Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KOLOSTOMI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

Tingkat 2B Keperawatan

Kelompok 4 :

1. Farkhananda Choirunnoval 19216058


2. Fatimah Zahra 19216061
3. Fitri Dwi Yulianti 19216063
4. Fitri Nurhaliza 19216064
5. Fitria Cahyani Lestari 19216066
6. Indah 19216077
7. Lutfiana Putri 19216090

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI
Jl. Aria Santika No.40A, Margasari, Kec. Karawaci Kota Tangerang, Banten
No.Telp (021)55726558 Fax.(021)5921132
Kode Pos 15114
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam,atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini penulis buat dengan tujuan
memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah II.
Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada :
1. Team dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II selaku dosen pembimbing
mata kuliah.
2. Teman – teman dan berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah
ini.

Penulis berharap agar setelah membaca makalah ini , para pembaca dapat memahami
dan mendapatkan pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat di aplikasikan untuk
mengembangkan kompetensi dalam bidang keperawatan. Penulis juga menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu penulis membuka diri
menerima berbagai saran dan kritik demi perbaikan di masa mendatang.

Kelompok 4

Minggu, 18 Juli 2021


DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................5
C. TUJUAN...................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................................6
A. DEFINISI.................................................................................................................................6
B. Jenis Kolostomi Berdasarkan Lokasi.....................................................................................6
C. Jenis-Jenis Kolostomi Lama Penggunaan..............................................................................6
D. Berdasarkan Lubang Kolostomi...........................................................................................7
E. Indikasi Kolostomi...................................................................................................................8
F. Komplikasi...............................................................................................................................8
G. Pemeriksaan Penunjang........................................................................................................10
H. Perawatan Kolostomi............................................................................................................10
I. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan..................................................................................12
J. Patofisiologi............................................................................................................................15
BAB III...............................................................................................................................................16
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN..........................................................................................16
PASIEN DENGAN KOLOSTOMI..................................................................................................16
BAB IV...............................................................................................................................................27
PENUTUP...........................................................................................................................................27
 KESIMPULAN......................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................27
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kolostomi merupakan suatu tindakan pembuatan lubang pada kolon yang


dilakukan secara bedah.Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan perut disebut
stoma. Kolostomi dapat berfungsi sebagai diversi sementara ataupun permanen (Smeltzer
& Bare, 2002). Angka kejadian kolostomi meningkat dari tahun ke tahun, ini dapat
dilihat dari data yang digunakan oleh Cooke (2009 dalam Diane Rita, 2010) dengan
menggunakan data dari The Health Care Cost and Utilization Project 650.000-
730.000 orang yang hidup dengan kolostomi permanen di America serikat. Pada tahun
2002, diperoleh data 112.000 orang yang mengalami kolostomi dan jumlah ini meningkat
sampai 125.000 pada tahun 2007. Di rumah sakit Haji Adam Malik Medan sendiri,
ketika peneliti melakukan survey awal, terdapat 33 orang yang menagalami tindakan
kolostomi pada tahun 2011, dan meningkat menjadi 38
orang pada tahun 2012.
Tindakan kolostomi dilakukan pada berbagai penyakit dan kondisi tertentu,
beberapa kolostomi yang dilakukan karena adanya suatu keganasan (kanker).Tindakan
kolostomi yang dilakukan sehingga mengakibatkan stoma pada dingding perut,
mengakibatkan perubahan kondisi yang normal pada seseorang (Jan Clark, 2004).
Orang yang mengalami tindakan kolostomi, baik permanen maupun sementara,
biasanya akan merasa sedih akibat pembedahan yang dialaminya dan mereka mengalami
citra tubuh yang buruk, karna adanya lubang dalam perutnya (smeltzer & Bare).
Berdasarkan penelitian Panusur (2007) di RSUP H. Adam Malik Medan menyatakan
bahwa gambaran diri.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu colostomi ?


2. Apa saja jenis-jenis colostomi berdasarkan lokasi dan lama penggunaan ?
3. Apa saja indikasi dan komplikasi colostomi ?
4. Bagaimana cara merawat mengganti mengganti colostomy bag ?

