ASAM AMINO
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biokimia
Dosen pengampu :
Silvia Rahmi Ekasari, S.T, M.T.
Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Ika Riyantina (12208183066)
2. Auliya’ Shabir Muhammad Dinnaykhan (12208183076)
3. Muhammad zainal Fanani (12208183139)
4. Anisa Putri Novi Maulinda (12208183142)
5. Bilqis Fatimatus Salsabila (12208183182)
A. Pendahuluan
Asam nukleat telah menjadi bahan penelitian para ahli biokimia sejak senyawa ini
diisolasi dari inti sel untuk pertama kalinya. Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA
(deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribonukleat dan RNA (ribonucleic acid) atau
asam ribonukleat.
DNA ditemukan pertama kali pada tahun 1869 oleh seorang dokter muda
Friedrich Miescher yang percaya bahwa rahasia kehidupan dapat diungkapkan melalui
penelitia kimia pada sel-sel. Ia memilih sel yang terdapat pada nanah untuk dipelajari
dan ia mendapatkan sel-sel tersebut dari bekas pembalut luka yang diperolehnya dari
ruang bedah. Sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan dengan cara ini
diperolehnya inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein. Kemudian dengan
manambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dengan cara
ekstraksi terhadap inti sel ini ia memperoleh suatu zat yang larut dalam basa tetapi tidak
larut dalam asam. Pada waktu itu ia belum dapat menentukan rumus kimia zar tersebut,
sehingga ia manamakan nucleic. Sebenarnya apa yang ia peroleh dari ekstrak inti sel
tersebut adalah campuran senyawa-senyawa yang mengandung 30% DNA.
Sejak tahun 1940 studi tentang genetika telah berkembang pesat dan orang telah
mengetahui bahwa kromosom dalam sel adalah pembawa sifat-sifat keturunan pada
seseorang. Pada tahun 1951 seorang ahli genetika Amerika, James Watson, bekerja
sama dengan dua orang sarjana fisika dari Inggris Francis Crick dan Maurice Wilkins
yang telah melakukakn penelitian terhadap kromosom ini. Atas ketekunan mereka,
telah dapat dijelaskan bentuk molekul DNA dengan sebuah model, dan untuk itu pada
tahun 1962 mereka memperoleh hadiah Nobel. Asam nukleat terdapat dalam semua sel
dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam biosintesis protein. Baik DNA
maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikat oleh protein yang mempunyai
sifat basa, misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara
asam nukleat dengan protein ini disebut nukleoprotein. Molekul asam nukleat
merupakan suatu polimer seperti protein, tetpai yang menjadi monomer bukan asam
amino, melainkan nukleotida.
B. Nukleotida dan Nukleosida
Molekul nukleotidak terdiri atas nukleosida yang mengikat asam fosfat. Molekul
nukleosida terdiri atas pentosa (deoksiribosa atau ribosa) yang mengikat suatu basa
(derivat putin atau pirimidin). Jadi apabila suatu nukleoprotein dihidrolisis smepuran
akan dihasilkan protein, asam fosfat, pentosa dan basa purin atau pirimdin. Rumus
berikut ini akan memperjelas hasil hidrolisis suatu nikleoprotein.
Pentosa yang berasal dari DNA ialah deoksiribosa dan yang berasal dari RNA
ialah ribosa. Adapun basa purin dan basa pirimidin yang berasal dari DNA ialah adenin,
sitosin, dan timin. Dari RNA akan diperoleh adenin, guanin, sitosin, dan urasil.
Urasil terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk keto atau laktam dan bentuk enol
atau laktim.
Pada pH cairan tubuh, terutama urasil terdapat dalam bentuk keto. Nukleosida
terbentuk dari basa purin atau pirimidin dengan ribosa atau deoksiribosa. Basa purin
atau pirimidin terikat pada pentosa ileh ikatan glikosidik, yaitu pada atom karbon
nomor 1.
Guanosin adalah suatu nukleosida yang terbentuk dari guanin dengan ribosa.
Gambar guanosin
Pada pengikatan glikosidin ini sebuah molekul air yang dihasilkan terjadi dati
atom hidrogen pada atom N-9 dari basa purin dengan gugus OH pada atom C-1 dari
pentosa. Untuk basa pirimidin, gugus OH pada atomC-1 berikatan dengan atom H pada
atom N-1.
Pada mumnya nukleosida diberi nama sesuai dengan nama basa purin atau basa
pirimidin yang membentuknya. Beberapa nukleosida berikut inilah yang membentuk
dari basa purin atau dari basa pirimidin dengan ribosa sebagai berikut.
