Anda di halaman 1dari 6

KEGIATAN PENYULUHAN WEBINAR FARMAKOTERAPI TERKAIT

PERAN PPI (PROTON PUMP INHIBITOR) DALAM

PENATALAKSANAAN TERAPI GERD

Diana Laila Ramatillah1*, Rahmat Haryadi1, M Ramadhan Saputro2, Bagus Hariyanto S

U1 , Rara Ayu S1, Saniyyah Ranatikah P M1, Silvia1, Taufiqurrahman1

1Progam Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta


2
Universitas Bhakti Kencana

*E-mail: diana.ramatillah@uta45jakarta.ac.id
rharyadi36@gmail.com

ABSTRAK
Penyakit Gastroesophageal Refluks atau gastroesophageal reflux disease (GERD) merupakan suatu gangguan
dimana isi lambung mengalami refluks secara berulang ke dalam esophagus, yang menyebabkan terjadinya gejala
dan/atau komplikasi yang mengganggu.. Tujuan penyuluhan adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan
masyarakat tentang penyakit GERD, untuk mengetahui tatalaksana pengobatan menggunakan obat golongan proton
pumb inhibitor (PPI) dan pencegahan atau penanggulangan sebab terjadinya penyakit gerd, untuk mengedukasi
kepada masyarakat agar dapat menjaga pola hidup sehat sebagai pencegahan pada penyakit gerd. Kegiatan dalam
penyuluhan ini berbentuk penyampaian materi tentang Peran PPI (Proton Pumb Inhibitor) Dalam Penatalaksanaan
Terapi Gerd kepada masyarakat daring dengan menggunakan aplikasi zoom dengan media presentasi power point.
Dari hasil penyuluhan, diketahui peserta penyuluhan sudah memahami tentang pentingnya pengenalan penyakit
hipertensi.

Kata kunci : Webinar, Gerd, Proton Pumb Inhibitor

ABSTRACT
Gastroesophageal reflux disease or gastroesophageal reflux disease (GERD) is a disorder in which gastric contents
are refluxed repeatedly into the esophagus, which causes disturbing symptoms and/or complications. The purpose of
counseling is to determine the level of public knowledge about gerd disease, to find out treatment management using
proton pump inhibitor (PPI) drugs and prevention or control of the causes of gerd disease, to educate the public so
that they can maintain a healthy lifestyle as a prevention of gerd disease. Activities in this counseling are in the form
of delivering material related to the role of Ppi (Proton Pumb Inhibitor) in the Management of Gerd Therapy to the
online community using the Zoom application with power point presentation media.

Keywords :Webinar, Gerd, Proton Pumb Inhibitor


PENDAHULUAN
GERD dapat didefinisikan sebagai gangguan ketika isi lambung mengalami refluks secara
berulang ke dalam esofagus sehingga muncul gejala dan/atau komplikasi yang mengganggu
(Nusi, 2015). Vakil, et al. (2006) menyatakan dalam studinya bahwa menurut definisi Montreal
tahun 2006 GERD adalah suatu kondisi yang berkembang ketika komposisi dari refluks lambung
mengakibatkan gejala-gejala dan/atau komplikasi (Vakil, et al., 2006). Prevalensi GERD di
Indonesia telah mencapai 27,4% (Syam, 2016).

GERD bisa dibagi menjadi tipe erosif dan non-erosif. Beberapa faktor risiko terjadinya
refluks gastroesofageal antara lain: obesitas, usia lebih dari 40 tahun, wanita, ras (India lebih
sering mengalami GERD), hiatal hernia, kehamilan, merokok, diabetes, asma, riwayat keluarga
dengan GERD, status ekonomi lebih tinggi, dan skleroderma. Pada sebagian orang, makanan
dapat memicu terjadinya refluks gastroesofageal, seperti bawang, saos tomat, mint, minuman
berkarbonasi, coklat, kafein, makanan pedas, makanan berlemak, alkohol, ataupun porsi makan
yang terlalu besar. Beberapa obat dan suplemen diet pun dapat memperburuk gejala refluks
gastroesofageal, dalam hal ini obat-obatan yang mengganggu kerja otot sfinter esofagus bagian
bawah, seperti sedatif, penenang, antidepresan, calcium channel blockers, dan narkotika.
Termasuk juga penggunaan rutin beberapa jenis antibiotika dan non steroidal anti-inflammatory
drugs (NSAIDs) dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya inflamasi esophagus (Makmun, et
al., 2015). Bahaya penyakit GERD jika dibiarkan terus menerus akan merusak fungsi sistem
pencernaan dan meningkatkan risiko terkena kanker esofagus sehingga diperlukan pengobatan
yang tepat (Ndraha, 2016). Percobaan-percobaan klinis menggunakan proton pump inhibitor
(PPI) menunjukkan bahwa obat kelompok ini dapat meredakan gejala-gejala dispepsia yang tidak
disebabkan oleh refluks asam lambung seperti pada pasien GERD. Hal ini menunjukkan bahwa
ada kemungkinan GERD dan gejala dispepsia merupakan manifestasi dari sebuah patofisiologi
yang sama (Gerson, et al., 2011).

METODE

Kegiatan dalam penyuluhan ini berbentuk penyampaian materi terkait “Peran PPI (Proton
Pump Inhibitor) Dalam Penatalaksanaan Terapi Gerd” kepada masyarakat dengan menggunakan
aplikasi zoom dan metode presentasi dengan power point. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini
dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 11 Juli 2021 pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai
dengan jumlah peserta yang mengikuti webinar penyuluhan sampai selesai pada zoom tercatat 89
orang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Rangkaian Kegiatan

Penyuluhan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan adalah rangkaian yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana individu, kelompok
atau masyarakat secara keseluruhan dapat hidup sehat dengan cara memilihara, melindungi dan
meningkatkan kesehatannya. Penyuluhan tentang “Peran PPI (Proton Pump Inhibitor) Dalam
Penatalaksanaan Terapi Gerd” dilakukan karena masalah penyakit GERD banyak berkaitan dengan
masalah pengetahuan danperilaku masyarakat dalam sehari-hari. Adapun susunan acara penyuluhan
kesehatan tentang penyakit GERD menggunakan aplikasi zoom dengan peserta 89 orang dengan
usia terbanyak yang mengikuti adalah usia 20 - 30 tahun dan pekerjaan perseta terbanyak adalah
mahasiswa farmasi dari masyarakat sekitar sebagai berikut:

Tabel 1. Susunan Acara Penyuluhan Webinar

No Waktu Kegiatan Narasumber Pelaksana


1. 12.30-12.55 Registrasi Peserta Mahasiswa/i UTA’45 Peserta

2. 13.00-13.05 Salam Pembuka Dan Mahasiswa/i UTA’45 Moderator


Pembacaan Susunan Acara
3. 13.05-13.20 Kata Sambutan Mahasiswa/i UTA’45 Ketua Pelaksana
dan
Ka.Prodi Profesi
Apoteker
UTA’45
4. 13.20-13.25 Rangkaian Pembukaan Acara Mahasiswa/i UTA’45 Moderator

5. 13.25-14.30 Doa/Acara Dimulai Perkenalan Mahasiswa/i UTA’45 Moderator

6. 14.30-15.00 Diskusi I dan II Mahasiswa/i UTA’45 Peserta dan


Pemateri
7. 15.00-15.15 Pengisian Postes dan quiz Mahasiswa/i UTA’45 Peserta
(dorprize)
9. 15.15-15.20 Dokumentasi Mahasiswa/i UTA’45 Sie Acara

10. 15.20-15.25 Kesimpulan Webinar dan Mahasiswa/i UTA’45 Moderator


Penutup
Penyakit Gastroesophageal Refluks atau gastro esophageal reflux disease (GERD)
merupakan suatu gangguan dimana isi lambung mengalami refluks secara berulang ke dalam
esophagus, yang menyebabkan terjadinya gejala dan/atau komplikasi yang mengganggu. GERD
juga dapat didefinisikan sebagai refluks abnormal dari isi ambung ke esofagus sedikitnya satu kali
perminggu diikuti gejala seperti rasa terbakar pada dada (heartburn) dan/atau kerusakan mukosa
esofagus dimana akan mencetuskan komplikasi jangka panjang seperti Barret’s esophagus.

B. Keberhasilan Webinar

Penyuluhan tentang Penyuluhan tentang “Peran PPI (Proton Pumb Inhibitor) Dalam
Penatalaksanaan Terapi Gerd” ini sebagian besar dengan usia terbanyak yang mengikuti webinar
20 - 30 tahun dengan pekerjaan terbanyak adalah pelajar atau mahasiswa dengan presentase 90%,
terdapat 130 peserta yang mendaftar webinar dan yang mengikuti webinar sebanyak 89 peserta.
Hasil presentase postest peserta diperoleh hasil hanya 45% dari 71 respon peserta mengenal
penyakit GERD. Pengetahuanyang kurang mengenai penyakit GERD bisa disebabkan oleh banyak
faktor seperti, latar belakang pendidikan, jenis pekerjaan, jumlah penghasilan serta akses
informasi di layanan kesehatan publik. Semakin tingginya tingkat pendidikan maka akan semakin
besar pula kesempatan untuk dapat mengakses informasi seputar GERD. Sehingga dari pernyataan
yang didapatkan bahwa pengadaan penyuluhan webinar pengenalan penyakit GERD ini dapat
memberikan pengetahuan dan manfaat kepada masyarakat khususnya yang mengikuti webinar.

Gambar 1. Dokumentasi Pelaksanan Webinar


KESIMPULAN

Penyuluhan tentang “Peran PPI (Proton Pumb Inhibitor) Dalam Penatalaksanaan Terapi
Gerd” yang sudah lakukan pada tanggal 11 Juli 2021 jam 13.00 WIB dilakukan secara online
dengan menggunakan via zoom dihadiri 89 peserta . Terdapat 71 tanggapan terkait kuesioner post
test webinar, hasil kuesioner post tets didapatkan 45 % menunjukan hanya 45% peserta sudah
mengenal penyakit GERD.

DAFTAR PUSTAKA
Makmun D. Penyakit refluks gastroesofageal. Dalam: Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam, Edisi VI. Jakarta:
Interna Publishing; 2015. hal.1750-7.

Ndraha, S., Oktavius, D., et al., 2016, Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan Terapi
GERD, Jurnal Kedokteran Medikte Vol. 22 No. 60.

Nusi, I.A., 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Rumah Sakit
Pendidikan Dr. Soetomo Surabaya. 2nd ed. Surabaya: Airlangga University Press

Syam, A. F., Hapsari, P. F., dan Makmun, D., 2016, The prevalence and risk factors of GERD among
Indonesian medical doctors. Makara Journal of Health Research, 35-40.

Vakil, N. et al., 2006. The Montreal Definition and Classification of Gastroesophageal Reflux Disease: a
Global Evidence-Based Consensus. Am J Gastroenterol, 101(8): 1900-20.

Anda mungkin juga menyukai