C. TUJUAN

 Tujuan umum
a. Mengetahui konsep perawatan luka kolostomi dan prosedur asuhan
keperawatan perawatan kolostomi
 Tujuan khusus
a. Menjelaskan pengertian dan tujuan dari kolostomi dan perawatan luka
kolostomi
b. Mendeskripsikan jenis-jenis dari kolostomi
c. Mengetahui indikasi dari kolostomi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Colostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan
antara colon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat
sementara atau menetap selamanya. (llmu Bedah, Thiodorer Schrock, MD, 1983).
Colostomy adalah sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah
pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991).

B. Jenis Kolostomi Berdasarkan Lokasi


1. transversokolostomi merupakan kolostomi di kolon transversum,
2. sigmoidostomi yaitu kolostomi di sigmoid,
3. kolostomi desenden yaitu kolostomi di kolon desenden
4. kolostomi asenden, adalah kolostomi di asenden (Suriadi, 2006)

C. Jenis-Jenis Kolostomi Lama Penggunaan

Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya


ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara
permanen maupun sementara.

1. Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak
memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan,
atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses
melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan
satu ujung lubang).
2. Kolostomi temporer/ sementara
Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk
mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula
dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang
yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double barrel.
Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa
kemerahan yang disebut STOMA. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya masih
terjadi pembengkakan sehingga stoma tampak membesar. Pasien dengan pemasangan
kolostomi biasanya disertai dengan tindakan laparotomi (pembukaan dinding
abdomen). Luka laparotomi sangat beresiko mengalami infeksi karena letaknya
bersebelahan dengan lubang stoma yang kemungkinan banyak mengeluarkan feses
yang dapat mengkontaminasi luka laparotomi, perawat harus selalu memonitor kondisi
luka dan segera merawat luka dan mengganti balutan jika balutan terkontaminasi feses.
Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong kolostomi telah
terisi feses atau jika kontong kolostomi bocor dan feses cair mengotori abdomen.
Perawat juga harus mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering, hal ini
penting untuk menghindari terjadinya iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien.
Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep atau konsultasi
pada dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong kolostomi. Pada pasien
yang alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong kolostomi
agar kulit pasien tidak teriritasi.

D. Berdasarkan Lubang Kolostomi


1. Single barreled stoma,
Yaitu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen distal dapat dibuang atau
ditutup.
2. Double barreled,
Biasanya meliputi kolon transversum. Kedua ujung kolon yang direksesi
dikeluarkan melalui dinding abdominal mengakibatkan dua stoma.Stoma distal
hanya mengalirkan mukus dan stoma proksimal mengalirkan feses.
3. Kolostomi lop-lop,
Yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui dinding abdomen dan diikat
ditempat dengan glass rod.Kemudian 5-10 hari usus membentuk adesi pada
dinding abdomen, lubang dibuat dipermukaan terpajan dari usus dengan
menggunakan pemotong.

E. Indikasi Kolostomi
Indikasi colostomy yang permanent. Pada penyakit usus yang ganas seperti
carsinoma pada usus. Kondisi infeksi tertentu pada colon:
a. Trauma kolon dan sigmoid
b. Diversi pada anus malformasi
c. Diversi pada penyakit Hirschsprung
d. Diversi untuk kelainan lain pada rekto sigmoid anal kanal

