Anda di halaman 1dari 2

1

Pendahuluan:
ATOMIC R41N

Namaku R41n.

ATOMIC R41N

Walaupun namaku tertulis R41N, namun orang lain lebih sering menganggap tulisan R41N sebagai
RAIN atau hujan. Aku tidak menganggap hal itu sebagai masalah sama sekali, karena memang Rain
lebih mudah diucapkan daripada R41n.

Aku yakin kalian pasti bertanya mengapa namaku ada ATOMIC pada bagian depannya. Apakah
ada hubungannya dengan bom atom atau bom nuklir atau ada hubungannya dengan atom yang
dikatakan sebagai molekul terkecil bahan utama pembentuk tubuh manusia dan alam semesta?

Jawabannya bisa jadi keduanya atau lebih.

Walaupun sebenarnya semenjak kecil aku sudah seringkali berganti nama setiap aku berada di
tempat yang berbeda, namun nama yang aku pilih ini merupakan nama yang paling lama aku pakai,
paling tidak sampai sekarang.

Mari terlebih dahulu kita bahas mulai dari kemungkinan pertama dari alasanku memilih nama
Atomic Rain. Alasan pertama mengapa aku memilih nama Atomic Rain adalah untuk mengingatkan
aku kembali akan kengerian perang dunia kelima yang penah aku jalani.

Perang dunia kelima ini bukanlah perang antar negara adidaya seperti pada beberapa perang dunia
yang sebelumnya. Perang dunia kelima ini adalah perang antara pasukan perdamaian dunia PBB
melawan Oganisasi Teroris Internasional yang mendeklarasikan perang kepada seluruh bangsa di
dunia.

Dan tepat 41 hari setelah deklarasi perang itu. Organisasi Teroris Intenasional membuktikan
ancamannya. Mereka menembakkan ratusan rudal nuklir ke berbagai kota besar di seluruh dunia.
Hanya dalam waktu kurang dari satu jam seluruh negara-negara yang berada di benua Amerika,
Eropa, Australia, Asia, Afrika, dan Timur Tengah hancur lebur karena dihujani oleh ratusan rudal
nuklir tanpa henti.

Situasi saat itu benar-benar seperti neraka, ribuan milyar manusia tewas seketika, sementara ratusan
juta jiwa lainnya yang berhasil selamat dari serangan nuklir mengungsi menyelamatkan diri ke
Bulan dan Planet Mars. Hanya dalam waktu beberapa hari saja ratusan koloni pengungsi di dirikan
di Bulan dan Mars. Sedangkan Planet Bumi yang sudah dikosongkan oleh seluruh manusia Bumi
resmi menjadi arena pertempuran antara pasukan PBB dan Organisasi Teroris Internasional.

Pada jaman perang dunia kelima ini baik dari pihak PBB maupun dari pihak teroris sama-sama
memiliki teknologi senjata penghancur massal yang daya hancurnya 100 kali lipat lebih kuat
dibanding bom Hidrogen di awal abad 20. Apabila pada awal abad ke 20 atau pada awal tahun
2000an, ada bom Hidrogen milik Rusia yang dinamai Tsar Bomba yang memiliki daya hancur 50-
100 kali lebih kuat dibanding bom atom yang dijatuhkan oleh Amerika di Hiroshima dan Nagasaki
2

tahun 1945, maka pada jaman perang dunia kelima ini ada bom yang memakai prinsip kerja Photon
atau atom cahaya. Bom photon ini daya hancurnya 100 kali lebih kuat dibanding bom Hidrogen
milik Rusia pada awal abad ke 20. Dan parahnya, baik pasukan PBB maupun pasukan teroris sama-
sama menggunakan bom photon untuk saling menghancurkan.

Dampaknya sangat mengerikan. Apabila bom nuklir Hiroshima Nagasaki hanya mampu
menghancurkan satu kota seperti New York atau London saja, dan bom Hidrogen mampu
menghancurkan satu propinsi besar beserta puluhan kota besar dan kecil yang ada di dalam propinsi
tersebut, seperti propinsi Jawa Timur, atau jawa barat dan seterusnya. Maka kekuatan penghancur
bom Photon mampu menghancur leburkan satu benua seperti Australia dalam sekejap. Dalam
sekejap Bumi diubah menjadi neraka oleh kedua pasukan ini. Diperkirakan Bumi tidak akan bisa
didiami sampai ratusan tahun ke depan. Kalaupun bumi akan didiami lagi, mungkin itu akan
dilakukan oleh generasi manusia berikutnya yang sudah menjadi penghuni bulan dan Mars yang
peradabannya sudah cukup maju untuk membangun ulang seluruh peradaban manusia di planet
bumi sekali lagi.

Selama perang dunia kelima ini, setiap harinya, para manusia yang mengungsi di Bulan dan Mars
hanya bisa melihat ke atas langit ke arah permukaan planet Bumi yang setiap hari selalu di warnai
oleh puluhan kilatan cahaya bom nuklir, bom hidrogen dan bom photon yang diledakkan tanpa
henti di berbagai penjuru bumi, terlihat indah bagaikan cahaya puluhan kunang-kunang yang
menyala silih berganti di tengah kegelapan malam, namun bedanya kilatan puluhan cahaya yang
saat ini menghiasi seluruh permukaan bumi adalah cahaya yang sangat mematikan dan
membinasakan.

ATOMIC R41N karena itulah menjadi nama berikutnya yang aku pilih sebagai namaku untuk
mengingatkan aku pada hari ke 41 setelah deklarasi perang dunia kelima di umumkan, dimana pada
hari itu seluruh langit di seluruh penjuru planet Bumi dihujani oleh ratusan rudal nuklir dan bahkan
rudal hidrogen. Para manusia bumi yang selamat sebagai pengungsi di bulan dan mars selalu
menceritakan nama hari itu kepada anak cucu mereka di masa mendatang sebagai

THE DAY OF ATOMIC R41N


Hari dimana terjadinya hujan nuklir atau hujan atom.

Sebagai seorang penjelajah waktu aku menyadari bahwa kehancuran dunia (bahkan alam semesta)
seperti itulah yang mungkin akan terjadi apabila aku gagal memperbaiki aliran sejarah di masa
lampau, masa kini, dan masa depan. Karena itulah aku harus bisa memastikan penjelajahan waktu
yang aku jalani tidak sampai mengakibatkan kehancuran dunia atau alam semesta.

Dan inilah kisahku tentang

HOW TO TRAVEL THROUGH TIME WITHOUT DESTROYING THE UNIVERSE

Bagaimana cara menjelajah waktu tanpa menghancurkan alam semesta

Anda mungkin juga menyukai