Anda di halaman 1dari 111

DATA DATA PERENCANAAN

1.1 Data-Data Jembatan

Data-data yang dibutuhkan untuk desain jembatan adalah sebagai berikut:

- Jenis jembatan = Jembatan jalan raya

- Tipe jembatan = Jembatan komposit (Tipe 2)

- Lokasi jembatan = Jembatan Mojopahit Kota Malang

- Kelas jembatan = Kelas 1 / A

- Panjang jembatan = 60 m

- Lebar jembatan = 9,4 m

- Lebar lantai kendaraan = 7 m (2 lajur 3,5 m)

- Lebar trotoar = 2 x 1,2 m

- Jumlah pilar = 1 buah

- Panjang bentang jembatan = 2 bentang masing-masing 30 m

- Elevasi dari muka air = 18 m

- Elevasi dari muka air =2m


1.2 Dimensi Jembatan Eksisting
Dimensi dari jembatan eksisting yang telah disurvey digambar dengan software AutoCAD sesuai Error! Reference source not found..1.

Gambar 1.1 Dimensi Jembatan Eksisting


1.3 Dokumentasi Survey Jembatan Mojopahit

Survey jembatan yang telah dilakukan telah didokumentasikan sesuai Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Dokumentasi Survey Jembatan Mojopahit


DESAIN BANGUNAN ATAS

2.1 Desain Tiang Sandaran

2.1.1 Data-Data Perencanaan

Data Dimensi Struktur :


Bentang Jembatan = 30 m
Lebar Jembatan = 9,4 m
Dimensi Tiang Sandaran = 0,2 x 0,2 m
Tinggi Tiang Sandaran = 1,45 m (diukur dari dasar lantai trotoar)
Jarak antar Tiang Sandaran =3m
Mutu Beton :
f'’c = 30 Mpa
Berat Jenis Beton = 2400 kg/m3
Mutu Baja Tulangan :
fy = 240 Mpa
Pipa Baja yang digunakan :
Profil yang digunakan = Pipa Galvanis Baja ф101,6 mm BJ-37
Berat pipa baja per m panjang = 7,76 kg/m

85
20 15
Pipa Sandaran

Trotoar
120

Kerb
25

Lantai
25

Kendaraan
80

45 75

Gambar 2.1 Tampak Samping Tiang Sandaran dan Trotoar


300 300

Pipa galvanis Ø101,6 mm

120
30 25
25

80

Gambar 2.2 Tampak Sisi dalam Tiang Sandaran

2.1.2 Pembebanan Struktur

q2
145

90

25

Gambar 2.3 Pembebanan pada Struktur Tiang Sandaran

 Akibat Berat sendiri tiang sandaran dan pipa sandaran berupa beban terpusat :
Berat sendiri sandaran = ( b . h ). tinggi tiang sandaran . BJ beton
= (0,2 x 0,2) x 1,45 x 2400 = 139,2 kg
Berat sendiri pipa =nxlxw
= 3 x 3 x 7,76 = 69,84 kg
Total beban terpusat P1 = Berat sendiri sandaran + Berat sendiri pipa
=139,2 + 69,84 =209,04 kg
 Akibat Beban Hidup dimana menurut PPPJJR 1987, tiang sandaran pada
setiap tepi trotoir harus diperhitungkan untuk dapat menahan beban horizontal
H1 = 100 kg/m yang bekerja 90 cm di atas lantai trotoir. Sehingga akibat beban
horizontal tersebut, maka timbol momen Mu dan gaya geser Vu sebesar:
Mu = H1 x l x h Vu = H1 x l
= 100 x 3 x 1,15 = 100 x 3
= 345 kgm = 300 kg

2.1.3 Rencana Penulangan Stuktur Tiang Sandaran

Data Penampang Struktur

b = 0,2 m

h = 0,2 m

f’c = 30 MPa = 300 kg/cm2

fy = 240 MPa = 2400 kg/cm2

d’ = 0,04 m

d = 0,2 – 0,04 = 0,16 m

Beban yang ditahan: Mu = 345 kgm

Pu = 209,04 kg

Cek Kelangsingan Struktur


k (Jepit – Bebas) =2
L = 1,45 m
r = 0,2887 h = 0,2887 x 0,2 = 0,058 m (penampang persegi)
kL 2 . 1,45
= = 50 (> 22, sehingga struktur merupakan kolom langsing)
r 0,058

Pembesaran Momen Struktur Kolom Langsing


 Momen akibat beban lateral Ms = 345 kgm
 Ec = 4700fc’ = 470030 = 25742,96 Mpa = 257,43 x 107 kg/m2
 Ig = 1/12 b h3 = 1/12. 0,2 . 0,23 = 1,33 x 10-4 m4
Maksimum beban mati aksial terfaktor pada struktur 209,04
 d = =209,04 = 1
Total beban aksial terfaktor pada struktur

0,4.Ec Ig 0,4. 257,43.107 . 1,33.10−4


 EI = = = 61100 kgm2
1+ βd 1+ 1

 Pu = 209,04 kg
π2 EI π2 61100
 Pc = (k.L)2 = (2 .1,45)2 = 71704,26 kg
Ms 345
 Mu = s.Ms = ∑ Pu = 209,04 = 346,346 kgm
1− 1−
0,75. Pc 0,75. 71704,26

Desain Tulangan Utama


 Menurut SNI Beton 03-2847-2002 pasal 23.4 (3(1)), rasio  tulangan
memanjang diambil antara 0,01 sampai 0,06, diambil  = 0,04
Karena terpasang pada 2 sisi, maka  = 0,02
As = As’ = 1 %
As = As’ = 0,01 . 20 . 16 = 3,2 cm2
Tulang Tarik : 4 – Ø12 = 452 mm2 = 4,52 cm2
Tulang Tekan: 4 – Ø12 = 452 mm2 = 4,52 cm2
e = Mu/Pu = 345/209,04 = 1,65 m
emin = 0,1 h = 0,1 . 0,2 = 0,02 m
Karena e min < e, maka struktur menerima beban eksentris
600 600
cb = .d = . 16 = 11,429 cm
600 + fy 600 + 240

ab = 0,85 . 11,429 = 9,714 cm


Pnb = 0,85 . f’c . ab . b
= 0,85 . 250 . 9,714 . 20
= 412857,14 N = 41285,714 kg
 Pnb = 0,65 . Pnb
= 0,65 . 41285,714 = 26835,714 kg
1
0,85. f′ c . b. h.(d− h)+As′ .fy(d−d′ )
d’’ = 2
0,85 . f′ c . b .h+(As+As′ ).fy
200
0,85.25.200.200.(160− )+452.240.(160−40)
2
= = 60 mm
0,85.25.200.200+(452+452).240

Mnb = 0,85. f’c . b . ab . (d-d’’-ab/2) + As’.fy.(d-d’-d’’) + As.fy.d’’


= 0,85 . 25. 200 . 97,14. (160-60-97,14/2) + 452.240.(160-40-60) + 452.240.60
= 3425,0218 kgm
eb = Mnb/Pnb = 3425,0218 /41285,714 = 0,083 m
Sehingga : Pu < Pub ---> 209,04 kg < 26835,714 kg
Keruntuhan Tarik
e > eb ---> 1,66 m > 0,083 m
e’ = e + d’’ = 1,66 + 0,06 = 1,72 m
𝑓𝑦 2400
m = 0,85 .𝑓′𝑐 = 0,85 .300 = 9,412

𝐴𝑠 4,52
𝜌 = 𝜌′ = = = 0,014
𝑏. 𝑑 20 𝑥 16
m’ = m – 1 = 9,412 – 1 = 8,412
e′
Pn = 0,85. f ′ c. b. d. [′ m′ − m + 1 −
d
2
e′ e′ d′ 1
+ {(1 − ) + 2 ( (ρ. m − ρ′ , m′ ) + ρ′ m′ . (1 − ))}2 ]
d d d

1720
Pn = 0,85.25.200.200. [0,014.8,412 − 0,014.9,412 + 1 −
160
1720 2 1720
+ {(1 − ) + 2( (0,014.9,412 − 0,014.8,412)
160 160
40 1
+ 0,014.8,412. (1 − ))}2 ]
160

Pn = 8894,64 N = 889,464 kg
.Pn = 0,65 . 889,464 = 578,152 kg
.Pn  Pu
578,152 kg > 209,04 kg ------> OKE!!
Mn = Pn.e = 889,464 . 1,66 = 1476,51 kgm
.Mn = 0,65 . 1476,51 = 959,73 kgm
.Mn  Mu
959,73 kgm > 345 kgm ------> OKE!!!

Desain tulangan geser


Vu = 300 kg
Vu 300
Vn = = = 500 kg
ɸ 0,6
Nu √f ′ c
Vc = bw. d [1 + ][ ]
14Ag 6
209,04 √30
= 200 x 160 x [1 + ][ ]
14 x 40000 6
= 29222,77 N
= 2922,28 kg
Vn < Vc --->tulang geser praktis
Tulangan geser tidak diperlukan, karena tulangan sudah kuat menahan geser.
Sehingga cukup digunakan tulangan praktis yaitu Ø 8 – 200 mm

Jadi, berdasarkan perhitungan di atas, maka pada tiang sandaran jembatan


digunakan tulangan :
 Tulangan tarik 4Ø-12 ; As = 452 mm2
 Tulangan tekan 4Ø-12 ; As’ = 452 mm2
 Tulangan sengkang Ø 8 – 200 mm
4Ø12
4

4Ø12
12
4

20 Ø8-200

Gambar 2.4 Detail Penulangan Tiang Sandaran


2.2 Desain Pipa Sandaran

2.2.1 Data yang diketahui

Data Dimensi Struktur :


Tinggi Tiang Sandaran = 1,2 m (diukur dari lantai trotoar)
Jarak antar Tiang Sandaran =3m
Mutu Beton :
f'’c = 25 Mpa
Berat Jenis Beton = 2400 kg/m3
Mutu Baja Tulangan :
f’y = 240 Mpa
Pipa Baja yang akan digunakan :
Pipa Galvanis Baja ф101,6 mm tebal 3,2 mm BJ-37
Diameter luar pipa baja = 101,6 cm
Berat pipa baja per m panjang w = 7,76 kg/m
Luas Penampang A = 9,89 cm2
Ix = 120 cm4
Modulus Penampang (Sx) = 23,6 cm3
rx = 3,48 cm
Ebaja = 2,1 x 106 kg/cm2

2.2.2 Pembebanan Struktur

qd = 7,76 kg/m

300

Gambar 2.5 Model Struktur dan Pembebanan Pipa Sandaran

Kombinasi beban:
qu = 1,2 qd + 1,6 qL
= 1,2 (7,76) + 1,6 (100)
= 169,312 kg/m
Mmaks di setengah bentang = 1/8 . qu . L2
= 1/8 . 169,312 . 32
= 190,476 kgm

2.2.3 Kontrol Kapasitas Profil

Kontrol lendutan (LRFD) :


5ql4 l
<
384 EI 300
5 . 169,312 . 34 3
10 −8
<
384 . 2,1. 10 . 120. 10 300
0,007 m < 0,01 m ----> OKE!!!!
Kontrol Momen (LRFD) berdasarkan SNI-1729-2002:
Mmaks = 190,476 kgm
D (diameter) = 10,16 cm
Ketebalan (t) = 0,32 cm
 Kontrol Penampang:
D 10,16
𝜆= = = 317,5
t 0,32
14800 14800
𝜆𝑝 = fy
= 240
= 61,667

𝜆 ( 31,75) < 𝜆𝑝 ( 61,667 ) … … .. (Penampang Kompak)


 Momen Penampang Kompak ( SNI Pasal 8.2.3 )
Modulus Plastis = Zx = (D-t)3/6 = (101,6-3,2)3/6 = 158793,984 mm3
Mn = Mp = Zx.fy = 158793,984 . 240 = 38110556 Nmm = 3811,056 kgm
=1,5My = 1,5 . Sx. fy = 1,5. 23600. 240 = 8496000 Nmm = 849,6 kgm
Kontrol Momen :
Mmaks < фMn
190,476 < 0,9 x 849,6
190,05 kgm < 764,64 kgm … (OK)
Kontrol Geser (LRFD) :
D = 10,16 cm = 101,6 mm
t = 0,32 cm = 3,2 mm
fy = 240 MPa
Ae = ¼ л (D-tw)2 = ¼ л (101,6 – 3,2)2 = 7604,665 mm2
Vu = ½ qu. L = ½ . 169,312. 3 = 253,968 kg
Kontrol :
Vu < фVn ( SNI Pasal 8.8.3-b)
253,968 kg < 0,9.0,36.fy.Ae
253,968 kg < 0,9.0,36.240.7604,665

253,968 kg < 59133,874 kg (OK)


2.3 Desain Lantai Kendaraan

2.3.1 Data Perencanaan

Tebal pelat lantai kendaraan (h) = 25 cm

Tebal perkerasan (t) = 10 cm

Tinggi beban hujan = 5 cm

Mutu beton (f’c) = 30 MPa

Mutu baja (fy) tulangan polos = 240 Mpa

Mutu baja (fy) tulangan ulir = 320 Mpa

Berat isi beton bertulang = 2400 kg/m3

Berat isi paving block (tebal 6 cm) = 2000 kg/m3

Berat isi pasir = 1400 kg/m3

Berat isi aspal = 2200 kg/m3

Berat isi air hujan = 1000 kg/m3

2.3.2 Pembebanan Jembatan

Pembebanan didasarkan pada Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan


Jalan Raya (PPJJR) 1987 dapat dihitung sebagai berikut:

1. Beban Mati

Paving block
Pasir
19
6

Kerb Perkerasan
Jalan
25

Pelat Lantai

Gambar 2.6 Beban mati pada struktur


Beban merata (per 1 meter panjang gelagar memanjang)

Berat sendiri pelat = 0,25 x 1 x 2400 = 600 kg/m

Berat perkerasan = 0,1 x 1 x 2200 = 220 kg/m

Berat kerb = 0,25 x 1 x 2400 = 600 kg/m

Berat pasir (t=19 cm)= 0,19 x 1 x 1400 = 266 kg/m

Berat paving blok = 0,06 x 1 x 2000 = 120 kg/m

Berat paving & pasir = 386 kg/m

Beban terpusat

Berat sendiri sandaran = 0,2 x 0,2 x 1 x 2500 = 100 kg

Berat sendiri pipa = 3 x 3 x 7,76 = 69,84 kg

Total beban terpusat = 169,84 kg

2. Beban Hidup

Beban muatan “T”

Untuk perhitungan kekuatan lantai kendaraan atau sistem lantai kendaraan


jembatanharus digunakan beban “T”, yaitu beban yang merupakan kendaraan
truk yang mempunyai beban roda ganda (dual wheel load) sebesar 10 ton.

Gambar 2.7 Beban T Lantai Kendaraan

Untuk jembatan kelas I:

Beban yang ditumpu 100%  beban = 100% x 10 ton = 10 ton


Gambar penyebaran beban roda:

10 t 10 t

0.1250 0.1250

0.3000 0.5000

Gambar 2.8 Penyebaran beban roda

Luas bidang penyebaran :

p = 0,5 + 0,125 + 0,125 = 0,75 m

l = 0,3 + 0,125 + 0,125 = 0,55 m

A = p x l = 0,75 x 0,55 = 0,4125 m2

Beban merata akibat beban “T” (beban roda)

10000
q= = 24242,424 kg/m2
0,4125

Beban hidup pada trotoar, sandaran, dan kerb

Beban Merata akibat beban hidup pejalan kaki yang bekerja sepanjang trotoar
sebesar 500 kg/m2. Untuk per 1 meter pias, maka beban merata yang timbul
akibat distribusi beban dari struktur trotoar :

q1 = 500 kg/m2 x 1 m = 500 kg/m

P
15
q3
q2
25
145

90
127.5

25

25

Gambar 2.9 Pembebanan pada sandaran dan kerb


Momen akibat beban q2 = 100 kg/m pada tiang sandaran terhadap titik tengah
plat lantai kendaraan:

M1 = q2 x L x h

= 100 x 3 x (1,275)

= 382,5 kgm

Momen akibat beban q3 = 500 kg/m pada kerb tiap pias 1 m

M2 = q3 x L x h

= 500 x 1 x (0,25+0,25/2)

= 187,5 kgm

Beban merata akibat hujan

Berat air hujan = 0,05 x 1 x 1000 = 50 kg/m

3. Statika Pembebanan

Berdasarkan distribusi pembebanan dari struktur atas (tiang sandaran, pipa


sandaran, trotoar, kerb), berat sendiri pelat, beban air hujan, serta beban lalu
lintas kendaraan, maka dapat dibuat pemodelan pembebanan pada struktur
pelat lantai kendaraan yang dapat dilihat pada gambar berikut:

Akibat beban mati:

10 10
45 65 95 170 170 170 95 65 45

169,84 kg 600 kg/m 169,84 kg


600 kg/m 600 kg/m
386 kg/m 220 kg/m 386 kg/m

45 170 170 170 170 170 45

Gambar 2.10 Pembebanan akibat beban mati


Akibat beban hidup:

Kondisi I

48 75 95 75 48
24242,24 kg/m 24242,24 kg/m

500 kg/m 500 kg/m

382,5 kgm 187,5 kgm 50 kg/m 187,5 kgm 382,5 kgm


45 170 170 170 170 170 45

Gambar 2.11 Pembebanan akibat beban hidup kondisi I

Kondisi II

25
75 75
24242,24 kg/m

500 kg/m 500 kg/m

382,5 kgm 187,5 kgm 50 kg/m 187,5 kgm 382,5 kgm


45 170 170 170 170 170 45

Gambar 2.12 Pembebanan akibat beban hidup kondisi II

75 95 75
24242,24 kg/m 24242,24 kg/m

500 kg/m 500 kg/m

382,5 kgm 187,5 kgm 50 kg/m 187,5 kgm 382,5 kgm


45 170 170 170 170 170 45

Gambar 2.13 Pembebanan akibat beban hidup kondisi III


25
163 75 100 75 75 100 75
24242,24 kg/m

500 kg/m 500 kg/m

382,5 kgm 187,5 kgm 50 kg/m 187,5 kgm 382,5 kgm


45 170 170 170 170 170 45

Gambar 2.14 Pembebanan akibat beban hidup kondisi IV

88 75 100 75 175 75 100 75


24242,24 kg/m

500 kg/m 500 kg/m

382,5 kgm 187,5 kgm 50 kg/m 187,5 kgm 382,5 kgm


45 170 170 170 170 170 45

Gambar 2.15 Pembebanan akibat beban hidup kondisi V

2.3.3 Analisis Struktur

Dari pembebanan di atas dilakukan analisis terhadap struktur menggunakan


software SAP2000 v19.1.1.

Gambar 2.16 Diagram momen akibat beban mati

Gambar 2.17 Diagram momen akibat beban hidup kondisi I


Gambar 2.18 Diagram momen akibat beban hidup kondisi II

Gambar 2.19 Diagram momen akibat beban hidup kondisi III

Gambar 2.20 Diagram momen akibat beban hidup kondisi IV

Gambar 2.21 Diagram momen akibat beban hidup kondisi V

Tabel 2.1 Rekapitulasi Hasil Analisis dan Momen Ultimate (Mu):

Momen Maksimum (kgm)


Kondisi
Tumpuan Lapangan
Pembebanan
MD ML 1,2MD+1,6ML MD ML 1,2MD+1,6ML
I 214,45 4349,33 7216,268 133,48 3094,8 5111,856
II 214,45 2744,13 4647,948 133,48 3644,88 5991,984
III 214,45 2906,19 4907,244 133,48 2315,19 3864,480
IV 214,45 3486,78 5836,188 133,48 2902,23 4803,744
V 214,45 3365,42 5642,012 133,48 2446,45 4074,496
2.3.4 Perhitungan Penulangan

Data perencanaan:

f’c = 30 MPa

fy = 240 MPa (polos) dan 320 (ulir)

b = 1000 mm (tiap pias 1 m panjang)

h = 250 mm

d’ = 40 mm

d = h - d’ = 250 - 40 = 210 mm

Penulangan Tumpuan

Mu = 7216,268 kgm

Dipakai tulangan ulir

1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,00438
𝑓𝑦 320

𝑓′𝑐 600
𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 (0,85 𝛽1 )
𝑓𝑦 𝑓𝑦 + 600

30 600
𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 (0,85 0,85 )
320 320 + 600

𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0.0331

𝑀𝑢 7216,268
𝑀𝑛 = = = 9020,335 𝑘𝑔𝑚
∅ 0,8

𝑀𝑛 9020,335 𝑥 104
𝑅𝑛 = = = 2,045 𝑀𝑃𝑎
𝑏. 𝑑2 1000 . 2102
𝑓𝑦 320
𝑚= = = 12,549
0,85 𝑓′𝑐 0,85 𝑥 30

1 2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝜌= (1 − √1 − )
𝑚 𝑓𝑦
1 2 𝑥 12,549 𝑥 2,045
𝜌= (1 − √1 − )
12,549 320

𝜌 = 0,0067

0,00438 < 0,0067 < 0,0331

ρmin < ρ < ρmax  digunakan ρ = 0,0067

As.perlu = ρ . b . d = 0,0067 x 1000 x 210 = 1400,95 mm2

Dari tabel, dipakai tulangan D16 dengan jarak 100 mm (As = 2011 mm2)

Penulangan Lapangan

Mu = 5991,94 kgm

Dipakai tulangan ulir

1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,00438
𝑓𝑦 320

𝑓′𝑐 600
𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 (0,85 𝛽1 )
𝑓𝑦 𝑓𝑦 + 600

30 600
𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 (0,85 0,85 )
320 320 + 600

𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,0331

𝑀𝑢 5991,94
𝑀𝑛 = = = 7489,925 𝑘𝑔𝑚
∅ 0,8

𝑀𝑛 7489,925 𝑥 104
𝑅𝑛 = = = 1,698 𝑀𝑃𝑎
𝑏. 𝑑2 1000 . 2102
𝑓𝑦 320
𝑚= = = 12,549
0,85 𝑓′𝑐 0,85 𝑥 30

1 2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝜌= (1 − √1 − )
𝑚 𝑓𝑦

1 2 𝑥 12,549 𝑥 1,698
𝜌= (1 − √1 − )
12,549 320
𝜌 = 0,0055

0,00438 < 0,0055 < 0,0331

ρmin < ρ < ρmax  digunakan ρ = 0,0055

As.perlu = ρ . b . d = 0,0055 x 1000 x 210 = 918,75 mm2

Dari tabel, dipakai tulangan D16 dengan jarak 200 mm (As = 1005 mm2)

Tulangan Bagi (Tulangan susut)

SNI-03-2847-2002 pasal 9.12 mensyaratkan perlunya tulangan susut dan suhu


yang arahnya tegak lurus tulangan lentur paling sebanyak 0,002 Ag untuk pelat
yang menggunakan tulangan ulir mutu 300 dan tidak kurang dari 0,0014 Ag.

As’ perlu = 0,002 x Ag = 0,002 x 1000 x 250 = 500 mm2

Dari tabel, dipakai tulangan Ø12 dengan jarak 200 mm (As = 565 mm2)

Rencana Penulangan Pelat Lantai Kendaraan

Adapun hasil simpulan dari tulangan yang dipakai pada pelat lantai kendaraan:

Tabel 2.2 Rekapitulasi Rencana Penulangan Pelat Lantai Kendaraan

Penulangan Rencana

Tumpuan D16-100
Lapangan D16-200
T. Bagi Ø12-200
2.4 Desain Gelagar Induk Komposit

2.4.1 Data Perencanaan :

Panjang jembatan total = 60 m

Bentang jembatan = 30 m

Jarak antar gelagar induk = 1,7 m

Jarak antar diafragma = 5m

Lebar jalur lalu lintas = 7m

Lebar trotoar = 100 cm

Tebal pelat lantai jembatan = 0,25 m

Tebal lapisan aspal = 0,1 m

Tinggi genangan air hujan = 0,05 m

Kelas jembatan = Kelas I

Direncanakan gelagar induk dengan profil baja WF 800.300.18.34

- Berat profil baja = 7850 x 0,033576 = 263,57 kg/m

- Tinggi (d) = 800 mm

- Lebar (b) = 300 mm

- Tebal badan (tw) = 18 mm

- Tebal sayap (tf) = 34 mm

- Luas penampang (A) = 335,76 cm2

- Tahanan momen (Sx) = 8956,89 cm3

- Momen inersia (Ix) = 358275,6 cm4

- rx = 32,67 cm

- ry = 6,76 cm
2.4.2 Pembebanan Jembatan dan Analisis Struktur

1. Beban sebelum komposit

a. Beban mati merata

 Berat sendiri gelagar = 263,57 kg/m

 Berat sambungan (20% berat sendiri gelagar) = 52,7 kg/m

 Berat plat beton : 0,25 x 1,7 x 2400 = 1020 kg/m

qD1 = 1336,27 kg/m

qD1 == 1273 kg/m


1336,27
kg/m

30 m

R1 = ½ x 30 x 1336,27 = 20044,05 kg

Momen ditengah bentang 30 m

M1 = R(15) – ½ qD1(15)2

= 20044,05(15) – ½ (1336,27)(15)2

= 150330,375 kgm

2. Beban setelah komposit

a. Beban mati merata

 Berat perkerasan aspal = 0.1 x 1.7 x 2000 = 340 kg/m

 Berat air hujan = 0.05 x 1.7 x 1000 = 85 kg/m

qD2 = 425 kg/m


qD2 = 425 kg/m

30
20 m
m

R2 = ½ x 425 x 30 = 6375 kg

M2 = 425 x 15 – 0,5 x 425 x 152 = 15937,5 kgm

b. Beban hidup (PPPJR SKBI – 1.3.28, 1987)

Beban hidup diakibatkan oleh muatan “D” dengan ketentuan: “untuk jembatan
dengan lebar lantai kendaraan sama atau lebih kecil dari 5.5 m, beban “D” sepenuhnya
(100%) harus dibebankan pada seluruh lebar jembatan”:

 Beban garis, P = 12 t (100 %)

 q = 2,2 t/m untuk L < 30 m


1,1
 q = 2,2 t/m′ − 60 (L − 30)t/m′ untuk 30 m < L < 60 m

30
 𝑞 = 1,1 (1 + ) 𝑡/𝑚′ untuk L > 60 m
𝐿

Jadi, nilai q yang dipakai adalah 2,2 t/m’ = 2200 kg/m

Faktor distribusi (PPPJR SKBI – 4.2.2)

 = 0.75 bila kekuatan gelagar melintang diperhitungkan

 = 1.00 bila kekuatan gelagar melintang tidak diperhitungkan

Koefisien kejut

Untuk memperhitungkan pengaruh-pengaruh getaran-getaran dan pengaruh


dinamis lainnya, tegangan-tegangan akibat beban garis “P” harus dikalikan dengan
koefisien kejut yang akan memberikan hasil maksimum, sedangkan beban merata “q”
dan beban “T” tidak dikalikan dengan koefisien kejut
20
K = 1 + 50+L L = panjang bentang

20
K = 1+ = 1,25
50 + 30

Untuk perhitungan momen dan gaya lintang beban merata:

q’= (q × α ×s)/2,75

q’ = (2,2 × 1 × 1,7)/2,75 = 1,36 t/m = 1360 kg/m

Untuk perhitungan momen dan gaya lintang beban terpusat:

P’= (P × α ×s x k)/2,75

P’ = (12 × 1 × 1,7 x 1,286)/2,75 = 9,54 t = 9540 kg

Perhitungan momen

P = 9540 kg

q = 1360 kg/m

30mm
20

R3 = ½ x (9,54 + 1,36 x 30) = 25,17 t = 25170 kg

M3 = 18,37 x 15 – 0,5 x 1,36 x 152 = 122,55 tm = 122550 kgm

Gaya Lintang Dan Momen Total

RT = R1 + R2 + R3

= 20044,05 + 6375 + 25170 = 51589,5 kg

MT = M 1 + M2 + M3

= 150330,375 + 15937 + 122550 = 288817,375 kgm

c. Beban Angin
Beban angin = 150 kg/m2 (berdasarkan PPJJR 1987 hal. 13). Tinggi permukaan
bidang vertikal = 2 m diatas lantai kendaraan, dengan lebar as roda = 1,75 m

150 × 2
qw = = 171,429 kg/m
1,75

1
Mw = × 171,429 × 202 = 8571,45 kgm
8

d. Beban rem


180

Lapisan Perkerasan

Pelat Lantai Kendaraan


75

Gelagar Induk

Beban yang dianggap bekerja horizontal dengan titik tangkap setinggi 1.8 m
diatas lantai kendaraan (PPJJR 1987 Hal.15)

P’ = (P × α ×s)/2,75

P’ = (12 × 1 × 1,7 )/2,75 = 7,418 t = 7418 kg

q’ = 800 kg/m

H = 5 % beban D

= 5 % (P’ + q’L)

= 5 % (7418 + 800 x 20) = 411,9 kg


Gaya rem selanjutnya merupakan beban berupa momen di tengah bentang
yaitu:

Mrem = 411,9 x (1,8 + 0,1+ 0,25+0,4) = 1050,345 kgm

e. Kombinasi Pembebanan

Tabel 2.3 Rekapitulasi Pembebanan Gelagar Induk Komposit

Kode q P M
No. Pembebanan
Beban (kg/m) (kg) (kgm)
1 Beban Mati qD1 1336,27
2 Beban Mati Tambahan qD2 425
3 Beban Lajur "D" TD 1360 9540
4 Beban Angin EW 171,429
5 Beban Rem TB 1050,35
Sistem perencanaan direncanakan menggunakan sistem pelaksanaan
propped atau berpenopang dimana berat sendiri baja dan beton pra komposit ditumpu
oleh baja dengan tumpuan sementara di tengah bentang.

Pada sistem ini terdapat dua macam pembebanan:

 Beban Pra Komposit

qD1 ==1273 kg/m


1336,27
kg/m

15 m 15 m
30 m
Beban yang bekerja berupa berat sendiri baja dan beton dengan tambahan
tumpuan sementara di tengah bentang.
1 1
Mpra = MD1 = − 8 . 𝑞𝐷1. 𝐿2 = − 8 . (1336,27). (15)2 = −37582,5 kgm

MD1 37582,5
RB = 𝑞𝐷1. 𝐿 + 2. = (1336,27). (15) + 2. = 25055 kg
L 15

 Beban Pasca Komposit

RB

P = 9540 kg

qD2+q'+qw

Mrem
30 mm
20

Beban yang bekerja berupa berat sendiri + beban guna


1 1
M pasca = 8 . (𝑞𝐷2 + 𝑞 ′ + 𝑞𝑤). 𝐿2 + 4 . (𝑃 + 𝑅𝐵). 𝐿 + Mrem

1 1
=8 . (425 + 1360 + 171,429). 302 + 4 . (9540 + 25055). 30+

1050,34

= 480610 kgm
2.4.3 Garis Netral Penampang Setelah Komposit

Data-data perencanaan :

 Bentang jembatan (L) = 30 m = 3000 cm

 Tebal lantai beton (d) = 25 cm

 Jarak profil baja (as ke as) = 1,7 m = 170 cm

 Mutu beton (f’c) = 30 Mpa = 300 kg/cm2

 Mutu baja (fy) = 240 Mpa = 2400 kg/cm2

 Tegengan putus (fu) = 510 MPa = 5100 kg/cm2

 ̅̅̅)
Tegangan ijin beton (𝜎𝑐 = fy/1,5 = 1600 kg/cm2

 ̅̅̅) = 0,333 f’c


Tegangan ijin profil baja (𝜎𝑠 = 100 kg/cm2

 Es = 2.1 x 105 MPa = 2.1 x 106 kg/cm2

Lebar efektif diambil yang paling menentukan, yaitu yang paling kecil dari :

- ¼ bentang jembatan : ¼ x 30 = 7,5 m

- jarak as ke as balok = 1,7 m

- 12 x tebal pelat beton (flens) : 12 x 0.25 = 3 m

Diambil beff sebesar = 1,7 m

E
Angka ekivalensi, n = Es
c

Sesuai SKSNI 1991, modulus elastisitas beton (ɛc) :

Ec = 4700 × √fc ′ = 4700 × √30 = 25742,960 MPa

2,1×105
n = 25472,960 = 8,1576
d
yc
dc
yc'
dt
ya 
ds

ys
yc

Garis netral penampang komposit berada di daerah baja

Ac = beff x d = 170 x 25 = 4250 cm² = 425000 𝑚𝑚2


Ac 425000
Aek = = = 52098,656 𝑚𝑚2
𝑛 8,1576

As = 33576 mm2 = 335,76 cm²


800 300
(33576).(250+ )+(52098,656).( )
2 2
yc = = 345,95 mm > 250 mm
(52098,656+33576)

=> titik berat di baja

ys = 800 + 250 – 345,95 = 704,05 mm = 70 cm

yc’ = 345,95 – 250 = 95,95 mm = 9,6 cm

d 800 250
dt = ya + ( ) = + = 525 mm
2 2 2
𝐴𝑐 425000
𝐴𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐴𝑠 + = 33576 + = 85674,656 𝑚𝑚2 = 856,747 𝑐𝑚2
𝑛 8,1576

As 33576
dc = × dt = × 525 = 205,748 mm
Atotal 85674,656

ds = dt – dc = 525 – 205,748 = 319,252 mm


1
Ic = 12 × 170 × 253 = 221354,167 𝑐𝑚4

Is = 358275,6 cm4
Momen inersia setelah komposit

Ic Ac×dc2
It = Is + + + As × ds2
n n

221354,167 4250×20,572
= 358275,6 + + + 335,76 × 31,922
8,1576 8,1576

= 947954,0027 cm4

2.4.4 Kontrol Tegangan Penampang Komposit

Tegangan yang dicari adalah tegangan akibat momen maksimum yaitu di


tengah bentang.

a. Tegangan yang terjadi pada baja sebelum komposit

𝑀𝑝𝑟𝑎 25055 ×100


𝜎𝑠𝑎 = = = 279,73 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 < 1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝑆𝑥 8956,89

𝑀𝑝𝑟𝑎 25055 ×100


𝜎𝑠𝑏 = − =− = (−)279,73 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 < 1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝑆𝑥 8956,89

279,73





-279,73

b. Tegangan yang terjadi setelah komposit

M pasca . y
 Beton : σ = ± n.I

480610 ×34,6×100
𝜎𝑠𝑎 = − 8,1576×947954,0027 = −215 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 < 100 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 ...OK!

480610 ×9,6×100
𝜎𝑠𝑏 = − 8,1576×947954,0027 = −59,66 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 < 100 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 ...OK!
𝑀𝑝𝑟𝑎 𝑀𝑝𝑎𝑠𝑐𝑎.𝑦
 Baja : 𝜎 = ∓ ±
𝑆𝑥 𝐼

480610×9,6×100
𝜎𝑠𝑎 = 279,73 − = −206,98 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 < 1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 ...OK!
947954,0027

480610×70×100
𝜎𝑠𝑏 = −(279,73) + = 1593,563 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 < 1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 ...OK!
947954,0027

 

  


  

 
  

2.4.4 Kontrol Penampang Baja Sebelum Komposit

1. Kontrol nominal lentur dengan pengaruh tekuk lokal

Kelangsingan dihitung berdasarkan tabel 7.5-1 SNI 03-1729-2002


𝑏𝑓 300
Flens : 𝜆 = 2×𝑡 = 2×34 = 4,412
𝑓

170 170
𝜆𝑝 = = = 9,815
√𝑓𝑦 √240

370 370
𝜆𝑟 = = = 28,378
√𝑓𝑦−𝑓𝑟 √240−70

(𝑑−2(𝑡𝑓 +𝑟)) (800−2(34+28))


Web : 𝜆 = = = 37,556
𝑡𝑤 18

1680 1680
𝜆𝑝 = = = 180,444
√𝑓𝑦 √240

2550 2550
𝜆𝑟 = = = 164,602
√𝑓𝑦 √240

λ < λp< λr  PENAMPANG KOMPAK !!

Maka berdasarkan SNI 03-1729-2002 pasal 8.2, penampang kompak terhadap


sayap dan badan, sehingga Mn = Mp.

Mn = Mp
= fy x Zx

= 2400 x 10224,408

= 24538579,2 kg.cm = 245385,792 kgm

Kontrol momen terhadap tekuk lokal:

 Mn > Mu

0,9 . 245385,792 > MD1

220847,213 kgm > 215839 kgm  OK !!

Jadi, profil kuat menahan momen terhadap tekuk lokal.

2. Kontrol nominal penampang dengan pengaruh tekuk lateral

Gelagar induk direncanakan dengan pengekang lateral dari diafragma setiap


7,5 meter panjang. Kontrol penampang didasarkan pada SNI 03-1729-2002 pasal 8.3.

7,5 7,5
m m

Dari hasil analisis SAP2000, didapatkan momen-momen pada bentang tak


terkekang sepanjang 7,5 meter:

Untuk bentang tak terkekang interval 0<X<7,5:

MA (1/4 bentang tak terkekang, x=1,875 m) = 7347 kgm

MB (1/2 bentang tak terkekang, x=3,75 m) = 11950 kgm

MC (3/4 bentang tak terkekang, x=5,625 m) = 13389 kgm

Mmax (tak terkekang) = 13389 kgm


12,5 𝑀𝑚𝑎𝑥
Cb = 2,5 𝑀𝑚𝑎𝑥+3 𝑀𝐴+4 𝑀𝐵+3 𝑀𝐶
12,5 (13389)
=
2,5 (13389) + 3 (7347) + 4 (11950) + 3 (13389)

= 1,166 < 2,3

Untuk bentang tak terkekang interval 5<X<10:

MA (1/4 bentang tak terkekang, x=9,375 m) = 7497 kgm

MB (1/2 bentang tak terkekang, x=11,25 m) = 47,295 kgm

MC (3/4 bentang tak terkekang, x=13,125 m) = 10387 kgm

Mmax (tak terkekang) = 10387 kgm

12,5 (10387)
Cb =
2,5 (10387)+3 (7497)+4 (47,295)+3 (10387)

= 1,627 < 2,3

Maka Cb = 1,166 (diambil yang terkecil)

fL = fy – fr = 240 – 70 = 170 MPa

G = 80000 MPa
1
J = 3 [(ℎ − 2𝑡𝑓). 𝑡𝑤 3 + 2. (𝑏. 𝑡𝑓 3 )]

1
= 3 [(800 − 2 × 34). 183 + 2. (300. 343 )]

= 8860224 𝑚𝑚4 = 886,0224 𝑐𝑚4


1
Iw = 24 . 𝑡𝑓. 𝑏 3 . (ℎ − 𝑡𝑓)2

1
= . 34. 3003 . (800 − 34)2 . 10−6
24

= 22443417 𝑚𝑚6

𝜋 𝐸.𝐺.𝐽.𝐴
X1 = 𝑆𝑥 . √ 2

𝜋 2,1×105 .80000.8860224.33576
= 8956,89×103 . √ 2

= 17533,52 𝑁/𝑚𝑚2
𝐼𝑤 𝑆𝑥 2
X2 = 4. 𝐼𝑦 . (𝐺.𝐽)

2
22443417 8956,89×103
= 4. 15335,575×104 . (80000.8860224)

= 9,347 × 10−11 𝑚𝑚4 /𝑁 2

Bentang berdasarkan pengekang lateral

L = 7,5 m

𝐸 210000
Lp = 1,76. 𝑟𝑦. √𝑓𝑦 = 1,76. (6,76 𝑐𝑚). √ = 351,936 𝑐𝑚 = 3,52 𝑚
240

𝑋1
Lr = 𝑟𝑦. ( 𝑓𝐿 ) √1 + √1 + 𝑋2. 𝑓𝐿2

17533,52
= (6,76 𝑐𝑚). ( ) √1 + √1 + 9,347 × 10−11 . 1702
170

= 965,012 𝑐𝑚 = 9,65 𝑚

𝐿𝑝 ≤ 𝐿 ≤ 𝐿𝑟, sehingga termasuk bentang menengah, maka momen nominal


penampang adalah:

Mr = 𝑆𝑥 . 𝑓𝐿 = 8956,89 × 1700 = 15226713 𝑘𝑔𝑐𝑚 = 152267,13 𝑘𝑔𝑚


(𝑀𝑝−𝑀𝑟)(𝐿𝑟−𝐿)
Mn = 𝐶𝑏. [𝑀𝑟 + ]
𝐿𝑟−𝐿𝑝

(245385,792 −152267,13 )(9,65−7,5)


= 1,166. [152267,13 + ]
9,65−3,52

= 234254 𝑘𝑔𝑚 ≤ 𝑀𝑝 = 245385,792 𝑘𝑔𝑚

Maka, Mn = Mp = 245385,792 kgm

Kontrol momen terhadap tekuk lateral:

 Mn > Mu

0,9 . 245385,792 > MD1

220847,2128 kgm > 215839 kgm  OK !!

Jadi, profil kuat menahan momen terhadap tekuk lateral.


3. Kontrol pengaruh lendutan

Syarat lendutan maksimum balok biasa :

𝐿 10000
= = 12,5 𝑚𝑚
800 800

5 𝑞𝐷1 𝐿4
𝛿=
384 𝐸𝐼𝑥

5 1336,27.10−3 .100004
= 384 (2,1×104 ) .(358275,6×104)

= 2,313 mm

Kontrol terhadap pengaruh lendutan :

L

800

12,5 mm > 2,313 mm  OK !!

4. Kontrol geser penampang

Vu = RB = 215839 kg

ℎ 80
= = 44,44
𝑡𝑤 1,8

1100 1100
= = 71,005
√𝑓𝑦𝑤 √240

ℎ 1100
≤ , maka tahanan geser penampang yaitu:
𝑡𝑤 √𝑓𝑦𝑤

Vn = 0,6. 𝑓𝑦𝑤. 𝐴𝑤

= 0,6.2400. (80 × 1,8)

= 248227 𝑘𝑔

 Vn > Vu

0,9 . 248227 > Vu

223405 kg > 215839  OK !!

Maka profil mampu menahan geser yang bekerja.


2.4.5 Kontrol Momen Lentur Penampang Komposit

Diketahui:

beff = 1,7 m = 1700 mm

d = 250 mm

f’c = 30 MPa

As = 33576 mm2 = 335,76 cm²

fy = 240 MPa

0,85.f'c

a
t

d1
d/2
d

T
fy

Balok diasumsikan berperilaku sebagai komposit penuh, maka nilai gaya tekan
C dalam beton diambil dari nilai terkecil antara As.fy dan 0,85.f’c.Ac:

𝐴𝑠. 𝑓𝑦 = 33576(240) = 8.058.240 𝑁

0,85. 𝑓 ′ 𝑐. 𝐴𝑐 = 0,85(30)(1700 × 250) = 10.837.500 𝑁

Sehingga C = 8.058.240 N (garis netral plastis terdapat pada beton)

𝐶 8.058.240
𝑎= ′
= = 185,888 𝑚𝑚
0,85. 𝑓 𝑐. 𝑏𝑒𝑓𝑓 0,85 × 30 × 1700

Maka kuat lentur nominal balok komposit:

ℎ 𝑎
𝑀𝑛 = 𝐴𝑠. 𝑓𝑦 ( + 𝑡 − )
2 2
800 185,888
𝑀𝑛 = 33576(240) ( + 250 − )
2 2

𝑀𝑛 = 4.488.890.941 𝑁𝑚𝑚 = 448.889,094 𝑘𝑔𝑚


Tabel 2.4 Rekapitulasi Pembebanan dan Perhitungan Momen Ultimit

Kode Faktor q P M Mu
No. Pembebanan
Beban Beban (kg/m) (kg) (kgm) (kgm)
1 Beban Mati qD1 1,3 1336,27 86857,6
2 Beban Mati Tambahan qD2 1,3 425 27625
3 Beban Lajur "D" TD 1,8 1360 9540 208260
4 Beban Angin EW 1,2 171,429 10285,7
5 Beban Rem TB 1,8 1050,35 1890,63
334919
∅𝑀𝑛 = 0,85(448.889,094) = 381.555,73 𝑘𝑔𝑚 > 𝑀𝑢 = 334.919 𝑘𝑔𝑚

Sehingga penampang komposit mampu menahan beban-beban yang bekerja.

2.4.6 Desain Penghubung Geser (Shear Connector)

Besarnya gaya geser horizontal yang harus dipikul oleh penghubung geser
diambil dari nilai terkecil antara As.fy dan 0,85.f’c.Ac untuk perilaku aksi komposit
penuh (SNI 03-1729-2002 pasal 12.6.2).

Maka seperti telah dihitung sebelumnya, besar gaya geser horizontal yaitu:

𝑉ℎ = 𝐶 = 8.058.240 N

Bila digunakan penghubung geser tipe stud (paku), diameter maksimum stud
yang diizinkan:

2,5. 𝑡𝑓 = 2,5(34) = 85 𝑚𝑚

Digunakan stud connector diameter ¾ ” (19 mm) x 100 mm, maka luas
permukaan stud:

1 1
𝐴𝑠𝑐 = 𝜋𝐷2 = 𝜋(3/4 × 25,4)2 = 283,53 𝑚𝑚2
4 4

𝐸𝑐 = 4700√𝑓 ′ 𝑐 = 4700√30 = 25742,96 𝑀𝑃𝑎

Kuat geser satu buah stud:

𝑄𝑛 = 0,5. 𝐴𝑠𝑐. √𝑓 ′ 𝑐. 𝐸𝑐 = 0,5(283,53)√30(25742,96) = 124583,03 𝑁

𝐴𝑠𝑐. 𝑓𝑢 = 283,53(370) = 104906,1 𝑁

∴ 𝑄𝑛 = 104906,1 𝑁
Jumlah stud yang diperlukan:
𝑉ℎ 8.058.240
𝑁 = 𝑄𝑛 = = 76,81 ≈ 78 buah (untuk ½ bentang)
104906,1

Sehingga untuk keseluruhan bentang diperlukan 156 buah stud dengan jarak:
𝐿 30000 𝑚𝑚
𝑠=𝑁= = 192,307 𝑚𝑚
156

Syarat pemasangan penghubung geser menurut (SNI 03-1729-2002 pasal


12.6.6) antara lain:

Selimut lateral minimum = 25 mm

Jarak longitudinal minimum = 6 x d = 6 x 19 mm = 114 mm

Jarak longitudinal maksimum = 8 x d = 8 x 250 mm = 2000 mm

Maka jarak antar stud yang dipakai adalah 120 mm = 12 cm.

Stud Diameter 3/4"


12 12 12

1,9
10

10

WF800.300.18.34

2.4.7 Desain Sambungan Gelagar Induk

Satu bentang jembatan memiliki panjang 30 meter, dibagi menjadi 3 segmen


dengan panjang 7,95 m, 14,1 m, dan 7,95 m. Sehingga perlu dicari gaya lintang dan
momen yang terjadi di bagian sambungan akibat beban.
795 1410 795

Tabel 2.5 Beban-Beban Ultimit pada Gelagar Induk

Kode qu Pu mu Pu = Ru
No. Pembebanan
Beban (kg/m) (kg) (kgm) (kg)
1 Beban Mati qD1 1737,151 17371,5
2 Beban Mati Tambahan qD2 552,5 5525
3 Beban Lajur "D" TD 2448 17172 33066
4 Beban Angin EW 205,7148 2057,15
5 Beban Rem TB 1890,63 94,5315
4943,37 17172 1890,63 58114,2
Vu (x=7,95 m) = 58114,2 − 4943,37 × 7,95 = 18814,408 kg

Mu(x=7,95m)=58114,2 × 7,95 − 4943,37 × 7,95 × 3,975 = 305791,219 kgm

Direncanakan:

 Sambungan baut, dengan baut mutu normal

 Baut tipe A325, Ø = 1,27 cm

 Mutu baut, fub = 825 MPa

 Mutu pelat sambung (BJ-37) fup = 370 MPa

1. Sambungan pada bagian web gelagar induk

Menentukan Mbadan :

Mu = 305791,219 kgm

Vu = 18814,408 kg

d = 80 cm

Hweb =h = 80 – 2.3,4 = 73,2 cm

tbadan = tw = 1,8 cm

IProfil = 358275,6 cm4


1 1
Ibadan = 12 . 𝑡𝑤. ℎ3 = 12 × 1,8 × (80 − 2 × 3,4)3 = 58833,475 𝑐𝑚4
𝐼
MBadan = 𝐼 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 × 𝑀𝑢
𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑙

58833,475
= × 238575,628
358275,6

= 39177,196 kgm

Menentukan Tebal Plat Sambung

Luas Badan:

Abadan = 73,2 × 1,8 = 131,76 cm²

𝑑 2 80 2
Aplat = A𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 × (ℎ) = 131,76 × (73,2) = 157,377 𝑐𝑚2

Tebal Plat yang dibutuhkan:


157,377
tplat = = 2,15 𝑐𝑚 ≈ 2,2 𝑐𝑚 = 22 𝑚𝑚
73,2

Digunakan 2 plat dengan tebal masing-masing 2,2 cm pada tiap sisi-sisinya.

Menentukan Panjang Plat Sambung

Direncanakan:

hplat = 50 cm

tplat = 2,2 cm


̅ (BJ-37)= 1600 kg/cm²

Panjang plat sambung


𝑀𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 39177,196×100
lplat = 𝜎.ℎ = = 24,23 𝑐𝑚 ≈ 25 cm (satu segmen)
𝑝𝑙𝑎𝑡 .𝑡𝑝𝑙𝑎𝑡 1600×50×2,2

Jadi Digunakan Plat Sambung 660 x 250 x 22 Untuk Masing-Masing Sisi

Jarak lubang tepi terdekat dengan sisi pelat (SKSNI 2002 pasal 13.2.2.4)

1,5 d ≤ u ≤ 12 tplat

1,5 . 1,27 ≤ u ≤ 12 . 2,2

1,905 cm ≤ u ≤ 26,4 cm

Jarak antar lubang (SKSNI 2002 pasal 13.2.2.4)


3 d ≤ s ≤ 15 tplat

3 . 1,27 ≤ u ≤ 15 . 2,2

3,81 cm ≤ u ≤ 33 cm

Tahanan Pelat Sambung:

Leleh: Tn = Ag . fy = 250 × 22 × 320 = 1760000 𝑁

Fraktur:An = 250 × 22 − 3 × 12,7 × 22 = 4661,8 𝑚𝑚2

U =1

Tn = 𝐴𝑒 × 𝑓𝑢 = 4661,8 × 1 × 510 =2377518 N

ØTn = 0,75 x 1760000 = 1320000 N = 132000 kg > Vu (OK)

Tahanan Baut :

Ab = ¼ . . d² (diameter baut)

= ¼ . . 1,27² = 1,267 cm²

Tahanan geser:

Rn =  . r1 .fub .m.Ab

= 0,75 . 0,5 . 8250 . 2 . 1,267

= 7839,562 kg

Tahanan tumpu:

Rn =  . 2,4 . db . tp . fu

= 0,75 . 2,4 . 1,267 . 1,8 . 3700

= 15188,796 kg

Direncanakan baut dengan jumlah 54 buah untuk 1 sisi


Susunan baut:

2.0 4.0 4.0 2.5

2.0

4.0
4.0
4.0

12.0

7.0

7.0

12.0

4.0
4.0
4.0

2.0 12.5

25.0

Gaya yang bekerja pada tiap baut akibat gaya geser:


31914,339
Rv = = 664,882 kg
48

Gaya yang bekerja pada baut akibat momen:


Jumlah kuadrat jarak baut terhadap titik berat (dalam mm):
𝛴𝑥 2 = 20 × 402 = 32000 𝑚𝑚2
𝛴𝑦 2 = 6 × (310 + 270 + 230 + 190 + 70)2 = 1577400 𝑚𝑚2
Gaya yang pekerja pada baut terluar (terjauh dari titik berat):
Mu. y 39177,2 × 1000 × 310
Rx = 2 2
= = 7546,248 kg
Σx + Σy 32000 + 1577400
Mu. x 39177,2 × 1000 × 40
Ry = 2 2
= = 1217,137 kg
Σx + Σy 32000 + 1577400
Gaya total yang bekerja pada baut akibat momen dan geser:

Ru = √Rx 2 + (Ry + Rv)2

Ru = √7546,2482 + (1217,137 + 664,882)2


Ru = 7777,393 kg < Rn = 7839,562 kg (𝑂𝐾)
2. Sambungan pada bagian flens gelagar induk

Direncanakan:

- plat sambung dengan dimensi 250 x 100 x 15 mm

- baut tipe A325, Ø = ½” = 1,27 cm, Ab = 1,267 cm2

Tahanan Baut :

Tahanan geser:

Rn =  . r1 .fub .m.Ab = 0,75 . 0,5 . 8250 . 2 . 1,267

= 7839,562 kg

Tahanan tumpu:

Rn =  . 2,4 . db . tp . fu = 0,75 . 2,4 . 1,267 . 1,5 . 3700

= 12657,33 kg

Tahanan tarik:

Tn = f . 0,75 .fub . Ab = 0,75 . 0,75 . 3700 . 1,267

= 2705,625 kg

Gaya geser baut yang terjadi akibat tarik pada serta bawah karena momen:

M 39177,2 × 100
σ= = = 437,397 kg/cm2
Sx 8956,89

A pelat = 10 × 1,5 = 15 cm2

Ru = 437,397 × 15 = 6560 kg

Gaya tarik baut akibat gaya lintang:

Tu = 18814 kg

Direncanakan menggunakan 3 baut tiap sisi (total 12 baut flens atas dan bawah)

Jarak lubang tepi terdekat dengan sisi pelat (SKSNI 2002 pasal 13.2.2.4)

1,5 d ≤ u ≤ 12 tplat

1,5 . 1,27 ≤ u ≤ 12 . 2,2


1,905 cm ≤ u ≤ 26,4 cm

Jarak antar lubang (SKSNI 2002 pasal 13.2.2.4)

3 d ≤ s ≤ 15 tplat

3 . 1,27 ≤ u ≤ 15 . 2,2

3,81 cm ≤ u ≤ 33 cm

Susunan baut:
5.0 5.0 5.0 5.0

5.0 5.0

2.5
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0
2.5

Tahanan Pelat Sambung:

Leleh: Tn = Ag . fy = 100 × 15 × 320 = 480000 𝑁

Fraktur:An = 100 × 15 − 1 × 12,7 × 15 = 1309,5 𝑚𝑚2

U =1

Tn = 𝐴𝑒 × 𝑓𝑢 = 1309,5 × 1 × 510 =667845 N

ØTn = 0,75 x 480000 = 360000 N = 336000 kg > Tu (OK)

Tahanan Geser:

Tahanan geser untuk 3 baut (flens bawah):

Rn = 7839,562 x 3 = 23518,686 kg > Ru = 6560 kg (OK)

Tahanan tarik untuk 12 baut (2 sisi flens, atas dan bawah):

Tn = 2705,625 x 12 = 32467,5 kg > Tu = 18814,408 kg (OK)


2.5 Desain Diafragma

2.5.1 Data Perencanaan

Data Jembatan

 Panjang jembatan = 30 m

 Jarak antar gelagar induk = 1,7 m

 Profil diafragma = WF 450.200.8.12

 fy = 2400 kg/cm2

 fr = 70 MPa

Data Profil Diafragma

 Berat profil baja = 66,2 kg/m

 Tinggi (d) = 450 mm

 Lebar (b) = 200 mm

 Tebal badan (tw) = 8 mm

 Tebal sayap (tf) = 12 mm

 Luas penampang (A) = 84,30 cm2

 Tahanan momen (Sx) = 1290 cm3

 Momen inersia (Ix) = 28700 cm4

 radius girasi (ry) = 4,33 cm

 rx = 18,5 cm

2.5.2 Pembebanan Diafragma dan Analisis Struktur

Diafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk memberi ikatan antar
gelagar induk sehingga akan memberikan kestabilan pada masing-masing gelagar pada
arah horizontal. Balok diafragma hanya sebagai pengaku dari gelagar induk dan tidak
memikul beban pelat lantai kendaraan, tetapi akan timbul momen akibat interaksi
antara gelagar induk yang berdekatan dalam menerima beban.
1. Pembebanan Gelagar Induk Tengah

Tabel 2.5 Rekapitulasi Pembebanan dan Perhitungan Momen Ultimit Gelagar

Kode q P M
No. Pembebanan
Beban (kg/m) (kg) (kgm)
1 Beban Mati qD1 1336,27
2 Beban Mati Tambahan qD2 425
3 Beban Lajur "D" TD 1360 9540
4 Beban Angin EW 171,429
5 Beban Rem TB 1050,35
2. Pembebanan Gelagar Tepi

Tabel 2.6 Rekapitulasi Pembebanan dan Perhitungan Momen Ultimit Gelagar

Kode q P M
No. Pembebanan
Beban (kg/m) (kg) (kgm)
1 Beban Mati qD1 1336,27
2 Beban Mati Tambahan qD2 544,044
3 Beban Hidup Trotoar TD 600
4 Beban Angin EW 171,429
3. Pembebanan Diafragma

Beban pada diafragma hanya berasal dari berat sendiri profil WF450.200.8.12,
dengan w=66,2 kg/m’.

4. Analisis Struktur Jembatan

Analisis struktur dilakukan dengan menggunakan software SAP2000 v19,


dengan memasukkan beban-beban pada gelagar-gelagar induk dan diafragma di mana
menggunakan sistem grid atau balok silang. Beban-beban tersebut dikalikan faktor
untuk mendapatkan momen ultimit. Berikut ini adalah modelisasi struktur serta hasil
dari analisis struktur.
Gambar 2.22. Modelisasi Struktur Jembatan dan Bidang Momen Lentur

Gambar 2.2. Bidang Momen Lentur pada Diafragma

Tabel 2.7 Rekapitulasi Hasil Analisis dan Momen Ultimit

Station Vu Mu
m kg kgm
1 0 -12211,59 -8,69
1,7 -12211,59 20751,01
2 0 -5144,93 20744,25
1,7 -5144,93 29490,63
3 0 0,00 29488,21
1,7 0,00 29488,21
4 0 5144,93 29490,63
1,7 5144,93 20744,25
5 0 12211,59 20751,01
1,7 12211,59 -8,69
2.5.3 Kontrol Profil Diafragma

1. Kontrol nominal lentur dengan pengaruh tekuk lokal

Kelangsingan dihitung berdasarkan tabel 7.5-1 SNI 03-1729-2002


𝑏𝑓 200
Flens : 𝜆 = 2×𝑡 = 2×12 = 8,333
𝑓

170 170
𝜆𝑝 = = = 9,815
√𝑓𝑦 √240

370 370
𝜆𝑟 = = = 28,378
√𝑓𝑦−𝑓𝑟 √240−70

(𝑑−2(𝑡𝑓 +𝑟)) (450−2(12+18))


Web : 𝜆 = = = 48,75
𝑡𝑤 8

1680 1680
𝜆𝑝 = = = 180,444
√𝑓𝑦 √240

2550 2550
𝜆𝑟 = = = 164,602
√𝑓𝑦 √240

λ < λp< λr  PENAMPANG KOMPAK !!

Maka berdasarkan SNI 03-1729-2002 pasal 8.2, penampang kompak terhadap


sayap dan badan, sehingga Mn = Mp.

1
𝑍𝑥 = 𝑏 × 𝑡𝑓(𝑑 − 𝑡𝑓) + × 𝑡𝑤(𝑑 − 2𝑡𝑓)2
4
1
𝑍𝑥 = 200 × 12(450 − 12) + × 8(450 − 2 × 12)2
4

𝑍𝑥 = 1414152 𝑚𝑚3 = 1414,152 𝑐𝑚3

Mn = Mp

= fy x Zx

= 2400 x 1414,152

= 3393964 kg.cm = 33939,648 kgm

Kontrol momen terhadap tekuk lokal:

 Mn > Mu

0,9 . 33939,648 > Mu


30545,683 kgm > 29490,63 kgm  OK !!

Jadi, profil kuat menahan momen terhadap tekuk lokal.

2. Kontrol nominal penampang dengan pengaruh tekuk lateral

Kontrol penampang didasarkan pada SNI 03-1729-2002 pasal 8.3.

Kontrol panjang bentang:

L = 1,7 m

𝐸 210000
Lp = 1,76. 𝑟𝑦. √𝑓𝑦 = 1,76. (4,33 𝑐𝑚). √ = 225,426 𝑐𝑚 = 2,25 𝑚
240

𝐿 ≤ 𝐿𝑝, sehingga termasuk bentang pendek, maka momen nominal penampang


adalah:

Mn = 𝑀𝑝 =33939,648 kgm

Kontrol momen terhadap tekuk lateral:

 Mn > Mu

0,9 . 33939,648 > Mu

30545,683 kgm > 29490,63 kgm  OK !!

Jadi, profil kuat menahan momen terhadap tekuk lateral.

4. Kontrol geser penampang

Vu = 12211,59 kg

ℎ 450
= = 56,25
𝑡𝑤 8
1100 1100
= = 71,005
√𝑓𝑦𝑤 √240

ℎ 1100
≤ , maka tahanan geser penampang yaitu:
𝑡𝑤 √𝑓𝑦𝑤

Vn = 0,6. 𝑓𝑦𝑤. 𝐴𝑤

= 0,6.2400. (45 × 0,8)

= 51840 𝑘𝑔
 Vn > Vu

0,9 . 51840 > Vu

46656 kg > 12211,59 kg  OK !!

Maka profil mampu menahan geser yang bekerja.

2.5.4 Sambungan Diafragma dengan Gelagar Induk

1) Data yang digunakan

Besarnya gaya geser maksimum diafragma, Vu= 12211,59 kg

WF800.300.18.34

WF450.200.8.12

Untuk penyambungan antara gelagar memanjang dan melintang digunakan


pelat penyambung profil L 100.100.10 dengan mutu BJ-37

fup = 370 MPa

fyp = 240 MPa

Sambungan direncanakan menggunakan baut mutu tinggi ASTM tipe A325


dengan ukuran Ø7/8” = 22,2 mm

Ab = ¼ . π D2 = ¼ . π . (22,2)2 = 387,95 mm2

fub = 825 MPa

Jarak antar baut:

3 db < S < 15 tp atau 200 mm

3 (22,2 mm) < S < 15 (10 mm) atau 200 mm


66,6 mm < S < 150 mm atau 200 mm

Jarak baut ke tepi sambungan:

1,5 db < S1 < (4 tp + 100 mm) atau 200 mm

1,5 (22,2 mm) < S1 < (4. 10 mm + 100 mm) atau 200 mm

33,34 mm < S1 < 140 mm

Direncanakan menggunakan 8 baut (4 baut tiap sisi)

2) Tahanan Baut

Geser : Ø Rn = Ø.0,5. fub . m . Ab

= 0,75 (0,5) 825 MPa (2) (387,95 mm2)

= 240044,062 N = 24004,406 kg / baut

Tumpu : Ø Rn = Ø.2,4. db . tp . fup

= 0,75 (2,4) 22,2 mm (10 mm) 370 MPa

= 148018,5 N = 14801,85 kg/baut

Tahanan geser untuk 8 baut :

Ø Rn = 8 x 14801,85 kg = 118313,8 kg > Ru = 12211,59 kg (OK)

3) Perhitungan Sambungan Tarik Akibat Momen

Vu = 12211,59 kg

Mu = 29490,63 kgm = 2949063 kgcm

p = S = 80 mm = 8 cm

d = panjang pelat = 340 mm = 34 cm

6 𝑀𝑈 .𝑝 𝑑−𝑝 6 (2949063).8 34−8


Tu = [ ]= −[ ]
𝑑2 𝑑 34 2 34

= 93640,103 kg

𝑃𝑢 12211,59
𝑉𝑢 = = = 1526,448
𝑁 8

Ø Rnv = 24004,406 kg / baut


Periksa intraksi geser dan tarik

Ø fut Ab= Ø Ab (807-1,5 fuv ) < Ø 621 Ab

= 0,75 (807) Ab – 0,75 (1,5 fuv Ab) < 0,75 (621) Ab

= 0,75 (807) 126,7 mm2 – 1,125 Vu < 0,75 (621) (387,95 mm2)

= 0,75 (807) 387,95 mm2 – 1,125 (2,53 ton) < 18,07 ton

= 234802,62 N = 23,48 ton > 18,07 ton

Sehingga untuk geser dan Tarik menggunakan Ø fut Ab= 18,07 ton

Kontrol:

Vu (=2,53 ton) < Ø Rnv (=12 ton) (OK)

Tu/n (=11,705 ton) < Ø fut Ab (=18,07 ton) (OK)

Susunan Baut:

WF800.300.18.34

Profil Siku
5.0 5.0 L100.100.10

5.0

8.0

8.0

8.0

5.0

WF450.200.8.12
2.6 Desain Dudukan Gelagar

2.6.1 Data Perencanaan

Dudukan gelagar direncanakan menggunakan perletakan elastomeric menurut


Peraturan BMS 1992 Bagian 8 untuk perletakan laminasi. Tumpuan elastomer yang
dipakai menggunakan karet alam 60 duro dengan spesifikasi sebagai berikut
(berdasarkan SNI 03-3967-2008 Tabel 1):

Tabel 2.8 Spesifikasi Elastomer dari Karet Alam 60 Duro

Standar Karet Alam


Pengujian
ASTM 60 duro
Modulus geser minimum (G) D.412 0,80 MPa
Sifat Fisik Kekerasan shore “A” D.2240 60 ± 5 Point
Perpanjangan ultimit minimum D.412 15,5 MPa
Temperatur spesifik pengujian 70 °C
Lama pengusangan (aging) 168 Jam
Perubahan maksimum
Ketahanan +10 Point
kekerasan “shore A”
terhadap panas D.573
(heat resistance) Perubahan maksimum pada kuat
-25%
tarik
Perubahan maksimum pada
-25%
perpanjangan ultimit
Perubahan akibat Temperature spesifik pengujian 70 °C
D.395
tekanan Perubahan maksimum yang Metoda B -25%
(compression set) diizinkan setelah 22 jam
Kuat lekat Kuat lekat minimum yang D.429
40 lb/in
(adhesion strength) diizinkan Metoda E
Konsentrasi ozon 25 MPa
Lama pengujian 48 Jam
Ketahanan ozon Dengan regangan 20% pada D.1149
temperatur ±37,7 °C prosedur Tanpa retak
penempatan D.518, prosedur A
Perkuatan pelat baja : 8 buah

Tebal perkuatan pelat baja (ts) : 0,4 cm = 4 mm

Panjang dudukan (Lpad) : 48 cm (untuk arah memanjang jembatan)

Lebar dudukan (Wpad) : 30 cm (disesuaikan dengan landasan profil)


2.6.2 Pembebanan

1. Beban Vertikal

Tumpuan elastomer diletakkan pada kedua ujung dari setiap gelagar induk,
sehingga beban yang ditahan oleh elastomer berasal dari reaksi terfaktor dari setiap
gelagar.

Tabel 2.9 Gaya Aksial (Vertikal) Elastomer Akibat Reaksi Ultimit Gelagar Induk
Kode Faktor q P M Pu = Ru
No Pembebanan
Beban Beban (kg/m) (kg) (kgm) (kg)
1 Beban Mati qD1 1,3 1336,27 17371,5
2 Beban Mati Tambahan qD2 1,3 425 5525
3 Beban Lajur "D" TD 1,8 1360 9540 33066
4 Beban Angin EW 1,2 171,429 2057,15
5 Beban Rem TB 1,8 1050,35 94,5315
Ru = Vu 58114,2
2. Beban Horizontal

Beban horizontal yang ditahan oleh setiap elastomer yaitu beban akibat rem.

q = (2,2 × 1 × 1,7)/2,75 = 1,36 t/m = 1360 kg/m

P = (12 × 1 × 1,7)/2,75 = 7,418 t = 7418 kg

H = 5% dari beban “D”

= 5% (q.L+P)

= 5% (1360 x 30 + 7418)

= 2410,9 kg

2.6.3 Faktor Bentuk

Direncanakan perletakan elastomer laminasi dengan :

ti (tebal lapis dalam) = 1 cm = 10 mm

tc (tebal lapis selimut) = 0,6 cm = 6 mm

Faktor bentuk untuk lapis perletakan laminasi berdasarkan BMS ’92:


Untuk lapis dalam:

𝐴 480 × 300
𝑆= = = 9,23
𝑃 × 𝑡𝑖 2 × (480 + 300) × 10

Untuk lapis selimut:

𝐴 480 × 300
𝑆= = = 10,99
𝑃 × 𝑡𝑖 2 × (480 + 300) × 6

Menurut Peraturan BMS pasal 8.3.5 (b) faktor bentuk untuk perletakan
laminasi harus memenuhi 4 < 𝑆 ≤ 12, sehingga memenuhi syarat. Untuk
perhitungan berikutnya digunakan faktor bentuk untuk lapis dalam yang paling
tebal.

2.6.4 Kontrol Regangan Geser

a. Regangan geser tekan, εsc

Asumsi simpangan horizontal adalah 5% lendutan maksimum jembatan:

δa = 5% x 12,5 mm = 0,625 mm (arah memanjang jembatan)

δb = 0 (arah melintang jembatan)

𝐴 = 480 × 300 = 144000 𝑚𝑚2

δa δb 0,625
𝐴𝑒𝑓𝑓 = 𝐴 (1 − − ) = 144000 (1 − ) = 143812,5 𝑚𝑚2
L W 480
𝑉 581142 𝑁
𝜀𝑐 = =
3. 𝐴𝑒𝑓𝑓. 𝐺(1 + 2𝑆 ) 3(143812,5)(0,8)(1 + 2(9,23)2 )
2

𝜀𝑐 = 0,00982

𝜀𝑠𝑐 = 6. 𝑆. 𝜀𝑐 = 6 × 9,23 × 0,0098 = 0,5427

b. Regangan geser rotasi (torsi), εsr

Asumsi gaya vertikal bekerja di pusat bidang elastomer dan momen = 0

Maka, α = 0 dan εsr = 0

c. Regangan geser horizontal, εsh

Tebal total elastomer, t = 2 x 6 + 7 x 10 + 8 x 4 = 114 mm


δs 0,625
εsh = = = 0,0055 𝑚𝑚
t 114

Syarat yang mengatur batasan regangan yang timbul pada elastomer menurut
BMS ’92 pasal 8.3.6.1 yaitu:
2,6
εsc + εsr + εsh ≤
√𝐺

2,6
0,5427 + 0 + 0,0055 ≤
√0,8

0,5482 ≤ 2,907 (OK)

2.6.4 Kontrol Tegangan

Tegangan ijin yang disyaratkan BMS ’92 untuk perletakan laminasi yaitu:

𝑉 581142
= = 4,036 ≤ 5 𝑀𝑃𝑎 (𝑂𝐾)
𝐴 144000

2.6.5 Stabilitas perletakan

BMS ’92 pasal 8.3.6.5 mensyaratkan dimensi elastomer harus memenuhi:

𝑉 2. 𝑏𝑒. 𝐺. 𝑆

𝐴𝑒𝑓𝑓 3. 𝑡

581142 2 × 300 × 0,8 × 9,23



143812,5 3 × 114

4,041 ≤ 12,954 (𝑂𝐾)

2.6.6 Tebal Pelat Baja

BMS ’92 pasal 8.3.6.6 mensyaratkan tebal pelat baja minimal adalah 3 mm
serta harus memenuhi:

3. 𝑉. 𝑡𝑖
𝑡𝑠 >
𝐴. 𝑓𝑦

3 × 581142 × 10
4>
144000 × 240

4 > 0,504 𝑚𝑚 (𝑂𝐾)


2.6.7 Penahan Perletakan

BMS ’92 menyatakan bahwa perletakan boleh ditahan dalam kedudukan hanya
melalui gesekan apabila memenuhi :

a. Untuk beban horizontal:

𝐻 < 0,1(𝑉 + 3. 𝐴𝑒𝑓𝑓)

17309 𝑁 < 0,1(581142 𝑁 + 3 × 143812,5 𝑚𝑚2 )

17309 < 101257,95 (𝑂𝐾)

b. Untuk beban permanen saja (perletakan laminasi):

𝑉
= 4,041 ≥ 2 (𝑂𝐾)
𝐴𝑒𝑓𝑓

Sehingga pada elastomer tidak memerlukan angkur sebagai penahan


perletakan.

Dimensi perletakan elastomer:

114
300

480
DESAIN BANGUNAN BAWAH

3.1 Desain Abutmen

Abutment direncanakan menggunakan material beton bertulang, dengan


dimensi sebagai berikut:

120 100
130
120
200 250
1170
80

250 200
250

380 220 400


100
3.1.1 Pembebanan

A. Beban Jembatan

1. Reaksi gelagar induk:

RA = RB = 51589,5 kg

Berat perletakan ≈100 kg

Karena terdapat 6 gelagar induk, maka

R = 6 x (51589,5+ 100) = 310137 kg

2. Beban Rem

Beban rem dihitung dari beban garis dan beban terbagi rata (PPPJJR ’87))

P’ = (P × α ×s)/2,75

= (12 × 1 × 1,7 )/2,75 = 7,418 t = 7418 kg


q’ = 1360 kg/m

H = 5 % beban D x 6

= 5 % (P’ + q’L) x 6

= 5 % (7418 + 1360 x 30) x 6 = 14465,4 kg

3. Beban Akibat Gesekan pada Tumpuan

Beban akibat gaya gesek pada tumpuan hanya memperhatikan beban mati saja.

Tumpuan gesekan antara baja dengan baja/besi tuang, k = 0,25

H = k x beban mati

= 0,25 x 1336,27 x 6

= 2004,405 kg

Sehingga R total = 310137 kg

H total = 14465,4 + 2004,405 = 14469,805 kg

B. Berat Sendiri Abutment

Berat sendiri abutment arah vertikal dihitung dengan memasukkan volume


beton dan massa jenis beton sebesar γ = 2400 kg/m3.

C. Berat Tanah Timbunan

Berat tanah timbunan arah vertikal dihitung dengan memasukkan berat isi
tanah timbunan sebesar γ = 1800 kg/m3.

D. Tekanan Tanah

Jenis tanah yang digunakan untuk timbunan adalah jenis tanah lepas.
(Mayerhof, 1965)

Untuk Tanah Timbunan

γ = 1800 kg/m3

Sudut geser tanah  = 330

1 − sin 1 − sin330
Ka = = = 0,5
1 + sin 1 + sin330
1 1
Kp = = =2
Ka 0,5

1. Tekanan tanah akibat beban kendaraan di belakang abutment.

Beban q akibat kendaraan di belakang bangunan penahan tanah diperhitungkan


senilai muatan tanah setinggi 60 cm ( Bambang Supriadi, 2007)

q = 1800 . 0,6 =1080 kg/m2

Tekanan di dasar abutment:

𝑏1 = 𝐾𝑎 = 0,5 𝑚

2. Tekanan tanah lateral di belakang abutment

Kondisi Aktif

𝑏2 = 𝐾𝑎. 𝐻 = 0,5 × 19,5 = 9,75 𝑚

3. Tekanan tanah lateral di depan abutment

Data tanah :

Untuk Tanah Asli

γ = 1600 kg/m3

Kondisi Pasif

𝑏3 = 𝐾𝑝 × 𝐻 = 2 × 6 = 12 𝑚
3.1.2 Stabilitas

1. Kondisi Normal

Tabel 3.1 Gaya-Gaya Penahan dan Penyebab Guling pada Pilar

Faktor Pias Gaya Gaya Panjang


Gaya B H Gamma Momen
Bentuk (lebar) Vertikal Horizontal Lengan
W1 1.2 1 1 11 2400 31680 6.6 209088
W2 1.3 2.5 1 11 2400 85800 7.85 673530
W3 1.3 2 0.5 11 2400 34320 7.63 261861.6
W4 2.2 15.2 1 11 2400 882816 6.1 5385177.6
W5 1 15.2 0.5 11 2400 200640 4.67 936988.8
W6 3.8 0.8 0.5 11 2400 40128 8.47 339884.16
W7 3.2 0.8 1 11 2400 67584 5.6 378470.4
W8 4 0.8 0.5 11 2400 42240 2.67 112780.8
W9 11 2.5 1 11 2400 726000 5.5 3993000
T1 2.5 4.5 1 11 1800 222750 9.75 2171812.5
T2 1.3 2 0.5 11 1800 25740 8.07 207721.8
T3 3.8 11.7 1 11 1800 880308 9.1 8010802.8
T4 3.8 0.8 0.5 11 1800 30096 9.73 292834.08
T5 4 0.8 0.5 11 1800 31680 1.33 42134.4
T6 4 2 1 11 1800 158400 2 316800
R 51589.5 5.5 283742.25
H 14465.4 18.3 264716.82
P3 10 7 0.5 11 1600 616000 2.33 1435280
Total 3511771.5 630465.4 25316626
P1 0.5 19.5 1 11 1080 115830 9.75 1129342.5
P2 9.75 19.5 0.5 11 1800 1882237.5 6.5 12234544
Total 1998067.5 13363886

Gaya-gaya penahan guling:

ΣVT = 3.511.771,5 kg

ΣHT = 630.465,4 kg

ΣMT = 25. 316.626 kgm

Gaya-gaya penyebab guling:

ΣHG = 1.998.067,5 kg

ΣMG = 13.363.886,3 kgm

A. Stabilitas terhadap Guling

Safety Factor (SF) = 1,5

𝑀𝑇 25. 316.626
𝑆𝐹 = = = 1,89 > 1,5 (𝑂𝐾)
𝑀𝐺 13.363.886,3
B. Stabilitas terhadap Geser

Koefisien geser (𝑓) = 𝑡𝑎𝑛 Ø = tan(33) = 0,65

Kohesi tanah (c) dianggap nol

Safety Factor (SF) = 1,5

𝑓∑𝑉𝑇 + 𝑐. 𝐴 0,65 × 3.511.771,5


𝑆𝐹 = = = 1,66 > 1,5 (𝑂𝐾)
∑𝐻 1.998.067,5 − 630.465,4

C. Stabilitas terhadap Daya Dukung


𝐿 𝛴𝑉𝑇 6𝑒
 Kasus 1 jika e <  σmax/min = (1 ± ) < 𝜎 𝑖𝑗𝑖𝑛
6 𝐴 𝐿

𝐿 2𝛴𝑉𝑇
 Kasus 2 jika e >  σmax/min = 𝐿 < 𝜎 𝑖𝑗𝑖𝑛
6 3 ( −𝑒).𝐴
2

𝛴𝑀 𝐿 𝐿 11
di mana: e= | 𝛴𝑉 − 2| dengan 6 = = 1,833
6

∑𝑀 = 25. 316.626 + 13.363.886,3 = 38.953.512 𝑘𝑔𝑚

38.953.512 11
𝑒= | − | = 5,59 > 1,833
3.511.771,5 2
1
Daya dukung batas tanah (qu) = cNc + qNq + 2 γBNγ

diketahui :

 = 1800 kg/m3 Nc = 48,75


 = 33o Nq = 33
c = 0 N = 31,18
D = 2,5 m SF = 2,5
1
qu = cNc + (γ. 𝐷)Nq + γ′BNγ
2

1
qu = (0 × 48,75) + (1600 × 4,5) 33 + (2 × 1600 × 11 × 31,18)

= 511984 kg/m²

2×3.944.107
𝜎= 11 = 6912,124𝑘𝑔/𝑚2 < 511984𝑘𝑔/𝑚2 (𝑂𝐾)
3 ( −2,356)(11)2
2
3.1.3 Penulangan Abutment

Data:

Material yang digunakan:

Beton : f’c = 30 MPa

Baja : fy = 320 MPa (ulir)

A. Rencana Penulangan Section 1 (Kepala Abutment)

130 120 100

120
250
200

Pembebanan:

Berat sendiri:

W = 2400 x 2,5 x 1,2 x 1 = 7200 kg

Beban hidup:

q' = 1360 x 1 / 1,7 = 800 kg/m’

Tekanan tanah lateral:

Pq = 1080 x 0,5 x 1,2 x 1 = 648 kg

Pt = 1800 x 0,5 x 1,22 x 1 / 2 = 648 kg

Gaya aksial, geser dan momen ultimit:

Pu = 1,3(7200) + 1,8(800 × 2,5) = 12960 𝑘𝑔

Vu = 1,3(648 + 648) =1684,8 kg


Mu = 1,3(648 × 0,6 + 648 × 0,4)

= 842,4 kgm = 8.424.000 Nmm

Data Perencanaan

b = 1000 mm

h = 2500 mm

d’ = 100 mm

d = 2500 - 100 = 2400 mm

Penulangan Lentur

Digunakan tulangan D29-100

As = 6605 mm2

Cek kelangsingan:

k = 2 (Kondisi tumpuan jepit bebas)

r = 0.3 x h = 0.3 x 2500 = 750 mm

Lu = 1200 mm

kLu 2 × 1200
= = 3,2
r 750

3,2 < 22  kolom pendek, tanpa perlu mempertimbangkan perbesaran momen.

Pemeriksaan eksentrisitas:

𝑀𝑢 842,4
𝑒= = = 0,065 𝑚
𝑃𝑢 12960

𝑒𝑚𝑖𝑛 = 0.1 𝑥 ℎ = 0.1 𝑥 2,5 = 0,25 𝑚

e < emin struktur dengan eksentrisitas beban kecil

𝑃𝑛 = 0,8[0,85𝑓 ′ 𝑐(𝐴𝑔 − 𝐴𝑠𝑡) + 𝐴𝑠𝑡. 𝑓𝑦]

𝑃𝑛 = 0,8[0,85(30)(1000 × 2500 − 6605) + 6605 × 320]

𝑃𝑛 = 52.556.138 𝑁

ØPn = 0,65 x 52.556.138 = 34.161.489 N = 3.416.148,9 kg > 12960 kg (OK)


Penulangan Geser

Vu = 1684,8 kg (Gaya geser)

Nu = 12960 kg (Gaya Aksial)

Vu 1684,4
Vn = = = 6245,9 kg
ɸ 0.75

Untuk kombinasi geser dan aksial tekan:

Nu √f′c
Vc = b x d [1 + ][ ]
14 Ag 6

12960 √30
Vc = 1000 x 2400 [1 + ][ ]
14 x 2500 x 1000 6

Vc = 2.191.701 kg

Ø Vc = 0.75 x 2.191.701 = 1643776 kg

Vu = 1684,8 kg < Ø Vc = 1643776 kg  Tidak Perlu Tulangan Geser

Tulangan geser tidak diperlukan, digunakan tulangan Ø8-200 mm

Sketsa penulangan

250
10 10




30
B. Rencana Penulangan Section 2 (Konsol Abutment)

Section 1 didesain sebagai balok konsol.

130 120 100

120
250
200
Pembebanan:

Berat sendiri:

W1 = 2400 x 2,5 x 1,3 x 1 = 7800 kg

W2 = 2400 x 2 x 1,3 x 1 /2= 3120 kg

Beban hidup:

q' = 1360 x 1 / 1,7 = 800 kg/m’

Total beban vertikal:

V = 7800 + 3120 + 800 x 1,3 = 11960 kg

Gaya geser dan momen ultimit:

Vu = 1,3(7800 + 3120) + 1,8(800 × 1,3) = 16068 kg

Mu = 1,3(7800 × 0,65 + 3120 × 0,433) + 1,8(800 × 1,3 × 0,65)

= 9565,4 kgm = 95.654.000 Nmm


Cek Tahanan Geser Beton

Direncanakan:

d' = 100 mm

d = 3300 – 100 = 3200 mm

Vu 16068
Vn ≥ = = 26780 kg = 267800 N
Ø 0,6

Vn = 0,2. f ′ c. bw. d = 0,2(30)(1000)(3200) = 19.200.000N > 267800 N (OK)

Vn = 5,5. bw. d = 5,5(1000)(3200) = 17.600.000 N > 267800 N(OK)

Menentukan tulangan geser friksi:

Hubungan konsol dengan kolom monolit, maka μ=1,4

Vn 267800
Avf = = = 597,768 mm2
fy. μ 320 × 1,4

Hubungan konsol dengan kolom nonmonolitik, maka μ=1

Vn 267800
Avf = = = 836,875 mm2
fy. μ 320 × 1

Dipakai nilai yang besar yaitu Avf = 836,875 mm2

Menentukan luas tulangan lentur:

Karena gaya horizontal Nuc tidak ada ketentuannya, digunakan Nuc minimum:

Nuc = 0,2Vu = 0,2(16068) = 3213,6 kg = 31236 N

Mu + Nuc(h − d) 95.654.000 + 31.236(100)


Af = = = 174,593 mm2
Ø. fy. 0,85d 0,65(320)(0,85)(3200)

Nuc 31.236
An = = = 150,173 mm2
Ø. fy 0,65 × 320

Menentukan tulangan pokok As:


2 2
As = ( Avf + An) = (836,875) + 150,173 = 708,090 mm2
3 3

As = Af + An = 174,593 + 150,173 = 324,766 mm2


0,04f ′ c 0,04(30)
As minimum = b. d = × (1000)(3200) = 12000 mm2
fy 320

Sehingga As perlu = 12000 mm2

1 1
Ah = (As − An) = (12000 − 150,173) = 5924,914 mm2
2 2

Maka dipakai diameter tulangan:

Tulangan utama (tulangan atas) dipakai D29-50, As = 13210 𝑚𝑚2

Tulangan sengkang (horizontal) dipakai D29-200, As = 6605 𝑚𝑚2

Sketsa Penulangan:

350
10 10


10
130

230


28
7
C. Rencana Penulangan Section 3 (Badan/Kolom Abutment)

Tabel 3.3 Perhitungan Beban-Beban pada Badan Abutment


Faktor Pias Gaya Gaya Panjang
Gaya B H Gamma Momen
Bentuk (lebar) Vertikal Horizontal Lengan
W1 1.2 1 1 1 2400 2880 0.75 2160
W2 1.3 2.5 1 1 2400 7800 2 15600
W3 1.3 2 0.5 1 2400 3120 1.783 5562.96
W4 2.2 15.2 1 1 2400 80256 0.25 20064
W5 1 15.2 0.5 1 2400 18240 0.683 12457.92
P1 0.5 16.2 1 1 1080 8748 8.1 70858.8
P2 8.1 16.2 0.5 1 1800 118098 5.4 637729.2
R 51589.5 0.35 18056.325
H 14465.4 13.7 198175.98
Total 163885.5 141311.4 980665.19

Beban maksimum yang bekerja per pias 1 meter.

Pu = 163.885,5 kg

Mu = 980.665,19 kgm

fy = 320 MPa

f’c = 30 MPa
b = 1000 mm

h = 2700 mm

d’ = 70 mm

d = 2700 - 70 = 2630 mm

Digunakan tulangan D22-100

As = 3801 mm2

Cek kelangsingan:

k = 2 (Kondisi tumpuan jepit bebas)

r = 0.3 x h = 0.3 x 2700 = 810 mm

Lu = 15000 mm

kLu 2 × 14900
= = 36,79
r 810

36,79 < 22  kolom langsing, sehingga perlu mempertimbangkan perbesaran


momen akibat goyangan.

Pembesaran Momen

𝐸 = 4700√𝑓 ′ 𝑐 = 4700√30 = 25742 𝑀𝑃𝑎

1
𝐼𝑘 = 1000. 27003 = 1,64 × 1012 𝑚𝑚4
12

𝜋 2 × 𝐸𝐼𝑘 𝜋 2 × 25472 × 1,64 × 1012


𝑃𝑐 = = = 464.273.731 𝑁
(𝑘𝐿𝑢)2 (2 × 14900)2

1
𝛿𝑠 =
𝑃𝑢
1−
0,65 × 𝑃𝑐

1
𝛿𝑠 =
1705102
1−
0,65 × 464.273.731

𝛿𝑠 = 1,005 > 1

𝑀𝑐 = 𝛿𝑠 × 𝑀𝑢

𝑀𝑐 = 0 + 1,005 × 980.665,19
𝑀𝑐 = 985.568,325 kgm = 9.855.683.250 𝑁𝑚𝑚

Pemeriksaan eksentrisitas:

𝑀𝑢 980.665,19
𝑒= = = 5,984 𝑚
𝑃𝑢 163.885,5

𝑒𝑚𝑖𝑛 = 0.1 𝑥 ℎ = 0.1 𝑥 2,7 = 0,27 𝑚

e > emin struktur dengan beban eksentris

Letak garis netral pada keadaan seimbang atau balance:

600 600
𝑐𝑏 = .𝑑 = . 2630 = 1715,217 𝑚𝑚
600 + 𝑓𝑦 600 + 320

d’’ = d – cb = 2630 – 1715,217 = 914,783 mm

𝑃𝑛𝑏 = 0.85 . 𝑓 ′ 𝑐. 𝑏 . 𝑎 + 𝐴𝑠 ′ . 𝑓𝑦 − 𝐴𝑠 . 𝑓𝑦

= 0.85(30)(1000)(0.85)(1715,217) + 3801(320) − 3801(320)

= 37.177.336,96 𝑁

𝑃𝑢𝑏 = ∅ . 𝑃𝑛𝑏 = 0.65 𝑥 37.177.336,96

= 24.165.269,02 𝑁

𝑎
𝑀𝑛𝑏 = 0.85 . 𝑓 ′ 𝑐. 𝑏. 𝑎 (𝑑 − 𝑑 ′′ − ) + 𝐴𝑠 ′ . 𝑓𝑦. (𝑑 − 𝑑′ − 𝑑 ′′ ) + 𝐴𝑠. 𝑓𝑦. 𝑑′′
2

𝑀𝑛𝑏 = 0.85(30)(1000)(0.85)(1715,217) (2630 − 914,783

0,85𝑥1715,217
− ) + 3801(320)
2

(2630 − 70 − 914,783) + 3801(320)(914,783)

𝑀𝑛𝑏 = 3,98 𝑥 1010 𝑁𝑚𝑚

𝑀𝑛𝑏 3,98 𝑥 1010


𝑒𝑏 = = = 1070,005 𝑚𝑚
𝑃𝑛𝑏 37.177.336,96
Pu = 1.638.855 N
 Pu < Pub
Pub = 24.165.269,02 N

e = 5.984 mm
 e > eb
eb = 1.070,005 mm

Karena Pu < Pub dan e > eb maka penampang mengalami keruntuhan tarik

Analisa kapasitas penampang yang mengalami keruntuhan tarik:

𝑓𝑦 320
𝑚= ′
= = 12,549
0.85 𝑥 𝑓 𝑐 0.85 𝑥 30

𝑚′ = 𝑚 − 1 = 12,549 − 1 = 11,549

𝐴𝑠 3801
𝜌= = = 0.0014
𝑏. 𝑑 1000𝑥 2630

𝐴𝑠 3801
𝜌′ = = = 0.0014
𝑏. 𝑑 1000 𝑥 2630

𝑒 ′ = 𝑒 + 𝑑′′ = 4777,196 + 914,783 = 5691,979 mm

Kapasitas penampang

𝑒′
𝑃𝑛 = 0.85 . 𝑓 ′ 𝑐. 𝑏. 𝑑 [𝜌′ 𝑚′ − 𝜌𝑚 + 1 −
𝑑

2 0.5
𝑒′ 𝑒′ ′ ′) ′ ′
𝑑′
+ {(1 − ) + 2 [ (𝜌𝑚 − 𝜌 𝑚 + 𝜌 𝑚 (1 − )]} ]
2 𝑑 𝑑

𝑃𝑛 = 0.85(30)(1000)( 2630) ×

5691,979
0.0014𝑥12,549 − 0.0014𝑥11,549 + 1 − +
2630
0.5
5691,979 2 5691,979 70
{(1 − ) + 2[ (0.0014𝑥12,549 − 0.0014𝑥11,549) + 0.0014𝑥11,549 (1 − )]}
[ 2 2630 2630 ]

𝑃𝑛 = 1,907 𝑥 1011 𝑁

𝑃𝑢 = ∅ . 𝑃𝑛 = 0.65 𝑥 1,907 𝑥 1011 = 1,24 𝑥 1011 𝑁


Pu (1.705.102 N) < ∅. Pn (1,24 𝑥 1011 N)… OK!

Perhitungan tulangan geser

Vu = 141.311,4 kg (Gaya geser)

Nu = 163.885,5 kg (Gaya Aksial)

𝑉𝑢 141.311,4
𝑉𝑛 = = = 188.415,2 𝑘𝑔
ɸ 0.75

Untuk kombinasi geser dan aksial tekan:

𝑁𝑢 √𝑓′𝑐
𝑉𝑐 = 𝑏 𝑥 𝑑 [1 + ][ ]
14 𝐴𝑔 6

163.885 √30
𝑉𝑐 = 1000 𝑥 2630 [1 + ][ ]
14 𝑥 3800 𝑥 1000 6
𝑉𝑐 = 2408246,5 𝑘𝑔

Ø 𝑉𝑐 = 0.75 𝑥 2408246,5 = 1806184,9 𝑘𝑔

Vu = 141.311,4 kg < Ø Vc = 1806184,9 kg  Tidak Perlu Tulangan Geser

Tulangan geser tidak diperlukan, digunakan tulangan Ø8-200 mm


Sketsa Penulangan

220
7 7

15



80
210
40

180 323 180


C. Rencana Penulangan Section 3 (Kaki/Poer Abutment)

Tabel 3.4 Perhitungan titik tangkap gaya vertikal terhadap titik O

Faktor Pias Gaya Gaya Panjang


Gaya B H Gamma Momen
Bentuk (lebar) Vertikal Horizontal Lengan
W1 1.2 1 1 1 2400 2880 6.6 19008
W2 1.3 2.5 1 1 2400 7800 7.85 61230
W3 1.3 2 0.5 1 2400 3120 7.63 23805.6
W4 2.2 15.2 1 1 2400 80256 6.1 489561.6
W5 1 15.2 0.5 1 2400 18240 4.67 85180.8
W6 3.8 0.8 0.5 1 2400 3648 8.47 30898.56
W7 3.2 0.8 1 1 2400 6144 5.6 34406.4
W8 4 0.8 0.5 1 2400 3840 2.67 10252.8
W9 11 2.5 1 1 2400 66000 5.5 363000
T1 2.5 4.5 1 1 1800 20250 9.75 197437.5
T2 1.3 2 0.5 1 1800 2340 8.07 18883.8
T3 3.8 11.7 1 1 1800 80028 9.1 728254.8
T4 3.8 0.8 0.5 1 1800 2736 9.73 26621.28
T5 4 0.8 0.5 1 1800 2880 1.33 3830.4
T6 4 3.7 1 1 1800 26640 2 53280
R 51589.5 5.5 283742.25
H -14465.4 18.3 264716.82
P1 0.5 19.5 1 1 1080 10530 9.75 -102667.5
P2 9.75 19.5 0.5 1 1800 171112.5 6.5 -1112231
P3 10 7 0.5 1 1600 -56000 2.33 130480
Total 378391.5 111177.1 1609691.9

s = 1609691,9/378391,5= 4,25 m

e =½B–s

= ½ x 11 – 4,25 = 1,25 m

Tegangan yang terjadi didasar abutment :

𝑃 378391,5
= = 34399,2 kg/m2
𝐴 1(11)

𝑀 (𝑃.𝑒) 34399,2 (1,25)


= = 1 = 2132,2 kg/m2
𝑤 𝑤 (1)(112 )
6

P M
 max/ min  
A w

σmax = 36531,4 kg/m2

σmin = 32267 kg/m2


Cek terhadap geser pons dua arah

80
250

d
380 320 400

d/2 320 d/2

𝑃𝑢
𝑉𝑢 = × [𝐴𝑎𝑟𝑠𝑖𝑟 ]
𝐴
3783915 𝑁 35
= × (11000 − 3200 − (3300 − 80 − ))(1000)
11000 × 1000 2

= 1.581.504,5 𝑁

Harus kurang dari kapasitas geser:

4
𝑉𝑛 = (2 + ) √𝑓 ′ 𝑐. 𝑏𝑜. 𝑑 ≤ 4√𝑓 ′ 𝑐. 𝑏𝑜. 𝑑
𝛽𝑐

Dengan:
𝐿𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
𝛽𝑐 = 𝐵𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 = ∞ (karena pondasi menerus)

𝑏𝑜 = 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 = 2 × 1000 = 2000 𝑚𝑚

Maka, kapasitas yang menentukan adalah:

4 35
Ø𝑉𝑛 = Ø (2 + ) √𝑓 ′ 𝑐. 𝑏𝑜. 𝑑 = 0,85(2)√30(2000) × (3300 − 80 − )
𝛽𝑐 2

= 59.638.771 𝑁 > 𝑉𝑢 = 1.581.504,5 𝑁 (𝑂𝐾)


Penulangan Lentur

Qu

380 320 400

Mu = ½ . Qu . L2

= ½ . 38138,46. 42

= 305107,68 kgm

Direncanakan memakai tulangan D35 dengan selimut beton 80 mm, maka


tinggi efektif:

d = 2500 – 80 – ½ x 35

= 2402,5 mm

1,4 1,4
ρ min    0,004375
fy 320

0,85 . 𝑓′𝑐 600 0,85 . 30 600


𝜌𝑏 = 𝛽1 ( )= 0,85 ( ) = 0,044
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦 320 600 + 320

ρmaks = 0,75 . ρb

= 0,75 . 0,044

= 0,033

𝑀𝑛 305107,8 × 10000
𝑅𝑛 = 2
= = 0,6607
ф. 𝑏. 𝑑 0,8. 1000. 2402,52

𝑓𝑦 320
𝑚= = = 12,549
0,85 . 𝑓′𝑐 0,85 . 30
1 2 𝑚 𝑅𝑛 1 2 .12,549 . 0,6607
𝜌= (1 − √1 − )= (1 − √1 − ) = 0,0021
𝑚 𝑓𝑦 12,549 320

ρ < ρmin sehingga dipakai ρmin

As = ρ.b.d

= 0,004 x 1000 x 2402,5

= 9610 mm2

Tulangan bagi:

As’ = 20 % x 9676

= 1935,2 mm2

Pemakaian tulangan:

Tulangan utama : D35 – 100 As = 9621 mm2

Tulangan bagi : D35 – 300 As = 3207 mm2

Sketsa Penulangan:

 
388
250

8 8
1100
3.2 Desain Pilar

Abutment direncanakan menggunakan material beton bertulang, dengan


dimensi sebagai berikut:

50

120
100 100

120
100
1400
100
150

240 240
120
3.2.1 Pembebanan

35 35
65 50 65
180
25
95
120
100
1200
200
100
150

240 120 240


A. Beban Jembatan

1. Reaksi gelagar induk:

RA = RB = 51589,5 kg

Berat perletakan ≈100 kg

Karena terdapat 6 gelagar induk, maka

R = 6 x (51589,5 + 100) = 310.137 kg

2. Beban Rem

Beban rem dihitung dari beban garis dan beban terbagi rata (PPPJJR ’87))

P’ = (P × α ×s)/2,75

= (12 × 1 × 1,7 )/2,75 = 7,418 t = 7418 kg

q’ = 1360 kg/m

Beban rem bekerja pada titik setinggi 1,8 meter dari lantai kendaraan.

H = 5 % beban D x 6

= 5 % (P’ + q’L) x 6

= 5 % (7418 + 1360 x 20) x 6 = 10385,4 kg

3. Beban Akibat Gesekan pada Tumpuan

Beban akibat gaya gesek pada tumpuan hanya memperhatikan beban mati saja.

