Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN HEMODIALISIS


Hari,Tanggal/Jam : Jumat, 07 Oktober 2021/12.30 WIB Rujukan dari : - TTD NURSE TRANFER -
Nama Pasien : Ny. S (P) Time pertama serangan :-
Tanggal Lahir : 03 April 1966 Tindakan :-
No. RM : 19-66-79 Riw. Alergi Obat : √Tidak □ Ya
Dx. Medis : CKD on Hd Cara Bayar : BPJS
Alamat /HP : Jl. Bondang II DatangPukul :
Pekerjaan : Guru Imformed Consent : Ada

PENGKAJIAN KEPERAWATAN dan SKRINNING AWAL (PRE HD)


1. KELUHAN UTAMA : Pasien mengeluh lemas, bila beraktifitas lemas bertambah

2. AMPLE :Alergi………………Medikasi……….…………Riw. Pengobatan…………………LastMeal…………………Even……..…………

Nyeri : √ Tidak Ya: ...... Ringan 0-3 Keterangan : 0 = Tidak sakit6=mengganggu aktivitas
Sedang 4-6 2 = Sedikit sakit8=sangat menggangu
Berat 7-10 4 = Agak Mengganggu10 =tak tertahankan
Lokasi :...................................... Durasi :................................... □ Akut □Kronis
3. PEMERIKSAAN FISIK: ACCESS PUNKSI : FEMURALIS/ CDL/ AV SHUNT
 KKeadaan Umum √ Baik □ Sedang □Buruk Lain-Lain.......................................

 TTekanan Darah mmHg 116/67 mmHg MAP : 187

 NNadi dan Temp √Reguler □ Ireguler Frekwensi 73(x/Mnt)/37 C∙

 AAirway Jalan Nafas √Paten □Obstruksi( Lidah……...Cairan………...Benda asing………)SuaraNafasStridor □Snoring□ Gurgling□

□ Edema Paru / Ronchi/Wheezing□ Kusmaul □Lain………………□ Normal

 BBreathing √Gerakan Dada Simetris □Pola Nafas: Tackipnea, Dyspnea, Kusmaul, Eupnea, Orthopnea□ Lain-lain...........

√ IramaNafasTeratur □ CupingHidung/Tidak □ RetraksiOtot Dada Ada/ Tidak □ Bentuk Dada Simetris

□ Lain……….……………… □ Normal □ Frekw 18 (x/Mnt)

 CCirculation □NadiTeraba/Tidak□NadiKuat/Lemah□CRT<2 detik/>2 detik□Perdarahan□WajahPucat,………………….

□ PerfusiPeriferHangat/ Dingin □ Sianosis □ Basah/Kering□Pucat □ BerkeringatDingin,

Lain…………………...

 DDisability Respon: Alert/ Verbal/ Pain/ Unrespon□ Kesadaran CM □ Apatis □ Somnolen □ Sopor □ SoporoComa□ Coma

GCS Nilai : Eye…4….Verbal…5….Motorik…6. □ Pupil Isokor/Unisokor □ Pinpoint □ Medriasis □ ReflekCahaya Ada/Tidak

 EExposure □Oedema □Acites □ OedemaAnasarka □ Deformitas □ Combustio □ Contusio□ Abrasi □ Laserasi □Jejas

□ Hematom □ Terpasang………………………………………………………/ Post Op………………………………………….

 Resiko Jatuh : berikan = √(checlist) pada kotak score Skor


Tidak
□ √√
1. Riwayat jatuh yang baru atau dalam bulan terakhir
Ya
□ 20
Tidak
□ √√
2. Dianosis medis sekunder
Ya
□ 10
Normal
□ √√
Penopang, tongkat
3. Alat bantu jalan □ 10
Furniture/Bed Rest
□ 30
Tidak
□ 0
4. Memakai terafi heparin lock/iv
Ya
□ √√20
Normal
□ 0√
Lemah
5. Cara berjalan /berpindah □ 10
Terganggu/Bed Rest
□ 30
Orientasi sesuai kemampuan
□ 0
6. Status Mental
Lupa keterbatasan
□ 1√15
Kesimpulan : □ 0-24 (Tidak Beresiko) √ 25-50 (risiko rendah) □ >50 (risiko tinggi) Skor total = 35
4. PemeriksaanFisik B1 s/d B6
B1 Inspeksi: Bentuk dada (Normochest, Barellchest, Pigeonchest atau Punelchest). Pola nafas: Normalnya = 18 x/ menit,

Bradipnea/ nafaslambat (Abnormal), frekuensinya = < 12 x/menit, Takipnea/ nafas cepatdan dangkal (Abnormal) frekuensinya = > 24 x/
menit. Cek penggunaanotot bantu nafas (otot sternokleidomastoideus)  Normalnya tidakterlihat. Cek Pernafasan cuping hidung 
Normalnya tidak ada. Cekpenggunaan alat bantu nafas (Nasal kanul, masker, ventilator).

