Disusun Oleh :
KELOMPOK VII
Kecemasan merupakan suatu respon dari anak yang tidak menyenangkan yang
terjadi pada setiap individu/anak yang mengalami sakit, khususnya pada anak usia 3-
4 tahun yang mengalami hospitalisasi. Hal ini disebabkan karena anak menangalami
separationanxiety atau masalah kecemasan yang disebabkan oleh perpisahan seperti
perpisahan pada lingkungan yang dirasa aman dan nyaman, perubahan fisik/status
kesehatan yang memungkinkan mereka untuk sering berhadapan dengan orang lain
yang dapat menimbulkan kecemasan dan memperparah keadaan anak selama
mengalami perawatan di rumah sakit (Sutrisno, 2017).
Untuk mengatasi kecemasan anak tersebut, anak dapat diikutkan dalam terapi
bermain. Sebuah literatur review yang dilakukan oleh (Koukourikos et al., 2015),
menyimpulkan bahwa bermain dapat mengurangi emosi negatif pada anak yang
sedang dirawat di rumah sakit. Sementara itu, penelitian selanjutnya yang dilakukan
di Tamil Naidu mendukung literatur review tersebut dengan membuktikan bahwa
bermain memiliki pengaruh yang signifikan untuk mengurangi kecemasan anak
(Davidson et al., 2017). Bermain juga dapat dilakukan sebagai persiapan perawatan.
Sebelum masuk di ruang perawatan, anak diajak bermain di ruang admisi. Kegiatan
ini terbukti efektif menurunkan kecemasan pada anak di Hamadan, Iran (Sadeghian et
al., 2019).
Kegiatan bermain memiliki berbagai variasi. Salah satu kegiatan bermain yang
sesuai dengan perkembangan anak usia pra sekolah adalah kegiatan melipat kertas
atau yang biasa disebut sebagai origami. Sebuah literatur review menyebutkan bahwa
origami telah menjadi kegiatan keterampilan bagi 97% anak pra sekolah di Jepang
dan praktik ini telah dilakukan lebih dari 140 tahun (Nishida, 2019). Origami menjadi
pilihan kegiatan bagi anak pra sekolah karena pada usia ini, anak berada pada tahap
perkembangan bermain sosial dan fantasi. Kegiatan origami dapat memenuhi tugas
perkembangan fantasi pada anak (Jones, 2018). Selanjutnya, fantasi anak dapat
mendukung kreativitas anak. Penelitian (Setiawati, 2019) pada siswa PAUD di
Cimahi Tengah membuktikan bahwa origami mampu meningkatkan kemampuan
berkreasi anak. Selain itu, origami juga mampu meningkatkan kemampuan motorik
halus anak usia pra sekolah.
Oleh karenanya, terapi bermain seni melipat kertas (origami) menjadi pilihan
kegiatan bermain pada kelompok kami untuk mengurangi kecemasan anak usia 3-6
tahun yang saat ini sedang dirawat di ruang baji minas RSUD Labuang Baji
Makassar.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengurangi kecemasan pada anak selama hospitalisasi
2. Tujuan Khusus
a. Memfasilitasi anak untuk meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan
anak
b. Menciptakan atau meningkatkan hubungan yang sehat
c. Meningkatkan kreatifitas bermain
d. Meningkatkan perilaku yang baik
e. Mampu mengurangi kejenuhan selama dirawat di RS
f. Mampu beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat
di rumah sakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
b. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena
penyakit dan dirawat
c. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
d. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat
penyembuhan.
e. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.
B. Prinsip Bermain
1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3. Kelompok umur sama
4. Melibatkan keluarga/orangtua
C. Waktu
Kegiatan bermain akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 Juli 2021
D. Tempat
Ruang Baji Minasa RSUD Labuang Baji Makassar
E. Metode
Per-individu
G. Media Dan Alat
1. Puzzle dan mewarnai
H. Peserta Bermain
1. Mahasiswa
2. Pasien anak
3. Orang tua
I. Pengorganisasian
1. Leader
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi bermain, yaitu membuka
\dan menutup kegiatan ini.
2. Co Leader
Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan dan cara
bermain dalam terapi bermain.
3. Fasilitator
Mempersiapkan alat dan tempat permainan serta mendampingi setiap
peserta dalam terapi bermain.
4. Observer
Memfasilitasi pelaksanaan terapi bermain; mengobservasi, mengamati,
dan mencatat jalannya terapi bermain.
J. Kegiatan Permainan
No Waktu Tahap Penyaji Audiens
2. Memperkenalkan diri
3.Memperkenalkan anak
satu persatu
5. Mempersilahkan leader
7. fasilitator membagikan
permainan
9. observer mengobservasi
anak.
K. Setting Tempat
Terapi bermain ini di lakukan Ruang Parawatan Anak dengan setting tempat
sebagai berikut:
Keterangan :
Pasien :
Mahasiswa :
L. Evaluasi
a. Struktur
Evaluasi Dari Persiapan ,Tempat, Kontrak Waktu Sudah Dilakukan
1. Dimulai dari leader, co leader, observer, dan fasilitator
2. Terapi bermain dilakukan di RSUD
3. Berikan waktu 20 menit untuk menyusun uno dan puzzel
b. Evaluasi Proses
1. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib
dan teratur
2. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
3. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
4. 100 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai
akhir
c. Evaluasi Hasil
1. 100 % anak merasa aman dan nyaman
2. 100 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
3. 63,3 % anak dapat menyatakan perasaan senang
Daftar Pustaka
Bastaman, & Tun, K. (2010). Leksikon Istilah Kesehatan Jiwa & Psikiatrik Edisi 2.
EGC.
Davidson, B., Satchi, N., & Venkatesan, D. (2017). Effectiveness of Play Therapy
Upon Anxiety Among Hospitalised Children. International Journal of Advance
Research, Ideas and Innovations in Technology, 3(5), 441–444.
Jones, M. (2018). The Necessity of Play for Children in Health Care. Pediatric
Nursing, 6(44), 303–305.
Kazemi, S., Ghazimoghaddam, K., Besharat, S., & Kashani, L. (2012). Music and
anxiety in hospitalized children. Journal of Clinical and Diagnostic Research,
Vol 6(1), 94–96.
Koukourikos, K., Theza, L., Pantelidou, P., & Tsaloglidou. (2015). The Importance
of Play During Hospitalization of Children. Materia Socio Medica, 27(6), 438.
Sadeghian, E., Seif, M., Aahmadi, N. H., & Khalili, A. (2019). The Effect of
Preparation for Hospitalization on School-Age Children’s Anxiety During
Admission at Hamadan Besat Educational Hospital. Avicenna Journal of
Nursing and Midwifery Care, 27(3), 149–155.
https://doi.org/10.30699/ajnmc.27%0A.3.149%0D
WHO. (2015). Centers For Disease And Control Pevention, Wordwide Prevalence
Of Hospitalisasion.