4 PENDEKATAN PERILAKU Bidang studi khusus yang mempelajari secara mendalam tindakan-tindakan (perilaku) orang yang bekerja disebuah organisasi.
2.4.1 PARA PENDUKUNG AWAL STUDI PERILAKU ORGANISASI
Empat nama pemikir mencuat jauh diatas yang lainnya sebagai pendukung awal pendekatan, yaitu Robert Owen, Hugo Munsterberg, Mary Parker Follett, dan Chester Barnard. Mereka semua meyakni bahwa manusia merupaka kekayaan (aset) terpenting yang dimiliki sebuah organisasi, oleh sebab itu harus dikelola secara baik dan benar. Gagasan mereka kemudian menjadi landasan bagi praktik-praktik manajemen semisal prosedur pemilihan karyawan, program-program motivasi, dan bekerja dalam tim.
2.4.2 KAJIAN-KAJIAN HAWTHORNE
Serangkaian studi yang dilakukan perusahaan Western Electric Company Works di kota Cicero, Illionis, A.S. pada awalnya dirancang dan dijalankan oleh para insinyur di Western Electric sebagai sebuah eksperimen manajemen ilmiah. mereka berminat mengetahui pengaruh intensitas penerangan yang berbeda-beda pada produktivitas pekerja. Para sarjana pada umumnya sependapat bahwa Kajian-Kajian Hawthorne telah membawa dampak yang dramatis pada pandangan manajemen terhadap peranan orang (manusia) di dalam organisasi. Mayo menyimpulkan bahwa perilaku dan sikap seseorang terkait erat dengan orang- orang di sekitarnya, bahwa factor-faktor kelompok mempengaruhi individu, bahwa aturan-aturan kelompok menentukan output seorang pekerja, dan bahwa ktimbang aturan-aturan kelompok, sikap kelompok, dan rasa aman didalam kelompok, uang merupakan factor yang tidak terlalu berperan dalam menentukan output pekerja. Kesimpulan-kesimpulan ini membangkitkan perhatian yang jauh lebih besar pada factor perilaku manusia dalam manajemen organisasi.
2.4.3 BAGAIMANA PARA MANAJER MASA KINI MENERAPKAN PENDEKATAN
PERILAKU. Pendekatan perilaku telah berperan besar dalam membentuk wajah manajemen organisasi masa kini. Mulai dari cara para manajer mendefiniskan desain pekerjaan, hingga cara mereka bekerja dengan para karyawan atau tim-tim karyawan hingga cara mereka berkomunikasi, kita dapat menyaksikan adanya berbagai unsur pendekatan perilaku. Ada banyak gagasan-gagasan yang diusung oleh para pendukung awal OB dan kesimpulan-kesimpulan Kajian Hawthorne telah dijadikan fondasi bagi perkembangan teori-teori motivasi, kepemimpinan, perilaku dan pembentukan kelompok, serta beragam pendekatan perilaku lainnya yang kita kenal saat ini. 2.5 PENDEKATAN KONTEMPORER Sebagian besar pendekatan terdahulu ini berfokus pada unsur – unsure manajer di dalam organisasi. Dimulai pada era 1960-an, para peneliti ilmu manajemen mulai mengalihkan perhatiannya ke hal – hal yang terjadi di lingkungan di luar batas – batas organisasi. Dua pendekatan manajemen kontemporer- yaitu, kesisteman dan situasional.
2.5.1 TEORI SISTEM
Teori Sistem ( system theory ) adalah salah satu teori dasar di dalam ilmu fisika, yang di masa lampau belum pernah di terapkan di dalam organisasi – organisasi manusia. Sebuah sistem adalah sekumpulan bagian yang saling terkait dan saling bergantung antara satu sama lainnya, yang ditata sedemikian rupa hingga membentuk sebuah kesatuan yang utuh. Dua tipe dasa sistem adalah sistem sertutup dan sistem terbuka. Sistem tertutup tidak dipengaruhi dan tidak pula berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Sebaliknya, Sistem terbuka dipengaruhi dan berinteraksi dengan lingkungan di tempatnya berada. pendekatan sistem bagi para manajer. Bahwa dalam menjalankan aktivitas – aktivitas koordinasi di berbagai bagian organisasi, para manajer harus memastikan bahwa kesemua bagian organisasi ini dapat bekerja secara selaras demi tercapainya sasaran – sasaran organisasi. Sebagai contoh , pendekatan sistem mengakui bahwa , terlrpas dari seefisien apa pun departemen produksi dapat bekerja, departemen pemasaran harus mengimbanginya dengan kemampuan membaca dan mengantisipas perubahan – perubahan selera konsumen dan mampu bekerja sama dengan departemen produksi untuk menciptakan produk – produk yang di kehendaki oleh konsumen. Bila tidak, maka kinerja organisasi secara keseluruhan akan rusak. Selain itu, pendekatan sistem mengisyaratkan bahwa keputusan – keputusan dan tindakan – tindakan di salah satu bidang organisasi akan membawa pengaruh ke bidang- bidang lainnya. Sebagai contoh, jika departemen pengadaan ( pembelian ) tidak membeli input dalam kuantitas dan kualitas yang benar, maka departemen produksi tdak akan dapat menjalankan pekerjaan dengan baik. Terakhir, pendekatan sistem mengakui bahwa organisasi tidak sepenuhnya mandiri dan tidak dapat mencukupi dirinya sendiri. Organisasi bergantung pada lingkungannya untuk memperoleh input yang dibutuhkannya dan untuk menyerap output yang dihasilkannya.
2.5.2 PENDEKATAN SITUASIONAL
Penelitian – penelitian sesudahnya mengungkapkan adanya banyak pengecualian di antara prinsip – prinsip tersebut. Sebagai contoh, prinsip pembagian kerja ( division of labor ) memang berharga dan telah digunakan secara luas, namun pekerjaan – pekerjaan dapat berubah menjadi terlalu sempit dan terkhususkan (spesifik). birokrasi memang dibutuhkan di dalam banyak situasi, namun dalam berbagai situasi lainnya, bentuk – bentuk struktur yang lebih luwes dapat berfungsi lebih efektif. Situasi – situasi yang berbeda dan cepat berubah mengharuskan para manajer menggunakan beragam pendekatan dan teknik. Pendekatan sitasional (contingency approach ) menyatakan bahwa setiap organisasi bersifat unik, menghadapi situasi – situasi yang berlainnan (contingencies), dan membutuhkan cara pengelolaan yang berbeda – beda. Pendekatan situasional dan para manajer. Pendekatan situasional adalah frase “ jika, maka”: jika saya berada dalam situasi semacam ini, maka beginilah cara terbaik saya untuk mengelolanya. Pendekatan ini secara intuitif logis karena tiap – tiap organisasi dan bahkan tiap –tiap unit di dalam sebuah organisasi memiliki perbedaan dalam hal ukuran , sasaran – sasaran, kegiatan – kegiatan kerja. Nilai terbesar dari pendekatan situasional adalah penekanannya pada kenyataan bahwa tidak terdapat satu pun aturan baku yang bersifat universal dalam manajemen.