FAKULTAS HUKUM
2019
Program Sarjana
Program Studi Ilmu Hukum
i
© 2019 Universitas Airlangga
Tim Penyusun:
Nurul Barizah, SH., LL.M., Ph.D.
Dr. Enny Narwati, S.H.,M.H
Dr. Sri Winarsi, S.H., M.H.
Dr. Radian Salman, S.H., LL.M.
Dr. Ghansham Anand, S.H., M.Kn
Dr. Aktieva Tri Tjitrawati, S.H., M.Hum.
ii
Pengantar Pimpinan Fakultas
Assalamualaikum Wr. Wb.,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Pada tahun 2019 ini Kurikulum Program Sarjana Program Studi Ilmu Hukum sebagai hasil
penyempurnaan dalam redesain kurikulum mulai diberlakukan bagi mahasiswa baru (2018),
sedangkan mahasiswa angkatan 2017 dan sebelumnya tetap menerapkan kurikulum tahun 2012.
Sebagai upaya penyempurnaan dan peningkatan mutu proses pembelajaran, mulai tahun 2018
mahasiswa yang akan menempuh skripsi diwajibkan untuk menyusun proposal dan diuji di hadapan
tim penguji proposal untuk mendapatkan masukan dalam penelitian skripsi.
Informasi yang termuat dalam Buku Panduan Pendidikan Sarjana disusun secara ringkas, diawali
dengan bagian tentang Profil Fakultas Hukum Universitas Airlangga. Pada bagian ini dipaparkan
sejarah pendirian Fakultas Hukum Universitas Airlangga, visi dan misinya, serta struktur organisasi
saat ini. Diharapkan dengan mendapatkan informasi mengenai profil Fakultas Hukum, para
mahasiswa khususnya, akan memahami dengan baik identitas yang merupakan jati diri mereka
sebagai bagian dari keluarga besar Fakultas Hukum Universitas Airlangga.Bagian selanjutnya
merupakan inti dari Buku Panduan Pendidikan Sarjana, yaitu berisi tentang Struktur Kurikulum,
Penyelenggaraan Program Pendidikan, dan Penulisan Skripsi. Melalui informasi ini, para mahasiswa
diharapkan memiliki gambaran jelas mengenai penyelenggaraan akademik pada Program Sarjana
Program Studi Ilmu Hukum sehingga mampu melakukan perencanaan studi dengan baik agar dapat
menyelesaikan studi secara tepat waktu dengan hasil yang memuaskan. Pada bagian akhir
disampaikan informasi tentang para Dosen dan mata kuliah yang diasuh, departemen-departemen
yang ada di bawah Fakultas Hukum, serta tenaga kependidikan yang memberikan dukungan
administratif dalam penyelenggaraan kegiatan akademik dan dalam penciptaan kehidupam kampus
yang dinamis.
Akhirnya kami berharap seluruh civitas academica Fakultas Hukum Universitas Airlangga
memperoleh manfaat dari penerbitan Buku Panduan Pendidikan Program Sarjana ini, dan untuk itu
kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan Buku Panduan ini.
v
Daftar Isi
Pengantar Pimpinan Fakultas __ iii
Daftar Isi __ v
1. PENDAHULUAN __
2. STRUKTUR KURIKULUM __
5. SKRIPSI __
6. PERSYARATAN YUDISIUM __
LAMPIRAN_
Sumber __
vi
PERATURAN
DEKAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA
TENTANG
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Berdasarkan Peraturan Dekan ini ditetapkan Buku Panduan Pendidikan
Program Sarjana Program Studi Ilmu Hukum Tahun 2019.
Pasal 2
(1) Buku Panduan Pendidikan Program Sarjana Program Studi Ilmu Hukum
Tahun 2019 dimaksudkan sebagai buku petunjuk bagi mahasiswa,
dosen, dan tenaga kependidikan dalam penyelenggaraan program
pendidikan di lingkungan Program Sarjana Program Studi Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Airlangga.
(2) Ruang lingkup Buku Panduan Pendidikan Program Sarjana Program
Studi Ilmu Hukum meliputi bagian sebagai berikut:
a. Pendahuluan;
b. Struktur Kurikulum;
c. Silabi Mata Kuliah;
d. Sistem Penyelenggaraan Program Pendidikan;
e. Skripsi;
f. Dosen dan Mata Kuliah yang Diampu;
g. Dosen Wali;
h. Persyaratan Kelulusan;
i. Pengelompokan Dosen dalam Departemen;
j. Daftar Nama Tenaga Kependidikan.
(3) Buku Panduan Pendidikan Program Sarjana Program Studi Ilmu Hukum
Tahun 2019 menjadi Lampiran Peraturan ini.
BAB II
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 3
(1) Bagian Struktur Kurikulum dan Bagian Sistem Penyelenggaraan Program
Pendidikan pada Buku Panduan Pendidikan Program Sarjana Program
Studi Ilmu Hukum Tahun 2019 hanya berlaku bagi mahasiswa tahun
angkatan 2018 dan sesudahnya.
(2) Mahasiswa tahun angkatan 2017 dan sebelumnya berlaku Struktur
Kurikulum menurut Kurikulum Tahun 2012.
(3) Bagian Skripsi pada Buku Panduan Pendidikan Program Sarjana
Program Studi Ilmu Hukum Tahun 2019 mulai berlaku bagi mahasiswa
yang memprogram Skripsi pada Semester Gasal Tahun Akademik
2018/2019 dan sesudahnya.
(4) Masa peralihan dari Kurikulum Program Sarjana Program Studi Ilmu
Hukum Tahun 2012 ke Kurikulum Program Sarjana Program Studi Ilmu
Hukum Tahun 2018 berlangsung selama empat semester terhitung mulai
Semester Gasal Tahun Akademik 2018/2019.
(5) Dalam hal terdapat ketidaksesuaian dalam pelaksanaan, Dekan
berwenang melakukan penyesuaian-penyesuaian yang dianggap perlu
dalam penyelenggaraan program pendidikan pada Program Sarjana
Program Studi Ilmu Hukum.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 4
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Surabaya
Pada tanggal 23 Juli 2019
DEKAN,
TTD.
TENTANG
Visi
Menjadi Fakultas Hukum yang mandiri, inovatif, terkemuka dan adaptif di kawasan
regional (Asia), pelopor pendidikan hukum yang berorientasi sebagai yuris, serta
memiliki kompetensi hukum dan moralitas tinggi.
Misi
Menyelenggarakan pendidikan hukum yang menghasilkan lulusan sebagai yuris, yang
memiliki kompetensi hukum, mampu mengembangkan penelitian yang inovatif untuk
menunjang pendidikan hukum, pengabdian pada masyarakat dan melakukan Tri
Dharma yang berorientasi pada mutu serta daya saing nasional maupun internasional.
Tujuan
1. Menghasilkan yuris yang memahami konsep, prinsip dan kaidah dasar ilmu
hukum sebagai dasar penguasaan kompetensi (kemahiran dan ketrampilan)
hukum;
2. Menghasilkan yuris yamg memiliki kemampuan legal reasoning dalam
menerapkan konsep, prinsip dan norma hukum untuk memecahkan masalah
hukum melalui cara litigasi dan non litigasi.
3. Memiliki kemampuan penelitian, pengabdian pada masyarakat dan
pengembangan hukum yang inovatif.
Saat ini Fakultas Hukum Universitas Airlangga mengelola empat program studi,
yaitu: Program Studi Ilmu Hukum (S1), Program Studi Magister Ilmu Hukum,
Program Studi Magister Kenotariatan, dan Program Studi Doktor Ilmu Hukum.
Komitmen pengelolaan akademik diwujudkan dengan implementasi Airlangga
Integrated Management System (AIMS) sejak tahun 2011 secara konsisten dan
berkelanjutan. Sebagai upaya pengakuan secara internasional, Program Studi Ilmu
Hukum (S1) telah mendapatkan sertifikasi ASEAN University Network Quality
Assurance (AUN-QA) pada 2016 dengan predikat “better than adequate” yang
menunjukkan bahwa sistem penjaminan mutu penyelenggaraan akademik pada
Program Studi Ilmu Hukum (S1) telah dilaksanakan dengan baik dan memenuhi 15
kriteria AUN-QA. Di samping itu, sejak 2013 telah dibuka Summer Course
Programme bagi mahasiswa internasional untuk mempelajari karakter unik Hukum
Indonesia dalam tema Legal Pluralism in Harmonius: Unity in Diversity.
Program pengembangan institusi dalam lima tahun ke depan (2016-2020)
diprioritaskan pada: 1) international recognition; 2) peningkatan kualitas lulusan; dan
3) peningkatan peranan unit-unit yang ada di Fakultas sebagai revenue generating
units. Untuk itu enam aktifitas telah dirancang sebagai implementasi program
prioritas tersebut, yaitu: 1) peningkatan jumlah dan kualitas penelitian dengan target
publikasi pada jurnal nasional dan internasional; 2) pembukaan kelas/ program
internasional dan penguatan summer course programme; 3) penguatan Gugus
Penjaminan Mutu pada setiap program studi untuk menjamin kualitas
penyelenggaraan akademik; 4) peningkatan kualitas sumber daya manusia baik Dosen
dan tenaga kependidikan; 5) peningkatan kualitas dan kapasitas sarana-prasarana
untuk menunjang kegiatan Tridharma; dan 6) melakukan perluasan jejaring kerjasama
dengan Pemerintah, Swasta dan Alumni untuk memberdayakan unit-unit yang ada di
Fakultas dalam rangka meningkatkan income sebagai upaya mewujudkan
kemandirian Fakultas.
1.3.3 Departemen
Departemen merupakan unsur fakultas yang menyelenggarakan kegiatan akademik
dalam satu atau beberapa cabang ilmu. Setiap dosen yang ada di Fakultas bernaung di
bawah satu departemen tertentu sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuninya.
Departemen dipimpin oleh seorang Ketua Departemen dan dibantu oleh satu orang
Sekretaris Departemen. Ketua Departemen dipilih dari dan oleh Anggota Departemen
yang kemudian diusulkan oleh Dekan dan diangkat oleh Rektor. Susunan Departemen
yang ada di Fakultas Hukum Universitas Airlangga serta Ketua dan Sekretaris untuk
periode 2016-2020 adalah sebagai berikut:
a. Departemen Dasar Ilmu Hukum
Ketua : Dr. Ellyn Dwi Poespasari, S.H., M.H.
Sekretaris : Oemar Mochtar, S.H., M.Kn.
b. Departemen Hukum Tata Negara
Ketua : Dwi Rahayu Kristianti, S.H., M.A.
Sekretaris : Zendy W.A.W. Prameswari, S.H., LL.M.
c. Departemen Hukum Administrasi
Ketua : Indrawati, S.H., LL.M.
Sekretaris : Wilda Prihatiningtyas, S.H., M.H.
d. Departemen Hukum Pidana
Ketua : Dr. Astutik, S.H., M.H.
Sekretaris : Sapta Aprilianto, S.H., M.H., LL.M.
e. Departemen Hukum Perdata
Ketua : Dr. Agung Sujatmiko, S.H., M.H.
Sekretaris : Fiska Silvia Rr., S.H., M.M., LL.M.
f. Departemen Hukum Internasional
Ketua : Iman Prihandono, S.H., M.H.. LL.M., Ph.D.
Sekretaris : Dr. Lina Hastuti, S.H., M.H.
2. Kewarganegaraan (NOP104)
Beban: 2 sks
Kewarganegaraan sebagai kelompok Mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
di perguruan tinggi berfungsi sebagai orientasi mahasiswa dalam memantapkan
wawasan dan semangat kebangsaan, cinta tanah air, demokrasi, kesadaran hukum,
penghargaan atas keragamaan dan partisipasinya membangun bangsa berdasar
Pancasila.
4. Pancasila (NOP103)
Beban: 2 sks
Mata kuliah ini berorientasi pada aspek filosofis Pancasila sebagai dasar negara
dengan pokok bahasan pengertian filsafat, cara berpikir filsafat, cabang-cabang
filsafat, aspek ontologi Pancasila, aspek epistemologi Pancasila, aspek aksiologi
Pancasila, sejarah Pancasila, teori kausalitas, ideologi dan ideologi negara, Pancasila
sebagai ideologi terbuka, dan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum.
6. Dosen wali dapat memberikan toleransi jumlah sks yang boleh diambil paling
banyak satu sks.
7. Perhitungan IP ditetapkan dengan menjumlahkan perkalian tiap-tiap sks dengan
bobot nilainya kemudian dibagi dengan jumlah sks.
Contoh:
No. Mata Kuliah sks Nilai Bobot Perhitungan*
1 Hukum Kepegawaian 2 A 4,00 8
2 Hukum Perburuhan 2 AB 3,50 7
3 Hukum Pidana 4 B 3,00 12
4 Hukum Acara Perdata 4 BC 2,50 10
5 Hukum Perikatan 4 C 2,00 8
6 Hukum Acara Pidana 4 D 1,00 4
7 Hukum Lingkungan 2 E 0 0
JUMLAH 22 - - 49
IP** 2,23
Keterangan:
*) sks dikali bobot
**) Jumlah perhitungan dibagi jumlah sks
1.4 Kurikulum
1. Tahun Akademik Fakultas Hukum Universitas Airlangga terdiri atas dua
semester, yaitu Semester Gasal dan Semester Genap.
2. Mata kuliah dalam Kurikulum Fakultas Hukum terdiri dari :
a. Mata Kuliah Wajib;
b. Mata Kuliah Wajib Minat Studi; dan
c. Mata Kuliah Pilihan Minat Studi.
3. Mata Kuliah Wajib Minat Studi terdiri dari:
a. Mata Kuliah Wajib Minat Studi Hukum Bisnis;
b. Mata Kuliah Wajib Minat Studi Peradilan;
c. Mata Kuliah Wajib Minat Studi Hukum Pemerintahan;
d. Mata Kuliah Wajib Minat Studi Hukum Internasional; dan
e. Mata Kuliah Wajib Minat Studi Bisnis Syariah.
4. Mata kuliah Pilihan Bidang Minat:
a. Mata Kuliah Pilihan Minat Studi Hukum Bisnis;
b. Mata Kuliah Pilihan Minat Studi Peradilan;
c. Mata Kuliah Pilihan Minat Studi Hukum Pemerintahan;
d. Mata Kuliah Pilihan Minat Studi Hukum Internasional; dan
e. Mata Kuliah Pilihan Minat Studi Bisnis Syariah.
5. Mata Kuliah Wajib merupakan mata kuliah yang wajib diprogram oleh semua
mahasiswa dan ditawarkan pada Semester Gasal dan Semester Genap.
6. Mata Kuliah Wajib Minat Studi, merupakan mata kuliah yang wajib diprogram
oleh mahasiswa sesuai dengan pilihan minat studi dan ditawarkan pada Semester
Gasal dan Semester Genap.
7. Mata Kuliah Pilihan Minat Studi, merupakan mata kuliah yang dapat diprogram
untuk melengkapi jumlah sks minimal 144 dan maksimal 160, sebagian
ditawarkan pada Semester Gasal dan sebagian ditawarkan pada Semester Genap.
8. Mata kuliah prasyarat harus memperoleh nilai minimal D.
9. Mahasiswa yang gagal memperoleh kredit untuk Mata Kuliah Pilihan, tidak
diharuskan memprogram kembali. Mata kuliah tersebut dapat dihapus dan diganti
dengan Mata Kuliah Pilihan yang lain.
10. Pemrograman kembali mata kuliah yang mendapat nilai BC, C, D, dan E
dilakukan selambat-lambatnya 3 (tiga) semester terhitung setelah pemrograman
pertama kali. Nilai yang diambil adalah nilai yang terbaik.
11. Mahasiswa berhak menyatakan Mata Kuliah Pilihan yang pernah diperoleh,
untuk tidak digunakan dalam perhitungan IP Kumulatif.
4.6 Ujian
1. Maksud dan tujuan penyelenggaraan ujian:
a. Mengevaluasi dan mengukur penguasaan mahasiswa terhadap bahan/ materi
yang disajikan dalam suatu mata kuliah; dan
b. Menjadi umpan balik bagi Dosen pengajar untuk memperbaiki proses dan
metode pembelajaran.
2. Ujian dapat dilaksanakan dalam berbagai macam bentuk, antara lain ujian tertulis
dalam bentuk esai atau tes obyektif, ujian lisan, ujian dalam bentuk
seminar/skripsi, ujian dalam bentuk pemberian tugas, dan ujian yang dapat
dikerjakan di luar kampus (take home exam). Ujian praktik dapat dilaksanakan
dengan cara praktikum dan dapat disertai dengan ujian tertulis dan atau lisan.
Bentuk ujian tersebut disesuaikan dengan tujuan pembelajaran agar dapat
dilaksanakan dalam rentang waktu tertentu.
3. Ujian suatu mata kuliah atau praktikum terdiri atas Ujian Tengah Semester (UTS)
dan Ujian Akhir Semester (UAS).
4. Ujian dilaksanakan sesuai dengan kalender akademik Fakultas.
5. Mahasiswa diperkenankan mengikuti ujian suatu mata kuliah atau praktikum
apabila telah menghadiri paling sedikit 75% dari jumlah perkuliahan dan/atau
praktikum yang telah diselenggarakan.
6. Ujian susulan adalah ujian yang diselenggarakan bagi mahasiswa yang tidak
mengikuti ujian dengan alasan yang sah.
7. Ujian susulan dapat diselenggarakan atas persetujuan Dosen Penanggungjawab
Mata Kuliah (PJMK) hanya dengan alasan sakit, menjalankan tugas negara, tugas
Universitas, atau tugas fakultas.
8. Permohonan ujian susulan diajukan paling lambat dua minggu setelah masa ujian
berakhir.
9. Tata tertib ujian:
a. Tata Tertib Ujian Semester berlaku untuk penyelenggaraan Ujian Tengah
Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS), dan Ujian Susulan untuk UTS
atau UAS.
b. Peserta Ujian wajib membawa dan menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa
(KTM) dan Kartu Ujian (khusus pada saat UAS) kepada Dosen
Pengawas/Petugas Ujian pada saat mengikuti ujian semester.
c. Peserta Ujian wajib menandatangani Daftar Hadir Peserta Ujian (rangkap
tiga). Peserta Ujian yang tidak menandatangani Daftar Hadir Peserta Ujian
dengan alasan apapun dianggap tidak mengikuti ujian.
d. Peserta Ujian wajib memakai busana yang rapi dan sopan (berkerah) dengan
sepatu tertutup.
e. Peserta Ujian wajib duduk di kursi dengan nomor kursi yang sesuai dengan
nomor absensi Peserta Ujian pada Daftar Hadir.
f. Peserta Ujian dilarang meninggalkan ruang ujian selama ujian berlangsung,
kecuali telah mendapatkan ijin dari Dosen Pengawas/Petugas Ujian.
g. Peserta Ujian yang hadir terlambat lebih dari 30 menit tidak diperkenankan
mengikuti ujian dan tidak berhak mengajukan ujian susulan. Peserta Ujian
yang hadir terlambat kurang dari 30 menit tetap diperkenankan mengikuti
ujian, namun tidak berhak mendapatkan waktu tambahan.
h. Selama penyelenggaraan ujian, Peserta Ujian dilarang melakukan kecurangan
dan/ atau tindakan yang mengindikasikan kecurangan, termasuk namun tidak
terbatas pada:
1) Mengakses alat komunikasi elektronik dalam bentuk apapun, untuk
maksud dan tujuan apapun.
