PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ternak perah merupakan ternak yang memiliki produksi susu yang tinggi
diantara ternak lainnya. Susu yang berasal dari ternak perah merupakan minuman
akhas susu memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh khususnya
saat masa pertumbuhan. Kandungan protein, kalsium, fosfor, magnesium, vitmin
A, dan D pada susu berperan bagi pertumbuhan, pembentukan tulang dan gigi.
Susu merupakan bahan makanan yang lazim dikonsumsi oleh banyak orang,
bukan hanya dilihat dari segi kelezatannya tetapi susu juga memiliki kandungan
nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Saat dikonsumsi susu dapat diserap secara
sempurna untuk tubuh. Kandungan terbesar susu adalah air dan lemak. Di dalam
porsi lemak susu mengandung vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin
A,D,E,K. Air.
Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia karena
komposisinya yang ideal. Selain itu susu mengandung semua zat yang dibutuhkan
oleh tubuh, semua zat makanan yang terkandung di dalam susu mudah dicerna
dan dimanfaatkan oleh tubuh (Ressang dan Nasution, 1982). Susu termasuk jenis
bahan pangan asal hewan, berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak
mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan (Hadiwiyoto, 1983).
Dangke adalah sebutan keju dari daerah Enrekang, Sulawesi selatan.
Merupakan makanan tradisional yang rasanya mirip dengan keju, namun tampilan
dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih hingga kekuningan.
Makanan khas ini dibuat dengan bahan dasar susu segar dari kerbau yang
digumpalkan dengan menggunakan bahan alami atau tanpa pengawet buatan.
Oleh sebab itu dangke memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, dan aman
untuk dikonsumsi, walaupun hanya bisa bertahan beberapa hari saja pada suhu
ruang. Cara membuat dangke cukup mudah, yaitu dengan merebus campuran
susu, garam, getah pepaya atau dari buah nanas. Jika menggunakan getah papaya,
maka dangke yang dihasilkan terasa sedikit pahit dan warna putih bersih.
Sebaliknya jika menggunakan buah nanas makan hasilnya memiliki citarasa agak
sedikit asam dan warna putih kekuningan (Abrianto, 2010).
Dangke biasanya menggunakan penggumpal dari getah pepaya. Dalam
getah pepaya mengandung enzim papain, yaitu enzim proteolitik yang terdapat
pada getah tanaman papaya (Carica papaya L). Secara umum yang dimaksud
dengan papain adalah papain yang dimurnikan maupun papain yang masih kasar.
Semua bagian papaya seperti buah, daun, tangkai daun, dan batang mengandung
enzim papain dalam getahnya, tetapi bagian yang paling banyak mengandung
enzim papain adalah buahnya (Yuniwati, 2008).
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan praktikum yang bertujuan
untuk mengetahui proses pembuatan dangke.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum ini yaitu bagaimana cara
mengetahui proses pembuatan dangke.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untu mengetahui proses pembuatan
dangke.
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Waktu danTempat
Praktikum Pembuatan Dangke dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 Desember
2018 pukul 09.00 WITA sampai selesai bertermpat di desa Ujungpandang
kecematan Enrekang kabupaten Enrekang.
C. ProsedurKerja
Cita Rasa
Sangat pahit Susu
1 2 3 4 5 6
Keterangan :
1 Sangat Pahit 4 Sedikit Berasa Susu
2 Pahit 5 Agak Berasa Susu
3 Sedikit Pahit 6 Susu
Kesukaaan
Tidak Suka Sangat
Suka
1 2 3 4 5 6
Keterangan :
1 Tidak Suka 4 Suka
2 Sedikit Suka 5 Lebih Suka
3 Agak Suka 6 Sangat Suka
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Organoleptik Dangke
Berdasarkan hasil praktikum nilai organoleptik dari pembuatan dangke
dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3. Orgnoleptik Dangke
Parameter Uji Daya
Warna 4,42
Tekstur 4,85
Cita rasa 4,42
Kesukaan 4,0
Sumber: Data Hasil Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak,2016
Diketahui bahwa warna pada dangke menunjukkan nilai 4,42 yang berarti
berwarn kuning hal ini disebabkan oleh pengaruh dari warna kandungan lemak
yang terdapat dalam susu hal ini sesuai dengan pendapat (Muchtadi dan Sugiyono,
1992) bahwa warna susu sapi segar putih kebiruan sampai putih
kekuniangan. Warna air susu dapat berubah dari satu warna ke warna yang lain
tergantung dari bangsa ternak,jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat dan bahan
pembentuk warna. Warna air susu berkisar dari putih kebiruan hingga putih
keemasan.
