Anda di halaman 1dari 25

Konstruksi Pancasila Sebagai

Instrumen Hegemoni Negara


Melalui Wacana Ideologi
Anti-Pancasila Era
Kepemimpinan Joko Widodo
(Analisis Wacana Kritis pada
Berita Media Digital Indonesia)
Oleh: Bobby Tanaya Gunawan
Pembimbing: Prof. H. Kacung Marijan, Drs. MA., P.hD.
BAB I Pendahuluan
Latar belakang permasalahan, Rumusan Masalah, Tujuan
penelitian, Kerangka konseptual, Diskusi teoritik, dan
Metodologi Penelitian.

BAB II
SKRIPSI Gambaran Umum Penelitian
Gambaran umum obyek penelitian.

BAB III Temuan dan Analisis Data


Temuan data, Analisis data, dan Interpretasi teoritik..

BAB IV Penutup
Kesimpulan dan saran.
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Pancasila telah menjadi ideologi
Permasalahan 1. nasional berdasarkan konsensus
Terdiri dari pelbagai sebab
nasional
yang berhubungan dengan
topik penelitian.

Peralihan makna dan eksistensi


2. Pancasila dari era ke era

Liberalisasi politik pasca-orde baru


3.

Kemunculan tipologi Anti-Pancasila


4.
Latar Belakang
Upaya pemerintahan Joko Widodo
Permasalahan
5. dalam mengembalikan eksistensi
Terdiri dari pelbagai sebab
yang berhubungan dengan Pancasila
topik penelitian.

Kebebasan pers dan peningkatan


6. konsumsi berita media digital

Distribusi Wacana Ideologi Anti-


7. Pancasila dalam berita media daring
2
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana wacana
ideologi anti-Pancasila
1
diartikulasikan oleh
Kompas.com dan 3
Apa konstruksi Republika.co.id melalui
Pancasila yang pemberitaan?
diproduksi oleh Siapa sajakah aktor-
Pemerintahan Joko aktor yang terlibat
Widodo melalui dalam pertarungan
wacana ideologi anti- politik atas pewacanaan
Pancasila dalam teks ideologi anti-Pancasila?
pidato 1 Juni 2017?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui konstruksi Pancasila yang diartikulasikan
oleh Pemerintahan Joko Widodo melalui wacana ideologi anti-
Pancasila dalam teks pidato 1 Juni 2017

Untuk mengetahui bagaimana Kompas.com dan


Republika.co.id mewacanakan ideologi anti-
Pancasila dalam berita-beritanya

Untuk memahami Konstelasi aktor-aktor yang terlibat


dalam pewacanaan ideologi anti-Pancasila
Kerangka Konseptual
Aparatus Ideologi negara Kritis
ISA berfungsi membantu Tradisi berfikir kritis yang berguna
menjelaskan penulis perihal untuk mengkaji realitas politik
bagaimana media digunakan karena mempertimbangkan subyek-
sebagai alat untuk menanamkan subyek.
ideologi kelas penguasa

Ideologi Analisis Wacana Kritis

Sistem kepercayaan dan orientasi Analisis yang secara kritis hendak


yang memiliki nilai-nilai tertentu menghubungkan antara teks yang
yang terorganisir dan mengantarkan mikro dengan praksis sosial-politik
kepada suatu sistem yang koheren yang lebih makro, juga berfungsi
dan dikehendaki. mencairkan ideologi dalam bahasa.
Diskusi Teoritik: Hegemoni Budaya Antonio Gramsci
Penolakan determinasi Marx, dan meyakini bahwa
transformasi sosial masyarakat modern dapat dilakukan
melalui kekuatan civil society--bukan hanya kelas buruh,
namun juga kelas sosial yang beridentitas lain.

Hegemoni tidak lagi dilakukan secara represif,


melainkan secara ideologis lewat kesepakatan antar
kelas, kelas yang berkuasa dan dikuasai.

Hegemoni hanya dapat dilakukan dengan jalan


intelektual, pemimpin kelas yang berkuasa
mempertahankan kekuasaannya melalui sekolah,
media, tempat peribadatan, dan institusi-institusi lain.

Tujuan dari hegemoni adalah penerimaan publik


dan legitimasi dengan cara membangun common
sense
Metode Analisis Wacana Kritis – Norman Fairclough
01 Bermaksud 03
Mencairkan ideologi
menghubungkan yang membeku
teks berskala dalam bahasa
Berusaha 04 Menggunakan
mikro dengan 02
mengaitkan wacana pendekatan kritis
praksis sosial-
sebagai praktik untuk mengulas
politik yang
kekuasaan pertarungan
makro melalui
kepentingan antar-
kontekstualitas.
aktor dalam
pewacanaan

3 Dimensi Analisis Wacana Kritis - Norman Fairclough

Teks Konteks Praksis Sosial-Politik


(Mikro) (Meso) (Makro)
— Obyek Penelitian

1. Teks pidato kenegaraan Joko Widodo pada peringatan hari kelahiran


Pancasila 1 Juni 2017 (Via Kompas.com dan video Youtube Kompas TV)
2. Berita –berita Kompas.com yang memuat wacana ideologi
Anti-Pancasila
3. Berita –berita Republika.co.id yang memuat wacana ideologi
Anti-Pancasila
BAB II
GAMBARAN UMUM PENELITIAN
Gambaran Umum penelitian
Ideologi Pancasila

