LAPORAN UMUM
Oleh:
Dimas Laksana Yudharaputra (13017022)
Ronald Andrean Keswantono (13017036)
Pembimbing:
Dr. Antonius Indarto
Ahmad Zaky Luthfi, S.T.
Zulkarnain, S.T.
SEMESTER I 2020/2021
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN UMUM
Catatan/komentar :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nyalah penulis dapat menyelesaikan pembuatan Laporan Umum Kerja Praktek di PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang. Kerja Praktek dilakukan di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang pada
periode 23 November 2020 – 31 Januari 2021.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat lulus mata kuliah TK4090 Kerja
Praktek, Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Bandung. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dan mendukung proses pembuatan Laporan Kerja Praktek ini. Ucapan terima
kasih penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Dr. Antonius Indarto sebagai pembimbing kami sekaligus sebagai kordinator
kerja praktik.
2. Bapak Ahmad Zaky Luthfi, S.T. dan Bapak Zulkarnain, S.T. sebagai pembimbing
lapangan kami.
3. Ibu Nina Komar sebagai staf divisi tata usaha yang telah membantu kami untuk
mendapatkan tempat kerja praktik.
4. Awanis Mazayasina Ardhistira dan Lita Marina Nisa sebagai rekan kami sat melakukan
kerja praktik.
5. Teman-teman Arsyanendra Danantya (Teknik Kimia ITB 2017) yang telah
menyemangati kami untuk menyelesaikan laporan ini.
Akhir kata, kami sebagai penulis sangat menghargai adanya saran maupun kritik yang
membangun untuk meningkatkan kualitas dari laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
RINGKASAN EKSEKUTIF
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (PUSRI) merupakan salah satu pabrik pupuk di Indonesia
yang berlokasi di Jalan Mayor Zen, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. PT PUSRI
merupakan produsen pupuk ura pertama di Indonesia yang berdiri pada 24 Desember 1959
di Palembang. PT PUSRI sempat menjadi induk perusahaan bagi lima perusahan petrokimia
BUMN lainnya pada tahun 1997 – 2012. Contoh kegiatan usaha utama PT PUSRI adalah
industri pupuk, perdagangan pupuk, dan jasa lainnya seperti penelitian dan pengembangan,
pelatihan dan pendidikan, serta konsultasi teknis untuk industri pupuk.
PT PUSRI memiliki tiga produk utama yaitu amonia, urea, dan pupuk NPK. Bahan baku
yang digunakan untuk produksi amonia adalah gas hidrogen (H2) yang diperoleh dari
pengolahan gas alam produksi PT Pertamina EP, PT Conoco Philips, dan PT Tropik Energi
Pandan. Gas nitrogen (N2) diperoleh dari proses pemisahan terhadap udara sekitar pabrik,
dan uap air yang berasal dari pemanasan pada Boiler Feed Water (BFW). Bahan penolong
lainnya adalah air, katalis, dan bahan kimia pendukung lainnya. Produk samping yang
diproduksi PT PUSRI adalah gas nitrogen, nitrogen cair, gas oksigen, oksigen cair, gas
karbon dioksida, dan padatan karbon dioksida. Produk utama dan produk samping dihasilkan
dari lima pabrik yaitu PUSRI IB, PUSRI IIB, PUSRI III, PUSRI IV, dan NPK. Kapasitas
produksi masing-masing pabrik untuk produk utama dan produk samping disajikan pada
Tabel 1 dan Tabel 2.
Pada PUSRI IB, digunakan teknologi Kellog untuk proses pembuatan amonia. Proses
produksi amonia terdiri dari sembilan unit yaitu feed treating, reforming, shift conversion,
pemisahan CO2, metanasi, kompresi, sintesis amonia, refrigerasi amonia, dan Ammonia
Recovery Unit (ARU) serta Hydrogen Recovery Unit (HRU) Block Flow Diagram untuk
proses produksi amonia disajikan pada Gambar 1.
ST SC ST SC ST SC ST SC ST SC
Natural
Gas FEED PURIFICATION SYNTHESIS LOOP & NH3 STORAGE
REFORMING COMPRESIION
TREATMENT METHANATION NH3 REFRIGERATION TANK
CO2 Inert
Fuel Gas NH3 NH3
Gas
H2
Process
Air
Tail Gas
ARU & HRU
NH3
CO2
UREA PLANT
Untuk pembuatan urea, PUSRI IB menggunakan teknologi Advanced Cost Energy Saving
(ACES). Proses produksi urea terdiri dari sepuluh unit yaitu ammonia feed section, kompresi
CO2, sintesis urea, purifikasi, kristalisasi, fluidizing dryer, prilling, recovery, dan process
condensate treatment. Block Flow Diagram untuk produksi urea disajikan pada Gambar 2.
Utilitas yang digunakan pada PT PUSRI berupa air demineralisasi, uap air, air pendingin,
listrik, dan udara proses serta udara instrument pabrik.
UREA
UREA
CARBAMATE UREA
H2O
NH3 PRILL
NH3
H2O
NH3
SINTESIS PURIFIKASI FINISHING PPU
CO2
CARBAMATE
NH3
CO2 PROCESS
REKOVERI CONDENSATE
TREATMENT
H2O
BAB I
IDENTITAS PERUSAHAN
Sebagai suatu perusahan, PT PUSRI memiliki komitmen yang dituangkan dalam bentuk visi,
misi, dan makna perusahan sesuai dengan dokumen Surat Keputusan Direksi No.
SK/DIR/207/2012 yang dikeluarkan pada 11 Juni 2012 dengan bunyi yang disajikan dalam
Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Visi, misi, dan makna perusahaan PT PUSRI
Visi Perusahan Menjadi Perusahaan Agroindustri Unggul di Asia
1. Menyediakan produk dan solusi agribisnis yang terintegrasi
2. Memberikan nilai tambah kepada stakeholders secara
Misi Perusahan berkelanjutan
3. Mendorong pencapaian kemandirian pangan dan kemakmuran
negeri
INTEGRITY-RESPECT-PROFESSIONAL-COLLABORATION-
Nilai Perusahan
INNOVATION
Selain visi, misi, dan makna perusahan, PT PUSRI juga memiliki logo yang disajikan pada
Gambar 1.1.
Makna dari setiap elemen penyusun logo tersebut disajikan pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Makna dari setiap elemen penyusun logo PUSRI
Komponen Makna
Logo berbentuk huruf “U” Huruf pertama pada kata “Urea”
Tanggal ke-24 sebagai tanggal berdirinya
Setangkai padi dengan jumlah 24 butir padi
PT PUSRI
Butiran-butiran putih (urea) dengan jumlah Bulan ke-12 atau Desember sebagai bulan
12 butiran berdirinya PT PUSRI
Setangkai kapas yang mekar dari
kelopaknya dengan butir kapas yang mekar Angka 59 sebagai tahun berdirinya PT
berjumlah 5 buah dan kelopak yang pecah PUSRI (1959)
membentuk 9 retakan
PS S1 TK-FTI-ITB TK4090 – Kerja Praktek 10
Laporan Umum Kerja Praktik PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
Komponen Makna
Legenda rakyat sekaligus ciri khas Kota
Perahu Kajang Palembang, dimana PT PUSRI berlokasi di
tepian Sungai Musi, Palembang.
Imajinasi pencipta terhadap prospek
Kuncup Teratai yang mekar
perusahan di masa depan
Komposisi warna yang terdiri dari kuning, Keagungan, kebebasan cita-cita, kesuburan,
biru Benhur dengan batas garis-garis hitam ketenangan, dan ketabahan dalam mengejar
tipis dan mewujudkan cita-cita.
Pabrik Pertama PT PUSRI adalah Pabrik PUSRI I yang berdiri pada tanggal 14 Agustus
1961 dengan kapasitas awal 100.000 ton urea dan 59.400 ton Amonia per tahun. Kemudian,
Pabrik PUSRI II berdiri pada 1972 dengan kapasitas produksi 380.000 ton/tahun. Pabrik
PUSRI III berdiri pada 1976 dengan kapasitas produksi 570.000 ton/tahun. Pabrik PUSRI
IV berdiri pada 1977 dengan kapasitas produksi 570.000 ton/tahun. Pada 1992, Pabrik
PUSRI II ditingkatkan kapasitas produksinya menjadi 570.000 ton/tahun. Pada 1993, Pabrik
PUSRI IB dibangun dengan kapasitas produksi 570.000 ton/tahun.
Pada tahun 1997, PT PUSRI sempat ditunjuk untuk menjadi induk perusahan bagi lima
perusahan petrokimia BUMN lainnya. Sampai pada tahun 2012, posisi PT PUSRI digantikan
oleh PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) sebagai induk. Pada tahun 2013, Pabrik
PUSRI IIB mulai dibangun yang kemudian selesai dibangun pada tahun 2017 dan
menggantikan operasional Pabrik PUSRI II dengan kapasitas 907.500 ton urea/tahun. Pada
tahun 2016, PUSRI melakukan diversifikasi produk dengan meresmikan Pabrik NPK Fusion
I dengan kapasitas 100.000 ton/tahun. Pada tahun 2018, Pabrik NPK Fusion II dengan
kapasitas 200.000 ton/tahun mulai dibangun dan dilakukan performance test pada tahun
2019.
