Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam telah mengatur berbagai perkara, dari perkara yang besar sampai

perkara yang kecil. Bahkan Islam mengatur perkara tentang jual-beli. Dalam

Islam ada yang dinamakan Bai’ Bit Taqsith atau jual-beli kredit. Jual-beli kredit

datang menyeruak ke berbagai sistem bisnis.

Di zaman sekarang banyak toko-toko yang menyediakan penjualan barang

dengan 2 macam pembayaran, baik secara cash maupun kredit. Kebanyakan

masyarakat lebih memilih pembayaran secara kredit dari pada cash, karena

dinilai membantu bagi masyarakat yang memiliki perekonomian rendah.

Kredit sudah menjadi trend bagi masyarakat Indonesia, dari barang yang

murah sampai barang yang mahal pun sekarang sudah bisa dibayar dengan cara

kredit, sehingga masyarakat tidak khawatir ketika membeli barang saat tidak

mempunyai uang yang banyak.

Jual-beli kredit pada zaman sekarang berbeda dengan jual-beli kredit pada

zaman Rasulullah SAW, dimana pada zaman Rasulullah SAW harga barang yang

dijual secara kredit sama dengan harga barang yang dijual secara cash.

Sebagaimana dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

ِ ِ ِ ِ َّ
َ ‫يَاَُّي َها الذيْ َن اََم ُن ْوا اذَا تَ َدا َي ْنتُ ْم ب َديْ ٍن الَى اَ َج ٍل ُم‬
ُ‫س ًّمى فَا ْكتُُب ْوه‬

1
2

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.” (QS. Al-Baqarah:282)1
Sabda Nabi SAW
Hadits ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, beliau mengatakan:

ٍّ ‫اهلل ّعلَْي ِه َو َسلَّ َم ِم ْن َي ُه ْو ِد‬


ُ‫ي طَ َعاماً بِنَ ِس ْيئَ ٍة َو َر َهنَه ُِد ْر َعه‬ ِ ‫اهلل صلّى‬
َ
ِ ‫ا ْشَترى رسو ُل‬
ُْ َ َ
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam membeli sebagian bahan makanan dari
seorang yahudi dengan pembayaran dihutang, dan beliau menggadaikan perisai
beliau kepadanya.” (HR. Bukhari:2096 dan Muslim:1603)
Pada zaman sekarang harga barang yang dijual secara kredit berbeda dengan

harga barang yang dijual secara cash, malahan lebih mahal dari harga barang yang

dijual secara cash.

Jual-beli kredit memiliki dampak positif dan dampak negatif, dampak

positifnya adalah dapat memiliki suatu barang ketika tidak memiliki banyak uang,

dampak negatifnya adalah ketika telat membayar cicilan maka akan dikenakan

denda sehingga dapat menambah jumlah uang yang harus dibayarkan.

Ada sebuah pertanyaan yang muncul, apakah hukum jual-beli kredit itu halal

atau haram?, kalaulah halal bagaimana etika jual-beli kredit.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menelusuri

problematika kredit dengan mengangkat judul “Jual-Beli Kredit Dalam

Perspektif Islam”.

1
Seluruh teks ayat Al-Quran dan terjemah dalam paper ini di kutip dari Al-Quran yang
disesuaikan dengan CordovaAl-Quran terjemah yang diterjemahkan oleh Departemen Agama RI
penerbit Syaamil Quran Bandung
3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis

merumuskan masalah dengan beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan jual-beli kredit?

2. Bagaimana pendapat ulama tentang jual-beli kredit?

3. Bagaimana hukum jual-beli kredit dalam perspektif Islam?

C. Tujuan Penulisan

Dari perumusan masalah di atas, maka dapat diketahui bahwa tujuan

penulisan dari permasalahan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dari jual-beli kredit.

2. Untuk mengetahui pendapat ulama tentang jual-beli kredit.

3. Untuk mengetahui hukum jual-beli kredit.

D. Metode Penulisan

Penulisan karya tulis ini menggunakan metode kepustakaan, yaitu dengan

mengumpulkan dan membaca buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan

tersebut.

E. Sistematika Penulisan

Untuk pembahasan karya tulis ini, penulis akan membagi dalam empat (IV)

BAB. Dan secara garis besar, pembagian dari ke empat bab tersebut dijelaskan

sebagai berikut:
4

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan

Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Berisi tentang: Definisi Jual-Beli, Definisi Kredit, Unsur-Unsur Jual-Beli

Kredit, dan Syarat dan Rukun Jual-Beli Kredit.

BAB III : PEMBAHASAN

Berisi tentang: Pendapat Ulama Tentang Jual-Beli Kredit, Dasar Hukum Jual-

Beli Kredit, Etika Jual-Beli Kredit, dan Hikmah Jual-Beli Kredit.

BAB IV : PENUTUP

Berisi tentang: Kesimpulan dan Saran-Saran.

Anda mungkin juga menyukai