Anda di halaman 1dari 7

PELAKSANAAN TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA PROSES

PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS)


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SITINJAK
KABUPATEN TAPANULI SELATAN 2014

Rosmawaty Harahap
Dosen Prodi Kebidanan Padangsidempuan, Poltekkes Medan

Abstrak

Ibu bersalin yang menerima pelayanan medis, baik di rumah sakit atau kilinik bersalin,dihadapkan kepada
resiko terjadinya infeksi. Kejadian infeksi dapat dicegah dan diminimalkan kejadiannya dengan upaya
pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama ketika
melakukan pertolongan persalinan yang meliputi: tindakan cuci tangan, memakai sarung tangan pengelolaan
sampah medik, pengelolaan cairan anti septik, dan pemrosesan alat bekas pakai. Tujuan penelitian ini
untuk untuk mengidentifikasi pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan
oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sitinjak Kabupaten Tapanuli Selatan.Desain dalam
penelitian ini bersifat deskriptif dengan populasi 34 orang dan Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan
total sampel yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan
responden berdasarkan prosedur cuci tangan, sebagian besar kategori tindakan benar (52,9%).
Berdasarkan pemakaian sarung tangan sebagian besar dengan kategori tindakan benar (73,5%).
Berdasarkan pengelolaan cairan antiseptik sebagian besar dengan kategori tindakan tidak benar
(94,1%). Berdasarkan pemrosesan alat bekas pakai sebagian besar dengan kategori tindakan tidak
benar (61,8%). Berdasarkan pengelolaan sampah medik sebagian besar dengan kategori tindakan
tidak benar (70,6%). Diharapkan bidan praktek swasta meningkatkan ilmu serta mengikuti
pelatihan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan sesuai dengan standar
operasional prosedur, yang meliputi kompetensi teknis penolong persalinan yaitu prosedur cuci
tangan, memakai sarung tangan, mengelola cairan anti septik, pemrosesan alat bekas pakai dan
pengelolaan sampah medik.

Kata kunci : Persalinan, Infeksi, Bidan Praktek Swasta (BPS)

PENDAHULUAN seperti di Jawa dan di Bali kematian maternal mencapai


0,7% dari AKI secara nasional per tahunnya. Penyebab
Word Health Organization (WHO) utama kematian ibu, disebabkan oleh perdarahan yang
memperkirakan lebih dari 585.000 ibu meninggal saat diperkirakan (55-70%) terutama karena perdarahan
hamil dan bersalin setiap tahunnya. Di Amerika Utara 1:6 postpartum, partus lama hingga kejadian infeksi 15-20%
wanita diperkirakan meninggal akibat kehamilan dan dan kasus eklampsia (10-15%) (Barata, 2008).
persalinan. Negara Afrika 1:4, sedangkan di Asia Selatan Di Propinsi Sumatera Utara AKI dan Angka
1:18. Sementara di Malasia Angka Kematian Ibu (AKI) Kematian Bayi (AKB) lebih tinggi dari angka kematian
mencapai nasional. AKI dan AKB Di Sumatera Utara mencapai
39 per 100 000 kelahiran hidup, Singapura 6 per 100. 275 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka
000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran kematian nasional adalah 265 per 100. 000 kelahiran
hidup, Filiphina 170 per 100.000 kelahiran hidup dan hidup. Penyebab tingginya angka kematian ibu di
Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup Sumatera Utara disebabkan oleh perdarahan, yang
(Zoelkifly,2007,http:www. wordpress.com diperoleh diperkirakan setiap bulan mencapai 150 kasus, kemudian
tanggal 09 September 2009. komplikasi persalinan (45%), retensio plasenta (21%),
Indonesia sampai saat ini merupakan negara robekan jalan lahir partus lama (11%), komplikasi
dengan AKI paling tinggi di Asia. Berdasarkan data selama nifas (5%), infeksi (4%) (Dinkes Propsu, 2008).
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007- Infeksi merupakan salah satu penyebab utama
2008 kematian ibu hamil dan bersalin mencapai 265 per tingginya angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Ibu
100.000 kelahiran hidup. Dari beberapa kota di Indonesia bersalin yang menerima pelayanan medis dan

31
kesehatan, baik di rumah sakit atau kilink bersalin, wilayah kerja Puskesmas Sitinjak Tapanuli Selatan yang
dihadapkan kepada resiko terjadinya infeksi. Kejadian meliputi prosedur cuci tangan, pemakaian sarung tangan,
infeksi sebenarnya dapat dicegah dan diminimalkan pengelolaan cairan antiseptik, pemrosesan alat bekas pakai,
kejadiannya, dengan upaya melaksanakan tindakan dan pengelolaan sampah medis, apakah pencegahan infeksi
pencegahan infeksi dalam memberikan pelayanan pada saat pertolongan persalinan dilakukan sesui dengan
kesehatan. Tepatnya ketika melakukan pertolongan pedoman pencegahan infeksi?
persalinan, karena semua ibu bersalin sangat
mendambakan proses persalinan yang aman, bersih dan TUJUAN PENELITIAN
sehat sesuai dengan pilar ketiga Safe Motherhood, yang
juga merupakan aspek ketiga dari lima benang merah Tujuan Umum
asuhan persalinan yang dikategorikan sebagai asuhan 1. Tujuan Umum
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan atau bidan Untuk mengidentifikasi pelaksanaan tindakan
(Saifuddin, 2004). pencegahan infeksi pada proses pertolongan
Tindakan pencegahan infeksi merupakan bagian persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di
esensial dari asuhan yang lengkap yang diberikan kepada Wilayah Kerja Puskesmas Sitinjak Kabupaten
ibu dan bayi baru lahir, dan harus dilaksanakan secara Tapanuli Selatan.
rutin dan komprehensif pada saat memberikan asuhan 2. Tujuan Khusus
pelayanan kebidanan. Tepatnya saat memberikan asuhan a. Untuk mengidentifikasi pelaksanaan tindakan
dasar selama kunjungan antenatal, persalinan dan paska cuci tangan pada proses
persalinan. Tindakan ini harus diterapkan dalam aspek pertolongan persalinan oleh Bidan Praktek
asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga dan Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sitinjak
penolong persalinan (Jonhson et all, 2005). Kabupaten Tapanuli Selatan.
Infeksi dapat ditularkan melalui darah, sekret vagina, b. Untuk mengidentifikasi pelaksanaan tindakan
cairan amnion dan cairan tubuh serta ketidaksterilan pemakaian sarung tangan pada proses pertolongan
peralatan yang digunakan dalam memberikan pelayanan persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah
kesehatan terutama pada saat melakukan proses kerja Puskesmas Sitinjak Kabupaten Tapanuli
pertolongan persalinan. Maka setiap petugas yang bekerja Selatan.
di lingkungan yang terpapar dengan hal-hal tersebut, c. Untuk mengidentifikasi pelaksanaan tindakan
mempunyai resiko untuk tertular, dan menularkan, bila pengelolaan cairan Antiseptik pada proses
tidak melaksanakan tindakan pencegahan infeksi pertolongan persalinan oleh Bidan Praktek Swasta
