Anda di halaman 1dari 61

NSC 3.

6
2ND EDITION
Photographed by: Irina Nedyalkova

ELDERLY
Authored by: Tim NSC PSIK 2015
1
MENU
Penyakit yang Umum pada Lansia
1 ITEM (Sri Mulyani, S.Kep., Ns., M.Ng.)

Komunikasi Terapeutik pada Lansia


4 ITEM (Sri Mulyani, S.Kep., Ns., M.Ng.)

Sistem Pengkajian Keperawatan pada Lansia


10 ITEM ( Heru Subekti, S.Kep., Ns., MPH.)

Sistem Manajemen Mutu & Perencanaan Program Mutu


16 ITEM ( Heru Subekti, S.Kep., Ns., MPH.)

Teori Proses Penuaan


31 ITEM ( Heru Subekti, S.Kep., Ns., MPH.)

Pelayanan Kesehatan bagi Lansia


34 ITEM ( Heru Subekti, S.Kep., Ns., MPH.)

Jenis Pelayanan & Kebijakan Program Kesehatan Lansia


39 ITEM (Purwanta, S.Kp., M.Kes.)

Pengabaian dan Kekerasan pada Lansia


49 ITEM (Dr. Ibrahim Rahmat, S.Kp., S.Pd., M.Kes.)

Staffing 1: Pengelolaan SDM Keperawatan di RS


52 ITEM (Endri Astuti,S.Kep., M.PH)
Perubahan Sosial dan Spiritual pada Lansia
58 ITEM ( Heru Subekti, S.Kep., Ns., MPH.)
COMMON DISEASES IN ELDERLY biasanya melindungi kesehatannya dengan
(Penyakit- Penyakit yang Umum pada Lansia) menyerang benda asing seperti bakteri dan
virus, justru keliru menyerang sendi. Ini
Sri Mulyani, S.Kep., Ns., MNg. menciptakan peradangan yang menyebabkan
jaringan yang melapisi bagian dalam sendi
Sebagai perawat, kita perlu tahu tentang tanda dan (sinovium) menebal, menghasilkan
gejala penyakit serta respon pasien terhadap penyakit, pembengkakan dan nyeri di sekitar sendi.
sehingga kita bisa melakukan perawatan yang tepat.
Jika peradangan tidak terkendali, hal itu
10 Penyakit yang Umum terjadi pada Lansia secara dapat merusak tulang rawan, jaringan elastis yang
GLOBAL menutupi ujung tulang di sendi, serta tulang itu
(CDC, 2018) sendiri. Seiring waktu, tulang rawan bisa
1. ARTHRITIS menghilang, dan jarak sendi antara tulang bisa
• CDC memperkirakan bahwa arthritis terjadi menjadi lebih kecil. Sendi dapat menjadi longgar,
pada sebanyak 49,7% lansia usia >65 tidak stabil, menyakitkan dan kehilangan
tahun. mobilitasnya. Deformitas sendi juga dapat terjadi,
• Arthritis menyebabkan nyeri dan dan kerusakan sendi tidak dapat kembali normal.
menurunkan kualitas hidup
• Dalam data di Indonesia, arthritis masuk Tanda gejala:
dalam kategori bersama penyakit ✓ Nyeri sendi
osteoporosis, osteoarthritis, dan ✓ Nyeri tekan
rheumatoid arthritis. Padahal ketiganya ✓ Bengkak atau kaku selama enam
berbeda. minggu atau lebih, kekakuan pagi
selama 30 menit atau lebih lama
a. ||Osteoarthritis (OA) adalah kerusakan tulang ✓ Lebih dari satu sendi terkena
rawan/ kartilago sendi akibat proses penuaan ✓ Sendi kecil (pergelangan tangan,
‘r/t wire and tires theory of aging’ yang biasa sendi-sendi tangan dan kaki
disebut aus. Kerusakan kartilago juga tertentu) juga terkena
terkadang berdampak pada timbulnya proses ✓ Sendi yang sama di kedua sisi
peradangan sehingga muncul cytokine dan tubuh
enzim lain yang justru akan memperparah terkena.||https://www.arthritis.org
kerusakan kartilago.

OA menyebabkan rasa sakit, bengkak dan masalah


menggerakkan sendi. Tanda dan gejala:

✓ Limited range of motion (ROM) atau


kekakuan, yang akan mereda setelah
bergerak
✓ Terdengar suara click ataupun crack
saat menautkan sendi
✓ Pembengkakan ringan di sekitar sendi
✓ Nyeri yang memburuk setelah
beraktivitas ataupun di akhir hari.

OA dapat mempengaruhi sendi apa pun,


tetapi paling sering terjadi pada lutut, pinggul,
punggung bawah dan leher, sendi kecil jari-
jari dan pangkal ibu jari dan ibu jari kaki.
• Perlu edukasi kepada lansia yang sering
Faktor risiko OA umumnya termasuk bertambahnya membeli obat warung (pegel linu ataupun
usia, obesitas, cedera sendi sebelumnya, terlalu sering untuk nyeri sendi) yang katanya berisi
menggunakan sendi, otot paha lemah, dan gen. jinten hitam. Padahal sebenarnya
komposisi jinten hitamnya tidak seberapa
b. Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit dan justru berisi kortikosteroid. Sering
autoimun di mana sistem kekebalan tubuh yang ditemui bahwa lansia yang kerap meminum

1
obat warung terlihat moon face akibat 4. RESPIRATORY DISEASES
konsumsi kortikosteroid yang tidak sesuai • COPD (Chronic Obstructive Pulmonary
resep. Disease)/ PPOK menjadi penyakit
pernapasan yang sering terjadi.
2. HEART DISEASE (CVD) • Pada lansia usia >65 th ke atas sekitar
• Merupakan pembunuh utama pada lansia 10% pria dan 13% wanita mengidap asma.
usia > 65 tahun Dan sekitar 10% pria dan 11% wanita
• Pada lanisa usia 65 tahun ke atas, diderita mengidap bronkhitis kronis maupun
sebanyak 37% pada pria dan 26% pada emphysema.
wanita. • Pengobatan yang tepat dapat
• Semakin lanjut usia, faktor risiko ‘heart meningkatkan kualitas hidupnya
disease’ dan stroke akan meningkat
karena pada lansia banyak terjadi 5. ALZHEIMER’S DISEASE
peningkatan tekanan darah serta kolesterol • Asosiasi Alzheimer melaporkan bahwa 1
• ||Tanda gejala: dari 9 orang lansia (>65 th) terkena
✓ nadi dan pernapasan tidak normal alzheimer
meski dalam mode istirahat • Diagnosisnya menantang dan cukup sulit
✓ irama jantung irreguler dilakukan untuk mengetahui secara pasti
✓ mudah lelah hingga intoleransi alzheimer atau tidak
aktivitas • Dampak yang signifikan terhadap
✓ nyeri dada yang menjalar hingga kesehatan lansia di seluruh stadium, mulai
lengan kiri, kaki membengkak.|| dari masalah keselamatan dan perawatan
https://www.webmd.com diri hingga biaya beban perawatan, baik di
• Modifikasi gaya hidup seperti pengaturan rumah atau di fasilitas masyarakat yang
makan, waktu aktivitas; latihan; serta tinggi.
istirahat juga akan membantu mengurangi • Di Indonesia belum ada data tentang
faktor risiko tersebut. Lansia dianjurkan kejadian alzheimer selain karena
latihan ringan-sedang -+ 2 jam per minggu penegakan diagnosis yang rumit, juga
untuk mengurangi faktor risiko penyakit ini karena pandangan masyarakat Indonesia
juga osteoporosis dan arthritis. terhadap pikun yang masih dianggap wajar.

3. KANKER 6. OSTEOPOROSIS
• CDC melaporkan sekitar 28% pria & 21% • ||Osteoporosis merupakan penurunan
wanita usia >65 tahun hidup dengan kanker. massa tulang/ kehilangan jaringan tulang
• || Kanker sering tidak memiliki gejala yang menyebabkan tulang menjadi lemah
spesifik. Tanda gejala yang harus dan rapuh.
diwaspadai: • Osteoporosis terjadi ketika ada
✓ Batuk darah terus menerus ketidakseimbangan antara pembentukan
✓ Perubahan signifikan terhadap tulang baru dan resorpsi tulang lama.
kebiasaan bowel ataupun urinasi Tubuh mungkin gagal membentuk tulang
✓ Terdapat darah pada feses baru, atau terlalu banyak tulang yang
✓ Anemia yang tidak dapat dijelaskan sudah tua dapat diserap kembali, atau
✓ Ada benjolan maupun keluar lendir keduanya. Dua mineral penting untuk
di payudara ataupun pada testis|| pembentukan tulang yang normal adalah
https://www.emedicinehealth.com kalsium dan fosfat. Jika asupan kalsium
• Penderita kanker dapat terobati dengan baik tidak mencukupi atau jika tubuh tidak
apabila terdeteksi sejak dini melalui skrining menyerap cukup kalsium dari diet, produksi
seperti mammogram, colonoscopies, dan skin tulang dan jaringan tulang dapat terganggu
checks. Sehingga ketika ditemukan sejak awal sehingga berisiko osteoporosis.
dapat segera ditangani. • Osteoporosis dapat menyebabkan ruang
• Peningkatan kualitas layanan pada komunitas gerak menurun, nyeri tumpul pada tulang,
sangat penting untuk membantu proses nyeri tajam yang tiba- tiba namun tidak
skrining serta membantu perawatan jangka menyebar ke area tubuh lain.||
panjang pasien kanker. https://www.emedicinehealth.com
• Osteoporosis berpotensi cacat bila
seseorang tersebut terjatuh dan mengalami
2
patah tulang atau terjadi kolaps pada tulang • Mayoritas lansia terjatuh di rumah (kepleset
vertebra. di kamar mandi ataupun kesrimpet karpet).
• National Osteoporosis Foundation • Diagnosa keperawatan ‘risk for falls’ bisa
memperkirakan sebanyak 54 juta orang ditegakkan pada seseorang yang berusia
Amerika yang berusia > 50 th memiliki >60 th, terlebih pada lansia yang sudah
massa tulang yang rendah (osteoporosis) memiliki riwayat jatuh sebelumnya.
dan akan terus meningkat pada tahun 2020
menjadi 64,4 juta orang 10. SUBSTANCE ABUSE
• Osteoporosis lebih banyak terjadi pada • National Epidemiologic Survey on Alcohol
wanita daripada pria, terutama pada wanita and Related Condition melaporkan bahwa
yang sudah menopause karena kadar 1 dari 5 lansia menyalahgunakan zat
hormon estrogen menurun. Hal lain juga ataupun mengkonsumsi alkohol pada
disebabkan oleh saat hamil bila sang ibu waktu tertentu.
kekurangan konsumsi kalsium maka • Alkohol dan tembakau menduduki puncak
penyimpanan kalsium dalam tulang ibu daftar bahan-bahan non-narkoba yang
akan diserap untuk nutrisi janin. disalahgunakan oleh peserta survei.
• Pencegahan dilakukan dengan • Penyalahgunaan zat dan alkohol ini sangat
mengkonsumsi makanan tinggi kalsium dan berpengaruh pada kesehatannya seperti
beraktivitas di bawah terik matahari pagi kemungkinan interaksi obat ataupun
untuk membantu penyerapan kalsium oleh meningkatnya risiko lain seperti jatuh yang
tubuh. berhubungan dengan intoksikasi.

7. DIABETES 5 Penyakit terbanyak pada Lansia di INDONESIA


• Sebanyak 25% orang berusia > 65 th (Riskesdas, 2013)
menderita diabetes 1. Hipertensi.
• ||Tanda gejala: 2. Arthritis (radang sendi)
✓ Kadar gula darah meningkat 3. Stroke.
✓ Meningkatnya rasa lapar 4. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).
✓ Haus yang berlebihan Penyakit ini juga bisa disebabkan oleh penyakit
✓ Sering buang air kecil lainnya seperti TB maupun pneumonia.
✓ Kelelahan 5. Diabetes Mellitus.
✓ Berat badan turun||
https://www.emedicinehealth.com Di DIY, penyakit terbanyak pada lansia meliputi
• Diabetes dapat dideteksi sejak dini dengan 1. Respiratory disease (TB, bronkhitis, asma, flu)
pemeriksaan darah yang simpel untuk 2. Hipertensi)*
mengetahui kadar gula darah 3. Diabetes)*

8. INFLUENZA and PNEUMONIA


• Meskipun flu dan pneumoia bukan penyakit
kronis, tetapi infeksi yang diakibatkan
termasuk ke dalam 8 penyebab kematian
terbesar karena tubuh lansia lebih rentan Note
dan kurang bisa melawan virus. ||...|| : ga ada di ppt/ tidak dijelaskan
• Lansia direkomendasikan mendapat annual * : sering gantian peringkat
flu shot dan vaksin pneumonia
Penurunan fungsi yang dialami oleh lansia perlu
dipahami bahwa mereka mendapatkan banyak
9. FALLS/ JATUH
stressor karenanya. Oleh sebab itu tidak bisa
• Lansia berisiko terjatuh lebih banyak dikatakan bahwa ambang stress lansia menurun..
daripada kelompok usia lainnya. Mereka (lansia) hidup, dibesarkan, serta berjuang
• Risiko jatuh tersebut membutuhkan dalam generasi yang berbeda dengan kita. Oleh
instalasi gawat darurat untuk karena itu kita sebagai generasi muda maupun
menanganinya. Dilaporkan bahwa 1/3 sebagai calon perawat harus memiliki empati dan
lansia yang datang ke IGD dengan alasan tahu bahwa cara merawat mereka juga berbeda.
jatuh, akan mengunjungi IGD lagi dalam (Mulyani, 2018)
kurun waktu 1 tahun dengan alasan yang
17597 | @fatimpuspitaa
sama.
3
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA DO:

(Communication Strategies in Older Adults) a. Identify yourself


b. Address the person using the name he or the name
Sri Mulyani, S.Kep., Ns., MNg.
he or she desires (e.g., Mrs. Smith and Bill)
Communication c. Speak clearly and slowly in a low tone of voice
d. Get to know the person
Is the process of exchanging information (i.e., sending e. Listen empathetically
messages back and forth between individuals or f. Pay attention to body language → yours and theirs
groups of people) g. Use touch appropriately and frequently
Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi. Yang harus dilakukan saat berkomunikasi dengan
Pengiriman pesan dan penerimaan pesan antar lansia:
individu atau antar kelompok.
a. Indentifikasi diri anda
Why it is important? b. Panggil lansia dengan panggilan yang disukainya
(misal: Tuan dan nyonya Smith)
- Each of us who participates in communication is a
c. Berbicaralah dengan jelas dan pelan dengan nada
unique
suara yang rendah
- Individual with our own personal values, beliefs,
d. Pahami lansia yang berkomunikasi dengan anda
perceptions, culture, and understanding of how the
e. Dengarkan lansia dengan penuh empati,
world operates
dengarkan dengan fokus
- Oldest adults of today formed their opinions,
f. Perhatikan bahasa tubuh → bahasa tubuh anda
values, and beliefs in a very different society from
dan lansia yang diajak komunikasi
ours today
g. Gunakan sentuhan dengan tepat
- They grew up in a world without many of today’s
conveniences
- The upcoming generation of elderly is very different DON’T:
Mengapa komunikasi penting? a. Assume that the person knows who you are
b. Use “baby talk” or patronizing names such as
- Setiap orang yang ikut dalam komunikasi itu unik
“sweetie” or “honey”
- Individu dengan masing-masing nilai,
c. Shout
kepercayaan, persepsi, budaya dan pemahaman
d. Make generalizations about older people
bagaimana dunia
e. Pay too much attention to tasks and forget the
- Lansia dibesarkan dengan pemikiran, nilai dan
person
kepercayaan yang sangat berbeda dengan
f. Ignore nonverbal messages as insignificant
kondusi sekarang. Tidak heran jika mereka
g. Be afraid to use touch messages as insignificant
memiliki pemikiran dan pemahaman sendiri yang
h. Be afraid to use touch as a method of
mungkin berbeda dengan generasi sekarang
communication
- Lansia tumbuh di masa yang berbeda dengan
situasi dan kesibukan serta aktivitas yang berbeda Yang tidak boleh dilakukan saat berkomunikasi
dengan aktivitas kita sekarang → mereka juga dengan lansia:
harus menyesuaikan diri dengan kondisi sekarang.
Bisa jadi itu juga stressor untuk lansia. a. Berasumsi lansia mengenal anda
- Lansia sekarang dan lansia di masa depan akan b. Menggunakan “baby talk” atau panggilan-
sangat berbeda karakternya, karena mereka lahir panggilan seperti “sayang”
dan tumbuh di zaman yang berbeda sehingga c. Berteriak
pemahaman nilai, budaya, kepercayaan dan d. Mengeneralisasi seluruh lansia
kebiasaannya juga akan berbeda. e. Terlalu fokus dengan pekerjaa sehingga
mengabaikan lansia yang diajak bicara
Berkomunikasi dengan lansia memiliki teknik f. Menganggap pesan nonverbal sebagai sesuatu
tersendiri. Tidak seperti berkomunikasi dengan teman yang tidak penting
sebaya, lansia memiliki karakteristik sendiri yang harus g. Takut menggunakan pesan sentuhan
kita pahami. h. Takut menggunakan sentuhan sebagai metode
komunikasi

4
Effective communication Form of Communication

- Effective communication is not easy, even among a. Verbal communication


people of the same age group and backgrounds is - Involves sending and receiving messages by
even more challenging means of words.
- Effective communication can occur even when - Some verbal communication is formal,
people hold significantly different values, beliefs, structured, and precise; some is informal,
and perspectives unstructured, and flexible
- Effective communication does not mean that we - Formal or therapeutic communications
will like or agree with everything that another ✓ Have specific intent and purpose
person says, but rather that we respect the ✓ Informal or social conversations are less
person’s right to think and say it. This atmosphere specific and are used for socialization. Both
of mutual respect and understanding helps build have a place in nursing.
trust and rapport.
Nurses must be effective in both formal and informal
Komunikasi efektif: communication and must know how and when to use
each type.
- Komunikasi efektif itu tidak mudah dilakukan
meskipun diantara individu yang memiliki b. Non verbal communication
kesamaan usia dan latar belakang - Without words
- Namun komunikasi efektif dapat terjadi meskipun - We are communicating all the time, whether
individu memiliki perbedaan nilai, kepercayaan dan we are aware of it or not
sudut pandang - 7% of communication comes from the actual
- Komunikasi efektif tidak berarti kita menuruti atau words we use
menyetujui yang disampaikan orang lain, namun - 93% is nonverbal
komunikasi efektif menunjukkan kita menghormati 38% of communication is transmitted by
dan menghargai hak orang lain untuk berfikir dan paralinguistic cues (i.e., tone, pitch and
berbicara. Kondisi saling menghargai ini volume of voice) and 55% is transmitted by
membantu untuk membangun kepercayaan dan body cues
membangun hubungan

Effective communication requires the following: Bentuk komunikasi:

1. The need or desire to share information a. Komunikasi verbal


2. Acceptance that there is value and merit in what - Pertukaran informasi melakui kata-kata
the either person has to share, demonstrated by a - Komunikasi verbal ada yang formal, terstruktur,
willingness to treat the other person with genuine kaku; ada yang informal, tidak terstruktur dan
dignity and respect fleksibel
3. Understanding of factor that may interfere with or - Komunikasi terapeutik / formal:
become barriers to communication ✓ Memiliki tujuan spesifik
4. Development of the skills and techniques that ✓ Percakapan sosial atau komunikasi
facilitate effective interchange of information informal kurang spesifik dan digunakan
untuk bersosialisasi.
Komunikasi efektif membutuhkan:
Perawat harus bisa berkomunikasi formal
1. Keinginan berbagi informasi maupun informal dan harus tau kapan dan
2. Menerima bahwa ada nilai dan manfaat dalam bagaimana menggunakan
setiap informasi yang disampaikan orang lain,
ditunjukkan dengan keinginan untuk b. Komunikasi non verbal
memperlakukan orang lain dengan ikhlas dan - Tidak menggunakan kata-kata
menghormati - Komunikasi non verbal kita lakukan sepanjang
3. Memahami bahwa terdapat faktor lain yang dapat waktu, disadari atau tidak
mengganggu komunikasi - 7% komunikasi merupakan komunikasi verbal
4. Meningkatkan kemampuan dan teknik untuk - 93% merupakan komunikasi non verbal
memfasilitasi petukaran informasi yang efektif - 38% komunikasi disampaikan dengan isyarat
paralinguistic, 55% dengan isyarat tubuh

5
1. KOMUNIKASI VERBAL Principle of communication
A. FORMAL / Therapeutic communication
a. When communicating verbally, whether in a
- A conscious and deliberate process
formal or an informal situation, nurses should
- Used to gather information related to a patient’s
know as much as possible about the other
overall health status (physical,
person involved.
psychosocial, spiritual, etc)
b. A person’s age, marital status, cultural or ethnic
- To respond with verbal and nonverbal
orientation, educational background, interest,
approaches that promote the patient’s
and the ability to hear and see influence the
wellbeing or improve the patient’s
communication techniques used and the
understanding of ongoing care
words chosen
- Looks easy and natural for experienced health
c. As nurses, we need to be careful to choose
professional
words that the patient can understand- not so
- Requires time, effort, and practice to develop
simple that we are “talking down” to the patient,
- Careful use of words and language is an art
but also not so technical or “medical” that the
- Knowledge of the individual’s educational
meaning is unclear. Avoid acronims such as
background and interest provides nurses with
TURP or CBC unless you are sure that the
a starting point for conversation
person understands them. Careful listening to
- Social discussions often center around past
the patient’s speech can give clues about the
employment, family, or other interests
appropriate level of language.
- Increased knowledge of the individual enhances
d. Also remember that different words can have
the nurse’s ability to respond empathetically
different meanings to persons of different
- Effective verbal communication requires the
generations or cultures
ability to use a variety of techniques when
e. Consider the culture, ethnicity, experiences,
sending and receiving messages.
and perspective of the older patient when
Komunikasi terapeutik: choosing your words.

