Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar HasilPengabdianKepadaMasyarakat (Online) ISBN : 978-602-73114-5-9

(Print) ISBN : 978-602-73114-4-2

REFRESHING KADER POSYANDU DENGAN PELATIHAN PENGUKURAN


ANTROPOMETRI DAN PENILAIAN STATUS GIZI DI WILAYAH UPT PUSKESMAS
SUKMAJAYA
IkhaDeviyantiPuspita1, Muhammad Ikhsan Amar2

1Program StudiIlmuGiziUniversitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta


2Program StudiIlmuGiziUniversitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Abstrak

Masalah gizi di Indonesia harus lebih diperhatikan. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 di
Indonesia angka status gizi kurang pada balita sebanyak 13.9%, dan gizi buruk 5.7%. Sedangkan di wilayah
Depok angka status gizi kurang sebanyak 4.9%. Dengan adanya masalah tersebut maka diperlukan pemantauan
status gizi balita secara berkelanjutan. Di wilayah Depok pemantauan status gizi dilakukan di Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) yang dibantu oleh kader. Peran kader secara umum adalah melaksanakan kegiatan pelayanan
kesehatan tingkat desa.. Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan
dapat bekerja secara sukarelasehingga diperlukan pelatihan ulang agar tidak terjadi kesalahan dalam pengukuran
antropometri dan penilaian status gizi. Tujuan umum dari refreshing kader adalah meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan pengukuran antropometri dan penilaian status gizi guna memberikan informasi status gizi balita
yang benar dan sesuai standar usianya. Target kegiatan ini adalah memantau status gizi balita secara akurat dan
berkesinambungan. Metode dari kegiatan ini dengan kombinasi dari beberapa pendekatan yaitu pelatihan, uji
praktek dan pendampingan. Luaran dari kegiatan ini adalah pemahaman dan keterampilan dalam mengukur
antropometri serta mampu dalam menilai status gizi balita yang benar sesuai standar deviasi. Hasil dari
Refreshing kader terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan yaitu rata-rata nilai sebelum kegiatan 4,85,
meningkat menjadi 7,25.

Kata Kunci :Refreshing Kader Posyandu, Pengukuran Antropometri, Penilaian Status Gizi,
Prosiding Seminar HasilPengabdianKepadaMasyarakat (Online) ISBN : 978-602-73114-5-9
(Print) ISBN : 978-602-73114-4-2

Pendahuluan
Puskesmas Sukmajaya terletak Jalan Arjuna Raya No. 1, Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat. Puskesmas
Sukmajaya berdiri sejak tahun 1981,. Puskesmas Sukmajaya memiliki wilayah kerja seluas sekitar 55,14km 2
atau 27,53% dari luas Kota Depok. Wilayah kerja Puskesmas berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara :Kelurahan Pondok Cina
b. Sebelah Selatan : Kelurahan Kalimulya, Cilodong, dan Sukmajaya
c. Sebelah Barat : Kelurahan Kemiri Mulya dan Depok
d. Sebelah Timur : Kelurahan Abadijaya dan Baktijaya

Wilayah Kerja Puskesmas Sukmajaya meliputi 2 Kelurahan, yaitu Kelurahan Mekarjaya dan
Kelurahan Tirtajaya, dimana kelurahan terdekat berjarak 1 km dan jarak terjauh 5 km. Kelurahan
Mekarjaya memiliki luas wilayah 3,29 km2 dengan jumlah posyandu sebanyak 28 posyandu. Kelurahan
Tirtajaya memiliki luas wilayah 3,24 km2 dengan jumlah posyandu sebanyak 9 posyandu. UPT Puskesmas
Sukmajaya membawahi 37 Posyandu.

Posyandu disetiap wilayah dikelola oleh kader dan dipantau oleh ahli gizi puskesmas. Kader
merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat dan diharapkan mereka
dapat melakukan pekerjaannya secara sukarela tanpa menuntut imbalan berupa uang atau materi lainnya.
Kader secara sukarela bersedia berperan melaksanakan dan mengelola kegiatan keluarga berencana di desa
(Karwati, dkk, 2009). Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh
masyarakat dan dilatih untuk menanggani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat
setra untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat- tempat pemberian pelayanan
kesehatan (WHO, 1995).
Peran kader memang sangat penting dalam menjembatani masyarakat khususnya kelompok sasaran
posyandu. Berbagai informasi dari pemerintah lebih mudah disampaikan kepada masyarakat melalui kader.
Karena kader lebih tanggap dan memiliki pengetahuan kesehatan diatas rata–rata dari kelompok sasaran
posyandu (Umar Naim, 2008).Kader posyandu adalah anggota masyarakat yang diberikan keterampilan
untuk menjalankan posyandu (Nurpudji, 2006). Peran kader secara umum adalah melaksanakan kegiatan
pelayanan dan mensukseskan bersama masyarakat serta merencanakan kegiatan pelayanan kesehatan
tingkat desa.
Pelaksanaan Program IPTEK bagi Masyarakat akan bermitra dengan dua kelompok kader di
Posyandu acacia dan Mekarjaya di wilayah UPT Puskesmas Sukmajaya. Kelompok ini akan diajarkan dan
dilatih mengukur antropometri dan menilai status gizi balita
Berdasarkan hasil observasi lapangan diperoleh data yaitu :
Prosiding Seminar HasilPengabdianKepadaMasyarakat (Online) ISBN : 978-602-73114-5-9
(Print) ISBN : 978-602-73114-4-2

1. Bila dilihat dari aspek sumber daya manusia mitra telah mempunyai kemampuan mengukur
antropometri tetapi kadang terjadi pengrekrutan kader baru yang belum terlatih sehingga terjadi
kesalahan pengukuran.
2. Bila dilihat dari alat, sering terdapat alat yang sudah tidak layak, tetapi kader tidak melakukan
kalibrasi pada alat sehingga pengukuran tidak valid.
3. Bila dilihat dari teknik, kader tidak mengetahui cara menggunakan alat pengukuran sehingga
terjadi kesalahan pengukuran.
4. Dalam penilaian status gizi kader masih belum memahami cara menganalisa dan menulis pada
Kartu Menuju Sehat (KMS).
Permasalahan utama berdasarkan hasil wawancara dengan kedua mitra dalam kesulitan menilai status
gizi adalah tidak mengetahui cara mengukur dan menilai status gizi dengan benar atau peralatan yang sudah
rusak. Dari hal tersebut maka perlu diadakan refreshing kader atau pelatihan kembali mengenai pengukuran
antropometri dan penilaian status gizi balita.. Kader yang terampil akan sangat membantu dalam
pelaksanaan kegiatan Posyandu, sehingga informasi dan pesan-pesan gizi akan dapat dengan mudah
disampaikan kepada masyarakat.
Pelatihan merupakan suatu proses belajar mengajar terhadap pengetahuan dan keterampilan tertentu
serta sikap agar peserta semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin
baik, sesuai dengan standar (Tanjung, 2003). Menurut Notoatmodjo (2005), pelatihan memiliki tujuan
penting untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sebagai kriteria keberhasilan program
kesehatan secara keseluruhan

METODE PELAKSANAAN

TAHAP I ( Penilaian Kemampuan Kader)

Keterampilan yang dimiliki oleh seorang kader posyandu merupakan produk dari tingkat pengetahuan
yang dimiliki baik melalui proses pembelajaran dari dalam diri maupun luar diri individu. Kader harus terampil
dalam mencatat, membaca dan melakukan pengukuran antropometri, penilaian status gizi serta menyampaikan
penyuluhan atau penyebarluasan informasi kesehatan terkait gizi bayi dan balita. Kader juga harus mampu,
menggerakkan serta mengajak ibu-ibu sekitar yang mempunyai bayi dan balita untuk hadir dan berpartisipasi
Prosiding Seminar HasilPengabdianKepadaMasyarakat (Online) ISBN : 978-602-73114-5-9
(Print) ISBN : 978-602-73114-4-2

dalam kegiatan posyandu. Bila kader tidak terampil melakukan tugas ini, maka dapat berdampak pada tingkat
kepercayaan masyarakat terutama para ibu di daerah sekitar terhadap keterampilan kader posyandu yang akhirnya
akan menurunkan jumlah kunjungan posyandu. Maka pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap keterampilan
kemampuan dan keahlian kader dalam pengukuran antropometri dan penilaian status gizi.

Tahap II ( RefreshingKader)

Refreshing kader adalah kegiatan dalam mengembangkan keterampilan kader dalam pengukuran
antropometri dan penilaian status gizi. Pada tahap ini kader akan dilatih dan dibina dalam melakukan pengukuran
antropometri dan penilaian status gizi. Pelatihan yang dilakukan terdiri dari pengukuran lingkar kepala, panjang
badan, dan berat badan serta pelatihan penilaian status gizi. Tujuan diadakannya pelatihan ini adalah untuk
meningkatkan keterampilan kader posyandu dalam pengecekan status gizi baik balita, ibu hamil, maupun lansia.

Tahap III (Ujian Praktek)

Untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan, kegiatan peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader
ini dilaksanakan dengan menggunakan metode pelatihan. Materi pelatihan disesuaikan dengan tujuan yang akan
dicapai serta tingkat kemampuan peserta latih. Pada kader diberikan berupa modul pelatihan, penyampaian materi,
diskusi, dan contoh kasus.

Tahap IV Monitoring dan Pendampingan

Setelah dilakukan pelatihan dan uji praktek kepada para kader, diberikan pendampingan pada saat
melakukan praktek langsung kepada masyarakat untuk mengetahui apakah kader telah siap dan mampu
melakukan tuganya di posyandu berupa pengukuran antropometri dan penilaian status gizi yang akan di catat pada
KMS.

Tahap V Evaluasi

a. Evaluasi awal dilaksanakan sebelum materi pelatihan pertama diberikan untuk mengetahui bagaimana
tingkat pengetahuan para kader.

b. Evaluasi akhir dilaksanakan setelah materi pelatihan dan uji praktek dilakukan. Tujuannya untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman pelatihan yang diberikan. Metode ini efektif karena metode
pelatihan yang disertai dengan demonstrasi, praktik, simulasi dan diikuti dengan studi kasus akan
mempermudah penyampaian informasi, pemahaman dan keterampilan para kader posyandu.
Prosiding Seminar HasilPengabdianKepadaMasyarakat (Online) ISBN : 978-602-73114-5-9
(Print) ISBN : 978-602-73114-4-2

HASIL YANG DICAPAI

Pengabdian Masyarakat dilakukan pada 2 kelompok yaitu, Posyandu Acacia dan PosyanduMekarjaya,
Kecamatan Sukmajaya Depok. Kegiatan Refreshing kader berjalan dengan lancar. Kegiatan refreshing
kader dilakukan 2 pertemuan dengan materi yang berbeda. Pertemuan pertama edukasi pengukuran
antropometri sedangkan yang kedua penilaian status gizi.
Hasil dari Refreshing kader terjadi peningkatan di kedua posyandu.Pada pengukuran Post test, terjadi
peningkatan skor pengetahuan dan keterampilan, yaitu nilai rata-rata dari 4,85 menjadi 7,25 artinya
refreshing kader atau pelatihan antropometri dan status gizi yang diberikan mempunyai manfaat yang baik
dalam mengubah pengetahuan dan keterampilan kader. Begitu juga dengan hasil analisis kualitatif,
dimana hasil pengamatan mengenai keterampilan praktek mengukur status gizi dan antropometri kader
cukup bagus (rerata nilai >90).
Hasil pengabdian masyarakat ini sesuai dengan pendapat Soediatama (1986) dan Soeharjo (1989) yang
menyatakan bahwa pengetahuan gizi seseorang dapat diperbarui melalui pendidikan gizi. Hal ini sejalan
dengan pernyataan Notoatmodjo (1992) yang menyatakan bahwa variabel pengetahuan merupakan faktor
internal yang dimiliki responden, yang dapat berubah melalui intervensi yang diberikan. Sesuai dengan
hasil analisis kualitatif pemberian pengetahuan status gizi dan antropometri, 2 kali pertemuan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Mar’at (1982) dan Soediatama (1986) yang menyatakan bahwa
pengetahuan dan keterampilan dapat diubah melalui proses belajar mengajar, sehingga pengetahuan dan
keterampilan gizi seseorang dapat diperbaiki melalui pendidikan gizi.
Dalam pengabdian ini terlihat bahwa pengetahuan dan keterampilan kader mengalami perubahan.
Artinya, bahwa kader telah memahami apa yang disampaikan dalam Refreshing kader dengan pelatihan
antropometri dan status gizi, menimbulkan manfaat yang baik sehingga pengetahuan dan keterampilan
mengalami peningkatan.
Jadi Refreshing kader ini sangat bermanfaat sekali bagi Posyandu, baik yang sudah lama berdirimaupun
yang baru berdiri. Posyandu Mekarjaya sudahlama berdiri, namun karena sudah lama tidak mendapatkan
pelatihan antropometri dan penilaian status gizi maka kader banyak yang lupa sehingga nilai pre
refreshing rendah
Sedangkan Posyandu acacia adalah posyandu yang baru berdiri, sehingga dengan kegiatan pengabdian
masyarakat mengenai refreshing kader posyandu materi pengukuran antropometri dan penilaian status
gizi kader sangat senang dan antusia untuk mengikuti. Hal ini, karena mereka belum pernah mendapatkan
pelatihan tersebut dan dapat sebagai bekal dikemudian hari saat kegiatan posyandu pada pertemuan
selanjutnya yang berkelanjutan.
Prosiding Seminar HasilPengabdianKepadaMasyarakat (Online) ISBN : 978-602-73114-5-9
(Print) ISBN : 978-602-73114-4-2

DAFTAR PUSTAKA

Arep, Ishak dan Hendri Tanjung, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Universitas Trisakti,
Jakarta.
Naim, Umar. 2008.” POSYANDU:Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat”. Penerbit Kareso. Yogyakarta.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Taslim A Nurpudji. 2006. Penyuluhan Gizi, Pemberian Soy Protein dan Perbaikan Status Gizi Penderita
Tuberkulosis di Makassar. Bagian Gizi FK, Pusat studi Gizi, Pangan dan Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai