warga negara yang memahami dan dapat menggunakan hak
dan tanggung jawab mereka untuk menjadi warga negara Indonesia yang
cerdas, berkualitas dan berkarakter dan menurut saya PKN adalah pelajaran
wajib yang harus dipelajari setiap warga Indonesia untuk menanamkan rasa
nasionalisme dan nilai-nilai moral bangsa.
2. Mengapa mahasiswa kebidanan belajar PKN?
Jawab:
untuk membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar
secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa
kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa
tanggung jawab.

3. masalah bangsa yang dapat diantisipasi melalui pendidikan kewarganegaraan.

Jawab:

Kemiskinan, kelaparan, dan kekurangan gizi.

Masalah ini muncul karena tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Berbicara


tentang kemiskinan, pada dasarnya dapat didefenisikan secara sederhana dalam
arti luas.Dalam pengertian yangsederhana kemiskinan dapat diterangkan sebagai
kurangnya pemilikan materi atau ketidakcukupan pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan dasar. Sementara itu dalam arti yang lebih luas kemiskinan dapat
meliputi ketidakcukupan yang lain seperti : rendahnya tingkat pendidikan,
rendahnya kesempatan kerja dan berusaha, keterbatasan akses terhadap
berbagai hal, dan lain-lain. Dimensi kemiskinan, secara dinamis me-ngalami
perubahan dengan mempertimbangkan aspek nonekonomi masyarakat miskin.
Sedikitnya terdapat sembilan dimensi kemiskinan yang perlu dipertimbangkan,
yaitu : (a) ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar (papan, sandang, dan
peru-mahan); (b) aksessibilitas ekonomi yang rendah terhadap kebutuhan dasar
lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi yang baik, air bersih, dan transportasi);
(c) lemahnya kemampuan untuk melakukan akumulasi kapital; (d) rentan
terhadap goncangan faktor eksternal yang bersifat individual maupun massal; (e)
rendahnya kualitas sumber daya manusia dan penguasaan sumber daya alam; (f)

ketidakterlibatan dalam kegiatan social kemasyarakatan; (h) terbatasnya akses


terhadap kesempatan kerja secara berkelanjutan; (i) ketidakmampuan untuk
berusaha karena cacat fisik maupun mental; dan (j) mengalami ketidakmampuan
dan ketidakberuntungan sosial.

Diperkirakan 10.9 juta anak balita meninggal setiap tahun yang disebabkan
oleh kekurangan gizi mencapai 60%. Saat ini terdapat sekitar 18% anak balita (3.2
juta) menderita kekurangan gizi yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.

4. program Pendidikan Kewarganegaraan seperti apa yang dapat dilakukan


guna mengantisipasi masalah tersebut?
Jawab:
Meskipun setiap tahun jumlah orang miskin semakin berkurang,
jumlah keseluruhan masih sangat banyak, yakni 28 juta orang. Karakteristik
orang miskin ialah kurang berpendidikan, lingkungan hidupnya buruk,
derajat kesehatannya rendah, dan anak balitanya kurang gizi.
Untuk mengantisipasi masalah kemiskinan, kelaparan, dan
kekurangan gizi di indonesia adalah dengan meningkatkan pemerataan
pendidikan, terutama bagi kelompok masyarakat miskin yang selama ini
tidak bisa sekolah atau drop out karena berbagai alasan. Selain masalah
kesenjangan partisipasi pendidikan, kita juga masih menghadapi masalah
lain yakni tingginya angka putus sekolah. Menurut susenas 2004, jumlah
absolute anak usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi (drop out)
pada kelompok umur 7-12 tahun tercatat sebanyak 360.692 orang,
kelompok umur 13-15 tahun sebanyak 2.006.507 orang, dan kelompok
umur 16-18 tahun sebanyak 5.707.718 orang. Masalah ekonomi merupakan
faktor utama yang menyebabkan rendahnya partisipasi pendidikan dan
tingginya angka putus sekolah pada kelompok masyarakat miskin. Mereka
tidak memiliki dana yang cukup untuk mengirim anakanak ke sekolah,
karena pendidikan memang membutuhkan biaya yang relative besar.

Anda mungkin juga menyukai