Anda di halaman 1dari 2

A.

    Sejarah Perkembangan Studi Islam di Dunia Timur


Perkembangan agama Islam tdak lepas dari perembangan ilmu pengetahuan dunia/ umum. Tepatnya
pada  akhir periode madinah sampai dengan 4 H, fase pertama pendidikan islam masih di masjid-
masjid  dan rumah-rumah, dengan ciri hafalan. Namun sudah diperkenalkan logika matematika, ilmu
alam, kedokteran, kimia, musik, sejarah dan geografi. Selama abad ke-5 H, selama periode Khalifah
Abbasyiah, sekolah-sekolah didirikan di kota-kota dan mulai menempati gedung-gedung besar, bukan
lagi masjid, dan mulai yang bersifat intelektual, ilmu alam dan ilmu sosial.
Berdirinya sistem madrasah adalah di abad 5 H/akhir abad 11 M,justru menjadi titik balik kejayaan.
Sebab madrasah dibiayai dan diprakarsai negara. Kemudian madrasah menjadi alat penguasa untuk
mempertahankan doktrin-doktrin terutama oleh Kerajaan Fatimah di Kairo. Sebelumnya di sekolah ini
diajarkan kimia,kedokteran, filsafat, diganti hanya mempelajari tafsir, kalam fiqih dan bahasa.
Matematika hilang dari kurikulum Al-Azhar tahun 1748 M. Memang pada masa kekhalifahan
Abbasyiah Al-Ma’mun (198-218 H/813-833 M), sebelum hancurnya aliran Mu’tazilah, ilmu-ilmu
umum yang bertitik tolak dari nalar dan kajian-kajian empiris dipelajari di madrasah.
Pengaruh Al-Ghazali (1085-1111 M) disebut sebagai awal pemisahan ilmu agama dengan ilmu
umum. Ada beberapa kota yang menjadi pusat kajian islam di zamannya, yaitu
Nisyapur, Baghdad,Kairo, Damaskus dan Jerussalem. Ada empat perguruan tinggi tertua di dunia
muslim, yaitu (1) Nizhamiyah di Baghdad (2) Al-Azhar di Kairo Mesir (3) Cordova (bagian barat) dan
(4) Kairwan Amir Nizam Al-Muluk di Maroko. Sejarah singkat masing-masing pusat studi islam di
gambarkan sebagai berikut:
a.         Nizhamiyah di Baghdad
Perguruan tinggi Nizhamiyah di Baghdad ini berdiri pada tahun 445 H/1063 M.[1] Perguruan
tinggi ini dilengkapi dengan perpustakaan yang terpandang kaya raya di baghdad, yakni Bait Al-
Hikmah yang dibangun oleh Khalifah Al-Makmun (813-833 M), salah seorang ulama besar yang
pernah  mengajar di sana, adalah ahli pikir islam terbesar, Abu Hamid Al-Ghazali (1058-1111 M),
yang kemudian terkenal dengan sebutan Imam Ghazali.[2]
Di lembaga ini ada empat unsur pokok, yakni (1) seorang mudarris (guru besar) yang bertanggung
jawab terhadap pengajaran di lembaga pendidikan, muqri’ (ahli Al-Qur’an) yang mengajar Al-Qur’an
di masjid, muhaddis (ahli hadis) yang mengajar hadis lembaga pendidikan, dan seorang pustakawan
(Bait Al-Maktub) yang bertanggung jawab terhadap perpustakaan, mengajar bahasa dan hal-hal yang
terkait.
Perguruan tinggi tertua di Baghdad ini hanya sempat hidup hampir dua
abad. Yang akhirnya hancur akibat penyerbuan bangsaMongol di bawah pimpinan Hulaghu Khan pada
tahun 1258 M.
b.        Al-Azhar di Kairo Mesir
Panglima besar Juhari Al-Siqili pada tahun 362 H/972 M membangun Perguruan Tinggi Al-Azhar
dengan kurikulum berdasarkan ajaran sekte Syiah. Pada masa pemerintahan Khalifah Al-Hakim
Biamrillah (966-1020), khalifah keenam dari Daulat Fathimiyah, ia pun membangun perpustakaan
terbesar di Al-Qahirah untuk mendampingi Perguruan Tinggi Al-Azhar, yang diberi nama Bait Al-
Hikmah (Balai ilmu pengetahuan), seperti nama perpustakaan terbesar di Baghdad.
Pada tahun 567 H/1171 M Daulat Fathimiyah di tumbangkan oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi
yang mendirikan Daulat Ayyubiyah (1171-1269 M) dan menyatakan tunduk kembali kepada Daulat
Abbasyiah di Baghdad. Kurikulum pada perguruan tinggiAl-Azhar lantas mengalami perombakan
total, dari aliran Syi’ah kepada aliran Sunni. Ternyata perguruan tinggi al-Azhar ini mampu hidup terus
sampai sekarang, yakni sejak abad ke-10 M sampai abad ke-20 M dan  tampaknya akan tetap selama
hidupnya.[3]
Universitas al-Azhar dapat dibedakan menjadi dua periode :pertama, periode sebelum tahun 1961
dan kedua, periode setelah 1961, dimana fakultas-fakultasnya sama seperti yang ada di IAIN sekarang,
dan periode setelah tahun 1961, dimana fakultas-fakultas dan ilmu-ilmu yang dikaji telah meliputi
seluruh cabang ilmu pengetahuan umum dan agama. Kalau peride pertama kita sebut periode Qadim
(lama), dan kedua sebagai periode Jadid (baru), maka yang dicontoh IAIN selama ini ialah Al-Azhar
periode Qadim.
c.         Perguruan Tinggi Cordova
Adapun sejarah singkat Cordova dapat digambarkan demikian, bahwa di tangan Daulat Ummayah,
semenanjung Liberia yang berabad-abad sebelumnya terpandang daerah minus, berubah bagaikan
disulap menjadi daerah yang makmur dan kaya raya akan pembangunan bendungan-bendungan
irigasi  di sana sini menuruti contoh lembah Nil dan lembah Ephrate. Bahkan pada masa
berikutnya, Cordova menjadi pusat ilmu dan kebudayaan yang gilang gemilang sepanjang zaman
tengah. The Historians’ History of the World menulis tentang peri keadaan pada masa pemerintahan
Amir Abdurrahman I (756-788 M) itu, sebagai berikut, demikian tulis buku sejarah terbesar tersebut
tentang perikeadaan Andalusia waktu itu, yang merupakan pusat intelektual di eropa dan dikagumi
kemakmurannya. Sejarah mencatat, sebagai contoh, bahwa Aelhoud dari Bath (Inggris) belajar ke
Cordova pada tahun 1120 M, dan pelajaran yang dituntunnya adalah geometri, algebra (aljabar),
matematik. Gerard dari Cremona belajar di Toledo seperti halnya Aelhoud ke Cordova. Begitu pula
tokoh-tokoh lainnya.
d.        Kairawan Nizam al-Muluk di Maroko
Perguruan tinggi Kairwan ini berada di kota Fez (Afrika Barat). Perguruan tinggi ini bermula
dibangun pada tahun 859 M oleh puteri seorang saudagar hartawan di kota Fez, yang berasal dari
Kairawan (Tunisia). Pada tahun 305 H/918 M perguruan tinggi ini diserahkan kepada pemerintah dan
sejak saat itu menjadi perguruan tinggi resmi, yang perluasan dan perkembangannya berada di bawah
pengawasan dan pembiayaan negara.
Seperti halnya perguruan tinggi Al-Azhar, perguruan tinggi Kairawan masih tetap hidup sampai
sekarang. Di antara sekian banyak alumninya adalah pejuang nasionalis muslim terkenal, diantaranya
adalah Allal Al-Fasi, dan Mahdi Ben Barka, yang berhasil mencapai kemerdekaan Maroko dari
penjajahan Perancis sehabis perang Dunia kedua, lalu pejabat PM Maroko di bawah Sultan
Muhammad V. Sedangkan ilmuan termasyhur yang pernah menjadi maha gurunya antara lain Ibnu
Thufail (1106-1185 M) dan Ibnu Rusyd (1126-1198 M), pada masa Daulat Almuwahhidin dari Eropa,
maka nama Avenbacer (Abu bakar Ibnu Thufail) dan Averroes (Ibnu Rusyd) dan Avempas (Ibnu
Bajah) dan Alhazem (Imnu Hazmi) dan lainnya, amat populer dan harum di Eropa.
Sebagai catatan, perguruan tinggi Al-Azhar (972 M) di Mesir, dan perguruan tinggi Kairwan (859
M) di Maroko, adalah lebih tua dibandingkan dengan perguruan tinggi Oxford (1163 M) dan
perguruan tinggi Cambridge (1209 M) di Inggris, dan perguruan tinggi Sorbonne (1253  M) di
Perancis, perguruan tinggi Tubingen (1477 M) di Jerman, dan perguruan tinggi Edinburg (1582 M) di
Skotlandia.
Penyebab utama kemunduruan dunia muslim, khususnya di bidang ilmu pengetahuan adalah
terpecahnya kekuatan politik yang digoyang oleh tentara bayaran Turki. Kemudian dalam kondisi
demikian datang musuh dengan membawa bendera perang salib.Akhirnya, Baghdad sebagai pusat ilmu
pengetahuan ketika itu dihancurkan Hulaghu Khan tahun 1258 M. Pusat-pusat studi termasuk yang
dihancurkan Hulaghu Khan.
Dapat di simpulkan dari berbagai perguruan tinggi yang telah muncul di dunia timur tersebut itu
membuktikan bahwasannya dunia islam pernah menguasai dunia ilmu pengetahuan khususnya di dunia
timur.dan ini juga membuktikan bahwa ajaran agama islam merupakan ajaran yang sempurna baik dari
segi ilmu ketuhanan maupun ilmu yang berkaitan dengan dunia.

Anda mungkin juga menyukai