- Merupakan aktivitas yang dilakukan secara Prinsip komunikasi


sadar dan disengaja
a. Ketika melakukan komunikasi verbal baik itu formal
- Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang
maupun informal, perawat harus mengetahui
berhubungan dengan status kesehatan
sebanyak mungkin keterlibatan orang lain dalam
pasien secara umum (fisik, psikososial,
komunikasi yang sedang dilakukan
spiritual dll)
b. Usia, status pernikahan, budaya, suku, riwayat
- Merespon dengan pendekatan verbal dan
pendidikan, minat, dan kemampuan mendengar
nonverbal untuk meningkatkan
dan melihat seberapa berpengaruh teknik
kesejahteraan pasien atau meningkatkan
komunikasi yang digunakan dan kata-kata yang
pemahaman pasien mengenai perawatan
dipilih untuk komunikasi.
yang sedang dilakukan
c. Sebagai perawat, kita harus berhati-hati dalam
- Terlihat mudah dan alami bagi petugas
memilih kata-kata agar mudah dipahami pasien,
kesehatan yang berpengalaman
jangan sampai kata-kata yangi dipilih terkesan
- Membutuhkan waktu, usaha, dan praktik untuk
terlalu “santai” dan juga tidak terlalu menggunakan
meningkatkannya
istilah medis yang tidak dipahami pasien. Sebisa
- Kehati-hatian dalam memilih kata-kata
mungkin hindari penggunaan singkatan-singkatan.
merupakan seni dalam komunikasi terapeutik
Perhatikan kata-kata yang diguankan pasien saat
- Pengetahuan/ latar belakang pendidikan dan
berkomunikasi, kita bisa tahu level bahasa yang
minat masing-masing individu membuat
dimengerti pasien dengan mendengarkan kata-
perawat yang memulai percakapan
kata yang diucapkannya.
- Diskusi sosial dengan lansia sering membahas
d. Suatu kata bisa jadi dimaknai berbeda oleh orang
terkait pengalaman masa lalu, keluarga, atau
yang berbeda generasi atau budaya.
ketertatikan lain
e. Perhatikan budaya, suku, pengalaman, dan sudut
- Meningkatkan pengetahuan individu →
pandang pasien lansia ketika memilih kata untuk
meningkatkan kemampuan perawat untuk
berkomunikasi.
merespon dengan empatik
- Komunikasi verbal yang efektif membutuhkan
kemampuan untuk menggunakan berbagai
teknik saat berkomunikasi.

6
B. INFORMAL/ Social communication - Penuaan tidak akan menurunkan selera humor
- Simple chitchat has a place in nurse-patient seseorang. Humor bisa membantu
communications membuat harinya lebih ceria.
- Older patients often like to know something
about the nurses who care for them, they may 2. KOMUNIKASI NON VERBAL
ask about the nurse’s family, hobbies, a. Symbol
vacations, and so forth - In the health care setting, uniform styles and
- This is particularly true in extended-care colors help patients distinguish the various
facilities because the nursing staff often caregivers
becomes a new family for the aging person - Symbols help older adults distinguish nurses
- Do not be afraid to be “human” when from other caregiver
communicating with elderly patients
- Be honest with your older patients - Pada setting pelayanan kesehatan, seragam
- When you do not have time to visit, explain why dan warna pakaian dapat membantu pasien
so that patients do not personalize and think untuk membedakan antar tenaga kesehatan
they have done something wrong
- Do not afraid to use humor appropriately. It -
Simbol dapat membantu lansia untuk
has been said that “laughter is the best mengenali perawat dari petugas kesehatan
medicine”, a medicine that is too often in short lain
supply around the elderly b. Tone of voice (nada suara)
- Pick the right time and place - Shouting is not an appropriate way to deal with
- Make sure that the humor is culturally hearing problems because our tone of voice
sensitive may lead the hearing impaired person to think
- Remember that it is okay to laugh at yourself (or we are angry with him or her when this is not
laugh with other person?) but never laugh at the case
the other person. - Speaking in a low tone of voice close to the
- Aging does not cause people to lose their sense person’s ear is much more effective
humor. A humorous story or cartoon may help - Use of other nonverbal methods of
brighten their day. communication, such as communication board
of gestures, can also help
d. Komunikasi Informal atau komunikasi sosial
- Percakapan sederhana dan santai penting - Berteriak tidak tepat dilakukan pada pasien
untuk komunikasi perawat-pasien yang mengalami penurunan pendengaran.
- Pasien lansia mungkin akan bertanya tentang Nada suara yang tinggi dapat membuat lansia
keluarga, hobi, perjalanan dll perawat merasa kita marah kepada mereka
- Pada pelayanan jangka panjang lansia bisa jadi - Komunikasi dengan lansia dengan penurunan
menganggap perawat sebagai keluarganya pendengaran akan lebih baik dengan
- Jangan takut untuk menjadi “manusia” saat menggunakan nada suara rendah dan
berkomunikasi dengan lansia. mendekatkan suara ke telinga lansia
- Berkatalah dengan jujur kepada lansia - Gunakan komunikasi non verbal
- Jika anda tidak memiliki waktu untuk
berkunjung, jelaskan kepada lansia alasannya. c. Body language (bahasa tubuh)
Jangan sampai lansia dibiarkan tanpa - In situations in which the words and body
penjelasan karena mereka bisa berfikir jika language are conveying two different
anda tidak mengunjunginya karena mereka messages, most people respond to the body
melakukan kesalahan language
- Gunakanlah humor sesekali dengan tepat. - Standing at the door, hurrying the down the
Ada pepatah mengatakan bahwa “tertawa hallway, sitting behind the nurses’ station, and
merupakan obat yang paling baik” working in the medication or treatment room all
- Lakukan komunikasi di waktu dan tempat yang communicate that the nurse is busy and does
tepat not want to be interrupted
- Pastikan humor yang anda gunakan sesuai - Many older adults and their families are
dengan budaya pasien intimidated by this body language and may
- Menertawakan diri sendiri itu wajar, tapi jangan hesitate to interrupt, even to report serious
pernah menertawakan orang lain concerns

7
- Nurses must be careful not to create barriers - Ruang pribadi ➔ merujuk pada seberapa
between themselves and their patients dekat kita mengizinkan orang lain mendekati
- Watching for the messages that patients are kita sebelum kita merasa nyaman
communicating to us through their body - Ruang public dengan jarak nyaman untuk
language orang asing yaitu 12 kaki atau lebih. Pada
jarak ini tidak ada pengaruh positif atau negatif
- Pada kondisi ketika kata-kata dan bahasa tubuh dengan orang lain
berbeda, orang akan cenderung merespon - Ruang sosial berjarak antara 4-12 kaki
menggunakan bahasa tubuh - Jarak ini sesuai untuk komunikasi
- Aktivitas perawat seperti berdiri di pintu, interpersonal yang dekat dengan orang lain
berjalan tergesa-gesa, berdiri dibelakang - Perawat yang berkomunikasi dengan jarak
nursing station, bekerja didalam ruang social space biasanya dipandang sebagai ahli
tindakan merupakan bahasa tubuh yang - Jarak kurang dari 18 inchi dari tubuh
menunjukkan kesibukan dan kondisi tidak mau merupakan jarak untuk ruang intim
diganggu - Jarak intimate space hanya diizinkan untuk
- Pasien dan keluarga sering merasa orang-orang yang benar-benar sudah
terintimidasi dengan bahasa tubuh perawat dipercaya
yang seperti itu dan mereka merasa tidak enak - Memasuki intimate space tanpa izin
untuk mengganggu bahkan untuk melaporkan merupakan sebuah ancaman
kondisi yang penting
- Perawat harus berhati-hati agar tidak e. Gestures
membuat penghalang dengan pasien - Gestures are a specific type of nonverbal
- Perhatikan bahasa tubuh yang ditunjukkan communication intended to convey ideas
pasien - Gestures are highly cultural and
generational; those that are acceptable in one
d. Space, distance, and position (ruang, jarak, dan culture may be considered offensive in another
posisi) - Some gestures that are accepted today as
- Physical space, distance, and position are commonplace were once considered crude or
other ways we communicate insulting
- Personal space refers to how close we allow - Gestures that have a certain meaning in one
someone to get to us before we feel culture may have a different meaning in
uncomfortable another culture
- Comfortable when strangers are 12 feet or
more away. This is considered public space; - Gestur merupakan bentuk komunikasi non
at this distance, there is no real positive or verbal yang spesifik untuk menyampaikan ide
negative connection with the other person - Gestur sangat dipengaruhi oleh budaya
- Between 4 and 12 feet is considered social dan generasi. Gestur yang dianggap normal
space. This is a comfortable distance for a pada kelompok masyarakat tertentu dapat
casual relationship dianggap tidak baik di kelompok masyarakat
- A distance of 18 inches to 4 feet is considered lain.
personal space - Beberapa gestur yang diterima masyarakat
- This is the optimal distance for close secara umum merupakan salah satu yang
interpersonal communication with another dinilai sebagai sesuatu yang dianggap kasar
person atau menghina
- A nurse who communicates from within this - Gestur yang sama bisa memiliki arti yang
space is usually viewed as concerned and berbeda di lain tempat/masyarakat
interested
- The space within 18 inches of the body is f. Facial expressions (ekspresi wajah)
considered intimate space - Facial expressions are yet another form of
- Most people allow only trusted individuals to communication. The human face is most
get this close expressive, and facial expressions have been
- Entering the intimate space without shown to communicate across cultural and
permission is usually perceived as a threat age barriers
- Smiles, frowns, and grimaces appear to have
- Ruang, jarak dan posisi merupakan cara lain the same meaning
untuk berkomunikasi

8
- Merupakan bentuk lain komunikasi. Wajah - Timing berkaitan dengan kecepatan
merupakan anggota tubuh yang paling komunikasi, tapi tetap memiliki pengaruh
ekspresif dan paling bisa untuk berkomunikasi - Waktu yang diberikan untuk seseorang
antar budaya dan usia menunggu setelah mencari perhatian itu
- Senyuman, kernyitan dahi dan seringaian bisa penting
muncul dan diartikan sama
j. Terapeutic touch (sentuhan)
g. Eye contact - Touch is a form communication
- Looking someone in the eye is perceived in our - No words are required, and there is no need for
culture and other cultures as a measure of high level sensory or cognitive functioning
honestly - When all else fails, touch is left
- Eye contact is often interpreted to be a sign of - Caring touch is a basic need of all humans,
attentiveness and acceptance. Face-to-face and many older adults suffer from touch
contact also maximize the chance that an deprivation
older adult with hearing problems can read
lips if necessary. Sitting at the bedside may - Sentuhan merupakan bentuk komunikasi
facilitate eye contact - Tidak perlu kata-kata, level sensori dan fungsi
kognitif yang tinggi
-Menatap mata orang lain di budaya kita dan - Pilihan terakhir ketika semua usaha yang telah
buadaya lain menunjukkan kejujuran dilakukan tidak berhasil
- Kontak mata juga diinterpretasikan sebagai - Sentuhan caring merupakan kebutuhan dasar
tanda memperhatikan dan penerimaan. manusia dan banyak lansia kekurangan
Kontak face-to-face juga meningkatkan sentuhan.
pemahaman lansia dengan penurunan
pendengatan terhadap isi percakapan. Jika
pasien di tempat tidur, duduk di samping NOTE:
tempat tidur akan memungkinkan untuk terjadi
kontak mata. _________________________________________
h. Pace or speed of communication (kecepatan _________________________________________
komunikasi) _________________________________________
- Nurses tend to be substantially younger than _________________________________________
the aging people they serve. The resulting _________________________________________
difference in rate of speech and movement can _________________________________________
be overwhelming and frustrating to older adults _________________________________________
- Patience and active listening are greatly _________________________________________
needed skills when working with older adults _________________________________________
“slower is better” should be the motto _________________________________________
impressed in the mind of anyone who choose
to work with older adults.
_________________________________________
- Perbedaan usia perawat dan lansia dapat _________________________________________
menyebabkan perbedaan kecepatan berbicara _________________________________________
dan ini dapat menyebabkan lansia kewalahan _________________________________________
dan frustasi. _________________________________________
- Kesabaran dan mendengarkan aktif sangat _________________________________________
penting saat berkomunikasi dengan lansia. _________________________________________
Lebih baik pelan-pelan saat berurusan dengan _________________________________________
lansia. _________________________________________
_________________________________________
i. Time and timing
- Timing is related to the pace of
communication, but it has other distinct _________________________________________
implications as well _________________________________________
- Timing ➔ The amount of time a person must _________________________________________
wait after seeking attention is important _________________________________________
_________________________________________

9
SISTEM PENGKAJIAN & ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

Heru Subekti,S.Kep.,Ns.MPH

A. LATAR BELAKANG Active Aging means we must stay healthy until death.
( Kathryn Braun, 2009)
Lanjut Usia atau lansia merupakan seorang
yang telah mencapai usia 60 tahun keatas (Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998
tentang Kesejahteraan Lanjut Usia)

Dunia, Asia, dan Indonesia diprediksi memiliki


jumlah penduduk lansia lebih besar dari jumlah
penduduk kurang dari 15 tahun pada tahun 2040
(Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
RI, 2013)

Jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta


jiwa atau setara dengan 8,03 persen dari seluruh
penduduk Indonesia pada tahun 2014 (Badan Pusat
Statistik, 2014)
Penyakit yang sering pada lansia (Boedhi Darmojo
B. KARAKTERISTIK PASIEN GERIATRI dkk 1991)
1. Usia > 60 tahun
2. Multipatologi 1. Artritis 49.0 % P>L
- Lebih dari satu penyakit 2. Hipertensi & CVD 15.2 P>L
- Polifarmasi
- Penyakit degeneratif, kronik 3. Bronkitis / sesak 7.4 P<L
3. Tampilan klinis (tidak khas)
4. Diabetes 3.3 P=L
4. Polifarmasi (lebih dari 4 jenis obat)
5. Fungsi organ menurun 5. Jatuh 2.5
- Fisiologi organ / sistem organ menurun P>L
- Normal untuk usianya ; cadangan faali
menipis 6. Stroke / lumpuh 2.1
- Mudah gagal pulih (failure to thrive) P<L
6. Gangguan status fungsional 7. TBC 1.8
- Tanda penyakit akut P=L
- Fase penyembuhan lambat
7. Gangguan nutrisi 8. Patah tulang 1.0
- Sering tak terdeteksi secara dini P=L
- Sangat berpengaruh terhadap respon terapi
9. Kanker 0.7
dan penyembuhan
P=L
8. Gejala & tanda penyakit klasik berubah
- Anamnesis → ungkapan tidak eksplisit, 10. Masalah ADL 29.3
keluhan tidak jelas, faal kognitif mungkin d
menurun
- Pemeriksaan → perubahan kesadaran
Infeksi : suhu tak meningkat C. PENGKAJIAN PARIPURNA PASIEN
- Penyakit tumpang tindih (polifarmasi) GERIATRI
9. Kondisi akut • Comprehensive Geriatric Assesment
- Gangguan fungsi kognitif a. Pengkajian bio-psiko-sosial
- Depresi b. Pengkajian kondisi fisik
- Instabilitas c. Pengkajian psikologis
- Imobilisasi d. Status fungsional (ADL)
- Inkontinensia urin e. Status nutrisi
f. Interaksi diantara hal-hal tersebut

10
MASALAH LANSIA → 14 “I“ • Trombosis vena
(Kane dan Ouslander) • Atrofi otot
• Hipotensi ortostatik
1. Immobility (kurang bergerak) : TERBESAR
• ISK
2. Instability (berdiri dan berjalan tidak stabil • Pneumonia
atau mudah jatuh) : BERISIKO JATUH
1) Status Fungsional – 1
3. Incontinence (beser buang air kecil dan atau
buang air besar) : MENGANGGU KONSEP • Kemampuan seseorang melakukan aktivitas
DIRI kehidupan dasar sehari-hari yang seharusnya
dapat dilakukan secara mandiri
4. Intellectual Impairment (gangguan
intelektual/dementia) : MENURUNKAN • Mewakili gambaran kondisi kesehatan secara
KEMANDIRIAN umum

5. Infection (infeksi) : TERUTAMA ISPA& UTI • Kondisi medik teratasi belum tentu tidak
tergantung bantuan orang lain → perlu kajian
6. Impairment of vision and hearing, taste, status fungsional
smell, communication, convalescence, skin
integrity (gangguan panca indera, • Kajian status fungsional → melakukan
komunikasi, penyembuhan, dan kulit): pemeriksaan dengan instrumen tertentu
HAMBATAN SOSIAL untuk membuat penilaian secara obyektif

7. Impaction (sulit buang air besar): NUTRISI 2) Status Fungsional -2


• Diagnosa Medik Perencanaan
8. Isolation (depresi) : KESEPIAN • Skor status fungsional Penatalaksanaan
• Peningkatan status fungsional berfungsi
9. Inanition (kurang gizi) : CORE PROBLEM
o Memulihkan kondisi kesehatan
10. Impecunity (tidak punya uang) : o Mempersingkat lama rawat
TERLANTAR o Meningkatkan kualitas hidup &
kepuasan pasien
11. Iatrogenesis (menderita penyakit akibat
obat- obatan polifarmasi) : SAKIT

12. Insomnia (gangguan tidur) : IRITABLE

13. Immune Deficiency (daya tahan tubuh yang


menurun) : MUDAH SAKIT

14. Impotence (impotensi ) : GANGGUAN HD

SIfat Pengkajian pada Lansia

• Bersifat holistik

• Komprehensif bio-psiko-sosial

• Kuratif, Rehabilitatif, Promotif, Preventif

• Pengkajian status fungsional

• Pengkajian status psiko-kognitif

• Pengkajian aset keluarga pasien (sosial)

a. IMOBILISASI & ULKUS DEKUBITUS


NOTE:
Fraktur ➔ nyeri ________________________________________
________________________________________
Penurunan kesadaran ➔ Imobilisasi ________________________________________
↓ ________________________________________
• Ulkus dekubitus ________________________________________
• Kekakuan & kontraktur sendi
11
D -Delirium, Fraktur
R - Restricted mobility, retention

I - Infection, inflammation, impaction


• Rasa Nyeri
P - Polyuria, pharmaceutic
• Imobilisasi
• Gangguan asupan
• makanan dan cairan
Perubahan proses menua :

• Penurunan kekuatan otot dasar panggul c. INFEKSI


• Penurunan kapasitas Kandung kemih
Faktor predisposisi infeksi pada usia lanjut a.l
• Kontraksi otot kandung kemih abnormal
• Residu urin kandung kemih banyak 1. Imunitas menurun
• Hipertrofi prostat a) Atropi timus
• Peningkatan produksi urin malam b) Perubahan respon sitokin
c) Efek komorbiditas
d) T-sel 
2. Nutrisi
INKONTINENSIA URIN a) Kurang energi protein
b) Defisiensi mikronutrien
- Tipe Stres 3. Komorbiditas yang mempengaruhi innate
- Tipe Urgensi community
- Tipe Overflow
- Tipe Campuran Tampilan infeksi tidak khas :

- Demam sering tidak timbul

- Confusion, jatuh
Dehidrasi, jatuh, fraktur, dekubitus, depresi - Anoreksia dan asupan makanan 

3) Status Kognitif dan Emosional -1


b. INSTABILITAS, JATUH DAN PATAH • Faal kognitif geriatri yang sering terganggu :
TULANG - Memori segera dan jangka pendek
Perubahan proses menua : - Persepsi
- Proses pikir
• panjang langkah (step)  - Fungsi eksekutif
• lingkup sendi ankle • Gangguan kognitif :
• keterbatasan musculoskeletal - ringan : MCI dan VCI
• rotasi spinal  - berat : demensia ringan, sedang, dan berat
• input sensorik  4) Status Kognitif dan Emosional - 2
• respon motorik melambat
• ayunan lengan  • Gangguan kognitif :

- Menyulitkan anamnesis
- Mempengaruhi
Kardiovaskular, artritis, kondisi compliance pasien Pengaruhi
ortopedik lain Pengelolaan
• Kondisi psikologik :
Instabilitas - Gangguan penyesuaian
- Depresi

Falls • Instrumen mengkaji kognitif :

1. AMT (Abbreviated mental test)


2. MMSE (Mini Mental State Examination)
- Alat bantu penapisan gangguan kognitif

12
- Sensitif (87%) dan spesifik (90%)
- Nilai prediktif positif 93% & prediksi negatif
95% (Gallo & Wittink, 2006)
- Mutlak dilakukan pada semua pasien
geriatri

• Instrumen mengkaji status emosional :

1. GDS (Geriatric Depression Scale)


- Alat bantu penapisan gangguan depresi /
penyesuaian
- Terdiri atas 15/30 pertanyaan
- Telah diuji kesahihan dan keandalannya

d. MALNUTRISI

Malnutrisi dipengaruhi oleh beberapa hal berikut


antara lain ;

1. Proses menua :
- Massa lemak tubuh 
- Aktivitas fisik 
- Asupan energi protein 
2. Gangguan input sensor
- Gangguan gigi geligi
- Malabsorbsi
- Penyakit kronik
- Obat-obatan
- Gangguan mobilisasi
- Depresi dan demensia
- Faktor social ekonomi

Dari penyebab diatas maka malnutrisi bisa


menyebabkan hal sebagai berikut ;

1. Gangguan imunitas

2. Status fungsional 

3. Menghambat penyembuhan luka

4. Mortalitas 

5) Status Nutrisi

• Gangguan nutrisi :

- mempengaruhi status imun & keadaan


umum
- sering tidak terdeteksi secara dini

• Pengkajian status nutrisi

- Anamnesis gizi (asupan kalori, protein, lemak,


vitamin, mineral, serat)
- Antropometrik (IMT dengan TL)
- Biokimiawi (albumin dan Hb)

13
TIM TERPADU GERIATRI 5. Diskusi dan sosialisasi ➔ sharing
pengalaman 1 kali seminggu antar
✓ Internis geriatri
pendamping
✓ Rehabilitasi medik geriatri
6. Modifikasi lingkungan ➔ menjadi lebih
✓ Psikogeriatri nyaman dan aman

✓ Perawat

✓ Ahli gizi Asuhan Individu (Patient Centered Care)

✓ Dokter gigi 1. Menilai kondisi kesehatan, kemampuan dan


kebutuhan lansia ➔ kemandirian dan fungsi
✓ Konsultan terkait (neurologi, bedah ortopedi, kognitif
bedah urologi)
2. Memberikan bantuan dalam aktifitas sehari-
FASILITAS GERIATRI hari ➔ minum, makan, BAB/BAK, ke toilet,
berpakaian dan berpindah.
 Poliklinik geriatri
3. Memberikan penguatan terhadap
 Ruang rawat akut geriatri
kemampuan lansia
 Ruang rehabilitasi geriatri
4. Memberikan bimbingan sosial, psikis dan
 Day Hospital spiritual

 Nursing Home 5. Memberikan edukasi pada lansia ➔


pentingnya memelihara kesehatan dan hidup
 Fasilitas Home care sehat
UPAYA YANG DILAKUKAN 6. Konsultasi dengan tenaga kesehatan ➔
• Pencegahan Primer dokter, fisioterapi dll.

- Promosi kesehatan 7. Memfasilitasi pemanfaatan yankes

- Pencegahan spesifik

• Pencegahan Sekunder PROSES PEMBERIAN PELAYANAN

- Diagnosis dini 1. Pengkajian

- Penanganan cepat dan akurat 2. Merumuskan masalah

• Pencegahan Tersier 3. Menyusun rencana asuhan

- Meminimalisir kecacatan/ komplikasi 4. Melaksanakan asuhan & evaluasi respon

- Rehabilitasi optimal 5. Mengevaluasi keberhasilan asuhan

Asuhan Kelompok Lansia BERKESINAMBUNGAN

1. Pendidikan kesehatan dan pengajaran ➔


proses penyakit & pengenalan makanan 6) STATUS FUNGSIONAL KATZ
sehat →kesadaran
• Menilai kemampuan : mandi makan,toilet,
2. Skrining ➔ Kemandirian, fungsi kognitif 1 kontinen bab&bak, berpakaian,berpindah
bulan sekali dan faktor risiko : tekanan darah, tempat
nadi, nafas, Hb, asam urat, cholesterol dan
gula darah setiap bulan • Kategori :

3. Latihan/ exercise ➔ ROM (aktif/pasif/asistif), A : mandiri semua


senam GL0
B : satu tidak mandiri, dst,
4. Group dinamic ➔ games, musik/ film dan
G : semua tidak mandiri
bincang bincang

14
7) STATUS KOGNITIF MMSE
- Fungsi Orientasi
- Fungsi Registrasi
- Fungsi Perhatian
- Fungsi Kalkulasi
- Fungsi Memori Tabel 2. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL MINI
- Fungsi Bahasa ( MMSE /Mini Mental State Examinitation)

Sumber: Lumbantobing, S.M: Neurogeriatri, 2001

Skor

Nilai 24 – 30 :Normal

Nilai 17 – 23 :Probable gangguan kognitif

Nilai 0 – 16 :Definite gangguan kognitif

Most girls, are smart and strong and beautiful. Most girls work hard,
those far we are unstoppable.I wanna be like a Most Girl!

~18202~

15
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN PERENCANAAN  penyandang dana
PROGRAM MUTU  pembuat dan pelaksana kebijakan pelayanan
kesehatan
Heru Subekti,S.Kep.,Ns.MPH
Dimensi Mutu (WHO)
 Akses terhadap pelayanan
 Keefektifan
 Efisiensi
 Keamanan
 Kelangsungan layanan
 Kompetensi tehnis
 Kenyamanan
 Hubungan antar manusia

Trilogy Juran
Juran menjelaskan bahwa agar pelayanan kita
bermutu, maka mutu perlu direncanakan (quality
planning), dikendalikan (quality control), dan
MUTU secara berkelanjutan ditingkatkan atau
Pengertian Mutu disempurnakan (quality improvement).
 Mutu adalah kepatuhan terhadap standar
Standar Mutu (Donabedian)
yang telah ditetapkan (Crosby, 1984).
Menurut Donabedian, perlu dilakukan standardisasi
 Mutu adalah memenuhi bahkan melebihi
agar pelayanan yang kita berikan bermutu. Standar
kebutuhan dan keinginan pelanggan melalui
meliputi:
perbaikan seluruh proses secara
 standar struktur/input
berkelanjutan (Zimmerman).
 standar proses
 Definisi absolut
 standar hasil/outcome
Manfaat dan/atau kemungkinan terjadinya
cedera terhadap kesehatan sebagaimana STANDAR
dinilai oleh praktisi kesehatan tanpa Pengertian Standar
mempedulikan biaya.  Pernyataan dapat diterima dan disepakati
 Definisi Individual untuk mengukur/menilai
Ekspektasi pasien terhadap manfaat  Norma/perilaku, keadaan/prestasi sangat
dan/atau kemungkinan terjadinya baik
cedera/konsekuensi yang tidak diharapkan.  Ukuran/patokan mengukur kualitas, nilai, dan
 Definisi Sosial mutu
Biaya pelayanan kesehatan, manfaat  Tingkat performance
dan/atau cedera yang terjadi dalam proses Arti tersirat standar
pelayanan kesehatan, serta distribusi
 menjelaskan harus dicapai
pelayanan kesehatan sebagaimana dinilai
 menjelaskan tingkat mutu
oleh masyarakat secara umum.
 kegiatan/pernyataan disebut bermutu
 Kinerja yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang Syarat-Syarat Standar
disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan  Measurable
pada setiap pasien sesuai dengan tingkat  Realistic
kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak
 Appropriate
lain tata cara penyelenggaraannya sesuai
 Desirable & Acceptable
dengan standar dan kode etik profesi yang
 Unambiguous
telah ditetapkan.
________________________________________
Perspektif Mutu
________________________________________
Mutu dapat ditinjau dari berbagai perspektif:
________________________________________
 penerima pelayanan kesehatan
________________________________________
 profesi tenaga pelaksana pelayanan ________________________________________
kesehatan ________________________________________
 pengelola program/sarana kesehatan
16
INDIKATOR MUTU/ KINERJA RUMAH SAKIT  Benefit
Indikator kinerja berfungsi layaknya dashboard pada adalah ukuran terhadap manfaat bagi
kendaraan. pelanggan ataupun bagi pemberi pelayanan.
 Impact
Indikator adalah ukuran dampak dari suatu produk
 Indikator adalah variabel ukuran tolok ukur secara luas dan biasanya jangka panjang.
untuk mengetahui adanya perubahan/ Area Prioritas dan Indikator
penyimpangan yang dikaitkan dengan target/  PMKP 1.2. Prioritas rumah sakit dalam
sandar/nilai yang telah ditentukan kegiatan evaluasi:
 indikator harus sensitif dan spesifik • Bisa unit kerja, misalnya unit bedah
 indikator biasanya digunakan dalam • Bisa kegiatan pelayanan, misalnya
mengukur keberhasilan kinerja seseorang pelayanan pada pasien AMI
atau kelompok atau organisasi tertentu
• Untuk unit kerja maupun kegiatan pelayanan
 indikator dapat mengukur kinerja misi, yang menjadi fokus kegiatan evaluasi harus
sasaran, program dan kegiatan ditetapkan indikator mutu pada area tersebut,
penyusunan program mutu dan keselamatan
Jenis-Jenis Indikator
pasien pada area tersebut, dan penerapan 6
 Input
sasaran keselamatan pasien pada area
berkaitan dengan man, money, material,
tersebut
method, managemen misalnya jumlah dokter
 PMKP 2.1. 5 area prioritas untuk fokus
yang melayani, bahan habis pakai yang
penggunaan PPK, CP
digunakan, metode pelayanan, dsb.
 PMPK 3: harus ditetapkan 10 indikator area
 Proses
manajerial, 11 indikator area klinis, dan
berkaitan dengan proses apa yang dilakukan
indickator kunci untuk 6 SKP
untuk menghasilkan sesuatu baik barang
maupun jasa. Misalnya cara memberikan  Program peningkatan mutu dan keselamatan
pelayanan, cara membuat barang, dsb. pasien di tiap unit kerja (TKP 5.5, dan KPS
14 dan KPS 17). Dalam program tersebut
 Output
Output adalah sesuatu yang dihasilkan bisa ada pengukuran/penilaian kinerja → Tiap-
dalam bentuk barang ataupun selesainya tiap unit kerja harus mempunyai:
pekerjaan jasa. Misalnya jumlah pasien yang • Sasaran mutu (klinis) tiap unit kerja (indikator
dioperasi, jumlah pelayanan rawat jalan. area klinis) → tetapkan satu indikator kunci
 Outcome sebagai sasaran mutu klinis
Outcome adalah ukuran sesuatu yang • Indikator-indikator mutu unit kerja (SPM)
dirasakan oleh pelanggan atau konsumen. • Sasaran Keselamatan Pasien
Biasanya merupakan persepsi pelanggan • Insiden Keselamatan pasien
terhadap pemanfaatan layanan.

Konsep Peningkatan Mutu

dalam Standar Akreditasi RS

17
Penetapan Prioritas
 Prioritas kegiatan yang evaluasi
 Kegiatan PMKP di area prioritas
 Penerapan SKP di area prioritas

Penerapan Prioritas dalam Bab PMKP

18
Contoh :

Penetapan Area Prioritas


Dilakukan pembobotan terhadap beberapa area perbaikan

Penetapan Pelayanan Prioritas


Dilakukan pembobotan terhadap beberapa area perbaikan

Pemilihan Indikator & Pengumpulan Data

Konsep utama :
Pemimpin menyusun prioritas & memilih indikator
Pelayanan yang dikontrakan dimonitoring dengan baik (TKP)

INDIKATOR KUNCI AREA KLINIS (IAK)

19
INDIKATOR INTERNATIONAL LIBRARY

PROFIL INDIKATOR IAK & IAM

20
SARAN : PROFIL INDIKATOR IAK & IAM

CONTOH KASUS INDIKATOR LAINNYA

1. Nama indikator Marking sebelum dilakukan tindakan operasi

2. Program Keselamatan Pasien

3. Dimensi mutu Keselamatan

21
4. Tujuan Mencegah terjadinya kesalahan pasien,
prosedur dan sisi operasi

5. Dasar pemikiran/literatur Standar Akreditasi RS versi 2012

6. Definisi Marking adalah : penandaan lokasi dan sisi


operasi yg tepat dng melibatkan pasien
oleh operator yg akan melakukan tindakan

7. Kriteria

a. Inklusi Semua pasien yg akan dilakukan tindakan


operasi dan hrs ditandai sesuai SPO

b. Eksklusi Semua pasien yg tidak perlu ditandai lokasi


operasi, misal : organ tunggal

SASARAN KESELAMATAN PASIEN


I. Ketetapan identifikasi pasien
II. Peningkatan Komunikasi yang efektif
III. Peningkatan Keamanan Obat yang perlu diwaspadai
IV. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
V. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
VI. Pengurangan risiko jatuh

KAPAN PERLU VALIDASI DATA


a. Indikator baru diterapkan khususnya, indikator klinis
b. Agar diketahui publik, data dimuat di web site RS atau dng cara lain
c. Ada perubahan terhadap indikator yg ada, seperti cara pengumpulan data diubah atau proses
pengumpulan data, pengumpul data diganti.
d. Data yg berasal dari indikator yg ada telah diubah tanpa ada penjelasan
e. Sumber data telah diubah, seperti kalau sebagian dari RS pasien digantikan dengan format elektronik
sehingga sumber data sekarang berupa kertas maupun elektronik
f. Subyek dari pengumpulan data telah diubah, seperti perubahan umur rata-rata pasien, komorbiditas,
perubahan protokol riset, penerapan pedoman praktek yang baru, atau teknologi baru dan metodologi baru
pengobatan diperkenalkan/dilaksanakan.

BAGAIMANA MELAKUKAN VALIDASI DATA


a. Mengumpulkan ulang data oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam pengumpulan data sebelumnya
Menggunakan sample statistik sahih dari catatan, kasus dan data lain. Sample 100 % dibutuhkan hanya
jika jumlah pencatatan, kasus atau data lainnya sangat kecil jumlahnya.
b. Membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang

22
c. Kalkulasi akurasi dng membagi jml elemen data yg ditemukan dng total jml data elemen dikalikan dng 100.
Tk akurasi 90 % à patokan yang baik.
d. Jika elemen data yg diketemukan ternyata tidak sama, dng catatan alasan nya (mis. data tidak jelas
definisinya) & dilakukan tindakan koreksi
e. Koleksi sample baru setelah semua tindakan koreksi dilakukan untuk memastikan tindakan menghasilkan
tingkat akurasi yang diharapkan (lihat juga KPS.11, EP 4)

CONTOH :
LAPORAN VALIDASI DATA BULAN OKT 2013
assessment awal medis harus lengkap dalam waktu 24 jam
JUDUL INDIKATOR
setelah pasien masuk RI
Jumlah assessment awal medis lengkap dalam waktu 24 jam di
NUMERATOR
RI

DENOMINATOR Jumlah pasien masuk di RI

SUMBER DATA Rekam Medis

CAPAIAN INDIKATOR 70 % pada bulan Oktober 2013

JML PASIEN RI
1000 pasien
BULAN OKT 2013
JUSTIFIKASI PERLU
Data baru pertama kali dikumpulkan
VALIDASI
1. Menggunakan metode sampling → 1000 RM dilakukan
sampling menjadi 100 RM
METODE VALIDASI
2. Melakukan telah RM di data yang disampling tersebut
3. Analisa kelengkapan pengisian assessment medis awal
HASIL VALIDASI Kelengkapan assessment awal medis harus lengkap dalam waktu
24 jam setelah pasien masuk RI = 35 %

HASIL ANALISA 35/70 X 100 % = 50 % → < 90 %

1. Tetapkan bahwa capaian indikator assessment pasien


pada bulan Oktober 2013 = 35 % → revisi data capaian
indikator
RENCANA TINDAK
2. Edukasi untuk PIC pengumpul data
LANJUT
3. Edukasi ke medis untuk peningkatan kelengkapan
assessment
4. Karena validitas data masih diragukan maka data bulan
November perlu dilakukan validasi lagi

LAPORAN VALIDASI DATA BULAN NOV 2013

assessment awal medis harus lengkap dalam waktu 24 jam


JUDUL INDIKATOR
setelah pasien masuk RI
Jumlah assessment awal medis lengkap dalam waktu 24 jam di
NUMERATOR
RI

DENOMINATOR Jumlah pasien masuk di RI

SUMBER DATA Rekam Medis

CAPAIAN INDIKATOR Bulan November 80 %

23
JML PASIEN RI
800 pasien
BULAN OKT 2013
JUSTIFIKASI PERLU
Validasi ulang karena hasil bulan Okt belum valid
VALIDASI
1. Menggunakan metode sampling → 800 RM dilakukan
sampling menjadi 80 RM
METODE VALIDASI
2. Melakukan telaah RM di data yang disampling tersebut
3. Analisa kelengkapan pengisian asesmen medis awal
HASIL VALIDASI Kelengkapan assessment awal medis harus lengkap dalam waktu
24 jam setelah pasien masuk RI = 75 %

HASIL ANALISA 75/80 X 100 % = 93,75 % → > 90 %

Validasi akan dilakukan kembali bila ada perubahan PIC


RENCANA TINDAK pengumpul data, sumber data, numerator, denomerator, sistem
LANJUT RM menjadi E-RM
Melakukan edukasi ke staf medis untuk meningkatkan
kelengkapan pengisian assessment awal