F. Komplikasi
1. Prolaps, merupakan penonjolan mukosa colon 6 cm atau lebih dari permukaan
kulit. Prolaps dapat dibagi 3 tingkatan:
a) Penonjolan seluruh dinding colon termasuk peritonium kadang-kadang sampat
loop ilium.
b) Adanya strangulasi dan nekrosis pada usus yang mengalami penonjolan.
c) Prolaps dapat terjadi oleh adanya faktor-faktor peristaltik usus meningkat, fixasi
usus tidak sempurna, mesocolon yang panjang, tekanan intra abdominal tinggi,
dinding abdomen tipis dan tonusnya yang lemah serta kemungkinan omentum
yang pendek dan tipis.
2. lritasi Kulit
Hal ini terutama pada colostomy sebelah kanan karena feces yang keluar
mengandung enzim pencernaan yang bersifat iritatif. Juga terjadi karena cara
membersihkan kulit yang kasar, salah memasang kantong dan tidak tahan akan
plaster.
3. Diare
Makin ke proksimal colostominya makin encer feces yang keluar. Pada sigmoid
biasanya normal.
4. Stenosis Stoma
Kontraktur lumen terjadi penyempitan dari celahnya yang akan mengganggu
pasase normal feses.
5. Eviserasi
Dinding stoma terlepas dari dinding abdomen sehingga organ intra abdomen keluar
melalui celah.
6. Obstruksi/ penyumbatan
Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya
pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan,
pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan
kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat
melakukannya sendiri di kamar mandi.
7. Infeksi
Kontaminasi feses merupakan factor yang paling sering menjadi penyebab
terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus
menerus sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan
mengganti kantong kolstomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.
8. Retraksi stoma/ mengkerut
Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan
juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami
pengkerutan.
9. Prolaps pada stoma
Prolaps merupakan penonjolan mukosa colon 6 cm atau lebih dari permukaan
kulit.Stenosis Penyempitan dari lumen stoma.
10. Perdarahan stoma
11. Hernia Paracolostomy
12. Pendarahan Stoma
13. lnfeksi luka operasi
14. Retraksi : karena fixasi yang kurang sempurna
15. Sepsis dan kematian
Untuk mencegah komplikasi, diperlukan colostomi dengan teknik benar serta
perawatan pasca bedah yang baik, selain itu pre-operatif yang memadai.

G. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto polos abdomen 3 posisi
b. Colon inloop
c. Colonoscopy
d. USG abdomen
H. Perawatan Kolostomi
 Pengertian
Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma , dan mengganti kantong
kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.
 Tujuan
1. Menjaga kebersihan pasien
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
4. Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya
 Persiapan pasien
1. Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, dll
2. Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)
3. Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup gorden jendela,
pintu, memasang penyekat tempat tidur (k/P), mempersilahkan keluarga untuk
menunggu di luar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi pasien
 Persiapan Alat
1. Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain persegi
empat
2. Kapas sublimate/kapas basah, NaCl
3. Kapas kering atau tissue
4. pasang sarung tangan bersih
5. Kantong untuk balutan kotor
6. Baju ruangan / celemek
7. Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi
8. Zink salep
9. Perlak dan alasnya
10. Plester dan gunting\
11. Bila perlu obat desinfektan
12. Bengkok
13. Set ganti balut

 Prosedur Kerja
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma
4. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien
5. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)
6. Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan
tangan kiri menekan kulit pasien
7. Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok
8. Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma
9. Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas sublimat /
kapas hangat (air hangat)/ NaCl
10. Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan kassa
steril
11. Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma
12. Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy
13. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring sesuai
kebutuhan pasien
14. Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi
15. Merekatkan/memasang kolostomy bag dengan tepat tanpa udara didalamnya
16. Merapikan klien dan lingkungannya
17. Membereskan alat-alat dan membuang kotoran
18. Melepas sarung tangan
19. Mencuci tangan
20. Membuat laporan.
I. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

