Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

DI RUANG FLAMBOYAN RSUD DORIS SYLVANUS

Disusun oleh :

Nama : Melie

NIM : PO.62.20.1.19.420

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN REGULER V

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES PALANGKARAYA

TAHUN 2021
BAB I

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Nutrisi merupakan zat-zat gizi dan zat lainnya yang memiliki hubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk segala proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakannya untuk aktivitas-
aktivitas penting di dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Istilah lain dari nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan (Tarwoto & Wartonah, 2015).

Nutrisi merupakan elemen yang penting untuk proses dan fungsi tubuh yang terdiri
dari enam zat makanan yaitu air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Energi
manusia dipenuhi dengan kebutuhan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Air
merupakan komponen dari tubuh yang vital dan berfungsi sebagai penghancur zat makanan.
Vitamin dan mineral tidak menghasilkan energi, namun penting untuk proses metabolisme
dan keseimbangan asam basa (Potter & Perry, 2010).

Defisit nutrisi merupakan suatu keadaan dimana asupan nutrisi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme pada tubuh (PPNI, 2017).

B. Faktor – faktor yang Mempengaruhi

Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan pada kebutuhan


nutrisi, antara lain:

a. Faktor fisiologis
1) Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
2) Gangguan menelan
3) Pengetahuan
4) Perasaan tidak nyaman setelah menelan
5) Anoreksia
6) Nausea dan vomitus
7) Intake kalori dan lemak berlebih
b. Faktor prediposissi
1) Rasa nyeri
2) Anxietas
3) Depresi
4) Perubahan situasi/lingkungan
c. Gaya hidup dan kebiasaan
1) Asupan gizi yang tidak seimbang
2) Kurangnya aktivitas fisik
3) Sanitasi yang kurang

C. Patofisiologi

Kondisi fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat aktivitas,


keadaan penyakit, kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan serta prosedur
dan pengobatan yang dilakukan. Bergantung pada tingkat aktivitas, maka nutrisi dan
kilokalori diperlukan untuk meningkatkan, sehingga tingkat aktivitas akan
meningkat atau menurun. Sementara, status penyakit dan prosedur atau pengobatan
yang dilakukan mempunyai dampak pada asupan makanan, pencernaan, absorbsi,
metabolisme dan ekskresi. Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan
menurunnya zat makanan tertentu, dan suatu saat akan meningkat. Penyakit ginjal
dapat menurunkan kebutuhan protein oleh karena protein di ekskresi oleh ginjal.
Penyakit-penyakit fisik biasanya meningkatkan kebutuhan zat makanan. Biasanya
terjadi pada penyakit-penyakit saluran cerna.
Gangguan fisik dapat terjadi di sepanjang saluran pencernaan yang
menyebabkan menurunnya asupan nutrisi. Gangguan absrobsi, gangguan tranportasi,
atau penggunaan yang tidak sepantasnya. Luka pada mulut dapat menyebabkan
menurunnya asupan nutrisi akibat nyeri saat makan. Diare dapat menurunkan
absorbsi nutrisi karena didorong lebih cepat. Terhadap penyakit pada kandung
empedu, di mana kandung empedu tidak berfungsi secara wajar, empedu yang
berfungsi untuk mencerna lemak menjadi tidak efektif.
D. Pathway

Pola makan tidak teratur,tidak nafsu makan,mual,dan muntah

Berkurangnya pemasukan makanan Berlebihnya pemasukan makanan

Kekosongan lambung Zat makanan tersimpan dijaringan


adipose dipakai sebagai energi

Erosi pada lambung (gesekan)


Berat tubuh meningkat

Asam lambung refleks


Kelebihan nutrisi

Berkurangnya pemasukan makanan

Intake makanan tidak adekuat

Kekurangan nutrisi
E. Manifestasi Klinis

Ada beberapa tanda dan gejala pada ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi secara
umum, di antaranya.

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


1) Kram dan nyeri abdomen
2) Nafsu makan menurun
3) Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal
4) Kerapuhan kapiler
5) Diare
6) Kehilangan rambut berlebih
7) Bising usus hiperaktif
8) Tonus ototmenurun
9) Mual danmuntah
10) Cepat kenyang setelah makan
11) Mengeluhgangguan sensasi rasa
12) Sariawan ronggamulut
13) Sukar menelan

b. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh


1) Disfungsi pola makan
2) Nafsu makan berlebih
3) Aktivitas monoton
4) Lipatan otot trisep >25cm pada wanita, >15cm padapria
5) Berat badan 20% di atas tinggi dari kerangka tubuh ideal

F. Pemeriksaan Penunjang
a. Rontgen
b. USG
c. Laboratorium

G. Penatalaksanaan
a. Perbaikan gizi
b. Pendidikan kesehatan
c. Pengobatan
d. Kolaborasi
1) Pemberian cairan parenteral
2) Pemberian obat-obatan peroral maupun parenteral
3) Pengaturan diet terprogram sesuai saran ahli gizi
4) Penyuluhan tentang penyimpangan dan penyajian makanan
A. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
1) Keluhan utama
Klien mengatakan merasa mual, muntah, BAB lebih dari 5x/hari dengan
konsistensi cair, nafsu makan menurun/meningkat, mengalami
penurunan/peningkatan BB.
2) Keluhan sekarang
Klien merasa lemas dan tidak nafsu makan, mual, muntah. Nafsu makan
meningkat dan mudah merasa lapar.
3) Keluhan masalalu
Klien pernah menderita gangguan sistem pencernaan.

b. Pemeriksaan fisik : data fokus


1) Penampilan umum dan vitalitas : Apatis, lesu, tampak lelah
2) Berat badan : Berat badan kurang atau berlebih
3) Rambut : Rambut kering, kusam, pecah-pecah, tipis,rapuh
4) Kulit : Kering, kusam, pecah-pecah, pucat atau berpigmen, ada petekia atau
memar, lemak subkutansedikit
5) Kuku : Rapuh, pucat, bentuk seperti sendok
6) Mata : Kering, konjungtiva pucat atau merah, kornealembut
7) Lidah : Berwarna merah atau magenta, tampilan halus, bengkak, ukuran lidah
bertambah atauberkurang
8) Bibir : Bengkak, pecah-pecah pada sudut bibir
9) Gusi : Bengkak, meradang, mudah berdarah, berbentuk seperti spon
10) Otot : Tonus buruk, lembek dan tidakberkembang
11) Sistem kardiovaskular :Frekuensi nadi meningkat,TD meningkat, trama
jantung abnormal(ireguler)
12) Sistem pencernaan : Anoreksia, indigesti, diare,konstipasi
13) Sistem persarafan : Refleks menurun, emosi tidak stabil,kurang
perhatian,bingung

c. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Hb
a) Laki-laki dewasa (14-18 gr/dl)
b) Wanita dewasa (12-16 gr/dl)
2) Pemeriksaan Albumin (3,5-4,5 gr/dl)
3) Rontgen
4) TG (<150 mg/dl)
5) Kolesterol (<200 mg/dl)
6) HDL (>50 mg/dl)
7) LDL (<130 mg/dl)

2. Diagnosa
a. Diagnosa 1:

Defisit Nutrisi
1) Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme

Ds : klien mengatakan merasa mual, muntah, BAB lebih dari 5x/hari dengan
konsistensi cair, nafsu makan menurun/meningkat, mengalami
penurunan/peningkatan BB.

Do : klien tampak kurus, merasa lemas, tidak nafsu makan, mual, muntah

b. Diagnosa 2:

Berat badan lebih


1) Definisi
Akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan usia dan
jenis kelamin

Ds : klien mengatakan merasa mual, muntah, BAB lebih dari 5x/hari dengan
konsistensi cair, nafsu makan menurun/meningkat, mengalami
penurunan/peningkatan BB.

Do : klien tampak nafsu makan meningkat dan mudah merasa lapar


3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Dx 1 Setelah 1. Status nutrisi 1. Identifikasi 1. Informasi
dilakukan membaik status nutrisi meningkatkan
Defisit tindakan 2. Nafsu makan 2. Identifikasi status nutrisi
Nutrisi b/d keperawatan cukup makanan yang klien
kurangnya selama 1 x 24 membaik disukai 2. Makanan
asupan jam diharapkan 3. Frekuensi 3. Sajikan yang disukai
makanan dapat makanan makanan memudahka
menunjukkan meningkat secara menarik n
peningkatan 4. Berat dalam dan suhu yang meningkatka
pemenuhan meningkat sesuai n nafsu
kebutuhan 4. Kolaborasi makan klien
nutrisi dengan dengan ahli 3. Agar
gizi untuk menarik
- menentukan perhatian
jumlah kalori klien untuk
dan jenis meningkatka
nutrien yang n konsumsi
dibutuhkan, makan
jika perlu 4. Untuk
mengetahui
jumlah dan
jenis nutrien
yang
diutuhkan
pasien

Dx 2 Setelah 1. Menjaga 1. Identifikasi 1. Informasi


dilakukan asupan kalori kebiasaan untuk berat
Berat tindakan harian sesuai makan dan badan klien
badan lebih keperawatan kebutuhan perilaku 2. Agar
b/d selama 1 x 24 2. Indeks masa makan yang mengetahui
gangguan diharapkan tubuh cukup akan diubah berat badan
persepsi akumulasi bobot membaik 2. Monitor intake yang sehat
makanan tubuh sesuai 3. Pengetahuan dan output untuk klien
dengan usia dan tentang cairan, nilai 3. Agar klien
jenis kelamin standar hemogoblin, bisa lebih
membaik asupan tekanan darah, memahami
nutrisi yang kenaikan berat informasi
tepat badan, dan tentang berat
kebiasaan badan ideal
membeli 4. Untuk
makan memberikan
3. Sepakati lama klien
waktu informasi
pemberian tentang berat
konseling badan yang
4. Jelaskan ideal
program gizi 5. Mencegah
dan persepsi adanya
klien terhadap terjadi risiko
diet yang kepada klien
diprogramkan apabila berat
5. Rujuk pada badannya
ahli gizi, jika lebih atau
perlu berkurang

PELAKSANAAN

N IMPLEMENTASI EVALUASI
O
1. 1 .Mengidentifikasi status nutrisi S : Pasien mengatakan nafsu makan bertambah
2. Mengidentifikasi makanan yang disukai
O : Nafsu makan pasien tampak meningkat

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

- Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang


sesuai
-Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
2. 1. Identifikasi kebiasaan makan dan S : Pasien mengatakan berat badan berkurang sedikit
perilaku makan yang akan diubah
2. Monitor intake dan output cairan, nilai O : Nafsu makan pasien menurun
hemogoblin, tekanan darah, kenaikan
berat badan, dan kebiasaan membeli A : Masalah teratasi sebagian
makan
3. Sepakati lama waktu pemberian P : Lanjutkan intervensi
konseling
-Jelaskan program gizi dan persepsi klien terhadap diet
yang diprogramkan
-Rujuk pada ahli gizi, jika perlu

EVALUASI
NO. DIAGNOSA TANGGAL & JAM CATATAN
PERKEMBANGAN
( SOAP )
Diagnosa 1 Tanggal 13 Februari 2021 S : Pasien mengatakan nafsu
Jam : 10.00 WIB makan bertambah

O : Nafsu makan pasien


tampak meningkat

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

- Menyajikan makanan secara


menarik dan suhu yang sesuai
-Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu
Diagnosa 2 Tanggal 13 Februari 2021 S : Pasien mengatakan berat
Jam : 10.00 WIB badan berkurang sedikit

O : Nafsu makan pasien


menurun

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

-Jelaskan program gizi dan


persepsi klien terhadap diet
yang diprogramkan
-Rujuk pada ahli gizi, jika
perlu

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul.2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Buku 2.


Jakarta:Salemba Medika
Potter & Perry. 2010. Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan, Buku 3 Edisi
7.Jakarta: Elsevier
Nanda Internasional (2012). Diagnosis Keperawatan: definisi dan Klasifikasi. 2012-2014. Penerbit
buku kedokteran EGC : Jakarta
PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai