Anda di halaman 1dari 7

Halalkah Penghasilan Mantan Musisi dan Pekerja Riba yang Bertaubat?

Halalkah Penghasilan Mantan Musisi dan Pekerja Riba yang Bertaubat?

Muqodimah

Alhamdulillah, kata-kata “hijrah” sekarang menjadi familiar


dan memang mulai banyak kaum muslimin yang hijrah. Yang
sebelumnya banyak melanggar aturan agama, sekarang
menjadi lebih baik, berusaha mempelajari agama dan
mengamalkannya dengan baik.

Yang melakukan hijrah bisa jadi orang yang dahulunya


melakukan pekerjaan yang haram sehingga mendapatkan
penghasilan yang haram pula, seperti pelacur, pekerja riba,
musisi, menjual-beli barang-barang haram, dan lain-
lainnya. Sekarang muncul pertanyaan, bagaimana dengan
uang hasil pekerjaan haram yang dia dapatkan dahulu
setelah dia bertaubat sekarang? Apakah halal atau tidak?
Apakah dia harus sumbangkan dan sedekahkan semuanya?

Berikut sedikit pembahasannya:

Terkait dengan harta yang didapatkan dengan cara yang


haram, berikut rincian ringkasnya

1. Apabila didapatkan dengam cara zalim dan mengambil


hak orang lain, maka harus dikembalikan kepada yang
mempunyai hak. Misalnya, mencuri, merampas,
merampok, dan lain-lain.
2. Apabila didapatkan dengan saling ridha dan suka sama
suka, ini ada rincian:
a. Apabila dia sudah tahu itu hukumnya haram, maka
penghasilannya haram dipakai dan dimanfaatkan. Dia
wajib menyalurkan dan menyedekahkan harta
tersebut untuk kemaslahatan kaum muslimin.
b. Apabila belum tahu itu hukumnya haram (ingat:
“benar-benar tidak tahu”), maka dia boleh
memanfaatkan harta tersebut karena mendapatkan
uzur serta tidak harus menyedekahkan semuanya.
Halalkah Penghasilan Mantan Musisi dan Pekerja Riba yang Bertaubat?

Poin nomor 2b ini yang menjadi pembahasan kita. Ada


beberapa dalil yang menunjukkan bahwa penghasilan
semacam ini boleh digunakan dan tidak harus disedekahkan
semuanya.

Dahulu beberapa sahabat mendapatkan uang dan


penghasilan dengan menjual khamar dan melakukan praktek
riba jahiliyyah sebagaimana yang dilakukan oleh paman
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Transaksi ini dilakukam
dengan saling rida dan suka sama suka, lalu tatkala turun
ayat larangam khamar dan praktek riba jahiliyyah, tidak
ada perintah kepada para sahabat untuk tidak
memanfaatkan uang yang didapatkan dahulu.

Ketidaktahuan ini adalah uzur sebagaimana kaidah umum,

‫جهل المكلف بالحكم موجب للعذر‬

“Ketidaktahuan mukallaf terhadap hukum, mengharuskan


adanya uzur.”

Beberapa ulama juga berdalil dengan ayat berikut.


Allah Ta’ala berfirman,

‫اب‬
ُ ‫ص َح‬ ْ َ ‫عادَ َفأُو َلئِكَ أ‬ ‫ف َوأ َ ْم ُرهُ ِإلَى ه‬
َ ‫َّللاِ َو َم ْن‬ َ ‫ظةٌ ِم ْن َر ِب ِه فَا ْنت َ َهى فَلَهُ َما‬
َ َ‫سل‬ َ ‫فَ َم ْن َجا َءهُ َم ْو ِع‬
َ‫ار ُه ْم فِي َها خَا ِلدُون‬ِ ‫النه‬
“Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Rabb-nya, lalu terus berhenti, maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah” (QS. Al-Baqarah: 275).