Sistem Pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(pengunyahan, penelanan dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang
mulai dari mulut (oris) sampai anus.
- Susunan Saluran Pencernaan
1. Oris (rongga mulut)
2. Faring (tekak/tenggorokan)
3. Esofagus (kerongkongan)
4. Gaster (lambung)
5. Intestinum minor
a. Duodenum (usus 12 jari)
b. Yeyenum
c. Ileum
6. Intestinum Mayor
a. Seikum
b. Kolon asendens
c. Kolon transversum
d. Kolon desendens
e. Kolon sigmoid
7. Rektum
8. Anus.
- Alat-alat Penghasil Getah Cerna
1. Kelenjar Ludah:
a. Kelenjar (glandula) parotis
b. Kelenjar submaksilaris
c. Kelenjar sublingualis
2. Hati
3. Pankreas
4. Kandung empedu
Usus besar atau kolon berbentuk tabung muskular berongga dengan panjang sekitar
1,5 m yang terbentang dari sekum hingga kanalis ani. Diameter usus besar sudah pasti
lebih besar dari dari pada usus kecil, yaitu sekitar 6,5 cm, tetapi makin dekat anus
diameternya semakin kecil.
Kolon memiliki berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan dengan proses
akhir isi usus. Fungsi kolon yang penting adalah absorbsi air dan elektrolit , yang sudah
hampir selesai dalam kolon dextra . kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang
menampung masa feses yang sudah terdehidrasi hingga berlangsungnya defekasi.
Usus besar terdiri dari caecum, appendix, kolon ascendens, kolon transversum,
kolon descendens, kolon sigmoideum dan rektum serta anus
Colon transversum panjangnya sekitar 38 cm, berjalan dari flexura coli dextra
sampai flexura coli sinistra. Bagian kanan mempunyai hubungan dengan duodenum dan
pankreas di sebelah dorsal, sedangkan bagian kiri lebih bebas. Flexura coli sinistra
letaknya lebih tinggi daripada yang kanan yaitu pada polus cranialis ren sinistra, juga lebih
tajam sudutnya dan kurang mobile. Flexura coli dextra erat hubunganya dengan facies
visceralis hepar (lobus dextra bagian caudal) yang terletak di sebelah ventralnya.
Arterialisasi didapat dari cabang cabang arteri colica media. Arterialisasi colon
transversum didapat dari arteri colica media yang berasal dari arteri mesenterica superior
pada 2/3 proksimal ,sedangkan 1/3 distal dari colon transversum mendapat arterialisasi
dari arteri colica sinistra yang berasal dari arteri mesenterica inferior
Mesokolon transversum adalah duplikatur peritoneum yang memfiksasi colon
transversum sehingga letak alat ini intraperitoneal. Pangkal mesokolon transversa disebut
radix mesokolon transversa, yang berjalan dari flexura coli sinistra sampai flexura coli
dextra. Lapisan cranial mesokolon transversa ini melekat pada omentum majus dan
disebut ligamentum gastro (meso) colica, sedangkan lapisan caudal melekat pada pankreas
dan duodenum, didalamnya berisi pembuluh darah, limfa dan syaraf. Karena panjang dari
mesokolon transversum inilah yang menyebabkan letak dari colon transversum sangat
bervariasi, dan kadangkala mencapai pelvis.
Colon descendens panjangnya sekitar 25 cm, dimulai dari flexura coli sinistra
sampai fossa iliaca sinistra dimana dimulai colon sigmoideum. Terletak retroperitoneal
karena hanya dinding ventral saja yang diliputi peritoneum, terletak pada muskulus
quadratus lumborum dan erat hubungannya dengan ren sinistra. Arterialisasi didapat dari
cabang-cabang arteri colica sinistra dan cabang arteri sigmoid yang merupakan cabang
dari arteri mesenterica inferior.
Colon sigmoideum mempunyai mesosigmoideum sehingga letaknya
intraperitoneal, dan terletak didalam fossa iliaca sinistra. Radix mesosigmoid mempunyai
perlekatan yang variabel pada fossa iliaca sinistra. Colon sigmoid membentuk lipatan-
lipatan yang tergantung isinya didalam lumen, bila terisi penuh dapat memanjang dan
masuk ke dalam cavum pelvis melalui aditus pelvis, bila kosong lebih pendek dan
lipatannya ke arah ventral dan ke kanan dan akhirnya ke dorsal lagi. Colon sigmoid
melanjutkan diri kedalam rectum pada dinding mediodorsal pada aditus pelvis di sebelah
depan os sacrum. Arterialisasi didapat dari cabang- cabang arteri sigmoidae dan arteri
haemorrhoidalis superior cabang arteri mesenterica inferior. Aliran vena yang terpenting
adalah adanya anastomosis antara vena haemorrhoidalis superior dengan vena
haemorrhoidalis medius dan inferior, dari ketiga vena ini yang bermuara kedalam vena
porta melalui vena mesenterica inferior hanya vena haemorrhoidalis superior, sedangkan
yang lain menuju vena iliaca interna. Jadi terdapat hubungan antara vena parietal (vena
iliaca interna) dan vena visceral (vena porta) yang penting bila terjadi pembendungan pada
aliran vena porta misalnya pada penyakit hepar sehingga mengganggu aliran darah portal.
Mesosigmoideum mempunyai radix yang berbentuk huruf V dan ujungnya letaknya
terbalik pada ureter kiri dan percabangan arteri iliaca communis sinistra menjadi cabang-
cabangnya, dan diantara kaki-kaki huruf V ini terdapat reccessus intersigmoideus.
Vaskularisasi kolon dipelihara oleh cabang-cabang arteri mesenterica superior dan
arteri mesenterica inferior, membentuk marginal arteri seperti periarcaden, yang memberi
cabang-cabang vasa recta pada dinding usus. Yang membentuk marginal arteri adalah
arteri ileocolica, arteri colica dextra, arteri colica media, arteri colica sinistra dan arteri
sigmoidae. Hanya arteri ciloca sinistra dan arteri sigmoideum yang merupakan cabang dari
arteri mesenterica inferior, sedangkan yang lain dari arteri mesenterica superior. Pada
umumnya pembuluh darah berjalan retroperitoneal kecuali arteri colica media dan arteri
sigmoidae yang terdapat didalam mesocolon transversum dan mesosigmoid. Seringkali
arteri colica dextra membentuk pangkal yang sama dengan arteri colica media atau dengan
arteri ileocolica. Pembuluh darah vena mengikuti pembuluh darah arteri untuk menuju ke
vena mesenterica superior dan arteri mesenterica inferior yang bermuara ke dalam vena
porta. Aliran limfe mengalir menuju ke Lnn. ileocolica, Lnn. colica dextra, Lnn. colica
media, Lnn. colica sinistra dan Lnn. mesenterica inferior. Kemudian mengikuti pembuluh
darah menuju truncus intestinalis.
J. Patofisiologi
Klien yang mengalami kelainan pada usus seperti: obstruksi usus, kanker
kolon,kolitis ulceratif, penyakit Divertikuler akan dilakukan pembedahan yang disebut
dengan kolostomi yaitu lubang dibuat dari segmen kolon ( asecenden, tranversum dan
sigmoid ).Lubang tersebut ada yang bersifat sementara dan permanen.Kolostomi asenden
dan transversum bersifat sementara,sedangkan kolostomi sigmoid bersifat permanen.
Kolostomi yang bersifat sementara akan dilakukan penutupan.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN KOLOSTOMI

1. Pengkajian
A. Keadaan stoma :
 Warna stoma (normal warna kemerahan).
 Tanda-tanda perdarahan (perdarahan luka operasi).
 Tanda-tanda peradangan (tumor, rubor, color, dolor, fungsi laese).
 Posisi stoma.
B. Apakah ada perubahan eliminasi tinja :
 Konsistensi, bau, warna feces.
 Apakah ada konstipasi / diare ?
 Apakah feces tertampung dengan baik ?
 Apakah pasien/ keluarga dapat mengurus feces sendiri ?
C. Apakah ada gangguan rasa nyeri :
 Keluhan nyeri ada/ tidak.
 Hal-hal yang menyebabkan nyeri.
 Kualitas nyeri.
 Kapan nyeri timbul (terus menerus / berulang).
 Apakah pasien gelisah atau tidak.
D. Apakah kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi
 Tidur nyenyak/ tidak.
 Apakah stoma mengganggu tidur/tidak.
 Adakah faktor lingkungan mempersulit tidur.
 Adakah faktor psikologis mempersulit tidur ?
E. Bagaimana konsep diri pasien ?
F. Bagaimana persepsi pasien terhadap: identitas diri, harga diri, ideal diri, gambaran diri,
& peran.
G. Apakah ada gangguan nutrisi :
 Bagaimana nafsu makan klien.
 BB normal atau tidak.
 Bagaimana kebiasaan makan pasien.
 Makanan yang menyebabkan diare.
 Makanan yang menyebabkan konstipasi.
H. Apakah pasien seorang yang terbuka ?
 Maukah pasien mengungkapkan masalahnya.
 Dapatkah pasien beradaptasi dgn lingkungan setelah tahu bagian tubuhnya diangkat.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma jaringan
2. Kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan pemasangan kolostomi
3. Gangguan konsep diri/citra diri berhubungan dengan perubahan anatomis
4. Gangguan istirahat tidur berhubungna dengan luka insisi akibat tindakan colostomy
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya luka pasca bedah di abdomen
6. Nutrisi kuarang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat
3. Intervensi keperawatan
DIAGNOSA TUJUAN/KH INTERVENSI RASIONAL
Gangguan rasa TUJUAN: 1. Kaji keluhan dan derajad nyeri 1. Untuk
nyaman nyeri Diharapkan rasa 2. Motivasi untuk melakukan mengetahui sifat
berhubungan nyeri tekhnik pengaturan nafas dan dan tingkat nyeri
dengan trauma berkurang/hilang mengalihkan perhatian sehingga
jaringan 3. Hindari sentuhan seminimal memudahkan
KH: mungkin untuk mengurangi dalam
 Skala nyeri 0-10 rangsangan nyeri memberikan
 Wajah tampak 4. Pertahankan puasa tindakan
rilek 5. Berikan analgetik sesuai dengan 2. Relaksasi dan
program medis retraksi dapat
mengurangi
rangsangan nyeri 
3. Sentuhan dapat
meningkatkan
rangsangan nyeri
4. Unttuk
mengistirahatkan
usus 
5. Analgesik
membantu
memblok jaras
nyeri 
Kerusakan Tujuan : 1. Jelaskan pentingnya merawat 1. Meningkatkan
intregitas kulit dapat luka pada pasien kolostomi pengetahuan
berhubungan mempertahankan 2. Observasi luka, catat karakteristik pasien tentang
dengan integritas kulit drainase kondisinya dan
pemasangan Kriteria hasil : 3. Kosongkan irigasi dan bersihkan tindakan yang
kolostomi  Iritasi berkurang kantong kolostomi secara rutin akan dilakukan
 Luka kering. 4. Kolaborasi pemberian antibiotik 2. Perdarahan pasca
operasi terjadi
selama 48 jam
pertama, dimana
infeksi dapat
terjadi
3. Menghilangkan
bakteri dan
mengurangi
resiko infeksi
4. Mengurangi
resiko infeksi
Gangguan Tujuan : 1. Catat perilaku menarik diri, 1. Dengan masalah
konsep diri/citra Menyatakan peningkatan ketergantungan, pada penilaian
diri berhubungan penerimaan diri manipulasi/tidak terlibat dalam yang dapat
dengan sesuai situasi perawatan memrlukan
perubahan 2. Berikan kesempatan pada pasien evaluasi lebih
anatomis Kriteria hasil : atau orang terdekat untuk lanjut dan terapi
