Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN REKREASI

DISUSUN OLEH : KELAS A


Muhammad Redho

DOSEN PENGAMPU :
Ahmad Richard Victorian,M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Emosi,Jenis dan ciri-ciri emosi,ciri kematangan
emosi remaja,factor-faktor yang mempengaruhi emosi,upaya orang tua dan guru dalam
mengembakngkan emosi remaja" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Perkembangan Peserta Didik. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang Emosi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu/Bpk Dosen selaku Dosen Pengampu Mata


Kuliah Perkembangan Peserta Didik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 16 Agustus
2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1
Daftar Isi 4
BAB I Pendahuluan 4
1.1 Latar Belakang 5
1.2.Rumusan Masalah 6
1.3.Tujuan Penulisan 6
BAB II Pembahasan 4
2.1 Pengertian Emosi 5
2.2 Jenis Dan Ciri-ciri Emosi 6
2.3 Ciri kematangan emosi remaja, 6
2.4 Factor-faktor yang mempengaruhi emosi 6
2.5 Upaya Orang tua dan guru dalam mengembangkan emosi remaja 6
BAB III Penutup 4
3.1.Kesimpulan 5
Daftar Pusataka 4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Emosi adalah suatu kondisi psikologis dan fisiologis untuk bertindak karena adanya stimulus
yang diterima oleh indera. Emosi juga dapat dikatakan sebagai hasil dari suatu
penggambaran pikiran yang terjadi karena adanya rangsangan emosional yang diterima dari
dalam dan bisa juga dari luar tubuh (Schachter and Singer, 1962; Charland, 1995). Emosi
juga sering dikaitkan sebagai hal yang identik dan berhubungan erat dengan perasaan
(Whiting, 2011). Secara umum emosi dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu emosi positif :
bahagia, excitement, kasih sayang, dan terkejut atau heran (wonder); dan emosi negatif yang
terdiri dari marah, sedih, takut (Yudari and Budisetyani, 2013).

Peran atau keadaan emosi positif dalam diri seseorang dapat berpengaruh dalam tindakan
atau aktifitas yang dilakukan oleh seseorang dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik
(Fredrickson, 2001), misalnya dalam aktifitas belajar seseorang, keadaan emosi positif
sebelum belajar dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik dalam hal memamahami
pelajaran tersebut (Park, Knörzer, Plass and Brünken, 2015).

Sistem pembelajaran elektronik atau yang dikenal dengan istilah e-learning telah banyak
dikembangkan untuk membantu dalam proses belajar, dan e-learning pun telah berkembang
menjadi bermacam bentuk seperti tutoring system, virtual classroom, dan mobile learning
(sistem e-learning yang berjalan pada perangkat mobile) (Shen, Wang and Shen, 2009).

Diantara elemen-elemen desain yang telah disebutkan, warna dan bentuk memiliki penguruh
terhadap emosi seseorang. Elemen desain warna sebagai elemen desain yang paling memiliki
potensi lebih besar dalam mempengaruhi emosi seseorang. Warna sering dikaitkan dengan
jenis-jenis emosi, baik itu emosi positif maupun emosi negatif (Nijdam, 2007; NAz and Epps,
2004).
Respon emosi positif atau negatif terhadap warna tergantung dari bagaimana sensasi
yang dirasakan terhadap warna yang di lihat, faktor lain seperti jenis kelamin, usia, budaya
bisa mempengaruhi persepsi atau tanggapan dalam menilai suatu warna (Adams and Osgood,
1973; Hemphill, 1996; Sotgiu et al., 2011). Warna juga memiliki kemampuan dalam
mempengaruhi perhatian, perilaku, dan pencapaian hasil belajar seorang pelajar (Gaines and
Curry, 2011).

1.2. Rumusan Masalah

1. Ciri kematangan Emosi pada remaja


2. Faktor-faktor yang mempengaruho perkembangan Emosi

1.3. Tujuan Penulisan


1.Untuk mengetahuni ciri kematangan emosi pada remaja
2. Untuk mengetahui ciri kematangan emosi remaja dan factor-faktor yang mempengaruhi
emosi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Emosi

Sejalan dengan usianya, emosi seorang individu pun akan terus berkembang. Proses
pembetukan melewati setiap fase perkembangan, yang didukung oleh faktor eksternal
maupun faktor internal. Faktor internal misalnya usia, dan lingkungan keluarga. Sedangkan
faktor eksternal seperti teman sebaya, lingkungan sekolah dan masyarakat. Perkembangan
emosi seseorang dapat dipengaruhi lingkungan. Pola emosi setiap orang berbeda dan
memiliki karakteristik masing-masing. Dibawah ini dijelaskan beberapa definisi emosi
menurut beberapa tokoh:

Menurut Chaplin (1989) dalam Dictionary of Psychology, emosi adalah sebagai suatu
keadaan yang terangsang dari organisme mancakup perubahan-perubahan yang disadari, yang
mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Chaplin (1989) membedakan emosi dengan
perasaan, perasaan (feelings) adalah pengalaman disadari yang diaktifkan baik oleh
perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah

Sedangkan menurut Sudarsono (1993) Emosi adalah Suatu keadaan yang kompleks dari
organism seperti tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan dalam
organ tubuh yang sifatnya luas, biasanya ditambahi dengan perasaan yang kuat yang
mengarah ke suatu bentuk tingkah laku atau perilaku tertentu. Erat hubungannya dengan
kondisi tubuh, denyut jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dapat diekspresikan seperti
tersenyum, tertawa, menangis, dapat merasakan sesuatu seperti merasa senang, merasa
kecewa.

Pengertian Emosi Menurut Kelompok 9

Emosi adalah
2.2. Jenis Dan Ciri-Ciri Emosi

Jenis-Jenis Emosi Pada Seseorang

1. Perasaan Cinta
Rasa cinta ialah emosi terdapat pada diri seseorang, dimana seseorang tersebut
memiliki perasaan cinta dengan lawan jenisnya.

2. Perasaan Marah
Rasa marah ialah lawan dari rasa cinta, yakni emosi terdapat pada diri seseorang
untuk memutuskan perasaan seseorang terhadap orang lain yang dibenci.

3. Perasaan Sedih
Rasa sedih ialah suatu emosi seseorang yang ditandai dengan perasaan kehilangan
yang dicintainya.

4. Perasaan Malu
Rasa malu ialah suatu emosi terdapat pada diri manusia akibat sebuah tindakan
yang dilakukannya sebelumnya.

5. Perasaan Benci
Rasa benci ialah suatu keadaan emosi seseorang yang menggambarkan
permusuhan. Rasa benci bisa terjadi karena sakit hati yang timbul rasa yang
dijauhinya.

6. Perasaan Takut
Rasa takut ialah emosi yang terdapat pada diri seseorang yang timbul pada saat
situasi genting yang dihadapi seseorang.

7. Perasaan Cemburu
Rasa cemburu ialah emosi yang terdapat pada diri seseorang yang merujuk pada
perasaan kehilangan sesuatu yang dianggap berharga dalam hubungannya.

8. Perasaan Dengki

Rasa dengki ialah suatu emosi yang negatif terdapat pada diri seseorang, dimana
orang tersebut merasa kurang senang melihat orang lain mendapatkan sesuatu.
Ciri-Ciri Emosi Menurut Para ahli

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, terdapat 4 ciri-ciri emosi seseorang


antara lain sebagai berikut:

1.Perubahan fisik seseorang, emosi membuat fisik seseorang mengalami


perubahan signifikan. Contohnya, ketika seseorang mengalami ketakutan.

2.Emosi dapat diungkapkan dengan perilaku seseorang, contohnya ketika


seseorang mengalami marah.

3.Emosi terjadi pada sifat pribadi seseorang, contohnya ketika seseorang merasa
ketakutan terhadap sebuah benda.

4.Emosi sebagai motif, misalnya seseorang melakukan tindakan kekerasan karena


dipicu oleh emosi saat marah terhadap seseorang yang dibencinya.

Menurut Syamsu Yusuf, terdapat 3 ciri-ciri emosi pada seseorang antara


lain sebagai berikut:

1.Subjektif, emosi ini bersifat subjektif daripada berpikir.

2.Fluktuatif, emosi ini dapat bisa berubah-ubah dalam waktu singkat.

3.Dalam hubungan dengan panca indera, suatu emosi dapat timbul ketika
seseorang melihat di depan matanya

Ciri-ciri Emosi Menurut Kelompok 9

1.

2.

3.
2.3. Ciri Kematangan Emosi Remaja

Ciri-Ciri Kematangan Emosi Remaja

Menurut Hurlock, 1980 “Dalam Achmad Juantika Nurihsan 2011:67” remaja


dikatakan mencapai kematangan secara emosional apabila:
1.Pada akhir masa remaja tidak meledakkan emosinya dihadapan orang lain tetapi
menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya
dengan cara-cara yang lebih dapat diterima.
2.Remaja menilai sesuatu secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara
emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berfikir sebelumnya seperti anak-anak atau
orang yang tidak matang.
3.Remaja yang emosinya matang memberikan reaksi emosional yang stabil tidak
berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati ke suasana hati yang lain, seperti
dalam periode sebelumnya.

2.4. Factor-faktor yang mempengaruhi Emosi

Faktor Penyebab Emosi Pada Seseorang


Mengacu pada pengertian emosi diatas, terdapat 2 faktor yang terjadi penyebab
emosi pada seseorang antara lain sebagai berikut:
1. Faktor Internal
Faktor penyebab timbulnya emosi seseorang terdapat dari perasaan diri sendiri.
Ada beberapa gangguan emosi dari faktor internal sebagai berikut:
Perasaan tidak mampu atau merasa bodoh.
Perasaan kecewa terhadap diri sendiri.
Perasaan tidak percaya diri pada diri seseorang.
Perasaan sedih karena kurang kasih sayang.
Perasaan iri kepada saudara karena diperlakukan kurang adil karena pilih kasih.
2. Faktor Eksternal
Faktor penyebab timbulnya emosi seseorang terdapat dari luar sebagai berikut:
Lingkungan sekitar maupun sekolah yang sering terdapat menyalahkan seseorang.
Perlakuan seseorang di lingkungan sekitar kepada anak-anak dibawah umur
Orang tua terkadang sering memberi tahu anaknya untuk tidak menjalin hubungan
percintaan.
Tuntutan dari keluarga maupun dari bos terlalu banyak resiko kepada seseorang
yang gagal melaksanakannya.

2.5. Upaya Orang Tua dan Guru Dalam Mengembangkan Emosi Remaja
Upaya-upaya yang dapat orangtua lakukan untuk membantu anak melatih
kecerdasan emosi mereka:

1.Menjadi teladan

Teori sosial kognitif mengatakan bahwa anak tidak hanya belajar dari apa yang
mereka dengar dan baca, namun juga dari apa yang mereka observasi. Untuk
mengajarkan penguasaan emosi pada anak, orang tua terlebih dahulu perlu
menjadi teladan untuk mencontohkan kecerdasan emosi yang konstruktif. Sebagai
contoh, saat menghadapi stress dalam bekerja, kemampuan orang tua untuk
mengontrol dan menghadapi stress tersebut akan dipelajari oleh anak. Bagi anak
yang terbiasa melihat orangtua melampiaskan kemarahan yang meledak-ledak di
rumah, mereka akan cenderung merasa bahwa melampiaskan amarah yang
meledak-ledak adalah hal yang biasa.

2.Mendorong dan memotivasi

Ketika anak mulai mencoba meniru perilaku orangtua dalam mengontrol emosi,
ada kalanya mereka gagal pada percobaan-percobaan awal. Agar anak berhenti
mencoba bahkan saat merasa tidak bisa, orangtua tetap harus mendorong mereka
untuk terus mencoba. Kecerdasan emosi dapat dilatih dan dikembangkan, dengan
demikian anak akan dapat menguasai kemampuan tersebut jika terus berlatih.
3.Memfasilitasi

Tidak cukup hanya dengan menjadi teladan dan memotivasi, ada kalanya orangtua
perlu memfasilitasi anak dalam proses pembelajarannya. Contoh memfasilitasi
pembelajaran kecerdasan emosi pada anak adalah dengan menjelaskan dan
menanamkan pengertian mengenai perilaku atau situasi tertentu. Sebagai contoh:
saat anak merasa ingin merengek-rengek ditempat umum, orangtua perlu
menjelaskan mengapa perilaku tersebut tidak baik, dan memberikan masukan
bagaimana sebaiknya mereka menanggapi situasi yang mereka hadapi.

4.Memberikan reward dan konsekuensi

Memberikan reward pada perilaku tertentu akan mendorong anak untuk


mengulangi perilaku tersebut, demikian juga konsekuensi akan mengurangi
kecenderungan anak melakukan perilaku tertentu. Oleh sebab itu, orangtua perlu
mengapresiasi perilaku anak yang mencerminkan kecerdasan emosional dengan
positif, dan memberikan konsekuensi pada perilaku yang ingin dihentikan.
Tujuannya adalah agar anak bisa mengetahui bahwa apa baik dan tidak baik untuk
diulangi lagi.
BAB III

PENUTUP

3.3. Kesimpulan
Daftar Pustaka

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2016. Perilaku Organisasi. (Terj.)


Ratna Saraswati dan Febriella Sirait. Jakarta: Salemba Empat.
Atkinson & Atkinson. 1998. Pengantar Psikologi, edisi kesebelas. Batam :
Interaksara.

Bhave, Swati. Y & Saini, Sunil. (2009). Anger Management. New Delhi. India:
Sagepublication

Ekman, P. 2003. Pedoman Membaca Emosi Orang.Terjemahan Abdul Qodir.


2013. Yogyakarta: Think.
Hanum, Annisa. 2015. Pengembangan Buku Panduan Kesehatan Reproduksi
Remaja Bagi Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama. Skripsi. Tidak
diterbitkan: Jurusan BK FIP Unesa.
Hurlock, Elizabeth B. 2012. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Mustaji. 2005. Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme Penerapan Dalam
Pembelajaran Berbasis Masalah. Surabaya.
Nurvita, Desika Nanda. 2015. Perbandingan Keterampilan Mengelola Marah
Siswa SMP yang Diintervensi dengan Strategi emotional literacy dan Focus
Group Discussion. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs UM

Anda mungkin juga menyukai