Anda di halaman 1dari 11

ALKOHOL DALAM OBAT

DAN KOSMETIKA
Achmad Mursyidi*

Pengantar
Kemajuan ilmu dan teknologi di bidang Pengharaman khamr dipertegas oleh Nabi
obat-obatan dan kosmetika memunglun- dengan sabdanya: "Setiap yang me-
kan penggunaan obat dan kosmetika mabukkan itu khamr dun setiap khamr
semakin luas dan beragam. Satu sisi itu haram ". Pengkaitan tersebut cukup
kenyataan ini sangat menggembirakan beralasan karena pengharaman khamr
tetapi di sisi lain urnrnat lslam perlu yang secara kronologis disebutkan dalam
waspada karena bukan mustahil dalam Al-Qur'an berkaitan dengan sifat
obat dan kosmetika yang digunakan ter- "mernabukkan" (intoksikasi)jika diminurn,
dapat bahan yang menurut syariat agama sedangkan zat penyebab mabuk yang
Islam tergolong haram atau sekurangnya terdapat dalam khamr adalah alkohol yang
diragukan kehalalannya. Apalagi kalau dalam bahasa ilmu kimia disebul etanol
produk obat dan kosmetika diproduksi atau etil-alkohol. Dalam khamr terdapat
oleh produsen yang tidak mempersoalkan antara lain (i) air, (ii) gula, sebagai sisa
halal-haram. Bahan yang dimaksud antara yang tidak terfermentasikan,(iii) alkohol,
lain adalah alkohol. Masalah ini perlu dan (iv) gas karbon dioksida, hasil proses
dicermati oleh setiap muslim karena Nabi fermentasi.
pernah bersabda: "Sesungguhnya Allah Pertanyaan yang sering muncul di
telah menurunkan penyakit dun obat, kalangan ummat Islam dan belurn ter-
menjadikan bagi kamu setiap penyakit jawab secara tuntas adalah (i) bagaimana
ada obatnya. OIeh karena itu berobat- hukum keberadaan alkohol yang banyak
lah, tetapi jangan berobat dengan terdapat dalam obat yang relatif sedikit
yang haram" (HR. Abu Daud).
Permasalahan alkohol biasa dikaitkan
dengan khamr yang nyata-nyata diharam- *Achmad Mursyidi, Direktur Program
kan meminumnya (Al-Maidah, 90). Pascasarjana Ilrnu Perbandingan Agama, UGM.

TARJIH, Edisi ke 4 Juli 2002


Achmad Mursyidi; Alkohol dalarn Obat don Kosmetika

dan tidak memabukkan, (ii) bagaimana yang mengandung karbohidrat @at pati
pula alkohol &lam kosmetika yang hanya gula) misalnya beras, ubi, jagung, gandum,
dipakai di luar'badan. Jawaban sementara kurma, dan berbagai jenis buah, utarnanya
yang sering dikemukakan adalah "boleh" yang berasa manis. Dalam proses fermen-
dengan alasan darurat. Kebolehan dengan tasi, karbohidrat diubah menjadi alkohol
alasan darurat tersebut memicu pertanyaan dan gas karbondioksida oleh mikroba
lebih lanjut: "sampai kapankah alasan tertentu (Saccharomyces cereviciae).
darurat berlaku"? Ikhtiar apa yang telah Pada proses fermentasi ini kadar
dan semestinya dilakukan umrnat Islam? alkohol tertinggi hanya 13% karena pada
Bagaimana tanggung jawab farmasis kadar lebih tinggi lagi, enzim fermentasi
muslim yang mempelajari, memahami, dan akan menjadi inaktif. Pada makanan
terlibat dalam proses produksi obat dan tradisional (tape) kadar alkohol biasanya
kosmetika? Uraian berikut mengetengah- berkisar antara 4% hingga 6%, sedangkan
kan beberapa pemikiran dan pengalaman pada anggur (table wine) biasanya sekitar
yang dialami penulis. 10%. Untuk mendapatkan kadar alkohol
lebih tinggi lagi (go%, 95%, atau 100%)
mesti dilakukan distilasi alkohol hasil
Alkohol sebagai Bahan Kimia
fermentasi. Satu ha1 yang patut dicatat
Dalam Ilmu Kimia yang dimaksud ialah bahwa secara medis alkohol yang.
dengan alkohal adalah senyawa organik "boleh" digunakan dalam sediaan obat
yang dalam struktur molekulnya memiliki hanya alkohol yang diperoleh dari hasil
gugus hidroksi .(OH). Namun, yang fermentasi.
dimaksud dengan alkohol dalarn kehidupan
keseharian (juga dalarn tulisan ini) adalah Sebagai bahan kimia, penggunaan
etanol atau etil akohol dengan rurnus kimia alkohol sangat luas. Alkohol digunakan
C,HSOH. sebagai pelarut untuk melarutkan berbagai
bahan organik (obat) di laboratorium,
Alkohol berupa zat cair jemih, lebih menyari zat berkhasiat (alkaloid, glikosid,
ringan dari air, mudah terbakar, campur flavanoid) dalam tumbuhan yang dikenal
dengan air, mudah menguap, titik didih sebagai sediaan galenik, bahan sintesis
78"C, dapat melarutkan lemak dan ber- pembuatan eter dan ester di laboratoriun
bagai senyawa organik. Sifat yang ter- dan industri kimia, desinfektans, dan
akhir ini memunglankanalkohol digunakan bahan bakar.
sebagai pelarut bahan obat dan kosmetika.
Kalau diminum, alkohol sangat cepat
Alkohol dapat dibuat dengan cara diserap oleh darah, diedarkan ke selwuh
sintesis dan cara fermentasi, tetapi ke- tubuh dan "dibakar' (dioksidasi)dijaringan
banyakan alkohol yang banyak digunakan perifer (permukaan tubuh) menghasilkan
dalam perobatan, dibuat dengan cara air karbondioksida, dan kalori. Oleh sifat
fermentasi. Pada prinsipnya fennentasi ini minuman beralkohol sering dikomumsi
dapat dilakukan terhadap bahan pangan dengan alasan untuk menghangatkan

TARJIH, Edisi ke 4 Juli 2002 27


AchmadMunyidi; Alkohol dalam Obaf don Kosmefika

tubuh. Sementara itu alkohol banyak Berbagai jenis obat di mana alkohol
mendatangkan pengaruh buruk pada berfungsi sebagai bahan berkhasiat (ac-
berbagai organ tubuh. Bayi sangat peka tive substance) umumnya bukan obat dalarn
terhadap alkohol, oleh karena itu kadar (tidak ditelan melalui mulut). Sementara
alkohol dalam sediaan pediatrik (untuk alkohol yang digunakan dalam bentuk
anak-anak) sangat dibatasi, di bawah 1%. injeksi (parenteral) jumlahnya sangat
sedikit (hanya beberapa mililiter) dan
Fungsi Alkohol dalam Obat langsung diinjeksikan ke bagian yang sakit.

Alkohol sangat luas digunakan dalarn (ii) Alkohol sebagai pelarut


pembualan sediaan obat dan sediaan Alkohol merupakan pelarut pilihan
kosmetika. Pada dasarnya penggunaan berbagai senyawa orgamk, termasuk obat.
itu meliputi beberapa fungsi, yalcni sebagai Sifat lain yang menguntungkan ialah
(i) bahan berkhasiat, (ii) pelarut, (iii) bahwa alkohol mudah menguap sehingga
pengawet (preservatif), dan (iv) penyegar mudah dihilangkan kalau dikehendaki,
rasa (flavourant). yakni dengan pemanasan. Kedua sifat
(i) Alkohol sebagai bahan berkhasiat istimewa tersebut memungkmkan alkohol
digunakan secara luas dalam pembuatan
Penggunaan alkohol sebagai bahan beragam jenis sediaan obat (dosage
berkhasiat umumnya untuk obat luar (obat forms) yakni tablet, larutan, dan injeksi.
yang pemakaiannya di luar badan). Be-
berapa contoh misalnya: Pada sediaan tablet, alkohol diguna-
kan untuk melarutkan zat aktif dan
Alkohol25% digunakan untuk kompres berbagai bahan tambahan, misalnya bahan
(menurunkan suhu badan) pengikat, dan bahan penyalut (coating).
Alkohot 50% digunakan untuk men- Dengan cara ini zat aktif dapat tercarnpur
cegah biang keringat (dalam lotion homogen sehingga keajegan kadar dapat
astringent) dijamin. Selanjutnya alkohol dihilangkan
Alkohol70% digunakan sebagai de- pada proses pengeringan.
sinfektans, dioleskan pada kulit
sebelum diinjeksi untuk mencegah Pada bentuk sediaan larutan oral
infeksi (obat minum), alkohol digunakan untuk
Alkohol juga digunakan untuk meningkatkan kelarutan obat (kosolven)
membersihkan kulit dan mencegah dengan pelarut utama air. Bentuk sediaan
luka akibat berbaring terlalu lama bagi larutan yang menggunakan kosolven
pasien di rumah sakit dengan kadar alkohol cukup tinggi (20%)
Alkoholjuga digunakan dalarn bentuk disebut eliksir, rnisalnya eliksir Pamsetamol,
injeksi untuk men~langkanrasanyeri eliksir Teofilin Natrium Glisinat, dan eliksir
yang bersangatan, misalnya dehy- Batugen (sediaan obat tradisional). Selain
drated alcohol injection USP dan itu alkoholjuga digunakan sebagai pelarut
alcohol and dextrose injection USP. larutan injeksi, misalnya injeksi siklosporin.
Achmad Mursyidi; Alkohol dalam Obat don Kosmetika

)
Alkohol banyak digunakan untuk pasien. Kebanyakan flavourant berupa
menyari zat aktif dari tumbuhan hingga minyak atsiri yang tidak larut dalam air
d i p l e h bentuk ekstrak (sari) dengan kadar tetapi larut dalam alkohol. Untuk maksud
alkohol sekitar 5%. Dalarn hanyak ha1 eks- ini biasanya kadar alkohol yang diperlukan
trak semacam itu diproses lebih lanjut untuk relatif kecil (1% - 5%).
mendapatkan ekstrak kering yang lebih Beberapa sediaan obat, utamanya
stabil dan lebih mudah mengemasnya. obat batuk dan obat influenza yang
Selain dalam obat, alkohol banyak mengandung alkohol dapat disebutkan
digunakan dalam sediaan kosmetika, antara lain: Benadryl, Domeryl, Eksedryl,
utamanya sediaan parfum (eadu de Inadryl, Kemodryl, Niriton, Panadrop,
colognette, eadu de toilette, dsb). Hal Reskof, Rhinodin, Sanaflu.
ini diiarenakan "zat wangi" yang berupa
minyak atsiri (minyak menguap) tidak Alkohol dan Khamr
larut dalam air tetapi mudah larut dalarn Di muka telah disebutkan bahwa
alkohol. Ada ikhtiar m e n g g a n h alkohol persoalan alkohol sering dikaitkan dengan
dengan amil-alkohol atau dengan me- khamr. Hal ini mudah dipahami karena
narnbahkan surfhktans (solubilizer) tetapi (i) khamr tegas-tegas dinyatakan haram
setelah diaplikasikan memberikan residu (Quran clan Hadits), (ii) keharaman kharnr
yang menempel pada kulit (Sticky) atau terkait dengan mabuk, dan (iii) zat
kain sehingga kurang nyaman dan tidak penyebab mabuk dalam khamr adalah
disukai. alkohol.
(iii) Alkohol sebagai pengawet Sebagaimana dimaklumi ummat
Agar alkohol dapat b e h g s i sebagai Islam, pengharaman kharnr melalui tiga
preservatif (pengawet) kadar alkohol hams tahap yakni (i) informasi bahwa khamr
mencapai 18% atau lebih. Karena kadar itu ada manfaat tetapi dosa (mudhorot)-
alkohol ini cukup tinggi dan kurang meng- nya lebih besar dibanding manfaatnya,
untungkan sebagai sediaan obat, hngsi (Al-Baqarah, 219), (ii) larangan melaku-
preservatif ini sering digantikan senyawa kan shalat sewaktu mabuk, (AnNisaa',
lam, misalnyanatrium metilpambm, 43), dan (iii) perintah meninggalkan khamr
dan sebagainya. Dengan perkataan lain karena ia kotor (rijsun) dan merupakan
kadar alkohol yang lazim terdapat dalam perbuatan syaitan, (Al Maidah, 90).
sediaan obat tidak dapat berfbgsi sebagai Pengharaman khamr dipertegas dengan
preservatif pernyataan Nabi: " Setiap yang me-
mabukkan itu khamr dun setiap khamr
(iv) Alkohol sebagai flavourant itu haram" (HR Muslim). Pertanyaannya
Alkohol tidak jarang digunakan kemudian, bagaimana halnya dengan
sebagai flavourant (penyegar rasa) di alkohol?
samping sebagai pelarut flavourant agar
rasa sediaan obat larutan lebih disukai
- - -

TARJIH, Edisi ke 4 Juli 2002 29


AchrnadMursyidi; Alkohol dalam Obat dan Kosmetika

Telah disebutkan di muka bahwa Padahal Rasulullah pernah bersabda


dalam khamr hasil fermentasi terdapat bahwa "(minuman)- apapun
- - kalau ba-
gula, air, alkohol dengan kadar lebih nyaknya memabukkan, maka sedikit-
rendah dari 13%, dan karbon dioksida. nyapun haram ". Sabda ini mengisyaiat-
Dari empat komponen tersebut diketahui kan bahwa kalau seseorang- meminum
hanya alkohol yang menyebabkan mabuk. minuman yang haram karena rnemabuk-
Oleh karena itu dapat dipahami kalau kan, sekalipun tidak mabuk (karena hanya
keharaman khamr dikaitkan dengan sedikit), tetap haram.
alkohol, bahkan alkohol diidentikkan dengan
khamr, yang dalam bahasa keseharian Alkohol dan Mabuk
dikenal sebagai minuman keras. Lebih
lanjut muncul pertanyaan (i) karena khamr Pertanyaan yang sering muncul di
itu haram, apakah alkohol juga haram, masyarakat adalah: "berapa batas kadar
(ii) kalau alkohol haram, bagaimana de- alkohol dalam minuman yang menyebab-
ngan minuman yang mengandung alkohol; kan mabuk?'. Pada dasarnya, mabuk tidak
padahal tidak memabukkan kalau diminum terkait langsung dengan kadar alkohol
sesuai takaran? (iii) kalau khamr yang dalam minuman, tetapi terkait langsung
diharamkan itu kandungan alkoholnya dengan kadar alkohol dalam darah! Ini
maksimum 13%, berapa % kadar alkohol berarti, bergantungjumlah alkohol murni
dalam minuman yang diharamkan? yang masuk tubuh! Oleh karena itu, orang
dapat mabuk jika meminum khamr
Kalau diperhatikan jenis khamr (minuman keras) dengan kadar alkohol
(minuman keras) jaman Rasulullah (dan rendah (5%) tetapi jumlah yang diminum
sebelumnya) pastilah relatif masih se- cukup besar. Sebaliknya, sekalipun kadar
derhana, dilakukan dengan proses fer- alkohol dalarn minuman kems cukup tinggi
mentasi biasa. Dengan demikian kandungan (40%, vodka), tetapi jikalau yang diminum
alkohol pasti di bawah 13%. Kalau khamr hanya sedikit ( 20 rnL), orang tidak akan
dengan kandungan alkohol sebesar 13% mabuk!
saja haram karena memabukkan (kalau
Penelitian fmakologis menunjukkan
diminum sebagaimana lazimnya orang
bahwa seseorang akan mabuk kalau
minum), maka dapat dipastikan kalau
kadar alkohol murni dalam 'darah
khamr atau minuman keras dengan
mencapai 0,15% (0,15 GI 100 mL) atau
kandungan alkohol di atas 13%, haram
lebih. Kadar ini dapat dicapai kalau
meminurnnya karena pasti memabukkan.
seseorang meminum alkohol murni
Apalagi kalaarkadar alkoholnya 95% atau
sebanyak 60 mL atau lebih dalam waktu
alkohol murni (100%). Perlu dicatat bahwa
1jam. Secara sederhana dapat dihitung,
kalau ada minuman keras dengan kadar
kalau seseorang minum 150 mL (315 gelas
alkohol di atas 13%, dapat dipastikan
biasa) minuman keras dengan kadar
telah terjadi penambahan alkohol murni
alkohol40% (vodka) akan mabuk karena
atau alkohol kadar tinggi (95%) dari luar.
ke dalarn tubuh akan masuk alkohol mumi

30 TARJIH, Edisi ke 4 Juli 2002


Achmad Mvrsyidi; Alkohol dalam Obat don Kosmetika

sebanyak 40% x 150 mL = 60 mL. Padahal kelebihan dari kemuliaan


Sementara kalau seseorang minum manusia atas makhluq lain (hewan) pada
minuman lain (teh, kopi, sari buah, dsb) hakekatnya adalah pada akalnya! Ter-
sebanyak itu tidak akan mabuk dan tidak tutupnya aka1 akibat minuman beralkohol
akan menimbulkan efek yang merugikan. (khamr) sehingga hilang kesadaran akan
diri dan perbuatannya, sungguh telah
Secara teoretis, kadar alkohol darah
menjatuhkan martabat kemanusiaannya
0,15%juga dapat dicapai kalau seseorang
menjadi lebih rendah daripada binatang.
minum bir dengan kadar alkohol 5%
Itulah sebabnya, sekalipun alkohol mem-
sebanyak 1.200 rnL (5 gelas biasa) dalam
beri manfaat bagi manusia kalau diguna-
rentang waktu 1 jam. lni sangat lazim
kan di luar tubuh, tetapi kemanfaatan itu
terjadi di tempat mereka minum (pub).
tidak sepadan bila dibanding hilangnya
Dengan perhitungan yang sama, orang
martabat kemanuasiaan sebagai makliluh
dapat mabuk kalau makan tape (kadar
yang dimuliakan Allah. Selain itu sudah
alkohol4-5%) sebanyak 1,5 KG. Ini tidak
luas diketahui bahwa alkohol menimbukan
lazim karena sebelum mabuk sudah
toleransi, ketergantungan fisik, dan ke-
terlalu kenyang.
tergantungan psikis (addiksi atau
habituasi) yang berakhir dengan
Efek Alkohol dalam Tubuh alkoholisme, suatu penyakit sosial yang
Allah Yang Maha Bijak telah meng- sulit diobati dan menelan banyak korban.
isyaratkan bahwa khamr (alkohol) ada Selain itu alkohol juga diketahui
gunanya bagi manusia tetapi mudhorot berpengaruh buruk pada:
(dosa)-nya lebih besar dibanding manfaat- (i) Hati (lever),menyebabkan p i n b u n -
nya. Secara farmakologis alkohol ber- an lemak, peradangan, dan sirosis
pengaruh buruk bagi manusia sccara (ii) Jantung, mengurangi kontraktilitas
rnenyeluruh kalau masuk tubuh. Hampir otot jantung, menurunkan tekanan
semua organ utama terpengaruh oleh darah
alkohol, utarnanya susunan saraf sentral (iii) Janin, menyebabkan pertumbuhan
(otak). Oleh pengaruh alkohol, secara talc normal: wanita hamil mesti ber-
bertahap bergantung kadar alkohol dalarn hati-hati dengan produk beralkohol
darah, mulai dari berkurangnya k- (iv) Nutrisi, berkurangnya nafsu makan
eseimbangan, menurunnya kontrol refleks sehingga terjadi kurang gizi
dan motorik, penglihatan menjadi kabur, (v) Interaksi dengan obat. Hampir
jalan sempoyongan, bicara ngelantur talc semua ohat berinteraksi dengan
terkendali. Kondisi inilah yang dikenal alkohol dan dapat terjadi potensiasi.
sebagai mabuk: kesadaran akalnya hilang Ini sangat berbahaya kalau diminum
hingga tidak sadar apa yang dikatakan bersama obat penekan saraf pusat
dan dilakukan! (obat tidur, penenang, dsb.) dengan
akibat kematian.

- - - -

TARJIH, Edisi ke 4 Juli 2002 31


Achrnod Mursyidi; Alkohol dolorn Obat don Kosrnetiko

(vi) Anak, sangat peka terhadap alkohol, waktu pengeringan. Dapatkah obat
oleh karenanya hams sangat hati- semacam itu dibolehkan dalam agama?
hati penggunaan obat beralkohal Sebab, memang produk ini pernah ber-
bagi anak. singgungan dengan alkohol, sedangkan
Kenyataan di atas membuktikan ke- sebagian ulama berpendapat tidak mem-
bolehkan orang Islam mengkonsumsi
benaran sabda Nabi yang menyatakan
bahwa "khamr (alkohol) itu bukan obat, bahan yang pemah bersinggungan dengan
yang haram.
tetappenyakit"' Muslun, Ahmad, Abu
Daud, Tirmidzi). Bahkan Nabi juga me- Berbeda dengan sediaan padat
negaskan bahwa "Khamr (alkohol) itu (tablet), kandungan alkohdl dalam obat
induknya perbuatan keji dan dosa ter- minum dapat bervariasi dari 1% sampai
besar". (HR Ahmad, Muslim, Ath- 10%. Mengacu pada empat fungsi alkohol
Thabamni). dalam sediaan larutan sebagaimana
diuraikan di muka, dapat dikatakan bahwa
Berat atau ringannya efek alkohol,
keberadaan alkohol dalam sediaan obat
utamanya terhadap susunan saraf sentral,
minum yang beredar, lebih pada fungsi
sangat bergantung pada kadar alkohol
flavourant, bukan pada fungsi pelarut
dalam darah, yang berarti juga bergantung
maupun preservatif. Ini berarti bahwa ke-
pada jumlah alkohol murni yang diminum
beradaan alkohol bukan suatu keharusan
seseorang. Kalau kadar alkohol dalam
dan oleh karenanya dapat ditiadakan atau
darah rnencapai 0,30% orang akan
diganti. Satu ha1 yang pasti, kalau
benar-benar mabuk (intoksikasi), tidak
pemakaian obat minum ini sesuai dengan
mampu mengendalikan fisik dan
aturan, adanya alkohol tidak akan
kesadarannya, dan selanjutnya akan
menyebabkan mabuk peminumnya.
mengalami koma (pingsan) kalau kadar
Bolehkah keberadaan alkohol dalam
alkohol darah mencapai 0,40%. Akibat
obat minum seperti itu menurut hukum
paling fatal adalah kematian karena pusat
Islam?
kendali pemafasan terganggu. Ini terjadi
pada kadar alkohol darah 0,60%. Memperhatikan asal alkohol yang
digunakan dalarn sediaan obat, biasanya
tidak berasal dari alkohol hail fermentasi
Permasalahan Alkohol dalam Obat
langsung (khamr dalarn bentuk aslinya
Seperti telah dijelaskan di muka dengan kandungan alkohol <13%), tetapi
bahwa dalam obat sediaan padat (tablet), menggunakan alkohol95%yang diperoleh
alkohol berfungsi untuk melarutkan zat dari proses distilasi hasil fermentasi. Jelas,
aktif dan berbagai bahan tambahan agar alkohol 95% ini memabukkan kalau
kualitas produk terjamin (homogen dan diminurn, sehingga berdasar pemahaman
penampilan baik). Secara teoretis dapat hadits di atas, termasuk kategori haram,
dikatakan produk tablet tidak lagi meng- sekalipun sedikit! Ini berarti bahwa obat
andung alkohol karena sudah hilang minum yang mengandung alkohol yang

32 TAR]IH, Edisi ke 4 Juli 2002


Achmad Mursyidi; Alkohol dalam Obat dan Kosmetika

berasal dari alkohol 95% tidak dapat Satu ha1 yang mesti dicatat ialah
dibenarkan menurut syariat agarna. m a t Islam hendaknya berikhtiar untuk
Masalah lain yang terkait dengan dapat menjadi produsen dalam rangka
alkohol adalah penggunaan alkohol untuk memenuhi kebutuhannya sendiri sesuai
pemakaian luar (external use) baik &lam dengan ketentuan syariat agama. Pem-
obat luar maupun dalam sediaan kosmetika. bolehan pemakaian alkohol dalam obat
Ini terkait dengan pertanyaan: apakah dengan alasan "darurat" hendaknya
alkohol najis? Dalam konteks ini ulama dimaknai benar-benar sementara disertai
terbagi menjadi dua, ada yang berpendapat ikhtiar maksimal sehingga kondisi darurat
najis berdasar kata "rijsun" dalam peng- segera berakhir.
haraman khamr, tetapi sebagian ulama lagi
berpendapat tidak najis (lmamA 1 Muzani) Ikhtiar Ummat Islam
dan oleh karenanya tidak ada halangan (Pengalaman di Indonesia)
menggunakannya untuk di luar badan.
Persoalan pokok m a t lslam dalarn
Seperti telah diuraikan sebelurnnya, banyak hal, juga tentang <<allcoho1dalam
fungsi utama alkohol dalam sediaan obat clan kosmeth) adalah ketergantungan
kosmetika dan obat luar adalah sebagai ummat Islam kepada ummat lain dalam
pelarut. Satu ha1 yang perlu dicatat ialah memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam
kalau obat atau kosmetika {parfum) kurun waktu cukup lama ummat Islam
diaplikasikan pada kulit atau pakaian, selalu menjadi konsumen dan kurang
alkohol akan cepat menguap, tinggallah mampu menentukan jenis dan kualitas
zal aktif atau zat wangi yang masih &pat komoditi yang dikehendaki, utamanya
dikenal baunya. bertolak dari pengertian yang terkait dengan ketentuan halal-
ini, penulis bersepaham dengan ulama haram. Akibatnya, tidak jarang terjadi
yang membolehkan alkohol digunakan perbenturan kepentingan antara kehendak
dalarn obat luar maupun sediaankosmeth, mentaati aturan syariat agama dengan
karena alkohol akan segera hilang keinginan memenuhi kebutuhan hidup
beberapa saat setelah diaplikasikan. keseharian.
Berdasarkan uraian di atas, penulis Dalam konteks alkohol dalam obat
cenderung sepaham dengan pendapat dan sediaan kosmetika, ummat Islam
bahwa keberadaan alkohol dalam obat utamanya para farmasis muslim, mesti
minum sedapat munglun dihindari karena melakukan upaya sistematis dan berke-
haram atau sekurang-kurang diragukan sinambungan. Adalah kewajiban f m a s i s
kehalalannya. Sementara untuk obat luar muslim yang mempelajari, memahami,
dan kosmetika keberadaan alkohol masih bahkan turut terlibat dalam produksi obat
dapat diterima, sekalipun akan lebih baik dan kosmetika beralkohol untuk berikhtiar
kalau dihindari demi keselamatan dalam sekuat tenaga mencari solusi terbaik agar
beragama. kondisi darurat penggunaan alkohol untuk
obat minum dapat segera berakhir.

TARJIH, Edisi ke 4 Juli 2002 33


Achmad Mvrsyidi; Alkohol dalam Obat dan Kosmetika

Sementara itu hendaknya ditumbuhkan bahan obat, termasuk adanya alkohol


investor muslim di bidang industri f m a s i dalam formulanya. Kepada para dokter
dan kosmetika sehingga obat dan muslim dihimbau untuk ticlak menuliskan
kosmetika dapat diproduksi sesuai dengan resep (prescription) obat beralkohol,
ketentuan syariat gama Islam. Beberapa sernentara farmasis muslim diminta untuk
ha1berikut merupakan pengalaman penulis lebih aktif menginformasikan produk-
bersarna para farmasis muslim lain di produk non-alkohol kepada pasien dan
Indonesia. ummat secara m u m . Kepada masyarakat
Pertama, melakukan kajian intensif muslim diingatkan agar senantiasa
dalam rangka mendapatkan kepastian mengkonsumsi produk obat yang jelas
hukum masalah alkohol dalarn obat dan kehalalannya karena ha1 itu dipesankan
kosmetika dengan melibatkan para ulama Rimdullah.
ahli hukum Islam bersama para pakar di Ketiga, mengusulkan kepada pe-
bidang kefarmasian, kedokteran, dan merintah c.q. Departemen Kesehatan
pihak lain yang terkait, sebagaimana yang untuk mewajibkan para produsen agar
dilakukan sekarang ini. Hal ini penting tidak menggunakan bahan hararn dal&
mengingat persoalan yang sekarang ada formula obat dan kosmetika yang di-
seringkali sudah jauh berbeda dengan apa produksinya. Lebih lanjut, Pemerintah
yang tejadi di masa lalu Dengan demikian, diminta mewajibkan para produsen men-
tanpa mengurangi rasa hormat kepada cantumkan secara rinci komposisi bahan
- para ularna masa lalu, penerapan hasil
kajian masa lalu saja sering kurang
yang terdapat dalam formula obat dan
kosmetika yang diproduksi. Cara ini
relevan lagi untuk mass kini. ~ e l a i ni& sangat membantu urnmat Islam yang
pengalaman menunjukkan bahwa ingin mentaati ketentuan agama.
dikarenakan latar belakang pengetahuan Alhamdulillah, Pemerintah merespons
dan pemahaman yang berbeda dapat sangat positif. Semua jenis obat yang
memunculkan pemikiran yang sangat mengandung alkohol yang diproduksi
berbeda pula dan oleh karenanya perlu industri farmasi di Indonesia sudah
dipertemukan. m e n g h t i ketentuan tersebut.
Kedua, menginformasikan dan Keempat, ini yang sangat penting,
mensosialisasikan hasil kajian kepada yakni menyadarkan para f m a s i s muslim
produsen dan kepada umrnat. Kepada akan tanggung jawabnya untuk meng-
produsen dihimbau agar bersedia mem- hindarkan urnrnat dari menggunakan obat
produksi formula nonalkohol karena haram atau subhat. Untuk itu para fbmasis
produk semacam itu yang sebenarnya muslim mesti bekerja keras melakukan
diingrnkan konsumen muslim dan produk kajian dan penelitian dalam rangka
semacarn itu akan tetap aman di kalangan menyusun formula non-alkohol yang dapat
mayoritas muslim. Sekurang-kurangnya, direkomendasikan kepada para produsen.
produsen dimintamencantumkankomposisi Ikhtiar ini sekaligus membulctikan bahwa

34 TARJIH, Edisi ke 4 Juli 2002


Achrnad Mursyidi; Alkohol dalarn Obat dan Kosrnetika

formula non-alkohol secara ilmiah dapat nantauan oleh para farmasis muslim di
dipertanggungjawabkan mampu mem- laboratorium Fakultas Farmasi terbukti
berikan efek pengobatan sama dengan bahwa kadar alkoholnya berkisar antara
formula beralkohol. Beberapa kajian 20% - 30%, jauh di atas kadar alkohol
sudah dilakukan antara lain: hasil fennentasi biasa. Jelas ini hanya
mungkin kalau ada tambahan alkohol
(i) Kajian teoretik bahwa beberapa
kadar tinggi dan tergolong minuman keras
formula obat sebenarnya tidak memerlu-
kan alkohol kalau ha1 itu dimaksudkan yang haram bagi orang Islam
meminumnya. Alharndulillah, setelah hail
untuk meningkatkan kelarutan, sebab
pemantauan itu diinformasikan ke
bahan aktif obat tersebut larut dalam air,
rnisalnya garam alkaloid. Sementara kalau Departemen Kesehatan, produk semacarn
itu sudah dilarang dan tidak beredar lagi.
alkohol dimaksudkan untuk pengawet,
kadarnya terlalu kecil (hanya 5%). Padahal
agar dapat berfungsi sebagai pengawet Penutup
kadar alkohol mesti lebih besar 18%. Jadi Uraian di atas memberikan ilustrasi
Fungsi alkoholjelas hanya sebagai penyedap bahwa penggunaan alkohol dalam pem-
rasa. Selanjutnya dilakukan pengujian buatan sediaan obat dan kosmetika sangat
terhadap formula yang sama tetapi dengan luas dan bukanlah ha1 yang sederhana.
menghllangkan alkoholnya. Terbukti bahan Oleh karena itu sering tirnbul kontroversi
aktif obat dapat larut dan cukup stabil penetapan hukumnya. Untuk mementukan
(tidak memisah atau membentuk endapan) hukum tentang alkohol perlu pembahasan
selama penyimpanan. yang komprehensif dengan melibatkan
(ii) Melakukan pengujian fmaseutik ulama di bidang hukum Islam dan pakar
dan ketersediaan hayati terhadap formula di bidang farmasi dan kesehatan untuk
nonalkohol, baik yang berbentuk larutan didengar penjelasannya.
maupun suspensi, dibandingkan dengan Diskusi yang diketengahkan mem-
formula beralkohol. Hasil pengujian mem- berikan indikasi keharaman mengingat
buktikan bahwa tidak ada perbedaan alkohol yang digunakan dalam obat ber-
bermakna antara produk beralkohol dan asal dari alkohol kadar tinggi (90% atau
non-alkohol dalam ha1 ketersediaan 95%) yang jelas-jelas memabukkan kalau
farmaseutik maupun ketersediaan hayati. diminum. Oleh karenanya penggunaan
Ini berarti bahwa keberadaan alkohol alkohol dalam obat minum semestinya
dalam obat tersebut tidak memberikan dihindari.
manfaat pengobatan yang
. - bermakna. Oleh
karena i& aikohol dapat dihilangkan. Tanggung jawab farmasis muslim
(iii) Di mass lalu (di Indonesia) ter- tidaMah kecil. Adalah kewajiban farmasis
dapat "anggur obat k t 7 ,dengm beragam muslim menyediakan obat yang halal,
rnerk dagang yang banyak beredar di bebas alkohol tetapi efek t e r a ~ i n ~bae -
masyarakat. Setelah dilakukan per-. ngobatan) handal. Dengan dernikian, alasan

TARJIH, Edisi ke 4 Juli 2002 35


Achmad Mursyidi; Alkohol dalam Obat dan Kosmetika

danarat pada pembolehan penggunaan Daftar Bacaan


alkohol dapat diakhiri. Untuk itu Al-Quran al-Karim.
penguasaan ilmu dan penelitian di bidang Al-Hadits, Shahih Muslim.
farmasi mesti dilakukan secara serius dan Girdano, D.A. and Girdano, D.D., 1976,
berkesinambungan.Sementara itu urnmat Drug Education, Second Ed.,
Islam pernilik modal hendaknya ada yang Addison-Willey Publishing Coy.,
berminat bergerak di bidang obat dan Sydney.
kosmetika dengan dilandasi semangat Osol, A. (Ed), 1980, Remington's
keislaman dalam rangka memproduksi Pharmceutical Sciences, 16hEdn.,
obat dan kosmetika bebas barang haram. Mack Publishing Coy., raslon Penn-
sylvania.
Reynolds, J.E.F. (Ed.), 1989, Martindale
The Extra Phannacopeia, 2ghEdi-
tion, The Pharmaceutical Press,
London
Wade, A. and Weller, P.J., 1994, Hand-
book of Pharmaceutical Exipients,
2h Edition, The Pharmaceutical
Press, London.

36 TARJIH,Edisi ke 4 Juli 2002

Anda mungkin juga menyukai