Tekstur yang didapatkan berdasarkan uji organoleptik adalah 4,85 yang
menunjukkan bahwa memiliki tekstur yang kenyal di sebabkan pengaruh enzim
papain pada kalsium fosfat menyebabkan stabilitas kasein goyah sehingga terjaid
koagulasi, hal ini sesuai pendapat (Winarno,1994) menyatakan bahwa kekenyalan
tahu susu terlihat bahwa semakin tinggi dosis enzim yang digunakan maka akan
dihasilkan tahu susu yang semakin kenyal. Salah satu sifat dari enzim papain
adalah mempunyai keaktifan sintetik yaitu kemampuan membentuk protein baru
yang disebut palestin yang akan mempengaruhi kekenyalan sehingga semakin
tinggi level pemberian enzim papain dalam pembuatan tahu susu akan
meningkatkan pembentukkan palestin dengan demikian meningkatnya palestin
maka tahu susu yang dihasilkan akan semakin kenyal. Menurut penelitian
(Yuniwati dkk.,2008) banyaknya produk yang dihasilkan disebabkan karena hasil
yang diperoleh banyak mengandung air yang sulit dipisahkan dari produk padatan
karena proses penggumpalan yang kurang sempurna, maka produk yang
dihasilkan mempunyai tekstur yang tidak bagus (lembek), selain itu apabila
penambahan enzim papain optimal, maka produk yang dihasilakan tidak begitu
besar tetapi kadar airnya kecil karena pengendapan lebih sempurna sehingga air
mudah dipisahkan dari padatan yang diinginkan maka tekstur lebih bagus
(kenyal).
Cita rasa yang di dapatkan dari uji organoleptik mendapatkan nilai 4,42
yang berarti cita rasa adalah sedikit berasa susu hal ini disebabkan oleh
konsentrasi pemberian papain yang diberikan kedalam susu saat pemanasan, hal
ini di dukung oleh pendapat (Puspitasari dkk., 2013) bahwa Interaksi lama
pemanasan dan level pemberian enzim papain berpengaruh tidak nyata (P>0,05)
terhadap kesukaan tahu susu karena pemberian enzim papain yang semakin tinggi
dengan lama pemanasan yang relatif singkat diduga memperlambat proses
penggumpalan kasein dalam susu dan rasa yang semakin pahit pada tahu susu
akibat level terlalu tinggi.
Kesukaan yang di dapatkan dari uji organoleptik mendapatkan nilai 4,0
yang berarti dari ke tujuh koresponden rata menyukai dangke, hal ini di sebabkan
rasa dari danke berasal dari susu yang merupakan bahan dasar pembuatan dangke
yang berasa khas dan manis. Seperti kita ketahui bahwa vitamin A,D,E dan K
merupakan vitamin yang larut dalam lemak, pada air susu vitamin vitamin ini
terdapat pada lemak susu. Rasa manis air susu karena adanya laktosa
berkontribusi sekitar 40%kalori dari air susu penuh. (Miller dkk., 2000)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum pembuatan dangke disimpulkan bahwa bahan dasar
pembutan dangke yaitu susu sapi atau susu kerbau. Bahan yang digunakan untuk
menggumpalkan susu menjadi curd di butuhkan enzim papain yang dapat
memecah kalsium fosfat menyebabkan stabilitas kasein goyah sehingga terjadi
koagulasi. Penambahan enzim papain yang berlebihan dapat memberikan rasa
pahit pada dangke. Dari tes organoleptik di dapatkan hasil bahwa dangke
memiliki warna kuning, tekstur yang kenyal, cita rasa sedikit berasa susu dan
kesukaan koresponden menyukai dangke.
B. Saran
Pembuatan dangke harus memperhatikan perbandingan antara jumlah susu
dengan enzim papain agar dapat mempertahankan rasa khas dari susu dan suhu
yang di berikan saat membuatan dangke tidak boleh terlalu tinggi dan terlalu
rendah agar terbentuk penggumpalan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Fennema, O.W., 1985. Principle of Food Science, Food Chemistry, 2nd (ed).
Marcel Dekker Inc, New York.
Firman,A.2010. Agribisnis Sapi Perah, Bisnis Spi Perah Dari Hulu Sampai Hilir.
Penerbit Widya Padjadjaran,Bandung.
Hasim dan E.Martidah. 2008. Perbandingan susu sapi dengan susu kedelai:
Tinjauan kandungan dan biokimia absorbsi. Pusat Penelitian dan
Pengembangan. Bogor
Malaka. 2007. Ilmu dan Teknologi Pengolahan Susu. Yayasan Citra Emulsi,
Makassar.
Ressang, A.A., A.M. Nasution. (1982). Pedoman Mata Pelajaran Ilmu Kesehatan
Susu (Milk Hygiene). Edisi 2. Fakultas Kedokteran Hewan, IPB.
Bogor.
.S. Nuraini.2005. Kebijakan kelembagaan pada pengembangan sapi perah di
Sulawesi Selatan. Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas
Peternakan UNHAS:Makassar.
Yuniwati, M., Yusran dan Rahmadany. 2008. Pemanfaatan enzim papain sebagai
penggumpal dalam pembuatan dangke. Seminar Nasional Aplikasi
Sains dan Teknologi. Yogyakarta.