Apabila pentosa yang diikat adalah deoksiribosa, maka nama nukleosida diberi
tambahan deoksi di depannya. Sebagai contoh deoksidenosin deoksisitidin, dan
sebagainya. Di samping lima jenis nukleat, ada pula beberapa basa puron dan basa
pirimidin lain yang membentuk nukleosida. Hipoksantin dengan ribosa akan
membentuk hipoksantin nukleosida atau inosin. DNA pada bakteri ternyata
mengandung hidroksimetilsitosin. Demikian pula tRNA (transfer RNA) mengandung
derifat metil basa purin atau basa pirimidin, misalnya 6-N-dimetiladenin atau 2-N-
dimetilguanin.
Dalam alam dikleosida terutama terdapat dalam bentuk ester fosfat yang disebut
nukleotida. Nukleotida terdapat sebagai molekul bebas atau berikatan dengan sesama
nukleotida membentuk asam nukleat. Dalam molekul nukleotida gugus fosfat terikat
oleh pentosa pada atom C-5.
Beberapa nuleotida lain ialah sebagai berikut.
Hipoksantin nuleotida
Inosinmonofosfat (IMP)
(asam inosinat)
Atau
Urasil nukleotida
Uridinmonofosfat (UMP)
(asam urudilat)
Sitidin nukleotida
Sitidinmonofosfat (SMP)
(asam sitidlat)
Gambar guanosinmonofosfat
Dalam pembahasan selanjutnya, nama nuklotida ditulis dalam bentuk singkatan
saja seperti tertera di dalam kurung. Pentosa yang terdapat daam molekul nukleotida
pada contoh di atas ialah ribosa. Apabila pentosanya deoksiribosa, maka ditambah
deoksi di muka nama nukleotida tersebut, mislanya deoksiadenosin-monofosfat atau
disingkat dAMP.
Ada beberapa nukleotida yang mempunyai gugus fosfat lebih dari satu, misalnya
adenosintrifosfat dan uridintrifosfat. Kedua nukleotida ini mempunyai peranan penting
dalam reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.
Gambar ATP Gambar UTP
Pada rumus molekul ATP dan UTP, ikatan antar gugus-gugus fosfat diberi tanda
yang khas. Pada proses hidrolisis ATP akan melepaskan gugus fosfat dan terbentuk
adenosindifosfat (ADP). Pada gidrolisis ini ternyata dibebaskan energi yang cukup
besar yaitu 7000 kal/mol ATP. Oleh karena itu ikatan antara gugus fosfat dinamakan
“ikatan berenergi tinggi” dan diberi tanda ~. Dalam tubuh, ATP dan UTP berfungsi
sebagai penyimpan energi yang diperoleh dari proses oksidasi senyawa-senyawa dalam
makanan kita untuk kemudian dibebaskan apabila energi tersebut diperlukan.
C. Asam Nukleat
Asam nukleat adalah suatu polimer yang terdiri atas banyak molekul nukleotida.
Asam nukleat ada dua macam, yaitu DNA dan RNA. Asam-asam nukleat terdapat
pada jaringan-jaringan tubuh sebagai nukleiprotein, yaitu gabungan antara asam
nukleat dengan protein. Untuk memperoleh asam nukleat dari jaringan-jaringan
tersebut, dapat diuraikan atau dipecah menjadi protein-protein dan asam nukleat
dengan menambahkan asam-asam lemah atau alkali secara hati-hati, atau dengan
menambah NaCI hingga larutan menjadi jenuh. Setelah terpisah dari protein yang
mengikatnya, asam nukleat dapat diendapkan dengan penambahan alkohol perlahan-
lahan. Disampin itu penambahan NaCI hingga jenuh akan mengendapkan protein.
Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein adalah menggunakan enzim
pemecah protein, misalnya tripsin. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan deengan asam
triklorasetat, dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein dalam
campuran dengan asam nukleat ini dapat pula menyebabkan terjadinya denaturasi
asam nukleat itu sendiri. Oleh karena asam nukleat itu mengandung pentose, maka bila
dipanasi dengan asam sulfat akan terbentuk furfural. Furfural ini akan memberikan
warna merah dengan aniline asetat atau warna kuning dengan p-bromfenilhidrazina.
Apabila dipanasi dengan difenilamina dalam suasana asam, DNA akan memberikan
warna biru. Pada dasarnya reaksi-reaksi warna untuk ribosa dan deoksiribosa dapat
digunakan untuk keperluan identifikasi asam nukleat.
Struktur dari molekul DNA
Heliks Ganda
Ikatan hydrogen (H-N dan O-H) yang terbentuk antara basa basa tersebut dapat
terlihat dengan jelas pada rumus struktur berikut ini:
Struktur Asam Ribonukleat
Asam ribonukleat adalah suatu polimer yang terdiri atas molekul-molekul
ribonukleotida. Rumus struktur berikut ini menunjukkan sebagian dari molekul RNA.