(Saifuddin, 2004). di Wilayah kerja Puskesmas Sitinjak Kabupaten
Bidan sebagai salah satu petugas kesehatan dan Tapanuli Selatan
penolong persalinan yang profesional, dalam memberikan d. Untuk mengidentifikasi pelaksanaan tindakan
asuhan kebidanan, sangat berkemungkinan untuk ditulari pemrosesan alat bekas pada proses pertolongan
dan menularkan kuman dari dan kepada kliennya yang persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah
dapat menimbulkan terjadinya infeksi. Oleh karena itu, kerja Puskesmas Sitinjak Kabupaten Tapanuli
prinsip pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi harus Selatan.
tetap dilaksanakan dan ditingkatkan, sesuai dengan e. Untuk mengidentifikasi pelaksanaan tindakan
prosedur yang telah ditetapkan untuk mencegah dan pengelolaan sampah pada proses pertolongan
mengurangi kejadian morbiditas hingga mortalitas persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah
(Sofyan Mustika, 2006). kerja Puskesmas Sitinjak Kabupaten Tapanuli
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan Selatan.
peneliti pada Tanggal 15 Januari 2014 di wilayah kerja
Puskesmas Sitinjak Tapanuli Selatan. Ibu bersalin periode MANFAAT PENELITIAN
Januari-Desember 2013 adalah sebanyak 130 orang. Dari
130 orang ibu bersalin diantaranya ditemukan ibu bersalin 1. Bagi Peneliti
dengan ketuban pecah dini 9 orang, Pre Eklampsi adalah Penelitian ini dapat menjadi pedoman dan pengalaman
4 orang, seksio sesarea 8 orang,Infeksi nifas 5, serta sarana pengembangan diri yang sangat
PerdarahanAntepartum Haemorogik 8 orang. Retensio berharga, untuk menerapkan ilmu dalam pelayanan
Plasenta ada 7 orang, Postdate 4 orang, dan 85 orang ibu kebidanan
dengan persalinan normal, yang persalinannya ditolong 2. Bagi Praktek Kebidanan
oleh bidan praktek swasta dalam proses persalinan. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi
(Laporan Bulanan Periode Januari-Desember 2013). masukan atau ide-ide baru dalam menerapkan ilmu
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa ibu pelayanan dalam praktek kebidanan, khususnya
bersalin di Wilayah kerja Puskesmas Sitinjak, sangat tentang pencegahan infeksi pada proses pertolongan
membutuhkan pertolongan persalinan yang sehat, dan persalinan.
bebas dari infeksi. Dengan adanya dukungan data tersebut, 3. Bagi Tempat Penelitian
maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimanakah Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan dalam
pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi pada proses menerapkan asuhan kebidanan yang komprehensif dan
pertolongan persalinan yang dilakukan oleh bidan di bermutu dalam melakukan pencegahan infeksi pada

32
proses pertolongan persalinan yang pada akhirnya akan tangan menunjukkan bahwa sebagian besar dengan
menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi. kategori tindakan kompeten yaitu 18 orang (52,9%).
4. Bagi Peneliti Lain Tindakan cuci tangan merupakan salah satu aspek
Sebagai bahan perbandingan untuk melakukan asepsis yang vital. Oleh karena itu tindakan cuci
enelitian-penelitian lain atau yang serupa, yang tangan merupakan salah satu prosedur yang sangat
tentunya berkaitan dengan proses pencegahan infeksi. penting dari pencegahan timbulnya nfeksi, karena
flora kuman di kulit terdiri dari mikroorganisme yang
METODE PENELITIAN menetap dan sementara setiap kita berhadapan
dengan resiko terjadinya infeksi, dapat di hilangkan
Desain Penelitian merupakan bentuk rancangan dengan cara mencuci tangan.
yang digunakan untuk melakukan prosedur penelitian. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan yang dilakukan oleh Pryana (2008) tentang
adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross penatalaksanaan pencegahan infeksi dalam
sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi tindakan menangani persalinan di klinik bersalin Griya medika
pencegahan infeksi yang dilakukan oleh BPS dalam proses di Banjar Tulang Bawang Jawa tengah, mendapati
pertolongan persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas hasil bahwa sebagian besar responden melakukan
Sitinjak Kabupaten Tapanuli Selatan tahun 2014. tindakan prosedur cuci tangan dengan kategori
tindakan kompeten yaitu sebanyak 5 orang (90%).
POPULASI DAN SAMPEL Menurut Elliot (1996), mencuci tangan
merupakan cara penting untuk mengendalikan infeksi
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang erat kaitannya dengan meningkatkan kesehatan
atau yang akan diteliti (Suyanto, 2008). Populasi dalam yang positif. Sedangkan menurut Garner (1986)
penelitian ini adalah seluruh BPS yang melakukan menyatakan cuci tangan merupakan satu-satunya
pertolongan persalinan di Wilayah kerja Puskesmas prosedur klinis yang paling penting dilakukan untuk
Sitinjak Kabupaten Tapanuli Selatan yaitu sebanyak 34 menghilangkan dan meminimalkan penularan
orang. penyakit serta mempertahankan lingkungan bebas
Sampel .Penentuan sampel dalam penelitian ini dari infeksi.
adalah menggunakan total sampling yaitu seluruh populasi Menurut peneliti tangan merupakan
dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu sebanyak 34 perantara utama yang menyebabkan terjadinya
orang. infeksi silang ketika seseorang melakukan suatu
tindakan terutama dalam melakukan pertolongan
HASIL DAN PEMBAHASAN persalinan. Beberapa mikroorganisme dapat
ditularkan melalui kontak langsung dengan orang
Berdasarkan hasil penelitian, tentang lain serta dari peralatan selama bekerja sehari-hari.
pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi pada proses Organisme ini disebut dengan flora peralihan dan
pertolongan persalinan oleh bidan praktik swasta mudah dihilangkan dengan mencuci tangan. Anjuran
sebagai responden dengan item observasi yang cuci tangan yang baik adalah dengan mencuci tangan
meliputi, prosedur cuci tangan, pemakaian sarung pada air mengalir dengan menggunakan sabun
tangan, pengelolaan cairan antiseptik, pemrosesan kemudian mengeringkan dengan menggunakan
alat bekas pakai serta pengelolaan sampah medik. handuk pribadi.
Dalam melakukan tindakan pencegahan infeksi dapat Mencuci tangan dengan menggosok kedua
dikategorikan dengan tindakan benar, dan tidak permukaan tangan dengan kuat dengan menggunakan
benar, berdasarkan daftar tilik yang telah disediakan air sabun kemudian dibilas dengan air mengalir akan
sebagai tolak ukur untuk penilaian. Kategori tindakan dapat menghilangkan mikroorganisme sebanyak
responden secara kompeten adalah responden mungkin. Sesuai dengan tujuan pelayanan yang
melakukan item-item prosedur penting yang sifatnya menunjang kualitas asuhan yang diberikan pada
prinsip dilakukan keseluruhan secara kompeten yang proses pertolongan persalinan, yang menyatakan
dapat menunjang kualitas pelayanan kesehatan. bahwa pengendalian pencegahan infeksi dapat
Sedangkan pada kategori tindakan tidak kompeten dilakukan dengan mencuci tangan baik sebelum
adalah responden tetap melakukan item tindakan maupun sesudah melakukan tindakan.
tetapi tidak sempurna secara keseluruhan artinya Berdasarkan observasi yang dilakukan
bukan berarti responden tidak melakukan item peneliti, tindakan responden dalam melakukan
tindakan tersebut. Hal tersebut dapat kita ketahui dari tindakan cuci tangan lebih banyak dengan kompeten.
keterangan berikut ini. Hal ini sesuai dengan pilar ketiga safemotherhood
yang telah ditetapkan dalam Standar Operasional
A. Tindakan Responden Berdasarkan Prosedur prosedur Asuhan Persalinan Normal yang telah
cuci tangan diikuti oleh seluruh responden dalam memberikan
Berdasarkan hasil penelitian, tindakan pertolongan persalinan, yang mengharuskan bahwa
responden dalam melakukan tindakan prosedur cuci setiap penolong persalinan harus menciptakan

33
persalinan aman, sehat serta bebas dari infeksi yang C. Tindakan Responden Berdasarkan Pengelolaan
di harapkan dapat menurunkan Angka Kematian Ibu cairan antiseptik
dan Bayi. Berdasarkan hasil penelitian, tindakan
responden dalam hal pengelolaan cairan antiseptik
B. Tindakan Responden Berdasarkan Pemakaian menunjukkan bahwa sebagian besar dengan kategori
Sarung tangan tindakan tidak kompeten yaitu 32 orang (94,1%)
Berdasarkan hasil penelitian, tindakan didapati tidak melakukan tindakan pengelolaan
responden dalam hal pemakaian sarung tangan cairan antiseptik dengan kompeten
menunjukkan bahwa sebagian besar dengan kategori Hasil penelitian ini sejalan dngan penelitian
kompeten yaitu 25 orang (73,5%). Sarung tangan yang dilakukan Pryana (2008) tentang
harus digunakan oleh seluruh petugas kesehatan yang penatalaksanaan pencegahan infeksi dalam
memberikan pertolongan persalinan, terutama ketika menangani persalinan di Klinik bersalin Griya
kontak dengan cairan tubuh atau darah. Medika di Banjar Tulang Bawang Jawa tengah,
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian mendapati hasil bahwa sebagian besar responden
yang dilakukan Gisca di Rumah Sakit Ethanol (2009) tidak melakukan pengelolaan cairan antiseptik
di Palembang, tentang pengetahuan dan tindakan dengan tindakan tidak kompeten yaitu sebanyak 5
bidan untuk mengendalikan kejadian infeksi, orang (90%) dengan jumlah responden sebanyak 6
mendapati bahwa sebagian besar bidan mempunyai orang.
pengetahuan yang baik tentang pengendalian infeksi Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
yang diaflikasikan melalui tindakan dengan baik juga peneliti terhadap 34 orang responden yang
dalam melakukan pemakaian sarung tangan untuk melakukan pertolongan persalinan dalam mengelola
mengendalikn kejadian infeksi di Rumah Sakit cairan antiseptik, khususnya ketika melakukan
Ethanol, di Palembang. pengisian ulang, 23 orang responden tidak
Menurut Tenosis (2001), melakukan tindakan mencantumkan waktu ketika melakukan pengisian
dengan menggunakan sarung tangan telah terbukti ulang cairan antiseptik. Berdasarkan wawancara yang
sangat efektif untuk mencegah kontaminasi pada dilakukan peneliti terhadap responden yang tidak
tangan petugas kesehatan yang menyebabkan mencntumkan waktu pada pengisian ulang cairan anti
terjadinya infeksi nasokomial. Jika memungkinkan septik, mereka menganggap hal ini tidak terlalu
sangat dianjurkan untuk pemakaian sarung tangan berdampak terhadap pelayanan yang diberikan, dan
dengan sistem sekali pakai/disposable. Apabila juga adanya faktor kebiasaan yang sudah sering
menggunakan sarung tangan pakai ulang, maka diabaikan atau hampir dilupakan.
sarung tangan harus melalui proses dekontaminasi Menurut peneliti, memberikan tanggal
dengan proses cuci bilas, kemudian disterilkan atau ketika melakukan pengisian ulang cairan antiseptik
dengan DTT (Kormiewich 1990). merupakan hal yang penting, hal ini disesuaikan juga
Menurut peneliti, berdasarkan observasi yang dengan daftar tilik yang menganjurkan bahwa setiap
dilakukan bahwa sebagian besar responden melakukan pengisian ulang cairan antiseptik
melakukan tindakan pemakaian sarung tangan dengan diharuskan mencantumkan hari dan tanggal. Karena
kompeten. Hal ini menunjukkan bahwa sesuai dengan waktu dapat mempengaruhi kadar konsetrat dari
kompetensi yang telah dimiliki oleh seluruh cairan antiseptik tersebut, sehingga akan
responden berdasarkan standar operasional prosedur mempengaruhi efektifitas dari mutu pelayanan yang
dalam pemberian asuhan persalinan normal, yang dampaknya terhadap pengendalian infeksi.
menekankan bahwa dalam setiap memberikan Menurut Hulin et all (2002) antiseptik
pertolongan persalinan, penolong harus dirancang untuk meminimalkan mikroorganisme
meminimalkan kejadian resiko terjadinya komplikasi masuk kedalam tubuh tanpa merusak atau mengiritasi
termasuk kejadian infeksi yang dapat dicegah dengan kulit atau lapisan mukosa, di mana zat tersebut
pemakaian sarung tangan. digunakan. Karena kulit tidak mungkin disterilisasi,
Pemakaian sarung tangan merupakan aspek menyiapakan kulit dengan larutan antiseptik
vital yang kedua untuk pencegahan infeksi, setelah meminimalkan mikroorganisme yang mungkin akan
tindakan cuci tangan. Dengan menggunakan sarung mengkontaminasi luka pembedahan dan
tangan dalam memberikan pertolongan persalinan menyebabkan terjadinya infeksi. Semua jenis
maka setiap penolong telah berupaya untuk antiseptik dapat tercemar.. Mikroorganisme yang
mengurangi resiko dirinya terkena infeksi serta mencemari antiseptik diantaranya Stafilokokkus,
menularkan infeksi, mencegah penularan flora kulit basil gram negatif dan beberapa endospora.
dari dirinya kepada pasien. Serta mengurangi encemaran larutan antiseptik dapat dicegah dengan
kontaminasi tangan petugas kesehatan dengan cara sebagai berikut:
mikroorganisme yang dapat berpindah dari satu  Jika kemasan antiseptik yang besar, maka
pasien dengan pasien yang lain atau yang disebut untuk pemakaian sehari-hari tuang dalam
dengan infeksi silang. wadah kecil.

34
 Buat jadwal rutin yang tetap untuk Sterilisasi adalah metode sterilisasi yang paling
menyiapakan larutan antiseptic dan bersihkan murah dan efektif, tetapi juga paling sulit dilakukan
wadah pemakaian sehari-hari. secara benar. Meskipun sterilisasi adalah cara paling
 Cuci wadah hingga bersih dengan sabun dan efektif untuk membunuh mikroorganisme, sterilisasi
air kemudian keringkan sebelum diisi kembali. tidak selalu memungkinkan dan praktis. DTT adalah
 Beri lebel wadah pada pengisian ulang satu-satunya alternatif untuk situasi tersebut. DTT
lengkapi dengan tanggal setiap kali pengisian bisa dicapai dengan merebus atau mengukus. Untuk
ulang. peralatan, perebusan seringkali merupakan metode
 Larutan antiseptik sebaiknya disimpan DTT yang paling sederhana dan efisien.
ditempat yang tidak terpapar dengan matahari.
E. Tindakan Responden Berdasarkan Pengelolaan
D. Tindakan Responden Berdasarkan Pemrosesan Sampah Medik
Alat Bekas Pakai Berdasarkan hasil penelitian, tindakan responden
Berdasarkan hasil penelitian, tindakan dalam hal pemrosesan alat bekas pakai
responden dalam hal pemrosesan alat bekas pakai menunjukkan bahwa sebagian besar dengan kategori
menunjukkan bahwa sebagian besar dengan kategori tindakan tidak kompeten yaitu 24 orang (70,6%).
tindakan tidak kompeten yaitu 21 orang (61,8%). Menurut Mujeeb (2003) setelah selesai
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti melakukan suatu tindakan dalam asuhan persalinan
mengenai pemrosesan alat bekas pakai, tindakan dan sebelum melepaskan sarung tangan, segera
responden dalam hal menyikat alat instrumen hanya meletakkan sampah terkontaminsi yang berupa kain
18 orang responden yang melakukan dengan benar. kasa, gulungan kapas, dan perban dimasukkan
Hasil penelitian ini sejalan dngan penelitian yang kedalam tempat sampah yang kedap air atau kantung
dilakukan Pryana (2008) tentang penatalaksanaan plastik yang telah disediakan khusus sebelum sampah
pencegahan infeksi dalam menangani persalinan di dibuang. Berusaha menghindarkan terjadinya sampah
Klinik bersalin Griya Medika di Banjar Tulang terkontaminasi dengan permukaan luar kantung.
Bawang Jawa tengah, mendapati hasil bahwa Pembuangan secara benar untuk benda-benda tajam
sebagian besar responden tidak melakukan terkotaminasi adalah dengan menempatkannya dalam
pengelolaan cairan antiseptik dengan tindakan benar wadah tahan bocor seperti kotak karton yang tebal
yaitu sebanyak 5 orang (90%). Berdasarkan atau wadah yang terbuat dari logam untuk
wawancara dengan responden yang tidak menyikat menghindari kejadian kontaminasi sampah medik.
alat instrumen sesuai dengan tolak ukur, responden Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti
menganggap bahwa hanya sekali penyikatan saja bahwa tindakan responden dengan teori dan daftar
atau hanya direndam, maka alat-alat instrumen tilik untuk pencegahan infeksi dalam mengelola
tersebut sudah dianggap bersih dari cairan tubuh sampah medik terjadi kesenjangan. Peneliti menemui
atau darah pada proses persalinan. masih kurangnya kesadaran dari masing-masing
Menurut Rutala (1993) Pemrosesan alat responden untuk bekerja sesuai dengan standar
bekas pakai dengan upaya pencegahan infeksi operasional prosedur yang telah ditetapkan untuk
direkomendasikan melalui tiga langkah pokok yaitu: mencegah terjadinya infeksi pada proses pertolongan
1.Dekontaminasi persalinan.
2. Pencucian dan pembilasan Penanganan sampah terkontaminasi yang benar,
3. Sterilisasi atau desinfeksi tingkat tinggi jika dilakukan dengan tepat sesuai dengan Standar
Dekontaminasi adalah langkah awal yang Operasional Prosedur (SOP), akan memberikan
penting dalam penanganan peralatan, perlengkapan, dampak yang positif, baik bagi tenaga kesehatan atau
sarung tangan dan benda-benda lain yang penolong persalinan, serta klien bahkan lingkungan
terkontaminasi. Segera setelah pemakaian rendam masyarakat. Karena dengan pengelolaan sampah
alat-alat dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. medik yang dilakukan oleh responden secara benar
Tindakan ini akan dengan cepat membunuh virus sesuai SOP, maka responden telah mampu
Hepatitis B dan virus HIV/ AIDS. Pastikan bahwa meminimalkan penyebaran infeksi dengan cara:
benda-benda yang terkontaminasi, telah terendam 1. Melindungi petugas pembuangan sampah dari
seluruhnya dalam larutan klorin. Kerja larutan klorin perlukaan
akan cepat mengalami penurunan sehingga harus 2. Melindungi penyebaran infeksi terhadap para
diganti paling sedikit setiap 24 jam, atau lebih cepat petugas kesehatan.
jika terlihat telah kotor atau keruh. Pencucian dan 3. Mencegah penularan infeksi pada masyarakat
pembilasan adalah cara yang paling efektif untuk sekitarnya
menghilangkan sebagian besar mikroorganisme ada 4. Membuang bahan-bahan berbahaya seperti bahan
peralatan/perlengkapan yang kotor atau yang sudah toksik dan radioaktif.
digunakan. Baik sterilisasi atau Desinfeksi Tingkat
Tinggi (DTT) menjadi kurang tanpa proses pencucian
sebelumnya.

35
KESIMPULAN Semua kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan dalam memberikan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah asuhan pertolongan persalinan kepada pasien
disajikan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan menyangkut pelaksanaan tindakan pencegahan
sebagai berikut : infeksi yang pada akhirnya dapat mengurangi angka
1. Tindakan dalam hal prosedur cuci tangan oleh kesakitan dan kematian ibu dan anak.
responden menunjukkan bahwa sebagian besar
dengan kategori tindakan kompeten yaitu 18 2. Peneliti Selanjutnya
orang (52,9%). Diharap kan melakukan penelitian lanjutan
2. Tindakan dalam hal pemakaian sarung tangan tentang pencegahan infeksi baik di klinik bersalin,di
oleh responden menunjukkan bahwa sebagian wilayah kerja puskesmas bahkan di rumah sakit.
besar dengan kategori tindakan kompeten yaitu Dengan menggunakan variabel-variabel yang
25 orang (73,5%). berbeda untuk mewujudkan asuhan persalinan yang
3. Tindakan dalam hal pengelolaan cairan aman, bersih dan bebas dari Infeksi untuk
antiseptik oleh responden menunjukkan bahwa mewujudkan dengan misi Indonesia sehat sejahtera.
sebagian besar dengan kategori tindakan tidak
kompeten yaitu 32 orang (94,1%). DAFTAR PUSTAKA
4. Tindakan dalam hal pemrosesan alat bekas
pakai oleh responden menunjukkan bahwa Arikunto Suharsimi, 2006, Metode Penelitian Suatu
sebagian besar dengan kategori tindakan tidak Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta.
kompeten yaitu 21 orang (61,8%). Barata, 2007, Selamatkan Ibu dan anak Indonesia
5. Tindakan dalam hal pengelolaan sampah medik www.bkkbn online.com, Juni 2007
oleh responden menunjukkan, bahwa sebagian Bryar, R,2008, Teori Praktek Kebidanan, Buku
besar dengan kategori tindakan tidak kompeten Kedokteran EGC, Jakarta
yaitu sebanyak 24 orang (70,6%). Bungin Burhan, 2008, Metodologi Penelitian Kuantitatif,
. Jakarta Putra Grafika.
SARAN Bungin Burhan, 2008, Analisis Data Penelitian Kulitatiff,
Jakarta Putra Grafika.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka Depkes RI, 2004, Panduan Lengkap pencegahan infeksi,
disarankan kepada beberapa pihak sebagai berikut : Diknakes bekerjasama dengan
1. Bidan Praktik Swasta JHPIEGO/MNH, JNPK-KR Jakarta
Dengan masih terdapatnya bidan praktik swasta Dinkes Propsu, 2008, Profil Kesehatan Propinsi
yang memiliki tindakan pencegahan infeksi dengan Sumatera Utara 2007, Dinas
kategori tidak kompeten, dalam melakukan prinsip Kesehatan Propinsi Sumatera Utara,Medan
pencegahan infeksi yang meliputi prosedur cuci Hidayat, A, 2008, Kuliah Konsep Kebidanan Plus Materi
tangan, memakai sarung tangan, mengelola cairan Bidan Delima, Mitra
antiseptik, pemrosesan alat bekas pakai serta Cendikia Yogyakarta
pengelolaan sampah medik. Bidan praktik swasta Jhonson Ruth et al 2005, Buku Ajar Praktik Kebidanan,
diharapkan: Edisi I, EGC, Jakarta.
1. Dapat meningkatkan ilmu dalam pencegahan Manuaba IBG, 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit
infeksi melalui pelatihan sesuai dengan Kandungan & Keluarga Berencana Untuk
standar operasional prosedur yang telah Pendidikan Bidan, buku Kedokteran, EGC,
ditetapkan. Jakarta.
2. Bidan praktek swasta diharapkan mengikuti 2001, Kapita Selekta Penatalaksanaan
pendidikan secara berkala, mengenai Turin Obstetri Ginekologi Dan KB, BUKU
pencegahan infeksi. KEDOKTERAN EGC, Jakarta.
3. Perlu dilakukan tim pengawasan untuk Muchtar, Rustam, 1999, Obstetri Fisiologi Obstetri
melakukan evaluasi serta laporan rutin Patologi, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
untuk setiap tindakan pelayanan khususnya Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi
untuk penilaian pencegahan infeksi penelitian Ilmu Keperawatan,
sesuai dengan standar operasional prosedur Salemba Medika, Jakarta
yang telah ditetapkan. Notoatmodjo Soekijo, 2002, Metodelogi Penelitian
4. Adanya pemberian reward bagi bidan Kesehatan, Rineke Cipta, Jakarta
praktik swasta teladan serta punishment , 2003, Pendidikan dan Perilaku
untuk setiap tindakan yang kurang baik Kesehatan, Jakarta
dalam memberikan pelayanan. Prasetyo, B, et.al, 2005, Metode Penelitian Kuantitatif,
5. Menyediakan buku-buku tentang Teori dan Aplikasi, Divisi buku Perguruan
pencegahan infeksi sebagai buku panduan Tinggi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
cara melakukan asepsis yang benar. Pustaka B, 1999, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta

36
Prawiroharjdjo Sarwono, 2002, Panduan Praktis Soepardan Suryani, 2008, Konsep Kebidanan, Edisi I,
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal EGC, Jakarta
Yayasan Bina Pustaka, Jakarta. Sofyan Mustika, 2006, Bidan Menyongsong Masa
,2003, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Depan, Jakarta
Pustaka, Jakarta. Zoelkifly, 2007, Jumlah Angka Kematian Ibu di ASEAN
Saifuddin Abdul Bari, 2004, Panduan Pencegahan www.klinis.wordpress.com.
Infeksi untuk Pelayanan Kesehatan, Cetakan
II, Jakarta

37

Anda mungkin juga menyukai