Palpasi: Vocal premitus (pasien mengatakan 73)Normal (Teraba getaran di seluruh lapang paru)

Perkusi dada: sonor (normal), hipersonor (abnormal, biasanya padapasien PPOK/ Pneumothoraks)

Auskultasi: Suara nafas (Normal: Vesikuler,

Bronchovesikuler, Bronchialdan Trakeal). Suara nafas tambahan (abnormal): wheezing  suara pernafasan frekuensi tinggi yang terdengar
diakhir ekspirasi, disebabkanpenyempitan pada saluran pernafasan distal). Stridor  suara pernafasanfrekuensi tinggi yang terdengar diawal
inspirasi. Gargling  suara nafasseperti berkumur, disebabkan karena adanya muntahan isi lambung.

B2 Inspeksi: CRT (Capillary Refill Time) tekniknya dengan cara menekan salah satu jari kuku klien  Normal < 2 detik, Abnormal  > 2
detik. Adakah sianosis (warna kebiruan) di sekitar bibir klien, cek konjungtiva klien, apakah konjungtiva klien anemis (pucat) atau tidak 
normalnya konjungtiva berwarna merah muda.

Palpasi: Akral klien  Normalnya Hangat, kering, merah, frekuensi nadi 73 kali /menit  Normalnya 60 - 100x/ menit, tekanan darah
116/67mmhg, Normalnya 100/ 80 mmHg – 130/90 mmHg.

B3 Cek tingkat kesadaran klien, untuk menilai tingkat kesadaran dapat digunakan suatu skala (secara kuantitatif) pengukuran yang disebut
dengan Glasgow Coma Scale (GCS). GCS memungkinkan untuk menilai secara obyektif respon pasien terhadap lingkungan. Komponen
yang dinilai adalah : Respon terbaik buka mata, respon verbal, dan respon motorik (E4-V5-M6). Nilai kesadaran pasien adalah jumlah nilai-
nilai dari ketiga komponen tersebut. Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari
lingkungan, tingkat kesadaran (secara kualitatif) dibedakan menjadi:

a. Compos Mentis (Conscious), yaitu kesadaran normal, sadarsepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaansekelilingnya.
b. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungandengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh

c. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu),memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.

d. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, responpsikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih
bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi,mampu memberi jawaban verbal.

e. Stupor, yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada responterhadap nyeri

f. Coma, yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadaprangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek

muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).

B4 Inspeksi: integritas kulit alat kelamin (penis/ vagina)  Normalnya warna merah muda, tidak ada Fluor Albus/ Leukorea(keputihan
patologis padaperempuan), tidak ada Hidrokel (kantung yang berisi cairan yangmengelilingi testis yangmenyebabkan pembengkakan
skrotum.

Palpasi: Tidak ada distensi kandung kemih.Tidak ada distensi kandung kemih

B5 Inspeksi: bentuk abdomen simetris, tidak ada distensi abdomen, tidak accites, tidak ada muntah,

Auskultasi: peristaltik usus 15 kali/menit  Normal 10-30x/menit

B6 Inspeksi: warna kulit sawo matang, pergerakan sendi bebas dan kekuatan otot penuh, tidak ada fraktur, tidak ada lesi

Palpasi: turgor kulit elastis, 3 turgor kulit ( kekenyalan, elastisitas kulit) : dengan cara dicubit didaerah perut dengan cubitan agak lebar,
sekitar 3 cm, dipertahankan selama 30 detik, kemudian dilepas. Bila kulit kembali normal dalam waktu kurang 1 detik; turgor baik, bila 2-5
detik ; turgor agak kurang, bila 5-10 detik; turgor kurang dan bila lebih 10 detik: turgor jelek.

