38 71 1 SM
38 71 1 SM
DAN KOSMETIKA
Achmad Mursyidi*
Pengantar
Kemajuan ilmu dan teknologi di bidang Pengharaman khamr dipertegas oleh Nabi
obat-obatan dan kosmetika memunglun- dengan sabdanya: "Setiap yang me-
kan penggunaan obat dan kosmetika mabukkan itu khamr dun setiap khamr
semakin luas dan beragam. Satu sisi itu haram ". Pengkaitan tersebut cukup
kenyataan ini sangat menggembirakan beralasan karena pengharaman khamr
tetapi di sisi lain urnrnat lslam perlu yang secara kronologis disebutkan dalam
waspada karena bukan mustahil dalam Al-Qur'an berkaitan dengan sifat
obat dan kosmetika yang digunakan ter- "mernabukkan" (intoksikasi)jika diminurn,
dapat bahan yang menurut syariat agama sedangkan zat penyebab mabuk yang
Islam tergolong haram atau sekurangnya terdapat dalam khamr adalah alkohol yang
diragukan kehalalannya. Apalagi kalau dalam bahasa ilmu kimia disebul etanol
produk obat dan kosmetika diproduksi atau etil-alkohol. Dalam khamr terdapat
oleh produsen yang tidak mempersoalkan antara lain (i) air, (ii) gula, sebagai sisa
halal-haram. Bahan yang dimaksud antara yang tidak terfermentasikan,(iii) alkohol,
lain adalah alkohol. Masalah ini perlu dan (iv) gas karbon dioksida, hasil proses
dicermati oleh setiap muslim karena Nabi fermentasi.
pernah bersabda: "Sesungguhnya Allah Pertanyaan yang sering muncul di
telah menurunkan penyakit dun obat, kalangan ummat Islam dan belurn ter-
menjadikan bagi kamu setiap penyakit jawab secara tuntas adalah (i) bagaimana
ada obatnya. OIeh karena itu berobat- hukum keberadaan alkohol yang banyak
lah, tetapi jangan berobat dengan terdapat dalam obat yang relatif sedikit
yang haram" (HR. Abu Daud).
Permasalahan alkohol biasa dikaitkan
dengan khamr yang nyata-nyata diharam- *Achmad Mursyidi, Direktur Program
kan meminumnya (Al-Maidah, 90). Pascasarjana Ilrnu Perbandingan Agama, UGM.
dan tidak memabukkan, (ii) bagaimana yang mengandung karbohidrat @at pati
pula alkohol &lam kosmetika yang hanya gula) misalnya beras, ubi, jagung, gandum,
dipakai di luar'badan. Jawaban sementara kurma, dan berbagai jenis buah, utarnanya
yang sering dikemukakan adalah "boleh" yang berasa manis. Dalam proses fermen-
dengan alasan darurat. Kebolehan dengan tasi, karbohidrat diubah menjadi alkohol
alasan darurat tersebut memicu pertanyaan dan gas karbondioksida oleh mikroba
lebih lanjut: "sampai kapankah alasan tertentu (Saccharomyces cereviciae).
darurat berlaku"? Ikhtiar apa yang telah Pada proses fermentasi ini kadar
dan semestinya dilakukan umrnat Islam? alkohol tertinggi hanya 13% karena pada
Bagaimana tanggung jawab farmasis kadar lebih tinggi lagi, enzim fermentasi
muslim yang mempelajari, memahami, dan akan menjadi inaktif. Pada makanan
terlibat dalam proses produksi obat dan tradisional (tape) kadar alkohol biasanya
kosmetika? Uraian berikut mengetengah- berkisar antara 4% hingga 6%, sedangkan
kan beberapa pemikiran dan pengalaman pada anggur (table wine) biasanya sekitar
yang dialami penulis. 10%. Untuk mendapatkan kadar alkohol
lebih tinggi lagi (go%, 95%, atau 100%)
mesti dilakukan distilasi alkohol hasil
Alkohol sebagai Bahan Kimia
fermentasi. Satu ha1 yang patut dicatat
Dalam Ilmu Kimia yang dimaksud ialah bahwa secara medis alkohol yang.
dengan alkohal adalah senyawa organik "boleh" digunakan dalam sediaan obat
yang dalam struktur molekulnya memiliki hanya alkohol yang diperoleh dari hasil
gugus hidroksi .(OH). Namun, yang fermentasi.
dimaksud dengan alkohol dalarn kehidupan
keseharian (juga dalarn tulisan ini) adalah Sebagai bahan kimia, penggunaan
etanol atau etil akohol dengan rurnus kimia alkohol sangat luas. Alkohol digunakan
C,HSOH. sebagai pelarut untuk melarutkan berbagai
bahan organik (obat) di laboratorium,
Alkohol berupa zat cair jemih, lebih menyari zat berkhasiat (alkaloid, glikosid,
ringan dari air, mudah terbakar, campur flavanoid) dalam tumbuhan yang dikenal
dengan air, mudah menguap, titik didih sebagai sediaan galenik, bahan sintesis
78"C, dapat melarutkan lemak dan ber- pembuatan eter dan ester di laboratoriun
bagai senyawa organik. Sifat yang ter- dan industri kimia, desinfektans, dan
akhir ini memunglankanalkohol digunakan bahan bakar.
sebagai pelarut bahan obat dan kosmetika.
Kalau diminum, alkohol sangat cepat
Alkohol dapat dibuat dengan cara diserap oleh darah, diedarkan ke selwuh
sintesis dan cara fermentasi, tetapi ke- tubuh dan "dibakar' (dioksidasi)dijaringan
banyakan alkohol yang banyak digunakan perifer (permukaan tubuh) menghasilkan
dalam perobatan, dibuat dengan cara air karbondioksida, dan kalori. Oleh sifat
fermentasi. Pada prinsipnya fennentasi ini minuman beralkohol sering dikomumsi
dapat dilakukan terhadap bahan pangan dengan alasan untuk menghangatkan
tubuh. Sementara itu alkohol banyak Berbagai jenis obat di mana alkohol
mendatangkan pengaruh buruk pada berfungsi sebagai bahan berkhasiat (ac-
berbagai organ tubuh. Bayi sangat peka tive substance) umumnya bukan obat dalarn
terhadap alkohol, oleh karena itu kadar (tidak ditelan melalui mulut). Sementara
alkohol dalam sediaan pediatrik (untuk alkohol yang digunakan dalam bentuk
anak-anak) sangat dibatasi, di bawah 1%. injeksi (parenteral) jumlahnya sangat
sedikit (hanya beberapa mililiter) dan
Fungsi Alkohol dalam Obat langsung diinjeksikan ke bagian yang sakit.
)
Alkohol banyak digunakan untuk pasien. Kebanyakan flavourant berupa
menyari zat aktif dari tumbuhan hingga minyak atsiri yang tidak larut dalam air
d i p l e h bentuk ekstrak (sari) dengan kadar tetapi larut dalam alkohol. Untuk maksud
alkohol sekitar 5%. Dalarn hanyak ha1 eks- ini biasanya kadar alkohol yang diperlukan
trak semacam itu diproses lebih lanjut untuk relatif kecil (1% - 5%).
mendapatkan ekstrak kering yang lebih Beberapa sediaan obat, utamanya
stabil dan lebih mudah mengemasnya. obat batuk dan obat influenza yang
Selain dalam obat, alkohol banyak mengandung alkohol dapat disebutkan
digunakan dalam sediaan kosmetika, antara lain: Benadryl, Domeryl, Eksedryl,
utamanya sediaan parfum (eadu de Inadryl, Kemodryl, Niriton, Panadrop,
colognette, eadu de toilette, dsb). Hal Reskof, Rhinodin, Sanaflu.
ini diiarenakan "zat wangi" yang berupa
minyak atsiri (minyak menguap) tidak Alkohol dan Khamr
larut dalam air tetapi mudah larut dalarn Di muka telah disebutkan bahwa
alkohol. Ada ikhtiar m e n g g a n h alkohol persoalan alkohol sering dikaitkan dengan
dengan amil-alkohol atau dengan me- khamr. Hal ini mudah dipahami karena
narnbahkan surfhktans (solubilizer) tetapi (i) khamr tegas-tegas dinyatakan haram
setelah diaplikasikan memberikan residu (Quran clan Hadits), (ii) keharaman kharnr
yang menempel pada kulit (Sticky) atau terkait dengan mabuk, dan (iii) zat
kain sehingga kurang nyaman dan tidak penyebab mabuk dalam khamr adalah
disukai. alkohol.