2) Melakukan komunikasi dengan Peserta Ujian yang lain dengan maksud
dan tujuan apapun.
3) Meminjam atau meminjamkan peralatan tulis, catatan, buku literatur,
peraturan perundang-undangan, dan perlengkapan lainnya kepada Peserta
Ujian yang lain.
4) Menyuruh orang lain untuk hadir dan mengerjakan ujian (perjokian).
i. Pelanggaran terhadap ketentuan dalam angka 8, berdasarkan berat-ringannya
pelanggaran, akan dikenai sanksi :
1) Berdasarkan keputusan PJMK, tidak diluluskan dari mata kuliah yang
diujikan tersebut; atau
2) Berdasarkan keputusan Dekan, tidak diluluskan dari semua mata kuliah
yang diprogram pada semester tersebut; atau
3) Berdasarkan keputusan Dekan, dilarang mengikuti semua kegiatan
akademik yang berlangsung dalam kurun waktu semester tertentu
(skorsing); atau
4) Berdasarkan keputusan Rektor atas usulan Dekan, diberhentikan sebagai
mahasiswa Universitas Airlangga setelah diusulkan oleh Dekan dan
ditetapkan oleh Rektor.
j. Ujian susulan hanya diberikan mahasiswa yang tidak dapat mengikuti ujian
pada jadwal yang ditentutkan dengan alasan:
1) Sakit, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter Pemerintah;
2) Menjalankan tugas negara, yang dibuktikan dengan Surat Penugasan dari
Pejabat yang berwenang
3) Menjalankan tugas Universitas, yang dibuktikan dengan Surat Penugasan
dari Rektor; atau
4) Menjalankan tugas Fakultas, yang dibuktikan dengan Surat Penugasan
dari Dekan.
k. Permohonan ujian susulan harus diajukan kepada Dosen PJMK paling lambat
14 hari setelah ujian mata kuliah tersebut berlangsung. Permohonan yang
diajukan lewat 14 hari setelah ujian mata kuliah tersebut berlangsung, maka
ujian susulan tidak dapat diberikan.
l. Permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 11 diajukan oleh mahasiswa
yang bersangkutan sendiri, atau, apabila kondisi tidak memungkinkan, oleh
wakilnya yang dibuktikan dengan Surat Kuasa.
m. Dosen pengawas/Petugas Ujian berwenang secara penuh untuk menjalankan
dan mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk melaksanakan Tata
Tertib Ujian.
4.7 Penilaian
1. Penilaian akhir suatu mata kuliah atau praktikum dinyatakan dengan huruf:
2. Nilai akhir mata kuliah atau praktikum meliputi komponen nilai yang terdiri atas:
a. Nilai tugas;
b. Soft Skill;
c. Nilai UTS; dan
d. Nilai UAS.
Dengan persentase tertentu yang mengacu pada Rencana Pembelajaran Semester
mata kuliah yang bersangkutan.
3. Dosen PJMK wajib menyerahkan nilai akhir selambat-lambatnya 2 (dua) minggu
setelah UTS maupun UAS berlangsung.
4. Hasil studi mahasiswa dalam suatu semester dicatat dalam Kartu Hasil Studi
(KHS) dan/atau dapat diakses melalui UACC.
5. Hasil studi dari keseluruhan mata kuliah yang ditempuh atau hasil studi akhir
mahasiswa dinyatakan dalam transkrip akademik yang ditandatangani oleh
Dekan atau Wakil Dekan I.
4. Predikat kelulusan Dengan Pujian (Cum Laude) hanya dapat diberikan dengan
syarat masa studi ≤ 8 semester.
5. Lulusan terbaik fakultas ditentukan dengan kriteria
a. IPK;
b. Masa studi;
c. SKP; dan
d. Prestasi (nasional dan/atau internasional dibidang akademik).
6. Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dalam Rapat Yudisium wajib mengikuti
Penggelaran Sarjana Hukum yang dilaksanakan oleh Fakultas Hukum Universitas
Airlangga.
7. Untuk memperoleh ijazah sarjana, mahasiswa wajib mengikuti wisuda.
19. Mahasiswa dinyatakan lulus ujian skripsi apabila berhasil memperoleh nilai
rerata minimal 55,00 (lima puluh lima); kurang dari nilai tersebut mahasiswa
dinyatakan TIDAK LULUS.
20. Ketentuan penilaian ujian skripsi dalam angka 18 dan 19 berlaku bagi mahasiswa
angkatan 2017 dan sebelumnya; ketentuan penilaian ujian skripsi bagi mahasiswa
angkatan 2018 dan setelahnya akan diatur lebih lanjut dengan mengacu pada
Peraturan Rektor yang berlaku.
21. Kecurangan dalam ujian skripsi pada hakikatnya merupakan kecurangan dalam
penulisan skripsi, yang bentuknya antara lain:
a. mengutip dari sumber tertentu tetapi tidak benar;
b. plagiat sebagian atau seluruhnya.
Jika kecurangan tersebut diketahui dan dibuktikan selama ujian berlangsung,
maka mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan TIDAK LULUS yang dimuat
dalam FS.07. Mahasiswa diwajibkan menyusun skripsi baru. Apabila kecurangan
tersebut diketahui dan dapat dibuktikan oleh siapapun setelah mahasiswa
dinyatakan lulus ujian skripsi atau lulus sebagai mahasiswa, maka sanksi akan
ditetapkan oleh Rektor berdasarkan usulan Dekan.
22. Apabila mahasiswa dinyatakan TIDAK LULUS, maka mahasiswa harus diuji
ulang yang waktu pelaksanaannya ditetapkan oleh Tim Penguji Skripsi, dalam hal
ini undangan tertulis tidak diperlukan. Berita Acara Ujian Skripsi (FS.07) dapat
disesuaikan oleh Tim Penguji Skripsi menurut perubahan yang ada.
23. Dosen Pembimbing Skripsi menyerahkan Berita Acara Ujian Skripsi (FS.07)
yang telah diisi dan ditandatangani oleh Tim Penguji Skripsi ke Sub Bagian
Akademik untuk diproses lebih lanjut.
24. Nilai Skripsi akan dikeluarkan (diterbitkan dalam KHS) apabila mahasiswa telah
menyelesaikan revisi Skripsi dengan arahan dari Dosen Pembimbing Skripsi
sesuai masukan dalam ujian skripsi dan menyerahkan naskah Skripsi yang telah
ditandatangani oleh seluruh Tim Penguji Skripsi ke Perpustakaan dan Koleksi
Khusus sesuai ketentuan akademik yang berlaku.
25. Revisi dan penjilidan skripsi harus diselesaikan dalam jangka waktu tiga minggu
setelah ujian skripsi dilaksanakan.
26. Naskah skripsi yang telah direvisi, dijilid sebanyak lima atau enam rangkap
untuk:
a. Perpustakaan Universitas Airlangga;
b. Koleksi Khusus Fakultas Hukum;
c. Arsip Ketua Panitia Penguji;
d. Arsip Pembimbing;
e. Arsip yang mahasiswa yang bersangkutan;
f. Arsip Bagian Keuangan (bagi yang memperoleh bantuan dana penulisan
skripsi).
Bab Uraian
Pembagian bab tergantung dari jumlah rumusan masalah atau isu hukum yang
akan diteliti. Apabila terdapat dua rumusan masalah, maka rumusan masalah
pertama akan dibahas dalam Bab II, dan rumusan masalah kedua akan dibahas
dalam Bab III, demikian seterusnya. Pembagian bab ke dalam beberapa sub-bab
mengacu dari pendekatan (approach) yang digunakan dalam menganalisis
rumusan masalah.
Catatan:
Perhatikan keserasian atau konsistensi antara judul, rumusan masalah, serta penarikan
kesimpulan.
5.3.2 Penomoran
1. Dua halaman judul skripsi dihitung, tetapi tidak diberi nomor.
2. Halaman-halaman bagian awal skripsi (sampai Daftar Isi) diberi nomor urut
angka Romawi kecil (dimulai dari nomor iii dan seterusnya) ditulis di bagian
bawah di tengah halaman, dua spasi di bawah teks.
3. Halaman-halaman berikutnya (mulai Bab Pendahuluan) diberi nomor urut angka
(1, 2, 3, dan seterusnya) ditulis di sudut atas kanan, dua spasi di atas teks, kecuali
pada halaman awal bab.
4. Nomor halaman awal bab ditulis dengan angka Arab di bagian bawah tengah
halaman, dua spasi di bawah teks.
5. Tiap-tiap bab diberi nomor urut dalam angka Romawi besar (I, II, III, dan
seterusnya) di atas judul bab. Pendahuluan dijadikan Bab I.
5.3.3 Kutipan
1. Kutipan Langsung
a. Harus sama dengan aslinya baik mengenai susunan kata-katanya, ejaannya,
maupun tanda-tanda bacanya.
b. Jika panjangnya kurang dari lima baris, pengetikannya diintegrasikan dalam
teks/ naskah dengan dua spasi dan diberi tanda kutip pada awal dan akhir
kutipan.
Contoh:
Actio Pauliana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1341 KUHPerdata diatur
pula dalam Undang-Undang Kepailitan: “actio pauliana di dalam UUK
merupakan ketentuan yang lazim ada pada bankruptcy law dari banyak negara.
Pencantuman ketentuan ini, yang dikenal pula dengan nama ‘claw back
provision’,di dalam Undang-Undang Kepailitan sangat perlu.”1
c. Jika panjangnya lima baris atau lebih menggunakan spasi satu tanpa tanda
kutip pada awal dan akhir kutipan, dimulai setelah 1,5 cm dari batas tepi kiri.
Jarak antara kutipan yang panjangnya lima baris atau lebih dan teks adalah dua
spasi.
Contoh:
Berdasarkan ajaran perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad) jika
ternyata terbukti Direksi tidak menjalan kewajibannya secara pantas
(kennelijk onbehoorlijk taakvervulling) dan akibat dari kelalaiannya itu
menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka pihak yang dirugikan berhak
menuntut anggota Direksi secara pribadi sebagai pihak yang telah melakukan
perbuatan melawan hukum, yang menurut hukum Indonesia berdasarkan
pasal 1365 KUH Perdata (di Negara Belanda Pasal 1639 N.B.W.).17
d. Apabila dalam kutipan perlu dihilangkan beberapa bagian dari kalimat, maka
pada bagian yang dihilangkan diganti 3 titik.
Contoh:
“… program restrukturisasi kredit perbankan yang dilaksanakan selama ini …
berkaitan dengan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan bank.”
e. Kalau dari suatu kutipan yang dihilangkan itu langsung sampai pada akhir
kalimat, maka diganti dengan 4 titik.
Contoh:
“Permohonan pengesahan dana pensiun diajukan oleh bank atau perusahaan
asuransi jiwa ….”
f. Titik 4 juga digunakan jika yang dihilangkan bagian awal kalimat berikutnya
atau lebih.
Contoh:
“…. yang diperlukan untuk bertindak sebagai pengurus”
g. Kalau perlu disisipkan sesuatu ke dalam kutipan, dipergunakan tanda kurung
siku [ …].
Contoh:
Bentuk utang pajak tagihan yang lahir dari Undang-Undang No. 6 Tahun 1983
[sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 1999].
(Pertimbangan Putusan No. 015K/N/1999 tanggal 4 Juli 1999)
h. Kutipan yang panjangnya kurang dari lima baris yang di dalamnya terdapat
tanda kutip (dua koma), maka tanda kutip itu diubah menjadi tanda kutip satu
koma.
Contoh:
Ketentuan mengenai actio pauliana di dalam UUK merupakan ketentuan yang
lazim ada pada bankruptcy law dari banyak negara. Pencantuman ketentuan
ini, yang dikenal pula dengan nama “claw back provision” , di dalam Undang-
Undang Kepailitan sangat perlu.
Jika dikutip maka pengetikannya seperti berikut ini:
“Ketentuan mengenai actio pauliana di dalam UUK merupakan ketentuan
yang lazim ada pada bankruptcy law dari banyak negara. Pencantuman
ketentuan ini, yang dikenal pula dengan nama ‘claw back provision’,di dalam
Undang-Undang Kepailitan sangat perlu.”
i. Kata-kata yang tidak bergaris dalam aslinya, tetapi oleh pengutip dianggap
perlu diberi garis, dibubuhi catatan langsung di belakang bagian yang diberi
garis di antara tanda kurung siku.
Contoh:
“Dalam hal seperti itu, ternyata Presiden sama sekali tidak [garis miring dari
penulis] mempunyai pengaruh apa-apa”.
Cara ini berlaku bagi setiap perubahan dan tambahan terhadap bentuk asli
bahan yang dikutip.
j. Tiap-tiap kutipan diberi nomor kutipan pada akhir kutipan. Nomor diketik
setengah spasi di atas baris kalimat, langsung sesudah akhir kutipan. Nomor
kutipan berurut sampai bab terakhir, tidak dibubuhi titik, tanda kurung, dan
lain-lain.
Kalau tidak diketahui nama pengarang suatu artikel dalam majalah, maka nama
pengarang ditiadakan, jadi footnote dimulai dengan judul karangan.
14 “
Sekolah-sekolah di Yogyakarta”, Suara Guru II, September 1957, h. 18,
19, 21.
15
Lim, “Sudah Tiba Waktunya Hukum Intergentil Ditinggalkan sebagai
Mata Kuliah”, Kompas, 28 Agustus, 1979, h. 3.
Artikel koran online hanya boleh dikutip ketika tidak terdapat artikel yang sama
pada edisi cetaknya dengan ketentuan sebagai berikut: Tempat penerbitan diganti
dengan ‘(online)’, halaman kutipan harus disebutkan jika artikel online tersebut
memiliki halaman; dan URL harus dicantumkan setelah tanggal penerbitan
(bukan tanggal akses) atau halaman kutipan jika ada.
16
Fajar Pratama, “Akankah Politikus KMP Hadiri Rapat DPR
Tandingan?”, Detik News (online), 3 Oktober 2014, h. 1, dalam
http://news.detik.com/read/2014/11/03/070319/2736815/10/akankah-politikus-
kmp-hadiri-rapat-dpr-tandingan?n991101605, diakses pada 12 Juni 2015.
5. Wawancara
19
Wawancara dengan Ketua Pengadilan Negeri Surabaya, Surabaya, 16
Juni 1980.
7. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT)
mengatur tentang tata cara pendirian dan pengaturan perseroan terbatas di
Indonesia. Direksi mewakili perseroan terbatas baik di dalam maupun di luar
Pengadilan.20
20
Pasal 62 UUPT.
8. Internet
25
Norman Edwin Elnizar, ”Ada Masalah Regulasi Penanganan Pengungsi
di Indonesia”, http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt597853eb3280a/ada-
masalah-regulasi-penanganan-pengungsi-di-indonesia, diakses pada 26 Juli
2017.
2. Op.Cit.
Op.cit. kependekan dari dari opere citato, artinya “dalam karya yang telah
disebut”, dipakai untuk menunjuk kepada sumber yang telah disebut sebelumnya
dengan lengkap, tetapi telah diselingi oleh sumber lain.
Pemakaian Op.cit. harus diikuti nomor halaman yang berbeda. Kalau dari seorang
penulis telah disebut dua macam buku atau lebih, maka untuk menghindarkan
kekeliruan harus dijelaskan buku mana yang dimaksud dengan mencantumkan
nama penulis diikuti angka Romawi besar I, II, dan seterusnya pada footnote
sesudah tahun penerbitan di antara dua tanda kurung.
Contoh:
17
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana Prenada
Media, Jakarta, 2012 (selanjutnya disingkat Peter Mahmud I), h. 50.
18
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Cet. II, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta, 2006 (selanjutnya disingkat Peter Mahmud Marzuki II), h.
98.
19
Sudigdo Hardjosudarmo, Masalah Tanah di Indonesia Suatu Studi di
Sekitar Pelaksanaan Landreform di Jawa dan Madura, Bharata, Jakarta, 1970, h.
54.
20
Peter Mahmud Marzuki I, Op.cit., h. 139.
Yang dikutip adalah dari karya Peter Mahmud Marzuki dalam footnote nomor 17
(bukan 18).
3. Loc.Cit.
Loc.cit. kependekan dari loco citato, artinya “pada tempat yang telah disebut”,
digunakan kalau menunjuk kepada halaman yang sama dari suatu sumber yang
telah disebut sebelumnya dengan lengkap, tetapi telah diselingi oleh sumber lain.
Contoh:
1
Komar Kantaatmadja, Hukum Perusahaan Bagi Perusahaan-perusahaan
Asing, Tarsito, Bandung, 1984, h.45.
2
R.M. Suryodiningrat, Azas-azas Hukum Perikatan, Tarsito, Bandung,
1982, h.59.
3
Kantaatmadja, Loc.cit.
4
Suryodiningrat, Loc.cit.
5.3.8 Bahasa
1. Bentuk kalimat tidak boleh menampilkan orang pertama atau orang kedua (saya,
kami, kita, engkau dan lain-lain). Dalam penyajian ucapan terima kasih pada
pengantar, saya dapat diganti dengan penulis.
2. Isi Kata Pengantar mengenai substansi skripsi tidak perlu merendah secara
berlebihan supaya tidak timbul kesan pada pembaca bahwa skripsi Anda kurang
berkualitas. Kata Pengantar dapat dipergunakan untuk menyampaikan kesan,
pesan, ucapan yang bersifat personal tetapi harus dituliskan dengan gaya bahasa
formal.
3. Tidak dibenarkan menggunakan:
a. Kalimat yang terlalu panjang.
b. Frase: “di mana”; “yang mana”; “sejauh mana”; “oleh karena mana” dan frase-
frase semacam itu.
4. Istilah yang dipakai istilah Indonesia atau yang sudah di-Indonesia-kan, jika
terpaksa harus memakai istilah asing digunakan huruf italic (dicetak miring).
5. Penggunaan kata penghubung, kata depan, awalan, akhiran dan tanda baca secara
tepat, antara lain:
a. Tidak membutuhkan koma untuk kata “bahwa”, “karena”, “sebab”, “supaya.”
;
b. Membutuhkan koma sebelum kata “akan tetapi”, “tetapi”, melainkan”,
“maka”;
c. Membutuhkan koma sebelum dan setelah kata “misalnya”, “contohnya”,
“ialah”.
6. Singkatan atau akronim tidak boleh digunakan pada awal kalimat.
11. Dr. M. Hadi Subhan, S.H., C.N., M.H. 1. Pengantar Filsafat Hukum 2
2. Hukum Kepailitan 2
3. Hukum Perburuhan 2
4. Pemerintahan Daerah 4
12. Indrawati, S.H., LL.M.* 1. Hukum Pajak 2
2. Hukum Perizinan 2
3. Hukum Agraria 2
4. Pancasila 2
5. Hukum Administrasi 4
6. Hukum Keuangan Negara 2
7. Hukum Pelayanan Publik 2
13. Indria Wahyuni, S.H., LL.M.* 1. Pemerintahan Daerah 4
2. Hukum Lingkungan 2
3. Pancasila 2
4. Hukum Keuangan Negara 2
5. Hukum Administrasi 4
6. Klinik Anti Korupsi 2
7. Hukum Pelayanan Publik 2
14. Franky Butar Butar, S.H., M. Dev.* 1. Hukum Lingkungan 2
2. Hukum Pertambangan 2
3. Hukum Lingkungan Internasional 2
4. Hukum Agraria 2
15. Bagus Oktafian Abrianto, S.H., M.H.** 1. Hukum Administrasi 4
2. Hk. Acr. Peradilan Tata Usaha Negara 4
3. Hukum Perburuhan 2
4. Pancasila 2
5. Hukum Pelayanan Publik 2
6. Pengantar Hk. Pengadaan Barang & Jasa 2
16. Wilda Prihatiningtyas, S.H., M.H.** 1. Pemerintahan Daerah 4
2. Hukum Lingkungan 2
3. Klinik Lingkungan 2
4. Pancasila 2
2. Prof. Dr. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H. 1. Hukum Acara Pidana 4
2. Hukum Pidana 4
3. Hak Kekayaan Intelektual 4
4. Praktik Peradilan Pidana & Perdata 2
5. Hukum Pidana Anak 2
6. Hukum Siber 2
7. Hukum Pidana Militer 2
3. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, S.H., M.Hum. 1. Hukum Acara Pidana 4
2. Hukum Pidana Korupsi 2
3. Argumentasi Hukum 2
4. Praktik Peradilan Pidana & Perdata 2
4. Dr. Toetik Rahayuningsih, S.H., M.Hum. 1. Hukum Pidana 4
2. Hukum Pidana Ekonomi 4
3. Hukum Pidana Politik 2
4. Hukum Pidana Pers 2
5. Hukum Pidana Korporasi 2
5. Dr. Sarwirini, S.H., M.S. 1. Hukum Pidana 4
2. Hukum Pajak 2
3. Kejht. Thd. Nyawa & Harta Kekayaan 4
4. Hukum Pidana Anak 2
5. Kriminologi 2
6. Dr. Astutik, S.H., M.H. 1. Hukum Pidana 4
2. Hukum Pidana NAPZA 2
3. Kejht. Thd. Nyawa & Harta Kekayaan 4
4. Hukum Pidana Pers 2
5. Ilmu Kedokteran Kehakiman 2
6. Hukum Kesehatan 2
7. Pengantar Hukum Indonesia 4
7. Dr. Bambang Suheryadi, S.H., M.Hum. 1. Hukum Pidana 4
2. Kejht. Thd. Nyawa & Harta Kekayaan 4
3. Hukum Pidana Politik 2
4. Argumentasi Hukum 2
5. Hukum Pidana Militer 2
8. Sapta Aprilianto, S.H., M.H. 1. Hukum Acara Pidana 4
2. Kejht. Thd. Nyawa & Harta Kekayaan 4
3. Hukum Pidana Korupsi 2
4. Psikiatri Kehakiman 2
5. Hukum Kesehatan 2
9. Taufik Rachman, S.H., LL.M., Ph. D. 1. Hukum Acara Pidana 4
2. Hukum Pidana Korupsi 2
3. Pengantar Hukum Indonesia 4
4. Penelitian Hukum 2
2. Prof. Dr. L. Budi Kagramanto, S.H., M.H., M.M. 1. Hukum Persaingan Usaha 2
2. Hukum Dagang 4
3. Hukum Transportasi 2
4. Hukum Asuransi 2
8. Dr. Trisadini Prasastinah Usanti, S.H., M.H. 1. Pengantar Lembaga Keu. Syariah 4
2. Hukum Perdata 4
3. Pengantar Perbankan Syariah 2
4. Hukum Perbankan 4
9. Dr. Mas Rahmah, S.H., M.H., LL.M. 1. Hak Kekayaan Intelektual 4
2. Hukum Investasi 2
3. Hukum Dagang 4
4. Hukum Pasar Modal 2
15. Fiska Silvia Raden Roro, S.H., M.M., LL.M. 1. Hukum Islam 2
2. Hukum Waris (Adat, Islam, BW) 4
3. Hukum Acara Peradilan Agama 2
4. Pengantar Lembaga Keu. Syariah 4
5. Pengantar Fiqh Muamalat 2
13. Adhy Riadhy Arafah, S.H., LL.M. (Adv.) 1. Hukum Udara dan Angkasa 2
2. Hukum Internasional 4
3. Hukum Transportasi 2
4. Hukum Organisasi Internasional 2
5. Penyelesaian Sengketa Internasional 2
15. Windy Nova Ariesta, S.I.Kom. Sederajad (Gol. III/a) / Penata Usaha
NIP.19860323 201801 32 01 Pimpinan
16. Nuri Febri Rodiyah, A.Md. Sederajad (Gol. II/c) / Pengadministrasi
NIP.19910212 201801 32 01 Bahan Pakai Habis
17. Yuni Ma'rifatul Afifah, A.Md. Sederajad (Gol. II/c) / Pelaksana Adm. USI
NIP.19900619 201801 32 01
18. Iwan Hariyanto Sederajad (Gol II/a) / Pengadministrasi
NIP.19800110 201801 31 01 Barang Milik Negara
19. Moch. Husni Sederajad (Gol. II/a) / Petugas Ruang
NIP.19800609 201803 51 01 Departemen (Pidana, HTN, HA & DIH)
34. Irma Ike Wardani, S.H. Penata (Gol. III/c) / Kaur SDM /
NIP.19770811 200810 2 002 Pengadministrasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
INDRAWAN
NIM. 0314178450
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
Lampiran 2: Contoh halaman pengesahan proposal skripsi
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai syarat untuk melakukan penulisan skripsi dan diujikan pada tanggal
14 Agustus 2018.
Kepada Yth.
Wakil Dekan I
Fakultas Hukum Universitas Airlangga
Surabaya
Nama :
NIM :
Alamat :
No. Telp. :
E-mail :
Untuk itu mohon diselenggarakan ujian proposal skripsi pada (Diisi oleh Ketua
Departemen):
Hari/ tanggal :
Jam :
Tempat :
Surabaya, ____________________
Mahasiswa, Ketua Departemen _________________
_____________________________ _________________________________
NIM. NIP.
Kepada Yth.
Sdr./ Sdri. [Nama Mahasiswa]
NIM. [NIM]
Fakultas Hukum Universitas Airlangga
Surabaya
Dengan ini diberitahukan kepada Saudara/ Saudari bahwa pelaksanaan ujian proposal
skripsi yang anda ajukan akan diselenggarakan pada:
Dengan Tim Penguji adalah Dosen sebagaimana disebutkan pada bagian tembusan
surat ini.
a.n. Dekan
Wakil Dekan I,
Tembusan Yth.
1. [Nama Dosen Ketua Penguji] (Ketua)
2. [Nama Dosen Anggota Penguji] (Anggota)
3. [Nama Dosen Anggota Penguji] (Anggota)
Catatan:
a. Mahasiswa berbusana kemeja warna putih, dasi warna hitam, celana warna
panjang hitam, sepatu warna hitam.
b. Mahasiswi berbusana kemaja warna putih, jilbab putih (bagi yang berjilbab), rok
panjang warna hitam, sepatu warna hitam.
FS.03
Lampiran 5: Berita Acara Ujian Proposal Skripsi
Nama :
NIM :
Minat Studi :
Judul Proposal :
_______________________________
---------------------------------Diisi oleh Ketua Departemen ---------------------------------
Kepada Yth.
Dekan
u.p Wakil Dekan I
Fakultas Hukum Universitas Airlangga
Surabaya
Dengan ini kami beritahukan bahwa proses pembimbingan skripsi mahasiswa tersebut di
bawah ini telah selesai:
Nama :
NIM :
Minat Studi :
Judul Skripsi :
Alamat rumah :
Telp./ HP :
Selanjutnya kami mohon untuk diproses ujian skripsi bagi yang bersangkutan dengan waktu
pelaksanaan:
Hari/ tanggal :
Jam :
Tempat :
Surabaya, __________________
Mengetahui Dosen Pembimbing,
Ketua Departemen,
_____________________________ ___________________________
NIP. NIP.
Hari : [Hari]
Tanggal : [tanggal] [Bulan] [tahun]
Tempat : [Ruangan]
Judul Skripsi : [Judul Skripsi]
Pembimbing : [Nama Dosen Pembimbing Skripsi]
a.n. Dekan
Wakil Dekan I
Catatan:
Busana mahasiswa dalam ujian skripsi
Pria : celana panjang hitam, kemeja lengan panjang putih, dasi hitam.
Wanita : rok panjang hitam, kemeja lengan panjang putih, dasi hitam/ jilbab hitam.
Lampiran 9: Berita Acara Ujian Skripsi FS.07A
Setelah ujian skripsi dilaksanakan dengan ini Tim Penguji Skripsi memutuskan bahwa
mahasiswa tersebut:
Berita acara ini dibuat kembali pada hari : _____________ tanggal ____________
Ketua 1.
2.
3.
Anggota
4.
5.
FS.07B
Lampiran 10: Formulir Penilaian Skripsi
Nama : __________________________________________________
NIM : __________________________________________________
Minat Studi : __________________________________________________
Judul Skripsi : __________________________________________________
__________________________________________________
__________________________________________________
__________________________________________________
Penilaian:
No. Kriteria Penilaian Bobot Skor Skor Terbobot
1 Format Penulisan 20%
2 Substansi 30%
3 Argumentasi 50%
Surabaya, ___________________
Penguji,
____________________________
NIP.
Catatan:
1. Diisi oleh masing-masing Dosen Penguji Skripsi.
2. Nilai Skor yang diberikan paling rendah 0 dan paling tinggi 100.
3. Skor Terbobot = Bobot x Skor
FS.07C
Lampiran 11: Formulir Rekapitulasi Nilai Skripsi
Nama : __________________________________________________
NIM : __________________________________________________
Minat Studi : __________________________________________________
Judul Skripsi : __________________________________________________
__________________________________________________
__________________________________________________
__________________________________________________
Rekapitulasi nilai:
No. Tim Penguji Skripsi Skor Terbobot
1 Ketua
2 Anggota I (Dosen Pembimbing Skripsi)
3 Anggota II
4 Anggota III
5 Anggota IV
Nilai Skripsi
Berdasarkan rerata skor terbobot tersebut di atas, Tim Penguji Skripsi menyatakan
mahasiswa tersebut di atas:
______________________________
NIP.
Catatan:
1. Nilai skripsi adalah rerata nilai terbobot yang diberikan oleh masing-masing Dosen Penguji Skripsi.
2. Nilai huruf didasarkan pada Nilai Skripsi dengan berpedoman pada:
Nilai Skripsi Nilai Huruf
75,00-100 A
70,00-74,99 AB
65,00-69,99 B
60,00-64,99 BC
55,00-59,99 C
< 55,00 TIDAK LULUS
Lampiran 12: Contoh Halaman Sampul Depan
SKRIPSI
Oleh:
INDRAWAN
NIM. 0314178450
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
Lampiran 13: Contoh Halaman Pengesahan Skripsi
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Hukum
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
Lampiran 14: Contoh Lembar Pengesahan Ujian Skripsi
Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada
tanggal 14 Agustus 2018
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (Berita Negara Tahun 2015
Nomor 1952).
Peraturan Rektor Universitas Airlanggan Nomor 40 Tahun 2015 tentang Standar Nilai
English Language Proficiency Test (ELPT) Bagi Mahasiswa Program
Diploma dan Sarjana.
Peraturan Rektor Universitas Airlangga Nomor 29 Tahun 2018 tentang Evaluasi Studi
Mahasiswa sebagaimana diubah dengan Peraturan Rektor Universitas
Airlangga Nomor 35 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Rektor
Universitas Airlangga Nomor 29 Tahun 2018 tentang Evaluasi Studi
Mahasiswa.