Anda di halaman 1dari 8

|173

MISKONSEPSI MATEMATIKA MATERI BILANGAN PADA MAHASISWA


CALON GURU SEKOLAH DASAR

Jayanti Putri Purwaningrum a), Henry Suryo Bintoro


Prodi Pendidikan Matematika Universitas Muria Kudus- Kudus, Jawa Tengah
e-mail: a) jayanti.putri@umk.ac.id

Received: Revised: Accepted:

ABSTRAK
Miskonsepsi pada matematika masih banyak dialami oleh siswa tidak terkecuali pada jenjang perguruan
tinggi. Miskonsepsi adalah suatu jenis kesalahan dalam memahami setiap konsep matematika dan
menyelesaikan masalah matematis. Miskonsepsi tersebut dialami baik di sekolah maupun di rumah.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif deskriptif yang tujuannya untuk menganalisis
miskonsepsi matematika pada mahasiswa calon guru sekolah dasar secara mendalam. Jenis penelitiannya
adalah studi kasus. Subjek penelitiannya adalah mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas
Muria Kudus yang dipilih berdasarkan pertimbangan dosen-dosen pengampu mata kuliah Konsep
Matematika mengenai kemampuan mahasisswa dalam mengemukakan pendapat atau jalan pikiran baik
secara lisan maupun tulisan. Penentuan subjek penelitian didasarkan pada hasil tes materi bilangan yang
mengandung miskonsepsi. Metode pengumpulan data menggunakan tes materi bilangan dan wawancara.
Metode analisis data menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa miskonsepsi pada mahasiswa calon Guru Sekolah Dasar terjadi pada
1) konsep pengertian bilangan asli, cacah, bulat dan rasional; 2) konsep operasi bilangan bulat; 3) konsep
tanda minus dan negatif sebagai operasi bilangan maupun jenis bilangan; dan 4) konsep penggunaan garis
bilangan pada operasi bilangan bulat.

Kata Kunci: Bilangan, Matematika, Miskonsepsi.

ABSTRACT
Misconceptions in mathematics are still experienced by many students, including in college level.
Misconception is a type of error in understanding every mathematis concept and solving mathematics
problems. This misconception is experienced both at school and at home. The research conducted is
descriptive qualitative research which aims to analyze mathematical misconceptions of candidate teacher
in primary school in depth. The type of research is a case study. The research subjects were students that
become candidate teacher in primary school, Muria Kudus University who were selected based on the
consideration of Mathematics Concept lecturers on the ability of students to express their opinions or
thoughts both orally and in writing. The determination of the research subject is based on the results of
number material tests that contain misconceptions. Data collection methods using tests and interviews.
Data analysis method uses data reduction techniques, data presentation, conclusions and verification. The
results of the study indicate that misconceptions on candidate teacher in primary school occur in 1) the
concept of the understanding of natural numbers, whole numbers, integers and rational numbers; 2) the
concept of integer operations; 3) the concept of minus and negative signs as numbers and types of
operations; and 4) the concept of using number lines in integer operations.

Keyword: Numbers, Mathematics, Misconception.

PENDAHULUAN pun diajarkan dari mulai yang sederhana


sampai kompleks. Objek matematika juga
Matematika merupakan ilmu yang hierarkis, artinya konsep satu sangat
diajarkan secara bertahap, dari konkret, berhubungan dengan konsep yang lain
semi konkret hingga abstrak. Matematika yang mengharuskan setiap orang yang

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018


Magelang, 10 November 2018
|174

mempelajarinya harus memahami setiap Penelitian Sumardyono (2009) dan


konsep dengan baik karena saling terkait. Gradini (2016) menyatakan bahwa
Karena setiap konsep materi tersebut miskonsepsi pada siswa diantaranya
merupakan perluasan atau pendalaman berkaitan dengan materi bilangan dan
materi yang telah dipelajari. Dengan geometri. Miskonsepsi pada materi
demikian, sangatlah fatal bagi seorang tersebut harus segera diatasi karena konsep
dosen atau guru apabila mahasiswa atau bilangan dan geometri merupakan konsep
siswa memahami konsep matematika dasar dan penting untuk mempelajari
dengan kurang tepat atau bahkan salah. berbagai konsep pada materi matematika
Kesalahan inilah yang dinamakan selanjutnya atau materi matematika jenjang
miskonsepsi. berikutnya. Andini (2012) menyatakan
bahwa jika miskosepsi dibiarkan begitu
Miskonsepsi pada mahasiswa di saja maka akan menimbulkan masalah
perguruan tinggi merupakan salah satu pada pembelajaran selanjutnya dan dapat
indikator tidak tercapainya tujuan menjadikan prestasi siswa dalam
pembelajaran matematika secara maksimal. matematika akan rendah. Perlunya
Konsepsi dapat diartikan sebagai penanganan terhadap masalah miskonsepsi
pemahaman atau tafsiran siswa tentang juga dikatakan Aygor (2012) yang
konsep yang telah ada di pikiran siswa berpendapat bahwa seseorang yang
sebagai akibat dari proses belajar mengajar mengalami miskonsepsi pada latihan akan
(Wafiyah, 2012). Hal ini dikarenakan cenderung mengalami miskonsepsi pada
dosen pada waktu mengajar belum saat ujian. Dengan demikian miskonsepsi
menggunakan strategi pembelajaran yang bersifat berulang-ulang sehingga penting
tepat dan dapat mendorong mahasiswanya untuk ditangani agar tidak menghambat
untuk berpikir serta terlibat aktif dalam seseorang untuk memahami konsep-konsep
pembelajaran. matematika selanjutnya.
Teori konstruktivis Piaget Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah
menyatakan bahwa ketika seseorang Dasar (PGSD) Universitas Muria Kudus
mengkonstruk ilmu pengetahuannya, maka merupakan calon guru SD yang nantinya
diperlukan proses asimiliasi untuk akan mengajar di SD atau MI sederajat.
memahami ilmu yang tingkatannya lebih Oleh karena itu, harapannya mahasiswa
tinggi. Asimilasi merupakan proses PGSD memiliki pemahaman konsep
kognitif dimana indvidu mengintegrasikan matematika yang benar yang merupakan
informasi, pengetahuan, persepsi atau aspek mendasar dalam belajar matematika.
pengalaman baru ke dalam skema atau pola Hal ini disebabkan di SD atau MI lah siswa
yang sudah ada di dalam pikirannya pertama kalinya diperkenalkan ilmu
(Suparno, 2001). Proses ini bersifat pengetahuan secara formal. Dengan
subjektif sebab seseorang cenderung demikian, mulai dari SD/ MI pula siswa
memodifikasi pengalaman atau informasi ditanamkan pengetahuan yang tepat dan
yang agak atau sesuai dengan keyakinan benar diantaranya pada mata pelajaran
yang telah dimiliki sebelumnya. matematika sehingga dapat memahami
Pandangan ini mengisyaratkan bahwa konsep suatu materi dengan baik. Suparno
sebelum terjadinya proses belajar mengajar (2005) menjelaskan lebih lanjut bahwa
di kelas, mahasiswa telah memiliki ide atau miskonsepsi yang disebabkan oleh guru
gagasan terhadap peristiwa ilmiah. agak sulit dibenahi karena siswa merasa
Gagasan inilah yang disebut sebagai yakin bahwa yang diajarkan guru itu benar.
pengalaman awal mahasiswa dan pada
umumnya diwarnai oleh pengalaman Berdasarkan pengalaman peneliti
sehari-hari mereka. Hal inilah yang dapat pada saat mengajar mata kuliah konsep
mengakibatkan miskonsepsi. matematika pada semester 2 di prodi
PGSD Universitas Muria Kudus, sering

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018


Magelang, 10 November 2018
|175

ditemui adanya miskonsepsi mahasiswa konsep bilangan yang berbentuk uraian.


pada materi bilangan yang terdiri dari Soal tes yang diberikan adalah soal tes
bilangan asli, bilangan cacah, bilangan terbuka yang mengharuskan mahasiswa
bulat, bilangan rasional dan bilangan untuk menjawab sesuai dengan
irrasional. Miskonsepsi tersebut pemahamannya. Jawaban yang terbuka
diantaranya sebagai berikut. akan memberikan variasi jawaban sehingga
peneliti akan mengidentifikasi miskonsepsi
a. Mengapa bilangan negatif (-) jika yang dialami mahasiswa.
dikalikan dengan bilangan negatif (-)
akan menghasilkan bilangan positif (+)? Berdasarkan latar belakang masalah
b. Mengapa bilangan positif (+) jika yang telah dijelaskan di atas, maka
dikalikan dengan bilangan negatif (-) rumusan masalah yang akan dikaji dalam
akan menghasilkan bilangan negatif (-)? penelitian ini adalah bagaimakah
c. Mengapa bilangan negatif (-) jika identifikasi miskonsepsi matematika materi
dikalikan bilangan positif (+) menjadi bilangan pada mahasiswa calon guru
negatif (-)? sekolah dasar Universitas Muria Kudus?
d. Mengapa ketika menyebutkan bilangan
yaitu 3,14 kita harus menyebutkannya Berdasarkan permasalahan yang
dengan “tiga koma satu empat” tidak telah dirumuskan, maka tujuan penelitian
“tiga koma empat belas”? ini adalah menganalisis miskonsepsi
dan lain-lain. matematika materi bilangan pada
mahasiswa calon guru sekolah dasar
Pada kenyataannya, materi bilangan, Universitas Muria Kudus.
telah dipelajari mahasiswa sejak sekolah
dasar. Pemahaman konsep mahasiswa akan METODE PENELITIAN
teori bilangan pada tingkat sebelumnya
adalah prasyarat dalam mempelajari Pendekatan pada penelitian ini
konsep bilangan pada perguruan tinggi. adalah kualitatif deskriptif sehingga
Dengan demikian, konsepsi materi prosedur penelitiannya menghasilkan data
bilangan yang pernah diterima sebelumnya deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
kadang kala akan berbeda dengan konsep lisan dari orang-orang dan perilaku yang
materi yang diterima kemudian. Hal ini diamati. Tujuan penelitian ini
disebabkan pada saat proses belajar menggunakan pendekatan penelitian
mengajar terjadi interaksi antara guru kualitatif yaitu agar miskonsepsi
dengan siswa. Ketika dosen melakukan mahasiswa pada materi bilangan dapat
proses transfer informasi atau konsep diungkapkan secara lebih cermat.
kepada mahasiswa, mahasiswa yang
memiliki konsep awal yang kurang Jenis penelitian ini adalah studi kasus
lengkap atau tidak sempurna akan dapat dimana peneliti mengeksplorasi lebih
mengalami kesalahan konsep atau mendalam program, acara, kegiatan, proses
miskonsepsi. Padahal materi ini adalah satu atau lebih individu. Penelitian studi
materi dasar matematika sebelum mereka kasus ini dibatasi oleh waktu dan aktivitas.
mempelajari konsep aljabar secara Peneliti mengumpulkan secara rinci
mendalam. Materi ini pun memiliki dengan menggunakan berbagai prosedur
manfaat bagi mahasiswa sebab sangat pengumpulan data selama periode waktu
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. yang berkelanjutan. Tujuan digunakannya
studi kasus untuk penelitian ini adalah
Dengan demikian, dipandang perlu untuk mengetahui secara langsung
untuk menganalisis miskonsepsi miskonsepsi mahasiswa pada materi
matematika materi bilangan bagi bilangan.
mahasiswa calon guru sekolah dasar
dengan cara memberikan tes penguasaan

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018


Magelang, 10 November 2018
|176

Penelitian ini dilaksanakan di Prodi Tahapan penelitian ini terdiri atas


Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), empat bagian, yaitu sebagai berikut.
Universitas Muria Kudus. Subjek a. Tahap persiapan
penelitian dalam penelitian ini adalah Pada tahap persiapan dilakukan
mahasiswa semester 2 Prodi Pendidikan beberapa kegiatan sebagai berikut.
Guru Sekolah Dasar (PGSD), Universitas 1) Menentukan kelas penelitian.
Muria Kudus. Pengambilan subjek 2) Menyusun dan menetapkan pokok
penelitian dilakukan dengan cara purposive bahasan yang digunakan dalam
sampling yaitu subjek dipilih berdasarkan penelitian.
tujuan yang hendak dicapai yaitu 3) Menyusun instrumen penelitian yang
miskonsepsi pada materi bilangan. Artinya, akan digunakan.
subjek yang diwawancarai adalah subjek 4) Melakukan uji coba instrumen
yang diduga melakukan miskonsepsi penelitian.
matematika pada materi bilangan. 5) Menganalisis data hasil tes di kelas uji
coba instrumen untuk mengetahui
Subjek dalam penelitian ini dipilih validitas butir soal, reliabilitas tes,
dengan mempertimbangkan hasil tes dan taraf kesukaran butir soal, dan daya
pertimbangan dosen pengampu mata kuliah pembeda butir soal.
Konsep Matematika mengenai kemampuan 6) Merevisi perangkat pembelajaran
siswa mengemukakan pendapat atau jalan apabila ada yang perlu direvisi.
b. Tahap Pelaksanaan
pikiran secara lisan.
Pada tahap pelaksanaan kegiatan yang
Subjek penelitian yang dipilih adalah dilakukan yaitu sebagai berikut.
1) Melaksanakan tes untuk miskonsepsi
subjek penelitian yang dapat memberikan
mahasiswa pada materi bilangan.
informasi sebanyak mungkin dalam 2) Memilih subjek penelitian yang akan
penelitian ini. Penentuan subjek penelitian diwawancarai.
didasarkan pada hasil tes mata kuliah 3) Melaksanakan wawancara.
Konsep Matematika. Dari hasil tersebut c. Tahap Analisis Data
dipilih 12 subjek penelitian secara Setelah data terkumpul, pada data
purposive sampling. Pemilihan subjek yang telah diperoleh tersebut dilakukan
analisis data.
mempertimbangkan penjelasan dosen
d. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian
pengampu mata kuliah Konsep Matematika Pada tahap ini, setelah semua data
mengenai kemampuan mereka dalam dianalisis, selanjutnya dilakukan
mengemukakan pendapat atau jalan pikiran penyusunan laporan penelitian.
secara lisan. Subjek penelitian yang telah Analisis data yang digunakan dalam
terpilih secara purposive sampling penelitian meliputi tahap-tahap reduksi
data, penyajian data, dan menarik
selanjutnya dianalisis miskonsepsi mereka
kesimpulan dan verifikasi. Setelah data
pada materi bilangan. dianalisis, selanjutnya peneliti memeriksa
keabsahan data yang telah didapatkan.
Data yang digunakan dalam
Pada penelitian ini keabsahan data
penelitian ini adalah data primer dan dilakukan dengan triangulasi sumber.
sekunder. Data primer yang digunakan triangulasi sumber dilakukan dengan cara
adalah data hasil wawancara dengan subjek membandingkan data dari subjek ke-i
penelitian setelah subjek penelitian secara tertulis dari hasil tes materi bilangan
mengerjakan soal tes materi bilangan. Data dengan data subjek ke-i secara lisan dari
sekunder yang digunakan adalah data hasil hasil wawancara.
tes materi bilangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018


Magelang, 10 November 2018
|177

garis bilangan
Penelitian ini dilakukan pada dan menuliskan
mahasiswa semester 2 pada mata kuliah hasil operasi
Konsep Matematika Prodi Pendidikan
penjumlahan
Guru Sekolah Dasar Universitas Muria
Kudus. Pada kelas penelitian, mahasiswa tersebut.
diminta untuk menyelesaikan serangkaian
2 Konsep 0 44 44
pertanyaan terkait dengan materi bilangan,
seperti pada nomor 1 dan 2 mahasiswa pengurangan
diminta untuk menyelesaikan operasi dengan bantuan
hitung penjumlahan dan pengurangan garis bilangan
dengan menggunakan garis bilangan, dan menuliskan
nomor 3 menganalisis cara penggunaan hasil operasi
garis bilangan pada operasi hitung
pengurangan
penjumlahan dan pengurangan, nomor 4
cara membaca operasi hitung penjumlahan tersebut.
dan pengurangan pada bilangan bulat,
3 Menggunakan 0 44 44
nomor 5 menjelaskan pengertian bilangan
negatif dan menjelaskan pentingnya garis bilangan
bilangan negative pada kehidupan sehari- untuk
hari beserta manfaatnya, nomor 6 menyelesaikan
menjelaskan konsep dasar operasi hitung operasi
perkalian pada bilangan bulat, dan nomor 7 bilangan.
menjelaskan konsep dasar bilangan baik itu
bilangan asli, cacah, bulat maupun 4 Membaca 6 38 44
bilangan rasional. operasi hitung
Alokasi waktu yang diberikan untuk penjumlahan
mengerjakan tes adalah 110 menit. Setelah dan
dosen memberikan skor dan menilai hasil pengurangan
tes yang dikerjakan oleh mahasiswa pada bilangan
langkah selanjutnya adalah mewawancarai bulat.
mahasiswa terkait dengan miskonsepsi 5 Menjelaskan 1 43 44
mereka terhadap materi bilangan. pengertian
Miskonsepsi jawaban mahasiswa bilangan negatif
dijelaskan pada Tabel 1 berikut. dan menjelaskan
pentingnya
Tabel 1. Miskonsepsi mahasiswa pada bilangan
setiap materi dan jumlah kesalahan dalam negative pada
setiap materi tersebut yang dialami kehidupan
mahasiswa. sehari-hari
beserta
No Materi Total
manfaatnya.
Soal
6 Menjelaskan 0 44 44
1 Konsep 13 31 44 konsep dasar
penjumlahan operasi hitung
dengan bantuan perkalian pada

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018


Magelang, 10 November 2018
|178

bilangan bulat. bilangan negatif. Padahal, untuk


menjelaskan pengertian bilangan bulat,
7 Menjelaskan 0 44 44 khususnya yang berkaitan dengan
konsep dasar bilangan negatif, harus dikaitkan dengan
bilangan baik itu jenis atau bentuk operasi yang ada pada
bilangan asli, bilangan asli itu sendiri sehingga siswa
akan mengerti mengapa bilangan
cacah, bulat
negatif harus ada dan secara utuh
maupun apabila digabungkan dengan bilangan
bilangan cacah akan membentuk bilangan bulat.
rasional. Setelah pengertian tersebut diberikan,
maka barulah dalam penjabaran
Catatan: berikutnya dikaitkan dengan fakta-fakta
yang ada dalam kehidupan sehari-hari
= banyaknya mahasiswa yang untuk menambah pemahaman terhadap
menjawab benar bilangan bulat.
b. Pada soal nomor 4, diperoleh informasi
= banyaknya mahasiswa yang bahwa letak miskonsepsi mahasiswa
menjawab salah dalam membaca operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan pada
bilangan bulat. Mereka tidak bisa
Berdasarkan Tabel 1, maka dapat membedakan operasi bilangan “minus”
disimpulkan bahwa terdapat 7 kasus (pengurangan) dengan tanda bilangan
miskonsepsi yang dialami mahasiswa (negative). Selain itu, mereka juga tidak
dalam menyelesaikan tes materi bilangan. bisa membaca operasi hitung secara
Berdasarkan wawancara yang benar.
dilakukan diperoleh informasi bahwa: Alasan yang menyebabkan
a. Pada soal nomor 1, 2 dan 3, mahasiswa miskonsepsi diantaranya adalah pada
belum cukup mengerti tentang operasi beberapa sumber belajar ditemukan
penjumlahan bilangan bulat dengan bentuk-bentuk penulisan tanda + (-...)
menggunakan garis bilangan. ditafsirkan siswa sebagai bentuk
Penyebabnya diantaranya adalah perkalian positif dan negatif. Sedangkan
sumber belajar yang mereka temui bentuk – (-...) ditafsirkan sebagai bentuk
biasanya tidak memperhatikan perkalian antara negatif dan negatif.
bagaimana memberikan penjelasan Padahal, penafsiran seperti itu tidaklah
tentang operasi bilangan bulat dengan pada tempatnya dan menjadikan adanya
menggunakan garis bilangan, jikapun miskonsepsi.
ada, penggunaan prinsipnya tidak c. Pada soal nomor 5, beberapa mahasiswa
konsisten. tidak bisa memberikan penjelasan
Contoh: peragaan operasi bilangan tentang pengertian bilangan negatif
yang ada di beberapa buku, selalu secara tepat. Mereka bahkan membaca
berorientasi pada hasil yang ditunjukkan bilangan negative sebagai tanda strip.
oleh ujung anak panah. Padahal pada beberapa mahasiswa dapat menjelaskan
kenyataannya tidak demikian. Pangkal pengertian bilangan negatif tetapi tidak
panah pun dapat berfungsi sebagai bisa menyebutkan manfaat bilangan
petunjuk hasil dari operasi hitung. tersebut pada kehidupan sehari-hari.
Contoh lain, ada sumber belajar yang Jika pun ada, mahasiswa ada yang
memberikan contoh mobil berjalan mengaitkan manfaat bilangan negatif
maju untuk menandakan bilangan dengan perilaku negatif dalam
positif dan berjalan mundur untuk kehidupan bermasyarakat. Hal ini tidak
menunjukkan bilangan negatif tanpa
adanya penjelasan mengapa harus ada

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018


Magelang, 10 November 2018
|179

sesuai dengan manfaat nyata bilangan dengan beberapa sumber belajar tidak
negatif pada kehidupan sehari-hari. menjelaskan secara konsisten bagaimana
d. Pada soal nomor 6, mahasiswa tidak penggunaan garis bilangan pada operasi
dapat menjelaskan konsep dasar operasi bilangan. Hal tersebut berimplikasi pada
hitung perkalian pada bilangan bulat. perlunya pengembangan modul
Bahkan, banyak diantara mereka yang matematika yang secara khusus membahas
menganggap bahwa konsep operasi tentang materi bilangan. Hal ini sebagai
perkalian pada bilangan bulat dasar untuk pembelajaran pada konsep
merupakan rumus mutlak yang sudah matematika selanjutnya. Adapun
ada dari dulu dan harus dihapalkan. harapannya adalah prestasi dan hasil
e. Pada soal nomor 7, mahasiswa secara belajar mahasiswa calon guru sekolah
umum tidak memahami pengertian dasar dapat meningkat. Penelitian ini
bilangan asli, bilangan cacah, bilangan terbatas pada konsep bilangan. Adanya
bulat, bilangan rasional maupun penelitian lanjutan oleh penelitian lain
bilangan irrasional. Mereka hanya bisa yang berhubungan dengan miskonsepsi
mengira-ngira pengertian tersebut. pada mahasiswa calon guru sekolah dasar
Apabila mereka diminta untuk sangat diharapkan.
menyebutkan himpunan bagian dari
bilangan tersebut, mereka juga tidak DAFTAR PUSTAKA
bisa.
Andini D. 2012. Miskonsepsi Siswa dalam
Berdasarkan hasil penelitian, Mata Pelajaran Matematika di
diketahui bahwa miskonsepsi matematika Sekolah Dasar. Retrieved from
banyak ditemukan pada konsep https://www.academia.edu/9746128/
matematika terkait materi bilangan. Hasil Miskonsepsi_Matematika_Siswa_Se
tersebut senada dengan penelitian yang kolah_Dasar.
dilakukan oleh Gradini (2016) yang
menunjukkan bahwa banyak guru dan Aygor, N. 2012. Misconceptions in Linear
siswa yang ada di Dataran Tinggi Gayo Algebra: The Case of Undergraduate
mengalami miskonsepsi matematika materi Students. Procedia Social and
bilangan. Akan tetapi di pihak lain hasil Behavioral Sciences. (46): pages
penelitian ini berbeda dengan studi yang 2989—2994.
dilakukan oleh Dzulfikar dan Vitantri
(2017) yang menyatakan bahwa Dzulfikar, A. Vitantri, C. A. 2017.
miskonsepsi matematika lebih banyak Miskonsepsi Matematika pada guru
ditemukan pada konsep geometri. Sekolah Dasar. Suska Journal
Mathematics Education, III (1), hlm
SIMPULAN 41-48 games,” in 2010 International
Conference on Networking and
Miskonsepsi matematika pada calon Digital Society, ICNDS 2010, 2010,
guru sekolah dasar lebih banyak ditemukan vol. 1, pp. 286–289.
dalam konsep matematika materi bilangan.
Adapun miskonsepsi tersebut diantaranya Gradini, E. 2016. Miskonsepsi dalam
adalah miskonsepsi pada: 1) konsep Pembelajaran Matematika Sekolah
pengertian bilangan asli, cacah, bulat dan Dasar di Dataran Tinggi Gayo.
rasional; 2) konsep operasi bilangan bulat; Numeracy, III(2), hlm 52–60.
3) konsep tanda minus dan negatif sebagai
operasi bilangan maupun jenis bilangan; Sumardyono, et al. 2009. Laporan
dan 4) konsep penggunaan garis bilangan Penelitian: Kemampuan Siswa
pada operasi bilangan bulat. Penyebab Sekolah Dasar dalam Penguasaan
muculnya miskonsepsi diantaranya terkait

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018


Magelang, 10 November 2018
|180

Istilah dan Simbol Matematika. Suparno. 2005. Miskonsepsi dan


Yogyakarta: P4TK Yogyakarta. Perubahan Konsep Pendidikan
Fisika. Jakarta: Grasindo.
Suparno, P. 2001. Teori Perkembangan
Kognitif Jean Piaget. Kanisius: Wafiyah, N. 2012. Identifikasi
Yogyakarta. Miskonsepsi Siswa dan Faktor-faktor
Penyebab pada Materi Permutasi dan
Kombinasi di SMA N 1 Manyar.
Gramatika II (2), hlm 128- 138.

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018


Magelang, 10 November 2018

Anda mungkin juga menyukai