SPM RS tahun 2006

NO JENIS PELAYANAN KRITERIA INDIKATOR NILAI BATAS WAKTU


1 Radiologi Input Ketersediaan tenaga dokter yang ≥80 % 2 tahun
sesuai kompetensi ≥80 % 2 tahun
Ketersediaan tenaga radiografer
yang sesuai kompetensi
Proses Waktu tunggu hasil pelayanan ≤ ≥80 % 1 tahun
3 jam ≥80 % 1 tahun
Kepatuhan thd prosedur 100 % 1 tahun
pelayanan ≤2% 1 tahun
Tidak terjadinya kesalahan
labelling foto
Kejadian kegagalan pelayanan
radiologi
Output Ekspertisi oleh spesialis radiologi ≥90 % 2 tahun
Outcome Kepuasan pasien ≥80 % 1 tahun

SPM pada PP 23/2005  Pasal 1 butir 11: SPM adalah spesifikasi


 Pasal 1 butir 10: Rencana bisnis dan teknis tentang tolok ukur layanan minimum
anggaran (RBA) memuat target kinerja yang diberikan oleh BLU kepada masyarakat
24
 Pasal 4 butir 4: Persyaratan administratif • Manajemen Sumberdaya Manusia
BLU: • Manajemen Keuangan
a. pernyatan kesanggupan meningkatkan • Manajemen Sistem Informasi Rumah
kinerja pelayanan Sakit
b. pola tata kelola • Sarana prasarana
c. rencana strategis bisnis • Mutu Pelayanan
d. laporan keuangan pokok
e. standar pelayanan minimum Pertimbangan Dalam Memilih Indikator Yang
f. laporan audit terakhir Prioritas Untuk Menilai Kinerja Pelayanan
 Bab IV Ps 8 butir 1,2,3, perhatikan butir 3: • Diwajibkan/ dipersyaratkan oleh peraturan
SPM harus mempertimbangkan: perundangan
a. Kualitas layanan • Dipersyaratkan oleh pemilik (pertanggung
b. Pemerataan dan kesetaraan layanan jawaban)
c. Biaya serta kemudahan untuk • Ketersediaan data
mendapatkan layanan • High risk, high cost, high volume, problem
 Pasal 10 butir 3 : RBA disusun berbasis prone
kinerja • Konsensus
 Pasal 11 butir 2 : RBA disertai dengan • Dipersyaratkan oleh customer
usulan standar pelayanan minimum dan
biaya dari keluaran yang akan dihasilkan Cara Menyusun Indikator
 Pasat 28 butir 1`: Pimpinan BLU • Ada kejelasan tujuan dan latar belakang dari
bertanggung jawab terhadap kinerja tiap-tiap indikator, mengapa indikator
operasional BLU sesuai dengan tolok ukur tersebut penting dan dapat menunjukkan
yang ditetapkan dalam RBA tingkat kinerja organisasi/bagian/unit kerja
• Kejelasan terminologi yang digunakan
PP 23 tahun 2005
• Kapan pengumpulan data (kapan indikator
Standar layanan BLU semestinya memenuhi
harus di update), kapan harus dianalisis,
persyaratan SMART:
cara analisis, dan interpertasinya
• Specific : fokus pada jenis layanan
• Numerator dan denominator
• Measurable : dapat diukur
• Threshold (target)
• Achievable: dapat dicapai
• Dari mana data diperoleh (sistem informasi
• Reliable : relevan dan dapat diandalkan
untuk mendukung perolehan data)
• Time specific : ada batasan waktu
Langkah Penyusunan Indikator Kinerja
Sifat SPM (PP 65/2005, ps 3)
 Menciptakan lingkungan yang menyadari
• Disusun sebagai alat pemerintah dan pemda perlunya mengukur kinerja (klinis):
untuk menjamin akses dan mutu
• Memahami konteks/latar belakang
• Sederhana penyusunan indikator (apa yang ingin
• Konkrit dikerjakan, mengapa, bagaimana,
• Mudah diukur sebaik apa, dan problem apa yang
• Terbuka mungkin dijumpai)
• Terjangkau • Kejelasan tujuan penyusunan indikator
• Dapat dipertanggungjawabkan • Identifikasi pendukung dan penghambat
• Mempunyai batas waktu pencapaian dan bagaimana mengatasinya
• Disesuaikan perkembangan kebutuhan, • Membentuk tim penyusun
prioritas, kemampuan keuangan, • Pelajari sistem mutu yang ada
kemampuan kelembagaan, dan kemampuan • Tentukan sumber informasi yang
personil dibutuhkan untuk menyusun indikator
• Workshop untuk mendapat dukungan
KepMenKes No 228 tahun 2002 dari pihak terkait
SPM RS adalah standar penyelenggaraan:  Penyusunan indikator:
 Pelayanan medik • Review indikator-indikator yang ada dari
 Pelayanan penunjang literatur maupun dari DepKes
 Pelayanan keperawatan • Review indikator-indikator yang selama
 Manajemen rumah sakit ini digunakan
25
•Identifikasi unit-unit terkait  Evaluasi dan ongoing monitoring
•Identifikasi indikator-indikator yang
dapat dimonitor Cara Menetapkan Threshold (Katz & Green, 1997)
• Susun indikator  Sentinel event (kejadian luar biasa, a
• Tetapkan metoda pengumpulan data serious, undesirable, and often avoidable
dan sumber informasi process or outcome) indicator: target = 0,
• Tentukan metoda analisis misalnya pembedahan pada sisi yang salah
• Sosialisasi  Rate based indicator:
• Tetapkan cara pelaporan indikator • Kumpulkan data untuk periode waktu
 Penerapan indikator: tertentu
• Monitor proses pengumpulan data • Hitung mean dan standard deviasi
• Monitor analisis terhadap indikator dan • Tetapkan simpangan yang bisa diterima
pelaporannya • Ingat rate-based indicator tidak pernah
• Monitor penggunaan hasil analisis 100 %
indikator  Rujukan (referensi) sebagai konsensus
• Hitung biaya implementasi nasional atau konsensus profesi
 Review:  Jika rate based indicator belum dapat
• Kaji ulang terhadap indikator, cara ditentukan, dapat ditetapkan threshold
pengumpulan data, analisis dan hasil secara konsensus pada tahun pertama.
analisis, pemanfaatan indikator untuk  Adakalanya threshold tidak dapat ditetapkan,
perbaikan, tindak lanjut perbaikan penilaian terhadap indikator berdasarkan
• Perbaikan/penambahan/pengurangan trend naik atau turun.
indikator
CONTOH
PELAYANAN INDIKATOR TARGET MINIMAL
Medik Pembedahan pada sisi yang salah 0%
Angka infeksi paska bedah 5%
Respons time rata-rata pelayanan IGD 10 menit
Penunjang Penyelesaian foto rontgen plain foto biasa 6 jam
Penyelsaian foto rontgen plain foto cito 30 menit
Keperawatan ALOS 4 hari
Gakin Jumlah gakin dirawat di kelas tiga per bulan 40 orang

INDIKATOR DIISI DENGAN JUDUL INDIKATOR


Dimensi mutu Diisi dengan dimensi mutu yang mana yang terkait dengan indikator
tsb
Tujuan indikator Diisi dengan apa yang ingin ditunjukkan dengan indikator tsb (apa
maksud dari penggunaan indikator tersebut); untuk memberi
petunjuk/tanda bahwa…….
Rationalisasi Diisi dengan latar belakang dan alasan mengapa indikator tsb perlu
diambil sebagai alat pengukuran kinerja
Definisi terminologi yang Jika ada istilah yang perlu dijelaskan, maka didefinisikan pada
digunakan kolom ini
Frekuensi updating data Diisi dengan kapan pengumpulan data harus dilakukan apakah tiap
(pengumpulan data) hari, seminggu sekali, tiap bulan sekali, atau tiap tiga bulan sekali
Periode dilakukan analisis Diisi dengan kapan indikator tsb dianalisis untuk kemudian
dilaporkan dan difeedback pada unit terkait
Numerator (pembilang) Pembilang dari indikator tersebut
Denominator (penyebut) Pembagi dari indikator tersebut
Standar pencapaian Diisi dengan target yang harus dicapai
(threshold/target)
Sumber data numerator dan Diisi dengan dari mana data dapat diperoleh, apakah dari survei,
denominator dari data rekam medik, dari register, dsb

26
INDIKATOR RATA-RATA LOS MATERNAL POSTNATAL SESUDAH MELAHIRKAN
Dimensi mutu Efficiency
Tujuan indikator Memberikan signal apakah postnatal maternal LOS lebih tinggi atau lebih
rendah dibandingkan rata-rata rumah sakit mitra benchmark
Rationalisasi Ada kecenderungan early discharge bagi ibu segera sesudah melahirkan,
sehingga perawatan belum sempurna, ibu sudah dipulangkan, dan dapat
membahayakan bagi ibu dan bayi yang dilahirkan. Pada kasus-kasus
tertentu justru terjadi perpanjangan lama perawatan yang berakibat
pasien dirugikan
Definisi terminologi yang Pengertian postnatal :…………….dsb
digunakan
Frekuensi updating Tiap bulan
indikator (pengumpulan
data)
Periode dilakukan Tiap tiga bulan
analisis
Numerator (pembilang) Postnatal LOS dari ibu di rumah sakit diukur dalam hari
Denominator (penyebut) Tidak ada
Standar pencapaian
(threshold/target)
Sumber data numerator Data persalinan dan statistik inpatient di rumah sakit
dan denominator

INDIKATOR ANGKA KELENGKAPAN REKAM MEDIS


Dimensi mutu Continuity of care, patient safety
Tujuan indikator Untuk menilai kinerja dokter spesialis dalam melakukan pengisian
dokumen rekam medis
Rationalisasi Dari hasil survey tahun 2005 ternyata 50 % sampel RM yang diambil tidak
diisi lengkap. Kelengkapan pengisian rekam medis sangat diperlukan
untuk tindak lanjut pelayanan medis, begitu juga pada saat kunjungan
ulang pasien.
Definisi terminologi yang Rekam medis adalah………
digunakan Kelengkapan rekam medis meliputi kelengkapan pengisian identitas,
biodata, riwayat penyakit, diagnosis, terapi, tindak lanjug…….
Frekuensi updating Tiap bulan
indikator (pengumpulan
data)
Periode dilakukan Tiap tiga bulan
analisis
Numerator (pembilang) Jumlah rekam medis yang disampling yang terisi dengan lengkap pada
periode satu bulan
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh rekam medis yang disampling pada periode satu bulan
Standar pencapaian 90 %
(threshold/target)
Sumber data numerator Dokumen rekam medis
dan denominator

INDIKATOR ANGKA KEJADIAN PHLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP 2 HARI


SETELAH PEMASANGAN INFUS
Dimensi mutu Keselamatan pasien, kompetensi tehnis
Tujuan indikator Untuk mengetahui apakah petugas bekerja sesuai protap pemasangan
infus
Rationalisasi Dari 100 pasien yang diinfus 10 % mengalami phlebitis dari hasil survei
27
Jan s/d Mar 2006. Terjadiany phlebitis terkait dengan ketidak taatan
dalam menjalankan prosedur pemasangan infus. Phlebitis berpotensi
untuk terjadinya sepsis
Definisi terminologi yang Phlebitis adalah radang pada pembuluh darah balik setelah dilakukan
digunakan pemasangan infus 2 hari dengan tanda-tanda:.....
Frekuensi updating Setiap bulan
indikator (pengumpulan
data)
Periode dilakukan Setiap tiga bulan
analisis
Numerator (pembilang) Jumlah pasien yang mengalami phlebitis setelah dilakukan pemasangan
infus 2 hari dalam waktu satu bulan
Denominator (penyebut) Jumlah pasien rawat inap yang dipasang infus dalam waktu satu bulan
Standar pencapaian 5%
(threshold/target)
Sumber data numerator Dokumen rekam medis
dan denominator

INDIKATOR ANGKA KEJADIAN PHLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP 2 HARI


SETELAH PEMASANGAN INFUS
Dimensi mutu Keselamatan pasien, kompetensi tehnis
Tujuan indikator Untuk mengetahui apakah petugas bekerja sesuai protap pemasangan
infus
Rationalisasi Dari 100 pasien yang diinfus 10 % mengalami phlebitis dari hasil survei
Jan s/d Mar 2006. Terjadiany phlebitis terkait dengan ketidak taatan
dalam menjalankan prosedur pemasangan infus. Phlebitis berpotensi
untuk terjadinya sepsis
Definisi terminologi yang Phlebitis adalah radang pada pembuluh darah balik setelah dilakukan
digunakan pemasangan infus 2 hari dengan tanda-tanda:.....
Frekuensi updating Setiap hari
indikator (pengumpulan
data)
Periode dilakukan Setiap bulan
analisis
Numerator (pembilang) Jumlah pasien yang mengalami phlebitis setelah dilakukan pemasangan
infus 2 hari dalam waktu satu bulan
Denominator (penyebut) Jumlah pasien rawat inap yang dipasang infus dalam waktu satu bulan
Standar pencapaian 5%
(threshold/target)
Penanggung jawab
pengumpulan data
Sumber data numerator Check list harian infeksi nosokomial
dan denominator

INDIKATOR ANGKA KEJADIAN PHLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP 2 HARI


SETELAH PEMASANGAN INFUS
Dimensi mutu Keselamatan pasien, kompetensi tehnis
Tujuan indikator Untuk mengetahui apakah petugas bekerja sesuai protap pemasangan
infus
Rationalisasi Dari 100 pasien yang diinfus 10 % mengalami phlebitis dari hasil survei
Jan s/d Mar 2006. Terjadiany phlebitis terkait dengan ketidak taatan
dalam menjalankan prosedur pemasangan infus. Phlebitis berpotensi
untuk terjadinya sepsis
Definisi terminologi yang Phlebitis adalah radang pada pembuluh darah balik setelah dilakukan
28
digunakan pemasangan infus 2 hari dengan tanda-tanda:.....
Frekuensi updating Setiap hari
indikator (pengumpulan
data)
Periode dilakukan Setiap bulan
analisis
Numerator (pembilang) Jumlah pasien yang mengalami phlebitis setelah dilakukan pemasangan
infus 2 hari dalam waktu satu bulan
Denominator (penyebut) Jumlah pasien rawat inap yang dipasang infus dalam waktu satu bulan
Standar pencapaian 5%
(threshold/target)
Penanggung jawab
pengumpulan data
Sumber data numerator Check list harian infeksi nosokomial
dan denominator

INDIKATOR KETEPATAN WAKTU PEMBAYARAN


Dimensi mutu Efektivitas
Tujuan indikator Untuk menunjukkan kinerja administrasi bapel
Rationalisasi Ketepatan waktu pembayaran klaim akan memperlancar proses
pelayanan di PPK
Definisi terminologi yang Waktu pembayaran yang tepat waktu adalah waktu yang
digunakan dibutuhkan mulai dari klaim masuk sampai dengan klaim
dibayarkan, tidak melebihi 6 hari kerja
Frekuensi updating indikator Setiap bulan
(pengumpulan data)
Periode dilakukan analisis Setiap tiga bulan
Numerator (pembilang) Jumlah klaim yang terbayar tepat waktu dalam waktu satu bulan
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh klaim dalam satu bulan
Standar pencapaian 100 %
(threshold/target)
Sumber data numerator dan Data klaim yang ada di bapel pada bulan dimaksud
denominator

INDIKATOR KECEPATAN PEMBAYARAN KLAIM


Dimensi mutu efektivitas
Tujuan indikator
Rationalisasi
Definisi terminologi yang Waktu pembayaran klaim adalah waktu mulai klaim diterima
digunakan sampai klaim dibayarkan
Frekuensi updating indikator
(pengumpulan data)
Periode dilakukan analisis
Numerator (pembilang) Jumlah kumulatif hari yang dibutuhkan untuk penyelesaian
seluruh klaim yang masuk dalam satu bulan
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh klaim yang masuk dalam satu bulan
Standar pencapaian < atau = 6 hari
(threshold/target)
Sumber data numerator dan
denominator

29
INDIKATOR
Dimensi mutu
Tujuan indikator
Rationalisasi
Definisi terminologi yang
digunakan
Frekuensi updating indikator
(pengumpulan data)
Periode dilakukan analisis
Numerator (pembilang)
Denominator (penyebut)
Standar pencapaian
(threshold/target)
Sumber data numerator dan
denominator

Jangan lupa bahagia hari ini ya! – yim


(I’m sorry if I didn’t bold the important points because otherwise the pictures would be corrupted and it ruined other organized words – editor.)

NOTE:
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

30
TEORI PROSES PENUAAN
Heru Subekti,S.Kep.,Ns.MPH

Latar Belakang
Lanjut Usia atau lansia merupakan seorang
yang telah mencapai usia 60 tahun keatas (Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998
tentang Kesejahteraan Lanjut Usia)
Dunia, Asia, dan Indonesia diprediksi
memiliki jumlah penduduk lansia lebih besar dari
jumlah penduduk kurang dari 15 tahun pada tahun
2040 (Pusat Data dan Informasi Kementerian Grafik tersebut menunjukkan bahwa idealnya
Kesehatan RI, 2013) seseorang semakin tua akan semakin mandiri.
Jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 Namun kenyataannya tidak demikian.
juta jiwa atau setara dengan 8,03% dari seluruh Peran tenaga kesehatan adalah membatu
penduduk Indonesia pada tahun 2014 (Badan Pusat seseorang untuk tidak menjadi “dependent” pada
Statistik, 2014) usia yang lebih muda (misalnya, seseorang menjadi
 Masalah kesehatan lansia jika tidak segera ketergantungan pada usia 50. Hal tersebut tentunya
ditangani akan menjadi bom waktu. akan menjadi masalah bagi dirinya dan orang
 Terjadi peledakan jumlah lansia tahun 2015- sekitarnya).
2025 di Indonesia Untuk mencegah seseorang menjadi
 Indonesia sedang mengalami bonus ketergantungan lebih awal, maka diperlukan suatu
demografi, dimana jumlah usia produktif lebih program. Mibium mungkin cocok untuk dilakukan di
besar dari usia yang non produktif. Hal ini indonesia, dengan cara melakukan screening orang-
tentunya menjadi suatu kekuatan untuk orang yang berisiko dan kemudian memberikan
indonesia jika SDM nya bagus. Tetapi disisi intervensi sejak dini. Selain melakukan upaya
lain indonesia juga mengalami X population preventif, tenaga kesehatan juga harus
Bom. meningkatkan kesadaran masayarakat mengenai
kondisinya.
“Gerontology: The scientific study of the Sebaiknya masyarakat menerapkan upaya
biological, psychological, and sociological preventif, karena sebenarnya upaya preventif itu
phenomena associated with old age and aging” lebih murah dari pada kuratif. Jadi selain
(Ilmu yang mempelajari fenomena biologis, psikologis menguntungkan masyarakat juga menguntungkan
dan sosiologis yang dikaitkan dengan penuaan dan bagi negara.
lanjut usia)
 Permasalahan lansia terjadi karena MASALAH LANSIA: 14 “I “
pemerintah belum bisa mengakomodir (Kane dan Ouslander)
kebutuhan lansia. 1. Immobility (kurang bergerak) : TERBESAR
2. Instability (berdiri dan berjalan tidak stabil
“Everyman desires to live long, but no man would atau mudah jatuh) : BERISIKO JATUH
be old.” 3. Incontinence (beser buang air kecil dan
Johnathan Swift, 1667-1745 atau buang air besar) : MENGANGGU
Di jepang sedang dikembangkan Mibium. Mibium KONSEP DIRI
merupakan suatu kondisi seseorang dimana dia tidak 4. Intellectual Impairment (gangguan
sakit tetapi juga tidak sehat. intelektual/dementia) : MENURUNKAN
Lanjut Usia KEMANDIRIAN
- Usia > 60 tahun 5. Infection (infeksi) : TERUTAMA ISPA& UTI
- Perubahan biologis 6. Impairment of vision and hearing, taste,
- Sosial smell, communication, convalescence, skin
- Psikologis integrity (gangguan pancaindera,
- Gangguan status fungsional komunikasi, penyembuhan, dan kulit):
- Gangguan nutrisi HAMBATAN SOSIAL
“Active Aging means we must stay healthy until 7. Impaction (sulit buang air besar): NUTRISI
death.” 8. Isolation (depresi) : KESEPIAN
(Kathryn Braun, 2009) 9. Inanition (kurang gizi) : CORE PROBLEM