Konfigurasi Ideologi
Stereotip Ideologi
Politik Pasca-Orde
Anti-Pancasila
Baru

Media Pewacanaan Agenda Besar


Ideologi Anti- Pemerintahan
Pancasila Joko Widodo

13
BAB III
ANALISIS DAN TEMUAN DATA
03
Temuan dan Analisis Data
Rangkuman teks pidato Joko Widodo 1 Juni 2017

Salam pembukaan, menyapa seluruh masyarakat Indonesia, pujian


Pembuka terhadap Tuhan, penjelasan singkat tentang sejarah Pancasila, dan
penjelasan singkat tentang makna bangsa Indonesia.

Peringatan soal ujian dan tantangan kebhinekaan yaitu pengusungan


Isi bagian 1
ideologi lain selain Pancasila yaitu radikalisme, pemberian solusi atas
permasalahan tersebut, komitmen pemerintah untuk menjaga Pancasila.

Isi bagian 2 Peringatan untuk tetap sesuai dengan Pancasila, kewaspadaan


terhadap paham yang tidak sesuai dengan Pancasila dan anti-NKRI,
larangan gerakan komunisme.

Penutup Peringatan kembali untuk menjaga kedamaian dengan toleransi,


Jargon “saya Indonesia saya Pancasila”, dan ucapan terima kasih.
Narasi 1 :
Tantangan Kebhinekaan dan pengusungan ideologi
selain Pancasila: Pancasila versus Radikalisme Agama
Narasi 2 :
Wacana Pancasila sebagai Ideologi tunggal: Larangan paham
ideologi Komunisme
Anti-
Pancasila Hasil Pembacaan:
dalam 1. Pemerintahan Joko Widodo menafsirkan Pancasila
identik dengan keberagaman, persatuan, kedamaian,
Pidato toleransi, gotong-royong.
Joko 2. Pemerintahan Joko Widodo hendak mengklasifikasikan
apa yang dimaksud ‘ideologi Anti-Pancasila’/yang
Widodo 1 bertentangan dengan Pancasila menjadi dua: Radikalisme
Juni 2017 Islam dan Komunisme.
3. Terdapat peralihan makna atas Pancasila antara unsur
yang ada dalam teks pidato dengan teks Nawa Cita
seklaigus teks Revolusi mental
16
Pemetaan Kemunculan Wacana Ideologi Anti-Pancasila
pada berita Media Kompas.com dan Republika.co.id

Wacana Ideologi Anti-Pancasila pada Wacana Ideologi Anti-Pancasila pada


Kompas.com dalam Pembubaran HTI Republika.co.id dalam Pembubaran
dan PenerbitanPerppu Ormas 1 2 HTI dan PenerbitanPerppu Ormas

Wacana Ideologi Anti-Pancasila pada Wacana Ideologi Anti-Pancasila pada


Kompas.com dalam Kontroversi
33 4
Republika.co.id dalam Kontroversi
RUU HIP RUU HIP
Wacana ideologi Anti-Pancasila dalam babak Pembubaran HTI dan Penerbitan Perppu Ormas

Kompas.com (19 Juli-9 Agustus 2017)


Teks:
1. Narasi penertiban atas ancaman radikalisme islam
2. Perppu Ormas dan pembubaran HTI dikonstruksikan sebagai langkah yang tepat dan mengaitkan dengan
kewaspadaan nasional atas fenomena terorisme di dunia.

Intertekstualitas/Praktik Diskursif/Konteks:
1. Narasumber: Menteri, UKP-PIP, dan Kelompok Islam moderat.
2. Memperkuat posisi pemerintah, dan demi klaim siapa yang paling pancasilais.

Praksis Sosio-Politik:
1. Radikalisme dan fenomena terorisme
2. Sikap politik pemilik Kompas – kelompok katolik
Wacana ideologi Anti-Pancasila dalam babak Pembubaran HTI dan Penerbitan Perppu Ormas

Republika.co.id (14Juli-27 Oktober 2017)


Teks:
1. Narasi tafsir tunggal Pancasila dari pemerintah dan kemunduran demokrasi
2. Republika.co.id mengonstruksikan bahwa pembubaran HTI dan penerbitan Perppu Ormas hanyalah dalih
untuk menyingkirkan lawan politik yang kritis. Selain itu, pemerintah juga dianggap anti-demokrasi dan
otoriter.

Intertekstualitas/Praktik Diskursif/Konteks:
1. Narasumber: Oposisi pemerintah sekaligus kelompok islam - FPI, DSKS, DDII, PP Muhammadiyah, PAN.
2. Berkaitan dengan hasil Pilgub Jakarta 2017.

Praksis Sosio-Politik:
1. Kebangkitan populisme islam
2. Ideologi media Republika dan faktor Erick Thohir.
Wacana ideologi Anti-Pancasila dalam babak Kontroversi RUU HIP

Kompas.com (14 Juni – 16 Juli 2020)


Teks:
1. Narasi Penyangkalan pemerintah dan narasi pertentangan Pancasila versus komunisme
2. Konstruksi atas tidak terlibatnya pemerintah dalam pengusulan RUU HIP, dan glorifikasi Pancasila melalui
produk hukum pelarangan komunisme. Selain itu, pemerintah juga tidak sepakat pada isi RUU HIP.

Intertekstualitas/Praktik Diskursif/Konteks:
1. Pengurangan porsi pemberitaan
2. Narasumber: kekuatan islam fundamentalis maupun moderat, NU dan PKS, penanda militer, serta
pemerintah yang direpresentasikan oleh Joko Widodo dan Mahfud MD.

Praksis Sosio-Politik:
1. Konflik berkepanjangan antara kelompok islam dengan kelompok komunis di masa lalu.
2. Pola jurnalisme Kompas – menjaga hubungan baik dengan politisi.
Wacana ideologi Anti-Pancasila dalam babak Kontroversi RUU HIP

Republika.co.id (12 Juni – 10 Juli 2020)


Teks:
1. Narasi Penciptaan kekacauan dan Kebangkitan PKI
2. Konstruksi kebangkitan PKI melalui konsep ekasila dan trisila.
3. Menyudutkan PDIP sebagai sumber dari perbdebatan publik yang terjadi.

Intertekstualitas/Praktik Diskursif/Konteks:
1. Narasumber: MUI, PP Muhammadiyah, penanda militer, pemerintah,aktor partai PDIP
2. Perdebatan intelektual atas komunisme dan proyek politik

Praksis Sosio-Politik:
1. Sejarah perseteruan kelompok komunis, kelompok islam, dan militer.
2. Ideologi Republika dan faktor pebisnis muslim.
Hegemoni negara melalui media: Faktor ekonomi politik Media dalam
produksi wacana Ideologi Anti-Pancasila

Dalam pewacanaan media, Upaya hegemoni melalui


penguasa memanfaatkan media pewacanaan media massa, ada
. kelompok subordinat yang
untuk melakukan konsensus
secara intelektual. Media yang disingkirkan dan dibunuh
dimaksud adalah yang karakternya. Sebagai contohnya
mewacanakan ideologi Anti- adalah kelompok islam dalam
Pancasila dari Pemerintah secara pewacanaan radikalisme islam
konsisten dan berpihak dan kelompok nasionalis dalam
terhadapnya. pewacanaan komunisme.

Penguasa menanamkan
Penguasa mendistribusikan ideologinya untuk melakukan
ideologinya kepada masyarakat hegemoni dan menciptakan
melalui jalan civil society, salah common sense atau nalar
satunya adalah media massa, awam secara terselubung dan
sebagai kelompok kapitalis tidak disadari, misalnya
yang berperan dalam hegemoni. dalam melangengkan stigma
komunisme di masyarakat.
Kesimpulan
Konstruksi Pancasila di era kepemimpinan
Joko Widodo telah mengalami peralihan atas Aktor-aktor yang berperan dalam
eksistensi Pancasila terhadap permasalahan pewacanaan Ideologi Anti-Pancasila ini
yang lebih ideologis dan politis daripada meliputi kelompok islam fundamentalis dan
ekonomis dan praktis—yang muncul dalam moderat, pemerintah, partai politik,
wujud wacana dan dipertentangkan dengan kelompok-kelompok dari masyarakat sipil,

BAB IV ideologi-ideologi besar, yaitu radikalisme islam


dan komunisme.
kelompok militer, hingga pemilik media.

Pewacanaan Ideologi Anti-Pancasila oleh media

PENU- massa daring Kompas.com dan Republika.co.id


memiliki perbedaan yang jelas; dalam babak
pembubatran HTI dan penerbitan perppu Ormas,
Pewacanaan ideologi Anti-Pancasila telah
melampaui pertarungan politik untuk

TUP
keduanya memiliki posisi politik yang berbeda— memenangkan kontestasi belaka, namun
mendukung dan menentang penerbitan perppu menjadi pertarungan ideologis untuk
Ormas. Begitu pun dengan babak kontroversi RUU mewujudkan konsensus politik pada
HIP, keduanya berbeda dalam menampilkan masyarakat. Hegemoni negara yang dibantu
pertarungan antar-aktor. Perbedaan wacana media massa memungkinkan negara
tersebut dikarenakan pelbagai faktor: faktor menguasai arena pertarungan dengan
ideologi media, pola jurnalisme media, dan sikap memanfaatkan instrumen-instrumen yang
politik pemilik media. ada.
Thank You
For your attention.
NAWA CITA
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga
negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara
Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 2. Membuat
pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya,
dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi dengan
melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan. 3. Membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Menolak
negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya. 5.Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan
dengan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan
"Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah
kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019. 6. Meningkatkan
produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama
bangsa-bangsa Asia lainnya. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional
dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan,
seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan
budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia. 9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.

Anda mungkin juga menyukai