Anda di halaman 1dari 48

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI .................................................................. 2
SURAT KEPUTUSAN DEKAN NOMOR: 213/SK/FH/III/2018 .. 3

LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN I : PETUNJUK PENULISAN SKRIPSI 4
BAB I : KETENTUAN UMUM ............................................... 4
BAB II : USULAN PENULISAN SKRIPSI ................................ 5
BAB III : BIMBINGAN SKRIPSI ............................................. 5
BAB IV : SEMINAR PROPOSAL ............................................... 6
BAB V : TENGGANG WAKTU PENULISAN SKRIPSI .............. 7
BAB VI : UJIAN SKRIPSI ................................................ 7
BAB VII : BIAYA ADMINISTRASI ........................................... 10
BAB VIII : JURNAL SKRIPSI 11

LAMPIRAN II : PROPOSAL PENULISAN 11


LAMPIRAN III : NASKAH SKRIPSI 18
LAMPIRAN IV : TATA CARA PENULISAN SKRIPSI 21
LAMPIRAN V : TATA CARA PENULISAN JURNAL SKRIPSI 36

ii
KATA PENGANTAR

Skripsi merupakan salah satu Mata Kuliah Wajib yang harus ditempuh oleh
Mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Skripsi
merupakan salah satu syarat kelulusan yang ditetapkan di Fakultas Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, disamping syarat-syarat kelulusan lainnya.
Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan seluruh kemampuan akademik yang
dimilikinya di dalam penulisan skripsi. Sebagai karya ilmiah, penulisan skripsi
harus disusun melalui kajian ilmiah yang objektif dan mendalam dengan
menggunakan metode-metode ilmiah yang sesuai dengan karakteristik ilmu
hukum. Selain menggunakan metode ilmiah, skripsi juga harus disusun/ditulis
sesuai dengan kaidah dan standar penulisan yang baku. Kaidah dan standar
penulisan skripsi yang baku tersebut merupakan representasi karya ilmiah
Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, sehingga skripsi tersebut
menjadi ciri khas yang mudah dikenali jika dibandingkan dengan karya ilmiah
Universitas lainnya.
Untuk mewujudkan penulisan skripsi yang seragam dan baku, maka perlu
diterbitkan Petunjuk Penulisan Skripsi yang berfungsi sebagai acuan dan
bimbingan bagi mahasiswa di dalam penulisan skripsi. Sebagai sebuah petunjuk,
maka ketentuan yang ada di dalamnya merupakan kewajiban yang harus ditaati
oleh seluruh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
yang sedang menyusun skripsi.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, bila ada saran dan kritik guna
perbaikan dan penyempurnaan petunjuk ini diucapkan banyak terima kasih.
Semoga petunjuk ini bermanfaat untuk semua pihak.

Surabaya, 14 Maret 2018


Dekan Fakultas Hukum

Dr. Slamet Suhartono, S.H., M.H.

iii
SURAT KEPUTUSAN
Nomor: 213/SK/FH/III/2018
TENTANG
PETUNJUK PENULISAN SKRIPSI

DEKAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS


17 AGUSTUS 1945 SURABAYA,
Menimbang : a. bahwa skripsi merupakan salah satu persyaratan lulus
di Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya dan merupakan deskripsi saintifik hasil
penelitian yang harus ditulis dengan kaidah penulisan
karya tulis ilmiah;
b. bahwa penulisan skripsi di Fakultas Hukum Universitas
17 Agustus 1945 Surabaya harus mempunyai pedoman
penulisan yang baku mengenai teknik penulisan dan
kerangka skripsi yang wajib diikuti oleh mahasiswa,
sehingga tercipta keseragaman dalam penulisan skripsi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Surat Keputusan tentang Petunjuk Penulisan Skripsi;

Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran NegaraRepublik
Indonesia, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4279);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5336);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 115);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 71);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 16);
6. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Lembaran

1
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 24);
7. Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Perguruan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa;
8. Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi;
9. Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
0325/U/2004 tentang Kurikulum Yang Berlaku Secara
Nasional Program Sarjana Ilmu Hukum;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
73 tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 831);
11. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1952);
12. Statuta Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya;
13. Rencana Strategis Universitas 17 Agustus1945 Surabaya
14. Surat Keputusan Rektor Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya, Nomor 166/SK/R/VIII/2014 tentang
Pedoman Administrasi Akademik Program Sarjana Ilmu
Hukum Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya;
15. Surat Keputusan Rektor Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya, Nomor 479/SK/R/XII/2017 tentang Membuat
Artikel Makalah Skripsi/ Tugas Akhir Dan Bebas Plagiasi
Bagi Mahasiswa Program Sarjana (S1) Yang Akan
Menyelesaikan Studi;
16. Surat Keputusan Rektor Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya, Nomor 009/SK/R/I/2018 Tentang Penetapan
Pembuatan Skripsi, tesis dan Desertasi Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya;
17. Surat Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya Nomor 376/FH/SK/VI/2014
tentang Pelaksanaan Kurikulum Program Sarjana
Hukum Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya;

Memperhatikan : Rapat Pimpinan Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus


1945 Surabaya, yang membahas Petunjuk Penulisan
Skripsi di Program Studi Starata I Fakultas Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

2
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
Pertama : Petunjuk Penulisan Skripsi pada Fakultas Hukum Universitas
17 Agustus 1945 Surabaya sebagaimana tercantum pada
Lampiran I, II, III, IV, dan V sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dengan Surat Keputusan ini;
Kedua : Petunjuk Pelaksanaan Penulisan Skripsi sebagaimana
dimaksud dalam diktum pertama, berlaku bagi semua
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya sejak tanggal ditetapkan;
Ketiga : Dengan berlakunya Surat Keputusan ini, maka Surat
Keputusan Nomor 132/FH/SK-Ak/X/2010 dinyatakan dicabut
dan tidak berlaku;
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat
kesalahan dalam penetapannya, maka akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya keberlakuan.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal : 14 Maret 2018

Dekan Fakultas Hukum,

Dr. Slamet Suhartono, S.H., M.H.

Tembusan Kepada Yth,


1. Ketua YPTA Surabaya
2. Rektor Untag Surabaya
3. Arsip

3
Lampiran I : Surat Keputusan Nomor: 213 /SK/FH/III/2018 tentang Petunjuk
Penulisan Skripsi

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Surat Keputusan ini yang dimaksud dengan:
1. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang berupa paparan hasil penelitian yang
membahas dan menganalisis suatu masalah dalam bidang Ilmu Hukum
dengan menggunakan kaidah-kaidah hukum, yang disusun oleh Mahasiswa
berdasarkan hasil penelitian serta didukung oleh data dan/atau bahan hukum
di bawah pengarahan Dosen.
2. Ketua Program Studi, yang sselanjutnya disebut Kaprodi adalah Ketua Program
Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum.
3. Dosen adalah Dosen Pembimbing skripsi yang mengarahkan dan membina
secara akademik terhadap penulisan skripsi mahasiswa, dan dapat dibantu
oleh Dosen lainnya dengan memperhatikan peraturan yang berlaku.
4. Mahasiswa adalah mahasiswa yang memprogram mata kuliah Skripsi dalam
Kartu Rencana Studi di bawah bimbingan Dosen, sesuai dengan persetujuan
yang telah diberikan Dekan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku.
5. Bimbingan Skripsi adalah proses penulisan skripsi Mahasiswa di bawah
bimbingan Dosen, yang dimulai sejak Mahasiswa memperoleh Surat Tugas
tentang penunjukkan Dosen sampai dengan persetujuan Dosen bahwa
penulisan skripsi dapat diuji.

Pasal 2
Tahapan penulisan skripsi meliputi :
a. pengarahan;
b. pendaftaran;
c. penyusunan proposal;
d. seminar proposal;
e. penulisan skripsi;
f. penulisan jurnal;
g. uji plagiarisme jurnal; dan
h. ujian skripsi.

Pasal 3
(1) Pengarahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a dilaksanakan untuk
memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang:
a. persyaratan pengajuan judul;
b. persyaratan seminar proposal;
c. persyaratan ujian skripsi; dan
d. teknis penulisan skripsi.
(2) Pengarahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada tanggal
yang ditetapkan kaprodi sesuai dengan kalender akademik.

4
BAB II
USULAN PENULISAN SKRIPSI

Pasal 4
(1) Mahasiswa yang akan melakukan penulisan skripsi wajib mengajukan usulan
judul dan permasalahan kepada Kaprodi.
(2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disertai lampiran:
a. keterangan nilai atau perkembangan studi dari Biro Akademik yang
menerangkan telah lulus mata kuliah Metode Penulisan Hukum (MPH)
dengan nilai minimal C dan nilai mata kuliah dasar yang bidangnya menjadi
objek penulisan skripsi dengan nilai minimal B;
b. fotocopy Kartu Rencana Studi yang memuat program Mata Kuliah Skripsi;
c. bukti pembayaran SPP bulan terakhir pada saat mengajukan judul skripsi;
dan
d. voucher pembayaran pengusulan penulisan skripsi yang telah dibayarkan
kepada Bank yang ditunjuk.
e. Formulir seminar proposal yang telah disetujui oleh dosen pembimbing
akademik dan kaprodi

Pasal 5
Kaprodi dapat memberikan persetujuan atau menolak terhadap usulan Judul dan
permasalahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, setelah mempertimbangkan:
a. relevansi keilmuan di bidang hukum;
b. kebaruan materi permasalahan;
c. orsinalitas permasalahan yang akan ditulis; dan
d. tingkat kejenuhan permasalahan dikaitkan dengan materi penulisan skripsi
Mahasiswa yang telah ada.

BAB III
BIMBINGAN SKRIPSI

Pasal 6
(1) Mahasiswa yang telah memperoleh persetujuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5, dapat memilih seorang dosen untuk diusulkan sebagai dosen
pembimbing skripsi.
(2) Atas dasar usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dekan menerbitkan
Surat Tugas dosen pembimbing skripsi dengan memperhatikan beban,
kualifikasi dan kompetensi dosen yang bersangkutan.

Pasal 7
(1) Bimbingan skripsi dimulai setelah Surat Tugas sebagai dosen pembimbing
ditetapkan oleh Dekan.
(2) Waktu dan tempat bimbingan skripsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dapat dilaksanakan sesuai dengan jadual yang disepakati bersama antara
dosen dan mahasiswa.

5
Pasal 8
(1) Bimbingan skripsi wajib dilakukan secara terjadual sekurang-kurangnya 1
(satu) kali dalam 2 (dua) minggu atau 8 (delapan kali dalam 1 (satu) semester.
(2) Kaprodi dapat menolak mahasiswa untuk mengikuti ujian skripsi apabila tidak
memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud ayat (1)
(3) Bimbingan skripsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dicatat dalam berita
acara bimbingan skripsi yang ditandatangani oleh Dosen Pembimbing.

