Sidang Bobby
Sidang Bobby
BAB II
SKRIPSI Gambaran Umum Penelitian
Gambaran umum obyek penelitian.
BAB IV Penutup
Kesimpulan dan saran.
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Pancasila telah menjadi ideologi
Permasalahan 1. nasional berdasarkan konsensus
Terdiri dari pelbagai sebab
nasional
yang berhubungan dengan
topik penelitian.
Konfigurasi Ideologi
Stereotip Ideologi
Politik Pasca-Orde
Anti-Pancasila
Baru
13
BAB III
ANALISIS DAN TEMUAN DATA
03
Temuan dan Analisis Data
Rangkuman teks pidato Joko Widodo 1 Juni 2017
Intertekstualitas/Praktik Diskursif/Konteks:
1. Narasumber: Menteri, UKP-PIP, dan Kelompok Islam moderat.
2. Memperkuat posisi pemerintah, dan demi klaim siapa yang paling pancasilais.
Praksis Sosio-Politik:
1. Radikalisme dan fenomena terorisme
2. Sikap politik pemilik Kompas – kelompok katolik
Wacana ideologi Anti-Pancasila dalam babak Pembubaran HTI dan Penerbitan Perppu Ormas
Intertekstualitas/Praktik Diskursif/Konteks:
1. Narasumber: Oposisi pemerintah sekaligus kelompok islam - FPI, DSKS, DDII, PP Muhammadiyah, PAN.
2. Berkaitan dengan hasil Pilgub Jakarta 2017.
Praksis Sosio-Politik:
1. Kebangkitan populisme islam
2. Ideologi media Republika dan faktor Erick Thohir.
Wacana ideologi Anti-Pancasila dalam babak Kontroversi RUU HIP
Intertekstualitas/Praktik Diskursif/Konteks:
1. Pengurangan porsi pemberitaan
2. Narasumber: kekuatan islam fundamentalis maupun moderat, NU dan PKS, penanda militer, serta
pemerintah yang direpresentasikan oleh Joko Widodo dan Mahfud MD.
Praksis Sosio-Politik:
1. Konflik berkepanjangan antara kelompok islam dengan kelompok komunis di masa lalu.
2. Pola jurnalisme Kompas – menjaga hubungan baik dengan politisi.
Wacana ideologi Anti-Pancasila dalam babak Kontroversi RUU HIP
Intertekstualitas/Praktik Diskursif/Konteks:
1. Narasumber: MUI, PP Muhammadiyah, penanda militer, pemerintah,aktor partai PDIP
2. Perdebatan intelektual atas komunisme dan proyek politik
Praksis Sosio-Politik:
1. Sejarah perseteruan kelompok komunis, kelompok islam, dan militer.
2. Ideologi Republika dan faktor pebisnis muslim.
Hegemoni negara melalui media: Faktor ekonomi politik Media dalam
produksi wacana Ideologi Anti-Pancasila
Penguasa menanamkan
Penguasa mendistribusikan ideologinya untuk melakukan
ideologinya kepada masyarakat hegemoni dan menciptakan
melalui jalan civil society, salah common sense atau nalar
satunya adalah media massa, awam secara terselubung dan
sebagai kelompok kapitalis tidak disadari, misalnya
yang berperan dalam hegemoni. dalam melangengkan stigma
komunisme di masyarakat.
Kesimpulan
Konstruksi Pancasila di era kepemimpinan
Joko Widodo telah mengalami peralihan atas Aktor-aktor yang berperan dalam
eksistensi Pancasila terhadap permasalahan pewacanaan Ideologi Anti-Pancasila ini
yang lebih ideologis dan politis daripada meliputi kelompok islam fundamentalis dan
ekonomis dan praktis—yang muncul dalam moderat, pemerintah, partai politik,
wujud wacana dan dipertentangkan dengan kelompok-kelompok dari masyarakat sipil,
TUP
keduanya memiliki posisi politik yang berbeda— memenangkan kontestasi belaka, namun
mendukung dan menentang penerbitan perppu menjadi pertarungan ideologis untuk
Ormas. Begitu pun dengan babak kontroversi RUU mewujudkan konsensus politik pada
HIP, keduanya berbeda dalam menampilkan masyarakat. Hegemoni negara yang dibantu
pertarungan antar-aktor. Perbedaan wacana media massa memungkinkan negara
tersebut dikarenakan pelbagai faktor: faktor menguasai arena pertarungan dengan
ideologi media, pola jurnalisme media, dan sikap memanfaatkan instrumen-instrumen yang
politik pemilik media. ada.
Thank You
For your attention.
NAWA CITA
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga
negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara
Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 2. Membuat
pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya,
dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi dengan
melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan. 3. Membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Menolak
negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya. 5.Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan
dengan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan
"Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah
kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019. 6. Meningkatkan
produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama
bangsa-bangsa Asia lainnya. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional
dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan,
seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan
budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia. 9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.