PUSRI melakukan kegiatan lain yang menyokong usaha perusahan seperti penelitian
dan pengembangan, pelatihan dan pendidikan, design engineering, pengantongan,
konstruksi, manajemen, pengoperasian pabrik, perbaikan dan pemeliharan. Selain itu,
PUSRI juga menyediakan jasa konsultasi teknis untuk industri pupuk, petrokimia,
agroindustri, dan industri kimia lainnya serta bidang pertanian dan perkebunan terutama
yang terkait pada pupuk.
Kegiatan usaha lainnya yang dapat dilakukan oleh PUSRI tercantum pada pasal 3 ayat 2
dokumen Anggaran Dasar Perusahan sebagai berikut.
1. Kegiatan penunjang kegiatan utama berupa pengangkutan, pertanian, dan perkebunan.
PUSRI menjalankan kegiatan usaha dalam bidang angkutan, ekspedisi, pergudangan,
dan kegiatan lainnya di bidang perlengkapan serta industry pengolahan hasil pertanian
dan perkebunan.
2. Optimalisasi sumber daya yang dimiliki untuk kawasan industri, real estate,
pergudangan, pariwisata, resort, olahraga, rekreasi, rumah sakit, pendidikan dan
penelitian, prasarana telekomunikasi dan sumber daya energi, perkebunan, jasa
penyewan, dan pengusahaan sarana dan prasarana yang dimiliki dan/atau dikuasai
perseroan.
3. Melaksanakan penugasan dalam rangka pelaksanan penyaluran pupuk bersubsidi sesuai
dengan prinsip-prinsip korporasi dan peraturan perundang-undangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu penentu keberhasilan industri pertanian adalah pupuk. Kualitas, kuantitas, dan
distribusi pupuk di Indonesia turut menentukan keberhasilan industri pertanian Indonesia.
Sehingga, industri pupuk pun pasti akan terus berkembang. Beberapa jenis pupuk tersebut
adalah pupuk urea dan pupuk NPK. PT PUSRI menjawab tantangan dan kebutuhan tersebut
dengan membangun Pabrik PUSRI IB yang menghasilkan pupuk urea dan pupuk NPK.
Salah satu bahan dasar pembuatan pupuk adalah amonia (NH3) yang juga merupakan bahan
kimia yang sering digunakan di industri. Setali tiga uang dengan pupuk, Pabrik PUSRI IB
juga turut menghasilkan amonia untuk kebutuhan indsutri.
Teknologi proses yang digunakan pada Pabrik PUSRI IB adalah Kellog untuk produksi
amonia dan Advance Cost Energy Saving (ACES) untuk produksi urea. PT PUSRI juga
bekerja sama dengan Imperial Chemical Industry (ICI) sebagai bentuk usaha Ammonia
Optimization Project (AOP) yang dapat menghemat lebih dari 10% konsumsi energi dan
meningkatkan kapasitas produksi sampai dengan 20% dari kapasitas pabrik lama.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk sebesar 268,5 juta jiwa pada Juni
2020 (terbanyak ke-4 di dunia) dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 0,77%
(kompas.com, 2020). Terus meningkatnya jumlah penduduk mengakibatkan kebutuhan
pangan yang terus meningkat dan juga kebutuhan pupuk untuk produksi pangan yang
optimal. Menurut data dari Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), biaya yang
digunakan untuk pupuk untuk produksi padi adalah sekitar 10,4% dan peran pupuk
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan produksi dengan pengaruh 20%. Atas
dasar inilah, pengembangan sektor industri pupuk sangat penting untuk dilakukan untuk
menjaga ketahanan pangan Indonesia.
BAB III
BAHAN BAKU DAN BAHAN PENDUKUNG UTAMA
3.1.2 Udara
Udara yang digunakan pada PT PUSRI berasal dari lingkungan sekitar. Udara yang
digunakan merupakan udara sekitar dengan komposisi sekitar 78%-vol nitrogen, 21%-vol
oksigen, dan 1%-vol komponen-komponen lain. Udara yang digunakan sebagai udara proses
berjumlah 143,322 kg/jam yang akan masuk ke air compressor unit. Seblum memasuki
kompresor, udara akan melewati filter untuk menyaring partikel padat.
Udara merupakan sumber gas nitrogen yang akan digunakan sebagai bahan utama sintesis
amonia dan sumber gas oksigen yang akan digunakan sebagai bahan baku pada reaksi
pembakaran primary reformer dan secondary reformer. Kegunan lain dari udara adalah
sebagai udara pasivasi untuk mencegah korosi pada pabrik urea dan udara instrument yang
dapat menggerakan alat-alat instrument seperti control valve.
proses reaksi pembentukan synthesis gas (gas hidrogen dan gas karbon monoksida) bersama
dengan metana. Kukus juga digunakan sebagai penggerak pompa dan kompresor pabrik
Amonia. Spesifikasi uap air yang digunakan pada Pabrik PUSRI IB disajikan pada Tabel
3.2.
Tabel 3.2 Spesifikasi uap air yang digunakan oleh PUSRI IB
Uap Air Tekanan Uap Air Tekanan Uap Air Tekanan
Komponen
Tinggi Menengah Rendah
2
Tekanan (kg/cm ) 123,1 46,9 3,5
Temperatur (°C) 510 386 228
3.2.1 Amonia
monia didapat dari pabrik penghasil Amonia. Spesifikasi Amonia yang dihasilkan oleh
Pabrik PUSRI IB disajikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Spesifikasi Amonia yang dihasilkan oleh PUSRI IB
Komponen Nilai
Kandungan Amonia Minimal 99,5%-wt
Kandungan Moisture Maksimal 0,5%-wt
Kandungan Minyak Maksimal 5 ppm
Tekanan 18 kg/cm2
Temperatur 25°C - 30°C
3.3.1 Air
Air sebagai bahan pendukung digunakan sebagai air pendingin, air pemadam kebakaran, dan
air rumah tangga. Air ini berasal dari Sungai Musi. Air ini kemudian akan diolah pada unit
utilitas pabrik dan dibagi menjadi dua jenis yaitu potable water dan demineralized water (air
demin).
3.3.2 Katalis
Katalis digunakan untuk mempercepat jalannya reaksi serta mengarahkan reaksi agar
produk utama yang diinginkan dapat terbentuk (minimalisasi produk samping). Katalis yang
digunakan pada Pabrik PUSRI IB disajikan pada Tabel 3.5.
PS S1 TK-FTI-ITB TK4090 – Kerja Praktek 16
Laporan Umum Kerja Praktik PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
BAB IV
PRODUK UTAMA, PRODUK SAMPING, DAN LIMBAH
4.1.2 Amonia
PT PUSRI memproduksi dua jenis amonia, yaitu amonia panas dan amonia dingin. Amonia
panas merupakan bahan baku untuk pabrik urea dan amonia dingin merupakan amonia yang
disimpan pada penyimpanan atau untuk diekspor. Spesifikasi amonia yang dihasilkan oleh
PT PUSRI disajikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Spesifikasi amonia yang dihasilkan oleh PT PUSRI
Parameter Nilai
Kadar Amonia Minimal 99,5%-wt
Kandungan moisture Maksimal 0,5%-wt
Kandungan minyak Maksimal 5 ppm
Fasa Cair
4.3 Limbah
PT PUSRI menghasilkan tiga kategori limbah yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah
gas. Limbah padat dibagi kembali menjadi dua yaitu limbah padat non-B3 dan B3. Limbah
padat dapat berupa limbah organik (dedaunan, rumput, sisa makanan, dan lain-lain), limbah
anorganik (kertas, bahan kimia kadaluarsa, katalis bekas, aki/baterai bekas, dan lain-lain).
Limbah cair berupa overflow dari aliran-aliran proses pabrik maupun kebocoran dari
peralatan-peralatan pabrik. Limbah gas dapat berupa kebocoran gas Amonia dan debu urea.
Limbah-limbah yang dihasilkan tentunya harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu
sebelum dibuang ke lingkungan yang akan dibahas lebih lanjut di Sub-bab 8.2.
BAB V
DESKRIPSI PROSES
ST SC ST SC ST SC ST SC ST SC
Natural
Gas FEED PURIFICATION SYNTHESIS LOOP & NH3 STORAGE
REFORMING COMPRESIION
TREATMENT METHANATION NH3 REFRIGERATION TANK
CO2 Inert
Fuel Gas NH3 NH3
Gas
H2
Process
Air
Tail Gas
ARU & HRU
NH3
CO2
UREA PLANT
Fuel Gas
Natural
gas 1-201E
1-200F 1-201D 1-201C
PRETREATMENT
KO DRUM DESULFURIZER PREHEATER
CO2 ABSORBER
Benfield Solution
Makeup Rich Benfield
Solution
To
To Treatment
Treatment
1-202E CO2
PRETREATMENT
CO2 STRIPPER
1-202C To
COOLER 1-144F
Gas alam dari GMS dialirkan ke KO (Knock Out) drum, 1-200F, untuk memisahkan cairan
yang ikut terbawa oleh gas alam. Aliran gas alam kemudian dibagi menjadi dua aliran yaitu
aliran bahan baku yang dialirkan menuju desulfurizer, 1-201D, serta aliran fuel gas yang
dialirkan pada bagian reformer dan heater. Pada unit desulfurizer, gas alam akan dipisahkan
dari pengotor sulfur anorganik. Pengotor sulfur anorganik (H2S) akan dipisahkan
menggunakan sponge iron (Fe2O3.6H2O). Persaman reaksi penyerapan H2S dapat dilihat
pada Persaman 1.
Fe2 O3 . 6H2 O + 3H2 S → Fe2 S3 . 6H2 O + 3H2 O 1
Gas alam yang sudah bersih dari sulfur anorganik kemudian dialirkan menuju unit
pretreatment CO2 absorber, 1-201E, untuk dibersihkan dari kandungan CO2. CO2 perlu
dipisahkan karena akan menghambat reaksi di-reformer serta menyebakan terbentuknya
metana pada proses desufurisasi selanjutnya. Sebelum memasuki absorber, aliran gas alam
akan dipanaskan terlebih dahulu pada preheater, 1-201C. Aliran gas alam panas yang
memasuki absorber dikontakkan secara langsung dengan larutan Benfield. Larutan Benfield
berfungsi untuk menyerap CO2 yang kemudian akan dipisahkan kembali pada unit
pretreatment CO2 stripper, 1-202E. Gas alam yang sudah bersih dari kandungan CO 2
kemudian didinginkan oleh preheater dan didinginkan lebih lanjut oleh cooler, 1-202C.
Sebelum memasuki steam reforming, gas alam masih memiliki pengotor berupa sulfur
organik. Zat tersebut perlu disingkirkan terlebih dahulu karena dapat menyebakan korosi dan
meracuni katalis pada reformer. Block flow diagram dari proses reforming dapat dilihat pada
Gambar 5.3.
Process 1-101J
Air AIR
Rich Benfield
COMPRESSOR
Solution
1-108D
DESULFURIZER
1-101B 1-103D
From 1-144F 1-102J
1-201C
PRIMARY SECONDARY
KO DRUM COMPRESSOR Process To
REFORMER REFORMER
Gas 1-104D1
To
Treatment 1-101C 1-102C
WASTE HEAT WASTE HEAT
From Steam BOILER BOILER
1-150E
Steam
To
1-101F
Gas alam dari seksi feed treating dialirkan menuju KO drum, 1-144F, untuk dipisahkan dari
kondensat yang terbentuk pada proses sebelumnya. Gas alam kemudian dikompresi oleh
kompresor, 1-102J, hingga tekanan aliran mencapai 38-40 kg/cm2A. Gas bertekan kemudian
memasuki primary reformer, 1-101B, untuk dipanaskan hingga temperatur mencapai 339oC.
Gas alam panas masuk ke desulfurizer, 1-108D, untuk dibersihkan dari pengotor sulfur
organik. Katalis yang digunakan adalah Cobalt-Molybdate (CoMo) dan Zink Oksida (ZnO).
Persaman reaksi desulfurisasi dapat dilihat pada Persaman 4 dan 5. Aliran gas alam yang
sudah bersih siap memasuki primary reformer.
RSH + H2 → H2 S + RH 4
H2 S + ZnO → ZnS + H2 O 5
Gas alam yang sudah bersih direaksikan dengan kukus untuk memperoleh gas hidrogen.
Katalis yang digunakan adalah katalis berbasis nikel (Ni). Kukus yang dibutuhkan selama
proses steam reforming diperoleh dari process condensate stripper, 1-150E, dan waste heat
boiler (WHB), 1-102C. Reformer dipanaskan menggunakan fuel gas. Suhu keluaran primary
reformer mencapai 821oC. Aliran keluaran primary reformer seterusnya akan disebut
dengan proses gas. Proses gas masih memiliki kandungan metana (CH4) sebesar 12-13%.
CH4 tersebut kemudian akan dikonversi lebih lanjut pada secondary reformer. Panas yang
cukup tinggi dari reformer juga dimanfatkan untuk memanaskan process air dari kompresor,
1-101J. Process air dipanaskan hingga temperaturnya mencapai 610oC.
Secondary reformer, 1-103D, berfungsi untuk mengkonversi metana yang tersisa dari
primary reformer. Persaman reaksi yang berlangsung serupa dengan persaman reaksi
sebelumnya yang dapat dilihat pada Persaman 2. Katalis yang digunakan adalah katalis
berbasis Ni. Pada unit ini, process air yang sudah dipanaskan sebelumnya dimasukkan untuk
menyupai nitrogen yang dibutuhkan sebagai reagen pembentuk amonia. Gas oksigen (O2)
yang terkandung dalam udara akan bereaksi dengan hidrogen, karbon monoksida (CO), dan
CH4 untuk membentuk oksidanya. Persaman reaksi tersebut dapat dilihat pada Persaman 6
dan 7. Proses gas yang meninggalkan secondary reformer memiliki temperatur sebesar
1000oC dan kandungan CH4 tersisa sebesar 0,3%.
2CO + 2O2 → 2CO2 6
2H2 + O2 → 2H2 O 7
Kandungan panas yang besar dari proses gas dimanfatkan untuk membangkitkan kukus.
Proses gas dialirkan menuju WHB 1-101C dan 1-102C untuk didinginkan. Temperatur
proses gas setelah melewati WHB 1-101C dan 1-102 turun menjadi 734oC dan 371oC. Steam
yang terbentuk dari WHB 1-102C akan diumpankan menuju primary reformer.
BFW
CO + H2 O → CO2 + H2 ∆H < 0 8
Proses gas yang sudah didinginkan dari proses sebelumnya dialirkan menuju High
Temperatur Shift Converter (HTSC), 1-104D1. Reaksi shift conversion merupakan reaksi
eksotermis. Temperatur tinggi akan menyebakan konversi menurun namun reaksi akan
berlangsung dengan cepat. Proses gas yang keluar dari HTSC memiliki kadar CO sebesar
3,5% dan temperatur 432-437oC. Proses gas yang panas kemudian didinginkan terlebih
dahulu oleh WHB 1-103C sebelum dimasukkan ke Low Temperatue Shift Converter
(LTSC), 1-104D2.
Temperatur proses gas diturunkan menjadi 210oC. Proses gas kemudian memasuki LTSC
untuk mengkonversi CO lebih lanjut. Konsekuensi dari temperatur rendah adalah konversi
yang lebih tinggi namun reaksi akan berlangsung lebih lambat. Proses gas yang keluar dari
LTSC memiliki kandungan CO sebesar 0,3% dengan temperatur sebesar 254oC.
CO2
1-102E
CO2 STRIPPER
Lean Solution
Semi Lean
Solution
Process Gas
Process
CO2 trace
Gas 1-102F1 1-101E 1-102F2
From CO 0.3% To
1-106C SEPARATOR CO2 ABSORBER KO DRUM 1-114C
To
1-150E
To
1-115F
Proses gas dengan kandungan CO2 tinggi mula-mula akan didinginkan dahulu oleh
1-131C, 1-111C, 1-105C, 1-113C, dan 1-106C hingga temperatur proses gas turun dari
254oC menjadi 93,3oC. Kondensat yang terbentuk kemudian dipisahkan dengan separator,
1-102F1. Gas dari separator kemudian akan memasuki bagian bawah
CO2 absorber, 1-101E, untuk diabsorpsi menggunakan larutan Benfield.
Kolom absorpsi terdiri dari dua bagian. Pada bagian tengah CO2 akan diabsorpsi oleh semi-
lean solution sedangkan pada bagian atas CO2 akan diabsorbsi oleh lean solution. Proses gas
yang sudah bersih dari CO2 dialirkan menuju KO drum, 1-102-F2, yang kemudian akan
diteruskan menuju seksi metanasi. CO2 yang terserap oleh larutan absorben disebut dengan
rich solution. CO2 pada rich solution akan didekomposisi menjadi lean solution, semi-lean
solution, dan CO2 pada CO2 stripper, 1-102E. Lean solution dan semi-lean solution akan
diumpankan kembali ke absorber sedangkan gas CO 2 akan dikirim menuju pabrik urea.
Proses gas dari proses sebelumnya memasuki preheater, 1-114C, untuk dipanaskan hingga
temperaturnya mencapai 316oC. Proses gas panas kemudian memasuki
methanator, 1-106D, untuk mengkonversi CO dan CO2 menjadi CH4. Dari Persaman 10 dan
11, dapat diamati jika reaksi berlangsung secara eksotermis dimana 1%-mol CO2 akan
menaikkan temperatur sebesar 60oC dan 1%-mol CO akan menaikkan temperatur sebesar
72oC. Proses gas yang keluar memiliki kandungan CO dan CO 2 maksimum sebesar
10 ppm. Proses gas kemudian didinginkan oleh cooler, 1-115C sebelum memasuki seksi
kompresi. Block flow diagram dari proses metanasi dapat dilihat pada Gambar 5.6.
Process 1-106D
From Gas METHANATOR
1-102F2
Process Gas
1-115C CO+CO2 10ppm
To
COOLER 1-104F
1-114C
PREHEATER
Process Gas
1-103J Synthesis Gas
From 1-104F To
1-115C
SYNTHESIS GAS 1-121C
KO DRUM
COMPRESSOR
From
NH3 Refrigeration
Gas yang masuk ke ammonia converter harus memiliki rasion H2/N2 sebesar 2,5-3:1. Katalis
yang digunakan adalah promoted iron catalyst. Reaksi berlangsung secara eksotermis
sehingga temperatur reaksi perlu dijaga pada temperatur optimal sehingga diperoleh
konversi dengan waktu reaksi yang optimal. Besar konversi dari unit 1-105D adalah 17,66%.
Aliran produk kemudian memasuki cooler 1-123C1/2, preheater 1-114C, dan cooler 1-124C
untuk didinginkan lebih lanjut. Aliran produk yang sudah dingin kemudian akan dialirkan
menuju seksi refrigerasi NH3. Gas yang masih belum bereaksi nantinya akan di-recycle
kembali untuk mendapatkan hasil yang optimum. Block flow diagram dari seksi sintesis
amonia dapat dilihat pada Gambar 5.8.
1-105D
AMMONIA
SYNTHESIS
CONVERTER
1-123C1/2
COOLER
NH3
Synthesis Gas
1-114C 1-124C N2, H2
From To
1-103J PREHEATER COOLER NH3 Refrigeration
To
1-104E
To
1-103E
NH3
N2, H2
Recycle
To Gas
1-103J
NH3 1-120CF1~4
From N2, H2 NH3 1-106F 1-107F
To
1-124C REFRIGERATION FLASH DRUM NH3 Refrigeration
FLASH DRUM
DRUM
1-105J
NH3 NH3 STORAGE
REFRIGERANT TANK
COMPRESSOR
1-127C
AMMONIA
HEATER
1-109F
FLASH DRUM
WARM LIQ
NH3 NH3
PRODUCT
5.2.10 Ammonia Recovery Unit (ARU) dan Hydrogen Recovery Unit (HRU) Section
Gas amonia dan hydrogen (H2) yang terbawa oleh gas inert akan direkoveri pada seksi
ammonia recovery unit (ARU) dan hydrogen recovery unit (HRU). Aliran gas dari 1-107F
dan 1-109F dialirkan menuju low pressure (LP) ammonia scrubber, 1-103E sedangkan
aliran gas recycle akan dialirkan menuju high pressure (HP) ammonia scrubber, 1-104E.
Amonia dan gas lain yang menjadi cair akan diumpankan menuju
ammonia stripper, 1-105E. Cairan yang masih terbentuk akan diumpankan kembali menuju
LP ammonia scrubber sedangkan gas amonia yang diperoleh akan dialirkan menuju 1-127C.
Gas H2 dan gas inert yang merupakan produk atas dari HP ammonia scrubber akan dialirkan
menuju HRU, 1-103L. Gas hydrogen kemudian diumpankan ke
1-105F1. Gas H2 dan gas inert dari LP ammonia absorber akan diumpankan ke 1-101B
sebagai fuel gas. Block flow diagram dari proses ARU dan HRU disajikan pada Gambar
5.10.
NH3
From N2, H2 1-103E 1-104E 1-105E
1-107F & LP AMMONIA HP AMMONIA AMMONIA
1-109F SCRUBBER SCRUBBER STRIPPER
NH3
1-141C
PREHEATER
1-142C
COOLER
UREA
UREA
CARBAMATE UREA
H2O
NH3 PRILL
NH3
H2O
NH3
SINTESIS PURIFIKASI FINISHING PPU
CO2
CARBAMATE
NH3
CO2 PROCESS
REKOVERI CONDENSATE
TREATMENT
H2O
Reaksi Utama:
2NH3 (l) + CO2 (g) → NH2 COONH4 (l) ∆H > 0 13
NH2 COONH4 (l) ⇆ NH2 CONH2 (l) + H2 O (l) ∆H < 0 14
Reaksi Samping
Recycle
Carbamate
From 2-DA102
2-GA102A/B SCRUBBER
Steam
BFW
Urea
NH3
NH3 Carbamate
Carbamate H2O
To
H2O 2-DA201
2-EA101
To
2-EA102
2-EA103
NH3 2-DC101 NO. 1
2-FF301 NO. 2
AMMONIA
From REACTOR CARBAMATE CARBAMATE
2-GA101A/B
PREHEATER
CONDENSER CONDENSER
Urea
NH3
Carbamate
H2O
NH3
Carbamate
H2O
2-DA10
STRIPPER Urea
NH3
Carbamate
H2O
CO2
From
2-GB101
To
M NH3
2-EA401B NH3
CO2 CO2
To H2O To H2O
2-EA451 2-EA402
From
2-DA102
Carbamate 2-DA201 2-DA251 2-DA202
CO2,NH3, High Pressure Medium Pressure Low Pressure
H2O Decomposer Decomposer Decomposer
From
2-EA102 Urea
Carbamate
NH3
H2O Urea
Carbamate
NH3 2-FA205
To H2O 2-FA201
Urea Solution
2-FA202 Urea Solution Tank
NH3 Separator
CO2
H2O
To
2-EA506
Aliran hasil stripping dan beberapa aliran dari produk atas scrubber memasuki unit HPD.
HPD yang beroperasi pada tekanan 17 kg/cm2G memiliki dua bagian utama yaitu flash
separator dan penukar panas. Pada bagian flash separator, pemisahan berlangsung untuk
memisahkan dua fasa yang terbentuk dari ekspansi tekanan aliran. Fasa cair akan turun ke
bawah untuk memasuki bagian penukar panas untuk di-stripping menggunakan aliran
kondensat. Karbamat yang terdekomposisi akan membentuk gas CO 2 dan NH3. Gas tersebut
akan kembali ke bagian flash separator dan akan memanaskan aliran yang memasuki unit
HPD. Temperatur keluaran HPD dijaga pada suhu 158oC. Produk atas HPD yang didominasi
oleh gas NH3, CO2, dan uap air akan menuju high pressure absorber (HPA), 2-EA401B,
sedangkan produk bawah dengan kandungan urea (66,7%), NH 3 (6,14%), dan karbamat
(2,50%) selanjutnya didekomposisi lebih lanjut pada unit MPD.
Sama halnya dengan HPD, MPD juga memiliki dua bagian utama berupa flash separator
dan penukar panas. Tekanan kerja MPD adalah 6,6 kg/cm2G. Bagian flash separator akan
memisahkan kelebihan amonia yang menjadi fasa gas ketika diekspansi dari tekanan 17
kg/cm2G menjadi 6,6 kg/cm2G. Fasa cair yang turun menuju penukar panas akan
di-stripping menggunakan kukus. Temperatur MPD dijaga pada suhu 135oC. Produk atas
MPD dialirkan menuju medium pressure absorber (MPA), 2-EA451, sedangkan produk
bawah yang kaya akan urea dialirkan menuju unit LPD untuk didekomposisi lebih lanjut.
Sedikit berbeda dengan HPD dan MPD, LPD memiliki tambahan bagian berupa sieve tray
diantara flash separator dan penukar panas. Aliran yang memasuki LPD akan diekspansi
tekanannya menjadi 2,3 kg/cm2G pada bagian flash separator. Produk gas akan menjadi
produk atas dan produk cair akan turun menuju bagian sieve tray. Pada bagian sieve tray,
PS S1 TK-FTI-ITB TK4090 – Kerja Praktek 32
Laporan Umum Kerja Praktik PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
cairan akan dipanaskan sehingga sebagian cairan akan menguap dengan aliran gas hasil
dekomposisi pada bagian penukar panas. Proses dekomposisi pada bagian penukar panas
dilakukan dengan menggunakan kukus. Temperatur keluaran LPD dijaga pada 117oC.
Produk atas LPD akan dialirkan menuju low pressure absorber (LPA), 2-EA402, sedangkan
produk bawah dengan kemurnian urea mencapai 71,1% dialirkan menuju flash separator.
Larutan pekat urea hasil dekomposisi dari unit LPD akan dialirkan menuju tangki
2-FA201. Namun, sebelum dialirkan ke dalam tangki, aliran tersebut terlebih dahulu akan
memasuki flash separator 2-FA205. Unit ini bertujuan untuk menurunkan tekanan aliran
sehingga aliran dapat disimpan didalam tangki pada tekanan atmosferik. Penurunan tekanan
juga mengakibatkan terbentuknya dua fasa. Fasa gas akan dipisahkan untuk membentuk
produk atas. Tekanan aliran produk atas dan bawah berturut-turut dijaga
360 mmHg dan 1 atm. Komposisi dari urea, amonia, CO2, air, dan biuret yang tersimpan
dalam tangki dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Komposisi larutan pada tangki 2-FA201
Komposisi
Komponen
(%wt)
Urea 73,16
NH3 0,49
CO2 0,39
Air 25,61
Biuret 0,35
To
2-EA501
H2O
NH3
CO2
Slurry
From 2-FA202 2-FD202A~E 2-GF201A~E To
2-FA201 2-FF301
CRYSTALLIZER PRETHICKENER CENTRIFUGE
Urea Urea
To
2-EA401B H2O H2O
Biuret Biuret
From
2-EA401B
2-FA203
From
MOTHER 2-FA302
To
LIQUOR TANK
2-DA401
Slurry yang terbentuk kemudian dialirkan menuju prethickener, 2-FD202, yang kemudian
diteruskan ke centrifuge 2-GF201. Komposisi urea keluaran centrifuge mencapai 98%.
Cairan yang terpisah dari tangki pengkristal dialirkan menuju seksi recovery yang kemudian
akan dikembalikan lagi ke vacuum concentrator. Padatan yang keluar dari centrifuge
kemudian akan dikeringkan lebih lanjut pada unit fluidized dryer, 2-FF301. Cairan yang
terpisah dari padatan (mother liquor) dari unit prethickener dan centrifuge dialirkan menuju
mother liquor tank, 2-FA203. Mother liquor tank juga menerima aliran dari 2-FA302 yang
merupakan tangki pencairan pada seksi prilling. Mother liquor yang terkumpul sebagian
dimanfatkan dengan cara me-recycle kembali ke unit 2-FA202 dan sebagian dialirkan
menuju seksi recovery.
Urea
2-FF301 Kering
From To
2-GF201A~F FLUIDIZING 2-FC301
Padatan DRYER
Urea
To Udara
2-FA302 Panas
Udara
2-EC301 From
AIR HEATER 2-GB301
Steam Cond.
oleh udara pada prilling tower. Debu urea dari siklon akan dialirkan menuju dust chamber,
2-FC302, yang kemudian akan dialirkan menuju packed bed for dust recovery, 2-FD304.
Unit 2-FD304 juga menerima debu urea dari prilling tower. Unit 2-FD304 memiliki packed
bed yang berfungsi untuk memastikan bahwa udara yang dilepaskan ke atmosfer tidak
membawa debu urea. Urea yang terperangkap pada Unit 2-FD304 kemudian ditambahkan
air dari water tank, 2-FA305 untuk dilarutkan. Larutan urea yang terbentuk lalu dialirkan
menuju 2-FA303 untuk kemudian dialirkan ke unit-unit lainnya untuk
di-recycle kembali.
Urea
Solution
To
2-FA302
H2O 2-FA305
WATER TANK
From
2-EA504
2-FD303 2-FA303
2-FC302 PACKED BED NO. 2
DUST CHAMBER FOR DUST DISSOLVING
RECOVERY TANK
Urea
Dust Urea
Dust
2-IA301
From 2-FC301 2-EA301
PRILLING
2-FF301 CYCLONE MELTER Molten
Urea TOWER
Urea
Air From
2-GB303
2-FD303 Produk
TROMMEL Urea
Produk gas dari HPD, dialirkan menuju high pressure absorber B (HPA-B), 2-EA401B
untuk didinginkan yang kemudian diumpankan menuju high pressure absorber A (HPA-A),
2-EA401A. Media pendingin yang digunakan pada unit 2-EA401B adalah cooling water.
Selain itu proses pendinginan juga dibantu oleh aliran cair dari seksi kristalisasi. Aliran yang
memasuki HPA-A kemudian didingikan lebih lanjut. Cairan yang terbentuk pada unit
tersebut akan diumpankan kembali menuju HPA-B untuk membantu mendinginkan aliran
yang memasuki HPA-B. Cairan yang meninggalkan HPA-B sebagian akan diumpankan
kembali ke carbamate condensor dan scrubber yang kemudian akan diumpankan menuju
reaktor dan sebagian lainnya akan dialirkan kembali ke HPA-B. Gas yang masih terbentuk
pada HPA-A dialirkan menuju washing column, 2-DA401 untuk dicairkan lebih lanjut.
To
Atmospher
To
Atmospher
Urea
H2O
From Biuret
2-GA206
2-EA401A
2-DA401
HIGH
WASHING
PRESSURE
COLUMN
ABSORBER A
2-EA401B 2-EA451
2EA-402
From HIGH MEDIUM
LOW PRESSURE
2-DA201 PRESSURE PRESSURE
NH3 ABSORBER
ABSORBER B ABSORBER
CO2
H2O
NH3
NH3 CO2
CO2 H2O
From
From To H2O 2-DA202
2-GA202 2-FA202
From
2-DA251
To
2-EA101
To
2-EA102
Urea, NH3
To
CO2, H2O 2-DA102
Biuret
Gas yang dihasilkan oleh unit LPD dialirkan menuju low pressure absorber (LPA),
2-EA402 untuk didinginkan. Selain menerima umpan dari LPD, unit LPA juga menerima
aliran gas dari washing column. Produk cair yang terbentuk dari LPA dialirkan menuju
medium pressure absorber, 2-EA451, sedangkan gas yang tidak dapat direkoveri akan
dibuang ke atmosfer. Jumlah gas yang terbuang ke atmosfer pada umumnya sangat sedikit.
Sama halnya dengan LPA dan HPA, unit medium pressure absorber (MPA), 2-EA451,
menerima umpan gas dari unit MPD. Unit MPA akan mendinginkan gas dari MPD serta
menerima cairan yang dihasilkan unit LPA yang membantu proses pada MPA. Aliran cairan
yang terbentuk pada MPA dialirkan menuju washing column dan HPA-B. Aliran gas yang
masih ada dari unit MPA akan dibuang ke atmosfer.
Salah satu unit yang menghubungkan HPA, MPA, dan LPA adalah washing column. Unit
ini membenturkan gas keluaran HPA-A dengan cairan dari MPA. Proses pencairan gas juga
dibantu oleh aliran mother liquor dari 2-GA206. Mother liquor memiliki kandungan uera,
air, dan biuret berturut-turut 71,4%, 26,0 %, dan 2,6%. Gas yang masih terbentuk akan
dibuang menuju atmosfer sedangkan cairan yang terbentuk sebagian akan dialirkan menuju
LPA untuk membantu pencairan gas dan sebagian lainnya diumpankan kembali ke HPA-A.
Aliran gas dari flash separator seksi pemurnian dialirkan menuju flash gas condensor,
2-EA506, untuk dikondensasi menggunakan cooling water. Cairan yang terbentuk akan
dialirkan menuju tangki kondensat, 2-FA501, sedangkan gas yang tidak terkondensasi akan
dialirkan menuju first surface condensor, 2-EA501. Unit 2-EA501 juga menerima gas yang
diperoleh pada seksi kristalisasi. Gas yang diterima kemudian dikondensasi menggunakan
cooling water. Kondensat yang terbentuk dialirkan menuju tangki kondensat sedangkan gas
yang tidak terkondensasi dialirkan munuju second surface condensor,
2-EA502. Sebelum memasuki unit 2-EA502, aliran akan diberi tambahan udara sebelum
memasuki steam ejector. Aliran yang memasuki unit 2-EA502 juga kemudian
dikondensasikan menggunakan cooling water. Cairan yang terbentuk kemudian dialirkan
menuju tangki kondensat sedangkan gas yang tidak terkondensasi akan dialirakan menuju
final absorber, 2-DA503. Final absorber merupakan unit terakhir untuk merekoveri NH3
dan CO2 sebanyak mungkin. Unit ini juga menerima aliran NH 3 dari ammonia reservoir.
Cairan yang berhasil terabsorpsi dialirkan menuju tangki kondensat sedangkan gas NH 3 yang
tersisa dibuang menuju atmosfer. Block flow diagram dari process condensate treatment
dapat dilihat pada Gambar 5.19.
Air
From To
2-FA202 Urea NH3 NH3 Atmosphere
NH3 CO2 CO2
CO2 H2O H2O NH3
H2O From
2-FA105
2-EA502
2-EA506 2-EA501 2-DA503
From SECOND
FLASH GAS FIRST SURFACE FINAL
2-FA205 NH3 SURFACE
CONDENSOR CONDENSOR ABSORBER
CO2 CONDENSOR
H2O
2-FA501
PROCESS
CONDENSATE
Urea
NH3
TANK
CO2
H2O
To
2-DA202
NH3
CO2
2-DA501 H2O
2-DA502
2-EA504 PROCESS
UREA
PREHEATER CONDENSATE
Water HYDROLYZER
STRIPPER
Steam
Urea
NH3
Water CO2
To H2O
2-FA305
To
Utility
Sebagian kondensat yang terkumpul pada tangki kondensat dialirkan menuju preheater,
2-EA504, untuk diproses lebih lanjut dan sebagian lainnya dialirkan kembali ke final
absorber untuk membantu proses absorpsi. Aliran yang memasuki unit preheater
dipanaskan sebelum memasuki stripper, 2-DA501. Aliran panas kemudian di-stripping
untuk mendapatkan produk gas yang terdiri dari NH3, CO2, dan uap air yang kemudian akan
dialirkan menuju unit LPD. Urea yang ada di stripper akan dialirkan menuju urea hydrolyzer
untuk dihidrolisis menjadi NH3 dan CO2 menggunakan kukus. Aliran NH3 dan CO2 hasil
dekomposisi urea kemudian dialirkan kembali ke stipper. Air yang merupakan produk
bawah dari stripper dialirkan ke preheater untuk didinginkan. Aliran air dingin kemudian
dialirkan menuju seksi utilitas dan seksi prilling.
BAB VI
SPESIFIKASI PERALATAN UTAMA PROSES
BAB VII
SISTEM PENGENDALIAN PROSES
No Variabel Indika
Area Unit Variabel Manipulasi
. Kontrol si
Converter
(104-D2)
CO2 Tinggi/
Absorber Beda tekan terbent Alarm
(121-D) uk busa
Tekanan - Atur katup pengaman
CO2
Beda tekan Tinggi Alarm
4 Removal Low
Rendah
Section Pressure
Tekanan /Tingg Alarm
Flash
gi
Column
Temperatur
(122-D1) Tinggi Alarm
outlet
Temperatur Atur emergency line gas
Tinggi
katalis N2
Komposisi CO
Tinggi Alarm
dan CO2
Beda tekan Tinggi Alarm
Methanator Temperatur Rendah
Atur katup TV-1012A/B
(106-D) inlet /Tinggi
Temperatur
Tinggi Alarm
outlet
Tekanan - Atur katup PV-1005
Sangat
Temperatur Matikan alat
Tinggi
Methanatio
5 Ketinggian Rendah
n Section Alarm
Chiller amonia cair /Tinggi
(130-D) Rendah
Temperatur Alarm
/Tinggi
Atur laju alir keluaran
Laju alir -
pompa 122-J
Sangat
Separator
Rendah Alarm
Effluent
Ketinggian /Tinggi
Methanator
Sangat
(144-D) Aktifkan pompa standby
Tinggi
Atur katup PRV-1084 ke
Tekanan -
cold vent
Purifier Ketinggian Rendah
Alarm
Purificatio Rectifier cairan /Tinggi
6
n Section Condenser
Beda tekan Tinggi Alarm
(137-D)
- Atur katup HV-1044
Ammonia Ammonia
Laju alir inlet Sangat
7 Synthesis Converter Kurangi bahan bakar
Rendah
Section (105-D)
Tinggi Alarm
No Variabel Indika
Area Unit Variabel Manipulasi
. Kontrol si
Temperatur Sangat
Kurangi bahan bakar
outlet Tinggi
Beda tekan Tinggi Alarm
Variabel
No. Area Unit Indikasi Variabel Manipulasi
Kontrol
130
ton/jam
Laju Alir Jalankan EA-401
(sangat
High rendah)
Pressure 175
Aktifkan pompa
Absorber Laju Alir ton/jam
standby GA-405
(EA-401) (rendah)
Ketinggian - Atur katup LIC-401
Atur laju alir pompa
Temperatur 106°C
GA-405
Low
Pressure 2,4
Tekanan Atur katup PV-402
Absorber kg/cm2g
(EA-403)
First Surface
250
Condenser Tekanan Atur katup PV-203
mmHg
(EA-501)
Surface
Condenser
for Final Tekanan 25 mmHg Atur katup PV-206
Separator
Process
(EA-503)
6 Condensate
Process
Treatment
Condensate
Tekanan - Atur katup PIC-501
Stripper
(DA-501)
Tekanan - Atur katup PIC-502
Urea
Temperatur 210°C Atur katup FV-508
Hydrolizer
Tutup katup FV-508
(DA-502) Temperatur 240°C
dan FV-509
Variabel Variabel
No. Area Unit Indikasi
Kontrol Manipulasi
Aktifkan
Line Fire Water Tekanan Rendah pompa 5501-
JA/B
Atur katup
Laju alir inlet -
FV-7001
Clarifier (5201- Konsentrasi Atur katup
-
U) slurry XV-7002
Atur laju alir
pH -
injeksi NaOH
Al2(SO4)3 Atur laju alir
Laju alir
Dosing Pump - injeksi
injeksi
(5201-J4A/B) Al2(SO4)3
Polymer
Laju alir Atur laju alir
Dosing Pump ( -
injeksi injeksi polimer
5201-J5A/B)
Pressure Sand Aktifkan
Perbedan
Filter - proses
tekanan
(6202-UA-F) backwash
Matikan
NaOH Storage
Ketinggian Sangat Rendah pompa 5005-
Tank (5208-F)
JA/B
Water
NaOH Matikan
2 Filtration
Dissolving Ketinggian Sangat Rendah pompa 5008-
Treatment
Tank (5008-F) JA/B
Matikan
Sangat Rendah pompa 5203-
Clarified Water
Ketinggian JA/B/C
Basin (5204-F)
Atur katup
-
LV-3101
Matikan
pompa 5202-
Filtered Water
Ketinggian Sangat Rendah JA/B, 5204
Tank (5201-F)
JA/B, dan
5208-JA/B
Matikan
Sangat Rendah pompa 5200-
Backwash
JA/B
Recovery Pond
Ketinggian Aktifkan
(5209-F)
pompa 5200-
Tinggi
JA/B
Variabel Variabel
No. Area Unit Indikasi
Kontrol Manipulasi
Matikan
Water Storage pompa 5001-
Ketinggian Sangat Rendah
Tank (5001-F) JA/B dan
5002-JA/B
Condensate Matikan
Storage Tank Ketinggian Sangat Rendah pompa 5003-
(5003-F) JA/B
H2SO4 Sangat Atur laju alir
Measuring Ketinggian Rendah/Sangat pada pompa
Drum (5210-F) Tinggi 5009-JA/B
Matikan
H2SO4 Storage
Ketinggian Sangat Rendah pompa 5009-
Tank (5009-F)
JA/B
NaOH Sangat Atur laju alir
Measuring Ketinggian Rendah/Sangat pada pompa
Drum (5211-F) Tinggi 5008-JA/B
NaOH Matikan
Dissolving Ketinggian Sangat Rendah pompa 5008-
Tank (5008-F) JA/B
Surface Tutup katup
Condenser AV-3210,
Konduktifitas Sangat Tinggi
Pump (5000- kondensat ke
JA/B) 5003-F
Cooling Tower Jalankan motor
Fan 5204-UJA-F
Getaran Sangat Tinggi
(5204/5601- dan 5601-
UJA-F) UJA-F
Cooling
Atur laju alir
4 Water -
make-up water
System Ammonia
Ketinggian Matikan
Cooling Water
Sangat Rendah pompa 5209-
JA/B/C
Atur laju alir
-
make-up water
Urea Cooling
Ketinggian Matikan
Water
Sangat Rendah pompa 5209-
JA/B/C
Plant Air Header Air Tutup katup
Tekanan Rendah
and Instrument PV-3303
5
Instrument Air Receiver Atur katup
Tekanan Tinggi
Air System (5006-F) PRV-3301
Matikan
Ammonia Ammonia Temperatur Sangat Rendah pompa (5101-
6 Storage Heater (5101- JA/B)
Tank C) Atur katup
Laju Alir -
FV-4403
Variabel Variabel
No. Area Unit Indikasi
Kontrol Manipulasi
Matikan
Sangat Rendah
pompa 5102-J
Ammonia Tekanan
Matikan
Storage Tank Sangat Tinggi
pompa 5102-J
(5101-F)
Matikan
Ketinggian Sangat Rendah
pompa 5102-J
Steam
Atur katup
Condensate Ketinggian -
LV-4401
(5201-F)
BAB VIII
SISTEM UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
BAB IX
LOKASI, TATA LETAK PABRIK DAN MANAJEMEN PERUSAHAN
Keterangan Denah:
Kawasan Perkantoran dan Perumahan
A Gedung kantor pusat G Departemen pusdiklat M Masjid
B Pintu masuk mobil H Sekolah N Kolam
C Pintu masuk motor I Rumah sakit O Pintu masuk pabrik
D Departemen sekuriti J Wisma P Tempat parkir
E Lapangan K Perumahan Q Kantor teknik produksi
F Gedung serbaguna L Perkantoran R Lapangan olahraga
Kawasan Pabrik
P-IB Pabrik PUSRI IB 3 Green barrier 8 Control room P-IIB
P-III Pabrik PUSRI III 4 Laboratorium utama 9 Pabrik urea P-IIB
P-IV Pabrik PUSRI IV 5 Ammonia storage 10 Pabrik utilitas P-IIB
1 Bagian K3 6 Gudang urea 11 Pabrik amonia P-IIB
2 Bagian teknik 7 GMS 12 Dermaga
produksi
Jabatan Dewan Direksi diisi oleh Direktur Utama sebagai pimpinan yang membawahkan
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum, Direktur Produksi, Direktur Teknik &
Pengembangan, dan Direktur Komersil. Masing-masing direktur dibantu oleh GM sat
pelaksanan tugas. GM memimpin para manager pada setiap bagian operasi. Bagian Produksi
terdiri dari bagian operasi, pemeliharan, dan teknologi. Bagian Komersil terdiri dari bagian
keuangan dan penjualan produk. Bagian Teknik & Pengembangan terdiri dari bagian
perencanan & pengembangan usaha, teknik & informasi, pengadan, dan perkapalan. Sat
pelaksanan tugas perusahan, para direksi dan jajarannya mendapatkan pengawasan oleh
Dewan Komisaris. Fungsi Dewan Komisaris yang lainnya adalah memberi saran atau
masukan terhadap kebijakan yang akan diambil oleh Dewan Direksi.
BAB X
JENJANG KARIR INSINYUR TEKNIK PROSES DI PERUSAHAN
PT PUSRI merupakan industri pupuk yang sangat membutuhkan insinyur kimia dalam
keberjalanannya. Pada industri ini, seorang insinyur kimia dapat ditempatkan pada bagian-
bagian sebagai berikut.
1. Departemen Operasi
Peran yang diberikan berupa mengoperasikan berbagai sarana produksi sehingga proses
dapat berjalan sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Jenjang karier pada departemen
ini adalah: engineer, manager assistant, superintendent assistant, superintendent, plant
manager, operation general manager, dan operation director.
2. Departemen Perencanan dan Pengendalian Produksi
Peran yang diberikan berupa menganalisis, melaporkan, dan memberikan rekomendasi
mengenai hasil produksi, kelayakan operasi, efisiensi dan perbaikan yang diperlukan
pada proses. Jenjang karier pada departemen ini adalah: process engineer, senior
process engineer, production manager, production director.
3. Departemen Rancang Bangun dan Perekayasan
Peran yang diberikan berupa melakukan analisis, evaluasi, dan optimasi proses dan
pengembangan pabrik. Sarjana teknik kimia berperan sebagai engineer dalam
pengembangan pabrik.
Seorang fresh graduate sarjana teknik kimia akan ditempatkan di Departemen Operasi
terlebih dahulu dengan tujuan untuk menguasai proses dan teknik operasi secara langsung.
Setelah beberapa waktu, barulah karyawan tersebut dapat berpindah ke departemen lain
sesuai dengan keinginan, kondisi, dan kompetisinya.
BAB XI
KESIMPULAN DAN SARAN
11.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut.
1. PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) adalah pabrik pupuk berbasis nitrogen yang terdiri dari
Pabrik Amonia, Pabrik Urea, dan Pabrik Utilitas. PT PUSRI memiliki lima pabrik yaitu
PUSRI IB, PUSRI IIB, PUSRI III, PUSRI IV, dan NPK.
2. Produk utama yang dihasilkan oleh PT PUSRI adalah amonia, urea, dan pupuk NPK.
Produk samping yang dihasilkan oleh PT PUSRI adalah amonia ekses, oksigen,
nitrogen, es kering (dry ice), dan karbon dioksida (CO2).
3. Pabrik Amonia IB memiliki kapasitas produksi 1.350 ton/hari. Proses yang digunakan
adalah proses Kellog. Bahan baku utama pabrik ammonia adalah gas alam, air, dan
udara. Unit-unit yang tersedia yaitu feed treating, reforming, shift conversion,
pemisahan CO2, metanasi, kompresi, sintesis amonia, refrigerasi amonia, dan Ammonia
Recovery Unit (ARU) serta Hydrogen Recovery Unit (HRU).
4. Pabrik Urea IB memiliki kapasitas produksi 1.725 m3/hari. Proses pembuatan pupuk
urea adalah proses Advance Cost Energy Saving (ACES). Unit-unit pada pabrik urea
adalah unit sintesis, unir purifikasi, unit kristalisasi, unpembutiran (prilling), unit
recovery, dan unit pengolahan kondensat proses.
5. Pabrik Utilitas IB terdiri dari unit-unit pengambilan dan perlakuan air sungai,
demineralisasi air, penyaringan air, pendinginan air, penyedian uap, penyedian tenaga
listrik, penyedian udara proses dan instrumen pabrik, dan penyedian nitrogen.
11.2 Saran
Saran yang diberikan untuk pengembangan isi dari laporan ini adalah sebagai berikut.
1. Sebaiknya pelaksanan KP dilakukan secara rutin pada jadwal yang sudah ditentukan
pada pertemuan pertama agar follow up lebih mudah untuk dilakukan.
2. Sebaiknya pelaksanaan KP tidak dilaksanakan saat minggu-minggu ujian karena jadwal
KP akan menjadi sangat padat.
3. Sebaiknya pada pertemuan pertama dilakukan persaman persepsi permintan kampus
untuk KP dengan perusahan, seperti durasi KP, format laporan, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A
NERACA MASSA DAN ENERGI
Tabel A.1 Data neraca massa dan energi aliran 1-6 pabrik amonia PUSRI IB
Aliran
Parameter
1 2 3 4 5 6
Tekanan
15,1 45,7 36,2 33,1 178,4 7,0
(kg/cm2)
Temperatur
28 149,5 1002,5 344,2 232,4 -32,8
(oC)
Laju Alir
Kering 1412,42 1296,58 7539,86 6835,57 24928,78 3329,43
(kmol/jam)
Laju Alir H2O
3,57 - 4191,59 99,59 - -
(kmol/jam)
Fraksi Mol
- 0,34 23,08 25,40 21,64 -
N2 (%)
Fraksi Mol
- 0,99 64,74 73,46 65,29 -
H2 (%)
Fraksi Mol
- 0,01 - - 1,67 100,0
NH3 (%)
Fraksi Mol
74,95 81,61 0,34 0,81 7,68 -
CH4 (%)
Fraksi Mol
- 0,01 0,30 0,33 3,72 -
Argon (%)
Fraksi Mol
10,30 0,99 7,94 - - -
CO2 (%)
Fraksi Mol
- - 13,60 - - -
CO (%)
Fraksi Mol
- - - - - -
O2 (%)
Fraksi Mol 6,77 7,37 - - - -
C2H6 (%)
Fraksi Mol
5,36 5,84 - - - -
C3 (%)
Fraksi Mol
2,62 2,84 - - - -
C4 - C7 (%)
Tabel A.2 Data neraca massa dan energi aliran 7-12 pabrik amonia PUSRI IB
Aliran
Parameter
7 8 9 10 11 12
Tekanan
21,1 20 15,1 42,2 3,9 1,9
(kg/cm2)
Temperatur
30,0 30 28 337,8 22,9 37,8
(oC)
Laju Alir
Kering - 40708 1412,42 2225,77 1621,47 133,24
(kmol/jam)
Laju Alir H2O
- - 3,57 222,58 6,94 -
(kmol/jam)
Fraksi Mol
- - - 78,00 4,77 -
N2 (%)
Fraksi Mol
- - - - 2,99 -
H2 (%)
Fraksi Mol
- 100,0 - - - -
NH3 (%)
Fraksi Mol
- - 74,95 - 68,69 0,345
CH4 (%)
Fraksi Mol
- - - 1,00 1,37 -
Argon (%)
Fraksi Mol
- - 10,30 - - -
CO2 (%)
Fraksi Mol
- - - - 9,32 99,580%
CO (%)
Fraksi Mol
- - - 21,00 - -
O2 (%)
Fraksi Mol
- - 6,77 - 5,90 0,038%
C2H6 (%)
Fraksi Mol
- - 5,36 - 4,67 0,015%
C3 (%)
Fraksi Mol
- - 2,62 - 2,28 0,023%
C4 - C7 (%)
Tabel A.3 Data neraca massa dan energi aliran 13-18 pabrik amonia PUSRI IB
Aliran
Parameter
13 14 15 16 17 18
Tekanan 1,9 3,9 1,9 172,5 170,8 172,5
(kg/cm2)
Temperatur 38,0 44,5 38 28,0 458,8 28,0
(oC)
Aliran
Parameter
13 14 15 16 17 18
Laju Alir
Kering 1594,30 209,05 1727,55 17831,53 21126,89 17831,53
(kmol/jam)
Laju Alir H2O 59,98 3,37 0,125 - - -
(kmol/jam)
Fraksi Mol
0,135 37,02 0,195 20,42 17,41 20,42
N2 (%)
Fraksi Mol
0,211 23,21 - 61,77 52,62 61,77
H2 (%)
Fraksi Mol
NH3 (%) - - 0,028 2,34 17,60 2,34
Fraksi Mol
0,002 26,42 0,001 10,42 8,08 10,42
CH4 (%)
Fraksi Mol
0,001 10,61 - 5,05 4,29 5,05
Argon (%)
Fraksi Mol
99,648 - 99,643 - - -
CO2 (%)
Fraksi Mol
0,002 2,72 0,002 - - -
CO (%)
Fraksi Mol
- 0,01 0,003 - - -
O2 (%)
Fraksi Mol
- - 0,001 - - -
C2H6 (%)
Fraksi Mol
- - 0,002 - - -
C3 (%)
Fraksi Mol
- - 0,125 - - -
C4 - C7 (%)
Tabel A.4 Data neraca massa dan energi aliran 1-6 pabrik urea PUSRI IB
Aliran
Parameter
1 2 3 4 5 6
Tekanan
175 17 1 1 1 72,5
(kg/cm2G)
Temperatur (oC) 125 158 94 42 65 60
Laju Alir
94531 4650 18457 71875 15918 25793
(kg/jam)
Fraksi Massa
0 0 0 0,9950 0 0,0058
Urea
Fraksi Massa
0,4306 0,7155 0,4252 0 0 0,0207
NH3
Fraksi Massa
0,5592 0,2200 0,3467 0 0 0,0165
CO2
Fraksi Massa
0,0102 0,0645 0,2281 0,0020 1,0000 0,9570
H2O
Fraksi Massa
0 0 0 0,0030 0 0
Biuret
Tabel A.5 Data neraca massa dan energi aliran 7-11 pabrik urea PUSRI IB
Aliran
Parameter
7 8 9 10 11
Tekanan (kg/cm2G) 1 72,5 1 17 17
Temperatur (oC) 65 60 65 158 108
Laju Alir (kg/jam) 9493 871405 479 42535 73019
Fraksi Massa Urea 0 0,7995 0 0 0,1124
Fraksi Massa NH3 0 0 0 0,3981 0,3394
Fraksi Massa CO2 0 0 0 0,4756 0,3645
Fraksi Massa H2O 1,0000 0,1826 1,0000 0,1263 0,1795
Fraksi Massa Biuret 0 0,0179 0 0 0,0042
LAMPIRAN B
PROCESS FLOW DIAGRAM (PFD)
TO
TREATMENT
CW
CW STEAM
TO 1-144F
FEED GAS
LPS
1-202C 1-203C
COOLER BOILER MAKEUP BENFIELD
SOLUTION
PROCESS AIR
FROM 1-150E
STEAM
PROCESS GAS
(CH4 12-13%)
1-108D
DESULFURIZER
STEAM
FROM
1-202C STEAM
FEED TO 1-104D1
GAS PROCESS GAS
(CH4 0.3%)
TO
TREATMENT BFW
PROCESS AIR
(CH4 0.3%)
FROM
1-102C
1-104D1 1-104D2
HTSC BFW LTSC
TO
1-131C
PROCESS GAS
(CO 0.3%)
1-103C
COOLER
Gambar B.3 Process flow diagram shift conversion section
1-102E 1-133F 1-101E
1-132C CO2 FLASH CO2
COOLER CO2
STRIPPER DRUM ABSORBER
TAIL GAS
TO
1-101B
LEAN
SOLUTION
1-131C 1-132L1~4
LP BFW
COOLER STEAM EJECTOR
FROM
1-132F PROCESS GAS
1-104D2
SEMI LEAN
PROCESS GAS (CO2 trace;
SOLUTION TANK
(CO 0.3%) CO 0.3%)
SEMI LEAN
SOLUTION
1-102F2
HP KO DRUM
BFW
LP BFW TO 1-115F
1-109C
COOLER 1-102F1
SEPARATOR
LP BFW
TO 1-150C
1-105F
FROM
KO DRUM
1-103L FROM
1-120CF4
1-114C 1-115C H2, N2
RECYCLE GAS
PREHEATER COOLER 1-130C
(N2, H2, NH3)
INTERCOOLER
TO
TREATMENT TO 1-121C
1-106D
METHANATOR CW FROM
1-115C
SYNTHESIS
TO 1-104F GAS
FROM
SYNTHESIS GAS
1-102F2 TO
(CO+CO2 10ppm) TREATMENT
1-104F 1-103J
KO DRUM SYNTHESIS GAS COMPRESSOR
Gambar B.5 Process flow diagram methanation section Gambar B.6 Process flow diagram compression section
1-109F 1-105J
1-127C
FLASH NH3 REFRIGERANT
COOLER
DRUM COMPRESSOR TO 1-104E
INERT GAS
(N2, H2, NH3)
TO 1-103E
INERT GAS
1-123C1/C2 CW NH3 (N2, H2, NH3)
COOLER
SYNTHESIS
BFW
GAS
FROM
1-103J NH3
1-120CF1~4
REFRIGERATION 1-107F
DRUM FLASH DRUM
RECYCLE GAS
TO 1-103J
CW
PRODUCT GAS
NH3, N2, H2 PRODUCT
GAS 1-106F
FLASH DRUM
FROM
1-124C
COLD NH3
PRODUCT
WARM LIQ
NH3 PRODUCT
Gambar B.7 Process flow diagram ammonia synthesis Gambar B.8 Process flow diagram ammonia refrigeration section
section
1-103E 1-104E
LP HP 1-103L
TO 1-101B SCRUBBER SCRUBBER TO
HYDROGEN 1-105F
TAIL GAS H2, N2 RECOVERY H2, N2
UNIT
TO
1-127C
NH3 VAPOR
FROM
1-109F
NH3
REFLUX
1-105E
AMMONIA
FROM
1-107F & 1-109F STRIPPER
FROM
1-120CF4
1-141C
PREHEATER
1-142C
CW
COOLER
CW CW CW
TO 2-EA103
CO2
TO TO TO TO
2-GA103A/B 2-GA101A/B TREATMENT TREATMENT TREATMENT TREATMENT
AMMONIA AMMONIA
BOOST-UP FEED PUMP 2-FA111 2-FA112 2-FA113 2-FA114
PUMP KO DRUM KO DRUM KO DRUM KO DRUM
Gambar B.10 Process flow diagram Gambar B.11 Process flow diagram
ammonia feed section kompresi CO2
COND.
2-FA103
STEAM DRUM
UREA
NH3
CARBAMATE
CW
H2O
FROM
2-GA101A/B UREA
NH3
NH3 STEAM
CARBAMATE
H2O
FROM FROM
2-GB101 2-GA101A/B
CO2
2-DA101 2-FA102
STRIPPER SATURATION
DRUM
Gambar B.12 Process flow diagram urea synthesis section
FROM
2-DA102
STEAM
COND. STEAM
TO
2-FA202
UREA
H2O
NH3
FROM
2-DA501
NH3 2-FA201
CO2
UREA
FROM SOLUTION
2-GB101 TANK
CO2
2-FA202 2-FD202A~F
CRYSTALIZZER PRETHICKENER
2-GF202A~F
UREA CENTRIFUGE
TO EA501 H2O
NH3
H2O
FROM
2-FA201
TO
2-FF301
UREA
TO
EA401B TO
DA401
UREA UREA
99.7%
TO
2-FA302
STEAM
2-EC301
STEAM AIR
HEATER
COND.
AIR
2-GB301
FORCE FAN
FOR DRYER
2-FJ301A~I
DISTRIBUTOR
2-GA302A/B
2-IA301 CIRCULATING
PRILLING TOWER 2-FA305
PUMP
FROM WATER
2-FA203 TANK FROM
MOTHER 2-EA504
2-FD302
LIQUOR FLUIDIZING H2O
TO
DRYER
2-FA203 2-FD 303 2-JF301
TROMMEL BELT SCALE
TO ATM.
2-DA401
WASHING
COLUMN
TO ATM.
FROM
STEAM 2-FA203
MOTHER
LIQUOR
FROM
2-DA201
FROM
2-DA251 FROM
NH3 NH3 2-DA202
CARB. CW
CARB. CW NH3
CARB.
TO 2-FA202
FROM MOTHER
2-FA203 LIQUOR 2-DA451 2-DA402
CW
HW MP LP
ABSORBER ABSORBER
TO 2-DA102
RECYCLE
CARB 2-EA401A
HP
ABSORBER
2-EA401B
HP
ABSORBER
FROM
2-FA202 TO ATM.
UREA NH3
NH3 STEAM STEAM
H2O CO2
NH3
H2O
FROM CO2
2-FA205 H2O
NH3
CO2
H2O
CW UREA
H2O
CW CW
NH3
STEAM
TO 2-FA501
STEAM
H2O
TO 2-FA305
TO UTILITY
2-EA507
REBOILER