Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang

diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak

terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung

jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

(Kemdikbud), dahulu bernama Departemen Pendidikan Nasional Republik

Indonesia (Depdiknas). Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur melalui

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pendidikan juga dibagi ke dalam empat jenjang, yaitu anak usia dini, dasar,

menengah, dan tinggi. (Fitri S, 2010)

Kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi manusia.

Dimana kita ketahui bahwa kesehatan merupakan sesuatu yang sangat

berharga. Dibuktikan dengan begitu banyak jumlah pasien yang dirawat di

rumah sakit setiap harinya. Dan masih banyak masyarakat yang memilih

mempertahankan penyakit yang berada dalam tubuhnya dari pada berobat ke

rumah sakit. Hal tersebut dikarenakan berbagai faktor, seperti tidak adanya

kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan yang mahal. Pasal

1 Butir 1 Undang-Undang No 36 tahun 2014 tentang kesehatan adalah

keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Oleh karena itu , setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak


2

memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung

jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk

bagi masyarakat miskin dan yang tidak mampu. (Hamdani Defry Pradita).

Fungsi pemerintah berasarkan pemerintah yang baik (good

governance). Salah satu perwujudan pelayanan kesehatan oleh pemerintah

kepada masyarakat dapat dilihat dari program Jaminan Kesehatan Masyarakat

untuk selanjutnya disingkat (JAMKESMAS). Sesuai Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 125/Menkes/SK/II/2008 program

JAMKESMAS bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan

kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai

derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.

(Hamdani Defry Pradita).

Data yang didapatkan dari Profil Dinas Kesehatan Provinsi

Bengkulu, didapatkan bahwa jumlah penduduk Provinsi Bengkulu Tahun

2017 adalah sebanyak 1.129.937 jiwa. Dari jumlah tersebut penduduk yang

memiliki kartu BPJS adalah sebanyak 799.044 jiwa.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Profil Dinas Kesehatan

Bengkulu Selatan jumlah penduduk kabupaten Bengkulu Selatan pada tahun

2017 berjumlah 150.354 jiwa yang terdiri dari 75.648 laki-laki dan 74.707

perempuan. Jumlah peserta jaminan kesehatan kabupaten Bengkulu Selatan

berjumlah 67.395 jiwa dan 3531 jiwa yang menjadi binaan puskesmas kota

manna.
3

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan pada hari senin

tanggal 29 Januari 2018 di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna Kabupaten

Bengkulu Selatan, dari 10 orang ibu hamil yang diwawancarai terdapat 4

orang ibu hamil yang tidak memiliki kartu BPJS. Menyikapi uraian di atas

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Tingkat

Pendidikan dan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Penggunaan kartu Badan

Penyelenggaraan Jaminan Sosial di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Manna

Bengkulu Selatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas “apakah ada hubungan antara

tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu hamil dengan penggunaan kartu

Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial di wilayah kerja Puskesmas Kota

Manna Bengkulu Selatan?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mempelajari hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu

hamil dengan penggunaan kartu Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial di

wilayah kerja Puskesmas Kota Manna Bengkulu Selatan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pendidikan ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Kota Manna Bengkulu Selatan.


4

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil dengan

penggunaan kartu Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial di wilayah

kerja Puskesmas Kota Manna Bengkulu Selatan.

c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi penggunaan kartu Badan

Penyelenggaraan Jaminan Sosial di wilayah kerja Puskesmas Kota

Manna.

d. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan penerima bantuan

iuran jaminan kesehatan dengan penggunaan kartu Badan

Penyelenggaraan Jaminan Sosial di wilayah kerja Puskesmas Kota

Manna

e. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil dengan

penggunaan kartu Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial di wilayah

kerja Puskesmas Kota Manna

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu.

Untuk meninjau lebih jauh dan memberikan bukti-bukti empiris tentang

hubungan tingkat pendidikan ibu hamil dengan penggunaan kartu Badan

Penyelenggaraan Jaminan Sosial, serta dapat menambah daftar pustaka di

institusi sebagai bahan bacaaan mahasiswa di STIKES Tri Mandiri Sakti

Bengkulu.

2. Bagi Puskesmas Kota Manna.Sebagai salah satu sumber informasi bagi

penentu kebijakan dan pelaksana program baik Dinas Kesehatan maupun

di RSUD Hasanuddin Damrah Manna Bengkulu Selatan dalam menyusun


5

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program mengenai tingkat

pendidikan dan pengetahuan ibu hamil pengguna kartu BPJS. Serta

sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan usaha promotif dan

preventif terhadap penggunaan kartu Badan Penyelenggaraan Jaminan

Sosial.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya.

Dapat menjadi sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan serta sebagai bahan acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya

untuk memperkirakan kejadian tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu

hamil dengan pengguna kartu Badan Penyelengaraan Jaminan Sosial di

Puskesmas Kota Manna Bengkulu Selatan.


6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Badan Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan (BPJS)

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga

yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia

menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor

24 Tahun 2011. Sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional, BPJS merupakan badan hukum nirlaba.

(Permenkes 2012).

1. Kepesertaan Wajib

Setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah

berdiam di Indonesia selama minimal enam bulan wajib menjadi anggota

BPJS. Ini sesuai pasal 14 UU BPJS. Setiap perusahaan wajib

mendaftarkan pekerjanya sebagai anggota BPJS. Sedangkan orang atau

keluarga yang tidak bekerja pada perusahaan wajib mendaftarkan diri dan

anggota keluarganya pada BPJS. Setiap peserta BPJS akan ditarik iuran

yang besarnya ditentukan kemudian. Sedangkan bagi warga miskin, iuran

BPJS ditanggung pemerintah melalui program Bantuan Iuran. Menjadi

peserta BPJS tidak hanya wajib bagi pekerja di sektor formal, namun juga

pekerja informal. Pekerja informal juga wajib menjadi anggota BPJS

Kesehatan. Para pekerja wajib mendaftarkan dirinya dan membayar iuran

sesuai dengan tingkatan manfaat yang diinginkan. Jaminan kesehatan

secara universal diharapkan bisa dimulai secara bertahap pada 2014 dan
11

pada 2019, diharapkan seluruh warga Indonesia sudah memiliki jaminan

kesehatan tersebut. Menteri Kesehatan menyatakan BPJS Kesehatan akan

diupayakan untuk menanggung segala jenis penyakit namun dengan

melakukan upaya efisiensi.

2. Dasar Hukum

 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial.

 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional, Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52.

3. Sejarah Pembentukan

Sejumlah fraksi di DPR dan pemerintah menginginkan agar BPJS

II (BPJS Ketenagakerjaan) bisa beroperasi selambat-lambatnya dilakukan

2016. Sebagian menginginkan 2014. Akhirnya disepakati jalan tengah,

BPJS II berlaku mulai Juli 2015. Rancangan Undang-undang tentang

BPJS pun akhirnya disahkan di DPR pada 28 Oktober 2011. Menteri

Keuangan (saat itu) Agus Martowardojo mengatakan, pengelolaan dana

sosial pada kedua BPJS tetap perlu memerhatikan prinsip kehati-hatian.

Untuk itu, pemerintah mengusulkan dibuat katup pengaman jika terjadi

krisis keuangan maupun kondisi tertentu yang memberatkan kondisi

perekonomian.

4. Besaran Iuran

Iuran jaminan kesehatan adalah sejumlah uang yang di bayarkan

secara teratur oleh peserta,pemberi kerja atau pemerintah untuk program


8

jaminan kesehatan. Besarnya iuran Rp.22.200 per orang per bulan, bagi

peserta yang menghendaki pelayanan di ruang perawatan kelas III, iuran

sebesar Rp.40.000 per orang per bulan ,bagi peserta yang menghendaki

pelayanan di ruang perawatan kelas II, iuran sebesar Rp.50.000 per orang

per bulan ,bagi peserta yang menghendaki pelayanan di ruang perawatan

kelas I. Jika keterlambatan lunas iuran jaminan kesehatan sebagaimana di

maksud, dikenakan denda administrative sebesar 2% per bulan dari total

iuran tertunggak. (Kementerian kesehatan RI.2013)

5. Manfaat

Dalam buku pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional

Tahun 2013, manfaat BPJS terdiri atas 2 jenis, yaitu manfaat medis

berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi akomodasi

dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari

fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang di tetapkan oleh BPJS

kesehatan.

Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional mencakup pelayanan

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative termasuk pelayanan obat

serta bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis. Manfaat

pelayanan promotif dan freventif meliputi pemberian pelayanan,

penyuluhan kesehatan perorangan, imunisasi dasar, keluarga berencana

dan skrining kesehatan.


9

Pelayanan kesehatan yang dimaksud sesuai dengan buku pegangan

sosialisasi JKN dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Tahun 2013

sebagai berikut :

 Jenis Pelayanan : Ada 2 (dua) jenis pelayanan yang akan diperoleh

oleh perserta JKN ,yaitu berupa pelayanan kesehatan (manfaat

medis )serta akomodasi dan ambulans (manfaat non medis).

 Prosedur Pelayanan : Peserta yang akan memerlukan pelayanan

kesehatan pertama-tama harus memperoleh pelayanan kesehatan

pada fasilitas kesehatan tingkat pertama. Bila peserta memerlukan

pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka hal ini harus dilakukan

melalui rujukan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama, kecuali

dalam keadaan kegawatdaruratan medis.

 Komposisi Pelayanan : Bila di suatu daerah belum tersedia fasilitas

kesehatan yang memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan medis

sejumlah peserta. BPJS kesehatan wajib memberikan kompensasi,

yang dapat berupa penggantian uang tunai, pengiriman tenaga

kesehatan atau penyedian fasilitas kesehatan tertentu. Penggantian

uang tunai hanya digunakan untuk biaya pelayanan kesehatan dan

transportasi.

 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan : Penyelenggara pelayanan

kesehatan meliputi semua fasilitas kesehatan yang menjalin kerja

sama dengan BPJS kesehatan baik fasilitas kesehatan milik


10

Pemerintah, Pemerintah Daerah dan swasta yang memenuhi

persyaratan.

B. Pendidikan

Menurut kamus Bahasa Indonesia kata pendidikan berasal dan kata

‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’ maka ini mempunyai arti

proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan

adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan.

Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang

diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak

terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung

jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

(Kemdikbud), dahulu bernama Departemen Pendidikan Nasional Republik

Indonesia (Depdiknas).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam dua jalur utama, yaitu jenjang

pendidikan formal dan nonformal. Jejang pendidikan adalah tahapan

pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik,

tujuan yang akan di capai, dan kemampuan yang di kembangkan Jenjang

pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan

tinggi.
11

1. Pendidikan Dasar

Jenjang pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang

melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar merupakan

jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) yaitu Sekolah Dasar (SD)

atau bentuk lain yang sederajat selama 6 tahun dan Sekolah Menengah

Pertama (SMP)atau bentuk lain yang sederajat selama 3 tahun. Pendidikan

dasar merupakan Program Wajib Belajar.

2. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan

pendidikan dasar, yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) selama 3 tahun

waktu tempuh pendidikan

3. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,

doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

C. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan suatu hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia. Sebagian besar diperoleh melalui indera

mata dan indera telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang, namun demikian dalam kenyataannya

seseorang dapat saja bertindak tanpa mengetahui dulu maksudnya.

Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk


12

terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian

Roger mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadipsi perilaku baru

(berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan,

yakni :

 Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengerti terlebih dahulu terhadap objek (stimulus)

 Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini

sikap subjek mulai timbul

 Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik tidaknya stimulus

atau objek tersebut. Hal ini berarti sikap objek sudak semakin baik

lagi.

 Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu apa yang

dikehendaki stimulus.

 Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Roger menyimpulkan

bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut

diatas.

1. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2012 tingkat pengetahuan di dalam kognitif ada 6

(enam) tingkatan yaitu :


13

 Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Pada tingkat ini recall (mengingat kembali) terhadap

sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari/rangsangan

yang diterima, oleh sebab itu tingkat ini adalah yang paling rendah.

 Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagi suatu kemampuan untuk menjelaskan

materi tersebut secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar, yang dilakukan

dengan menjelaskan, menyebutkan contoh dan lain-lain.

 Aplikasi (application)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang

dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya dan nyata.

 Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi ke

dalam kemampuan atau bagian yang sudah dimengerti. Kemampuan

ini dapat dilihat dari pengunaan kata kerja seperti dapat

mengambarkan (membuat bagan), membedakan, mengelompokkan

dan lain sebagainya.

 Sintesis

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk formulen yang ada misalnya

menyusun dan menyelesaikan suatu teori.


14

 Evaluasi

Berkaitan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu

materi atau objek.

2. Macam – macam Pengetahuan Menurut Pola

Pengetahuan dapat dibedakan dalam 4 rumpun yakni :

 Tahu Bahwa

“Pengetahuan bahwa” adalah pengetahuan tentang informasi tertentu;

tahu bahwa sesuatu terjadi, tahu bahwa ini atau itu memang demikian

adanya, tahu bahwa apa yang dikatakan benar. Jenis pengetahuan ini

disebut pengetahuan teoritis, pengetahuan ilmiah, walaupun masih

pada tingkat yang tidak begitu mendalam. Seseorang yang memiliki

pengetahuan jenis ini berarti ia memang mempunyai data atau

informasi akurat melebihi orang lain.

 Tahu Bagaimana

Pengetahuan jenis ini menyangkut bagaimana melakukan sesuatu. Ini

yang dikenal sebagai know how. Pengetahuan ini berkaitan dengan

keterampilan atau lebih tepat keahlian dan kemahiran teknis dalam

melakukan sesuatu. Seseorang yang memiliki pengetahuan jenis ini

berarti ia tahu bagaimana melakukan sesuatu. Dengan kata lain,

pengetahuan jenis ini berkaitan dengan praktek, maka disebut juga

pengetahuan praktis dengan landasan atau asumsi teoritis tertentu.


15

 Tahu Akan/Mengenai

Yang dimaksud dengan pengetahuan jenis ini adalah sesuatu yang

sangat spesifik meyangkut pengetahuan akan sesuatu atau seseorang

melalui pengalaman atau pengenalan pribadi. Unsur yang paling

penting dalam pengetahuan jenis ini adalah pengenalan dan

pengalaman pribadi secara langsung dengan objeknya, sehingga sering

disebut juga sebagai pegetahuan berdasarkan pengenalan. Pengetahuan

model ini mempunyai tiga ciri. Pertama, karena pengetahuan ini

mempunyai tingkat objektivitas yang cukup tinggi. Kedua, subjek

mampu membuat penilaian tertentu atas objeknya karena pengenalan

dan pengalaman pribadi yang bersifat langsung dengan objek. Ketiga,

jenis pengetahuan ini bersifat singular, yaitu hanya berkaitan dengan

barang atau objek khusus.

 Tahu Mengapa

Pengetahuan jenis ini berkaitan dengan “pengetahuan bahwa”. Hanya

saja, “tahu mengapa” jauh lebih mendalam dan serius karena berkaitan

dengan penjelasan bahwa sampai pada tingkat mengaitkan dan

menyusun hubungan-hubungan tak kelihatan antara berbagai informasi

yang ada. Pengetahuan ini merupakan pengetahuan paling tinggi dan

mendalam sekaligus juga merupakan pengetahuan ilmiah.

3. Macam – macam Pengetahuan Berdasarkan Lingkup Sarana

Ada dua macam pengetahuan berdasarkan lingkup sarana :

 Pengetahuan Umum
16

Pengetahuan umum masuk ke dalam dunia ide, tertangkap dalam

pikiran, berada dalam alam abstrak, dalam ketentuan berlaku universal.

Pengetahuan ini disebut juga pengetahuan budi yang memiliki sifat

tidak berubah, serta menembus hukum ruang dan waktu. Wujud dari

pengetahuan ini adalah berupa pengertian.

 Pengetahuan Khusus

Pengetahuan khusus masuk ke dalam dunia empiris, tertangkap dalam

pengalaman, berada dalam alam konkrit dan ketentuannya berlaku

partikular. Pengetahuan khusus disebut juga pengetahuan indera yang

memiliki sifat berubah dan hanya terjadi sekali di suatu tempat dan

satu saat. Tak pernah terulang sama. Wujud dari pengetahuan ini

adalah pengalaman.

4. Mengukur Pengetahuan

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh BLOOM dan SKUNER

cara mengukur pengetahuan adalah dengan cara mengungkapkan kata –

kata yang diketahuinya dalam bentuk lisan dan tulisan, bukti atau jawaban

tersebut merupakan reaksi dari suatu rangsangan yang berupa pertanyaan

lisan maupun tulisan (Arikunto, 1998). Untuk dapat berperilaku sehat,

maka seseorang harus terlebih dahulu mengetahui dan memahami tentang

perilaku kesehatan tersebut.

Tingkatan pengetahuan seseorang tidak dapat diukur, namun untuk

mengetahui tingkatan klasifikasi pengetahuan seseorang, dapat dilakukan

pengkriteriaan atas pengetahuan seseorang. Menurut (Nursalam, 2003 :


17

120), untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang

dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu :

 Pengetahuan kurang : 0 – 55 %

 Pengetahuan cukup : 56 - 75 %

 Pengetahuan baik : 76 – 100 %


18

D. Kerangka Konseptual

Variabel Independent Variabel Dependent

Tingkat Pendidikan Ibu Penggunaan Kartu BPJS


Hamil oleh Ibu Hamil

 Rendah  Tidak menggunakan


 Sedang BPJS
 Tinggi  Menggunakan BPJS

Tingkat Pengetahuan Ibu


Hamil

 Kurang ( 0 – 55 %)
 Cukup (56 % - 75 %)
 Baik (76 % - 100 %)

Variabel Confounding

Sosiodemografi
 Usia
 Pekerjaan

Bagan. 2.1. Kerangka Konsep


19

E. Definisi Operasional

Tabel 2.1. Definisi Operasional

N Definisi Operasional Cara Alat Hasil Ukur Skala


o Ukur Ukur Ukur

1. Pendidikan adalah : Kuesioner Kuesi 0=Rendah Ordinal


Jenjang pendidikan formal oner 1=Sedang
yang diselesaikan 2= Tinggi
responden

2. Pengetahuan adalah Kuesioner Kuesi 0 = Kurang (< Ordinal


kemampuan individu atau oner 56 %)
responden untuk 1 = Cukup
mengungkapkan kembali (56–75 %)
hal-hal yang berhubungan 2 = Baik (76–
penggunaan kartu BPJS. 100 %)

3. Jumlah kunjungan pasien Kuesioner Kuesi 0:Tidak Nominal


yang menggunakan BPJS oner Menggunakan
di Puskesmas Kota Manna BPJS
1:menggunakan
BPJS

F. Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan tingkat pendidikan ibu hamil dengan penggunaan


kartu BPJS di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna.

Ha : Ada hubungan tingkat pendidikan ibu hamil dengan penggunaan kartu


BPJS di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna.

Ho : Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan penggunaan


kartu BPJS di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna.

Ha : Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan penggunaan kartu


BPJS di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna.
20

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan direncanakan di wilayah kerja Puskesmas Kota
Manna Bengkulu Selatan, pada bulan Maret - April tahun 2018.

B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan pendekatan cross

sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2012).

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Notoatmodjo,

2012). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu hamil yang

ada di wilayah kerja Puskesmas Kota Manna Bengkulu Selatan pada

tahu 2017 yang berjumlah 415 ibu hamil.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(notoatmojo, 2012). Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan tekhnik accidental sampling, yaitu pengambilan

sampel dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada

atau tersedia (Notoatmodjo, 2012).


21

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data yaitu data primer. Data primer

adalah data yang diperoleh langsung melalui wawancara dengan

responden. Pengisian kuesiner akan diserahkan langsung pada responden

pada saat penelitian. Untuk memungkinkan responden yang tidak bisa

baca dan tulis. Kuesioner akan diisi langsung oleh peneliti dengan

terlebih dahulu memberikan pilihan pertanyaan pada responden.

2. Pengolahan Data

Proses pengolahan data ini melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a. Editing

Dilakukan untuk menilai kembali data yang terkumpul dari kesalahan

pengisian.

b. Coding

Langkah-langkah menterjemahkan data yang telah terkumpul

menggunakan huruf atau angka yang lebih ringkas dan mudah

dimengerti.

c. Entry

Adalah proses pemindahan data yang telah dikumpulkan dari data

skunder ke dalam komputer.


22

d. Cleaning

Yaitu kegiatan mengecek kembali data yang sudah diperoses untuk

mengetahui apakah ada kesalahan atau tidak pada masing-masing

variabel sehingga dapat diperbaiki dan dinilai.

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis ini

hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel

(Notoatmodjo, 2012).

Dengan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2010) sebagai

berikut:

F
P= ×100 %
n

Keterangan :

P = jumlah persentase yang ingin dicapai

F = frekuensi

n = jumlah seluruh sampel

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi yang bertujuan untuk

mengetahui apakah ada hubungan antara variabel independent dan

variabel dependent yang diteliti (Notoatmodjo, 2012).


23

Untuk melihat hubungan antara dua variabel secara bersama yaitu

dengan menggunakan analisa statistic chi-square (X²)

Rumus :

x 2=
∑ (0−E)
E

Keterangan:
X² = Chi-square
∑ = Jumlah
0 = Hasil observasi
E = Nilai ekspresi
24

Anda mungkin juga menyukai