 Menerima memandang atau menyentuh lebih dekat
perubahan stoma, gunakan kesempatan 2. Menyentuh stoma
kedalam konsep untuk memberikan tanda positif menyakinkan
diri tanpa harga tentang penyembuhan penampilan pasien/keluarga
diri yang negative normal dsb. Tingkatkan pasien bahwa hal itu
 Menunjukkan bahwa penerimaan memerlukan tidak mudah
penerimaan waktu, baik secara fisik dan rusak dan
dengan melihat / emosi gerakan pada
menyentuh stoma 3. Berikan kesempatan pasien stoma merupakan
dan berpartisipasi menerima kolostomi melalui peristaltic yang
dalam perawatan partisipasi perawatan diri normal
diri 4. Jadwalkan aktivitas perawatan 3. Ketergantungan
 Menyatakan dengan pasien pada perawatan
perasaan tentang diri membantu
stoma / penyakit untuk
Mulai menerima memperbaiki
situasi secara kepercayan diri
konstruktif dan penerimaan
situasi
4. Meningkatkan
rasa control dan
memberikan
pesan pada pasien
bahwa ia dapat
menangani
masalah tersebut,
meningkatkan
harga diri
Gangguan Tujuan : 1. Jelaskan perlunya pengawasan 1. Pasien lebih
istirahat tidur Kebutuhan istirahat fungsi usus dalam operasi awal dapat
berhubungan dan tidur terpenuhi. 2. Berikan system kantong adekuat, mentoleransi
dengan luka Kriteria Evaluasi : kosongkan kantong sebelum gangguan dari
insisi akibat  KIien dapat tidur tidur, bila perlu pada jadwal yang staf bila ia
tindakan tenang (6-8 jam teratur memahami alas
colostomy sehari). 3. Biarka pasien mengetahui bahwa an/pentingnya
 Tidak ada faktor stoma tidak akan cedera bila tidur perawatan
lingkungan dan 4. Dukung kelanjutan kebiasaan 2. Flatus/feses
psikologis yang ritual sebelum tidur berlebihan terjadi
mempersulit 5. Kolaborasi berikan analgesic, meski
tidur. sedative saat tidur diintervensi,
 Klien kelihatan pengosongan
segar (tidak pada jadwal
mengantuk). teratur
meminimalkan
kebocoran
3. Pasien akan
mampu
beristirahat lebih
baik bila merasa
aman tentang
kolostomi
stomanya
4. Nyeri
mempengaruhi
kemampuan
pasien untuk
jatuh/tetap tidur.
Obat yang tepat
waktu dapat
meningkatkan
istirahat/tidur
selama periode
awal pasca
operasi. Catat
jaras nyeri pada
otak ada dipusat
tidur dan dapat
memmpengaruhi
pasien menjadi
terbangun
Intoleransi Tujuan : 1. Jelaskan pentingnya 1. Gerakan
aktivitas Diharapkan pasien gerakan/aktivitas bagi pasien mengurangi
berhubungan dapat melaukan 2. Bantu dan latih pasien untuk spasme otot
dengan adanya aktivitas sesuai melakukan aktivitas/gerakan akibat bedrest
luka pasca bedah kondisinya 3. Ubah posisi secara periodic sesuai 2. Meningkatkan
di abdomen KH: kondisi pasien rasa kepercayaan
 Px mampu mika- 4. Motivasi pasien untuk tetap dan meminimal
miki tanpa melakukan latihan resiko dekubitus
bantuan 3. Perubahan posisi
 Px dapat duduk menurunkan
sendiri insiden
komplikasi kulit
4. Meningkatkan
rasa percaya diri
dan untuk
semangat sembuh
Nutrisi kurang Tujuan : 1. Jelaskan pentingnya nutrisi pada 1. Nutrisi dapat
dari kebutuhan Diharapkan nafsu pasien mempercepat
berhubungan makan pasien 2. Jelaskan makanan yang dianjurka penyembuhan
dengan asupan meningkat dan yang dipantangkan luka
nutrisi tidak KH: 3. Monitor makanan dalam porsi 2. Mencegah
adekuat  Bebas tanda sedikit tapi sering kondisi yang
malnutrisi 4. Monitor makanan-makanan yang buruk pada
 Pola makan 3 dikonsumsi pasien
kali sehari 5. Kolaborasi dengan ahli gizi 3. Menurunkan
resiko mual,
muntah
4. Mencegah
timbulnya
keracunan
makanan atau
kondisi pasien
yang buruk
5. 5.      Membantu
mengkaji
kebutuhan nutrisi
pasien dalam
perubahan
pencernaan dan
funngsi usus