Syekh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah menjelaskan ayat


ini. Beliau rahimahullah berkata,

‫فهذه اآلية الكريمة يستفاد منها حل الكسب الماضي من العمل غير المشروع إذا تاب العبد‬
‫إلى هللا ورجع عن ذلك وإن تصدقتم به أو بشيء منه احتياطا فحسن‬

“Dari ayat yang mulia ini, bisa diambil faidah mengenai


status halal harta sebelumnya yang didapatkan dengan cara
Halalkah Penghasilan Mantan Musisi dan Pekerja Riba yang Bertaubat?

yang tidak masyru’ (tidak halal) apabila seorang hamba


telah bertaubat dan rujuk dari pekerjaan haram tersebut.
Apabila dia menyedekahkannya atau sebagian
disedekahkan, maka ini lebih hati-hati dan lebih baik”
(Majmu’ Fatwa, 4: 306).

Demikian juga penjelasan dari Syaikhul Islam Ibnu


Taimiyyah rahimahullah,

‫ ومن‬،‫وما قبضه اإلنسان بعقد مختلف فيه يعتقد صحته لم يجب عليه رده في أصح القولين‬
‫ فالذي‬،‫ كثمن خمر ومهر البغي وحلوان الكاهن‬:‫كسب ماالً حرا ًما برضاء الدافع ثم تاب‬
‫ وإن علم‬،‫يتلخص من كالم أبي العباس أن القابض إذا لم يعلم التحريم ثم علم جاز له أكله‬
‫ كما نص عليه أحمد في حامل الخمر‬.‫التحريم أوالً ثم تاب فإنه يتصدق به‬

“Harta yang didapatkan oleh manusia dari akad yang


diyakini keabsahannya, maka tidak wajib baginya
mengembalikan -pendapat terkuat dari dua pendapat-. (Hal
ini) bagi mereka yang mendapatkan harta haram dengan
ridha dari yang membayar/memberikan (saling ridha)
kemudian bertaubat, seperti hasil menjual khamr, hasil
berzina, atau hasil perdukunan. Disimpulkan dari
perkataan Abul Abbas bahwa orang yang mendapatkan
harta tersebut, apabila tidak tahu sebelumnya lalu
bertaubat, maka boleh memakan hasilnya (memanfaatkan
harta tersebut). Apabila dia tahu bahwa itu pekerjaan
haram di awal lalu bertaubat, maka dia harus
menyedekahkannya, sebagaimana ditegaskan oleh Imam
Ahmad terkait kurir khamr.” (Al-Mustadrak ‘Ala Majmu’
Fatawa, 4: 77).

Hal ini juga sesuai dengan kemudahan dalam syariat. Karena


apabila seseorang tahu cara taubatnya dengan
menyedekahkan semua harta, padahal dia mendapat uzur
karena tidak tahu, bisa jadi dia akan menunda-nunda taubat
karena dia masih butuh harta tersebut.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menjelaskan,

‫ والخروج عما يحبه من األبضاع إلى غير ذلك‬، ‫وأُمر برد جميع ما اكتسبه من األموال‬
‫ وكان الكفر حينئذ أحب إليه من ذلك اإلسالم الذي كان عليه‬، ‫صارت التوبة في حقه عذابا‬
Halalkah Penghasilan Mantan Musisi dan Pekerja Riba yang Bertaubat?

“Perintah mengembalikan semua harta yang dia dapatkan


dan keluar dari keadaan tersebut (zona nyaman), maka
akan menjadikan taubat adalah azab baginya. Bisa jadi
kekafiran ini lebih ia sukai daripada Islam dengan keadaan
tersebut.” (Majmu’ Al-Fatawa, 22: 21)

Setelah bertaubat hendaknya tunaikan zakat pembersih


harta yang terlupakan dan perbanyak sedekah.

Apabila telah bertaubat dengan keadaan ini, hendaknya


taubat diikuti dengan memperbaiki diri dan mengiringi
(membalas) perbuatan buruk dengan perbuatan baik.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫س ٍن‬ ٍ ُ‫اس بِ ُخل‬


َ ‫ق َح‬ َ ‫ق النه‬ َ ‫سيِئَةَ ْال َح‬
ِ ‫ َوخَا ِل‬،‫سنَةَ ت َْم ُح َها‬ ‫ َوأَتْبِعِ ال ه‬، َ‫ق هللاَ َح ْيث ُ َما ُك ْنت‬
ِ ‫اِت ه‬
“Bertakwalah kepada Allah di mana saja Engkau berada dan
iringilah sesuatu perbuatan dosa (kesalahan) dengan
kebaikan, pasti akan menghapuskannya dan bergaullah
sesama manusia dengan akhlak yang baik.” (HR
Tirmidzi, Shahih at-Targhib no. 3139)

Perbuatan baik akan menghapus perbuatan yang buruk di


masa lalu. Allah Ta’ala berfirman,

‫ت‬ ‫ت يُ ْذ ِهبْنَ ال ه‬
ِ ‫سيِئ َا‬ َ ‫إِ هن ْال َح‬
ِ ‫سنَا‬

“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu


menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang
buruk.” (QS. Huud: 114)

Karena ini terkait dengan harta, hendaknya bayarkan zakat-


zakat terdahulu yang lalai ditunaikan karena zakat akan
menjadi pembersih harta. Allah Ta’ala berfirman,
Halalkah Penghasilan Mantan Musisi dan Pekerja Riba yang Bertaubat?

َ ‫ُخ ْذ ِم ْن أ َ ْم َوا ِل ِه ْم‬


َ ُ ‫صدَقَةً ت‬
‫ط ِه ُر ُه ْم َوتُزَ ِكي ِه ْم بِ َها‬

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat


itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka.” (QS. At-
Taubah: 103)

Tidak lupa memperbanyak sedekah terutama sedekah


sembunyi-sembunyi karena bisa meredam murka Allah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

.‫ب‬
ِ ‫الر‬
‫ب ه‬ َ ‫ض‬ َ ‫ئ‬
َ ‫غ‬ ْ ُ ‫صدَقَةُ ال ِس ِر ت‬
ُ ‫ط ِف‬ َ
“Sedekah secara sembunyi-sembunyi itu meredamkan
kemurkaan Rabb (Allah).” (HR. Ath-Thabrani)

Semoga dengan sedekah tesebut bisa menjaga kita dari api


neraka atas dosa-dosa yang kita lakukan di masa lalu.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

َ ‫ِق ت َْم َرةٍ فَ َم ْن لَ ْم يَ ِج ْد فَ ِب َك ِل َم ٍة‬


‫ط ِيبَ ٍة‬ ِ ‫ار َولَ ْو ِبش‬
َ ‫فَاتهقُوا النه‬
“Jagalah diri kalian dari neraka meskipun hanya dengan
sedekah setengah biji kurma. Barangsiapa yang tidak
mendapatkannya, maka ucapkanlah perkataan yang baik.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Ibnul Qayyim Rahimahullah menjelaskan bahwa sedekah


dari ahli maksiat sekalipun bisa mencegah bala’, apalagi
seorang muslim yang sudah bertaubat.
Beliau rahimahullah menjelaskan,

‫ بل من‬،‫ ولو كانت من فاجر أو من ظالم‬،‫“إن للصدقة تأثيرا عجيبا في دفع أنواع البالء‬
‫ وهذا أمر معلوم عند الناس خاصتهم‬،‫ فإن هللا تعالى يدفع بها عنه أنواعا من البالء‬،‫كافر‬
”‫جربوه‬
‫ وأهل األرض كلهم مقرون به؛ ألنهم ه‬،‫وعامتهم‬

“Sedekah memiliki pengaruh yang ajaib dalam mencegah


berbagai bala’, walaupun sedekah dari seorang fajir (ahli
maksiat) atau zalim bahkan dari orang kafir. Karena Allah
mencegah dengan sedekah berbagai bala’. Hal ini telah
Halalkah Penghasilan Mantan Musisi dan Pekerja Riba yang Bertaubat?

diketahui oleh manusia, baik yang awam ataupun tidak.


Penduduk bumi mengakui hal ini karena mereka telah
membuktikannya.” (Al-Waabilus Shayyib hal. 49, Darul
Kitab Al-‘Iraqi).

Demikian, semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai