individu manusia yang karena berat badan, usia kehamilan dan faktor
2013).
per 1.000 kelahiran hidup, dan AKB di negara maju 5 per 1.000 kelahiran
hidup, Asia Tenggara 24 per 1.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 43 per 1.000
kelahiran hidup dan Asia Barat 21 per 1.000 kelahiran hidup.Penyebab utama
kematian bayi adalah bayi berat badan lahir rendah BBLR, asfiksia dan
dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 secara nasional angka BBLR sekitar 10,2%.
Angka ini lebih rendah dari hasil riset kesehatan dasar tahun 2010 yaitu
sebesar 11,1%. Sekitar 57% kematian bayi terjadi pada bayi umur dibawah 1
bulan dan utamanya disebabkan oleh gangguan perinatal dan bayi berat lahir
2
rendah. Menurut perkiraan, setiap tahunnya sekitar 400.000 bayi lahir dengan
Malaysia dan Singapura yang sudah mencapai dibawah 10 per 1.000 kelahiran
derajat kesehatan suatu negara dan bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan
Indonesia antara lain BBLR 29%, Sepsis dan Pneumonia 25 %, Asfiksia dan
kelahiran hidup yang status awal 32/1.000 kelahiran hidup (2012-2013) menjadi
BBLR di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2015 adalah 5,32%. Angka
ini lebih rendah dari prevalensi BBLR tingkat Nasional yang mencapai 8,8%.
Sleman 4,81 % dan Kabupaten Bantul 3,62 % (Dinkes DIY ,2016). Kota
2019 didapatkan bahwa pada tahun 2018 didapat 29 kasus BBLR dari 466
kelahiran hidup dan pada tahun 2019 didapat 19 kasus BBLR dari
(pendidikan ibu). Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir
rendah, ibu yang hamil di bawah umur 20 tahun dan di atas 35 tahun
yang mempunyai paritas lebih dari 4 berisiko 2-4 kali lebih besar
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus