Anda di halaman 1dari 15

Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia

“Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa”

Oleh

FIESTA ANGGUN PRASTIWI


NISN:0066340262/3004

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BANTARAN
Jl.Raya Tempuran 139 Bantaran Probolinggo 67261 Telp 085749944955

2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT kerana berkat rahmat dan hidayah-Nya

lah kami diberikan kesehatan sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Makalah yang mebahas tentang paragraf ini berulang kali mengalami penyempurnaan

hingga baru kemudian dapat kami selesaikan.

Penulis menyadari bahwa penyusun makalah masih banyak kekurangan ,oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk

perbaikan makalah semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis dan

umumnya bagi pembaca.

Probolinggo, 03 Maret 2021

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar ................................................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................................................. ii

A.Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa ....................................................................... iii

1.Masa Awal Kemerdekaan(1945-1959) ................................................................... 4-8

2.Masa Orde Lama(1959-1966) .............................................................................. 9-10

B.PENUTUPAN

A.Kesimpulan..........................................................................................................11-12

B.Saran...................................................................................................................11-12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13
A. Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa

1. Masa Awal Kemerdekaan (1945-1959)

Pada periode ini, penerapan Pancasila sebagai negara & pandangan hidup

menghadapi berbagai masalah. Ada juga upaya-upaya untuk mengganti Pancasila

sebagai dasar negara & penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila. Upaya-upaya

itu, diantaranya sebagai berikut;

 Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) di Madiun pada 18

September 1945. Pemberontakan ini, dipimpin oleh Muso. Tujuan utamanya

adalah mendirikan Negara Soviet Indonesia yang berideologi komunis.

Dengan kata lain, pemberontakan itu akan menggantikan Pancasila dengan

paham komunis. Pemberontakan ini pada akhirnya bisa digagalkan.

 Pemberontakan Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia dipimpin oleh

Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo. Pemberontakan ini ditandai dengan

didirikannya Negara Islam Indonesia (NII) oleh Kartosuwiryo pada 7 Agustus

1949. Tujuan utamanya didirikan NII adalah untuk menggantikan Pancasila

sebagai dasar negara dengan syari’at Islam. Namun, gerakan bertentangan

dengan ajaran Islam sebenarnya. Mereka melakukan perusakan &


pembakaran rumah-rumah penduduk, pembongkaran jalan-jalan kereta api,

perampasan harta benda milik penduduk, serta melakukan penganiayaan

terhadap penduduk. Upaya penumpasan pemberontak ini, memakan waktu

yang cukup lama. Kartosuwiryo bersama para pengikutnya baru dapat

ditangkap pada 14 Juni 1962.

 Pemberontakan, RMS (Republik Maluku Selatan) merupakan sebuah

gerakan separatisme yang dipimpin oleh Christian Robert Steven Soumokil,

bertujuan untuk membentuk negara sendiri, yang didirikan 25 April 1950.

Pulau-pulau terbesar adalah Seram, Ambon, & Buru. RMS di Ambon

dikalahkan oleh militer Indonesia pada November 1950, namun konflik di

Seram masih berlanjut sampai dengan Desember 1963. Kekalahan di

Ambon berujung pada pengungsian pemerintah RMS ke Seram, kemudian

mendirikan pemerintahan dalam pengasingan di Belanda pada 1966.

 Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) atau Perjuangan

Rakyat Semesta (Permesta) yang dipimpin oleh Sjariffuddin Prawiranegara &

Ventje Sumual 1957-1958 di Sumatera & Sulawesi. Gerakan ini merupakan

bentuk koreksi untuk pemerintahan pusat pada waktu itu yang dipimpin oleh

Presiden Soekarno. Soekarno pada waktu itu sudah tidak dapat lagi

diberikan nasehat dalam menjalankan pemerintahan sehingga terjadi


ketimpangan sosial. Pemerintah pusat dianggap telah melanggar undang-

undang, pemerintah yang sentralistis, sehingga pembangunan di daerah

menjadi terabaikan, & menimbulkan ketidakadilan dalam pembangunan.

Oleh sebab itu, timbullah inisiatif dalam upaya memperbaiki pemerintahan di

Indonesia.

 Angkatan Perang Ratu Adil (APRA). APRA merupakan milisi yang

didirikan oleh Kapten KNIL Raymond Westerling pada 15 Januari 1949.

Westerling memandang dirinya sebagai sang “Ratu Adil” yang diramalkan

akan membebaskan rakyat Indonesia dari tirani. Westerling bersekongkol

dengan Sultan Hamid II, berusaha mempertahankan negara federasi yang

dibentuk Belanda untuk melawan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

dipimpin oleh Soekarno-Hatta. APRA telah melakukan serangan kudeta

terhadap Pemerintahan Republik Indonesia pada 23 Januari 1950 & berhasil

menduduki wilayah Bandung serta berhasil menewaskan beberapa tokoh

bangsa, di antaranya Menteri Pertahanan Sultan Hamengkubuwono IX &

Sekretaris Jenderal Ali Budiarjo. Namun, kudeta yang dilancarkan Westerling

mengalami kegagalan, sehingga dia terpaksa melarikan diri ke Singapura.

Hal tersebut mempercepat pembubaran Republik Indonesia Serikat &

kembali ke bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus

1950.

 Perubahan bentuk negara dari Republik Indonesia Serikat menjadi

Negara Kesatuan Republik Indonesia, sedangkan konstitusi yang berlaku

adalah Undang-Undang Dasar Sementara 1950. Dalam perjalanannya hasil

melaksanakan pemilu pertama di Indonesia pada 1955 yang selama itu

dianggap paling demokratis. Tetapi anggota Konstituante hasil pemilu tidak

bisa menyusun Undang-Undang Dasar seperti yang diharapkan. Hal tersebut


menimbulkan krisis ekonomi, politik, & keamanan, yang menyebabkan

Pemerintah mengeluarkan Dekrit Presiden 1959. Dekrit itu dikenal dengan

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang berisi; membubarkan Badan Konstituante;

Undang-Undang Dasar Tahun 1945 berlaku kembali & Undang-Undang

Dasar Sementara Tahun 1950 tidak berlaku; serta segera akan dibentuk

MPRS & DPAS. Pada periode ini, dasar negara tetap Pancasila. Akan tetapi,

dalam penerapannya lebih diarahkan seperti ideologi liberal yang ternyata

tidak menjamin stabilitas pemerintahan.

 Pada periode ini, penerapan Pancasila sebagai negara & pandangan

hidup menghadapi berbagai masalah. Ada juga upaya-upaya untuk

mengganti Pancasila sebagai dasar negara & penyimpangan terhadap nilai-

nilai Pancasila. Upaya-upaya itu, diantaranya sebagai berikut;

 Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) di Madiun pada 18

September 1945. Pemberontakan ini, dipimpin oleh Muso. Tujuan utamanya

adalah mendirikan Negara Soviet Indonesia yang berideologi komunis.

Dengan kata lain, pemberontakan itu akan menggantikan Pancasila dengan

paham komunis. Pemberontakan ini pada akhirnya bisa digagalkan.

 Pemberontakan Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia dipimpin oleh

Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo. Pemberontakan ini ditandai dengan

didirikannya Negara Islam Indonesia (NII) oleh Kartosuwiryo pada 7 Agustus

1949. Tujuan utamanya didirikan NII adalah untuk menggantikan Pancasila

sebagai dasar negara dengan syari’at Islam. Namun, gerakan bertentangan

dengan ajaran Islam sebenarnya. Mereka melakukan perusakan &

pembakaran rumah-rumah penduduk, pembongkaran jalan-jalan kereta api,

perampasan harta benda milik penduduk, serta melakukan penganiayaan

terhadap penduduk. Upaya penumpasan pemberontak ini, memakan waktu


yang cukup lama. Kartosuwiryo bersama para pengikutnya baru dapat

ditangkap pada 14 Juni 1962.

 Pemberontakan, RMS (Republik Maluku Selatan) merupakan sebuah

gerakan separatisme yang dipimpin oleh Christian Robert Steven Soumokil,

bertujuan untuk membentuk negara sendiri, yang didirikan 25 April 1950.

Pulau-pulau terbesar adalah Seram, Ambon, & Buru. RMS di Ambon

dikalahkan oleh militer Indonesia pada November 1950, namun konflik di

Seram masih berlanjut sampai dengan Desember 1963. Kekalahan di

Ambon berujung pada pengungsian pemerintah RMS ke Seram, kemudian

mendirikan pemerintahan dalam pengasingan di Belanda pada 1966.

 Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) atau Perjuangan

Rakyat Semesta (Permesta) yang dipimpin oleh Sjariffuddin Prawiranegara &

Ventje Sumual 1957-1958 di Sumatera & Sulawesi. Gerakan ini merupakan

bentuk koreksi untuk pemerintahan pusat pada waktu itu yang dipimpin oleh

Presiden Soekarno. Soekarno pada waktu itu sudah tidak dapat lagi

diberikan nasehat dalam menjalankan pemerintahan sehingga terjadi

ketimpangan sosial. Pemerintah pusat dianggap telah melanggar undang-

undang, pemerintah yang sentralistis, sehingga pembangunan di daerah

menjadi terabaikan, & menimbulkan ketidakadilan dalam pembangunan.

Oleh sebab itu, timbullah inisiatif dalam upaya memperbaiki pemerintahan di

Indonesia.

 Angkatan Perang Ratu Adil (APRA). APRA merupakan milisi yang

didirikan oleh Kapten KNIL Raymond Westerling pada 15 Januari 1949.

Westerling memandang dirinya sebagai sang “Ratu Adil” yang diramalkan

akan membebaskan rakyat Indonesia dari tirani. Westerling bersekongkol

dengan Sultan Hamid II, berusaha mempertahankan negara federasi yang


dibentuk Belanda untuk melawan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

dipimpin oleh Soekarno-Hatta. APRA telah melakukan serangan kudeta

terhadap Pemerintahan Republik Indonesia pada 23 Januari 1950 & berhasil

menduduki wilayah Bandung serta berhasil menewaskan beberapa tokoh

bangsa, di antaranya Menteri Pertahanan Sultan Hamengkubuwono IX &

Sekretaris Jenderal Ali Budiarjo. Namun, kudeta yang dilancarkan Westerling

mengalami kegagalan, sehingga dia terpaksa melarikan diri ke Singapura.

Hal tersebut mempercepat pembubaran Republik Indonesia Serikat &

kembali ke bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus

1950.

 Perubahan bentuk negara dari Republik Indonesia Serikat menjadi

Negara Kesatuan Republik Indonesia, sedangkan konstitusi yang berlaku

adalah Undang-Undang Dasar Sementara 1950. Dalam perjalanannya hasil

melaksanakan pemilu pertama di Indonesia pada 1955 yang selama itu

dianggap paling demokratis. Tetapi anggota Konstituante hasil pemilu tidak

bisa menyusun Undang-Undang Dasar seperti yang diharapkan. Hal tersebut

menimbulkan krisis ekonomi, politik, & keamanan, yang menyebabkan

Pemerintah mengeluarkan Dekrit Presiden 1959. Dekrit itu dikenal dengan

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang berisi; membubarkan Badan Konstituante;

Undang-Undang Dasar Tahun 1945 berlaku kembali & Undang-Undang

Dasar Sementara Tahun 1950 tidak berlaku; serta segera akan dibentuk

MPRS & DPAS. Pada periode ini, dasar negara tetap Pancasila. Akan tetapi,

dalam penerapannya lebih diarahkan seperti ideologi liberal yang ternyata

tidak menjamin stabilitas pemerintah


2. Masa Orde Lama (1959-1966)

Sistem Pemerintahan Indonesia Masa Orde Lama yaitu periode pemerintahan

Presiden Soekarno pada tahun 1945 sampai tahun 1968. Untuk pengertian, masa

berlangsung, kelebiahan dan kekurangannya, mari kita ulas lebih lanjut sistem

pemerintahan pada periode ini.

Setelah kemerdekaan, Indonesia mengalami beberapa periode pemerintahan

diantaranya orde lama, orde baru, dan reformasi. Orde lama adalah sebutan bagi

periode pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno yang

berlangsung pada tahun 1945 sampai tahun 1968. Pada periode ini, Presiden

Soekarno berlaku sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.


Sistem Pemerintahan Orde Lama Pada masa orde lama, sistem pemerintahan di

Indonesia mengalami beberapa peralihan. Indonesia pernah menerapkan sistem

pemerintahan presidensial, parlementer, demokrasi liberal, dan sistem pemerintahan

demokrasi terpimpin. Berikut penjelasan sistem pemerintahan masa Soekarno.

Beberapa penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945,di antaranya

sebagai berikut:

a. Presiden Soekarno di tetapkan sebagai presiden seumur berdasarkan Tap.

MPRS No.XX/1963, yang menyebabkan kekuasaan presiden semakin besar

dan tidak terbatas.

b. Presiden mengeluarkan penetapan Presiden No.3/1960 tanggal 5 Maret

1960 yang membubarkan DPR hasil pemilu 1955

c. Presiden membentuk MPRS yang anggota-anggotanya terdiri atas anggota

DPR-GR,utusan daerah,dan utusan goongan yang semuanya diangkat serta

diberhentikan oleh presiden.


PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Periode 1945-1950

Pada periode 1945-1950 ada upaya-upaya mengganti Pancasila dengan

ideologi yang lain. Upaya-upaya tersebut terlihat dari munculnya gerakan-gerakan

pemberontakan yang tujuannya menganti Pancasila dengan ideologi lainnya. Ada

dua pemberontakan yang terjadi pada masa tersebut yaitu sebagai berikut.

Pemberontakan PKI di Madiun terjadi pada tanggal 18 September 1948 yang

dipimpin oleh Muso. Tujuan utamnay adalah mendirikan negara Soviet Indonesia

yang berideologi komunis yang berarti pemberontakan tersebut akan mengganti

Pancasila dengan paham komunis. Pemberontakan ini pada akhirnya bisa

digagalkan.

Pemberontakan DI/TII yang dipimpin oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo.

Pemberontakan ini ditandai dengan didirikannya Negara Islam Indonesia (NII) pada

tanggal 17 Agustus 1949. Tujuan utama didirikannya NII adalah untuk mengganti

Pancasila sebagai dasar negara dengan syari’at islam. Kartosuwiryo bersama para

pengikutnya baru bisa ditangkap pada tanggal 4 Juni 1962.

orde lama Periode 1950-1959 Pada periode ini dasar negara tetap Pancasila, akan

tetapi dalam penerapannya lebih diarahkan seperti ideologi leberal. Hal tersebut

dapat dilihat dalam penerapan sila keempat yang tidak lagi berjiwakan musyawarah

mufakat, melainkan suara terbanyak (voting). Sehingga penerapan Pancasila selama

periode ini adalah Pancasila diarahkan sebagai ideologi liberal yang ternyata tidak

menjamin stabilitas pemerintahan.

Pada periode ini muncul pemberontakan RMS, PRRI, dan Permesta yang

ingin melepaskan diri dari NKRI. Namun dalam bidang politik pemilu 1955 dianggap
sebagai pemilu paling demokratis. Namun anggota Konstituante hasil pemilu tidak

dapat menyusun Undang-Undang Dasar sehingga menimbulkan krisis politik,

ekonomi, dan keamanan, yang menyebabkan pemerintah mengeluarkan Dekrit

Presiden 1959 untuk membubarkan Konstituante, Undang-Undang Dasar Sementara

Tahun 1950 tidak berlaku, dan kembali kepada Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

B. Saran

Pancasila adalah dasar adalah falsafah negara Indonesia, sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang

diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai pemersatu, lambang

persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Republik Indonesia, No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dan Penjelasannya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Repubik Indonesia, 1989.

Undang-undang Republik Indonesia,No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dan Penjelasannya, Pen. CV Aneka Ilmu, cet. 1 tahun 2003.

Undang-undang Nomor 4 Tahun 1950 jo Undang-undang Nomor 12 Tahun 1954

hanya mengatur pendidikan dan pengajaran di sekolah Ahira. (2011). “Pentingnya

Pembelajaran Pendidikan kewarga negaraan”. (http :// virgocahyoaffandi. blogspot.com

/2012 /10/ kajian-mengenai-pembelajaran-pendidikan.html). Diakses pada hari Selasa 18

Februari 2014 pukul 19:42 WIB.

Alfian, Oetojo Oesman. 1992. Pancasila sebagai Ideologi (dalam Bidang

Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara). Jakarta: BP-7 Pusat.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi

Revisi IV. Jakarta:

Rineka Cipta. Azwar. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bakry, Noor Ms. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. BSNP. 2006. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan

Pendidikan Menengah. Jakarta:

BP. Cipta Jaya. Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma,

dan Discourse. Teknologi Komunikasi di Masyarakat). Jakarta:


Kencana Chamim, Asyuri Ibn, dkk. 2003. Pendidikan Kewarga negaraan Menuju

Kehidupan yang Demokratis dan Berperadaban. Yogyakarta: Majelis Pendidikan Tinggi,

Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Darmadi, Hamid. 2010. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung:

Alfabeta.

Darmadi, Hamid. 2010. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Anda mungkin juga menyukai