Tumpuan gesekan antara baja dengan baja/besi tuang, k = 0,25

H = k x beban mati

= 0,25 x 1761,27 x 6

= 2641,905 kg

Sehingga R total = 310.137 kg (tiap bentang jembatan)

H total = 10385,4 + 2641,905 x 2 = 15669,21 kg


B. Berat Sendiri Abutment

Berat sendiri abutment arah vertikal dihitung dengan memasukkan volume


beton dan massa jenis beton sebesar γ = 2400 kg/m3.

C. Berat Tanah Asli dan Air

Berat tanah asli arah vertikal dihitung dengan memasukkan berat isi tanah
jenuh sebesar γsat = 1900 kg/m3 dan berati isi air sebesar γw =1000 kg/m3.

D. Tekanan Tanah dan Air Lateral

Tekanan tanah yang terjadi dihitung menggunakan tekanan tanah efektif.

γ' = γsat - γw =1900 – 1000 = 900 kg/m3

Sudut geser tanah  = 330

1 − sin 1 − sin330
Ka = = = 0,5
1 + sin 1 + sin330

1 1
Kp = = =2
Ka 0,5

Tanah di kiri dan kanan pilar masing-masing diasumsikan sebagai tekanan


tanah aktif dan tekanan tanah pasif. Tekanan air bekerja ke segala arah
sehingga tidak ada koefisien tekanan lateral.

1. Tekanan tanah lateral di kiri pilar

Kondisi Aktif

𝑏1 = 𝐾𝑎. 𝐻 = 0,5 × 2,5 = 1,25 𝑚

2. Tekanan tanah lateral di kanan pilar

Kondisi Pasif

𝑏2 = 𝐾𝑝 × 𝐻 = 2 × 2,5 = 5 𝑚

3. Tekanan air lateral

𝑏𝑎 = 𝐻 = 4,5
3.2.2 Stabilitas

Tabel 3.5 Gaya-Gaya Penahan dan Penyebab Guling pada Pilar

Faktor Pias Gaya Gaya Panjang


Gaya B H Gamma Momen
Bentuk (lebar) Vertikal Horizontal Lengan
Gaya-gaya penahan guling
W1 0.5 0.95 1 10 2400 11400 3 34200
W2 2.5 1.2 1 10 2400 72000 3 216000
W3 0.65 1 0.5 10 2400 7800 3.817 29772.6
W4 0.65 1 0.5 10 2400 7800 2.183 17027.4
W5 1.2 14 1 10 2400 403200 3 1209600
W6 2.4 1 0.5 10 2400 28800 4.4 126720
W7 2.4 1 0.5 10 2400 28800 1.6 46080
W8 6 1.5 1 10 2400 216000 3 648000
W9 0.7 2.5 1 10 2400 42000 3 126000
T1 2.4 1 0.5 10 1800 21600 5.2 112320
T2 2.4 1 0.5 10 1800 21600 0.8 17280
Wa1 2.4 2 1 10 1000 48000 4.8 230400
Wa2 2.4 2 1 10 1000 48000 1.2 57600
P2 5 2.5 0.5 10 900 56250 0.833 46856.25
Pa2 4.5 4.5 0.5 10 1000 101250 1.5 151875
R1 51589.5 3.75 193460.63
R2 51589.5 2.25 116076.38
Total 1060179 157500 3379268.3
Gaya-gaya penyebab guling
H 15669.21 21.7 340021.86
P1 1.25 2.5 0.5 10 900 14062.5 0.833 11714.063
Pa1 4.5 4.5 0.5 10 1000 101250 1.5 151875
Total 130981.71 503610.92

Gaya-gaya penahan guling: Gaya-gaya penyebab guling:

ΣVT = 1.060.179 kg ΣHG = 130.981,71 kg

ΣHT = 157.500 kg ΣMG = 503.610,92 kgm

ΣMT = 3.379.268,3 kgm

A. Stabilitas terhadap Guling

Safety Factor (SF) = 1,5

𝑀𝑇 3.379.268,3
𝑆𝐹 = = = 6,71 > 1,5 (𝑂𝐾)
𝑀𝐺 503.615,61

B. Stabilitas terhadap Geser

Koefisien geser (𝑓) = 𝑡𝑎𝑛 Ø = tan(33) = 0,65

Kohesi tanah (c) dianggap nol


Safety Factor (SF) = 1,5

f∑VT + c. A 0,65 × 1.060.179 + 0


SF = = = 25,986 > 1,5 (OK)
∑H 157.500 − 130.981,71

C. Stabilitas terhadap Daya Dukung Tanah


L ΣVT 6e
 Kasus 1 jika e <  σmax/min = (1 ± ) < σ ijin
6 A L

L 2ΣVT
 Kasus 2 jika e >  σmax/min = L < σ ijin
6 3 ( −e).A
2

di mana:
𝛴𝑀 𝐿 𝐿 6
e= | 𝛴𝑉 − 2| dengan 6 = =1
6

∑𝑀 = 3.379.268,3 − 503.610,92 = 2.875.657,38 kgm

2.875.657,38 6
𝑒= | − | = 0,287 > 1 → 𝐾𝑎𝑠𝑢𝑠 1
1.060.179 2
1
Daya dukung batas tanah (qu) = cNc + qNq + 2 γBNγ

diketahui :

’ = 900 kg/m3 Nc = 48,75


 = 33o Nq = 33
c = 0 N = 31,18
w = 1000 kg/m3 D = 2,5 m
SF = 2,5
1
qu = cNc + (γ′ 𝐷)Nq + γ′BNγ
2

1
qu = (0 × 48,75) + (900 × 2,5) 33 + (2 × 900 × 6 × 31,18)

= 158436 kg/m²

1.655.570 6×0,184
σ= (1 ± ) = 32.673,93 kg/m2 < 158.436 kg/m2 (OK)
6×11 6
3.2.3 Penulangan Pilar

Data:

Material yang digunakan:

Beton : f’c = 30 MPa

Baja : fy = 320 MPa (ulir)

A. Rencana Penulangan Section 1 (Kepala Pilar)

70

25
95
50

Pembebanan:

Berat Pelat transisi:

W1 = 2400 x 0,25 x 0,7 x 1 = 420 kg

Berat sendiri:

W2 = 2400 x 0,5 x 0,95 x 1 = 1140 kg

Beban hidup:

q' = 1360 x 1 / 1,7 = 800 kg/m’

Gaya aksial, geser dan momen ultimit:

Pu = 1,3(420 + 1140) + 1,8(800 × 0,7) = 3036 𝑘𝑔

Vu ≈0

Mu ≈0

Data Perencanaan

b = 1000 mm

h = 700 mm
d’ = 80 mm

d = 700 - 80 = 620 mm

Penulangan Lentur

Digunakan tulangan D22-100

As = 3801 mm2

Cek kelangsingan:

k = 2 (Kondisi tumpuan jepit bebas)

r = 0.3 x h = 0.3 x 700 = 210 mm

Lu = 950 mm

kLu 2 × 950
= = 9,05
r 210

9,05<22  kolom pendek, tanpa perlu mempertimbangkan perbesaran momen.

Pemeriksaan eksentrisitas:

𝑀𝑢 0
𝑒= = =0
𝑃𝑢 3036

Digunakan rumus kekuatan tekan tereduksi untuk mengantisipasi adanya


eksentrisitas yang terduga akibat faktor-faktor lain.

𝑃𝑛 = 0,8[0,85𝑓 ′ 𝑐(𝐴𝑔 − 𝐴𝑠𝑡) + 𝐴𝑠𝑡. 𝑓𝑦]

𝑃𝑛 = 0,8[0,85(30)(1000 × 700 − 3801) + 3801 × 320]

𝑃𝑛 = 18.969.394 𝑁

ØPn = 0,65 x 18.969.394 = 12.330.106 N = 1.233.010,6 kg > Pu (OK)

Penulangan Geser

Vu = 0 kg (Gaya geser)

Digunakan tulangan geser praktis Ø8-200 mm

Sketsa penulangan:
50
8




95
30

B. Rencana Penulangan Section 2 (Konsol Pilar)

Section 1 didesain sebagai balok konsol.

65 120 65

50
300
100 120

Pembebanan:

Analisis dilakukan per pias 1 meter lebar jembatan.

Berat sendiri:

W2 = 2400 x 0,65 x 1,2 x 1 = 1872 kg

W4 = 2400 x 0,65 x 1 x 1 /2= 780 kg

Beban vertikal dari reaksi gelagar (terfaktor):

R = 51589,5 kg
Beban rem dari gelagar, setinggi 1,8 meter dari lantai kendaraan (terfaktor):

H = 5 % (7418 + 1360 x 20) x 1,8 = 3.115,62 kg

Gaya geser ultimit (terfaktor):

Vu = (1872 + 780) x 1,3 + 51589,5 = 55037,1 kg

Momen ultimit:

Mu = 1,3(1872 × 0,65/2 + 780 × 0,65/3) + 51589,5 × 0,15 +


3115,62 × 4,2 = 21.834,649 kgm = 218.346,490 Nmm

Cek Tahanan Geser Beton

Direncanakan:

d' = 100 mm

d = 2200 – 100 = 2100 mm

𝑉𝑢 55037,1
𝑉𝑛 ≥ = = 91728,5 𝑘𝑔 = 917.285 𝑁
Ø 0,6

𝑉𝑛 = 0,2. 𝑓 ′ 𝑐. 𝑏𝑤. 𝑑 = 0,2(30)(1000)(2100) = 12.600.000𝑁 (𝑂𝐾)

𝑉𝑛 = 5,5. 𝑏𝑤. 𝑑 = 5,5(1000)(2100) = 11.550.000 𝑁 (𝑂𝐾)

Menentukan tulangan geser friksi:

Hubungan konsol dengan kolom monolit, maka μ=1,4

𝑉𝑛 917.285
𝐴𝑣𝑓 = = = 2047,511 𝑚𝑚2
𝑓𝑦. 𝜇 320 × 1,4

Hubungan konsol dengan kolom nonmonolitik, maka μ=1

𝑉𝑛 917.285
𝐴𝑣𝑓 = = = 2866,516 𝑚𝑚2
𝑓𝑦. 𝜇 320 × 1

Dipakai nilai yang besar yaitu 𝐴𝑣𝑓 = 2866,516 𝑚𝑚2

Menentukan luas tulangan lentur:

Gaya horizontal Nuc berdasarkan nilai terbesar Hu dan nilai Nuc minimum:

Nuc = 0,2Vu = 0,2(55037,1 ) = 11.007,42 kg = 110.074,2 N


Mu + Nuc(h − d) 218.346,490 + 110.074,2(100)
Af = = = 30,235 mm2
Ø. fy. 0,85d 0,65(320)(0,85)(2100)

Nuc 110.074,2
An = = = 529,203 mm2
Ø. fy 0,65 × 320

Menentukan tulangan pokok As:

2 2
As = ( Avf + An) = (2866,516 ) + 529,203 = 2440,214 mm2
3 3

As = Af + An = 30,235 + 529,203 = 559,438 mm2

0,04f ′ c 0,04(30)
As minimum = b. d = × (1000)(2100) = 7875 mm2
fy 320

Sehingga As perlu = 7875 mm2

1 1
Ah = (As − An) = (7875 − 529,203) = 3672,90 mm2
2 2

Maka dipakai diameter tulangan:

Tulangan utama (tulangan atas) dipakai D35-100, As = 9621 mm2

Tulangan sengkang (horizontal) dipakai D29-300, As = 4403 mm2

Sketsa Penulangan

250

10

120


140
100
15
0
B. Rencana Penulangan Section 2 (Badan Pilar)

250
35 35
65 50 65

180
25
95
120
100
1200
200

120
Faktor Pias Gaya Gaya Panjang
Gaya B H Gamma Momen
Bentuk (lebar) Vertikal Horizontal Lengan

Gaya-gaya penahan guling


W1 0.5 0.95 1 1 2400 1140 0 0
W2 2.5 1.2 1 1 2400 7200 0 0
W3 0.65 1 0.5 1 2400 780 0.8167 637.026
W4 0.65 1 0.5 1 2400 780 -0.8167 -637.026
W5 1.2 14 1 1 2400 40320 0 0
W9 0.7 2.5 1 1 2400 4200 0 0
R1 51589.5 0.75 38692.125
R2 51589.5 -0.75 -38692.125
Total 157599 0 0
Gaya-gaya penyebab guling
H 15669.21 19.2 300848.832
Pa1 2 2 0.5 1 1000 2000 0.6667 1333.4
Total 17669.21 302182.232

Beban maksimum yang bekerja per pias 1 meter.

Pu = 157.599 kg = 1.575.990 N

Mu = 52.057,976 kgm = 52.057.976,0 Nmm

b = 1000 mm

h = 1200 mm

d’ = 80 mm

d = 1200 - 80 = 1120 mm

Digunakan tulangan D22-100

As = 3801 mm2

Cek kelangsingan:

k = 2 (Kondisi tumpuan jepit bebas)

r = 0.3 x h = 0.3 x 1200 = 360 mm

Lu = 15000 mm

kLu 2 × 15000
= = 83,3
r 360

83,3<22  kolom langsing, sehingga perlu mempertimbangkan perbesaran


momen akibat goyangan.
Pembesaran Momen

𝐸 = 4700√𝑓 ′ 𝑐 = 4700√30 = 25742 𝑀𝑃𝑎

1
𝐼𝑘 = 1000. 12003 = 1,44 × 1011 𝑚𝑚4
12

𝜋 2 × 𝐸𝐼𝑘 𝜋 2 × 25472 × 1,44 × 1011


𝑃𝑐 = = = 40.223.770 𝑁
(𝑘𝐿𝑢)2 (2 × 15000)2

1
𝛿𝑠 =
𝑃𝑢
1−
0,65 × 𝑃𝑐

1
𝛿𝑠 =
170.848,4
1−
0,65 × 40.223.770

𝛿𝑠 = 1,006 > 1

𝑀𝑐 = 𝑀1𝑛𝑠 + 𝛿𝑠 × 𝑀𝑢

𝑀𝑐 = 0 + 1,006 × 51.474,8

𝑀𝑐 = 51.783,649 kgm = 517.836.488 𝑁𝑚𝑚

Pemeriksaan eksentrisitas:

𝑀𝑢 3.021.822.300
𝑒= = = 1,917 𝑚
𝑃𝑢 1.575.990

𝑒𝑚𝑖𝑛 = 0.1 𝑥 ℎ = 0.1 𝑥 1,2 = 0,12 𝑚

e > emin struktur dengan beban eksentris

Letak garis netral pada keadaan seimbang atau balance:

600 600
𝑐𝑏 = .𝑑 = . 1120 = 730,434 𝑚𝑚
600 + 𝑓𝑦 600 + 320

d’’ = d – cb = 1120 – 730,434 = 389,565 mm

𝑃𝑛𝑏 = 0.85 . 𝑓 ′ 𝑐. 𝑏 . 𝑎 + 𝐴𝑠 ′ . 𝑓𝑦 − 𝐴𝑠 . 𝑓𝑦

= 0.85(30)(1000)(0.85)(730,434) + 3801(320) − 3801(320)

= 15.832.174 𝑁
𝑃𝑢𝑏 = ∅ . 𝑃𝑛𝑏 = 0.65 𝑥 15.832.174

= 10.290.913 𝑁
𝑎
𝑀𝑛𝑏 = 0.85 . 𝑓 ′ 𝑐. 𝑏. 𝑎 (𝑑 − 𝑑 ′′ − ) + 𝐴𝑠 ′ . 𝑓𝑦. (𝑑 − 𝑑 ′ − 𝑑 ′′ ) + 𝐴𝑠. 𝑓𝑦. 𝑑′′
2

𝑀𝑛𝑏 = 0.85(30)(1000)(0.85)(730,435) (1120 − 389,565

0,85 × 730,435
− ) + 3801(320)(1120 − 80 − 389,565)
2
+ 3801(320)(389,565)

𝑀𝑛𝑏 = 3,09 × 109 𝑁𝑚𝑚

𝑀𝑛𝑏 3,09 × 109


𝑒𝑏 = = = 300,265 𝑚𝑚
𝑃𝑛𝑏 10.290.913

Pu = 1.575.990 N
 Pu < Pub
Pub = 10.290.913 N

e = 1917 mm
 e > eb
eb = 300,365 mm

Karena Pu < Pub dan e > eb maka penampang mengalami keruntuhan tarik

Analisa kapasitas penampang yang mengalami keruntuhan tarik:

𝑓𝑦 320
𝑚= = = 12,54
0.85 𝑥 𝑓 ′ 𝑐 0.85 𝑥 30

𝑚′ = 𝑚 − 1 = 12,549 − 1 = 11,549

𝐴𝑠 3801
𝜌= = = 0.0034
𝑏. 𝑑 1000 × 1120

𝐴𝑠 3801
𝜌′ = = = 0.0034
𝑏. 𝑑 1000 × 1120

𝑒 ′ = 𝑒 + 𝑑′′ = 1917 + 389,565 = 2306,565 mm


Kapasitas penampang

𝑒′
𝑃𝑛 = 0.85 . 𝑓 ′ 𝑐. 𝑏. 𝑑 [𝜌′ 𝑚′ − 𝜌𝑚 + 1 −
𝑑

2 0.5
𝑒′ 𝑒′ 𝑑′
+ {(1 − ) + 2 [ (𝜌𝑚 − 𝜌′ 𝑚′ ) + 𝜌′ 𝑚′ (1 − )]} ]
2 𝑑 𝑑

𝑃𝑛 = 0.85(30)(1000)( 1120) ×

2306,565
0.0034𝑥12,549 − 0.0034𝑥11,549 + 1 − +
1120
2 0.5
2306,565 2306,565 80
{(1 − ) + 2[ (0.0034𝑥12,549 − 0.0034𝑥11,549) + 0.0034𝑥11,549 (1 − )]}
[ 2 1120 1120 ]

𝑃𝑛 = 31,68 𝑥 109 𝑁

𝑃𝑢 = ∅ . 𝑃𝑛 = 0.65 𝑥 31,68 𝑥 109 = 2,059 𝑥 1010 𝑁

Pu (1.575.990 N) < ∅. Pn (2,059 𝑥 1010 )… OK!

Perhitungan tulangan geser

Vu = 157.599 kg (Gaya geser)

Nu = 11.007,42 kg (Gaya Aksial)

𝑉𝑢 157.599
𝑉𝑛 = = = 210132 𝑘𝑔
ɸ 0.75

Untuk kombinasi geser dan aksial tekan:

𝑁𝑢 √𝑓′𝑐
𝑉𝑐 = 𝑏 𝑥 𝑑 [1 + ][ ]
14 𝐴𝑔 6

11.007,42 √30
𝑉𝑐 = 1000 𝑥 1120 [1 + ][ ]
14 𝑥 1200 𝑥 1000 6
𝑉𝑐 = 1023085 𝑘𝑔

Ø 𝑉𝑐 = 0.75 𝑥 1023085 = 767313,99 𝑘𝑔

Vu = 157.599 kg < Ø Vc = 767313,99 kg  Tidak Perlu Tulangan Geser


Tulangan geser tidak diperlukan, digunakan tulangan Ø8-200 mm

Sketsa Penulangan

120
8

25
 
100
120

100 102 100


30
D. Rencana Penulangan Section 4 (Kaki/Poer Abutment)

Perhitungan titik tangkap gaya vertikal terhadap titik O

Faktor Pias Gaya Gaya Panjang


Gaya B H Gamma Momen
Bentuk (lebar) Vertikal Horizontal Lengan
Gaya-gaya penahan guling
W1 0.5 0.95 1 1 2400 1140 3 3420
W2 2.5 1.2 1 1 2400 7200 3 21600
W3 0.65 1 0.5 1 2400 780 3.817 2977.26
W4 0.65 1 0.5 1 2400 780 2.183 1702.74
W5 1.2 14 1 1 2400 40320 3 120960
W6 2.4 1 0.5 1 2400 2880 4.4 12672
W7 2.4 1 0.5 1 2400 2880 1.6 4608
W8 6 1.5 1 1 2400 21600 3 64800
W9 0.7 2.5 1 1 2400 4200 3 12600
T1 2.4 1 0.5 1 1800 2160 5.2 11232
T2 2.4 1 0.5 1 1800 2160 0.8 1728
Wa1 2.4 2 1 1 1000 4800 4.8 23040
Wa2 2.4 2 1 1 1000 4800 1.2 5760
P2 5 2.5 0.5 1 900 5625 0.833 4685.625
Pa2 4.5 4.5 0.5 1 1000 10125 1.5 15187.5
R1 51589.5 3.75 193460.63
R2 51589.5 2.25 116076.38
Total 198879 15750 616510.13
Gaya-gaya penyebab guling
H 15669.21 21.7 340021.86
P1 1.25 2.5 0.5 1 900 1406.25 0.833 1171.4063
Pa1 4.5 4.5 0.5 1 1000 10125 1.5 15187.5
Total 27200.46 356380.76

s = (616510,13-356380,76)/198879 = 1,308 m

e =½B–s

= ½ x 6 – 1,308 = 1,692 m

Tegangan yang terjadi didasar abutment:


𝑃 198879
= = 33146,5 kg/m2
𝐴 1(6)

𝑀 (𝑃.𝑒) 198879 (1,692)


= = 1 = 56083,878 kg/m2
𝑤 𝑤 (1)(62 )
6

P M
 max/ min  
A w

σmax = 89230,378 kg/m2

σmin = -22937,378 kg/m2


Cek terhadap geser pons dua arah

100

d
150

d'
240 120 240

d/2 120 d/2

𝑃𝑢
𝑉𝑢 = × [𝐴𝑎𝑟𝑠𝑖𝑟 ]
𝐴
2121284𝑁 35
= × (6000 − 1200 − (2500 − 80 − ))(1000)
6000 × 1000 2

= 794753,631 𝑁

Harus kurang dari kapasitas geser:

4
𝑉𝑛 = (2 + ) √𝑓 ′ 𝑐. 𝑏𝑜. 𝑑 ≤ 4√𝑓 ′ 𝑐. 𝑏𝑜. 𝑑
𝛽𝑐

Dengan:
𝐿𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
𝛽𝑐 = 𝐵𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 = ∞ (karena pondasi menerus)

𝑏𝑜 = 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 = 2 × 1000 = 2000 𝑚𝑚

Maka, kapasitas yang menentukan adalah:

4 35
Ø𝑉𝑛 = Ø (2 + ) √𝑓 ′ 𝑐. 𝑏𝑜. 𝑑 = 0,85(2)√30(2000) × (2500 − 80 − )
𝛽𝑐 2

= 44.740.717 𝑁 > 𝑉𝑢 = 794753,631 𝑁 (𝑂𝐾)


Penulangan Lentur

100
150

Qu
240 120 240

Mu = ½ . Qu . L2

= ½ . 36831,25. 2,42

= 106074 kgm

Direncanakan memakai tulangan D35 dengan selimut beton 80 mm, maka


tinggi efektif:

d = 1500 – 80 – ½ x 35 = 1402,5 mm

1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0044
𝑓𝑦 320

0,85 . 𝑓′𝑐 600 0,85 . 30 600


𝜌𝑏 = 𝛽1 ( )= 0,85 ( ) = 0,044
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦 320 600 + 320

ρmaks = 0,75 . ρb

= 0,75 . 0,044

= 0,033

𝑀𝑛 106074 × 10000
𝑅𝑛 = = = 0,674
ф. 𝑏. 𝑑2 0,8. 1000. 1402,52

𝑓𝑦 320
𝑚= = = 12,549
0,85 . 𝑓′𝑐 0,85 . 30

1 2 𝑚 𝑅𝑛 1 2 .12,549 . 0,674
𝜌= (1 − √1 − )= (1 − √1 − ) = 0,0021
𝑚 𝑓𝑦 12,549 320
ρ < ρmin sehingga dipakai ρmin

As = ρ.b.d = 0,0044 x 1000 x 1402,5 = 6135,938 mm2

Tulangan bagi:

As’ = 20 % x 6135,939 = 1227,188 mm2

Pemakaian tulangan:

Tulangan utama : D35 – 150 As = 6414 mm2

Tulangan bagi : D35 – 300 As = 3200 mm2

Sketsa Penulangan




260
150
8

240 120 240


3.3 Desain Pondasi

Perhitungan perencanaan pondasi Bor pile untuk kepala jembatan

Diketahui data-data sondir sebagai berikut :

o Kedalaman tanah keras: 4.2 m

o Tahanan konus = 200 kg/cm2

o JHP (Total Friction) = 211,074 kg/cm


Direncanakan :

 Bor pile Ǿ 50 cm, terbuat dari beton (γ = 2,4 t/m3)

 Beban Total = 3944107 kg = 3944,107 ton


 Mencari daya dukung yang diijinkan untuk Bor pile
𝐴 .𝑞𝑐 𝑘𝑙𝑙 𝑂.𝐽𝐻𝑃
Qall = +
3 5

3,14 .252 .200 (2 .3,14 .25 )211,074


= +
3 5

= 137461,057 kg = 137,461057 ton

 Volume tiang = La x t = 3,14 . 0,252. 4.8 = 0,82425 m3

 Berat tiang = Volume tiang x γb

= 0,82425 x 2,4 ton/m3 = 1,9782 ton

 Qall’ = Qall – Berat tiang ( daya dukung izin 1 tiang )

= 137,4610 – 1,9782 = 135,483 ton = 135483 kg

 Mencari Faktor Efisiensi Tiang

Jumlah tiang yang dibutuhkan :


𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 3944,107 ton
n= = = 29,11 tiang ( minimum )
𝑄𝑎𝑙𝑙 135,483

Jarak antar tiang (s) = 2,5 D – 3,5 D

= 2,5 (50) – 3,5 (50) = 125 cm – 300 cm ~ diambil 140 cm

Jarak tiang ke tepi s > 1,25 D

s > 1,25 (50)

s > 62,5 cm ~ diambil 130 cm

Digunakan, m = 7 ; n =7

 Menghitung efisiensi tiang kelompok

𝐷 50
Ǿ = Arc. tg = Arc. tg = 19,654
𝑠 130
(𝑛−1)𝑚+(𝑚−1)𝑛
𝐸𝑔 = 1 − Ǿ [ ] (Converse-Labarre)
90 𝑚 .𝑛

(7−1)7+(7−1)7
= 1 − 19,654 [ ]
90 7 .7

= 0,6256
 Menghitung daya dukung ultimit tiang grup

Qug = Qall’ . n . Eg

= 135,483 . 49 . 0,6256

= 4153,4208 ton > 3944,107 ton (OK)


∑𝑉 𝑀𝑦 .𝑥𝑖 𝑀𝑥 .𝑦𝑖
Pmaks = ±𝑛∑ ±𝑛∑
𝑛 𝑋𝑖 2 𝑦𝑖 2

∑V = 3944107 kg

∑Mx = 25763532 kg.m

∑xi2 = 384,16 m2
3944107 25763532.4,2
Pmaks = ±
49 49.384,16

= 86240,3728 kg < Q izin = 135482,9 kg (OK)


130
140
140
140
1100

140
140
140
130

130 140 140 140 140 140 140 130

1100
Penulangan Bor pile Beton

Digunakan 8 –D22 (As = 30,41 cm2)

Luas tiang bor (Ag) = 1963,495 cm2

Ø.Pn = 0,85.0,7.(0,85.f’c.(Ag – As) + As.fy) => spiral

= 0,85 x 0,7 x (0,85 x 300 x (1963,495 – 30,41) + 30,41 x 2400)

= 336722,8 kg = 336,7228 ton


Ø𝑃𝑛 336722,8
= = 224481,9 kg > 86240,37 kg (OK)
1,5 1,5

Tulangan 8 – D22 dapat digunakan.

Penulangan Geser (Sengkang Spiral)

Nu = 3944107 kg

Ag = 1962,5 cm2

Hu = 629027,3 kg

Vu = Hu/2 = 629027,3/49 = 12837,29 kg

Untuk komponen struktur yang dikenai tahan aksial

𝑁𝑢 √𝑓′𝑐
Vc = (1 + 14 𝑥 𝐴𝑔) 𝑥 𝑏𝑤 𝑥 𝑑
6

39444107 √300
= (1 + 14 𝑥 1962,5) 𝑥 𝑥 50 𝑥 0,8 𝑥 50 = 834574,7 𝑘𝑔
6

𝑉𝑢 834574,7
Vn = = = 17116,39 kg
∅ 0,75

∅𝑉𝑐 = 0,75 x 834574,7 𝑘𝑔

= 625931 kg > Vn (17116,39 kg)  tidak perlu tulangan geser

Dipasang tulangan geser (sengkang spiral) praktis φ8 – 200.


3.4 Desain Pondasi Pilar

Perhitungan perencanaan pondasi Bor pile untuk kepala jembatan

Diketahui data-data sondir sebagai berikut (sama dengan data tanah abutment) :

o Kedalaman tanah keras: 4.2 m

o Tahanan konus = 200 kg/cm2

o JHP (Total Friction) = 211,074 kg/cm

Direncanakan :

 Bor pile Ǿ 50 cm, terbuat dari beton (ᵧ = 2,4 t/m3)

 Beban Total = 3944107 kg = 3944,107 ton

 Mencari daya dukung yang diijinkan untuk Bor pile


𝐴 .𝑞𝑐 𝑘𝑙𝑙 𝑂.𝐽𝐻𝑃
Qall = +
3 5

3,14 .252 .200 (2 .3,14 .25 )211,074


= +
3 5

= 137461,057 kg = 137,461057 ton

 Volume tiang = La x t = 3,14 . 0,252. 4.8 = 0,82425 m3

 Berat tiang = Volume tiang x ᵧb

= 0,82425 x 2,4 ton/m3 = 1,9782 ton

 Qall’ = Qall – Berat tiang ( daya dukung izin 1 tiang )

= 137,4610 – 1,9782 = 135,483 ton = 135483 kg

 Mencari Faktor Efisiensi Tiang

Jumlah tiang yang dibutuhkan :


𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 1655,57 ton
n= = = 12,22 tiang ( minimum )
𝑄𝑎𝑙𝑙′ 135,483

Jarak antar tiang (s) = 2,5 D – 3,5 D

= 2,5 (50) – 3,5 (50) = 125 cm – 300 cm ~ diambil 150 cm


Jarak tiang ke tepi s > 1,25 D

s > 1,25 (50)

s > 62,5 cm ~ diambil 200 cm

Digunakan, m = 5 ; n =4

 Menghitung efisiensi tiang kelompok

𝐷 50
Ǿ = Arc. tg = Arc. tg = 18,435
𝑠 200
(𝑛−1)𝑚+(𝑚−1)𝑛
𝐸𝑔 = 1 − Ǿ [ ] (Converse-Labarre)
90 𝑚 .𝑛

(4−1)5+(5−1)4
= 1 − 19,654 [ ]
90 5 .4

= 0,6825

 Menghitung daya dukung ultimit tiang grup

Qug = Qall’ . n . Eg

= 135,483 . 20 . 0,6825

= 1849,366 ton > 1655,57 ton (oke)


∑𝑉 𝑀𝑦 .𝑥𝑖 𝑀𝑥 .𝑦𝑖
Pmaks = ±𝑛∑ ±𝑛∑
𝑛 𝑋𝑖 2 𝑦𝑖 2

∑V = 1655570 kg

∑Mx = 5165461,2 kg.m

∑xi2 = 22,5 m2
1655570 5165461,2
Pmaks = ±
20 20.22,5

= 130989,471 kg < Q izin = 135482,9 kg (OK)


200
150
150
1000
150
150
200

75 150 150 150 75


600

Penulangan Bor pile Beton

Digunakan 8 –D22 (As = 30,41 cm2)

Luas tiang bor (Ag) = 1963,495 cm2

Ø.Pn = 0,85.0,7.(0,85.f’c.(Ag – As) + As.fy) => spiral

= 0,85 x 0,7 x (0,85 x 300 x (1963,495 – 30,41) + 30,41 x 2400)

= 336722,8 kg = 336,7228 ton


Ø𝑃𝑛 336722,8
= = 224481,9 kg > 130989,5 kg (Aman)
1,5 1,5

Tulangan 8 – D22 dapat digunakan.


Penulangan Geser (Sengkang Spiral)

Nu = 3944107 kg

Ag = 1962,5 cm2

Hu = 629027,3 kg

Vu = Hu/20 = 629027,3/20 = 12837,29 kg

Untuk komponen struktur yang dikenai tahan aksial

𝑁𝑢 √𝑓′𝑐 3944107 √300


Vc =(1 + 14 𝑥 𝐴𝑔) 𝑥 𝑏𝑤 𝑥 𝑑 = (1 + 14 𝑥 1962,5) 𝑥 50𝑥 0,8 𝑥 50
6 6

= 353669,3 𝑘𝑔
𝑉𝑢 7875
Vn = = = 10500 kg
∅ 0,75

∅𝑉𝑐 = 0,75 x 353669,3 𝑘𝑔 = 265252 kg > Vn (10500 kg) tidak perlu


tulangan geser

Dipasang tulangan geser (sengkang spiral) praktis φ8 – 200.

Sketsa Penulangan Bore Pile





 

50

Anda mungkin juga menyukai