Pasal 9
(1) Kaprodi dapat melakukan penggantian dosen pembimbing berdasarkan alasan-
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Inisiatif penggantian Dosen Pembimbing sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berasal dari Kaprodi atau mahasiswa.
(3) Dalam hal inisatif penggantian Dosen Pembimbing berasal Mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka mahasiswa wajib melampirkan:
a. surat tugas dosen pembimbing yang diganti;
b. persetujuan dosen pembimbing yang diganti; dan
c. persetujuan calon dosen pembimbing pengganti.

BAB IV
SEMINAR PROPOSAL

Pasal 10
(1) Seminar proposal dilaksanakan setelah mahasiswa melakukan bimbingan
proposal skripsi yang dibuktikan dengan kartu berita acara bimbingan skripsi
yang menunjukkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali pertemuan dengan dosen
pembimbing.
(2) Seminar proposal skripsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat terbuka
dan wajib dihadiri sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) mahasiswa.
(3) Dosen penilai dan mahasiswa dapat memberikan pertanyaan, saran, dan
pendapat untuk penyempurnaan penulisan skripsi.
(4) Hasil seminar proposal berupa pernyataan layak atau tidak layak.
(5) Hasil seminar sebagaimana dimaksud ayat (5) didasarkan atas rapat dosen
penilai seminar dan dituangkan dalam Berita Acara Seminar proposal.
(6) Mahasiswa yang dinyatakan layak dapat melanjutkan penulisan skirpsi.
(7) Mahasiswa yang proposalnya dinyatakan tidak layak, wajib memperbaiki
proposal tanpa harus melakukan seminar proposal ulang.
(8) Teknis pelaksanaan seminar proposal skripsi ditentukan oleh Kaprodi.

Pasal 11
(1) Seminar proposal dilakukan oleh 3 (orang) dosen penilai dengan ketentuan:
a. 1 (satu) orang dosen sebagai ketua dengan sekurang-kurangnya bergelar
Magister dan memiliki jabatan akademik Lektor;
b. dosen pembimbing sebagai anggota;dan
c. 1 (satu) orang dosen sebagai anggota dengan kurang-sekurangnya bergelar
Magister dan memiliki jabatan akademik Asisten Ahli.

6
(2) Dosen penilai seminar proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Surat Tugas Dekan atas usulan Kaprodi dengan
memperhatikan kompetensi yang dimiliki.

BAB V
TENGGANG WAKTU PENULISAN SKRIPSI

Pasal 12
(1) Tenggang waktu penulisan skripsi adalah 1 (satu) semester.
(2) Apabila dalam tenggang waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penulisan
skripsi belum selesai, mahasiswa wajib mengajukan permohonan perpanjangan
kepada Kaprodi.
(3) Perpanjangan waktu penulisan skripsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
hanya dapat diberikan untuk 1 (satu) semester.
(4) Apabila penulisan skripsi tidak diselesaikan dalam tenggang waktu
perpanjangan penulisan skripsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
mahasiswa wajib:
a. mengajukan judul dan permasalahan baru kepada Kaprodi dengan
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4; dan
b. seminar proposal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.

Pasal 13
(1) Permohonan perpanjangan waktu penulisan skripsi dilakukan pada awal
semester.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disertai dengan:
a. surat tugas dosen pembimbing;
b. voucher perpanjangan penulisan skripsi; dan
c. Kartu Rencana Studi yang memuat program mata kuliah Skripsi pada
semester yang bersangkutan.

Pasal 14
Mahasiswa dapat melanjutkan penulisan skripsi setelah memperoleh ijin
perpanjangan waktu penulisan skripsi dari Kaprodi.

BAB VI
UJIAN SKRIPSI

Pasal 15
(1) Kaprodi menetapkan tanggal pendaftaran ujian skripsi.
(2) Mahasiswa yang skripsinya telah dinyatakan selesai dan ditanda tangani oleh
dosen pembimbing dapat mendaftar untuk mengikuti ujian skripsi.
(3) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan dengan
mengajukan permohonan kepada Dekan cq. Kaprodi.

7
Pasal 16
Pendaftaran ujian skripsi wajib dilengkapi dengan persyaratan:
a. bukti telah lulus seluruh mata kuliah dari Biro Akademik;
b. berita acara bimbingan yang sudah ditandatangani oleh dosen pembimbing;
c. skripsi yang telah disetujui oleh dosen pembimbing sebanyak 3 (tiga) eksemplar;
d. fotocopy Kartu Hasil Studi atau Kartu Rencana Studi yang ada program mata
kuliah Skripsi;
e. voucher perpanjangan bimbingan skripsi (jika ada perpanjangan);
f. surat ijin perpanjangan bimbingan skripsi (jika ada perpanjangan);
g. mengisi biodata ;
h. fotocopy ijazah Sekolah Menengah Atas/Sederajat;
i. kredit point sesuai dengan yang dipersyaratkan;
j. fotocopy Kartu Mahasiswa; dan
k. voucer biaya ujian skripsi.

Pasal 17
(1) Kaprodi menetapkan tanggal pelaksanaan ujian dan tim penguji skripsi.
(2) Tim penguji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurang terdiri dari
3 (orang) dosen penguji dengan ketentuan:
a) 1 (satu) orang dosen sebagai ketua dengan sekurang-kurangnya bergelar
Magister dan memiliki jabatan akademik Lektor;
b) dosen pembimbing sebagai anggota;dan
c) 1 (satu) orang dosen sebagai anggota dengan kurang-sekurangnya bergelar
Magister dan memiliki jabatan akademik Asisten Ahli.
(3) Tim penguji sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Surat
Tugas Dekan atas usulan Kaprodi dengan memperhatikan kompetensi yang
dimiliki.

Pasal 18
Mahasiswa peserta ujian skripsi wajib mematuhi tata tertib sebagai berikut:
a. hadir paling lambat 15 (lima) menit sebelum ujian skripsi dimulai;
b. memakai pakaian atas warna putih dengan berdasi hitam dan bawah hitam;
c. mengisi Berita Acara ujian skripsi dengan lengkap; dan
d. hal-hal lain yang akan ditetapkan kemudian.

Pasa1 19
Mekanisme ujian skripsi dilaksanakan dengan memperhatikan:
a. waktu ujian skripsi paling lama 1 (satu) jam untuk tiap peserta ujian;
b. pengaturan alur pertanyaan dilakukan oleh ketua tim penguji skripsi;
c. pertanyaan dalam ujian skripsi ditujukan untuk mengetahui penguasaan materi
skripsi dan kualitas jawaban peserta yang dipresentasikan dalam ujian skripsi;
dan
d. hasil ujian skripsi dituangkan dalam Berita Acara ujian skripsi dan diumumkan
secara langsung kepada peserta ujian oleh ketua tim penguji.

8
Pasal 20
Tata cara penilaian ujian skripsi meliputi:
a. komponen penilaian ujian skripsi:
No Komponen Penilaian Bobot
1 Penulisan Hukum (Sistematika Penulisan) 20%
2 Penguasaan materi 70%
3 Pengetahuan umum 10%
TOTAL 100%
b. kriteria Nilai akhir ditetapkan berdasarkan konversi:
Nilai Angka Nilai Huruf Bobot Keterangan
≥85 A 4,00 Nilai Lulus Ujian
80-84,99 A- 3,75 Penulisan
75-79,99 A/B 3,50 Skripsi minimal C
70-74,99 B+ 3,25
65-69,99 B 3,00
60-64,99 B- 2,75
55-59,99 B/C 2,50
50-54,99 C+ 2,25
45-49,99 C 2,00
40-44,99 C- 1,75
35-39,99 C/D 1,50
30-34,99 D 1,25
1-29 E 0,00

Pasal 21
(1) Mahasiswa yang dinyatakan lulus ujian skripsi tanpa revisi wajib
mengumpulkan skripsi dengan ketentan:
a. skripsi dicetak dalam kertas HVS;
b. ukuran kertas B5;
c. dijilid dengan halaman sampul tebal berwarna merah serta dengan format
yang telah ditentukan;
d. ditandatangani oleh Dosen pembimbing dan dosen penguji.
(2) Mahasiswa yang dinyatakan lulus ujian skripsi dengan revisi wajib
memperbaiki sesuai dengan batas waktu dan perintah revisi dengan meminta
persetujuan penguji skripsi.
(3) Mahasiswa yang dinyatakan lulus ujian skripsi dengan revisi dan telah
memperoleh persetujuan penguji skripsi wajib mengumpulkan skripsi dengan
persyaratan sebagaimana ditentukan dalam ayat (1).

Pasal 22
(1) Peserta ujian skripsi yang dinyatakan tidak lulus dapat mengikuti ujian ulang
skripsi berdasarkan keputusan tim penguji.
(2) Mahasiswa yang mengikuti ujian ulang skripsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), wajib menyelesaikan pembayaran ujian ulang skripsi.

9
(3) Kewajiban administrasi sebagaimana dimaksud ayat (2) wajib diselesaikan
sebelum pelaksanaan ujian ulang diselenggarakan dengan melampirkan bukti
pembayaran ujian ulang skripsi.
(4) Ujian ulang skripsi dilaksanakan paling banyak 2 (dua) kali.
(5) Bagi Mahasiswa yang telah menempuh ujian ulang skripsi sebanyak 2 (dua)
kali sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan hasil tidak lulus, maka
skripsinya dinyatakan gugur.
(6) Mahasiswa yang skripsinya dinyatakan gugur, wajib mengulang skripsi pada
semester berikutnya.

BAB VII
BIAYA ADMINISTRASI

Pasal 23
Mahasiswa yang mengajukan penggantian dosen pembimbing sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9, mengajukan izin perpanjangan penulisan skripsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, dan menempuh ujian ulang skripsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dikenakan beban biaya administrasi yang
besarnya diatur tersendiri.

BAB VIII
JURNAL SKRIPSI

Pasal 24
(1) Mahasiswa wajib menulis jurnal skripsi dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam lampiran IV terlampir.
(2) Penulisan jurnal skripsi wajib diuji plaggiarisme dengan maksimal kesamaan
40% (empat puluh perseratus).
(3) Mahasiswa yang tidak lolos uji plagiarisme, wajib melakukan uji ulang hingga
tingkat kesamaan kurang atau sama dengan 40% (empat puluh perseratus).
(4) Pembiayaan uji plagiarisme ditentukan oleh universitas.
(5) Jurnal skripsi wajib dikumpulkan dalam bentuk file yang disimpan dalam
compact disk dan diserahkan pada perpustakaan universitas dan laboratorium
ilmu hukum.
(6) Kewajiban publikasi karya ilmiah skripsi merupakan syarat mahasiswa untuk
mengikuti yudisium.
(7) Mahasiswa yang belum melakukan ujian plagiarisme tidak diperkenankan
mengikuti ujian skripsi.

Surabaya,14 Maret 2018


Dekan Fakultas Hukum

Dr. Slamet Suhartono, S.H., M.H.

10
Lampiran II : Surat Keputusan Nomor: 213 /SK/FH/III/2018 tentang Petunjuk
Penulisan Skripsi

PROPOSAL SKRIPSI

Proposal skripsi merupakan tahap awal di dalam penulisan skripsi. Proposal


skripsi merupakan jabaran detail dari matriks penelitian dan rencana penelitian
yang akan memandu mahasiswa dalam penulisan skripsi. Proposal skripsi terdiri
dari:

A. Halaman Judul
1. Judul
2. Logo Fakultas Hukum
3. Nama dan Nomor Induk Mahasiswa
4. Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
5. Tahun Proposal
B. Halaman Daftar Isi
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
5. Tinjauan Pustaka
6. Metode Penelitian
7. Daftar Bacaan
C. Halaman Isi Proposal
1. Judul
Judul skripsi dirumuskan dengan singkat dan jelas serta maksimal 12
(dua belas) kata. Judul menunjukkan masalah yang akan diteliti dan
mengandung unsur kebaruan, sehingga tidak membuka peluang adanya
penafsiran yang beraneka ragam. Judul skripsi harus terdiri dari 2 (dua)
proposisi atau lebih dengan mengandung 1 (satu) konsep hukum. Contoh
judul skripsi:
 Wewenang KPUD dalam Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung
 Perlindungan Hukum terhadap Tenaga Kerja Asing Yang Bekerja di
Indonesia
 Ganti Rugi Akibat Wanprestasi Dalam Perjanjian
 Keabsahan Beschikking Dalam Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
 Penyelesaian Perselisihan Antara Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi
Swasta Dengan Dosen
 Tanggung Jawab Produsen Terhadap Produk Cacat.
2. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah berisi penjelasan umum mengenai penelitian
yang akan ditulis. Latar belakang menunjukkan argumen dibutuhkannya
penelitian. Latar belakang masalah memuat:
a. penjelasan tentang situasi atau keadaan yang melatarbelakangi
lahirnya permasalahan/isu hukum yang akan diteliti.

11
b. penjelasan mengenai alasan dilakukannya penelitian terhadap masalah
tersebut.
c. penjelasan tentang hal-hal yang telah dan/atau belum diketahui
tentang masalah yang akan diteliti.
Latar belakang masalah yang baik disusun dengan pola piramida
terbalik. Artinya, bahwa latar belakang masalah tersebut harus dimulai
dari hal-hal yang umum, yang kemudian mengarah kepada pernyataan-
pernyataan yang lebih spesifik (logika deduktif). Rumusan masalah juga
dapat disusun dengan spesifik, kemudian mengarah pada pernyataan-
pernyataan yang bersifat umum (logika induktif). Logika deduktif memiliki
kelebihan, di antaranya adalah memudahkan Peneliti untuk merumuskan
isu hukum (legal issue) yang akan diteliti. Namun dalam penulisan skripsi
yang memakai pendekatan kasus (case approach), lebih baik menggunakan
logika induktif, karena akan membantu Peniliti untuk menganalisis dan
memecahkan kasus yang akan diteliti.
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah disebut isu hukum (legal issue) yang berisi
permasalahan yang akan diteliti. Rumusan masalah dapat berupa
pertanyaan permasahalan dengan menggunakan kalimat tanya atau
pernyataan masalah yang akan diteliti tanpa mengunakan kalimat tanya.
Rumusan masalah juga akan membantu Peneliti di dalam menentukan
ruang lingkup penulisan skripsi. Rumusan masalah akan menentukan
pembahasan dan kesimpulan. Artinya bahwa apabila rumusan masalah
yang dirumuskan adalah 1 (satu), maka pembahasan dan kesimpulan
skripsi harus 1 (satu). Jumlah rumusan masalah akan berpengaruh
kepada jumlah pembahasan dan kesimpulan. Rumusan masalah
dirumuskan dari hasil uraian latar belakang masalah. Rumusan masalah
dapat terdiri dari satu atau lebih rumusan yang disesuaikan dengan
permasalahan yang akan diteliti.
a. Rumusan masalah yang menggunakan kalimat tanya merupakan
rumusan masalah yang dimulai dengan kalimat tanya yakni 5W +IH
(What {Apakah}, Why (Kenapa), Who (Siapa), Where (Dimana), When
(Kapan) dan How {Bagaimana}). Untuk penulisan skripsi yang lebih
mendalam, kalimat tanya yang disarankan adalah “Mengapa, Apakah
dan Bagaimana”. Ketiga kalimat tanya tersebut memberi arti adanya
pendapat dari Peneliti tentang legal issue yang diteliti. Rumusan
masalah yang menggunkan kalimat tanya harus diakhiri dengan tanda
tanya (?).
Contoh:
 Bagaimanakah tanggung jawab pihak yang menempelkan merek
dagang pada barang yang bukan hasil produksinya apabila terjadi
kerugian pada konsumen?
 Apa bentuk hubungan hukum antara badan penyelenggara
perguruan tinggi swasta dengan dosen?
 Apakah Mahkamah Konstitusi berwenang untuk menguji TAP. MPR
terhadap UUD NRI Tahun 1945?

12
 Bagaimana pengaturan trading in influence dalam tindak pidana
korupsi di Indonesia?
b. Rumusan masalah yang menggunakan pernyataan-pernyataan
merupakan rumusan masalah yang dimulai tidak dengan kalimat
tanya, namun bersifat pernyataan (statement).
Contoh:
 Tanggung Jawab pihak yang menempelkan merek dagang pada
barang yang bukan hasil produksinya terhadap kerugian yang
diderita oleh konsumen.
 Bentuk hubungan hukum antara badan penyelenggara perguruan
tinggi swasta dengan dosen.
 Kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji TAP. MPR
terhadap UUD NRI Tahun 1945.
 Pengaturan trading in influence dalam tindak pidana korupsi di
Indonesia.
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan hasil yang ingin dicapai dari penulisan
skripsi. Tujuan penelitian harus konsisten dengan rumusan masalah,
artinya tujuan penelitian tidak boleh berbeda dengan rumusan masalah.
Cara mudah untuk merumuskan tujuan penelitian adalah dengan
membalik kalimat pertanyaan dalam rumusan masalah menjadi kalimat
pernyataan dalam tujuan penelitian. Untuk rumusan masalah yang
dirumuskan dengan pernyataan (statement), maka tidak perlu dibalik.
Kemudian rumusan yang sudah berbentuk pernyataan tersebut, didahului
dengan kalimat "Penelitian ini bertujuan untuk...".
Contoh:
a. tujuan penelitian dengan rumusan masalah yang memakai kalimat
tanya.
"Apakah Mahkamah Konstitusi berwenang untuk menguji Tap.
MPR terhadap UUD NRI Tahun 1945?".
Dengan rumusan masalah tersebut, maka rumusan tujuan penelitian
yang tepat adalah:
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kewenangan
Mahkamah Konstitusi untuk menguji TAP. MPR terhadap UUD NRI
Tahun 1945".
b. tujuan penelitian dengan rumusan masalah memakai pernyataan
(statement)
"Kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji TAP. MPR
terhadap UUD NRI Tahun 1945":
Dengan rumusan masalah tersebut, maka rumusan tujuan penelitian
yang tepat adalah:
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kewenangan
Mahkamah Konstitusi untuk menguji Tap. MPR terhadap UUD NRI
Tahun 1945".
5. Manfaat Penelitian

13
Manfaat penelitian berisi uraian mengenai sumbangan hasil penelitian
terhadap ilmu pengetahuan (manfaat teoritis) dan pengambil
keputusan/praktek hukum (manfaat praktis).

Contoh:
Judul Skripsi: Pengujian TAP. MPR Oleh Mahkamah Konsti-tusi
Dengan judul skripsi seperti di atas, maka manfaat penelitian dapat
disusun seperti di bawah ini:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
a. dari segi teoritis, diharapkan dapat memperkaya khasanah Ilmu
Hukum terutama Hukum Tata Negara yang berkaitan dengan
pengujian TAP. MPR di Mahkamah Konstitusi.
b. dari segi praktek, diharapkan dapat menjadi bahan masukan
atau referensi bagi praktisi dalam melakukan permohonan
pengujian TAP. MPR ke Mahkamah Konstitusi.
6. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka memuat hasil kajian pustaka tentang teori-teori
dan/atau konsep yang akan dipergunakan sebagai bahan analisis
permasalahan yang dikemukakan dalam rumusan permasalahan. Teori-
teori yang dipergunakan harus relevan dengan isu hukum yang akan
diteliti. Tinjauan pustaka merupakan hasil penulisan sebelumnya, yang
berasal dari pustaka mutakhir atau terbaru yang ada hubungannya
dengan penulisan yang dilakukan. Teori dan fakta yang dipergunakan
seharusnya diambil dari sumber hukum, dengan mencantumkan nama
sumbernya. Tata cara penulisan kepustakaan harus sesuai dengan
ketentuan pada panduan yang digunakan. Tinjauan pustaka disintesis,
diabstraksi dan diekstrapolasi dari berbagai teori dan pemikiran ilmiah,
yang mencerminkan paradigma sekaligus tuntunan untuk memecahkan
masalah penulisan skripsi. Tinjauan pustaka berisi teori-teori atau konsep-
konsep hukum yang akan membantu Peneliti di dalam memecahkan isu
hukum (legal issue) yang diteliti. Dalam penulisan skripsi, pendekatan
konseptual (conceptual approach) mutlak digunakan. Karena legal issue
yang diajukan harus dipecahkan tidak hanya dengan norma hukum yang
ada pada aturan hukum, tetapi norma hukum tersebut juga harus
diekplanasi menggunakan konsep-konsep hukum yang diakui. Dengan
demikian, maka tinjauan pustaka dalam penulisan skripsi mutlak
diperlukan.
7. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan prosedur atau cara Peniliti dalam
mengumpulkan dan menganalisis bahan hukum. Penulisan skripsi yang
baik dan benar, harus menggunakan metode penelitian hukum yang baku
yang sudah diakui oleh ahli hukum. Metode penulisan berisi tentang jenis
penelitian yang digunakan, sumber dan jenis bahan hukum, metode
pendekatan, teknik pengumpulan bahan hukum dan teknik analisis bahan
hukum.

14
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dapat digunakan dalam penelitian hukum
adalah penelitian hukum normatif (normative legal research) dan
penelitian hukum empiris (empirical legal research). Jenis penelitian
yang disarankan adalah penelitian hukum normatif.
 Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum untuk
menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun
doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi.
Penelitian hukum normatif dilakukan untuk mencari pemecahan
masalah atas isu hukum (legal issue) yang ada. Hasil dari penelitian
ini adalah memberikan preskripsi mengenai rumusan masalah yang
diajukan. Penelitian hukum normatif hanya meneliti norma hukum,
tanpa melihat praktek hukum di lapangan (law in action).
 Penelitian hukum empiris adalah penelitian hukum yang meneliti
tentang bekerjanya hukum di masyarakat (law in action). Dalam
penelitian ini, hukum tidak hanya dipandang sebagai sebuah norma,
namun hukum dilihat sebagai fakta sosial yang ada di dalam
masyarakat.
b. Metode pendekatan
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum terdiri
dari 5 (lima) metode yakni pendekatan peraturan perundang-undangan
(statute approach), pendekatan konseptual (conceptual approach),
pendekatan sejarah (historical approach), pendekatan perbandingan
(comparative approach) dan pendekatan kasus (case approach).
 Pendekatan perundang-undangan (statute approach) digunakan
guna mengkaji dasar hukum pada legal issue yang diteliti.
 Pendekatan konseptual (conceptual approach) digunakan untuk
mengkaji dan menganalisis kerangka pikir, kerangka konsep atau
landasan teoritis legal issue yang akan diteliti.
 Pendekatan historis (historical approach) digunakan dalam rangka
pelacakan sejarah hukum dan lembaga hukum dari waktu ke waktu
tentang legal issue yang akan diteliti.
 Pendekatan perbandingan (comparative approach) digunakan untuk
mengkaji legal issue yang akan diteliti dengan menggunakan metode
perbandingan dengan sistem hukum dari negara lain.
 Pendekatan kasus (case approach) digunakan untuk mengkaji dan
menganalisis pemecahan kasus yang sudah berkekuatan hukum
tetap.
Untuk penulisan skripsi, maka disarankan untuk menggunakan
setidak-tidaknya 2 (dua) metode pendekatan yakni pendekatan
peraturan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan
konseptual (conceptual approach). Sedangkan pendekatan yang lain
sangat bergantung pada kebutuhan Peneliti di dalam memecahkan isu
hukum (legal issue) yang dirumuskan.

15
c. Sumber dan jenis bahan hukum
Sumber dan jenis bahan hukum yang digunakan dalam penulisan
skripsi sangat tergantung pada jenis penelitian yang digunakan.
 apabila jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum
normatif (normative legal research), maka bahan hukum yang
digunakan adalah bahan hukum primer, bahan hukum sekunder
dan bahan hukum tersier.
 Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat
authoritatif atau bahan hukum yang dikeluarkan oleh pihak yang
berwenang dan mengikat umum. Bahan hukum primer terdiri dari
peraturan perundang-undangan atau putusan badan peradilan
yang sesuai dengan isu hukum (legal issue) yang diteliti.
 Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang mendukung
bahan hukum primer seperti buku-buku teks, khusunya buku-
buku tentang hukum yang terkait dengan isu hukum (legal issue)
yang diangkat, serta artikel dalam berbagai majalah dan jurnal
ilmiah bidang hukum.
 Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang berfungsi untuk
mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.
Bahan hukum tersier terdiri dari kamus, kamus hukum dan
ensikiopedia.
 apabila jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum
empiris (empirical legal research), maka istilah yang digunakan
adalah data. Data terdiri dari 2 (dua) macam yakni data primer dan
data sekunder.
 data primer adalah data yang berasal dari lapangan. Data ini
dapat berbentuk kuisioner, hasil wawancara dan data lapangan
lainnya.
 data sekunder adalah data yang berasal data kepustakaan. Data
sekunder biasa disebut sebagai bahan hukum yang terdiri dari
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder an bahan hukum
tersier.
d. Teknik pengumpulan bahan hukum
Teknik pengumpulan bahan hukum merupakan cara dan prosedur
seorang Peneliti di dalam mengumpulkan bahan hukum. Teknik
pengumpulan bahan hukum sangat bergantung dari jenis penelitian
yang digunakan.
 dalam penelitian hukum normatif (normative legal research), teknik
pengumpulan bahan hukum sebagai berikut:
Bahan hukum primer berupa perundangan-undangan
dikumpulkan dengan metode inventarisasi dan kategorisasi.
Bahan hukum sekunder dikumpulkan dengan sistem kartu
catatan (card system), baik dengan kartu ikhtisiar (memuat
ringkasan tulisan sesuai aslinya, secara garis besar dan pokok
gagasan yang memuat pendapat asli penulis), kartu kutipan
(digunakan untuk memuat catatan pokok permasalahan), maupun
16
serta kartu ulasan (berisi analisis dan catatan khusus penulis).
 dalam penelitian hukum empiris (empirical legal research), maka
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan:
1. studi dokumen atau kepustakaan, yaitu pengumpulan data dari
literatur yang terkait dengan topik skripsi.
2. wawancara yaitu cara pengumpulan data dengan mengadakan
Tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak terkait sesuai
dengan isu hukum yang diteliti.
e. Teknik analisis bahan hukum
Teknik analisis bahan hukum dalam penelitian hukum sangat
bergantung pada jenis penelitian yang digunakan. Dalam penelitian
hukum normatif, teknik analisis yang digunakan bersifat preskriptif
melalui metode penafsiran, harmonisasi, sistematisasi dan penemuan
hukum. Sedangkan dalam penelitian hukum empiris, analisis yang
digunakan bersifat deskriptif kualitatif.
f. Daftar Bacaan (Sementara)
Daftar bacaan (sementara) merupakan daftar pustaka sementara
yang dibuat di dalam penyusunan proposal. Daftar bacaan (sementara)
tersebut dapat bertambah karena adanya penemuan baru saat
penelitian. Daftar bacaan (sementara) tersebut disusun sesuai dengan
sistem pengacuan/pengutipan yang ditentukan dalam Lampiran IV
Petunjuk Penulisan Skripsi ini. Jumlah daftar bacaan (sementara)
minimal 10 (sepuluh) judul bacaan acuan. Upayakan agar bahan
acuan/referensi kebaruannya tidak boleh lebih dari 10 (sepuluh)
tahun.

17
Lampiran III : Surat Keputusan Nomor: 213 /SK/FH/III/2018 tentang Petunjuk
Penulisan Skripsi

NASKAH SKRIPSI

A. Bagian Awal
Bagian awal skripsi terdiri dari:
1. Halaman sampul (cover)
Halaman sampul (cover) memuat:
 judul skripsi yang ditulis dengan huruf kapital dan rata tengah;
 logo Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya;
 nama dan NIM mahasiswa;
 tempat penulisan skripsi (Fakultas, Univeristas dan kota domisili
perguruan tinggi); dan
 tahun penyelesaian penulisan skripsi.
Halaman judul ini terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu halaman cover luar
dicetak tebal berwarna merah dengan variasi warna merah muda dan
halaman cover dalam dicetak dengan ketebalan kertas 70 gram.
2. Halaman Pengesahan
Halaman pengesehan terdiri 2 (dua) jenis, yakni:
 untuk skripsi yang akan diuji, halaman pengesahan hanya
ditandatangani oleh Dosen Pembimbing Skripsi. Halaman pengesahan ini
berarti bahwa bahwa skripsi tersebut sudah siap untuk diuji. Halaman
pengesahan ini harus diisi tanggal pengesahannya.
 untuk skripsi yang telah diuji, halaman pengesahan berisi tanggal ujian,
nama dan tanda tangan Tim Penguji, Dosen Pembimbing Skripsi serta
Dekan Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
3. Halaman Hasil Uji Plagiasi
4. Halaman Persembahan
5. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi uraian singkat tentang maksud penulisan skripsi,
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan
skripsi.
6. Abstrak
Isi abstrak adalah garis besar dari latar belakang, rumusan masalah,
pembahasan dan kesimpulan. Abstrak paling banyak terdiri dari 250 (dua
ratus lima puluh) kata yang diketik dengan jarak 1 (satu) spasi. Abstrak
tersebut harus dibuat dalam dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris. Abstrak juga harus disertai dengan kata kunci (key word)
yakni kata-kata yang menjadi inti dari isi semua skripsi. Kata kunci
maksimal 5 kata.
7. Daftar Isi
Daftar isi mencerminkan susunan keseluruhan isi skripsi secara rinci.
Daftar isi memberikan kerangka menyeluruh tentang isi skripsi dan
sekaligus memberikan informasi tentang letak bagian-bagian isi skripsi
dengan menunjukkan nomor halaman masing-masing bagian.

18
B. Isi Skripsi
Yang dimaksud dengan isi skripsi adalah Bab I sampai dengan Bab IV. Isi
skripsi lebih jelas terdiri dari:
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Metode Penelitian
1.6 Pertanggungjawaban Sistematika
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka yang ada di dalam Bab II adalah sama seperti
tinjauan pustaka pada proposal skripsi.
BAB III : PEMBAHASAN
Bagian ini menunjukkan tingkat penguasaan Peneliti terhadap
perkembangan ilmu, paradigma, konsep dan teori yang dipadukan
dengan hasil penulisan. Pembahasan sekurang-kurangnya
mencakup hal sebagai berikut:
 penalaran hasil penulisan baik secara teoritis, normative maupun
empiris, sehingga dapat menjawab dan menjelaskan
permasalahan yang diteliti.
 perumusan teori yang dihasilkan dari penulisan.
 pemahaman terhadap keterbatasan penulisan yang dilakukan
sehingga dapat memberikan saran bagi penulisan selanjutnya.
Di dalam bab ini, akan dituangkan jawaban, analisis dan pemecahan
permasalahan yang diajukan di dalam rumusan masalah. Susunan
dalam bab pembahasan harus sesuai dengan rumusan masalah
dalam proposal. Apabila rumusan masalah yang dirumuskan hanya
1 (satu), maka pembahasannya juga 1 (satu) dan tidak perlu dikasih
sub judul, karena judul bab sudah menunjukkan pembahasan
terhadap rumusan masalah. Namun apabila rumusan masalah yang
diajukan lebih dari lebih dari 1 (satu), maka disarankan untuk
membentuk sub judul pembahasan, jumlah sub judul disesuaikan
dengan jumlah rumusan masalah. Judul sub judul harus sesuai
dengan rumusan masalah. Dengan demikian, tercermin konsistensi
berfikirnya peneliti dalam penulisan skripsi.
BAB IV : PENUTUP
4.1 Simpulan
Penarikan simpulan harus sinergi atau segaris dengan
permasalahan dan pembahasan. Simpulan yang diajukan harus
dijaga konsistensinya dengan rumusan masalah dan
pembahasan. Artinya bahwa apabila rumusan masalah yang
dirumuskan hanya 1 (satu), maka simpulan juga harus 1 (satu)
dan seterusnya.

19
4.2 Saran
Saran memuat rekomendasikan hasil penelitian. Saran merupakan
implikasi hasil penelitian terhadap pengembangan ilmu pengetahuan
dan penggunaan praktis. Sekurang-kurangnya memberi saran bagi
penelitian selanjutnya, sebagai hasil pemikiran peneliti atas
keterbatasan penelitian yang dilakukan.

Isi skripsi harus disusun dengan komposisi yang ideal dengan minimum 75
halaman. Untuk itu, isi Bab I dan Bab II maksimal 50% (lima puluh per
seratus) serta Bab III dan Bab IV maksimal 50% (lima puluh per seratus).
Dengan ketentuan tersebut, maka Bab I dan Bab II tidak boleh lebih banyak
dari Bab III dan Bab IV. Jumlah halaman Bab I dan Bab II paling minimal
seimbang dengan jumlah halaman Bab III dan Bab IV.

C. Bagian Akhir
Bagian akhir terdiri dari:
1. Daftar Bacaan
Berisi semua bukti yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan skripsi
dan disusun menurut abjad nama penulisan.
2. Lampiran (jika ada)
 Surat-surat yang berkaitan dengan kegiatan Penulisan.
 Kuisioner.

20
Lampiran IV : Surat Keputusan Nomor: 213 /SK/FH/III/2018 tentang Petunjuk
Penulisan Skripsi

TATA CARA PENULISAN SKRIPSI

A. Bahasa yang digunakan:


1. Bahasa Indonesia dan/atau bahasa Inggris yang baik dan benar.
2. Bila diperlukan atau belum ada istilah yang tepat dalam bahasa Indonesia,
dapat menggunakan bahasa aslinya dengan memperhatikan tata cara
penulisan bahasa asing.
3. Menggunakan tata bahasa, dan struktur kalimat yang baik.
4. Pemilihan kata yang baik.
B. Kertas dan sampul:
1. Kertas sampul memakai kertas Buffalo atau Linnen berwarna merah.
2. Logo Fakultas Hukum pada halaman sampul berukuran 4 x 4 cm (posisi
simetris di tengah).
3. Latar belakang warna penempatan logo adalah merah muda (contoh
terlampir).
4. Kertas untuk penulisan skripsi yang telah disetujui oleh penguji
menggunakan adalah kertas ukuran B5 (panjang 26 cm dan lebar 18 cm),
warna putih, berat 80 gram.
5. Penulisan Judul dan Lembaga menggunakan ukuran 14.
6. Penulisan nama dan NBI menggunakan ukuran 12.
7. Khusus berkas yang dikumpulkan untuk ujian : Kertas penulisan skripsi
yang dikumpulkan untuk ujian skripsi adalah kertas dengan ukuran kuarto
(A4), warna putih, berat 70 gram. Batas kanan, kiri, atas dan bawah : 2, 3,
3, 3. Spasi 1,5 dengan tipe huruf times new roman 12. Berkas dijilid dengan
menggunakan halaman sampul berwarna merah.

C. Pengetikan naskah:
1. Naskah diketik dengan komputer.
2. Naskan diketik dengan jarak 1,15 spasi, kecuali pada grafik, tabel dan
kutipan langsung memakai 1 (satu) spasi.
3. Naskah dicetak bolak balik
4. Seluruh naskah mulai dari halaman sampul sampai dengan daftar bacaan
menggunakan huruf Times New Roman dengan ukuran 11 pt, kecuali kata
asing dicetak miring (italic), cetak tebal, atau diberi garis bawah.
5. Awal paragraf dimulai pada ketukan ke-5 atau 6 dari tepi kiri.

21
6. Setiap bab dan sub judul diberi nomor urut sesuai dengan tata cara dengan
contoh di bawah ini:
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 ………………………………………………………………………………..……….
1.1.1 …………………………………………………………………………………..
a. ………………………………….………………………………….………
1. ……………………………...…………………………………………
(a) …………………………..…………………………………………
(1) …………………………………………………………………
7. Tabel dan gambar disajikan dengan kertas ukuran B5, kecuali dalam
keadaan tertentu dapat menggunakan kertas dengan ukuran yang berbeda.
8. Pengetikan skripsi yang dikumpulkan untuk ujian skripsi dengan tipe huruf
Times New Roman berukuran 12, spasi 1,5 dengan jarak tepi atas dan kiri 4
cm, jarak tepi kanan dan bawa 3 cm.
D. Jarak Tepi
1. 3 cm dari tepi atas.
2. 3 cm dari tepi bawah.
3. 3 cm dari tepi kiri.
4. 2 cm dari tepi kanan.
E. Nomor halaman:
1. Halaman untuk bagian awal diberi nomor dengan huruf Romawi kecil (i, ii,
iii, iv, v dst), ditulis di bagian bawah tengah, 2 (dua) spasi di bawah teks.
2. Halaman sampul depan tidak dihitung tetapi halaman sampul dalam
hitungan tetapi tidak diberi nomor.
3. Bab Pendahuluan dan seterusnya diberi nomor dengan angka Arab (1, 2, 3
dst).
4. Pada halaman dengan judul bab, nomor halaman ditulis di bawah tengah 2
(dua) spasi di bawah teks.
5. Pada halaman lain, nomor halaman ditulis di kanan atas (1 cm dari teks).
F. Judul Bab, sub judul, sub judul dan lain-lain
1. Judul bab harus ditulis dengan huruf besar (kapital), dicetak tebal, rata
tengah tanpa diakhiri dengan tanda baca titik (.).
2. Sub judul diketik mulai batas tepi kiri, semua kata dimulai dengan huruf
besar (kapital), kecuali kata penghubung atau kata depan, dicetak tebal dan
tidak tidak akhiri tanda baca titik (.).
Kalimat pertama sesudah sub judul dimulai dengan alenia baru.
3. Sub sub judul diketik mulai dari batas tepi kiri, hanya huruf pertama saja
yang menggunakan huruf besar (kapital), dicetak tebal dan tanpa diakhiri
tanda baca titik (.).
Kalimat pertama sesudah sub judul dimulai dengan alenia baru.
Contoh:
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Rumusan Masalah

22
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian
1.5. Metode Penelitian
1.6. Pertanggungjawaban Sistematika

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sub Judul
2.2. Sub judul
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Sub Judul
3.2. Sub judul

BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
4.2. Saran

G. Tabel dan gambar (jika ada):


1. Tabel diberi nomor dengan angka Arab, sesuai dengan nomor Bab tempat
tabel dicantumkan, diikuti dengan nomor urut tabel dengan angka Arab.
Contoh Penulisan nomor tabel: Tabel 2.1 (Tabel ini berada di Bab 2 dan
merupakan tabel pertama).
2. Tabel diberi judul yang ditulis di atas tabel, dan berjarak 1 (satu) spasi.
3. Gambar diberi nomor urut dengan angka Arab, sesuai dengan nomor urut
gambar tersebut pada setiap bab. Nomor bab ditulis di depan nomor urut
Gambar dengan angka Arab. Contoh Penulisan nomor gambar. Gambar 2.1
(Gambar ini berada di Bab 2 dan merupakan gambar pertama).
4. Gambar diberi judul di bawah gambar, berjarak 1 (satu) spasi.
5. Tabel dan gambar yang perlu disajikan di lembar yang lebih luas, dapat
dilipat disesuaikan dengan luas halaman materi.
6. Tabel dan gambar yang dikutip dari buku lain harus dicantumkan
sumbernya.
H. Kutipan
1. Kutipan atau cuplikan ditulis sesuai naskah aslinya, sedangkan kutipan
yang berbahasa asing harus disertai terjemahannya.
2. Peraturan perundang-undangan seyogyanya tidak di footnote, tetapi
seyogianya dimasukkan di dalam teks.
3. Kutipan langsung harus sama dengan aslinya baik mengenai kata-katanya,
ejaannya, maupun mengenai tanda-tanda bacanya.
4. Kutipan yang panjangnya kurang dari 5 baris dimasukkan ke dalam teks
dengan spasi 2 (dua) dan diberi tanda kutip pada awal dan akhir.
5. Kutipan yang panjangnya 5 baris atau lebih, diketik dengan 1 (satu) spasi
tanpa tanda kutip pada awal dan akhir kutipan. Dimulai setelah 4 (empat)

23
ketukan dari margin kiri. Jarak antara kutipan yang panjangnya 5 (lima)
baris atau lebih dengan teks adalah 2 (dua) spasi;
6. Apabila dalam kutipan perlu dihilangkan beberapa bagian, maka bagian-
bagian yang dihilangkan diketik jarang (ellipsis point) diselingi tanda baca
titik (.), dengan ketentuan –ketentuan sebagai berikut :
a. Tiga titik (…) digunakan sebagai pengganti satu kata sampai beberapa
kata di dalam 1 kalimat.
Contoh:
... jadi tidak tepat apabila kata-kata "wet in formelezin" diterjemahkan
dengan "Undang-Undang dalam anti formal" ataupun kata-kata "wet in
materielezin" dengan "Undang-Undang dalam anti materiil "... kata
"undang-undang" dalam bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan
kaitannya dengan konteks pengertian ketatanegaraan Indonesia
menurut UUD 1945.

b. Empat titik (.... ), jika yang dihilangkan adalah:


 Bagian akhir kalimat
Contoh:
Jika ada pengakuan bahwa kekuasaan penguasa bersumber dari
hukum, berarti kekuasaan bukan merupakan kekuasaan yang
bersifat mutlak (absolut) tanpa batas, tetapi kekuasaan yang
dibatasi oleh hukum....
 Bagian awal kalimat berikutnya
Contoh:
.... In many jurisdiction, the court has power to strike down a statute,
overturn an official action or compel an official action, if the court
believe the constitution so requires. In some countries, court also have
a authority to

7. Jika menghilangkan satu paragraph atau lebih, gunakan ellipsis panjang


mulai dari margin kiri sampai margin kanan.
8. Kalau perlu disisipkan sesuatu kedalam kutipan, pergunakan tanda kurung
besar [...].
9. Kalau dalam kutipan yang panjangnya kurang dari 5 (lima) baris terdapat
tanda kutip diganti dengan tanda kutip satu koma;
10. Kata-kata yang tidak bergaris dalam aslinya, tetapi oleh Penulis dianggap
perlu diberi garis bawah, dibubuhi catatan langsung di belakang bagian
yang diberi garis bawah di antara tanda kurung.
Contoh:
.... In many jurisdiction, the court has power to strike down a statute (garis
bawah dari penulis), overturn an official action or compel an official action, if
the court believe the constitution so requires. In some countries.
11. Tiap-tiap kutipan diberi nomor kutipan pada akhir kutipan. Nomor itu
ditaruh setengah spasi di atas baris kalimat dan diletakkan langsung
sesudah akhir kutipan (tidak diselingi satu ketukan kosong, titik, tanda
kurung dan sebagainya). Nomor kutipan berturut sampai bab terakhir.

24
12. Harus diberi footnote. Footnote adalah catatan di kaki halaman untuk
menyatakan sumber, pendapat, fakta, atau ikhtisar atas suatu kutipan, dan
dapat juga berisi komentar mengenai suatu hal yang dikemukakan dalam
teks.
I. Footnote
Sesuai dengan namanya, footnote ditempatkan di kaki halaman. Penempatan
footnote harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tiap-tiap footnote ditempatkan pada halaman yang sama dengan bagian
yang dikutip atau diberi komentar.
2. Pada jarak 1 (satu) spasi di bawah teks baris kalimat terakhir, ditarik garis
pemisah yang tidak terputus-putus mulai margin kiri sampai 25 ketukan.
3. Footnote pertama pada halaman yang bersangkutan juga ditempatkan pada
jarak 1 (satu)spasi di bawah garis pemisah.
4. Nomor footnote disusun berurutan mulai nomor 1 (satu) sampai nomor
terakhir. Nomor footnote pertama dalam bab berikutnya adalah lanjutan
nomor footnote terakhir bab sebelumnya. Setalah nomor footnote tidak perlu
diberi titik, kurung dan lain sebagainya.
5. Setiap nomor footnote ditempatkan l/2 (setengah) spasi di atas baris pertama
tanpa dibubuhi titik, tanda kurung dan lain sebagainya, tetapi langsung
diikuti huruf pertama dalam footnote/tanpa diselingi 1 (satu) ketukan titik.
Setiap footnote diketik berspasi 1 (satu) dan dimulai sesudah 7 (tujuh)
ketukan ketik dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari suatu
footnote dimulai dari margin kiri. Kalau suatu footnote terdiri atas 2 (dua)
alenia atau lebih, maka setiap footnote disusun seperti ketentuan di atas.
jarak antara tiap-tiap footnote adalah 1 (satu)spasi.
J. Bentuk, contoh footnote dan menyingkat footnote
1. Bentuk dan contoh-contoh footnote:
 Buku
Berikut ini diuraikan bentuk-bentuk dan contoh-contoh footnote. Yang
dicantumkan berturut-turut adalah nomor "footnote", nama pengarang
(nama asli atau nama depan, nama tengah/initial untuk orang barat pada
umumnya, dan nama akhir atau nama keluarga), judul buku, jilid/cetakan
buku, penerbit, tempat diterbitkan, tahun penerbitan, dan nomor halaman
yang dikutip. Judul buku menggunakan huruf miring (cetak miring).
Jilid/cetakan buku dari cetakan tidak harus ada.
a. mengutip dari buku yang ditulis oleh seorang pengarang:
Contoh:
1Diponoto, Ilmu Negara, Jilid 1, Balai Pustaka, Jakarta, h. 163.

2Lon L. Fuller, jurisprudence, The Foundation Press, MinealaNewyork,

1949, h. 14.
b. mengutip dari buku yang ditulis oleh dua atau tiga orang pengarang maka
nama pengarang dicantumkan seluruhnya;
Contoh:
3J.C.T. Simorangkir dan WoerjonoSastronoto, Pelajaran Hukum
Indonesia, Gunung Agung, Jakarta, 1973, h. 49.
4Leon Boim, Glen G. Morgan dan Alexander W. Rudzinski,

25
LegalContrales in TheSovietUnion,A.W. Sijthoft, Leaden, 1966, h. 302.
c. mengutip dari buku yang ditulis oleh lebih dari tiga orang pengarang,
hanya nama pengarangpertama yang dicantumkan, kemudian diikuti et.
al., (et alii artinya dengan orang lain atau dengan kawan-kawan).
Contoh:
5Eliot E. Cheatham, et. al., Conflict of laws, cet. V, The Foundation

Press, Mincola, New York, 1959, h. 104.


d. mengutip dari kumpulan karangan seperti mengutip dari majalah:
Contoh:
6John Stanner,”Family Law and Malaysia”, dalam David C. Buxbaum

(ed), Family and Customary Law in Asia A Contemporary Legal


Perspective, Martinusanijhoff, The Hugue, 1965,h. 202.
7Negara, Konperensi Tingkat Tinggi Asia Bali, 23 - 25 Pebruari 1976,

h. 85.
e. Mengutip dari buku yang diterjemahkan, maka yang dicantumkan tetap
nama pengarang aslinya, di belakang judul buku nama penterjemahnya:
Contoh:
8F.J.H.M. Van Derv En, Pengantar Hukum Kerja, Cet. II, terjemahan

Sridadi, Kanisius, Yogyakarta, 1969. h. 2.


 Majalah
Yang dicantumkan berturut-turut: nama penulis (seperti pada buku),
judul tulisan di antara tanda kutip, nama majalah, nomor, tahun majalah
dalam angka Romawi (kalau ada), bulan dan tahun penerbitan, dan nomor
halaman yang dikutip.
Contoh:
9Oemar Seno Adji "Perkembangan Delik Khusus Dalam Masyarakat Yang

Mengalami Modernisasi", Hukum dan Pembangunan, No. 2 Th. X, Maret


1980, h. 113.
Kalau tidak diketahui nama pengarang suatu artikel dalam majalah,
maka nama pengarang ditiadakan, jadi "footnote" dimulai dengan judul
karangan.
Contoh:
10Sekolah-sekolah di Yogyakarta", Suara Guru II, September 1957, h. 18,

19, 21.
 Surat Kabar
Seperti pada majalah, nama penulis mungkin dicantumkan mungkin juga
tidak.
Contoh:
11Lim, "Sudah Tiba Waktunya Hukum Intergentil Ditinggalkan sebagai

Mata Kuliah", Kompas, 28 Agustus 1979, h. III.


 Wawancara
Contoh:
12Wawancara dengan Ketua Pengadilan Negeri Surabaya 16 Juni 1982.

 Tulisan dan Ensiklopedi


Nama Penulis diketahui atau tidak diketahui.
Contoh:
26
13Erwin N. Griswold "Legal Education", Encyclopedia Americana XVII, 1977,
h. 164.
14Interpellation, Encyclopedia Britannica XII, 1955, h.534.

 Mengutip dari bahan yang dikutip


Penulis yang langsung dikutip dicantumkan lebih dahulu, kemudian penulis
asli.
Contoh:
15William H. Burton dalam Ernest Hilqard, Theories Of Learning, Alleton,

New York, 1948, h. 37.

2. Mempersingkat footnote
Kalau suatu sumber sudah pernah dicantumkan lengkap dalam footnote
pertama, maka footnote itu selanjutnya dapat disingkat dengan
menggunakan Ibid, Op.Cit, dan Loc.Cit.
 Pemakaian Ibid;
Ibid merupakan singkatan dari ibidem, yang artinya pada tempat yang
sama. Ibid dipakai apabila kutipan diambil dari sumber yang sama dengan
dengan footnote yang langsung mendahului dan tidak disela oleh sumber
lain, meskipun antara kedua kutipan itu terdapat beberapa halaman. Ibid
ditulis tanpa nomor halaman buku, jika bahan yang dikutip diambil dari
halaman yang sama dengan footnote sebelumnya. Namun apabila diambil
dari halaman yang berbeda, maka digunakan Ibid dengan nomor halaman
yang berbeda, maka digunakan Ibid dengan nomor halaman. Ibid tidak boleh
di pakai, jika diantara dua sumber terdapat sumber lain. Kalau sudah
diselingi dengan sumber lain.
Contoh:
16Sudargo Gautama, Hukum Agraria Antar Golongan, Alumni, Bandung,

1973, h. 131.
17Ibid.,

18Ibid., h.132.

- Pemakaian Op. Cit


Op. Cit merupakan singkatan dari Opera Citato, yang artinya dalam karya
yang telah disebut. Op. Cit dipakai untuk menunjuk kepada sumber yang
telah disebut sebelumnya dengan lengkap, tetapi telah diselingi oleh sumber
lain. Pemakaian Op. Cit harus diikuti nomor halaman yang berbeda.
Contoh:
19Sudargo Gautama, Hukum Agraria Antar Golongan, Alumni, Bandung,

1973, h. 131.
20Sudigdo Hardjosudarno, Masalah Tanah di Indonesia Suatu Studi di

Sekitar Pelaksanaan Land reform dijawa dan Madura, Bhratara, Jakarta,


1970, h. 54.
21Sudargo Gautama, Op. Cit., h. 132.

Kalau dari seorang penulis telah disebutkan dua macam buku atau lebih,
maka untuk menghindarkan kekeliruan harus dijelaskan buku mana yang

27
dimaksud dengan mencantumkan nama penulis diikuti angka Romawi besar
I, 11, dan seterusnya pada footnote sesudah tahun penerbitan diantara dua
tanda kurung.
Contoh:
22Sudargo Gautama, Hukum Agraria Antar Golongan, Alumni,
Bandung, 1973 (Selanjutnya disingkat Sudargo Gautama I), h. 131.
23Sudargo Gautama, Masalah Agaria: berikut Peraturan-Peraturan dan

Contoh-Contoh, cet. II, Alumni, Bandung, 1973 (selanjutnya disingkat


Sudargo Gautama II), h. 98.
24Sudigdo Hardjosudarno, Masalah Tanah di Indonesia Suatu Studi di

Sekitar Pelaksanaan Land reform dijawa dan Madura, Bhratara, Jakarta,


1970, h. 54.
26Sudargo Gautama I, Op. Cit., h. 139

Yang dikutip adalah dari karya Sudargo Gautama dalam footnote nomor
22 (bukan 23). Hal ini juga berlaku dalam pemakaian Loc. Cit.
 Pemakaian Loc. Cit
Loc.Cit kependekan dari Loco Citato, artinya pada tempat yang telah
disebut. Loc.Cit digunakan kalau menunjuk pada halaman yang sama dari
suatu sumber yang disebut sebelumnya dengan lengkap, tetapi diselingi
dengan sumber lain.
Contoh:
27Sudargo Gautama, Hukum Agraria Antar Golongan, Alumni,
Bandung, 1973, h. 131.
28Sudigdo Hardjosudarno, Masalah Tanah di Indonesia Suatu Studi di

Sekitar Pelaksanaan Landerform di Jawa dan Madura, Bhratara, Jakarta,


1970, h. 54.
29Sudargo Gautama, Loc. Cit.

Nomor halaman tidak dicantumkan karena dengan sendirinya sama


dengan nomor halaman dalam karya yang disebut sebelumnya.
 Contoh Pemakaian Ibid, Op.Cit., dan Loc. Cit:
30Kuntjoro Purbopranoto, Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintah

dan Peradilan Administrasi Negara. Cet. II, Alumni, Bandung, 1978, h.


86.
31lbid., (berarti juga dari h. 86).

32lbid., h.90. (halamannya berbeda).

33Michael P. Barber, Public Dministration, Macdonald &Evans Ltd.,

London, 1972, h. 212.


34Kuntjoro Purbopranoto, Loc. Cit., (berarti juga dari h.90)

35E. Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, cet.

IV, Uchtiar, Jakarta, 1960, h. 178.


36Kuntjoro Purbopranoto, Op. Cit., h.95

37E. Utrecht, Loc. Cit, (berarti juga dari h. 178).

K. Daftar Bacaan
1. Pada bagian akhir skripsi dicantumkan daftar bacaan. Jangan
menggunakan Daftar Buku, Kepustakaan, Daftar Pustaka, dan lainlain,

28
karena Daftar Bacaan mencakup semua bahan yang dibaca dalam kegiatan
penyusunan Skripsi. Di dalamnya sudah termasuk buku, majalah, surat
kabar, brosur dan sebagainya.
2. Bentuk daftar bacaan hampir sama dengan bentuk footnote, tetapi ada
perbedaan pengetikan sebagai berikut:
 Nama pengarang diketik pada garis margin kiri, sedangkan kedua dan
seterusnya dimulai setelah empat ketukan ketik dari margin kiri dengan 1
(satu) spasi.
 Antara dua sumber dikosongkan satu spasi.
 Nomor halaman tidak ada
 Nama pengarang atau penulisnya menurut abjad tanpa nomor, jika
memakai nama keluarga, maka yang digunakan adalah nama belakang.
3. Susunan Daftar Bacaan dengan 1 (satu) orang pengarang adalah:
 Nama Pengarang yang dibalik;
 Judul Buku dicetak miring;
 Nama Penerbit;
 Kota tempat terbit
 Tahun terbit.
Contoh:
Fuller, Lon L., Jurisprudence, The Foudention Press Mincola., New York,
1949.

Kuntjoro,Poerbopranoto, Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintah dan


Peradilan Administrasi Negara, Cet. II.Alumni Bandung, 1978.

Sudargo, Gautama, Hukum Agraria Antar Golongan, Alumni,


Bandung, 1973.
Catatan: perhatikan huruf abjad dan penempatannya.
4. Kalau sebuah karya tulis ditulis oleh dua atau tiga orang, maka nama
pengarang pertama yang disusun seperti uraian di atas, penulis kedua dan
ke tiga ditulis seperti footnote.
Contoh:
Boim, Leon, Glen G. Morgan dan Alexander W. Rudzinski, Legal
Contrales in The Soviet Union, A.W. Sijthoft, Leaden, 1966, h. 302.

Simorangkir, J.C.T., dan Woerjono Sastronoto, Pelajaran Hukum


Indonesia, Gunung Agung, Jakarta, 1973.
Catatan: perhatikan huruf abjad dan penempatannya.
5. Kalau berjumlah lebih dari tiga orang, maka hanya penulis pertama di
susun sperti di atas ditambah et. al, seperti pada footnote.
Contoh:
Cheatham, Eliot E. et al., Conflict of laws, cet. V, The Foundation
Press, Mincola, New York, 1959.

Hadjon, Philipus M. et.al., Pengantar Hukum Administrasi Indonesia,


Gama Press, Yogyakarta, 1993.Note: perhatikan huruf abjad dan
29
penempatannya.
Catatan: perhatikan huruf abjad dan penempatannya.
6. Apabila satu Penulis buku dikutip bukunya lebih dari satu, maka nama
kedua dan seterusnya tidak perlu ditulis, cukup dengan garis panjang.
Contoh:
Hadjon, Philipus M. et.al., Pengantar Hukum Administrasi Indonesia., Gama
Press, Yogyakartal993.

--------------------------------------, Fungsi Normatif Hukum Administrasi


Dalam Mewujudkan Pemerintahan Yang Bersih, Pidato diucapkan
pads peresmian penerimaan jabatan Guru Besar dalam Ilmu
Hukum pads Fakultas Hukum Universitas Airlangga pada tanggal
10 Oktober 1994.

----------------------------------------, Tentang Wewenang, YURIDIKA, No. 5&6


Tahun XII, September-Desember, 1997.

------------------------------------- , et.al., Hukum Administrasi dan Good


Governance, Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta, 2010.

-------------------------------------, et.al., Hukum Administiasi dan


TindakPidana Korupsi, Gama Press, Yogyakarta, 2011.

7. Jika sumber dalam daftar bacaan dan bermacam-macam (majalah, surat


kabar, brosur dan lain-lain), maka sumber tersebut dikelompokkam dan
tiap-tiap kelompok disusun menurut abjad

L. Penggunaan gelar, pangkat dan sebagainya


Gelar, pangkat seperti Prof., Mr., S.H., Dr., dan atribut-atribut lain sejenis,
tidak perlu dicantumkan dalam footnote dan daftar bacaan. Perkecualian
hanya dalam (kata) pengantar yang berisi pernyataan terima kasih
(acknowledgements), dan dengan alasan-alasan tertentu dalam teks.
M. Petunjuk tambahan:
1. Perhatikan secara cermat ejaan baru.
2. Isi (kata) pengantar mengenai substansi skripsi tidak perlu merendah secara
berlebihan agar tidak menimbulkan kesan remeh pada pembaca skripsi.
3. Hindarkan sejauh mungkin penggunaan:
 kalimat yang panjang.
 kata-kata yang mana, sejauhmana dan semacam itu.
4. Perhatikan perimbangan jumlah halaman dalam tiap bab.
5. Hal yang tidak diuraikan dalam petunjuk penulisan ini, maka penulis
skripsi diharapkan membaca literatur terkait penulisan skripsi, seperti:
 Winarno Sarahmad, Paper. Thesis Skripsi (Buku Pegangan Cara
Merencanakan, Cara Menulis dan Cara menilai), cet IV, Tarsito, Bandung,
1978.

30
 Gorys Keraf, Komposisi (Sebuah Pengantar Kepada kemahiran Berbahasa),
Nusa Indah, Ende, 2001.
6. Apabila dalam Pedoman ini terdapat uraian yang tidak sesuai atau
bertentangan dengan isi kedua buku di poin 6 tersebut, yang digunakan
adalah Petunjuk Penulisan Skripsi ini.

31
CONTOH COVER PROPOSAL SKRIPSI

PEMIDANAAN PELAKU TIDNAK PIDANA ABORSI


KORBAN TINDAK PIDANA PERKOSAAN

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

HANI ATIKA SARI


NBI : 311301438

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2018

32
CONTOH COVER SKRIPSI

KEPAILITAN PERSERO DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1TAHUN


2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA

SKRIPSI

Oleh:

ADVENT KRISTANTO NABABAN


NBI : 1311401553

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2018

33
CONTOH HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

IJAZAH SEBAGAI JAMINAN KERJA DALAM PERJANJIAN KERJA WAKTU


TERTENTU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003
TENTANG KETENAGAKERJAAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi


Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar
Sarjana Hukum

OLEH:

PUTRI MULIANDARI BUDIARTI


NBI : 1311401538

Dosen Pembimbing:

Widhi Cahyo Nugroho, S.H., M.Hum.


NPP/NIP : 20310870120

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2018

34
CONTOH HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI

TANGGUNG JAWAB UBER MOTOR


TERHADAP PENUMPANG AKIBAT KECELAKAAN

Oleh:

AGUNG PRATAMA PUTRA


NBI : 1311401614

Telah Dipertahankan di Depan Tim Penguji


dan Dinyatakan Lulus Skripsi Fakultas Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Pada Tanggal 5 Februari 2018
Berdasarkan Surat Keputusan Dekan No. SK: 342/SK/FH/VIII/2017
Tanggal : 5 Februari 2014

TIM PENGUJI:
Ketua : Dr. Endang Prasetyawati, S.H., M.Hum. ……………………..
NPP : 196001231986012001

Sekertaris : H. R. Adianto Mardijono, S.H., M.Si. ……………………..


NPP : 20310930349

Anggota : Syofyan Hadi, S.H., M.H. .…………………….


NPP : 20310130611

Mengetahui :
Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945
Dekan,

Dr. Slamet Suhartono, S.H., M.H.


NPP : 20310860065

35
Lampiran V : Surat Keputusan Nomor: 213 /SK/FH/III/2018 tentang Petunjuk
Penulisan Skripsi

TATA CARA PENULISAN JURNAL SKRIPSI

1. Tata cara penulisan artikel berupa hasil penelitian dan gagasan konseptual:
(a) Artikel diketik menggunakan huruf book antiqua ukuran 11 (khusus abstrak
menggunakan ukuran 10) dengan ukuran kertas A4 (21 cm x 29 cm) dan
menggunakan program MS Word. Artikel dikirim ke mahyani.fh@untag-sby.ac.id
dan evikongres@untag-sby.ac.id
(b) Batas tepi atas, bawah, kiri dan kanan adalah 2 cm.
(c) Jarak baris tulisan dalam naskah adalah 1,15 spasi kecuali untuk kutipan, catatan
kaki, tabel, keterangan gambar dan daftar bacaan diketik dengan jarak 1 spasi.
(d) Pengetikan paragraf baru dimulai pada ketukan ke-6 dari batas tepi kiri.
(e) Panjang artikel 7.000 – 8.500 kata.
(f) Penomoran halaman menggunakan angka arab dan ditempatkan di bagian tengah
bawah.
(g) Tabel atau gambar diberi nomor urut dan judul.
(h) Sumber kutipan dalam artikel menggunakan catatan kaki.
2. Sistematika penulisan artikel berupa hasil penelitian dan gagasan konseptual
menggunakan pola sebagai berikut:
(a) Judul
Memuat inti dari isi artikel, spesifik, dan efektif
Contoh:
1. Artikel dengan bahasa Indonesia maksimal terdiri dari 20 kata
Karakter Hukum Pancasila Dalam Pembaruan Hukum Pidana Indonesia
2. Artikel dengan bahasa Inggris maksimal terdiri dari 18 kata
The Correlation Of Oath And God
In The Contitution Of Republic Of Indonesia 1945
(b) Nama Penulis dan Lembaga Penulis
1. Ditulis tanpa gelar akademis, indikasi jabatan dan kepangkatan
2. Alamat lembaga tempat kegiatan penelitian dilakukan (nama lembaga,
alamat dan kode pos, nama negara)
3. Penulis korespondensi (telepon, surat elektronik)
Contoh:
Syofyan Hadi
Fakultas Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Jalan Semolowaru Nomor 45, Surabaya 60118, Indonesia
0315926014, syofyan @untag-sby.ac.id
(c) Abstrak
Abstrak terdiri dari satu paragraf dengan jumlah kata 150 hingga 350 kata
dan bukan ringkasan artikel.
36
1. Memuat latar belakang masalah dan rumusan masalah singkat
2. Memuat metode peneliian
3. Memuat hasil penelitian
Artikel berbahasa Indonesia menggunakan abstrak bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris
Artikel berbahasa Resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (Arab, Tionghoa,
Inggris, Perancis, Rusia dan Spanyol) menggunakan abstrak bahasa
Inggris.
(d) Kata Kunci
Kata kunci yang digunakan harus dipilih secara cermat sehingga
mencerminkan makna yang dikandung artikel terkait merupakan
kelengkapan artikel ilmiah modern. Hal tersebut untuk peningkatan
kemudahan akses artikel dalam mesin pencari. Kata kunci maksimal terdiri
dari 3 (tiga) kata kunci.
(e) Pendahuluan
Memuat latar belakang masalah, rumusan masalah atau isu hukum dan
metode penelitian.
1. Latar belakang masalah
Memberikan penjelasan tentang argumen-argumen bahwa masalah yang
dikemukakan untuk penulisan ini dipandang penting dan perlu diteliti.
2. Rumusan masalah atau isu hukum
Memuat permasalahan hukum yang akan diteliti dan dicari jawabannya
dalam bentuk kalimat pertanyaan atau pernyataan. Perumusan masalah
hendaknya menunjukkan adanya hubungan antara dua variabel atau
lebih.
3. Metode penelitian
Mengemukakan metode yang digunakan untuk menjawab rumusan
masalah atau isu hukum.
(f) Pembahasan
Memuat hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah atau isu hukum.
(g) Penutup
1. Kesimpulan memuat inti sari jawaban dari rumusan masalah atau isu
hukum.
2. Saran memuat hal yang ditujukan kepada pemerintah, pemangku
kepentingan, masyarakat atau peneliti selanjutnya.
(h) Kutipan
Kutipan dapat dibedakan menjadi kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung. Kutipan langsung harus sama dengan aslinya sedangkan kutipan
tidak langsung merupakan hasil penyimpulan dari literatur tertentu atas
pendapat orang atau sumber lainnya dengan menggunakan kalimat sendiri.

37
Kutipan langsung yang panjangnya kurang dari lima baris, dimasukkan
dalam teks dan diketik biasa menggunakan tanda petik (“) pada awal dan
akhir kalimat. Kutipan langsung yang panjangnya lebih dari lima baris atau
lebih diketik dengan jarak 1 spasi dan sejajar dengan paragraf.
(i) Catatan Kaki
Catatan kaki dimuat pada pendahuluan, pembahasan dan penutup
1. Buku
Nama pengarang (tanpa gelar), tahun terbit, judul (cetak miring), tempat
terbit, nama penerbit, halaman.
2. Jurnal atau prosiding
Nama pengarang (tanpa gelar), tahun, judul karangan (cetak miring),
nama jurnal/prosiding, nama penerbit, nomor penerbitan, halaman.
3. Seminar, lokakarya, diskusi, penataran
Nama pengarang (tanpa gelar), tahun, judul karangan, nama
seminar/lokakarya/diskusi/penataran, penyelenggara, waktu, tempat.
4. Makalah
Nama pengarang (tanpa gelar), tahun, judul makalah, nama
seminar/lokakarya/diskusi/penataran, penyelenggara, waktu, tempat.
5. Karangan atau esai dalam suatu buku kumpulan karangan atau esai
Nama pengarang (tanpa gelar), tahun, judul karangan/esai, nama editor,
judul buku (cetak miring), tempat terbit, nama penerbit.
6. Wawancara
Nama pihak (tanpa gelar), jabatan atau pekerjaan, tanggal bulan tahun,
waktu.
7. Internet
Nama pengarang (tanpa gelar), judul tulisan, nama laman tulisan (cetak
miring), tanggal diakses.
(j) Daftar Bacaan
Daftar bacaan menggunakan minimal 12 acuan, 80% di antaranya berupa
acuan primer berupa hasil-hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal ilmiah
(cetak atau elektronik) dan acuan yang dirujuk merupakan hasil publikasi
sepuluh tahun terakhir kecuali acuan klasik yang digunakan sebagai bahan
kajian historis. Format penulisan daftar bacaan harus konsisten, dengan
urutan:
1. Buku
Nama pengarang (tanpa gelar), tahun, judul (cetak miring), tempat terbit,
nama penerbit.
2. Jurnal atau prosiding
Nama pengarang (tanpa gelar), tahun, judul karangan (cetak miring),
nama jurnal/prosiding, nama penerbit, nomor penerbitan, halaman.

38
3. Seminar, lokakarya, diskusi, penataran
Nama pengarang (tanpa gelar), tahun, judul karangan, nama
seminar/lokakarya/diskusi/penataran, penyelenggara, waktu, tempat.
4. Makalah
Nama pengarang (tanpa gelar), tahun, judul makalah, nama
seminar/lokakarya/diskusi/penataran, penyelenggara, waktu, tempat.
5. Karangan atau esai dalam suatu buku kumpulan karangan atau esai
Nama pengarang (tanpa gelar), tahun, judul karangan/esai, nama editor,
judul buku (cetak miring), tempat terbit, nama penerbit.
6. Wawancara
Nama pihak (tanpa gelar), jabatan atau pekerjaan, tanggal bulan tahun,
waktu.
7. Internet
Nama pengarang (tanpa gelar), judul tulisan, nama laman tulisan (cetak
miring), tanggal diakses.
(k) Ucapan Terima Kasih
Diberikan apabila terdapat pemberi dana penelitian atau pihak-pihak yang
membantu mengambilkan data penelitian.
3. Sistematika penulisan artikel berupa hasil tinjauan buku hukum:
(a) Buku hukum yang diulas memiliki tahun terbitan sesuai terbitnya tahun jurnal.
(b) Artikel diketik menggunakan huruf book antiqua ukuran 11 dengan ukuran kertas
A4 (21 cm x 29 cm) dan menggunakan program MS Word.
(c) Batas tepi atas, bawah, kiri dan kanan adalah 2 cm.
(d) Jarak baris tulisan dalam naskah adalah 1,15 spasi kecuali untuk kutipan, catatan
kaki, tabel, keterangan gambar dan daftar bacaan diketik dengan jarak 1 spasi.
(e) Pengetikan paragraf baru dimulai pada ketukan ke-6 dari batas tepi kiri.
(f) Panjang artikel 1.500 – 2.000 kata dan diberi nomor halaman.
(g) Menyertakan sampul buku dan rinciannya yang meliputi nama pengarang, tahun,
judul, tempat terbit, nama penerbit, ukuran buku.
4. Bentuk orang pertama atau orang kedua (saya, kami, kita, engkau, anda) tidak boleh
digunakan, melainkan harus dibuat kalimat pasif. Kata ganti diri tersebut diganti
menggunakan kata “penulis”.
5. Daftar Singkatan
Dalam daftar singkatan berikut ini dimasukkan juga singkatan-singkatan yang umumnya
dimuat dalam literatur bahasa Inggris.

Singkatan Arti
anon anoniem, tanpa nama (t.n.); no name (n.n.)
ante di atas, di muka, supra
a.o. among others, antara lain (a.l.); inter alia (i.a)
a quo dalam hal ini (dhi.)
art(s) article(s); ayat (-ayat)

39
c. atau ca circa, kira-kira, sekitar (ttg. Tahun)
cf. confer, bandingkan (bdk)
chap(s) chapter(s), bab (-bab)
col(s) colum(s), kolom (-kolom); lajur (-lajur)
cont. continued, bersambung
c.q. casu quo, dalam perkara/kejadian ybs
c.s. cum suis, dan kawan-kawan (dkk.); et alii (et al)
def. definition, definisi, batasan
diss. dissertation, disertasi
ed(s). editor(s), penyunting, editor
e.g. exempli gratia, umpama (ump.), misal (mis.)
et al. et alii, dan kawan-kawan (dkk.); cum suis (c.s.)
ets. etcetera, dan lain-lain (dll.)
et seq. et sequentia, dan selanjutnya dan seterusnya (dst.); lihat f.
f. atau ff following (page, halaman berikutnya; following (pages)), halaman-
halaman berikutnya
fig(s) figure(s), gambar (-gambar)
h. halaman
i.a. inter alia, antara lain (a.l.); among others (a.o).
ibid ibidem, pada tempat yang sama
id. idem, sama (tentang orang)
i.e. id est, yaitu, yakni, ialah; that is, namely, viz
infra dibawah; post
jis juncties, berhubungan dengan (jamak)
jo juncto, berhubungan dengan (tunggal)
1. atau 11 line(s), baris (-baris)
Loc.Cit.??? loco citato, pada tempat yang telah disebut/dikutip
N.B. nota bene, harap diperhatikan; let well; post scriptum (P.S. umumnya
pada surat)
n.d. no date, tanpa tanggal (t.t) atau tahun penerbitan
n.n nomen nisco, tanpa nama (t.n.); anou
no(s) numero(s), nomor (-nomor), no.
Op.Cit.??? opere citato, dalam karya yang telah disebut/dikutip
p.(pp.) page(s), halaman (h.), halaman-halaman
passim tersebar dalam suatu karya
post di bawah; infra
P.S. post. Scriptum, catatan akhir
q.q. qualitate qua, dalam kedudukan (kualitas) sebagai wakil
quod non pada hal tidak
resp. respectively, berturut-turut
sec(s) section(s), pasal (-pasal)
ser. series, jilid, volume(s), vol(s)

40
sic memang begitu dalam naskah asli
supra di atas, ante
t.n. tanpa nama
t.p. tanpa penulis
t.t. tanpa tanggal/tahun
trans. translation, terjemahan
v.(vs) versus, lawan
vide lihat
vol(s) volume (sj. Jilid, series (ser))

6. Penulis mengisi Surat Pernyataan Bebas Plagiat dan Surat Pernyataan Bebas Publikasi
Ganda

41
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama (tanpa gelar) :
Program Studi :
Fakultas :

dengan ini menyatakan bahwa judul artikel yang akan dimuat di Jurnal Hukum Mimbar
Keadilan Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya:

_______________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________

benar bebas dari plagiat, dan apabila pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, ________________
Yang membuat pernyataan,

Materai
6.000,
TTD

Nama (tanpa gelar)

42
SURAT PERNYATAAN BEBAS PUBLIKASI GANDA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama (tanpa gelar) :
Program Studi :
Fakultas :

dengan ini menyatakan bahwa judul artikel yang akan dimuat di Jurnal Hukum Mimbar
Keadilan Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya:
_______________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________

benar bebas dari publikasi ganda, dan apabila pernyataan ini terbukti tidak benar maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, ________________
Yang membuat pernyataan,

Materai
6.000,
TTD

Nama (tanpa gelar)

43
44

Anda mungkin juga menyukai