Diagnosa Implementasi Evaluasi


Gangguan rasa nyaman nyeri 1. Mengkaji keluhan S : Klien mengatakan nyeri
berhubungan dengan trauma dan derajat nyeri sudah berkurang
jaringan 2. Memotivasi untuk O : Klien tampak lebih rileks
melakukan tekhnik setelah dilakukan tindakan
pengaturan nafas dan A : Masalah teratasi
mengalihkan P : Intervensi dihentikan
perhatian
3. Menghindari
sentuhan seminimal
mungkin untuk
mengurangi
rangsangan nyeri
4. Mempertahankan
puasa
5. Memberikan
analgetik sesuai
dengan program
medis

Kerusakan intregitas kulit 1. Menjelaskan S : Klien mengatakan


berhubungan dengan pentingnya merawat kulitnya sudah lebih
pemasangan kolostomi luka pada pasien membaik
kolostomi O : Kulit klien tampak
2. Mengobservasi luka, membaik
catat karakteristik A : Masalah teratasi sebagian
drainase P : Intervensi dilanjutkan
3. Mengkosongkan
irigasi dan bersihkan
kantong kolostomi
secara rutin
4. Mengkolaborasi
pemberian antibiotik
Gangguan konsep diri/citra 1. Mencatat perilaku S : Klien mengatakan belum
diri berhubungan dengan menarik diri, dapat menerima perubahan
perubahan anatomis peningkatan anatomis nya
ketergantungan, O : Klien tampak masih
manipulasi/tidak menarik diri
terlibat dalam A : Masalah belum teratasi
perawatan P : Intervensi dilanjutkan
2. Memberikan
kesempatan pada
pasien atau orang
terdekat untuk
memandang atau
menyentuh stoma,
gunakan kesempatan
untuk memberikan
tanda positif tentang
penyembuhan
penampilan normal
dsb. Tingkatkan
pasien bahwa
penerimaan
memerlukan waktu,
baik secara fisik dan
emosi
3. Memberikan
kesempatan pasien
menerima kolostomi
melalui partisipasi
perawatan diri
4. Menjadwalkan
aktivitas perawatan
dengan pasien
Gangguan istirahat tidur 1. Menjelaskan perlunya S : Klien mengatakan pola
berhubungan dengan luka pengawasan fungsi tidurnya terganggu
insisi akibat tindakan usus dalam operasi O : Klien tampak tidak
colostomy awal tenang karna pola tidurnya
2. Memberikan system terganggu akibat tindakan
kantong adekuat, colostomy
kosongkan kantong A : Masalah belum teratasi
sebelum tidur, bila P : Intervensi dilanjutkan
perlu pada jadwal
yang teratur
3. Membiarkan pasien
mengetahui bahwa
stoma tidak akan
cedera bila tidur
4. Mendukung
kelanjutan kebiasaan
ritual sebelum tidur
5. Megkolaborasi
berikan analgesic,
sedative saat tidur
Intoleransi aktivitas 1. Menjelaskan S : Klien mengatakan sudah
berhubungan dengan adanya pentingnya bisa ber aktivitas
luka pasca bedah di abdomen gerakan/aktivitas bagi O : Klien tampak sudah bisa
pasien melakukan
2. Membantu dan latih gerakan/beraktivitas
pasien untuk A : Masalah teratasi sebagian
melakukan P : Intervensi dilanjutkan
aktivitas/gerakan
3. Mengubah posisi
secara periodic sesuai
kondisi pasien
4. Memotivasi pasien
untuk tetap
melakukan latihan
Nutrisi kurang dari 1. Menjelaskan S : Klien mengatakan tidak
kebutuhan berhubungan pentingnya nutrisi mau makan
dengan asupan nutrisi tidak pada pasien O : Klien tampak
adekuat 2. Menjelaskan membutuhkan nutrisi
makanan yang A : Masalah teratasi sebagian
dianjurkan dan yang P : Intervensi dilanjutkan
dipantangkan
3. Memonitor makanan
dalam porsi sedikit
tapi sering
4. Memonitor makanan-
makanan yang
dikonsumsi
5. Mengkolaborasi
dengan ahli gizi
BAB IV

PENUTUP

 KESIMPULAN

Colostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan


antara colon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat
sementara atau menetap selamanya. (llmu Bedah, Thiodorer Schrock, MD, 1983).
Colostomy adalah sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada
dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991).
Perawatan kolostomi adalah membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar
stoma dan mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan. Tujuannya
yaitu menjaga kebersihan pasien. mencegah terjadinya infeksi, mencegah iritasi kulit
sekitar stoma, mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA

http://kumpulanmakalahilmiah.blogspot.com/2012/03/perawatan-kolostomi.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai