Anda di halaman 1dari 3

Kasus H

Perempuan, 23 tahun, kost, bekerja sebagai kasir. Klien datang ke konselor karena batuk
tidak sembuh-sembuh selama dua bulan. Menurut brosur yang dibaca klien, batuk yang
berkepanjangan merupakan gejala HIV. Klien datang untuk KTHIV karena merasa berisiko
terkait dengan kegiatan menggunakan jarum suntik bergantian pada waktu duduk di
perguruan tinggi. Klien menggunakan Napza suntik sejak tingkat 3 dan berhenti enam bulan
lalu. Klien hidup sebatang kara dan malam hari bekerja sebagai pemijat profesional untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Baru-baru ini atasan menggumumkan bahwa akan ada
pemeriksaan HIV secara langsung atau karyawan boleh periksa dipelayanan kesehatan
manapun asalkan hasilnya dilaporkan. Klien memilih melakukan pemeriksaan sendiri karena
takut hasilnya diketahui atasan dan diberhentikan.

Definisi Voluntary Counseling Test (VCT):

Proses konseling pra testing, konseling post testing, dan testing HIV secara sukarela yang
bersifat confidential dan secara lebih dini membantu orang mengetahui status HIV.
Konseling pra testing memberikan pengetahuan tentang HIV & manfaat testing, pengambilan
keputusan untuk testing, dan perencanaan atas issue HIV yang akan dihadapi. Konseling post
testing membantu seseorang untuk mengerti & menerima status (HIV+) dan merujuk pada
layanan dukungan.
Voluntary Counseling Test (VCT): Merupakan pintu masuk penting untuk pencegahan dan
perawatan HIV
Konseling HIV/AIDS “Dialog yang terjaga kerahasiaan antara konselor dan klien ".

 Konseling membantu orang mengetahui statusnya lebih dini, menekankan kepada aspek
perubahan perilaku, peningkatan kemampuan menghadapi stress, ketrampilan
pemecahan masalah.
 Konseling HIV juga menekankan pada issue HIV terkait seperti bagaimana hidup dengan
HIV, Pencegahan HIV ke pasangan, dan issue-issue HIV yang berkelanjutan.

TAHAPAN KONSELING PRE TEST

 Alasan Test
 Pengetahuan tentang HIV & manfaat testing
 Perbaikan kesalahpahaman ttg HIV / AIDS
 Penilaian pribadi resiko penularan HIV
 Informasi tentang test HIV
 Diskusi tentang kemungkinan hasil yang keluar
 Kapasitas menghadapi hasil / dampak hasil
 Kebutuhan dan dukungan potensial - rencana pengurangan resiko pribadi
 Pemahaman tentang pentingnya test ulang.
 Memberi waktu untuk mempertimbangkan.
 Pengambilan keputusan setelah diberi informasi.
 Membuat rencana tindak lanjut.
 Memfasilitasi dan penandatanganan Informed Consent

KONSELING PASCA TEST


 Dokter & konselor mengetahui hasil untuk membantu diagnosa dan dukungan lebih
lanjut.
 Hasil diberikan dalam amplop tertutup.
 Hasil disampaikan dengan jelas dan sederhana
 Beri waktu untuk bereaksi
 Cek pemahaman hasil test
 Diskusi makna hasil test
 Dampak pribadi, keluarga, sosial terhadap ODHA, kepada siapa & bagaimana
memberitahu.
 Rencana pribadi penurunan resiko
 Menangani reaksi emosional.
 Apakah segera tersedia dukungan?
 Tindak lanjut perawatan & dukungan ke layanan managemen kasus atau layanan
dukungan yang tersedia di wilayah.

Jika tes NEGATIF:

 perlu tes HIV ulang 3 bulan lagi untuk membuktikan hasil.


 perlu selalu memakai kondom kalau berhubungan sex.
 selalu ingat periksa penyakit kelamin 2 bulan sekali.
 jangan minum sembarang obat tanpa resep.

Jika tes POSITIF:

 hidup masih akan terus berjalan dan  dapat direncanakan bersama konselor dan manajer
kasus (MK).
 harus menjaga kesehatan jangan sampai sakit.
 selalu memakai kondom kalau berhubungan sex.
 jangan minum sembarang obat tanpa resep.
 akan ada dukungan dari manajemen kasus

Definisi Care Support Treatment (CST): 


Implemetasi perawatan bersifat komprehensif berkesinambungan, yaitu perawatan yang
melibatkan jaringan sumber daya dan pelayanan dukungan secara holistik dan luas untuk ODHA
maupun keluarganya dan menghubungkan antara perawatan di rumah sakit dengan perawatan
di rumah secara timbal balik sepanjang perjalanan penyakit.
Dukungan merupakan pengobatan aspek psikologis klinis dan sosial. Upaya dapat berupa
konseling pendampingan psikoterapi oleh konselor dan psikoreligi oleh pemuka agama sesuai
keyakinan ODHA.
Treatment (pengobatan) pada dasarnya mencakup aspek medis klinis, psikologis klinis, dan
sosial. Pengobatan medis meliputi:

1. Pengobatan supportif
2. Profilaksis infeksi oportunistik (IO)
3. Terapi Antiretroviral (ARV)

Siapa saja beresiko terkena HIV?


Siapapun beresiko terkena HIV, baik laki-laki dewasa, perempuan dewasa, waria, ibu rumah
tangga  maupun anak-anak. Tetapi ada beberapa golongan perilaku tidak aman yang beresiko
tinggi terkena HIV, antara lain:

 Pekerja seksual
 Laki-laki suka laki-laki
 Perempuan suka perempuan
 Pelanggan pekerja sexual
 Berganti-ganti pasangan tanpa memakai kondom
 Pengguna Napza suntik.

 Gejala-gejala HIV:

1. Penurunan berat badan


2. Berkeringat di malam hari
3. Demam ringan (kurang lebih sekitar 39 derajat Celcius)
4. Pembengkakan getah bening
5. Sakit kepala
6. Sakit tenggorokan
7. Sensitivitas kulit
8. Mual serta diare
9. Pergantian warna kuku
10. Berkeringat di malam hari
11. Infeksi atau luka genital
12. Kesemutan di tangan serta kaki
13. Kebingungan serta kehilangan memori
14. Menstruasi tidak teratur
15. Berat badan turun drastis

Anda mungkin juga menyukai