Anda di halaman 1dari 11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama : Feryza Syuhada (2019)
1. Judul : Penilaian Kinerja Melalui Laporan Keuangan Di Bagian Akuntansi
Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
Variabel yang diteliti : Penilaian Kinerja dan Laporan Keuangan
Jenis : Skripsi
Alat analisa : Statistik
Hasil : Rasio kas belum cukup baik, net profit margin kurang baik dalam
menghasilkan laba bersih, ROI masih belum maksimal, ROE kurng sehat,
dan ROA masih kurang maksimal dalam mengelola aset guna menghasilkan
keuntungan.
Persamaan: sama-sama membahas mengenai penilaian kinerja laporan
keuangan
Perbedaan : peneliti sebelumnya menggunakan alat metode statistik
sedangkan peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan
kualitatif.
2. Nama : Imansyah (2018)
Judul : Analisis Kinerja Keuangan Pada PT PLN (Persero) Wilayah
Sulselrabar
Variabel yang diteliti : Analisis kinerja keuangan
Jenis : Skripsi
Alat analisa : Statistik
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT PLN
(Persero) Wilayah Sulselrabar Periode 2014-2016 adalah buruk atau Kurang
sehat. Hal tersebut berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh

5
6

Kementrian Badan Usaha Milik Negara mengenai tingkat rasio PT PLN


(Persero) yang diukur berdasarkan total skor keseluruhan
Persamaan : Sama-sama membahas mengenai Kinerja Keuangan
Perbedaan : peneliti sebelumnya menggunakan metode analisis dan sampel.
Sedangkan peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif.

2.2 Tinjauan dan Kajian Pustaka

2.2.1 Lporan Keuangan

2.2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Harap (2015:105), “Laporan keuangan menggambarkan kondisi


keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka
waktu tertentu, adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah
neraca atau laporan laba atau rugi atau hasil usaha. Laporan arus kas,
laporan perubahan posisi keuangan. Penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi yang
akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan posisi
keuangan, kinerja perusahaan, perubahan ekuitas, arus kas dan informasi
lain yang merupakan hasil dari proses akuntansi selama periode akuntansi
dari suatu kesatuan usaha.”

Menurut Kasmir (2013:7), “Dalam pengertian yang sederhana, laporan


keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan
pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.” Maksud laporan keuangan
yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini adalah merupakan
kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk
laporan laba rugi). Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan
perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode.”

Menurut Sofyan (2013:163), “Laporan keuangan perusahaan disajikan


oleh manajemen dari operasi yang dikuasainya. Semua aktivitas dalam
perusahaan merupakan control dan penguasaan manajemen termasuk juga
mereka yang menyusunnya. Keadaan ini dianggap bahwa manajemen dalam
menyusun laporan keuangannya tidak berada dalam posisi independen
karena dianggapakan mengutamakan kepentingannya yang dapat merugikan
kepentingan publik.”
7

Pengertian laporan keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan menurut


Ikatan Akuntan Indonesia (2015: 1), “Laporan keuangan adalah suatu
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan.”

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan

merupakan pertanggungjawaban keuangan pimpinan atas perusahaan yang telah

dipercayakan kepada pimpinan tersebut mengenai kondisi keuangan dan hasil-hasil

operasi perusahaan, pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil akhir dari

kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan bertujuan umum yang

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.

2.2.1.2 Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan memiliki beberapa jenis, dan jenis-jenis laporan keuangan

menurut Harap (2015:106)

a. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu

tanggal tertentu.

b. Perhitungan laba atau rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba

atau rugi perusahaan untuk periode tertentu.

c. Laporan sumber dan penggunaan dana. Disini dimuat semua sumber dan

penggunaan kas dalam suatu periode.

d. Laporan arusa kas, yang menggambarkan sumber dan penggunaan kas dalam

suatu periode.

e. Laporan harga pokok produksi yang menggambarkan beberapa unsure yang

diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu barang.


8

f. Laporan laba ditahan yang menjelaskan posisi laba ditahan yang dibagikan

kepada pemilik saham.

g. Laporan perubahan modal menjelaskan posisi perubahaan modal baik saham

dalam PT atau modal dalam perusahaan perseroan.

h. Laporan kegiatan keuangan yang menggambarkan transaksi laporan keuangan

perusahaan yang mempengaruhi kas.

2.2.1.3 Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Pada dasarnya rasio keuangan dapat dikelompokkan ke dalam 5 (lima) macam

kategori, Menurut Halim (2016:74) Rasio keuangan dapat dikelompokkan sebagai

berikut:

a. Rasio Likuiditas Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi

kewajiban jangka pendeknya.

b. Rasio Aktivitas Rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan aset

dengan melihat tingkat aktivitas aset.

c. Rasio Solvabilitas Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan

memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

d. Rasio Profitabilitas Rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan

laba (profitabilitas).

e. Rasio Pasar Rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relative terhadap

nilai buku perusahaan.

2.2.1.4 Tujuan Laporan Keuangan


9

Menurut Kasmir (2013:10) secara umum laporan keuangan bertujuan untuk

memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun

periode tertentu. Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi

keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan

terhadap perusahaan.

Tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2013:11), adalah sebagai berikut:

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki

perusahaan saat ini.

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada

suatu periode tertentu.

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan

perusahaan dalam suatu periode tertentu.

e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva,

pasiva, dan modal perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu

periode.

g. Informasi keuangan lainnya.

2.2.1.5 Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2011:16), keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki

perusahaan adalah sebagai berikut:


10

a. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana data-

data yang diambil dari data masa lalu.

b. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya untuk

pihak tertentu saja.

c. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-

pertimbangan tertentu.

d. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam mengahadapi situasi ketidak

pastian. Misalnya dalam suatu persitiwa yang tidak menguntungkan selalu

dihitung kerugiannya. Sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya dihitung

dari yang paling rendah.

e. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam

memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.

2.2.2 Analisis Rasio Keuangan

2.2.3 2.2.2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan alat perusahaan untuk menilai kinerja

keuangan disuatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat

di dalam pos-pos laporan keuangan. Menurut Sutrisno (2012:212), Menghubungkan

elemen-elemen yang ada pada laporan keuangan seperti elemen-elemen dari berbagai

aktiva satu dengan lainnya, elemen-elemen pasiva yang satu dengan lainnya. Elemen-

elemen aktiva dan pasiva, elemen-elemen neraca dengan elemen-elemen laporan laba

atau rugi. Menurut Halim (2016:74) analisis rasio keuangan merupakan rasio yang

pada dasarnya disusun dengan menggabungkan angka-angka di dalam atau antara


11

laporan laba-rugi dan neraca. Menurut Samryn (2015:363) analisis rasio keuangan

merupakan suatu cara yang membuat perbandingan, data keuangan perusahaan

menjadi lebih berarti.

2.2.2.2 Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang perusahaan. Rasio

solvabilitas merupakan Suatu seni untuk mengumpulkan, mengidentifikasikan,

mengklasifikasikan, mencatat transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan

keuangan, sehingga dapat menghasilkan informasi, yaitu laporan keungan yang dapat

digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut Samryn (2015:174) rasio solvabilitas digunakan para kreditor untuk

mengetahui keberhasilan perusahaan membelanjai aktivanya, selain itu bisa juga

digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan laba untuk

menutupi beban yang dimiliki oleh entitas. Terdapat beberapa macam rasio

solvabilitas yang dapat dihitung. Rasio yang dapat dihitung yaitu: Debt to Assets

Ratio (DAR), dan Debt to Equity Ratio (DER).

a. Debt to Assets Ratio (DAR) Perhitungan Debt to Assets Ratio (DAR) yaitu total

hutang dibagi dengan total aset yang dinyatakan dalam bentuk presentase. Rasio

ini digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar dana pinjaman yang

digunakan untuk membiaya aset perusahaan.

b. Debt to Equity Ratio (DER) Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) yaitu total

hutang dibagi dengan ekuitas pemegang saham yang ini dinyatakan dalam bentuk
12

presntase. Rasio ini digunakan untuk mengukur dana yang disediakan oleh

kreditor dan dana yang disediakan oleh pemilik.