(iii) Alkohol sebagai pengawet Sebagaimana dimaklumi ummat
Agar alkohol dapat b e h g s i sebagai Islam, pengharaman kharnr melalui tiga
preservatif (pengawet) kadar alkohol hams tahap yakni (i) informasi bahwa khamr
mencapai 18% atau lebih. Karena kadar itu ada manfaat tetapi dosa (mudhorot)-
alkohol ini cukup tinggi dan kurang meng- nya lebih besar dibanding manfaatnya,
untungkan sebagai sediaan obat, hngsi (Al-Baqarah, 219), (ii) larangan melaku-
preservatif ini sering digantikan senyawa kan shalat sewaktu mabuk, (AnNisaa',
lam, misalnyanatrium metilpambm, 43), dan (iii) perintah meninggalkan khamr
dan sebagainya. Dengan perkataan lain karena ia kotor (rijsun) dan merupakan
kadar alkohol yang lazim terdapat dalam perbuatan syaitan, (Al Maidah, 90).
sediaan obat tidak dapat berfbgsi sebagai Pengharaman khamr dipertegas dengan
preservatif pernyataan Nabi: " Setiap yang me-
mabukkan itu khamr dun setiap khamr
(iv) Alkohol sebagai flavourant itu haram" (HR Muslim). Pertanyaannya
Alkohol tidak jarang digunakan kemudian, bagaimana halnya dengan
sebagai flavourant (penyegar rasa) di alkohol?
samping sebagai pelarut flavourant agar
rasa sediaan obat larutan lebih disukai
- - -
- - - -
(vi) Anak, sangat peka terhadap alkohol, waktu pengeringan. Dapatkah obat
oleh karenanya hams sangat hati- semacam itu dibolehkan dalam agama?
hati penggunaan obat beralkohal Sebab, memang produk ini pernah ber-
bagi anak. singgungan dengan alkohol, sedangkan
Kenyataan di atas membuktikan ke- sebagian ulama berpendapat tidak mem-
bolehkan orang Islam mengkonsumsi
benaran sabda Nabi yang menyatakan
bahwa "khamr (alkohol) itu bukan obat, bahan yang pemah bersinggungan dengan
yang haram.
tetappenyakit"' Muslun, Ahmad, Abu
Daud, Tirmidzi). Bahkan Nabi juga me- Berbeda dengan sediaan padat
negaskan bahwa "Khamr (alkohol) itu (tablet), kandungan alkohdl dalam obat
induknya perbuatan keji dan dosa ter- minum dapat bervariasi dari 1% sampai
besar". (HR Ahmad, Muslim, Ath- 10%. Mengacu pada empat fungsi alkohol
Thabamni). dalam sediaan larutan sebagaimana
diuraikan di muka, dapat dikatakan bahwa
Berat atau ringannya efek alkohol,
keberadaan alkohol dalam sediaan obat
utamanya terhadap susunan saraf sentral,
minum yang beredar, lebih pada fungsi
sangat bergantung pada kadar alkohol
flavourant, bukan pada fungsi pelarut
dalam darah, yang berarti juga bergantung
maupun preservatif. Ini berarti bahwa ke-
pada jumlah alkohol murni yang diminum
beradaan alkohol bukan suatu keharusan
seseorang. Kalau kadar alkohol dalam
dan oleh karenanya dapat ditiadakan atau
darah rnencapai 0,30% orang akan
diganti. Satu ha1 yang pasti, kalau
benar-benar mabuk (intoksikasi), tidak
pemakaian obat minum ini sesuai dengan
mampu mengendalikan fisik dan
aturan, adanya alkohol tidak akan
kesadarannya, dan selanjutnya akan
menyebabkan mabuk peminumnya.
mengalami koma (pingsan) kalau kadar
Bolehkah keberadaan alkohol dalam
alkohol darah mencapai 0,40%. Akibat
obat minum seperti itu menurut hukum
paling fatal adalah kematian karena pusat
Islam?
kendali pemafasan terganggu. Ini terjadi
pada kadar alkohol darah 0,60%. Memperhatikan asal alkohol yang
digunakan dalarn sediaan obat, biasanya
tidak berasal dari alkohol hail fermentasi
Permasalahan Alkohol dalam Obat
langsung (khamr dalarn bentuk aslinya
Seperti telah dijelaskan di muka dengan kandungan alkohol <13%), tetapi
bahwa dalam obat sediaan padat (tablet), menggunakan alkohol95%yang diperoleh
alkohol berfungsi untuk melarutkan zat dari proses distilasi hasil fermentasi. Jelas,
aktif dan berbagai bahan tambahan agar alkohol 95% ini memabukkan kalau
kualitas produk terjamin (homogen dan diminurn, sehingga berdasar pemahaman
penampilan baik). Secara teoretis dapat hadits di atas, termasuk kategori haram,
dikatakan produk tablet tidak lagi meng- sekalipun sedikit! Ini berarti bahwa obat
andung alkohol karena sudah hilang minum yang mengandung alkohol yang
berasal dari alkohol 95% tidak dapat Satu ha1 yang mesti dicatat ialah
dibenarkan menurut syariat agarna. m a t Islam hendaknya berikhtiar untuk
Masalah lain yang terkait dengan dapat menjadi produsen dalam rangka
alkohol adalah penggunaan alkohol untuk memenuhi kebutuhannya sendiri sesuai
pemakaian luar (external use) baik &lam dengan ketentuan syariat agama. Pem-
obat luar maupun dalam sediaan kosmetika. bolehan pemakaian alkohol dalam obat
Ini terkait dengan pertanyaan: apakah dengan alasan "darurat" hendaknya
alkohol najis? Dalam konteks ini ulama dimaknai benar-benar sementara disertai
terbagi menjadi dua, ada yang berpendapat ikhtiar maksimal sehingga kondisi darurat
najis berdasar kata "rijsun" dalam peng- segera berakhir.
haraman khamr, tetapi sebagian ulama lagi
berpendapat tidak najis (lmamA 1 Muzani) Ikhtiar Ummat Islam
dan oleh karenanya tidak ada halangan (Pengalaman di Indonesia)
menggunakannya untuk di luar badan.
Persoalan pokok m a t lslam dalarn
Seperti telah diuraikan sebelurnnya, banyak hal, juga tentang <<allcoho1dalam
fungsi utama alkohol dalam sediaan obat clan kosmeth) adalah ketergantungan
kosmetika dan obat luar adalah sebagai ummat Islam kepada ummat lain dalam
pelarut. Satu ha1 yang perlu dicatat ialah memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam
kalau obat atau kosmetika {parfum) kurun waktu cukup lama ummat Islam
diaplikasikan pada kulit atau pakaian, selalu menjadi konsumen dan kurang
alkohol akan cepat menguap, tinggallah mampu menentukan jenis dan kualitas
zal aktif atau zat wangi yang masih &pat komoditi yang dikehendaki, utamanya
dikenal baunya. bertolak dari pengertian yang terkait dengan ketentuan halal-
ini, penulis bersepaham dengan ulama haram. Akibatnya, tidak jarang terjadi
yang membolehkan alkohol digunakan perbenturan kepentingan antara kehendak
dalarn obat luar maupun sediaankosmeth, mentaati aturan syariat agama dengan
karena alkohol akan segera hilang keinginan memenuhi kebutuhan hidup
beberapa saat setelah diaplikasikan. keseharian.
Berdasarkan uraian di atas, penulis Dalam konteks alkohol dalam obat
cenderung sepaham dengan pendapat dan sediaan kosmetika, ummat Islam
bahwa keberadaan alkohol dalam obat utamanya para farmasis muslim, mesti
minum sedapat munglun dihindari karena melakukan upaya sistematis dan berke-
haram atau sekurang-kurang diragukan sinambungan. Adalah kewajiban f m a s i s
kehalalannya. Sementara untuk obat luar muslim yang mempelajari, memahami,
dan kosmetika keberadaan alkohol masih bahkan turut terlibat dalam produksi obat
dapat diterima, sekalipun akan lebih baik dan kosmetika beralkohol untuk berikhtiar
kalau dihindari demi keselamatan dalam sekuat tenaga mencari solusi terbaik agar
beragama. kondisi darurat penggunaan alkohol untuk
obat minum dapat segera berakhir.
formula non-alkohol secara ilmiah dapat nantauan oleh para farmasis muslim di
dipertanggungjawabkan mampu mem- laboratorium Fakultas Farmasi terbukti
berikan efek pengobatan sama dengan bahwa kadar alkoholnya berkisar antara
formula beralkohol. Beberapa kajian 20% - 30%, jauh di atas kadar alkohol
sudah dilakukan antara lain: hasil fennentasi biasa. Jelas ini hanya
mungkin kalau ada tambahan alkohol
(i) Kajian teoretik bahwa beberapa
kadar tinggi dan tergolong minuman keras
formula obat sebenarnya tidak memerlu-
kan alkohol kalau ha1 itu dimaksudkan yang haram bagi orang Islam
meminumnya. Alharndulillah, setelah hail
untuk meningkatkan kelarutan, sebab
pemantauan itu diinformasikan ke
bahan aktif obat tersebut larut dalam air,
rnisalnya garam alkaloid. Sementara kalau Departemen Kesehatan, produk semacarn
itu sudah dilarang dan tidak beredar lagi.
alkohol dimaksudkan untuk pengawet,
kadarnya terlalu kecil (hanya 5%). Padahal
agar dapat berfungsi sebagai pengawet Penutup
kadar alkohol mesti lebih besar 18%. Jadi Uraian di atas memberikan ilustrasi
Fungsi alkoholjelas hanya sebagai penyedap bahwa penggunaan alkohol dalam pem-
rasa. Selanjutnya dilakukan pengujian buatan sediaan obat dan kosmetika sangat
terhadap formula yang sama tetapi dengan luas dan bukanlah ha1 yang sederhana.
menghllangkan alkoholnya. Terbukti bahan Oleh karena itu sering tirnbul kontroversi
aktif obat dapat larut dan cukup stabil penetapan hukumnya. Untuk mementukan
(tidak memisah atau membentuk endapan) hukum tentang alkohol perlu pembahasan
selama penyimpanan. yang komprehensif dengan melibatkan
(ii) Melakukan pengujian fmaseutik ulama di bidang hukum Islam dan pakar
dan ketersediaan hayati terhadap formula di bidang farmasi dan kesehatan untuk
nonalkohol, baik yang berbentuk larutan didengar penjelasannya.
maupun suspensi, dibandingkan dengan Diskusi yang diketengahkan mem-
formula beralkohol. Hasil pengujian mem- berikan indikasi keharaman mengingat
buktikan bahwa tidak ada perbedaan alkohol yang digunakan dalam obat ber-
bermakna antara produk beralkohol dan asal dari alkohol kadar tinggi (90% atau
non-alkohol dalam ha1 ketersediaan 95%) yang jelas-jelas memabukkan kalau
farmaseutik maupun ketersediaan hayati. diminum. Oleh karenanya penggunaan
Ini berarti bahwa keberadaan alkohol alkohol dalam obat minum semestinya
dalam obat tersebut tidak memberikan dihindari.
manfaat pengobatan yang
. - bermakna. Oleh
karena i& aikohol dapat dihilangkan. Tanggung jawab farmasis muslim
(iii) Di mass lalu (di Indonesia) ter- tidaMah kecil. Adalah kewajiban farmasis
dapat "anggur obat k t 7 ,dengm beragam muslim menyediakan obat yang halal,
rnerk dagang yang banyak beredar di bebas alkohol tetapi efek t e r a ~ i n ~bae -
masyarakat. Setelah dilakukan per-. ngobatan) handal. Dengan dernikian, alasan