Disusun oleh:
Kelas 1D PGSD
Kelompok 3
Fadhil Aimarudin (2110125310047)
Jamilatur Rahmah (2110125220056)
Muhammad Riduan (2110125210067)
Muhamad Yusri (2110125210027)
Nursyifa (2110125320022)
Rezka Mahfuzah (2110125220061)
Rosiha ilma (2110125220077)
Yulia Khairuna (2110125220096)
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini, adapun penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pancasila yang berjudul “Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan
Bangsa”.
i
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................2
D. Manfaat.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Pancasila.........................................................................................3
B. Zaman Kutai.....................................................................................................4
C. Kerajaan Sriwijaya............................................................................................4
D. Zaman Kerajaan-Kerajaan Sebelum Majapahit................................................5
E. Zaman Penjajahan Majapahit............................................................................6
F. Zaman Penjajahan.............................................................................................7
G. Kebangkitan Nasional.......................................................................................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................10
A. Kesimpulan.....................................................................................................10
B. Saran...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
materi “Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa” yang
nantinya akan berguna untuk ke depannya.
2. Bagi Dosen
Dosen dapat mengetahui kemampuan mahasiswa dalam
penguasaan materi “Pancasila Dalam Konteks Perjuangan Sejarah
Bangsa” dan sebagai bahan pertimbangan dosen dalam mencegah
kesalahan mahasiswa dalam mengerjakan tugas untuk ke depannya,
serta dosen dapat menemukan langkah-langkah yang tepat dalam
memperbaiki strategi belajar mengajar pada materi “Pancasila Dalam
Konteks Perjuangan Sejarah Bangsa”.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
3
B. Zaman Kutai
C. Kerajaan Sriwijaya
Sejak abad ke-7, kerajaan Sriwijaya telah menjadi kekuatan dagang
dan budaya yang mengagumkan. Walaupun bahasa Sansekerta digunakan
oleh kerajaan ini, namun bahasa yang umum dipakai secara luas adalah
bahasa Melayu. Salah satu warisan Sriwijaya yang dinilai sangat penting
adalah konsolidasi suatu zona yang berjangkauan besar dengan
penduduknya yang berbahasa melayu di kedua sisi Selat Malaka. Dalam
sistem pemerintahannya terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda
kerajaan, rokhaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan
gedung-gedung dan patung-patung suci, sehingga pada saat itu kerajaan
dalam menjalankan sistem negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai
Ketuhanan (Suwarno, 1993:10; Kaelan, 2000:30).
4
Agama dan kebudayaan dikembangkan dengan mendirikan suatu
universitas agama Budha, yang sangat terkenal di negara lain di Asia.
Banyak musafir dari negara lain misalnya dari Cina belajar terlebih dahulu
di universitas tersebut terutama tentang agama Budha dan bahasa
Sansekerta sebelum melanjutkan studinya ke India. Bahkan banyak guru-
guru besar tamu dari India yang mengajar di Sriwijaya misalnya
Dharmakitri. Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam suatu negara
tercermin pada kerajaan Sriwijaya tersebut yaitu berbunyi ‘marvuat vanua
criwijaya dhayatra subhiksa’ (suatu cita-cita negara yang adil dan
makmur) (Sulaiman, tanpa tahun : 53).
5
Menurut prasasti Kelagen, Raja Airlangga telah mengadakan hubungan
dagang dan bekerja sama dengan Benggala, Chola dan Champa hal ini
menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan. Demikian pula Airlangga
mengalami penggemblengan lahir dan batin di hutan dan tahun 1019 para
pengikutnya, rakyat dan para Brahmana bermusyawarah dan memutuskan
untuk memohon Airlangga bersedia menjadi raja, meneruskan tradisi
istana, sebagai nilai-nilai sila keempat.
6
(Darmodiharjo, 1983: 17-18). Empu Tantular mengarang buku Sutasoma,
yang menulis juga tentang seloka, yang sekarang menjadi moto persatuan
nasional bangsa Indonesia, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”, yang seloka
lengkapnya adalah “Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua”
artinya walaupun berbeda, namun satu jua adanya, sebab tidak ada agama
yang memiliki Tuhan yang berbeda. Bahkan salah satu daerah kekuasaan
Majapahit, yaitu Pasai, justru memeluk agama Islam. Toleransi positif
dalam bidang agama dijunjung tinggi sejak zaman dulu. Bhinneka Tunggal
Ika merupakan konsep pengelolaan keragaman bangsa Indonesia, konsep
ini telah 600 tahun mendahului konsep multikulturalisme yang sekarang
diperkenalkan Barat.
F. Zaman Penjajahan
7
Pada abad ini sejarah mencatat bahwa Belanda berusaha dengan
gigih ingin memperkuat dan memperluas kekuasaannya di seluruh
Indonesia. Melihat hal tersebut maka munculah perlawanan yang masih
bersifat kedaerahan. Seperti di Maluku (1817), Imam Bonjol (1821-1837),
Pangeran Diponegoro dan masih banyak lainnya. Dorongan akan cinta
tanah air menimbulkan semangat untuk melawan penindasan dan
penyiksaan Belanda, namun sekali lagi karena tidak adanya kesatuan dan
persatuan di antara mereka dalam melawan penjajah, maka perlawanan
terebut senantiasa gagal dan menimbulkan banyak korban.
G. Kebangkitan Nasional
8
muncul suatu lapisan masyarakat yang sebenarnya tidak diinginkan oleh
Belanda sendiri, yakni kaum intelektual yang mempelopori kebangkitan
nasional Indonesia. Pada masa ini banyak berdiri gerakan-gerakan nasional
untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan
kemerdekaan dan kekuatannya sendiri. Di antaranya adalah Budi Utomo
yang dipelopori oleh Dr. Wahidin Sudiro Husodo pada 20 Mei 1908,
kemudian Sarekat Dagang Islam (SDI) tahun 1909 serta Partai Nasional
Indonesia (PNI) tahun 1927 yang didirikan oleh Soekarno, Cipto
Mangunkusumo, Sartono serta tokoh lainnya.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
negara ini, kepribadian itu ditetapkan sebagai pandangan hidup dan dasar
negara, yaitu “Pancasila”.
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Gesmi, Irwan, Yun Hendri. 2018. Buku Ajar Pendidikan Pancasila. Ponorogo.
Uwais Inspirasi Indonesia