5. BeratBadan : Pre HD 58 Kg, Post HD………..Kg, BB Kering 51 Kg, Tinggi Badan……………………..Cm


6. Status Mental : Baik……….........................................................................................
7. Nutrisi :Mual/ Muntah/ Puasa/ Tidakadanafsumakan, Diare/ Lain Normal .NGT Tidak ada Diit TKTP/………………..
8. Pemeriksaan Penunjang (Lab, Rx, Lain-lain):Tanggal………………………………………………………………………………
Hasil EKG…………………………………………Hasil USG…………………………………Rontgent……………………….C T-Scan…………..
No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

1 WBC 6.37(10^3/uL) 4.50-11.00(10^3/Ul)

2 RBC 3.12(10^3uLl) 4.00-6.00 (10^3/Ul)

3 HGB 9.7 (g/dL) 10.5-18.0 3 (g/Dl)

4 HCT 28.4 (%) 37.0-48.0 (%)

5 MCV 91.0 (fL) 86.6-102.0 (Fl)

6 MCH 31.1(pg) 25.6-30.7 (pg)

7 MCHC 34.2(g/dL) 28.2-31.5 (g/Dl)

8 PLT 134(10^3/uL) 150-400 (10^3/uL)

9 RDW-SD 44.1 (fL) 38.0-50.0 (fL)

10 RDW-CV 13.2(%) 11.2-13.7 (%)

11 PDW 9.6(fL) 9.5-15.2 (fL)

12 MPV 9.2 (fL) 9.2-12.1 (fL)

3 NEUT# 4.18 (10^3/uL) 1.50-7.00 (10^3/uL)

14 LYMPH# 1.38(10^3/uL) 1.00-3.70 (10^3/uL)

15 MONO# 0.42(10^3/uL) 1.00-3.70 (10^3/uL)

16 EO# 0.36(10^3/uL) 0.00-0.40 (10^3/uL)

17 BASO# 0.03 (10^3/uL) 0.00-0.10 (10^3/uL)


18 NEUT% 65.5 (%) 37.0-72.0 (%)

19 LYMPH% 21.7(%) 20.0-50.0 (%)

20 MONO% 6.6 (%) 0.0-14.0 (%)

21 EO% 0.36(%) 0.0-6.0 (%)

22 BASO% 0.03(%) 0.0-1.0 (%)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

□ 1. Kelebihan volume cairan □ 3.Penurunan curah jantung (Hipotensi) □ 7. Keseimbangan asam basa

□ 2. Ketidakefektifanpolanafas □5.Nurisi kurang dari kebutuhan tubuh □ 8……………………………………………………

√4. Intoleransiaktivitas □6. Gangguan rasa nyaman ; Nyeri

Diangnosa Keperawatan :

Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan yang di tandai dengan

DS: Pasien mengeluh lemas , bila beraktifitas lemas bertambah

DO : Skala Resiko Jatuh 25-50 (risiko rendah) ,Hb7.3 (g/dL),

Penurunan Curah jantung b.d Hipotensi ditandai dengan

DO : TD 116/67, Nadi 73 (Intra HD), pasien berkeringat dingin dan akral dingin
TUJUAN KEPERAWATAN

Setelahdilakukan tindakan5jamdiharapkan :

□ 1. Keseimbangancairantercapaidengankriteria BB
□ 2. Polanafasefektifdengankriteria RR 16-20 x/menit, tidakadasianosis, edema paruberkurang/hilang
□ √3. Hipotensitidakterjadidengankriteria TTV pxdalambatas normal 120/80 mmHg, pxtidakmengeluhkeringatdingin,
badanlemah, danpandangangelap.
□ √4. Klienmampuberpartisipasidalamaktivitas yang
dapatditoleransidengankriteriaberpartisipasidalamaktivitasperawatanmandiriyang dipilih,
berpartisipasidalampeningkatanaktivitasdanlatihan, istirahatdanaktivitasseimbang
□ 5. PxbisamengkonsumsimakanansaatHemodialisadengankriteriapxtampakmakanmakananringansepertikuedan roti,
pxtampakmenghabiskanmakanan/bekal yang dibawadarirumah.
□ 6.Pxmengatakannyeriberkurangatauhilangdengankriteriaskalanyeri 0-1, pxtampaktenang, pxtampakbisaberistirahat .
□ 7. Ketidakseimbangan asam basa tidak terjadi ditandai dengan nadi dalam batas normal, mual dan muntah tidak terjadi, haus
berlebih, kelelahan, disorientasi dan pernafasan kusmaul tidak terjadi.

INTERVENSI KEPERAWATAN :

□ IntervensiSkrinningAwal (Rajal/RanapTranfer)
□ √Intervensi Pre HD
□ Intervensi Nyeri
□ Intervensi Nutrisi(mual, muntahdll)
□ Intervensi Oksigenasi
□ √Intervensi Aktivitas
□ Intervensi Mobilisasi
□ Intervensi Elektrolit
□ √Obsevasi Pasien (monitor vital sign) dan mesin
□ IntervensiPeningkatanSuhuTubuh
□ Intervensi Emergency
□ √Intervensi Intra HD
□ √Lakukan Komunikasi Terapeutik
□ Lakukan Fiksasi Pada Pasien
□ Fasilitasi keluarga untuk mengekspresikan perasaan
□ Dampingi pasien menjelang ajal (proses kehilangan, berduka dan kematian)
□ Observasi Pasien Kritis (TTV dan GCS)
□ IntervensiPemerisaan Lab
□ Lakukan fasilitasi lingkungan yang tenang dan aman
□ √Intervensi kebutuhan istirahat dan tidur pasien
□ √PENKES : diitdll
□ Monitor tanda dan gejala infeksi (lokal dan sistemik)
□ Rawat luka : Ganti balutan luka dan rawat luka
□ Intervensi PostHD
□ Intervensitranfusi

Intervensi Kolaborasi :□ Program tindakan □Nutrisi□Operasi□Pengobatan □ Obat-obat emergency(Morphine, Nitrate, Aspirin, Co


Pidrogel, Epineprin, Amiadarone) □ Intubasi □ DC Shock

INTRUKSI MEDIK
□Inisiasi □ Akut □ Rutin □ Pre Op □ SLED □ Dialiset : □ Asetat √ Bicarbonat
Time : 4 Jam QB : 250 ml/mnt UF Goal : 200 Ml □ Conductivity 14
Prog. Profiling : □ Na : ................140............. □ Temp : .....37........... □QD : 150 □ Temperatur 37 C°
Heparinisasi
□ Dosis sirkulasi ..........500....... .iu Catatan Medis : TTD dan Nama Dokter
□ Dosis awal : 2.000 iu Qb 250, UF 0,500cc, QD 500, Tiime 4 jam
□ Dosis Maintenance :
□ Continue : 2.000 iu/jam Obat-obatan :
□ Intermiten :.....................iu/jam Kalk 3x1
□ LMWH : ...................................... Asam Folac 3x1
□ Tanpa Heparin, Penyebab : ...............................
□ Program bilas Nacl 0,9 % 100 cc/Jam ½ jam
Penyulit selama Tindakan:

□ Masalah akses □ Perdarahan □ Nyeri□ Sakit Kepala □ Mual & muntah □SesakNafas□ Hyperkalemia □ Hipotensi □ Hipertensi

□ nyeri dada □ Aritmia □ Gatal-gatal □ Demam □ Menggigil/dingin □ Lain-lain

OBSERVASIINTRA HD
DenganDiagnosa : CKD on Hd dengan Hipotensi

Out-

Na Intake (cc)
Put
di/ (cc)
DX TD Evaluasi
UF /
Observasi

Jam Dx, Implementasi dll


Rate Sa Ma
Kep (mmHg) RR
ka Tr
Dan TTD
tu NaCl
(ml/h) ra Dex n an
Cloot
si 0,9%
40% Mi fus
O2 /RL
nu i
m
12.24 250 0,12 116/67 73 24 50cc - 0,0 DX : Intoleraansi Aktivitas/ Keletihan b.d kelesuan fisiologis Jam
(anemia, penyakit)Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x7 jam 17.00Wib
pada klien menunjukan keletihan membaik, dengan kriteria hasil:
Mengeluh
- Tenaga meningkat skor 5
lelah.
- Perasaan lemah menurun skor 5
- Tekanan darah membaik skor 5
Kemudahan melakukan aktivitas sehari-hari meningkat skor 5 Tingkat
keletihan.
Manajemen Energi (I. 05178)
Hasil
Observasi Analis.

-Mengidentifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan analisa


kelelahan Intervensi.

-Memonitor kelelahan fisik dan emosional

-Memonitor pola dan jam tidur


TTD
-Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas

Terapeutik

-Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya,


PRE-

suara, kunjungan)

-Melakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif

-Memberikan aktivitas distraksi yang menyenangkan

-Memfasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah


atau berjalan

Edukasi

-Menganjurkan tirah baring

-Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap

-menganjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan


14.00 250 0,03 112/77 89 20 50cc Penurunan curah jantung bd Hipotensi dengan kriteria hasil Jam 14.40
Tindakan hipotesi tidak terjadi
Pasien
-Mengidentifikasi tanda/gejala primer Penurunan curah jantung tampak
(meliputi dispenea, kelelahan, adema ortopnea paroxysmal membaik

nocturnal dyspenea, peningkatan CPV) TD


-Mengidentifikasi tanda /gejala sekunder penurunan curah 120/80mm
jantung (meliputi peningkatan berat badan, hepatomegali ditensi hg

vena jugularis, palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit Nadi 90


pucat) kali/menit
-Memonitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik)
-Memonitor intake dan output cairan
-Memonitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
SPO HD
Tatalaksana Hipotensipada CKD sesuai SPO
Hipotensi ( Sistol < 90 mmHg dan diastole < dari mmHg )
-Mengatur posisi, kepala lebih rendah daripaa kaki
INTRA HD

( Trendelenbug )
- Qb dan UFR diturunkan atau dihentikan
-Memonitor tekanan darah nadi pasien sesering mungkin setiap
2 – 8 menit
-Memberi Bolus Nacl 0,9 % 100 – 200 ml, bila belum membaik
berikan NaCl 0,9 % sampai 500 ml, bila sudah membaik atur
kembali ultrafiltrasi, bila tekanan darah masih rendah berikan
cairan lain seperti cairan hipertonik : Glucose 40% 1-2 Fls
( Awasi gula darah pasien )
-MemBerikan O2 5-6 liter/menit atau sesuai kebutuhan pasien.
-Mendorong asupan makanan dan minuman
-Mengamati gejala syok dehidrasi
Balance : 100 cc

Jumlah : 300

EVALUASI KEPERAWATAN POST HD

S :Klien Mengeluh lemas sudah berkurang dan pasien paham tentang hipotesi setelah dijelaskan
O : TTV 116/ 67 mmHg BB Post tindakan ........58....Kg KT/V…1.0………. Clott: 0,10 cc Tindakan: ----

A:

□ Dx 1teratasi/sebagian Dx 2 teratasi/sebagian Dx.3 teratasi/sebagian


□ Dx 4 teratasi/sebagian Dx 5 teratasi/sebagian Dx 6 teratasi/sebagian
□ Dx 7 teratasi / sebagian

P: -
Discharge Planning:……………….. □ Catatan Medik Post HD □ Instruksi Medik Post HD □ TTD dan Nama Dokter

Nama/Tanda TanganPerawatTranfer

( )

Yang Melakukan Access

(…………………………………………..)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Topik
Pendidikan kesehatan tentang “Hipotensi”.
B. Sasaran
Ny. S dan Keluarga
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Hipotensi diharapkan Ny. S dan keluarga dapat lebih memahami tentang
Hipotensi dan cara perawatannya dengan baik dan benar.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penyuluhan sebagai berikut :
1. Untuk mampu memahami tentang Definisi Hipotensi.
2. Untuk mampu memahami tentang Etiologi Hipotensi.
3. Untuk mampu memahami tentang Klasifikasi Hipotensi.
4. Untuk mampu memahami tentang Manifestasi Klinis Hipotensi.
5. Untuk mempu memahami tentang Komplikasi Hipotensi
6. Untuk mampu memahami tentang Pemeriksaan Penunjang Hipotensi.
7. Untuk mampu memahami tentang Penatalaksanaan Hipotensi.
8. Untuk mampu memahami tentang Pencegahan Hipotensi.
D. Materi
Hipotensi
E. Metode
Bimbingan penyuluhan kelompok kecil dan ceramah
F. Media
Leaflet

1. Alokasi Waktu
No Kegiatan Waktu Metode
1 Pembukaan (Mengucapkan salam 1 Menit Ceramah
oleh moderator)

2 Perkenalan (Perkenalan anggota 1 Menit Ceramah


penyuluhan)
3 Menyampaikan Kontrak 2 Menit Ceramah
(Menyampaikan tujuan, kesediaan
klien, lama penyuluhan)
4 Menyampaikan Materi Penyuluhan 5 Menit Ceramah
dan simulasi langsung
(Penyampaian oleh Leader)
5 Evaluasi (Tanya Jawab oleh 5 Menit Ceramah
moderator)
6 Penutupan (Penyuluhan ditutup oleh 1 Menit Ceramah
moderator)
7 Dokumentasi ( Foto bersama) 1 Menit Ceramah

G.Tugas Pengorganisasian

1. Membuka acara penyuluhan


2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
5. Mengatur jalannya diskusi

1. Menyampaikan materi penyuluhan


2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
3. Mengucapkan salam penutup
Fasilitator :
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir
3. Membuat dan megedarkan absen peserta penyuluhan
4. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan kesehatan

H. TEMPAT
Setting Tempat

I. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
1. Peserta dan keluarga hadir di tempat penyuluhan
2. Penyelenggaraan di ruang Hemodialisis RSUD dr. Doris Sylvanus
3. Pengorganisasian penyelenggaraan di lakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
1. Peserta antusiasi terhadap materi penyuluhan tentang “Hipotensi”.
2. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
3. Peserta menjawab pertanyaan secara benar tentang materi penyuluhan

3. Evaluasi Hasil
1. Peserta sudah mengerti dan memahami tentang “Definisi Hipotensi”.
2. Peserta sudah mengerti dan memahami tentang “Etiologi Hipotensi”.
3. Peserta sudah mengerti dan memahami tentang “Klasifikasi Hipotensi”.
4. Untuk Peserta sudah mengerti dan memahami tentang “Manifestasi Klinis Hipotensi”.
5. Peserta sudah mengerti dan memahami tentang “Komplikasi Hipotensi”.
6. Peserta sudah mengerti dan memahami tentang “Pemeriksaan Penunjang Hipotensi”.
7. Peserta sudah mengerti dan memahami tentang “Penatalaksanaan Hipotensi”.
8. Peserta sudah mengerti dan memahami tentang “Pencegahan Hipotensi”.
MATERI
PENGERTIAN

Hipotensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah rendah dari 90/60 mmhg sehingga menyebabkan
keluhan.Namun jika tidak terjadi keluhan dapat dikategorikan kondisi yang normal.Sedangkan Tekanan darah adalah
tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri.Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan
sistolik.Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat ventricle beristirahat dan mengisi ruangannya.Tekanan
darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik.

Etiologi Hipotensi
Jika tekanan darah rendah menyebabkan gejala klinis, penyebabnya akan berada di salah satu dari tiga kategori
umum. Entah jantung tidak memompa dengan tekanan yang cukup, dinding arteri terlalu melebar, atau tidak ada cukup
cairan intravaskular (pembuluh intra = dalam + vaskular = darah) dalam sistem (Benjamin C. Wedro, MD, FAAEM 2015).
a. Jantung
Jantung adalah pompa listrik. Masalah dengan baik pompa atau listrik dapat menyebabkan masalah dengan tekanan
darah rendah. Jika jantung berdetak terlalu cepat, tekanan darah bisa turun karena tidak ada cukup waktu bagi jantung
untuk mengisi di antara setiap denyut (diastole). Jika jantung berdetak terlalu lambat, mungkin ada terlalu banyak waktu
yang dihabiskan di diastol ketika darah tidak mengalir. Jika otot jantung telah rusak, mungkin tidak ada cukup kekuatan
memompa untuk mempertahankan tekanan darah. Dalam serangan jantung (infark miokard), otot jantung cukup
mungkin akan terkejut sehingga jantung terlalu lemah untuk memompa secara efektif. Katup jantung memungkinkan
darah mengalir hanya satu arah. Jika katup gagal, darah dapat memuntahkan mundur, meminimalkan jumlah yang akan
mengalir ke tubuh. Jika katup menjadi menyempit (stenosis), maka aliran darah dapat menurun. Kedua situasi dapat
menyebabkan hipotensi.
b. Cairan intravascular Ruang cairan di dalam pembuluh darah terdiri dari sel-sel darah dan serum :
1. Dehidrasi, hilangnya air, mengurangi total volume dalam ruang intravaskular (dalam pembuluh darah). Hal ini dapat
dilihat pada penyakit dengan peningkatan kehilangan air. Muntah dan diare adalah tanda-tanda kehilangan air.
a. Pasien dengan pneumonia atau infeksi saluran kemih, terutama orang tua, rentan terhadap dehidrasi.
b. Korban kebakaran bisa kehilangan sejumlah besar cairan dari luka bakar mereka.
2. Perdarahan mengurangi jumlah sel darah merah dalam aliran darah dan menyebabkan penurunan jumlah cairan di
ruang intravaskular dan tekanan darah rendah.
3. Klasifikasi Hipotensi
Tekanan darah dibawah 90/60 mmHg dikategorikan sebagai hipotensi (Hypotension) atau tekanan darah rendah,
sedangkan diatas 140/90 mmHg sudah dikategorikan sebagai tekanan darah tinggi atau hipertensi (Hypertension).
4. Manifestasi Klinis Hipotensi
Beberapa manifestasi dari beberapa Hipotensi :
a. Hipotensi, (Alo, 2014)
Jantung berdebar kencang dan tidak teratur, pusing, lemas, mual, pingsan, pandangan buram dan kehilangan
keseimbangan
b. Hipotensi Interadialisis, asympomatik hingga syok (Burton Etal, 2009) Perasaan tidak nyaman pada perut, mual,
muntah, menguap, otot terasa kram, gelisah, pusing kecemasan.
c. Hipotensi Ortostatik, (Jeffrey B. Lanier,dkk, 2014)
5. Komplikasi Hipotensi
Pada beberapa literatur, pengertian intradialytic hypotension (IDH) tidak memiliki standardisasi dan beberapa studi
memiliki definisi yang berbeda. Namun kebanyakan mendefinisikan sebagai penurunan tekanan darah dengan disertai
munculnya gejala spesifik. Penurunan tekanan darah bisa relatif atau absolut. Sampai saat ini, belum ada evidence based
yang merekomendasikan pengertian IDH. Manifestasi dari IDH bervariasi mulai dari asimptomatik sampai dengan syok.
The EBPG working group menekankan bahwa menurunnya tekanan darah, disertai dengan munculnya gejala klinis yang
membutuhkan intervensi medis harus dipikirkan kemungkinan munculnya IDH. Beberapa literature mengemukakan bahwa
IDH ditandai dengan penurunan tekanan darah sistolik ≥ 30 atau tekanan darah sistolik absolut dibawah 90 mmHg.
Hipotensi pada dialisis bisa muncul dengan beberapa gambaran klinis: (i) akut (episodik) hipotensi, didefinisikan sebagai
penurunan tekanan darah sistolik secara tiba-tiba dibawah 90 mmHg atau paling tidak 20 mmHg diikuti dengan gejala
klinis, (ii) Rekuren (berulang), secara definisi sama seperti yang sebelumnya, namun hipotensi terjadi pada 50% dari sesi
dialisis, dan (iii) kronik, yaitu hipotensi persisten yang didefinisikan sebagai tekanan darah interdialisis tetap dalam kisaran
90-100 mmHg. Pedoman dari NKF KDOQI, mendefiniskan hipotensi intradialisis (Intradialytic hypotension) sebagai suatu
penurunan tekanan darah sistolik ≥ 20 mmHg atau penurunan Mean arterial pressure (MAP) >10 mmHg dan menyebabkan
munculnya gejalagejala seperti: perasaan tidak nyaman pada perut (abdominal discomfort); menguap (yawning); sighing;
mual; muntah; otot terasa kram (muscle cramps), gelisah, pusing, dan kecemasan. Hal ini mengganggu kenyamanan pasien,
dan dapat mencetuskan aritmia jantung, dan sebagai faktor predisposisi untuk penyakit jantung koroner, infark miokard
(Burton et al., 2009) dan/atau kejadian iskemia otak (Mizumasa et al., 2004). Selain itu, IDH menyebabkan terhalangnya
dosis dialisis yang adequat (adequate dose of dialysis), dimana episode hipotensi menyebabkan efek kompartemen dan
menghasilkan Kt/Vurea suboptimal.1,2,3,4
Komplikasi kardiovaskular dari IDH termasuk: kejadian iskemia (kardiak atau neurologis); trombosis vaskular;
disritmia; dan infark vena mesenterika. Efek IDH jangka panjang termasuk; kelebihan cairan dikarenakan ultrafiltrasi yang
suboptimal dan pemberian bolus cairan resusitasi, pembesaran ventrikel jantung kanan, yang berhubungan dengan
morbiditas dan mortalitas; serta hipertensi interdialisis.
6. Pemeriksaan Penunjang Hipotensi
Pemeriksaan penunjang berhubungan dengan assessment biokimia pasien sebagai penunjang diagnosis gizi yang
akan digunakan, antara lain (Tanto, 2014) :
a. Pemeriksaan darah lengkap: ureum meningkat, kreatinin serum meningkat.
b. Pemeriksaan elektrolit: hyperkalemia, hipokalsemia, hipermagnesemia
c. Pemeriksaan kadar glukosa darah, profil lipid: hiperkolesterolemia, hipertrigliserida, LDL meningkat
d. Analisis gas darah: asidosis metabolic (pH menurun, HCO3 menurun)
e. Elektrokardiografi, untuk mendeteksi aktivitas listrik dalam Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan,
antara lain: Pemeriksaan darah, untuk memeriksa kondisi kesehatan pengidap secara menyeluruh, serta mendeteksi
hipoglikemia atau anemia yang dapat menjadi pemicu jantung.
7. Penatalaksanaan Hipotensi
Perawatan untuk penderita hipotensi tergantung penyebabnya yaitu :
a. Hipotensi kronik
Hipotensi kronik jarang terdeteksi dari gejala. Hipotensi yang tak bergejala pada orang-orang sehat biasanya tak
memerlukan perawatan. Dalam mengatasi hipotensi berdasarkan penyebabnya yaitu dengan mengurangi atau
menghilangkan gejalanya.
1. Jika keluhan dirasakan klien saat keadaan diare terjadi, maka klien dianjurkan untuk pemulihan kepada kebutuhan
cairannya, yang mempengaruhi atau mengurangi volume darah, mengakibatkan menurunnya tekanan darah.
2. Kecelakaan atau luka yang menyebabkan pendarahan, akan mengakibatkan kurangnya volume daran dan
menurunkan aliran darah, untuk itu yang dibutuhkan oleh penderita adalah transfusi darah sesuai dengan yang
dibutuhkan.
3. Adanya kelainan jantung bawaan seperti kelainan katup, maka penderita harusmenjalani operasi jantung sesuai
indikasi dokter, ataupun menjalani pengobatan yang intensif untuk tidak memperburuk keadaan penderitanya.
b. Hipotensi ringan
Cara lain untuk mengatasi hipotensi, yaitu Menambahkan elektrolit. Penambahan elektrolit untuk diet dapat
meringankan gejala dari hipotensi ringan.
1. Minum kopi. Dosis kafein dipagi dapat memberikan efek karena kafein dapat memacu jantung untuk bekerja
lebih cepat
2. Pemberian posisi trendelenburg. Pada kasus hipotensi rendah dimana pasien masih merespon dengan
meletakkan posisi kaki lebih tinggi dari pada punggung (posisi trendelenburg) posisi itu akan meningkatkan aliran
balik vena, sehingga membuat banyak darah memenuhi organ-organ yang membutuhkan seperti bagian dada dan
kepala.
3. Klien yang sedang mengalami hipotensi, diharuskan banyak istirahat, dan membatasi aktifitas fisiknya
selama keadaan ini.
4. Klien dengan hipotensi harus membiasakan diri untuk mempunyai pola makan yang teratur dan mempunyai
makanan pelengkap , seperti susu untuk meningkatkan stamina. Karena pada umumnya penderita hipotensi cukup
lemah dan mudah lelah.
5. Jika diperlukan misalnya pada klien dengan anemia maka klien harus mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi ataupun suplemen zat besi untuk meningkatkan sel-sel darah merah darah yang menambah
volume darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah penderita.
6. Penderita hipotensi dianjurkan untuk rajin berolahraga ringan, misal jogging, untuk melatih kerja jantung
secara teratur, dan melancarkan aliran darah keseluruh tubuh.
c. Hipotensi simtomatik :
Hipotensi postural simtomatik dapat ditangani dengan mengatur posisi tidur pasien dengan kepala lebih tinggi.
Fludrokortison, suatu mineralokortilkoid dapat juga berguna tapi banyak pasien tidak mempunyai respon yang baik
terhadap obat ini dan obat obatan yang lain yang telah dicoba seperti indometasin Penanganan hipotensi yang dilakukan
sendiri (lionel ginsberg, 2005).
1. Perbanyak asupan cairan terutama air minum.
2. Tambahkan lebih banyak garam pada makanan, kecuali sudah konsisi lain yang tidak memperbolehkannya.
3. Terarur berolahraga untuk membuat kondisi jantung dan pembulu darah menjadi lebih sehat .
4. Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain (Dr.Indra

5. k.Muhtadi, 2013).
Tatalaksana Hipotensipada CKD sesuai SPO
Hipotensi ( Sistol < 90 mmHg dan diastole < dari mmHg )
1. Atur posisi, kepala lebih rendah daripaa kaki ( Trendelenbug )
2. Qb dan UFR diturunkan atau dihentikan
3. Monitor tekanan darah nadi pasien sesering mungkin setiap 2 – 8 menit
4. Bolus Nacl 0,9 % 100 – 200 ml, bila belum membaik berikan NaCl 0,9 % sampai 500 ml, bila sudah membaik atur
kembali ultrafiltrasi, bila tekanan darah masih rendah berikan cairan lain seperti cairan hipertonik : Glucose 40% 1-2
Fls ( Awasi gula darah pasien )
5. Berikan O2 5-6 liter/menit atau sesuai kebutuhan pasien.
6. Dorong asupan makanan dan minuman
7. Amati gejala syok dehidrasi
8. Pantau BB pasiendan berat kering pasien dipindai ulang. Kalua perlu dialysis dihentikan dengan cara :
9. Jika TD sudah naik ( normal/sistol > 90 mmHg dan diastole > 60 mmHg ) dialysis dapat dimulai lagi.
10. Catat semua tindakan yang telah dilakukan dalam status
11. Kolaborasi dengan dokter bila keadaan pasien belum membaik
8. Pencegahan Hipotensi
1. Banyak minum air putih.
2. Hindari mengonsumsi minuman beralkohol.
3. Hindari tempat bersuhu panas.
4. Sandarkan kepala pada tempat yang lebih tinggi ketika berbaring.
5. Hindari menyilangkan kaki ketika duduk.

Anda mungkin juga menyukai