31
10. Impecunity (tidak punya uang) : Teori Tingkat Proses
TERLANTAR Psikososiologis
11. Iatrogenesis (menderita penyakit akibat Kepribadian Introvert lawan ekstrovert
obat-obatan) : SAKIT
12. Insomnia (gangguan tidur) : IRITABLE Tugas Maturasi sepanjang rentang
13. Immune Deficiency (daya tahan tubuh yang perkembangan kehidupan
menurun) : MUDAH SAKIT
14. Impotence (impotensi) : GANGGUAN HD Disengagement Antisipasi menarik diri
Kondisi-kondisi diatas merupakan kondisi yang
Aktivitas Membantu mengembangkan usaha
dapat dicegah dan dapat dikurangi risikonya.
Kontinuitas Pengembangan individualitas
Contohnya, seseorang yang membiasakan gaya
hidup yang baik (aktivitas fisik) maka risiko untuk Ketidakseimbangan Kompensasi melalui
menjadi imobillity pada saat lansia akan berkurang. sistem pengorganisasian diri sendiri

TEORI PENUAAN TEORI-TEORI PENUAAN


◼ Biological Theories
Ditinjau dari aspek fisik. (Donlon, 2007 dalam Stanley dan Beare 2007)
◼ Pysco-Social Theories
Aspek psikososial akan mempengaruhi Disengagement Theory
perubahan fisik pada seseorang. Misal, Cummings and Henry in late 1950’s.
orang yang cepat marah akan lebih cepat “aging is an inevitable, mutual withdrawal or
keriput. disengagement, resulting in decreased interaction
Sebenarnya penuaan merupakan between the aging person and others in the social
suatu hal yang disebabkan oleh banyak system he/she belongs to.”
faktor, tidak ada faktor mutlak yang  Orang tua akan cenderung menyendiri.
menyababkan penuaan. Orang yang sering menyendiri akan jadi lebih
cepat tua karena kesepian 
Teori Biologis Tingkat Perubahan
Genetika Gen yang diwariskan dari dampak Activity Theory
lingkungan. Berkaitan dengan jam Robert Havighurst in the 1960’s.
kehidupan juga, dimana seseorang - Developed by supports the maintenance of
memiliki waktu tertentu. regular activities, roles, and social pursuits.
Kromosom XX memiliki usia - Persons who achieve optimal age are those
harapan hidup yang lebih tinggi who stay active.
Dipakai dan rusak Kerusakan oleh radikal bebas. - As roles change, the individual finds
Merupakan teori yang banyak substitute activities for these roles.
digunakan dalam hal ini. - Aktivitas akan berdampak pada proses
Jika radikal bebas berikatan penuaan. Kalau aktivitasnya baik, maka
dengan membran sel, maka sel proses penuaan akan lama.
akan rusak. Jika hal ini terjadi terus
menerus, maka sel akan tidak Continuity Theory
optimal untuk beregenerasi Havighurst and co-workers
akibatnya akan terjadi penuaan - Proposed by in reaction to the
dini. disengagement theory
Lingkungan Meningkatnya pajanan terhadap - “basic personality, attitudes, and behaviors
hal-hal yang berbahaya remain constant throughout the life span”
- What is the relevance of the biological and
Imunitas Integritas system tubuh untuk
psychosocial theories of aging to nursing?
melawan kembali.
 Psikosisial usia tua dipengaruhi oleh
Imunitas turun → mudah terkena
psikososial usia muda
penyakit.
Neuroendokrin Kelebihan atau ku-rangnya
Erickson’s Developmental Stages
produksi hormone
• Young Adulthood (20-30)
- Intimacy vs. Isolation
• Middle Adulthood (30-60)
- Generativity vs. Stagnation

32
• Older Adulthood (60+) NOTE:
- Integrity vs. Despair
________________________________________
Integritas ➔ jujur antara perbuatan dan ________________________________________
pikiran. Bagaimana integrity bisa dicapai oleh lansia? ________________________________________
Lansia yang puas dengan hidupnya, maka lansia ________________________________________
tersebut sudah mencapai “integrity” ________________________________________
Untuk menggali integritas, perawat bisa ________________________________________
menggali pengalaman hidup lansia. Jika lansia ________________________________________
tersebut bisa menceritakan tentang hal-hal yang ________________________________________
menari dan membanggakan, maka integritasnya
baik. ________________________________________
Jika pada masa muda lebih senang bergaul ________________________________________
(intimacy) maka kemungkinan ketika menua akan ________________________________________
menjadi pribadi yang profuktif dan dapat mencapai ________________________________________
“integritas” ________________________________________
________________________________________
________________________________________
Nursing Interventions
How can nurses assist elders accomplish developmental ________________________________________
tasks? (lebih ke arah psikososial)
➢ Encourage clients to maintain and establish roles ________________________________________
and relationships. Contohnya: posbindu ________________________________________
➢ Offer maximum opportunities for decision making ________________________________________
➢ Build on client’s unique interests and skills ________________________________________
➢ Listen to client’s concerns ________________________________________
➢ Promote reminiscence (Eliopoulas,1995)
________________________________________
________________________________________
Intervensi Keperawatan
________________________________________
Bagaimana perawat dapat membantu lansia untuk
memenuhi tugas pergembangannya?
________________________________________
➢ Dukung klien untuk menjaga dan
________________________________________
membangun suatu peran dan hubungan
________________________________________
dengan sosial
________________________________________
➢ Tawarkan klien kesempatan maksimal untuk
________________________________________
terlibat dalam pengambilan keputusan
________________________________________
➢ Bangun munculnya minat dan keterampilan
________________________________________
yang unik dari klien
________________________________________
➢ Menjadi pendengar aktif terhadap perhatian
klien
________________________________________
➢ Dukungan ingatan kenangan baik dari klien
________________________________________
________________________________________
Koping dengan Perubahan Psikologis dan Krisis
________________________________________
Perkembangan
________________________________________
➢ Sistem dukungan
________________________________________
➢ Sumber dukungan komunitas
________________________________________
➢ Konseling
________________________________________
➢ Ibadah/ keagamaan
________________________________________

________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________

33
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN PADA LANSIA Nah kondisi kematian premature pada lansia karena
adanya kondisi mortalitas serta morbiditas ini
Heru Subekti,S.Kep.,Ns.MPH
diperlukan pendekatan melalui upaya preventive serta
The typical “geriatric” patient health promotion.

• Chronic disease Perbedaaan Promosi Kesehatan Dan Pencegahan

• Multiple disease (co-morbidity) Health Promotion Prevention


Segala upaya untuk Upaya dalam
• Multiple drugs (polypharmacy) meningkatkan mencegah suatu hal
Kesejateraan secara spesifik
• Social isolation and poverty
(contohnya: (contohnya:
•  physiological function Smoking in middle Pencegahan
age(tidak mereokok Osteoporosis
➔ LOSS OF RESERVE
pada usia muda), dengan pemberian
Kondisi geriatric ini menyebabkan kehilangan masa Exercisse(olahraga) tablet Calcium,
depan yang mana lansia ini menjadi beban, atau pemberian vaksin
influenza
Untuk mengatasi hal ini diperlulkan pendekatan Strengthen Primary Care
sehingga lansia bisa produktif atau memilki “Hari Tua (penguataan layanan Primer) sebelum
yang bahagi” memahami layanan primer jadi pak Heru menjelaskan
tentang Sistem Pelayanan Kesehatan, namun tidak
An approach
dijelaskan definisi atau penjelasanya.
• Education Nah sebelum membahas layanan Kesehatan Primer
• Health promotion pak heru menanyakan apakah Panti Werda
• Prevention merupakan Pelayanan Kesehatan jawabanya ialah
• Strengthen primary care bukan karena Panti Werda merupakan bentuk dari
• [acute care] pelayan sosial
• Rehabilitation
• Long-term care Di PPT bagian bawah dijelaskan menganai
i) Home pelayanan kesehatan
ii) Institution Jadi Sistem Pelayanan Kesehatan Indonesia dibagi
Education menjadi 3 Tingkat yaitu
• Tingkat 1 Primer (Pelayanan Primer ini terdiri
Medical school
dari Praktek mandiri serta Puskesmas)
- preclinical • Tingkat 2 Sekunder (Pelayan tingkat 2 ini
terdiri dari Rumah sakit yang sifat nya
- clinical spesialistik
Residency – primary care • Tingkat 3 Tersier( Pelayanan Tingkat 3 ini
rumah sakit yang melayanni subspesialistik)
- internal medicine Kemudian ada yang nama nya Fasilitas
Kesehatan : yang terdiri dari Puskesemas, Dokter
- others (e.g. Urology, orthopedics)
layannan Primer sserra RS.
CME Nah Penguatan Pelayan Primer seharusnya
menguatakan pada layanan Preventive serta
Premature: Promotive yang mana pada saat ini kondisi Indonesia
Mortality in the elderly yang lebih mementingkan Acute Care atau Rumah
sakit (Subekti, 2018). Namun karena tidak adanya
• IHD penguatan Preventif serta promotif sejak di Primary
• CVA care sehingga terjadi ketimpangan dimana beberapa
• Influenza rumah sakit mengalami Overload pasien(80% patien
ride penuh) yang menunjukan kondisi rumah sakit
Morbidity in the elderly tersebut jelek.
• Osteoporosis Sebenarnya Tujuan dari pelayan kesehatan itu
• Fractures sendiri ialah Kemadirian Hidup sehat, dimana
seseorang bisa tahu, mau, serta mampu untuk
• Influenza
mencapai hidup sehat
34
Jadi pelayanan long-term atau pelayanan jangka
Rehabilitation panjang ini merupakan pelayan pada lansia setalah
post CVA - hospital mengalami sakit satu rehabilitasi , jenisnnya dibagi 2
- home yaitu pelayanan home care serta Institutional.
post hip fracture – hospital Di Indonesia sendiri pelayanan long-term
institutional belum ada sehingga kebanyakan lansia
Long-term care (20% of 65+) dirawat dirumah yang biasanya keluargalah yang
• home care (~ 15%) [preferred] harus merawat lansia dan menyebabakan beban
• institutional (~ 5%) stress pada keluarga.

BACKGROUND: HEALTH SYSTEM


Comparison of Health Status among ASEAN
Countries (WHO, 2000)
Comparison of Human Development Index among
ASEAN Countries (UNDP, 2006: 2004 data)

Indonesia Singapore Malaysia Philippine Vietnam

Health 92 6 49
Status(rank)

MMR/ AKI 230/1000 15/1000 41/1000 200/1000 130/1000

IMR/ AKB 39/1000 3/1000 8/1000 28/1000 31/1000

LE/ UHH 66.4 y.o. 79.6 y.o. 72 y.o. 68.3 y.o. 69.6 y.o.

HDI 108 25 61 84 109


Ind Singa M Philippin Vietna Rank (me (high) (hi (medium) (mediu
on pore al e m diu gh m)
esi ay m) )
a si
a

Problems in Health Care System:


• Unstructured
• Fragmented
• Dehumanized
• Liberal (Market System)
• Expensive

35
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN
DI INDONESIA
• Strata III → RS type A, B, playanan sub-
spesialistik
• Strata II → RS type C, pelayanan spesialistik
• Strata I → puskesmas, praktek perorangan

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT di INDONESIA


• Strata III → Dinas Kes Propinsi
• Strata II → Dinas Kes Kab/ kota
• Strata I → puskesmas, LSM, UKBM

• Sektor kesehatan belum mendapat sorotan


yang proporsional
• Kurang populer sebagai ukuran keberhasilan
suatu pembangunan.
• Sektor ekonomi dan politik lebih dominan
dalam wacana publik.
• Seharusnya tingkat kesejahteraan
masyarakat akan selalu berhubungan
dengan status kesehatan. Isu aids, antrak,
sars, flu burung, busung lapar dst---fenomena
menarik
• Dunia dewasa ini membelanjakan 9% dari
pendapatannya untuk belanja kesehatan .
• Negara maju yang hanya berpenduduk 16%
dari penduduk dunia, menghabiskan 89%
total belanja kesehatan
• Kerugian krn sakit: 7% di negara maju dan
93% di negara berkembang.
• negara berkembang baru membelanjakan
dibawah 5% , ngr maju 8%.

Yang Berpengaruh terhadap status Kesehatan:


• Kompleks : banyak faktor.
• Miskin krn sakit, sakit krn miskin (Myrdall).
• Sri Langka dan Cina, pendapat relatif rendah
status kesehatan baik.
• Status kesehatan tergantung : Pelayanan
kesehatan, Lingkungan, Perilaku dan
Kependudukan/Keturunan.
• restrukturisasi pembiayaan publik --- Dominasi pembiayaan pemerintah atau
→dampak pada bidang kesehatan dan nutrisi. masyarakat?
• studi kasus: berbeda→ hubungan antara • Ideologi ➔ sosialistik atau liberalistik?
pembelanjaan pemerintah untuk pelayanan Persaingan bebas atau pengendalian
sosial dan kecenderungan pada indikator- • Ketersediaan dana pemerintah
indikator kesehatan tertentu. • Tingkat ekonomi masyarakat dan jumlah
• Pelayanan kesehatan pada beberapa negara masyarakat yang tidak mampu
berkembang umumnya tersedia bebas, • Kualitas dan jumlah pemberi pelayanan
dibiayai dari dana yang berasal dari pajak, kesehatan pemerintah dan swasta
namun terbatas. • Perkembangan Asuransi kesehatan

36
Pelayanan Kesehatan sbg komoditi
• ilmu ekonomi -> supply - demand, dan
distribusi komoditi, komoditinya adalah
pelayanan kesehatan bukan kesehatannya
sendiri.
• Kegiatan kesehatan merupakan salah satu
karakterisitk dari pelayanan kesehatan: sabuk
pengaman, pemadam kebakaran, makanan
yang bergizi, dsb; namun kesehatan tidak
dapat dipertukarkan.
• Ada kekhususan komoditi pelayanan
kesehatan
• ketika konsumsi dan komoditi itu dilakukan
penuh ketidakpastian.
• ketidaksempurnaan informasi, ketidakpastian
permintaan, monopoli penawaran, komoditi
tidak pernah homogen, efek eksternalitas dan
non-excludability, bahaya moral dan “merit
goods” /barang jasa.
• Pemerintah sbg regulator pada pasar untuk
menghindari konsumen menanggung
kerugian akibat salah mengkonsumsi
komoditi pelayanan kesehatan

Kesehatan : Konsep Public Good dan Private


Good
• “public spending” di semua sektor
berkembang pesat pada dekade 1960-an dan
1970-an.
• Periode ini dipuncaki dengan deklarasi pada
tahun 1978 di Alma-Ata. Di bekas negara
sosialis Uni Soviet tersebut WHO
mengeluarkan deklarasi “Health for All by The
Year 2000”.

Pergeseran
• 1980-an pertumbuhan ekonomi dunia
melambat dan pengeluaran untuk kesehatan
menurun.
• Subsidi untuk pelayanan kesehatan semakin
kecil, sementara itu biaya pelayanan
kesehatan semakin meningkat, khususnya
pelayanan rumah sakit yang menggunakan
teknologi canggih.
• Muncullah pergeseran mengenai arti
pelayanan rumah sakit dari suatu pelayanan
Jaminan Sosial yang bersifat publik (dengan subsidi tinggi
• Prinsipnya merupakan salah satu faktor bagi atau bahkan gratis sama sekali) menjadi
redistribusi pendapatan terhadap mereka suatu pelayanan yang bersifat individualistik.
yang berpendapatan rendah.
• Perawatan kesehatan, tunjangan keluarga Reformasi pelayanan kesehatan:
dan hari tua serta bantuan finansial • Bank Dunia→ pinjaman sektor kesehatan→
lainnya→menjadi tanggung jawab negara berkembang.
pemerintah/negara. • Mengusulkan 4 reformasi, yaitu
• Jaminan sosial terkait ddn HAM---hak dasar.

37
1. Subsidi untuk pelayanan pemerintah harus • Sistem yang dicapai harus menciptakan
dikurangi, kondisi yang dapat meningkatkan akses
2. Meningkatkan cakupan asuransi masyarakat miskin terhadap pelayanan
kesehatan, kesehatan
3. Meningkatkan peran swasta dan, • Isu otonomi daerah terus menjadi perhatian
4. Mendesentralisir pelayanan kesehatan. bagi para pengambil kebijakan baik di tingkat
• Reformasi ini mengacu pada konsep efisiensi nasional maupun lokal.
dan memasukkan konsep equity • Terjadi tarik-menarik kepentingan antara
pusat dengan daerah ataupun antar pihak
Sistem pelayanan kesehatan dibagi menjadi dua: terkait.
• Mereka harus lebih mempersiapkan peratutan
1. Sistem pelayanan kesehatan masyarakat perundangan yang relevan dan mengandung
(public health) unsur keadilan.
2. Sistem pelayanan kesehatan pribadi • Kepedulian para penentu kebijakan terhadap
sektor kesehatan untuk memperjuangkan
Ciri-ciri Sistem Public Health: peningkatan anggaran secara bertahap
1. Pemakaian jasa kepada seseorang mencapai 15 % dari total APBN atau APBD.
tidak mengurangi jatah bagi orang • Mengingat bahwa anggaran kesehatan kita
lain yang ingin menggunakannya, hanya berkisar antaara 2-3% dari total
2. Untuk menggunakannya tidak perlu ABBN/APBD, bahkan banyak daerah masih
berebut, dibawa 2% APBD.
3. Ada eksternalitas, dimana pelayanan • Diawali dengan komitmen para politisi (
jasa public kepada seseorang akan nasional/ lokal ) terhadap pembangunan
menimbulkan pengaruh kepada kesehatan di Indonesia sebagai isu yang
orang lain. perlu diangkat dan disosialisasikan kepada
masyarakat.
Problem Keuangan
• Problem keuangan semakin menjauhi negara
kesejahteraan (welfare state), dimana negara
seharusnya membiayai seluruh pelayanan -bgs
publiknya dari hasil pajak dan usaha negara.
• Disamping mengacu pada pelayanan sosial NOTE:
kemanusiaan, secara faktual pelayanan ________________________________________
kesehatan (rumah sakit) telah berkembang ________________________________________
menjadi suatu industri yang berbasis pada ________________________________________
prinsip–prinsip ekonomi →kompetitif ________________________________________
• Di Amerika, pembiayaan kesehatan diambil ________________________________________
dari tiga sumber besar, yakni konsumen atau ________________________________________
pasien, Asuransi Kesehatan Privat, dan ________________________________________
Pemerintah. ________________________________________
• Pada tahun 1992, dari pasien membayar ________________________________________
langsung 19%, dan pembayaran lain oleh ________________________________________
Asuransi Kesehatan Privat dan Pemerintah ________________________________________
masing-masing 31% dan 46%. ________________________________________
• Ada kecenderungan peningkatan biaya ________________________________________
kesehatan oleh pemerintah. ________________________________________
• Pada masa" transisi" sekarang ini pelayanan ________________________________________
kesehatan yang cenderung menuju private ________________________________________
good. ________________________________________
• Pemerintah dan badan legislatif sebaiknya ________________________________________
tidak lepas tangan dalam pembuatan sistem ________________________________________
regulasi agar tidak terjadi monopoli sector ________________________________________
kesehatan oleh swasta. ________________________________________
• Pada prinsipnya adalah menciptakan suatu ________________________________________
sistem pelayanan yang adil. ________________________________________
________________________________________

38
JENIS PELAYANAN DAN KEBIJAKAN PROGRAM
KESEHATAN LANJUT USIA
Purwanta, S.Kp., M.Kes.

Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015,


6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
pasal 136 dalam melaksanakan tugas sebagaimana
Kesehatan Masyarakat; dan pelaksanaan fungsi lain
dimaksud dalam Pasal 135, Direktorat Jenderal
yang diberikan oleh Menteri.
Kesehatan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijakan di bidang peningkatan


kesehatan keluarga, kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olahraga, gizi masyarakat, serta
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan


kesehatan keluarga , kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olahraga, gizi masyarakat, serta
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;

3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan


kriteria di bidang peningkatan kesehatan keluarga,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga,
gizi masyarakat, serta promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat;

4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di


bidang peningkatan kesehatan keluarga , kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, gizi NOTE:
masyarakat, serta promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat; ________________________________________
________________________________________
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang ________________________________________
peningkatan kesehatan keluarga , kesehatan ________________________________________
lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, gizi ________________________________________
masyarakat, serta promosi kesehatan dan ________________________________________
pemberdayaan masyarakat; ________________________________________
________________________________________

39
• UU No. 13 Th 1998 tentang Kesejahteraan
Lansia
Pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk
Permenkes RI No 67 tahun 2015 tentang: memelihara dan meningkatkan derajat
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lansia di kesehatan dan kemampuan lanjut usia, agar
Puskesmas: kondisi fisik, mental, dan sosialnya dapat berfungsi
secara wajar.
Latar Belakang
• PP No. 43 Tahun 2004 tentang
❖ Tujuan Pembangunan Kesehatan ➔ Pelaksanaan Upaya Peningkatan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Kesejahteraan Sosial Lansia
dengan perhatian khusus pada penduduk Mengatur pelayanan-pelayanan, kemudahan dan
rentan → penduduk Lansia (≥ 60 tahun) perlindungan sosial yang dapat diperoleh oleh
Lanjut Usia.
❖ Penduduk Lansia → Budaya Bangsa
Indonesia : tempat yang terhormat dalam Komitmen Global
keluarga dan masyarakat, kebijaksanaan dan
pengalaman hidup : jadi contoh serta 1. Viena Plan of Action on aging 1982.
dimanfaatkan secara optimal. 2. U.N. Principle of the Elderly 1991.
❖ Upaya Peningkatan Kesejahteraan Pada 3. A Society for all Ages 1998.
Lansia → diarahkan untuk memperpanjang
usia harapan hidup dan masa produktif → 4. Rencana Aksi Macao / Macao Plan of Action
kemandirian, kesejahteraan dan (1 Oktober 1998)
pemberdayaan pada kesehatan keluarga
5. W H O “ Active Aging “, Policy Frame Work
Landasan Hukum 2000.

• UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi 6. Madrid International Plan of Action on
Manusia Ageing/MIPAA ( 2002)

Pasal 42 “Setiap warga negara yang berusia 7. Shanghai Implementation Strategy (23-26
lanjut, cacat fisik dan atau cacat mental berhak September 2002)
memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan dan
8. Fifty-eighth World Health Assembly,
bantuan khusus atas biaya negara, untuk menjamin
Resolution WHA 58.16 on Strengthening
kehidupan yang layak sesuai dengan martabat
active and healthy ageing Agenda item 13.15,
kemanusiaannya, meningkatkan rasa percaya diri,
May 2005
dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.


40
9. Macao Document – Operationalization of the Kebijakan Peningkatan Kesehatan Lanjut Usia
Madrid International Plan of Action on Aging
Kebijakan upaya kesehatan lansia yang akan
(MIPAA) in Asia Pacific- October 2007
dilakukan
10. Regional Strategy for Healthy Ageing 2013 -
Dasar :
2017
❖ Regional Strategy for Healthy Aging 2013 -
11. Yogyakarta Declaration on Ageing and Health
2018 (WHO SEARO)
2012
❖ Yogyakarta Declaration on Ageing and Health
Komitmen Nasional
(WHO SEARO 2013)
1. UU Nomor 13 tahun 1998 tentang
❖ RPJMN 2015 -2019
Kesejahteraan Lanjut Usia
❖ Renstra Kemenkes 2015 - 2019
2. UU no 39 tahun 1999 tentang Hak Azazi
Manusia

3. UU Nomor 11 Tahun 2009, tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) Kesehatan Lanjut
Kesejahteraan Sosial Usia Tahun 2016 – 2019
4. UU nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

5. PP RI Nomor 43 Tahun 2004 tentang PERMENKES NOMOR 25 TAHUN 2016:


Pelaksanaan Upaya Peningkatan RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) KESEHATAN
Kesejahteraan Sosial Lanjut Lansia LANJUT USIA
6. Keppres Republik Indonesia No. 52. Tahun Tujuan Umum : meningkatkan derajat kesehatan
2004 Tentang Komisi Nasional Lanjut Usia lanjut usia untuk mencapai lanjut usia yang sehat,
mandiri, aktif, produktif dan berdayaguna bagi
7. Permendagri no 60 tahun 2008 tentang
keluarga dan masyarakat.
Pedoman Pembentukan Komisi Daerah
Lanjut Usia Dan Pemberdayaan Masyarakat Tujuan Khusus :
Dalam Penanganan Lanjut Usia di Daerah
a. Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan
8. Permenkes nomor 79 tahun 2014 tentang kesehatan santun lanjut usia
Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di b. Meningkatnya ketersediaan data dan informasi
Rumah Sakit dibidang kesehatan lanjut usia
c. Meningkatnya koordinasi dengan lintas program,
9. Permenkes No. 67 Tahun 2015 tentang
lintas sektor, profesi/organisasi profesi, organisasi
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
masyarakat, dunia usaha, media massa dan pihak
Lanjut Usia di Pusat Kesehatan Masyarakat
terkait lainnya.

41
d. Meningkatnya peran serta dan pemberdayaan Lembaga Swasta dengan Kelompok kerja pembinaan
keluarga, masyarakat dan lanjut usia dalam lanjut usia di kecamatan
upaya peningkatan kesehatan lanjut usia.
1. Melakukan koordinasi pada setiap
e. Meningkatnya peran serta lanjut usia dalam
kesempatan dalam upaya pembinaan lanjut
upaya peningkatan kesehatan keluarga dan
usia
masyarakat
2. Mendorong terbentuknya kelompok/
Indikator upaya kesehatan lanjut usia yang posyandu lanjut usia di masyarakat
diusulkan masuk renstra 3. Memantau permasalahan lanjut usia
dimasyarakat dan memberi masukan kepada
No INDIKATOR TARGET pelaksana program

2015 2016 2017 2018 2019 Lembaga Swasta dengan Tim pelaksana pembina
lanjut usia di kelurahan/desa
1 Persentase 10% 20% 30% 40% 50%
1. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan
Puskesmas yang
posyandu Lanjut Usia
menyelenggarakan
2. Melakukan kegiatan-kegiatan sosial
pelayanan santun
kemasyarakatan
lanjut usia sesuai
3. Memfasilitasi kegiatan olah raga/senam
standar
4. Menjadi penghubung antara masyarakat
dengan petugas di puskesmas/kecamatan
Kebijakan Program Kesehatan Lanjut Usia dalam
Sasaran Program
Permenkes RI No 67 Th 2015
LANGSUNG TAK LANGSUNG
1. Pembinaan kesehatan Lansia terutama
❖ Pra Lansia ❖ Keluarga
ditujukan pada upaya peningkatan kesehatan
(45-59 th) ❖ Masyarakat
dan kemampuan untuk mandiri agar selama
❖ Lanjut Usia tempat Lansia
mungkin tetap produktif dan berperan aktif
(60-69 th) berada
dalam pembangunan.
❖ Lansia Risti ❖ Organisasi sosial/
2. Pemberdayaan masyarakat melalui (> 70 th / 60-69 th Ormas
peningkatan peran keluarga dan masyarakat dengan masalah ❖ Petugas
serta menjalin kemitraan dengan LSM, kesehatan) kesehatan
swasta dalam penyelenggaraan upaya ❖ Masyarakat luas
kesehatan Lansia secara berkesinambungan.

3. Pembinaan kesehatan Lansia dilaksanakan Kebijakan yang sudah dilakukan dalam mencapai
melalui pendekatan holistik dengan lansia yang sehat
memperhatikan nilai sosial dan budaya yang
1. Meningkatkan upaya kesehatan bagi Lanjut
ada
Usia di pelayanan kesehatan dasar, dengan
4. Pembinaan kesehatan Lansia dilaksanakan konsep Puskesmas Santun Lanjut Usia
secara terpadu dengan meningkatkan peran,
2. Meningkatkan upaya rujukan kesehatan bagi
koordinasi dan integrasi dengan LP (Lembaga
Lanjut Usia melalui pengembangan Poliklinik
Pemerintah) dan LS (Lembaga Swasta)
Geriatri Terpadu di Rumah Sakit
5. Pendekatan siklus hidup dalam pelayanan
3. Meningkatan mutu perawatan kesehatan bagi
kesehatan untuk mencapai lanjut usia sehat
Lanjut Usia dalam keluarga (Home Care)
dan aktif dalam konteks kesehatan keluarga
yang terintegrasi dengan Perkesmas
6. Upaya kesehatan Lansia dilaksanakan
4. Meningkatan peran serta masyarakat dalam
melalui pelayanan kesehatan dasar dan
upaya kesehatan Lanjut Usia, melalui
rujukan yang berkualitas, secara
Posyandu Lansia
komprehensif meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif 5. Kerjasama dengan Lembaga Swasta, profesi
dan LSM

6. Pengembangan pelayanan Long Term Care


42
7. Penguatan Pencatatan dan Pelaporan ❖ Rifaskes 2011 persentase puskesmas yang
terhadap ketersediaan data ada Posyandu lansia adalah 78,8 %. (tertinggi
di DIY=100%) Cakupan Posyandu? Kalau di
PELAYANAN KESEHATAN YANG SANTUN
Yogyakarta,setiap pedukuhan ada posyandu
LANJUT USIA DI PUSKESMAS
lansia
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
❖ RS yang mempunyai poliklinik geriatri ada 10
Lanjut Usia di Puskesmas dilaksanakan secara
yaitu: RSCM Jakarta, RSUP Karyadi
komprehensif meliputi upaya promotif, preventif
Semarang, RSUP Sardjito Yogyakarta, RSUP
kuratif, rehabilitatif dan rujukan kepada Lanjut Usia
Sanglah Denpasar, RSHS Bandung, RSUP
Syarat puskesmas santun lansia Wahidin Makassar, RSUD Soetomo
Surabaya, RSUD Moewardi Solo, RSUP
 Ruangan mudah dijangkau, nyaman dan aman Adam malik, RSU Syaiful Anwar Malang
 Aliran udara optimal dan sinar matahari bisa ❖ Pengembangan Klinik dan Pelayanan
memasuki ruangan dengan baik psikogeriatri di 33 RS Jiwa milik pemerintah
 Pintu masuk cukup lebar dengan kursi roda ❖ Home Care lansia yang terintegrasi dengan
Perkesmas di 900 Puskesmas di 20 provinsi
 Lantai rata, mudah dibersihkan dan tidak licin

 Adanya pegangan bila ada tangga atau lebih


tinggi

 Adanya pegangan dalam dinding

Hasil pengembangan program Pelayanan berkesinambungan: sebuah jembatan


kualitas pelayanan pada individu di masyarakat
❖ Program Kesehatan Lanjut usia saat ini telah
dikembangkan di 34 provinsi
Acute care Home/
❖ Jumlah Puskesmas Santun Lansia sebanyak setting Masy
lebih kurang 800 Puskesmas

❖ Jumlah Kelompok Lanjut Usia (Posyandu


Lansia) yang memberikan pelayanan promotif
dan preventif ada 86.000 yang tersebar di
semua provinsi
Klinik
43
Fasilitas kesehatan yang ada menggunakan Comprehensive Geriatric
Assessment (CGA).
1. Polindes/poskesdes 1. Dokter swasta
2. Puskesmas Keliling 2. Paguyuban ▪ Dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh dokter
3. Puskesmas Pembantu 3. Tenaga Kes.
4. Puskesmas Lain ▪ Paripurna ➔ tidak hanya melakukan
5. RSUD 4. RS Swasta pengobatan tapi juga perlu melakukan berbagai
6. RSUP 5. Klinik Swasta upaya promotif, pencegahan penyakit, serta
pencegahan komplikasi dan pendekatan
rehabilitatif
1. Posyandu
2. Desa siaga Comprehensive Geriatric Assessment

1. it focuses on elderly individuals with complex


Pengelompokan: problems,
1. Usia lanjut sehat dan mandiri 2. it emphasizes functional status and quality of life,
2. Usia lanjut sehat dengan ketergantungan ringan and
3. Usia lanjut sehat dengan ketergantungan sedang 3. it frequently takes advantage of an
4. Usia lanjut dengan ketergantungan berat/ total interdisciplinary team of providers.
5. Usia lanjut pasca-rawat (dua minggu pertama)
6. Usia lanjut yang memerlukan asuhan nutrisi
1. Current symptoms and illnesses and their
7. Usia lanjut yang memerlukan pendampingan
functional impact.
(memiliki masalah psiko-kognitif)
2. Current medications, their indications and effects.
3. Relevant past illnesses.
4. Recent and impending life changes.
PELAYANAN KEPADA PRA LANSIA 5. Objective measure of overall personal and social
functionality.
 Peningkatan kesehatan: senam/latihan fisik,
6. Current and future living environment and its
senam vitalisasi otak appropriateness to function and prognosis.
7. Family situation and availability.
 Penyuluhan kesehatan: PHBS, konsumsi
8. Current caregiver network including its deficiencies
gizi seimbang dan aktivitas sosial and potential.
9. Objective measure of cognitive status.
 Deteksi dini: pemeriksaan secara berkala,
10. Objective assessment of mobility and balance.
setiap bulan melalui Kelompok Lanjut Usia 11. Rehabilitative status and prognosis if ill or
(Posyandu/Posbindu/Karang Lansia, dll) atau disabled.
di Puskesmas 12. Current emotional health and substance abuse.
13. Nutritional status and needs.
 Pengobatan penyakit: apabila terdapat 14. Disease risk factors, screening status and health
gangguan kesehatan/penyakit fisik dan/atau promotion activities.
psikis →upaya rujukan ke rumah sakit bila 15. Services required and received.
diperlukan.

 Upaya rehabilitatif: upaya medis,


psikososial dan edukatif →mengembangkan B. Pelayanan Kepada Lansia Sehat
semaksimal mungkin kemampuan fungsional
Tujuan: mempertahankan derajat status
dan kemandirian
fungsional→paling optimal.
 Pengembangan peran Pra Lansia: dalam
Aktivitas:
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
keluarga dan masyarakat ▪ Latihan fisik (senam Lanjut Usia, senam
osteoporosis, senam poco2, dll)→ sesuai
PELAYANAN KEPADA LANSIA
kebutuhan
A. Pengkajian Paripurna Geriatri
▪ Stimulasi kognitif
Tujuan: Menapis dan mengelompokkan usia lanjut ~
▪ Pemberian makanan tambahan
status fungsionalnya
▪ Penyuluhan kesehatan primer
▪ Lansia yang berkunjung ke Puskesmas pada
kontak pertama dengan petugas kesehatan ▪ Berinteraksi sosial
dilakukan: pengkajian paripurna
44
▪ Menggali potensi untuk diberdayakan secara 5. Konseling dan penyuluhan
optimal bagi keluarga dan masyarakat
2. Pelayanan perawatan lansia di rumah (home
C. Pelayanan kepada lansia sakit care) dan Long Term care

D. Rujukan 3. Pemberdayaan Lansia dalam meningkatkan


kesehatan dan kesejahteraan keluarga dan
Bisa posyandu ke puskesmas, Puskesmas ke RS tipe
masyarakat: penyuluhan tentang kesehatan ibu,
C,B, RS tipe B ke RS tipe A
kesehatan anak, KB, latihan kerajinan tangan,
pemanfaatan potensi lainnya

KEGIATAN LUAR GEDUNG 4. Pelayanan Lansia di Panti Lansia (panti wredha)

1. Pelayanan di Posyandu Lansia Puskesmas harus melakukan pembinaan dan


pelayanan kesehatan secara berkala ke panti lansia
▪ Posyandu lansia merupakan salah satu bentuk yang ada di wilayah kerjanya, minimal 1 kali dalam
Upaya Kesehatan Bersumber Daya sebulan.
Masyarakat (UKBM) sebagai wadah
pelayanan kepada Lansia di masyarakat

▪ Proses pembentukan dan pelaksanaannya PELAYANAN DI PANTI LANJUT USIA


dilakukan oleh masyarakat bersama LSM, LS,
Puskesmas yang wilayah kerjanya ada PSTW maka:
swasta, organisasi sosial, ormas, dll
1. Penyuluhan kesehatan
▪ Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kader
2. Senam/latihan fisik
dengan pendampingan dari tenaga kesehatan
3. Pemeriksaan kesehatan untuk deteksi dini
Puskesmas
penyakit
▪ Memberikan pelayanan kesehatan dengan 4. Pemeriksaan laboratorium sederhana
menitik beratkan pada upaya promotif dan 5. Pengobatan
preventif 6. Konseling
7. Rujukan apabila ada lanjut usia yang sakit
Posyandu lansia merupakan fasilitas pelayanan dan tidak bisa ditangani di Puskesmas
kesehatan bagi usia lanjut yang ada dimasyarakat
yang menitikberatkan pada pelayanan promotif dan PRINSIP PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
1. Menjadi Lansia sehat adalah hak asasi setiap
rehabilitatif yang bertujuan untuk mewujudkan masa
manusia
tua yang bahagia dan berdayaguna.
2. Pelayanan kesehatan primer adalah ujung
Jenis Pelayanan di Posyandu Lansia tombak untuk tercapainya Lansia sehat yang
didukung oleh pelayanan rujukan yang
Pemeriksaan Kegiatan berkualitas
• Activity of Daily • Rujukan
Living • Penyuluhan 3. Partisipasi Lansia perlu diupayakan dalam
• Status mental • Kunjungan rumah setiap kegiatan baik di keluarga maupun
• Status gizi • PMT masyarakat berupa kegiatan sosial ekonomi
• TD, nadi • OR: senam lansia, sesuai dgn kemampuan, minat dan kondisi
• Lab sederhana poco2 kesehatannya
• Rekreasi 4. Pelayanan bagi lanjut usia diupayakan secara
lintas disiplin dan lintas sektor

Buku Pemantauan Kesehatan Pribadi Lansia → Buku 5. Pelayanan bagi lanjut usia perlu dilaksanakan
Kesehatan Lansia dengan memperhatikan gender & kesamaan
hak
Posyandu dengan sistem 5 meja :

1. Pendaftaran
2. Pemeriksaan (BB, TB, Tensi)
3. Pencatatan
4. Pengobatan

45
Indikator pelayanan kesehatan lansia di 3. INDIKATOR OUTPUT
puskesmas
a. % Angka cakupan yankes lansia
1. INDIKATOR INPUT:
b. % Lansia yg dirujuk ke RS
a. Jumlah petugas terlatih
c. % Kelompok/posyandu lansia yg aktif
b. Ketersediaan dana
d. % lansia yg mandiri
c. Ketersediaan sarana
e. % lansia yg menjadi peserta JKN
d. Frekuensi pertemuan koordinasi
PELAYANAN RUJUKAN DI RUMAH SAKIT
e. Jumlah kelompok lansia
❑ Tempat rujukan --- > RS Kabupaten dan RS
f. Jumlah kader kesehatan lansia Provinsi

g. Pedoman tentang kesehatan lansia ❑ RS menerima rujukan dari Puskesmas bagi


Lansia yg tidak mampu ditangani di
2. INDIKATOR PROSES
Puskesmas
a. Frekuensi penkes berkala
❑ Rumah Sakit harus disiapkan dengan sumber
b. Frekuensi deteksi dini kesehatan lansia daya dan tenaga yang profesional

c. Frekuensi konseling kesehatan lansia - Dokter spesialis penyakit dalam/geriatri

d. Jumlah pasien geriatri yg dirujuk - Dokter umum terlatih geriatri

e. Frekuensi senam lansia - Tenaga medis dan tenaga kesehatan


lainnya
f. Jumlah kelompok lansia yg dibina
- Fisioterapist, dll
g. Frekuensi pembinaan ke PSTW

h. Adanya pencatatan dan pelaporan

46
❑ Pelayanan di Rumah Sakit dilaksanakan di
Poliklinik Geriatri Terpadu yang melibatkan
interdisiplin ilmu.

47
Note note: ______________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
“Seperti apa kamu besok, bergantung dari bagaimana
________________________________________
kamu sekarang”
________________________________________
17699 ________________________________________

48
PENGABAIAN DAN KEKERASAN PADA LANSIA 14. Undang Undang Kesejahteraan No. 13 tahun
1998, tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
Dr. Ibrahim Rahmat, S.Kp., S.Pd., M.Kes.
15. Lanjut Usia Internasional tahun 1999 Sasaran
Pada dasarnya manusia akan mengalami
WHO tahun 2000
proses menua. Fungsi kognitif, emosional, dan fisik
saat menua akan menurun. Misalnya fungsi Dengan banyaknya Undang-undang tentang
pendengaran yang menurun. Permasalahan- lansia, diharapkan sudah tidak terjadi lagi
permasalahan seperti itu,menjadi salah satu faktor penelantaran dan kekerasan pada lansia, karena
adanya pengabaikan dan kekerasan kepada lansia. sudah ada sumber hukum yang mengatur lansia.
Siapa yang mengabaikan dan melakukan kekerasan Tinggal bagaimana penerapannya oleh pemerintah.
dengan lansia? Kebanyakan adalah orang yang Seperti jalan ramah lansia, tarif bus kota yang lebih
tinggal bersama dengan lansia, seperti keluarganya, murah, dll yang berfungsi meningkatkan
anaknya, mantunya, atau cucunya. Lalu siapa yang kesejahteraan lansia.
perlu diberikan pendidikan/ intervensi?
Di Indonesia masyarakat menganggap lansia
Keluarga/orang terdekat lansia. Apa yang bisa
lebih manusiawi jika tinggal bersama keluarganya
diberikan? Cara-cara merawat lansia. Lansia
daripada di tempatkan dipanti jompo. Sedangkan
ditelantarkan karena biasanya sudah merasa tidak
pada negara maju, lebih bagus di panti atau
diperlukan lagi, dan lupa akan jasa-jasa mereka.
dipanggilkan seorang yang mau merawat lansia di
DASAR HUKUM TENTANG LANSIA rumah, karena jika tinggal dengan keluarga,
kemungkinan akan terabaikan, karena semua
1. UUD 1945, pasal 27 tentang pokok-pokok
anggota keluarga bekerja.
kesehatan
PENGERTIAN PENGABAIAN
2. UUD 1945, pasal 27 ayat 2 dan pasal 34
▪ Penuaan Normal bersifat Universal. Semua orang
3. UU No. 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok
akan menua.
Kesehatan
▪ Tahap lanjut dari proses kehidupan
4. Bab I Pasal 1 ayat 1 UU No 4 tahun 1965, tentang
pemberian Bantuan penghidupan orang tua ▪ Tejadi penurunan kualitas hidup shg mudah
terserang penyakit
5. Nomor 5 tahun 1974, tentang pokok-pokok
pemerintah di daerah, mengutamakan lansia ▪ Penyakitnya disebut Degeneratif

6. UU No. 6 tahun 1974, tentang ketentuan- ▪ Tidak ada satupun yang tau kapan menjadi tua
ketentuan pokok Kesejahteraan Sosial antara satu dengan yang lain berbeda. Penuaan
adalah proses yang tidak bisa dihindari.
7. Keputusan Presiden RI Nomor 44 tahun 1974
Program PBB tentang lansia, anjuran kongres ▪ Masa muda tak seharusnya berfoya-foya, namun
International WINA tahun 1983 masa muda saatnya berkarya, mempersiapkan
hari tua.
8. GBHN 1983/Pelita IV
▪ Pengabaian (Penelantaran)
9. Keputusan Menteri Sosial RI No 44 tahun 1974,
tentang organisasi dan tata kerja Departemen DEFINISI PENELANTARAN PADA LANSIA, INIA,
Sosial Propinsi UNITED NATIONS-MALTA, 2007

10. UU No 10 tahun 1992, tentang perkembangan Suatu keadaan atau tindakan yang
kependudukan dan pembangunan keluarga menempatkan sesorang dalam situasi kacau, baik
sejahtera. mencakup status kesehatan, pelayanan kesehatan,
pribadi, hak memutuskan, kepemilikan maupun
11. UU No.11 tahun 1992 tentang dana pensiun
pendapatnya. Lansia yang terlantar mereka tidak
12. UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan memiliki sanak saudara/ punya anak saudara tetapi
tidak mau mengurusinya. Penelantaran lebih parah,
13. Ketetapan MPR Keputusan Menteri Sosial RI No. daripada pengabaian.
27 tahun 1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Sosial Propinsi Delapan jalur
pemerataan dan pelayanan kesehatan Hari
Lanjut Usia Nasional yang di canangkan oleh
Bapak Presiden tanggal 29 Mei 1996 di Semarang
49
DEFINISI PENELANTARAN LANSIA, USDHHS, AKIBAT PENELANTARAN LANSIA, ADVISORY
2007 COUNCIL ON THE AGED, 2008:

• Jenis penganiyaan yang mengacu pada a. Kelainan perilaku berupa rasa ketakutan yang
kegagalan pengasuh dalam memberikan berlebihan menjadi penurut atau tergantung,
perawatan sesuai usia. menyalahkan diri sendiri, menolak bila disentuh
oleh orang lain, memperlihatkan bahwa miliknya
• Definisi penelantaran pada lansia, American
akan diambil orang lain dan adanya kekurangan
Medical Assosiation, 2008: Kegagalan
biaya transport,biaya berobat
pengasuh dalam memenuhi kebutuhan yang
diperlukan oleh lansia. b. Dapat mengakibatkan gejala psikis seperti stress,
cara mengatasi sesuatu persoalan secara tidak
• Definisi penelantaran pada lansia, Kozier, 2009:
benar serta cara mengungkapkan rasa salah atau
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
penyesalan yang tidak sesuai, baik dari lanjut usia
karena faktor-faktor tertentu tidak dapat
itu sendiri maupun orang yang melecahkannya
memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara
atau menelantarkannya
jasmani, rohani, maupun social.
c. Pemenuhan nutrisi kurang
PENYEBAB PENELANTARAN LANSIA MENURUT
INTERNATIONAL INSTITUTE ON AGENING, 2006: MACAM-MACAM PENELANTARAN, HASTING
DIANA, 2010:
• Ketiadaan sanak keluarga
• Kekerasan fisik: mencakup tindakan kejahatan
• Kesulitan hubungan antara pasien dan keluarga.
yang menyebabkan nyeri, trauma, gangguan
Misalnya anak-anaknya di luar negeri semua, dan
fungsi tubuh. Tempat tidur yang kerasa,
tidak ada yang peduli dengan orangtuanya.
pengabaian kecil.
• Ketiadaan kemampuan ekonomi/ keuangan.
• Pengabaian fisik seperti kegagalan pramurawat
Tidak memiliki pensiunan, saat akan bekerja
untuk menyiapkan fasilitas/pelayanan yang
namun sudah lemah.
dibutuhkan lansia untuk dapat berfungsi optimal
• Kebutuhan tidak dapat dipenuhi melalui lapangan
• Pengabaian psikologis meliputi kegagalan untuk
pekerjaan yang ada
menyediakan kebutuhan social bagi lansia yang
• Beban orang yang merawat Lanjut usia tersebut tidak mandiri. Msialnya lansia ingin berkumpul
sudah terlalu berat dengan sesamanya, namun dilarang oleh orang
terdekatnya.
• Kelainan kepribadian dan perilaku lanjut usia dan
keluarganya • Penganiayaan finansial salah satu contohnya
penyalahgunaan pendapatan/sumber finansial
• Lanjut usia yang diasingkan oleh keluarganya lansia oleh keluarga. Misalnya lansia punya uang
pensiun, lalu semua uangnya di kelola oleh orang
Penyebab lain penelantaran lansia dalam
terdekatnya. Sepertinya tidak tega, namun karena
keluarga:
ada banyak faktor (istri, anak, dll), maka bisa
• Perlakuan salah terhadap lanjut usia. Semuanya menjadi tega.
yang disiapkan untuk lansia serba salah, sehingga
PERAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI KASUS
membuat pengasuhnya mangkel.
PENELANTARAN, KOZIER, 2009:
• Ketidaksiapan dari orang yang akan merawat
• Sebagai care giver ➔meliputi intervensi/tindakan
lanjut usia
keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan
• Konflik lama diantara lanjut usia dan keluarganya dan menjalani tindakan medis sesuai dengan
pendelegasian yang diberikan. Mengecek obat-
• Tidak adanya dukungan masyarakat obatan yang sudah diberikan kepada lansia.
• Keluarga mengalami pemutusan hubungan • Sebagai pendidik ➔ meliputi memberikan
pekerjaan/kehilangan pekerjaan informasi pengetahuan untuk meningkatkan
• Adanya riwayat kekerasan dalam keluarga kesehatan pada lansia. Mendidik orang terdekat,
bagaimana cara memenuhi kebutuhan perawatan
lansia, seperti cara menuntun, memodifikasi
lingkungan, dll. Jika lansia masih mandiri, bisa
diajarkan ke lansia sendiri.
50
• Sebagai motivator ➔ meliputi memberikan OUTCOME
motivasi kepada lansia
• Diarahkan Terhadap Penggunaan Energi Marah
• Sebagai advokasi ➔ meliputi pembelaan setiap yang Konstruktif dan Penyelesaian Tugas
hak-hak klien
• Kemajuan Perilaku Memberi Penguasaan dan
PENDIDIKAN KESEHATAN, BAGI PETUGAS Menguasai Serta Mengontrol Diri pada Klien
KESEHATAN
• Terpenuhi rasa aman: Orla, diri sendiri &
• Upaya promotive ➔ upaya untuk lingkungan
menggairahkan semangat hidup para lansia agar
INTERVENSI, Keluarga atau orang yang terdekat
merasa tetap dihargai dan berguna, baik bagi
mampu:
dirinya, keluarga maupun masyarakat. Misalnya,
“Mbah ini sangat dibutuhkan di lingkungan ini.” • Kesadaran Diri pada Klien, mampu sesuai dengan
permasalahan fisik, psikologis, spiritual,yang kita
• Upaya preventif ➔ upaya pencegahan terhadap
ajarkan pada caregiver.
kemungkinan terjadinya komplikasi dari penyakit-
penyakit yang disebabkan oleh proses penuaan. • Ajarkan Batasan Ungkapan Marah pada Klien
Misalnya memiliki hipertensi, maka memonitoring
apakah obat benar diminum lansia atau tidak. • Kontrol Terhadap Kekerasan

• Upaya kuratif ➔ upaya pengobatan yang • Aspek Biologis. ➔ Misalnya ruangan untuk
penanggulangannya perlu melibatkan multidislipin lansia dengan tempat tidur kerasa, perawat
ilmu kedokteran. menyampaiakan bagaimana tempat tidur yang
baik.
• Upaya rehabilitatif ➔ upaya untuk memulihkan
fungsi tubuh yang telah menurun. • Aspek Emosional. ➔ Lansia memiliki emosional
yang labil, karena fungsi otaknya sudah tidak
KEKERASAN PADA LANSIA stabil lagi (mengalami perubahan), sehingga
lansia mudah sekali untuk marah jika ada hal yang
▪ Pengniayaan terhadap lansia yang
tidak berkenan menurutnya.
mengakibatkan cedera fisik atau penelantaran
emosional meliputi menentang keinginan lansia, • Aspek Intelektual. ➔ Jangan di caci maki jika
mengintimidasi, atau membuat keputusan yang lansia mengeluhkan banyak hal. Berikan
kejam. kesadaran kepada keluarga ini terjadi karena
lansia memiliki oenurunan dalam
▪ Penganiayaan terhadap lansia umumnya
intelektualitasnya.
dilakukan oleh anak-anak mereka.
• Aspek Sosial. ➔ Keluarga membatasi pergaulan
▪ Tindakan yang disengaja atau kelalaian terhadap
lansia ke lingkuangan luar karena takut
lansia baik dalam bentuk malnutrisi, fisik/tenaga
merepotkan orang lain. Sadarkan keluarga bahwa
atau luka fisik, psikologis oleh orang lain yang
lansia tetap membutuhkan kegiatan sosialnya,
disebabkan adanya kegagalan pemberian asuhan,
kajia seberapa jauh dia bisa bersosialisasi.
nutrisi, pakaian, pengawasan, pelayanan medis,
rehabilitasi dan perlindungan yang dibutuhkan. • Aspek Spiritual. ➔ Lansia biasanya memiliki
spiritual yang baik, lebih memiliki persiapan untuk
CONTOH KEMUNGKINAN DIAGNOSA
meninggal daripada anak-anak muda. Namun
KEPERAWATAN
demikian, kesadaran ini tidak hanya pada lansia
• RESTI PK: Orla, diri sendiri & Merusak saja, persiapan sedini mungkin tentu lebih baik.
Lingkungan
Keluarga perlu memahami bahwa segala
• Kesulitan Mengungkapkan Kemarahan permasalahan yang ada pada lansia adalah suatu
Konstruktif keniscayaan, tidak dapat dimodifikasi.yang dapat di
modifikasi adalah sikap keluarga terhadap lansia.
• Gangguan Komunikasi
DPH (17798)
• Penyesuaian yang tidak Efektif

• Potensial Amuk

• Potensial Marah Berkepanjangan

51
PENGELOLAAN SDM KEPERAWATAN DI RS Berapa yang pensiun tahun itu, rencana
kedepan RS (apakah akan membuka layanan
(Seleksi, Orientasi, Mutasi & Penjadwalan)
baru?) tiap manajer punya jarak pandang
Endri Astuti, S.Kep., M.PH. sendiri
b. Rekruitmen
PENDAHULUAN Mencari, menemukan dan menarik perawat
untuk ditugaskan dalam dan oleh suatu
- Perawat melakukan layanan keperawatan 24 jam
organisasi RS sebagai langkah awal calon
sehari.
perawat menduduki suatu pekerjaan.
- Jumlah perawat di rumah sakit paling banyak
Dilakukan oleh bagian SDM RS. Ada
dibandingkan tenaga kesehatan lain, selain itu
rumusnya. Jumlah dan kualifikasi harus
perawat juga bertugas di banyak tempat.
diperhatikan. Untuk menentukan jumlah dan
- Perawat memiliki kompetensi yang beragam. Ada
kualifikasi ada kaitannya dengan rencana
yang D3, ners, spesialis dari masa kerja dalam
strategic RS. Misal: sardjito akan membuka
hitungan bulan hingga yang sudah puluhan tahun.
layanan bedah jantung sehingga perawat
Perawat juga memiliki spesialisasi tersendiri
yang dibutuhkan harus yang memiliki
seperti perawat anak, bedah, maternitas, gawat
kualifikasi di bidang bedah jantung.
darurat dll yang harus ditempatkan sesuai dengan
c. Penempatan sesuai (placement)
kompetensinya dan diatur dengan baik.
d. Promosi, pension (separation)
HAKIKAT KETENAGAKERJAAN e. Pengembangan karier, pendidikan dan
pelatihan
- Ketenagakerjaan merupakan proses mobilisasi Keempat aspek diatas dilakukan untuk
potensi, proses motivasi & pengembangan tercapainya mutu pelayanan. (Aditama, 2004)
SDM dalam memenuhi kepuasan melalui
karyanya untuk tercapainya tujuan individu, PERENCANAAN
organisasi maupun komunitas dimana ia bekerja.
Direksi rumah sakit harus merencanakan
Setiap orang memiliki potensinya masing- perihal ketenagakerjaan untuk rumah sakitnya.
masing, sehingga manajer harus mampu untuk Perencanaan ini diatur juga dalam SNARS (Standar
mengenali potensi anak buahnya. Manusia juga Nasional Kesehatan Rumah Sakit) dalam KKS
pada dasarnya berdinamika sehingga motivasi itu (kompetensi dan kewenangan staf).
penting untuk menjaga agar pekerjaan tetap baik.
STANDAR KKS.1 SNARS 2018
Memberikan kesempatan anak buah untuk
Pimpinan RS menetapkan perencanaan
mengembangkan dirinya juga penting.
kebutuhan staf rumah sakit.
Elemen penilaian:
Individu bisa jadi memiliki tujuan individu,
1. Ada penetapan perencanaan kebutuhan staf RS
organisasi maupun komunitas. Kita tidak bisa
yang berdasarkan perencanaan strategis dan
membatasi tujuan individu, namun jika tujuan
perencanaan tahunan sesuai kebutuhan RS.
individu tidak seseuai dengan tujuan organisasi
2. Ada kejelasan hubungan antara perencanaan
maka tidak mendapatkan fasilitas dari RS.
strategis, perencanaan tahunan dan perencanaan
kebutuhan staf.
- PERENCANAAN SDM/ STAFFING
3. Ada bukti perencanaan kebutuhan staf
Manajemen SDM atau manajemen ketenagaan di
berdasarkan kebutuhan dari masing-masing unit
RS meliputi:
kerja khususnya unit kerja pelayanan.
a. Analisis kini dan mendatang tentang
Ketiga hal ini berhubungan dengan perencanaan
kebutuhan tenaga kerja
kebutuhan SDM perawat.
Berapa kebutuhannya? Apakah
Perencanaan kebutuhan perawat harus
untuk saat ini atau mendatang? Sekarang kita
diperbaharui setiap periode tertentu, karena kondisi
memiliki SDM berapa? Kualifikasi seperti apa
terus berubah. Misal bulan ini belum ada yang
yang dibutuhkan?
pension, tapi bulan depan ada yang pension.
Jangan sampai tenaga kerja melebihi
kebutuhan karena bisa menjadi tidak efektif
STANDAR KKS.2
dan efisien.
Perencanaan kebutuhan staf RS terus
Jika SDM lebih banyak dari
menerus dimutakhirkan oleh pimpinan RS dengan
kebutuhan, maka lakukanlah reorganisasi.
menetapkan jumlah, jenis, kualifikasi, yang meliputi
Perencanaan multiyear → perencanaan
pendidikan, kompetensi, pelatihan, dan
beberapa tahun terkait tenaga keperawatan.
52
pengalaman yang dibutuhkan sesuai peraturan Elemen penilaian KKS.2.2
perundang-undangan. 1. Rumah sakit menetapkan jumlah staf RS dengan
Hal ini berkaitan dengan pola ketenagaan mempertimbangkan misi RS, keragaman pasien,
perawat. RS dalam meyusun rencana ini biasnaya jenis pelayanan, dan teknologi yang digunakan
memiliki pola 10 tahunan, sehingga sudah memiliki dalam asuhan pasien.
panduan untuk waktu beberapa lama. Namun, hal ini 2. Ada dokumen kebutuhan staf dari masing-masing
tergantung manajemen RS nya jg. unit kerja.
Elemen penilaian: 3. Perencanaan jumlah staff juga
1. Ada kebijakan dan prosedur yang ditetapkan RS mempertimbangkan rencana pengembangan
tentang pola ketenagaan dan kebutuhan jumlah pelayanan.
satf sesuai yang dijadikan dasar untuk menyusun
perencanaan staf, panduan mengatur tentang USULAN PRE RECRUITMENT:
penempatan dan penempatan kembali staf. - Kondisi saat ini
2. Ada pelaksanaan pola ketenagaan secara Apakah terdapat kekurangan tenaga saat ini?
kolaborasi dengan perencanaan staf yang Berapa kekurangan tenaga yang dibutuhkan?
meliputi jumlah, jenis, kualifikasi. - Kondisi yang ingin dicapai
3. Ada pelaksanaan pengaturan penempatan dan ✓ Pelayanan
penempatan kembali staf sesuai panduan. Apakah ada layanan baru yang akan dibuka?
Apakah ingin menaikkan standar pelayanan?
STANDAR KKS. 2.2 ✓ Ketenagakerjaan
Rumah sakit menetapkan jumlah staf RS Apakah ada aturan tentang ketenagakerjaan?
berdasarkan kebutuhan masing-masing unit termasuk - Hitung kebutuhan tenaga
pengembangannya sesuai peraturan perundang- - Kualifikasi tenaga yang dibutuhkan
undangan.
Hal ini berkaitan dengan penghitungan Manajer ➔ menetapkan rumus → serahkan ke
kebutuhan tenaga perawat. kepala ruang → kepala ruang menghitung kebutuhan
RS akan membuat peta tenaga keperawatan sesuai rumus → serahkan ke manajer → manajer
RS yang meliputi jabatan, kualifikasi, jumlah dan kebut mengkompilasi → justifikasi → pengusulan
pengembangan (rencana pengembangan). Kualifikasi pengadaan tenaga melalui rekruitmen
yang dimaksud mencakup pendidikan, pelatihan, dan
pengalaman. Jumlah tenaga meliputi jumlah Kepala ruang ➔ harus bisa menghitung kebutuhan,
kebutuhan, jumlah yang ada sekarang serta jika tidak bisa berarti tidak kompeten → harus
kekurangan/kelebihan jumlah tenaga yang ada. Jika dilakukan pelatihan agar kepala ruang kompeten
dengan jabatan yang dimiliki tenaga masih belum
memenuhi standar kualifikasi, maka RS akan
merencanakan kebut pengembangan untuk
meningkatkan kompetensinya. Sehingga tidak ada
pemecatan apabila tenaga tidak memenuhi standar
kualifikasinya, namun rs akan melakukan pelatihan
agar ia memenuhi standar. Contoh ada di gambar
berikut

53
Analisa Situasi Tenaga: 2. Proses seleksi staf non klinis dilaksanakan
- Jumlah tenaga di masa depan = jumlah tenaga seragam sesuai regulasi
saat ini + estimasi penambahan tenaga – estimasi 3. Anggota staf non klinis baru dievaluasi pada saat
pengurangan tenaga mulai bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya
- Estimasi penambahan tenaga → tenaga baru; 4. Unit kerja melaksanakan evaluasi kinerja staf non
tenaga kembali bekerja; tenaga pindah klinis
- Estimasi pengurangan tenaga → kehilangan 5. Evaluasi staf non klinis dilakukan dan
alamiah : pension/mati; pindah; belajar ke LN; didokumentasikan secara berkala minimal 1 tahun
dikeluarkan sekali sesuai regulasi. (KKS.11)

Elemen Penilaian KKS.3 ORIENTASI


1. Ada regulasi tentang proses rekrutmen staff (lihat Setelah diterima, pegawai baru harus melalui proses
tkrs 3.3) orientasi.
2. Proses rekrutmen dilaksanakan sesuai regulasi
3. Proses rekrutmen dilaksanakan seragam STANDAR KKS.7
Semua staf klinis dan non klinis diberi
STANDAR KKS.4 orientasi di rumah sakit dan unit kerja tempat staf akan
Rumah sakit menetapkan proses seleksi bekerja dan tanggung jawab spesifik pada saat
untuk menjamin bahwa pengetahuan dan diterima bekerja.
keterampilan staf klinis sesuai dengan kebutuhan Elemen penilaian KKS.7
pasien. 1. Ada regulasi yang menetapkan orientasi umum
Elemen Penilaian KKS.4 dan khusus bagi staf klinis dan non klinis baru
1. Ada regulasi yang menetapkan proses seleksi 2. Ada bukti staf klinis dan non klinis baru diberikan
untuk memastikan pengetahuan, keterampilan orientasi umum dan khusus
dan kompetensi staf klinis seusi dengan 3. Staf kontrak, magang dan peserta didik mendapat
kebutuhan pasien pelatihan tentnag orientasi umum dan khusus.
2. Proses seleksi dilaksanakan seragam sesuai
regulasi (lihat tkrs 3.3) ORIENTASI ada 2 macam:
3. Anggota staf klinis baru dievaluasi pada saat 1. Orientasi umum/institusi → menjelaskan
mulai bekerja, sesuai dengan tanggung jawabnya secara umum tentang institusi tempat bekerja.
4. Unit kerja menyediakan data yang dih=gunakan Dilakukan oleh bagian HRD. Orientasi institusi
untuk evaluasi kinerja staf klinis (lihat tkrs 11.1) meliputi:
5. Evaluasi staf klinis dilakukan dan - Misi, riwayat dan tujuan spesifik RS/organisasi
didokumentasikan secara berkala minimal 1 tahun - Struktur dan kepemimpinan
sekali sesuai regulasi (tkrs KKS.11) - Kebijakan personalia
- Evaluasi kerja, promosi, cuti, dsb
Seleksi tenaga keperawatan: - Perilaku yang diharapkan
- Seleksi administratif - Pengembangan staf dan program pembinaan
Misal: ijazah, STR, TB, BB, dll yang ada
- Tes intelegensi/TPA - Hubungan antara karyawan dan hubungan
Meliputi tes kemampuan dasar (TKD)→(seperti dengan pimpinan
TPA biasa) dan tes kemampuan bidang - Jam kerja
(TKB)→(soal-soal keperawatan) - Jadwal, seragam dll
- Tes wawancara 2. Orientasi Klinis → menjelaskan secara lebih
- Psikotest spesifik terkait ruang dan pekerjaan yang
- Tes kesehatan akan dilakukannya.
Menjelaskan tata cara layanan keperawatan di
STANDAR KKS.5 RS. Meliputi:
RS menetapkan proses seleksi untuk - Alur pasien masuk
menjamin bahwa pengetahuan dan keterampilan staf - Alur perawatan pasien
non klinis sesusi dengan persyaratan yang ditetapkan. - Cara menulis di rekam medis → karena cara
Elemen penilaian KKS.5 dokumentasi harus sama. Perawat yang berasal
1. Ada regulasi yang menetapkan proses seleksi dari institusi yang beragam, memiliki gaya
untuk memastikan pengetahuan, keterampilan penulisan dokumentasi sendiri.Jikahal ini tidak
dan kompetensi staf non klinis sesuai dengan diseragamkan, maka manajer keperawatan tidak
kebutuhan RS akan mampu membuat penyeragaman bahasa

54
dokumentasi dan meragukan kesinambungan STANDAR KKS.14
perawatan. Rumah sakit melaksanakan identidikasi
tnaggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis
Maka sebelum orientasi klinis, manajer harus berdasarkan kredensial staf perawat sesuai peraturan
membuat standar askep, panduan askep, SOP, perundang-undangan.
pentunjuk teknis pendokumentasian, juknis dll. Elemen penilaian:
Orientasi ruang: menjelaskan ruangan tempat akan 1. Ada penetapan rincian kewenangan klinis
bekerja dan lingkungan rs secara umum perawat berdasarkan pendidikan, registrasi,
sertifikasi, izin, pelatihan dan pengalaman
Orientasi pekerjaan → disesuaikan dengan tipe anggota staf keperawatan.
pelayanan RS. Misal: RSKIA maka orientasinya di 2. Ada pelaksanaan proses pembuatan rincian
keperawatan anak, RSJ maka orientasinya di layanan kewenangan klinis sesuai dengan peraturan
jiwa dll. Jika rumah sakit umum maka orientasi akan perundang-undangan.
dibagi menjadi 4 bidang besar yaitu di keperawatan 3. Ada berkas kredensia yang dipelihara dari setiap
anak, maternitas, gadar, dan bedah. staf keperawatan.
- Tujuan keperawatan
- Struktur organisasi keperawatan Komite keperawatan akan melakukan
- Proses keperawatan kredensialisasi terhadap hasil evaluasi perawat baru
- Dokumentasi keperawatan (dilihat logbooknya dan diverifikasi) jika sudah sesuai
- Upaya peningkatan mutu keperawatan maka komite keperawatan akan membuat surat
- Alur pelayanan rekomendasi ke direktur untuk pemeberian
- Uraian tugas kewenangan klinis.
- Hubungan interpersonal Kewenangan klinis harus dibaca dengan
- Pekerjaan, prosedur dan kebijakan keperawatan seksama oleh perawat. Jangan melakukan pekerjaan
- Orientasi tempat, fasilitas, dan alat yang tidak menjadi kewenangan klinis anda.
- Etika dan perilaku professional Kewenangan klinis ada di SK yang diperoleh. Perlu
diperhatikan bahwa perawat memiliki kualifikasi
Perawat baru belum memiliki kewenangan berbeda-beda dari pendidikan maupun masa kerja
untuk melakukan tindakan keperawatan dan belum sehingga kewenangannya beda-beda. Hal ini
ditempatkan di bangsal. Untuk bisa menentukan merupakan upaya menjaga keselamatan pasien dan
kewenangan dan penempatan perawat baru, maka menjaga mutu pelayanan keperawatan. Kewenangan
dilakukan orientasi terlebih dahulu dan dievaluasi klinis akan disesuaikan dengan level.
untuk mengetahui kompetensi masing-masing.
Perawat baru akan dievaluasi untuk membuktikan
kompetensinya. Kewenangan perawat baru masih
dalam supervisi sehingga mereka belum memiliki
kewenangan melakukan tindakan mandiri. Hasil
evaluasi akan dibawa ke komite keperawatan untuk
proses kredensial. Setelah lolos evaluasi, maka
perawat baru akan mendapatkan kewenangan klinis
sesuai dengan kompetensinya yang berhasil lolos
evaluasi.

Jika di masa orientasi masih belum baik


hasilnya, maka masa orientasinya diperpanjang
sebelum placement. PENEMPATAN DAN ROTASI
Prinsip penempatan:
1. Sesuai kebutuhan layanan
2. Sesuai kompetensi
3. Sesuai minat SDM (sebisa mungkin disesuaikan)

55
Jika terjadi kondisi kompetensi < kebutuhan kerja
- Kualitas turun ROTASI
- Keselamatan pasien terancam Prinsip rotasi:
- Efektivitas rendah - Pengembangan
- Efisiensi rendah - Penyegaran
- Solusi: dilatih - Re posisi
- Re organisasi
Kompetensi perawat > kebutuhan kerja - Re strukturisasi
- Contoh: perawat PK III dengan banyak
pelatihan dinas di rawat jalan PENJADWALAN
- Mutu bagus Dasar penjadwalan:
- Keselamatan pasien terjamin 1. Jadwal disiapkan untuk berapa lama
- Tapi boros → sudah disekolahkan tinggi, 2. Hari kalender penjadwalan dimulai
diberangkatkan pelatihan, namun akhirnya 3. Hak atas hari libur mingguan
hanya TTV 4. Jam kerja maksimum dan minimum
- Solusi: replacement (seharusnya perawat mendapatkan
kompensasi jika ada jam kerja yang lebih dari
Sistem penggajian harus sesuai level pegawai lainnya)
perawat. Semakin tinggi level semakin besar gaji. 5. Pengajuan libur/cuti
Ada RS yang membayar sesuai dengan 6. Batas akhir tanggal pembuatan jadwal
pendidikan dan masa kerja → sistem ini kurang tepat 7. Pergantian/rotasi shift
karena dapat membuat ketidakadilan, orang yg 8. Apakah ada tenaga extra (part time)
bekerja lebih banyak namun pendidikan atau masa 9. Komunikasi terbuka antara staf pembuatan
kerjanya rendah mendapatkan gaji yang lebih kecil jadwal
dari orang yg berpendidikan tinggi atau masa kerja
lebih lama namun kerjanya dikit. Prinsip penjadwalan efektif:
1. Seimbang antara kebutuhan kerja, kebutuhan
1. Penempatan itu harus menimbulkan tantangan! karyawan
Jika tidak, akan menimbulkan PGPS (pinter 2. Adil antara karyawan
goblog penghasilan sama) 3. Ada pola siklus
2. Setiap penempatan ada uraian tugas dan target 4. Pengendalian penyimpangan jadwal (misal:
kinerja berapa kali boleh tukar jadwal, dengan siapa
Contoh: dinas di poliklinik ada waktu 7 jam boleh tukar jadwal, dll)
kerja dengan waktu istirahat 1 jam sehingga
waktu kerja efektif 6 jam. Dalam waktu 6 jam Macam-macam cara dinas:
tersebut perawat harus merawat sekian 7 jam/shift dengan 6 hari kerja = 40 jam/mg
banyak pasien. Cara menghitungnya 1 pasien 8 jam/shift dengan 5 hari kerja = 40 jam/mg
misal membutuhkan waktu 15 menit, maka 10 jam/shift dengan 4 hari kerja = 40 jam/mg
dalam 6 jam perawat harus merawat 24
pasien. Dalam 1 bulan masuk 20 kali, maka Indonesia biasanya menggunakan sistem 7
dalam sebulan harus merawat 480 pasien. jam/shift dengan 6 hari kerja.
Orang cenderung akan
termotivasi/tertantang jika ada target. CONTOH PENJADWALAN
Sehingga jika tidak memenuhi target akan Berikut contoh penyusunan jadwal dalam sebuah
pergi ke tempat lain yang membutuhkan bangsal
tenaganya. - Setiap bangsal harus memiliki PN (primary nurse/
Jika ada yang mengambil alih tugas PK III) dan perawat pelaksana.
orang lain sehingga targetnya jauh terlampaui - Perawat dalam satu bangsal dibagi kedalam 3
maka akan mendapatkan gaji yang lebih grup dan masing-masing grup harus ada PN nya.
banyak sesuai dengan kinerjanya. Namun, - Ada perawat pengganti untuk siap siaga
hal ini memerlukan kejujuran dan kesportifan menggantikan perawat grup yang tidak bisa jaga
kepala ruang untuk melaporakan kepada - Setiap grup akan memiliki pasien kelolaan sendiri,
manajer. tujuannya agar kondisi pasien benar-benar
dipahami perawat
- Penyusunan jadwal shift mengambil perawat dari
masing-masing grup dengan komposisi ada PN

56
dan perawat pelaksana dalam setiap shift → “when you play, play hard; when you work, don’t play at
dengan pembagian seperti ini pasien kelolaan all” -Theodore Roosevelt-
akan terus dikelola secara berkesinambungan AR-17592
oleh grup
- Metode ini disebut metode team/primer/grup → NOTE:
perawat dan pasien dibagi dalam kelompok- _____________________________________
kelompok _____________________________________
- Menggunakan pola siklus → pagi-pagi-sore-sore- _____________________________________
malam-malam _____________________________________
- Perawat pengganti jadwalnya bisa berubah-rubah _____________________________________
- Harus ada rotasi perawat pengganti _____________________________________
- Penggantian perawat pengganti harus smooth, _____________________________________
perawat pengganti dimasukkan ke no 4 sehingga _____________________________________
perawat no 4 dst akan turun ke bawah hingga _____________________________________
akhirnya perawat no 14 yang menjadi perawat _____________________________________
pengganti _____________________________________
- Cuti perawat hanya boleh untuk alasan penting: _____________________________________
sakit, menikah, ada keluarga meninggal _____________________________________
- Jika cuti bukan untuk alasan penting harus _____________________________________
dipetakan dalam satu tahun _____________________________________
Misal: _____________________________________
Tini ambil cuti di minggu I bulan Januari maka _____________________________________
tidak boleh ada orang lain yang cuti di minggu itu. _____________________________________
Buat peta selama setahun siapa dan kapan yang _____________________________________
cuti sehingga jadwal perawat jaga lainnya bisa _____________________________________
dibuat.

57
PERUBAHAN SOSIAL & SPIRITUAL
PADA LANSIA

Heru Subekti, S.Kep., Ns., MPH.

Penuaan merupakan proses natural yang


dimulai sejak lahir bahkan ada yang mengatakan sejak
konsepsi. Proses ini akan terjadi sepanjang hidupnya.
Tahap akhir proses penuaan adalah lansia. Proses
yang terjadi pada lansia menyebabkan perubahan-
perubahan, diantaranya masalah sosial dan spiritual.
Masalah- masalah tersebut bergantung pada kesiapan
lansia dalam menghadapi masa tuanya.

❖ Masalah Sosial
• Masalah dalam interaksi terhadap lingkungan di
sekitarnya
• Contoh masalah sosial yang dialami lansia: • Kesepian vs isolasi sosial
- Kehilangan power dalam pengambilan Keduanya saling mempengaruhi.
keputusan (khususnya dalam keluarga), Isolasi sosial bisa dilakukan oleh
dimana sering terjadi pada lansia yang masa individu (kemauan pribadi) maupun
mudanya memiliki kekuasaan. Lebih banyak keadaan yang membuat dia harus
dialami pada lansia wanita dibanding pria. diisolasi. Namun, orang yang diisolasi
secara sosial belum tentu merasakan
❖ Masalah Kesepian kesepian.
• Kesepian terjadi saat klien terpisah dari orang • Dampak kesepian yang berat
lain dan mengalami gangguan sosial (Copel, menimbulkan depresi
1998).
• Kesepian sebagai kondisi yang tidak ❖ Masalah Spiritual
menyenangkan yang terjadi ketika jaringan • Religius menurut Emblen adalah
hubungan sosial seseorang itu kurang. sebagai suatu sistem keyakinan dan
kesepian adalah situasi yang tidak ibadah terorganisasi yang dipraktikan
menyenangkan yang dialami seseorang dimana seseorang secara jelas yang dapat
kurang akan kualitas beberapa hubungan menunjukkan spiritualitas mereka.
(Perlman & Peplau, 1998) • Aspek religiusitas biasanya meningkat
• Ada 2 macam kesepian: pada lansia karena faktor
1. Kesepian emosional bertambahnya usia dan berkurangnya
Yaitu Seseorang merasa tidak memiliki kesempatan waktu hidup.
kedekatan dan perhatian dalam • Religiusitas yang meningkat pada
berhubungan sosial, merasa tidak ada satu lansia juga sebagai cara koping lansia
orang pun yang peduli terhadapnya dalam menjalani masa tuanya,
2. Kesepian sosial menghindari massalah psikologis dan
Kesepian yang muncul dari kurangnya mental di masa akhir kehidupannya.
jaringan sosial dan ikatan komunikasi atau • Namun, tugas perawat bukan fokus ke
dapat dijelaskan sebagai suatu respon dari religius klien akan tetapi lebih pada
tidak adanya ikatan dalam suatu jaringan aspek spiritualitasnya. Sehingga
sosial (Juniarti dkk,2008) bentuk pengkajiannya bukan tentang
• Faktor yang mempengaruhi kesepian (Green kedisiplinan kegiatan religius yang
et al.,1992; Hansson et al.,1987) dijalankan tetapi menanyakan
o Kepribadian bagaimana pandangan klien terhadap
o Psikologi/ spiritual penyakit ataupun keadaannya saat ini
o Social network dan bagimana keyakinannya akan hal
tersebut.
• Spiritual dipengaruhi oleh:
✓ Nilai
✓ Keyakinan
✓ Kepercayaan

58
• Faktor lain yang dapat NOTE:
mempengaruhi spiritual menurut -------------------------------------------------------------------------
Taylor et al.: -------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
✓ Tahap perkembangan
-------------------------------------------------------------------------
✓ Peran keluarga
-------------------------------------------------------------------------
✓ Etnik dan budaya -------------------------------------------------------------------------
✓ Pengalaman hidup -------------------------------------------------------------------------
• Kebutuhan spiritual pada lansia -------------------------------------------------------------------------
meliputi: -------------------------------------------------------------------------
✓ Kenyamanan -------------------------------------------------------------------------
✓ Mempertahankan fungsi tubuh -------------------------------------------------------------------------
✓ Membantu untuk menghadapi -------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
kematian dengan tenang dan
-------------------------------------------------------------------------
damai
❖ Terapi untuk mengatasi masalah sosial- -------------------------------------------------------------------------
spiritual lansia -------------------------------------------------------------------------
• Music and Art therapy -------------------------------------------------------------------------
• Terapi aktivitas sosial kelompok -------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
Note: -------------------------------------------------------------------------
kalau masih belum paham bisa banget baca -------------------------------------------------------------------------
referensi berikut Kholifah, S. N. 2016. Keperawatan -------------------------------------------------------------------------
Gerontik. Retrieved from -------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
-------------------------------------------------------------------------
content/uploads/2017/08/Keperawatan-Gerontik- -------------------------------------------------------------------------
Komprehensif.pdf -------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
@fatimpuspitaa -------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
59

Anda mungkin juga menyukai