2.2.2.3 Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio profitabilitas juga dapat memberikan

tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Menurut Halim (2016:81) rasio

profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur perusahaan menghasilkan keuntungan

pada tingkat penjualan, aset dan modal saham yang tertentu. Menurut Samryn

(2015:372) rasio profitabilitas merupakan analisis rasio yang berupa perbandingan

data keuangan sehingga informasi keuangan perusahaan dapat lebih bermanfaat lagi.

Analisis rasio profitabiliats juga sering digunakan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan memperoleh laba bruto dan cara manajemen untuk mendanai

investasinya. Terdapat 3 rasio yang sering digunakan perusahaan untuk mengukur

tingkat keuntungan yaitu: rasio net profit margin, return on asset (ROA) dan return

on equity (ROE).

a. Rasio net profit margin. Perhitungan rasio net profit margin yaitu laba bersih

dibagi dengan penjualan bersih yang digunakan untuk menghitung sejauh mana

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan.

Rasio net profit margin juga dapat diinterprestasikan sebagai kemampuan

perusahaan untuk menekan biaya-biaya diperusahaan. Rasio net profit margin

yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi

pada tingkat penjulan tertentu, tetapi apabila Rasio net profit margin rendah maka
13

menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau

biaya terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu atau kombinasi dari kedua hal

tersebut.

b. Return On Invesmen (ROI). Pengukuran kinerja pusata laba berdasarkan laba

yang akan diperoleh suatu pusat laba dalam jangka waktu tertentu dibagi dengan

ivestasi yang digunakan untuk medapatkan laba. Adapun rumusnya sebagai

berikut :

Sistem anggaran dalam akuntansi pertanggungjawaban merupakan standar bagi

pelaksanaan tugas dari suatu pusat pertanggungjawaban yang harus dicapai. Pada

dasarnya proses penyusunan anggaran merupakan proses rencanaa kerja jangka

pendek, yang dalam perusahaan berorientasi laba, pemilihan rencana kerja

didasarkan atas dampak rencana kerja tersebut terhadap laba.

c. Return on asset (ROA). Perhitungan Return On Asset (ROA) yaitu laba bersih

dibagi dengan total aset yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset. Semakin besar rasio ini maka

semakin baik, hal ini menunjukkan bahwa aktiva lebih cepat berputar dan meraih

laba.
14

d. Return on equity (ROE). Perhitungan Return on Equity (ROE) yaitu laba bersih

dibagi dengan ekuitas yang digunakanakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan neto berdasarkan modal saham

tertentu. Rasio ini menunjukakan efisiensi penggunaan modal saham dalam

menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.

Tabel 2.2
Perhitungan Laba Rugi

2.2.2.4 Kerangka Pikir

PT PLN (Persero) Cabang


Kediri dan PT PLN (Persero)
Area Surabaya Selatan

Laporan Keuangan

Rasio Solvabilitas Rasio Profitabilitas

Debt to asset ratio (DAR) Rasio net profit margin


Debt to equity ratio (DER) Return On Invesmen (ROI).
Return on asset (ROA).
Return on equity (ROE)

Hasil Penelitian
15

Setiap perusahaan memiliki laporan keuangan yang berfungsi untuk mencatat

semua aktivitas perusahaan. Laporan keuangan terdiri atas neraca dan laporan laba

rugi. Laporan keuangan yang telah ada akan dianalisis untuk mengetahui kinerja

keuangan suatu perusahaan. Analisis yang dilakukan dapat berupa analisis rasio

keuangan. Analisis keuangan terdiri atas beberapa rasio yaitu rasio Profitabilitas,

Likuiditas, Aktivitas dan Rasio Solvabilitas seperti yang telah dibahas sebelumnya

oleh penulis.

Hasil dari rasio ini akan memperlihatkan kinerja perusahaan apakah perusahaan

mampu menghasilkan laba maksimal tiap tahun, dan apakah aktiva-aktiva yang

dimiliki perusahaan mampu memberikan kontribusi maksimal untuk menghasilkan

tingkat pendapatan yang direncanakan. Kemudian memberikan feedback kepada

perusahaan mengenai hasil penelitian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai