Nim : 20011205
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada materi yang terdahulu bahwa syariah merupakan
praktek/implementasi dari ajaran Islam dalam bentuk ibadah baik ibadah khusus maupun ibadah
umum. Bila ibadah khusus merupakan ajaran Allah yang berhubungan langsung dengan Allah dengan
aturan dan hukum yang pasti dan tegas tanpa ikut campur manusia di dalamnya. Sementara ibadah
umum merupakan ibadah yang lebih luas terkait dengan seluruh aktifitas manusia dalam kehidupan.
Di antara ibadah umum yang sangat banyak diperlukan manusia adalah “ekonomi”.
1. Tidak melakukan penimbunan (Ihtikar). Penimbunan, dalam bahasa Arab disebut dengan
alihtikar. Secara umum, ihtikar dapat diartikan sebagai tindakan pembelian barang dagangan dengan
tujuan untuk menahan atau menyimpan barang tersebut dalam jangka waktu yang lama, sehingga
barang tersebut dinyatakan barang langka dan berharga mahal.
2. Tidak melakukan monopoli. Monopoli adalah kegiatan menahan keberadaan barang untuk
tidak dijual atau tidak diedarkan di pasar, agar harganya menjadi mahal. Kegiatan monopoli
merupakan salah satu hal yang dilarang dalam Islam, apabila monopoli diciptakan secara sengaja
dengan cara menimbun barang dan menaikkan harga barang. Menghindari jual-beli yang
diharamkan. Kegiatan jual-beli yang sesuai dengan prinsip Islam, adil, halal, dan tidak merugikan
salah satu pihak adalah jual-beli yang sangat diridhai oleh Allah swt. Karena sesungguhnya bahwa
segala hal yang mengandung unsur kemungkaran dan kemaksiatan adalah haram hukumnya.
Apabila mengamalkan ekonomi syariah akan mendatangkan manfaat yang besar bagi umat
muslim dengan sendirinya, yaitu:
1. Mewujudkan integritas seorang muslim yang kaffah, sehingga islam-nya tidak lagi
setengahsetengah. Apabila ditemukan ada umat muslim yang masih bergelut dan mengamalkan
ekonomi konvensional, menunjukkan bahwa keislamannya belum kaffah
2. Menerapkan dan mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan islam, baik
berupa bank, asuransi, pegadaian, maupun BMT (Baitul Maal wat Tamwil) akan mendapatkan
keuntungan dunia dan akhirat. Keuntungan di dunia diperoleh melalui bagi hasil yang diperoleh,
sedangkan keuntungan di akhirat adalah terbebas dari unsur riba yang diharamkan oleh Allah
3. Praktik ekonomi berdasarkan syariat islam mengandung nilai ibadah, karena telah
mengamalkan syariat Allah.
5. Mengamalkan ekonomi syariah dengan membuka tabungan, deposito atau menjadi nasabah
asuransi syariah berarti mendukung upaya pemberdayaan ekonomi umat. Sebab dana yang
terkumpul akan dihimpun dan disalurkan melalui sektor perdagangan riil.
6. Mengamalkan ekonomi syariah berarti ikut mendukung gerakan amar ma’ruf nahi munkar.
Sebab dana yang terkumpul pada lembaga keuangan syariah hanya boleh disalurkan kepada usaha-
usaha dan proyek yang halal.
1. Sistem ekonomi islam diharapkan dapat memiliki tujuan untuk dapat membangun atau
meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi sebuah Negara
merupakan hal yang sangat penting, dikarenakan pertumbuhan ekonomi suatu Negara akan
membuat Negara tersebut dapat lebih dipercaya oleh para investor yang akan mendatangkan
investasi di Negara tersebut. Dan pasti pembangunan ekonomi tersebut pasti dilandasi oleh nilai-
nilai ajaran secara Islam.
2. Mewujudkan kesejahteraan manusia secara menyeluruh seperti yang telah dijelaskan diatas
bahwa sistem ekonomi islam dilandasi oleh kesetaraan manusia, dan hal ini menjadi tujuan untuk
bagaimana sistem ekonomi islam tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan manusia secara
keseluruhan yang tidak hanya berorientasi kepada kebutuhan materiil tetapi juga kebutuhan
spiritual.
3. Mewujudkan sistem penyerataan kekayaan yang adil. Dalam pandangan islam diakui adanya
perbedaan antar tiap manusia, baik kemampuan maupun kecakapan dan kepandaian yang berbeda-
beda dalam mengumpulkan kekayaan. Namun begitu hal tersebut membuat yang pandai memeras
yang miskin atau satu kelompok mengeksploitasi kelompok yang lain. Maka dari itu salah satu tujuan
dari ekonomi Islam itu sendiri adalah dengan membangun sebuah mekanisme di tengah masyarakat
untuk menghadirkan kesetaraan dan mencegah timbulnya praktek praktek yang memonopoli atau
menimbulkan kesenjangan social di masyarakat dari akibat yang ditimbulkan oleh individu atau
kelompok tertentu.
4. Yang terakhir dan yang tidak kalah penting tujuan ekonomi islam adalah menciptakan
keseimbangan ekonomi dalam masyarakat. Keseimbangan ekonomi hanya akan terwujud jika
kekayaan atau perputaran keuangan tidak berputar di satu kelompok masyarakat saja. Tetapi
perputaran tersebut dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Sehingga seluruh masyarakat
memiliki kesempatan yang sama dalam melakukan kegiatan ekonomi.